Basic overview about Packer, a tool used to isolate between casing and production tubing in oil wells. Pengetahuan dasar mengenai packer, suatu alat yang berfungsi sebagai penyekat antara tubing dan selubung casing di sumur minyak.
Basic overview about Packer, a tool used to isolate between casing and production tubing in oil wells. Pengetahuan dasar mengenai packer, suatu alat yang berfungsi sebagai penyekat antara tubing dan selubung casing di sumur minyak.
This is an academic lecture for Diploma in Engineering 7th Semester Mining and Mine Survey Technology. The Course related to this presentation is Well completion and testing
Complete Casing Design with types of casing, casing properties, casing functions, design criteria and properties used for designing and one numerical problem
This is an academic lecture for Diploma in Engineering 7th Semester Mining and Mine Survey Technology. The Course related to this presentation is Well completion and testing
Complete Casing Design with types of casing, casing properties, casing functions, design criteria and properties used for designing and one numerical problem
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi - Unit Pembuangan...Joy Irman
Pelatihan Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (SPAL-S atau on-site) terdiri dari beberpa modaul, yaitu Modul (A) Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL-S atau on-site), (B) Cubluk Kembar, (C) Tangki Septik dengan Bidang Resapan), (D) Mandi-Cuci-Kakus atau MCK, (E) Biofilter, (F) Upflow Aerobic Filter, (G) Rotating Biological Contactactor atau RBC, (H) Anaerobic Bafle Reactor, (I) Sarana Pengangkut Tinja, dan (J) Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Masing-masing Modul tersebut terdiri lagi dari beberapa sub-modul yang menjelaskan mengenai aspek-aspek (1) Perencanaan Teknis, (2) Pelaksanaan Konstruksi, (3) Operasional, Pemeliharaan dan Rehabilitasi, (4) Kelembagaan, Administrasi dan Keuangan, (5) Pemantauan dan Evaluasi. Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...Joy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfnarayafiryal8
Industri batu bara telah menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara global. Proses ekstraksi batu bara, baik melalui penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah, menghasilkan debu dan gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pembakaran batu bara di pembangkit listrik dan industri menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan penyebab utama perubahan iklim global dan pemanasan global.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh industri batu bara juga memiliki dampak lokal yang signifikan. Di sekitar area penambangan, debu batu bara yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Paparan terus-menerus terhadap debu batu bara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta berkontribusi pada penyakit paru-paru yang lebih serius. Selain itu, hujan asam yang disebabkan oleh emisi sulfur dioksida dapat merusak tanaman, air tanah, dan ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan lingkungan di sekitar lokasi industri batu bara.
2. Well Completion ???
• Well Completion (Penyelesaian Sumur) adalah :
• suatu pekerjaan untuk mempersiapkan suatu sumur yang telah selesai
dibor menjadi sumur produksi dengan membuat media (merangkai
peralatan) yang akan menghubungkan antara reservoir (bawah
permukaan/subsurface) dengan permukaan (surface).
• Well Completion mencakup pekerjaan:
- Perforasi
- Perawatan sumur dan reservoir (stimulasi)
- Pemasangan production string
- Aktifasi sumur (menghidupkan sumur)
3. Hal-hal yang perlu dipikirkan pada proses
komplesi :
• Apakah dapat dipakai pada waktu yang lama ?
• Apakah mudah pemeliharaannya?
• Apakah mudah operasinya (ex. dengan wireline)?
• Apakah akan dilakukan workover nantinya?
• Apakah produksinya akan flowing pada mulanya, dan berapa besar
laju alir pada awal produksi?
• Apakah nantinya akan digunakan suatu teknik pengangkatan buatan
seperti pompa atau gas lift ?
4. Jenis / Pembagian Well
Completion
Formation completion
Tubing completion
Wellhead completion
5. Faktor-faktor yang mempengaruh
penentuan formation completion :
- Kondisi Reservoir
Meliputi tekanan dan temperatur yang
mempengaruhi fluida formasi yang masuk
kedalam lubang bor.
- Kekompakkan Batuan
Kekompakkan batuan sangat
mempengaruhi penentuan jenis komplesi
yang akan dipakai, yang sangat diperhatikan
adalah faktor sementasi pada batuan (m).
Semakin besar m maka formasi semakin
kompak dan yang tidak boleh dilupakan
adalah pertimbangan terhadap kemungkinan
terjadinya problem kepasiran.
I. Formation Completion
m
F
dan
Rt
FRw
Sw
1
Archi mengemukakan m dapat
ditentukan menggunakan
persamaan :
Sw : saturasi air formasi, fraksi
F : faktor resistivitas formasi
Rw : resistivitas air formasi,
ohm-meter
Rt : resistivitas btuan, ohm-
meter
Ǿ : Porositas batuan,fraksi
m : Faktor / derajat
Sementasi (umumnya berkisar
antara 1.3-2.2)
6. Cont’d...
- Productivity Index
Merupakan perbandingan antara laju produksi terhadap drawdown.
- Kestabilan Formasi
1.Sementasi Batuan
2.Kandungan Lempung (clay)
Sesuai dengan sifatnya yaitu apabila bertemu dengan air formasi maka
mineral lempung akan mudah terlepas dan akan bergerak mengikuti arah
aliran airnya dan mengembang (swelling).
3.Kekuatan Formasi
Merupakan kemampuan dari formasi untuk menahan butiran pasir.
7. Cont’d...
- Pengaruh Peralatan
metode produksi yang telah direncanakan dan juga peralatan-peralatan nya
akan berpengaruh juga terhadap formation completion (penyelesaian
formasi) yang akan dilakukan.
8. Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan tubing completion
:
Jumlah Lapisan produktif dan produktifitas formasi
• 1 lapisan : Single completion
• 2 atau lebih :
Commingle completion (apabila produktivitas formasi antar layer sama
dan tidak menyebabkan interflow)
Multiple completion apabila produktivitas formasi antar layer berbeda dan
diproduksikan 1 layer dengan 1 tubing
Pemilihan ukuran tubing dan jumlah tubing, ukuran choke
• Ukuran tubing dan jumlahnyaberkaitan dengan perhitungan pressure loss
sepanjang aliran dalam tubing. Agar fluida dari dasar sumur mencapai
permukaan, maka selisih tekanan aliran dasar sumur (Pwf) dengan
kehilangan tekanan dalam tubing harus lebih
• besar dari tubing head pressure (THP).
Pressure loss dalam tubing
• Kehilangan tekanan harus diusahakan sekecil mungkin agar didapatkan
laju produksi (q) yang optimum.
II. Tubing Completion
9. Cont’d
Sifat Fluida Produksi (production fluid)
• Perhatikan apakah fluida produksi mengandung bahan-bahan
penyebab korosi, scale dan parafin. Bila hasil analisa lab
menyatakan adanya kandungan tersebut, harus direncanakan
penanggulangannya.
Pemeliharaan Kemampuan Produksi Formasi
•Pengontrolan Produksi
•Analisis Data Produksi, Fluid sample (multiple completion)
10. Cont’d
Kemungkinan Terjadinya Water Coning dan Gas Coning
•Dengan meningkatnya water oil ratio (WOR) atau gas oil
ratio (GOR) pada fluida produksi dari zona produktif pada
tubing head pressure (THP) yang tetap menunjukkan
terjadinya coning pada zona tersebut.
Kemungkinan Penggunaan Artificial Lift
• Gas Lift
• Pumping
Kemungkinan operasi treatment dan work over
• Treatment karena Rendahnya Laju Produksi
• Workover Akibat Kerusakan Alat
11. III.Well Head Completion
Well Head Completion dipengaruhi antara lain oleh:
Kondisi tekanan Reservoir
Laju produksi sumur
Metode produksi yang digunakan
Jenis x-mastree yang akan digunakan
17. Well head
Tubing Hanger
Standart configuration
Emergency configuration
Casing hanger
Emergency peackoff
support bushing
Emergency slip and seal
assembly
Casing hanger
packoff bushing
Tubing head
Upper casing spool
Lower casing head
21. Fungsi packer:
• Penghalang aliran di sepanjang annulus
• Mempertahankan fluida reservoir dan
terisolasi dari casing
tekanan
• Untuk memisahkan zone-zone produksi
• Tempat penempatan killing fluid
• Membungkus lubang perforasi selama squeeze
cementing
• Tempat penambatan tubing
• Tempat pemasangan casing pump
• Mengisolasi casing/liner yang bocor
• Sebagai fasilitas well service operation
(stimulasi, squeeze).
27. Circulation device
• Peralatan yang digunakan untuk
mengontrol jalan masuk ke annulus
tubing-casing
• Ada dua tipe:
1. Sliding sleeve
2. Ported nipple
29. Circulation device (cont’d)
Side door choke
Menutup ports, tetapi
terdapat flowing ke tubing
Ported nipple
Separation tool
Menutup aliran ke tubing, tetapi
terdapat flowing dari/ke annulus
casing tubing
31. Seating nipple
Berfungsi untuk :
• Sebagai fasilitas test tekanan dari bottomhole assembly
dan tubing coupling, serta peletakan hydraulic packer.
• Sebagai landasan dan penyekat pompa
(pump seating nipple)
• Untuk mengisolasi tubing jika digunakan
sebagai “high draw-down perforation”
• Sebagai landasan wireline retrievable flow
control, seperti plug, tubingsafety valve,
bottom choke dan regulator
• Untuk menyumbat sumur jika tubing string
dicabut
35. Blast joint dan Flow coupling
Blast joint
Mengatasi masalah abrasi
tubing akibat benturan/jet action
dari fluida formasi, biasanya
dipasang di depan perforasi Flow coupling
Dipasang di atas selective atau
no-go landing nipple sebagai
tempat flow control device untuk
mengurangi turbulensi aliran
fluida produksi.
37. Polished nipple
• Merupakan nipple yang khusus dgn bagian
dalam yang diasah/polished.
• Internal diameter polished nipple identik dgn
selective landing nipple pada tubing string.
• Polished nipple biasanya dipasang di bawah
landing nipple dan pump joint, untuk
dgn
menyediakan bagian yang dipolished
maksud untuk memisahkannya.
• Type-V biasanya digunakan untuk kondisi
temperatur dan perbedaan
tinggi.
tekanan yang
38. Telescopic swivel joint
• Dipasang pada dual string
completion.
• Joint
jarak
sumur
ini akan memberikan
antara packer pada
untuk
packer
berarah
meyakinkan bahwa
dipasang pada
cara yang benar.
tempat dan
39. Safety joint
• Penyambungan khusus yang dipasang
pada salah satu dual string completion pada
directional well.
digunakan untuk memasang dan
melepaskan packer dapat dimundurkan jika
packer mengalami stucked pada saat
pencabutan.
• Safety joint dipasang di bawah setiap
packer, bagian atas dari string yang
40.
41. Safety valve
• Bekerja secara otomatis menutup bila tekanan flowline >
atau < tekanan yang telah diset.
• Safety valve melindungi flowline bila tekanan wellhead
terlalu besar dan melindungi sumur jika tekanan flowline
terlalu kecil.
42. Tipe-tipe safety valve :
–The Safomatic
Melepaskan bola baja ke dalam flowstream.
Tekanan minyak mendorong dan menahan bola
pada suatu tempat, ter-reset `secara
manual.
–The Manumatic
Digerakan secara pneumatic, actuator dikontrol
dgn pilot yang kontinu memonitor tekanan
flowline. Gate terbuka scr otomatis jika tekanan
di floeline kembali normal.
43. Storm choke
Digunakan untuk tubing safety valve
Fungsi: menutup secara otomatis bila terjadi
aliran terlalu tinggi (wellhead atau pipe line di
permukaan meledak).