Hadits merupakan ucapan atau perbuatan Nabi Muhammad SAW yang menjadi sumber hukum Islam. Ada beberapa jenis hadits, yaitu hadits mutawatir yang diriwayatkan oleh banyak perawi sehingga mustahil berdusta, hadits ahad yang diriwayatkan oleh sedikit perawi, dan hadits masyur yang terkenal. Dari segi kualitas, hadits dibedakan menjadi sahih yang kuat sanadnya, hasan yang kurang kuat, da'if yang lema
4. Namun,menurut ulama adalah sebagai
berikut
Hadist adalah ucapan tau perkataan
Rasulullah saw
Sunnah adalah segala apa yang dilakukan
oleh Rasulullh saw yang menjadi sumber
hukum islam.
5. Macam-macam Hadits
A. Dari Segi Jumlah Perawinya
1. Hadits Mutawattir
adalah Hadits yang diriwayatkan oleh
sejumlah orang dalam setiap sanadnya dan
mustahil para perawinya berdusta. Dalam
hal keotentikannya, Hadits Mutawatir sama
dengan Al-Qur’an, karena keduanya
merupakan sesuatu yang pasti adanya. Oleh
sebab itu para ‘Ulama sepakat bahwa hadits
mutawattir wajib diamalkan.
6. Contoh Hadits Mutawatir : Muhammad
rasulullah SAW., bersabda : “Barang siapa
berdusta atas namaku dengan sengaja, maka
tempat (kembali)nya dalam neraka.” (HR.
Bukhori, Muslim, Darimi, Abu Dawud, Ibnu
Majah, Tirmidzi, Thobroni, dan Hakim )
hadits mutawatir terbagi dua :
1. Mutawatir lafzi, yakni perkataan
Nabi Muhammad SAW.
2. Mutawatir ‘amali, yakni perbuatan
Nabi Muhammad SAW.
7. 2. Hadits Ahad
Hadits Ahad adalah hadits yang
periwayatnya tidak mencapai jumlah banyak
orang, hingga tidak mencapai mutawatir.
8. 3. Hadits Masyur
Hadis yang sudah popular dan sudah
tersebar. Menurut sebagian ulama’, hadis
masyhur adalah hadis yang pada thabaqah
perawi pertama dan kedua, terdiri dari
seorang kemudian pada thobaqoh
berikutnya barulah tersebar luas, yang
disampaikan oleh orang banyak yang
mustahil berdusta.
9. B. Dari Segi Kualitas Perawinya
1. Hadits Sahih
Hadits yang diriwyatkan oleh perawi
yang adil, kuat hafalannya, tajam
penelitiannya, sanadnya bersambung
kepada Rasulullah saw., tidak tercela, dan
tidak bertentangan dengan orang yang
lebih terpercaya.
Hadits ini dijadikan sebagai sumber
hukum dalam beribadah (hujjah)
10. 2. Hadits Hasan
Hadits yang diriwayatkan oleh perawi
yang adil, tetapi kurang hafalannya,
sanadnya bersambung, tidak cacat, tidak
bertentangan.
Hadits ini juga dijadikan landasan
mengerjakan amal ibadah.
11. 3. Hadits Da’if
Hadits yang tidak memenuhi kualitas
hadits sahih dan hadits hasan. Para ulama
mengatakan, hadits ini tidak bisa dijadikan
sebagai hujjah, tetapi dapat dijadikan
sebagai motivasi dalam beribadah.
12. 4. Hadits Maudu’
Hadits yang bukan bersumber kepada
Rasulullah saw. Atau hadits palsu. Hadits
ini jelas tidak dapat dijadikan sebagai
landasan hukum.