2. Sistem Plumbing
Plumbing adalah seni dan teknologi pemipaan dan peralatan untuk
menyediakan air bersih ke tempat yang dikehendaki, baik dalam hal
kualitas, kuantitas, dan kontinyuitas yang memenuhi syarat, dan
membuang air kotor dari tempat tertentu tanpa mencemari bagian
lainnya, untuk mencapai kondisi higienis dan kenyamanan yang
diinginkan.
3. Peralatan Plambing
Penyedia Air Bersih/Air Minum Pengolah Air Kotor
Penyedia Air Panas Pembuangan dan Ven
Peralatan SaniterPemadam Kebakaran
Penyaluran Air Hujan Berbagai Instalasi Lainnya
7. Sistem Tangki
Tangki/reservoir berfungsi sebagai tempat menyimpan air minum sementara
dan berada di bawah atau di atas tanah (ground reservoir).
Tangki air bisa diletakan di pada atap bangunan atau bangunan yang tertinggi,
dan pada menara air.
Sebaiknya tangki bawah untuk bangunan gedung tidak diletakan didalam tanah
(ditanam), tetapi diletakan diatas tanah dengan ketinggian sekitar 45 cm sarnpai
60 cm diatas tanah, agar tidak mudah terkotori, dan mudah untuk
pemeliharaan.
8. Ruang Lingkup Pekerjaan MEP
MEP dalam suatu gedung berfungsi untuk menunjang
kelancaran, kenyamanan, dan keselamatan penghuni
dalam melakukan aktivitas yang dilakukan.
M
P
E Pekerjaan Mekanikal Pekerjaan yang berhubungan dengan alat mesin besar
seperti Lift dan ekskalator/ Instalasi yang menggunakan mesin.
Pekerjaan elektrikal Instalasi yang berhubungan dengan pasokan listrik dan
komponen-komponen yang membutuhkan suplay listrik, seperti fire alarm
system, sistem tata suara, sistem telepon, sistem data, sistem cctv, dan sistem
MATV.
Pekerjaan Plambing adalah pekerjaan pemipaan yang terdapat pada bangunan
gedung seperti pipa untuk air bersih, air kotor, pipa ventilasi, dan air hujan.
9. Standar Plambing Indonesia?
SNI 8153:2015
Sistem Plambing pada Bangunan Gedung
International Association of Plumbing and Mechanical Officials (IAPMO)
Badan Standardisasi Nasional (BSN)
Kementrian PUPR
UU No.28 Tahun 2002 mengenai Bangunan Gedung
Peraturan Menteri PU No.29/PRT/M/2006
tentang persyaratan teknis bangunan
Peraturan Menteri PU No.26/PRT/M/2008
tentang proteksi kebakaran
Peraturan Menteri PU No.02/ORT/M/2015
tentang bangunan hijau
15. Sistem Penyediaan Air Bersih
Sistem Sambungan Langsung
Sistem Tangki Atap
Sistem Tangki Tekan
Sistem Tanpa Tangki
16.
17.
18.
19. Sumber Air
Air Hujan
Air Permukaan
Air Tanah
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang
“Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum”
Sistem Penyediaan Air Minum
Sistem Produksi
Sistem Distribusi
Penampungan Air (Reservoir)
Sistem Perpipaan
Sistem Sambungan Pelanggan
20. Menghitung Kebutuhan Air
Qh =
Qd
T
Qh : pemakaian air rata-rata (𝐦 𝟑/𝐣𝐚𝐦)
Qd : pemakaian air (𝐦 𝟑)
T : jangka waktu pemakaian
Qh maks = Qhm = 𝐂 𝟏 ∗ 𝐐𝐡 Qhm : pemakaian air jam puncak
𝐂 𝟏: 1,5 – 2,0
Qm maks = Qmm = 𝐂 𝟐 ∗
𝐐𝐡
𝟔𝟎
Qmm : pemakaian air menit puncak
𝐂 𝟐 : 3,0 – 4,0
21. Contoh Soal
Diketahui : Gedung kantor dengan luas 10.000 m2.
Kebutuhan air untuk kantor untuk kantor 100 liter/orang/hari
Hitung :
Jawab :
Diasumsikan keperluan utilitas 40% dari luas lantai, maka luas bangunan = 0,6 * 10.000 m2
=
6.000 m2
.
Bila setiap karyawan menempati ruang seluas 5 m2; maka kebutuhan air sehari
6000 m2
5 m2 ∗
100 liter = 120.000 liter = 120 m3
a. Kebutuhan air total (Qd)
b. Qh
c. Qhm
d. Qmm
22. Tambahan untuk keperluan :
1) Tamu : 25% jumlah karyawan @ 25 liter/orang/hari
2) Cuci Lantai : 2 liter/m2
3) Kebutuhan lain-lain : 20%
Sehingga
a) Qd = (100% + 20%) * 120 m3 = 144 m3/hari
b) Bila jam kantor ditetapkan selama 10 jam/hari, maka Qh =
144 m3
10 jam
= 14,4 m3/jam
c) Dengan menetapkan C1 = 2, maka Qhm = 2 * 14,4 m3/jam = 28,8 m3/jam
d) Dengan menetapkan C2 = 3, maka Qmm = (3 * 14,4)/60 m3/menit = 0,72 m3/menit = 12 liter/detik
23. Penentuan Volume Reservoir Bawah
Volume Reservoir Bawah (50 – 100) %
Berdasarkan data hitungan di atas, jika 100% maka volume reservoir bawah = 144 m3
jika 50% maka volume reservoir bawah = 72 m3
24. Penentuan Volume Reservoir Atas
VE = (QP – Qmaks) * Tp – Qpn * Tpn
Dimana
VE : Volume Reservoir Atas (liter)
Qp : Kebutuhan puncak (liter/menit)
Qmaks : Kebutuhan jam puncak (liter/menit)
Qpn : Kapasitas pompa pengisi (liter/menit)
Tp : Jangka waktu kebutuhan puncak (menit)
Tpn : Jangka waktu kerja pompa pengisi (menit)
25. Berdasarkan data hitungan di atas, maka
Qpn = Qhm (dipilih atau ditetapkan minimum)
Qhm = 28,2 m3
/jam = 480 liter/menit
Bila ditetapkan Tp = 30 menit ; Tpn = 10 menit
Jadi VE = (720 – 480) * 30 + (480 * 10) = 12.000 liter = 12 m3
Qhm = 2 * Qh
480 = 2 * Qh
Qh = 240 liter/menit
Maka Qp = 3 * Qh
= 3 * 240 liter/menit
= 720 liter/menit
26. Latihan
Sebuah gedung kantor 10 lantai memiliki luas tiap lantai sebesar 500 m2,
ketinggian per lantai 3,5 meter, dan jarak antar lantai sebesar 50 cm.
a. Hitunglah perkiraan kebutuhan air rata-rata per jam yang yang harus
disediakan.
b. Hitung pemakaian air pada jam puncak dan menit puncak dengan
menggunakan konstanta terbesar
c. Hitunglah volume reservoir bawah
d. Hitunglah volume reservoir atas
e. Berapakah diameter pipa dinas yang sebaiknya digunakan
f. Berapa daya pompa yang digunakan
Editor's Notes
royek gedung merupakan proyek yang terdiri dari beberapa disiplin ilmu terutama struktur, arsitektur, dan Mekanikal elektrikal plumbing. Pada artikel ini akan sedikit perkenalan mengenai pekerjaan MEP karena sangat berhubungan dengan pekerjaan arsitektural. Di dalam satu proyek semua divisi pekerjaan saling kejar-kejaran untuk memenuhi target skedul. Itulah mengapa bekerja di proyek sangat menguras pikiran dan fisik. Semua divisi berpacu untuk mengikuti skedul. Apabila salah satu divisi pekerjaan telat, divisi pekerjaan lain akan terkena dampaknya.
Mekanikal: Fire fighting, tata udara, lift, STP (Sewage Treatment Plant). Sewage Treatment Plant (STP) adalah sebuah system pengolahan air limbah menjadi air bersih kualitas 3, yang kemudian bisa dimanfaatkan untuk menyiram tanaman atau di buang kesungai tanpa mencemari air sungai. Air hasil olahan ini bukan untuk dikonsumsi oleh manusia
Elektrikal termasuk penangkal petir, instalasi genset,
Plambing sendiri berkaitan erat dengan air. Air yang bersih, jika dialirkan melalui sistem plambing yang tidak higienis dan baik, maka dapat dipastikan bahwa air yang dikonsumsi masih terkontaminasi oleh berbagai hal yang negatif. Sistem plambing pada bangunan gedung sangat tergantung pada tiga faktor, yaitu regulasi, sumber daya manusia, dan industri.
World Plumbing Day is an international event, initiated by the World Plumbing Council, held on 11 March each year to recognise the important role plumbing plays in societal health and amenity.
world-plumbing-day
Pada dasarnya, SNI 8153: 2015 tentang Sistem Plambing Pada Bangunan Gedung hukumnya voluntary, sukarela. Tapi karena dirujuk oleh Peraturan Pemerintah, maka hukumnya menjadi wajib.
Pertama, SNI 8153:2015 berisi spesifikasi dari plambing dan peralatannya. Artinya, sebelum pemilik gedung bisa menyatakan sesuai dengan SNI 8153:2015, berarti ia harus bisa memastikan bahwa seluruh komponen yang dipasang itu memenuhi SNI-SNI produk individualnya.
Kedua, SNI 8153:2015 berisikan perencanaan, instalasi, modifikasi, perbaikan, penggantian, penambahan, dan pemeliharaan sistem plambing. Ini berarti, setiap kali pemilik gedung melakukan perbaikan, penyesuaian, maka semuanya harus tetap memenuhi SNI.
Ketiga, SNI 8153:2015 diaplikasikan untuk sistem plambing baru dan sistem plambing yang diperbaiki. Hal ini berarti, standar SNI 8153:2015 ini sangat komplit dan tidak akan bisa diterapkan sepenuhnya kalau tidak ada yang bisa mensertifikasi komponen plambingnya.
Secara umum, sistem penyediaan air bersih terdiri dari:
Pertama, sistem Sambungan Langsung.
Pipa distribusi dalam gedung disambung langsung dengan pipa utama penyediaan air.
Kedua, sistem Tangki Atap. Jika sistem sambungan langsung tidak dapat diterapkan karena terbatasnya tekanan dalam pipa utama. Air ditampung lebih dahulu dalam tangki bawah (dipasang pada lantai terendah bangunan atau di bawah muka tanah), kemudian dipompakan ke suatu tangki atas yang biasanya dipasang di atas atap atau di atas lantai tertinggi bangunan. Dari tangki ini didistribusikan ke seluruh bangunan.
Ketiga, sistem Tangki Tekan. Sistem ini banyak diterapkan untuk perumahan dan hanya dalam kasus tertentu diterapkan pada bangunan pemakaian air besar. Prinsip kerjanya yaitu air yang telah ditampung dalam tangki bawah dipompakan ke dalam suatu bejana/tangki tertutup sehingga udara di dalamnya terkompresi. Biasanya dirancang agar volume udara tidak lebih dari 30% terhadap volume tangki dan 70% volume tangki berisi air.
Keempat, sistem Tanpa Tangki (booster system). Dalam sistem ini tidak digunakan tangki apapun. Air dipompakan langsung ke system distribusi bangunan dan pompa menghisap air langsung dari pompa utama. Sistem ini sebenarnya dilarang di Indonesia, baik oleh Perusahaan Air Minum maupun pada pipa-piap utama dalam pemukiman khusus
Pada sistem sambungan Langsung, pipa distribusi dalam gedung disambung langsung dengan pipa utama penyediaan air bersih. Sistem ini dapat diterapkan untuk perumahan dan gedung-gedung kecil dan rendah, karena pada umumnya pada perumahan dan gedung kecil tekanan dalam pipa utama terbatas dan dibatasinya ukuran pipa cabang dari pipa utama. Ukuran pipa cabang biasanya diatur dan ditetapkan oleh Perusahaan Air Minum.
Pada sistem Tangki Atap air ditampung lebih dahulu dalam tangki bawah. (dipasang pada lantai terendah bangunan atau dibawah muka tanah), kemudian dipompakan ke suatu tangki atas yang biasanya dipasang di atas atap atau di atas lantai tertinggi bangunan. Dari tangki ini, air didistribusikan ke seluruh bangunan. Sistem Tangki Atap diterapkan karena alasan-alasan sebagai berikut :
Selama airnya digunakan, perubahan tekanan yang terjadi pada alat plambing hampir tidak berarti. Perubahan tekanan ini hanyalah akibat perubahan muka air dalam tangki atap.
Sistem pompa yang menaikkan air ke tangki atap bekerja secara otomatik dengan cara yang sangat sederhana sehingga kecil sekali kemungkinan.
Timbulnya kesulitan. Pompa biasanya dijalankan dan dimatikan oleh alat yang mendeteksi muka dalam tangki atap.
Perawatan tangki atap sangat sederhana dibandingkan dengan misalnya tangki tekan.
Prinsip sistem ini adalah sebagai berikut : air yang telah ditampung dalam tangki bawah, dipompakan ke dalam suatu bejana (tangki) tertutup sehingga udara di dalamnya terkompresi.air dari tangki tersebut dialirkan ke dalam sistem distribusi bangunan. Pompa bekerja secara otomatik yang diatur oleh suatu dtektor tekanan, yang menutup/membuka saklar motor listrik penggerak pompa : pompa berhenti bekerja kembali setelah tekanan mencapai suatu batas maksimum yang ditetapkan dan bekerja kembali setelah tekanan mencapai suatu batas maksimum tekanan yang ditetapkan juga. Daerah fluktuasi biasanya ditetapkan 1-1.5 kg/cm2. Sistem tangki tekan biasanya dirancang sedemikian rupa agar volume udara tidak lebih dari 30% terhadap volume tangki dan 70% volume tangki berisi air. Jika awalnya tangki tekan berisi udara bertekanan atmosfer, kemudian diisi air, maka volume aur yang akan mengalir hanya 10% volume tangki. Untuk mengatasi hal ini, dimasukkan udara kempa bertekanan lebih besar daripada tekanan atmosfer.
Kelebihan Sistem Tangki Tekan adalah:
Dari segi estetika tidak menyolok jika dibandingkan dengan tangki atap.
Mudah perawatannya karena dapat dipasang dalam ruang mesin bersama pompa-pompa lainnya.
Harga awal lebih rendah dibandingkan dengan tangki yang harus dipasang di atas menara.
Kekurangannya adalah pompa akan sering bekerja sehingga menyebabkan keausan pada saklar lebih cepat.
Dimasa lalu dimana daya dukung alam masih baik sehingga manusia dapat mengkonsumsi air dari alam secara langsung. Sejalan dengan penurunan daya dukung alam menurun pula ketersediaan air yang dapat dikonsumsi langsung dari alam. Untuk itu manusia berupaya mengolah air yang tidak memenuhi standard kualitasnya menjadi air yang memenuhi standar kualitas yang ada. Upaya ini dilakukan dengan membuat suatu sistem penyediaan air minum. Secara umum sistem ini terdiri dari sistem produksi dan sistem distribusi.
Sistem produksi mempunyai peran mengambil air dari alam kemudian mengolahnya menjadi air layak untuk dikonsumsi oleh manusia. Pengambilan air dari sumbernya atau yang umum disebut sebagai intake air baku. Jenis intake air baku tergantung dari jenis sumber airnya. Untuk air permukaan berupa sungai dan danau menggunakan intake jembatan, dan bangunan sadap sedangkan untuk mata air menggunakan bangunan penangkap air. Untuk air tanah umumnya menggukan sumur bor dengan kedalaman lebih dari 80 m. Setelah air diolah menjadi air yang layak dikonsumsi air segera didistribusikan kepada pemakai air yang ada di wilayah pelayanan.
Cara pendistribusian air secara umum ada dua macam yaitu pendistribusian secara manual yaitu menggunakan tangki yang membawa air dari tempat penampungan sampai ke konsumen dan secara perpipaan yaitu dengan mengalirkan air dalam pipa tertutup dari penampung air sampai ke pemakai air.
Tugas
Hitung Kebutuhan Air pada salah satu gedung yang ada di UNJ (Satu Gedung maksimal 2 mahasiswa)