Dokumen tersebut membahas tentang hadits dilihat dari jumlah perawinya. Ada dua kategori hadits yaitu hadits mutawatir dan hadits ahad, di mana hadits mutawatir diriwayatkan oleh banyak perawi sehingga tidak mungkin mereka sepakat berdusta, sedangkan hadits ahad diriwayatkan oleh satu atau beberapa perawi. Hadits mutawatir memenuhi syarat tertentu seperti sanad yang kuat dan berimbang, serta diriwayatkan
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
HADITS DILIHAT DARI KUANTITAS PERAWI
1. HADITS DILIHAT DARI
KUANTITAS PERAWI
Kelompok 7
Nur Azizah
Novianti Nasution
Sarjoko
2. Posisi Hadits
Hadits dipahami sebagai
pernyataan, perbuatan, persetujuan
dan hal yang berhubungan dengan
Nabi Muhammad saw. Dalam
tradisi Islam, hadits digunakan
sebagai sumber ajaran agama
kedua setelah al-Quran. Di
samping itu hadits juga memiliki
fungsi sebagai penjelas terhadap
3. Ditinjau dari segi kuantitas perawinya,
hadits dibedakan menjadi dua macam.
Kedua kategori hadits ini digolongkan
berdasar jumlah perawinya.
5. PENGERTIAN HADITS
MUTAWATTIR
Secara bahasa mutawatir berasal dari
kata “tawatur” atau “tatabu‟” yang
berarti beriring-iringan atau berturut-
turut. Sedang menurut istilah mutawatir
ialah hadits yang diriwayatkan oleh
sejumlah besar rawi, yang tidak
memungkinkan adanya kesepakatan
untuk berdusta.
7. KESIMPULAN
Jadi hadits mutawatir ialah suatu (hadits) yang
diriwayatkan sejumlah rawi yang menurut adat
mustahil mereka bersepakat berbuat dusta, hal
tersebut seimbang dari permulaan sanad hingga
akhirnya, tidak terdapat kejanggalan jumlah pada
setiap tingkatan.
Tidak dapat dikategorikan dalam hadits mutawatir,
yaitu segala berita yang diriwayatkan dengan tidak
bersandar pada pancaindera, seperti
meriwayatkan tentang sifat-sifat manusia, baik
yang terpuji maupun yang tercela, juga segala
berita yang diriwayatkan oleh orang banyak, tetapi
mereka berkumpul untuk bersepakat mengadakan
berita-berita secara dusta.
8. SYARAT-SYARAT HADITS
MUTAWATTIR
Jalur periwayatan dari satu lapisan ke lapisan
yang lain merupakan komunitas periwayatan
yang besar.
Tidak mungkin terjadinya kesepakatan antarperawi
untuk berdusta
Seimbangnya jumlah perawi dari awal sampai akhir.
Maksudnya ialah tidak berkurang banyak, kalaupun ada
tambahan maka tidak berefek.
Perawiyan didapat dari mendengar atau menyaksikan,
bukan dari hasil pikiran seperti satu adalah separuhnya
dua dan lain-lain.
9. HUKUM HADITS
MUTAWATTIR
Berfaidah keyakinan. Bahwa hadits mutawattir
memberi faidah harus diyakini apa adanya. Ini disebut
sebagai ilmu dharuri yang tidak lagi dapat ditawar
kebenarannya. Orang harus meyakini bahwa apa
yang diriwayatkan para perawi memang pernah
disampaikan atau dilakukan oleh Rosulullah melihat
kuantitas perawi yang tidak mungkin bersepakat
berdusta.
Pasti shahih. Maka tidak dibutuhkan pembahasan
mengenai hal ihwal periwayatannya.
Wajib meyakini keshahihannya seperti meyakini Al-
Qur‟an. Bahwa mengingkari hadits mutawattir dapat
menyebabkan kekufuran.
11. MUSALSAL
Ada sebuah metode periwayatan hadits
mutawattir yang diriwayatkan hingga saat ini.
Metode tersebut dikenal sebagai metode
musalsal. Di negara Arab metode ini masih
berlangsung hingga kini. Tetapi di Indonesia
sangat minim ada lembaga baik pesantren
maupun madrasah diniyah yang masih
melestarikannya. Musalsal ini mencakup tiga
hal, baik lafdzi, ma‟nawi maupun amali.