Dokumen ini membahas tentang klasifikasi hadist berdasarkan kuantitas dan kualitas rawi, serta jenis-jenis hadist seperti mutawatir, ahad, sahih, hasan, dan dha'if. Hadist diklasifikasikan menjadi mutawatir, ahad, dan ghorib berdasarkan jumlah rawi, sedangkan berdasarkan kualitas rawi dibedakan menjadi sahih, hasan, dan dha'if. Jenis hadist juga dibedakan menjadi mar
1. ULUMUL HADIST
Dosen pengampu: Muh. Fatoni , M. Pd. I
Nama: Handi Budi kusuma
NIM: 2812123029
Prodi: PBA 2-A
STAIN TULUNGAGUNg
Tahun Ajaran 2013
2. Hadist mutawatir adalah khobar yang didasarkan pada panca
indra yang dikabarkan oleh sejumlah orang yang mustahil
menurut adat mereka bersepakat untuk mengkabarkan berita
itu dengan dusta.
HADIST AHAD: hadist yang jumlah rawinya tidak
sampai pada jumlah mutawatir, tidak
memenuhi syarat mutawatir, dan tidak sampai
pada derajad mutawatir
PEMBAGIAN HADIST BERDASARKAN KUANTITAS RAWI
1. Lafdzhi
2. Ma’nawi
3. ‘Amali
1. Masyhur
2. ‘Aziz 3. Ghorib
Mutlak
Nisbi
3. Mutawatir
Klasifikasi hadits mutawatir
Lafdzhi: hadits mutawatir yang susunan
redaksi dan maknanya sesuai antara
yang satu dengan yang lain
Ma’nawi: hadits mutawatir
yang susunan redaksi dan
maknanya berlainan antara
yang satu dengan yang lain
‘Amli: perbuatan rasul
yang diriwayatkan
dengan mutawatir
Srarat hadits mutawatir
• Diriwayatkan oleh banyak
perawi yanh mustahil dalam
jumlah itu mereka
berbohong.
• Syarat diatas ada pada
setiap tungkatan sanad.
• Disandarkan pada panca
indra.
4. Klasifikasi Hadits Ahad
1. Hadits masyhur: hadits yang diriwayatkan tiga
orang atau lebih pada setiap thobaqah dan
tidak mencapai derajat mutawatir.
2. Hadits Ahad: hadits yang pada salah satu
tingkatan sanadnya diriwayatkan oleh dua
orang dan pada tingkatan yang lainnya
minimal diriwayatkan oleh dua orang.
3. Hadits Ghorib:hadits yang diriwayatkan
seorang rawi.
- Ghorib Mutlak: penyendirian rawi dalam
meriwayatkan hadits itu mengenai
5. PEMBAGIAN HADIST BERDASAR
KUALITAS RAWI
1. HADIST SAHIH: Hadist sahih
adalah hadist yang sanadnya
bersambung, dikutip oleh orang
yang adil lagi cermat dari orang
yang sama, sampai berakhir pada
Rasulullah.
2. HADIST HASAN: setiap
hadist yang diriwayatkan dan
tidak terdapat pada sanadnya
perawi yang pendusta, dan
hadist tersebut tidak syad, serta
diriwayatkan pula melalui jalan
yang lain.
3. HADIST DHOIF: hadist
yang kehilangan satu
syarat, lebih dari syarat-syarat
hadist sahih dan hasan.
6. Hadits Shahih
Syarat Hadits Shahih
• Sanadnya muttashil.
• Semua perawinya adil.
• Semua perawinya dlabith.
• Tidak ada syadz.
• Terbebas dari illat.
Urutan peringkat Hadits Shahih
1) Riwayat Bukhari & Muslim.
2) Riwayat Bukhari.
3) Riwayat Muslim.
4) Riwayat dengan syarat
Bukhari & Muslim.
5) Riwayat dengan syarat
Bukhari.
6) Riwayat dengan syarat
Muslim
Hadits Shahih
dapat dijadikan
hujjah dan wajid
diamalkan
7. Klasifikasi Hadits Hasan
• Hasan lidzatihi: hadits yang dirinya sendiri telah
memenuhi kriteria hasan, tidak perlu riwayat lain
untuk mengangkat derajat hasan tersebut.
• Hasan Ligharihi: hadits dlai’f yang bukan
dikarenakan rawinya pelupa, banyak salah, dan
orang fasik, yang mempunyai muttabi’ dan syahid.
Hadits Hasan dapat digunakan hujjah dalam
penetapan hukum dan beramal
8. Sebab-sebab tertolaknya hadits Shahih:
1. Cacat rawinya.
2. Ketidak bersanbungan sanadnya
Hadits Dla’if
Maudhu’: hadits palsu
yang dinisbatkan kepada
Rasul, baik
sengaja/tidak.
Matruk: hadits yang pada
sanadnya ada rawi yang
tertuduh berdusta.
Munkar: hadits yang pada
sanadnya ada rawi yang banyak
kesalahannya, banyak
kelengahannya, atau tampak
kefasikannya.
Syadz: hadits yang
diriwayatkan oleh rawi
yang maqbul, yang
menyalahi riwayat orang
yang lebih utama darinya.
Mu’allaq: hadits yang
seorang/lebih rawinya
gugur dari awal sanad
secara tidak beraturan.
Mu’dhal: hadits yang
putus sanadnya dua rawi
atau lebih secara
berurutan.
Mursal: hadits yang gugur
rawi dari sanadnyasetelah
tabi’in, baik tabi’in
besar/kecil.
Mudallas: hadits yang
diriwayatkan menurut cara
yang diperkirakan bahwa
hadits itu tidak bernoda.
Munqathi’: hadits yang gugur
rawinya sebelum sahabat disatu
tempat, atau gugur dua orang
pada dua tempat dalam keadaan
tidak berturut-turut.
Ket:
berdasar cacat rawinya
berdasar gugur rawinya
9. 1. HADIST MARFU’: hadist yang
dinisbatkan kepada Rasulullah
baik berupa perkataan atau
sifat.
2. HADIST MAUQUF: hadist yang
dinisbatkan kepada sahabat, baik
berupa perkataan, perbuatan, atau
ketetapan.
3. HADIST MAQTHU’: hadist yang
dinisbatkan kepada tabiin atau generasi
setelahnya, baik berupa perkataan ataupun
perbuatan.