Dokumen tersebut membahas tentang larangan berbagai perbuatan yang dapat mengganggu ketenteraman umum seperti ghibah, fitnah, pergaulan bebas, dan tindakan yang dapat mengejutkan orang lain. Beberapa hadis Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa perbuatan-perbuatan tersebut dapat memasukkan seseorang ke neraka, menyebarkan penyakit, dan tidak diperbolehkan bagi umat Islam.
3. Rasulullah menjelaskan, tatkala ditanya oleh seorang
sahabat, “Wahai Rasulullah, apakah itu ghibah?” Lalu
jawab Baginda, “Menyebut sesuatu yang tidak disukai
oleh saudaramu di belakangnya!” Kemudian Baginda
ditanya lagi, “Bagaimana sekiranya apa yang
disebutkan ltu benar?” jawab Baginda, “Kalau sekiranya
apa yang disebutkan itu benar, maka itulah ghibah,
tetapi jika sekiranya perkara itu tidak benar, maka
engkau telah melakukan buhtan (pembohongan besar).”
(Hadis riwayat Muslim, Abu Daud dan At-Tarmizi).
4. Rasulullah s.a.w. ditanya tentang kelakuan
apakah yang paling banyak memasukkan
seseorang ke dalam syurga. Jawab baginda:
“Taqwa kepada Allah dan keindahan akhlak, dan
ketika baginda ditanya: “Apakah yang paling
banyak memasukkan orang ke dalam neraka?”
Baginda menjawab: “Kejahatan mulut dan
kemaluan”.
6. Nabi Muhammad Saw bersabda, "Tiada
perbuatan keji (zina) telah menyebar pada
suatu kaum hingga mereka terang-terangan
dengannya melainkan akan menjalar ke
tengah-tengah mereka penyakit tha'un dan
berbagai penyakit yang belum pernah
dialami oleh orang-orang sebelum mereka.
Hadis Rasulullah diriwayatkan oleh Ibnu
Majah
7. Dari Abu Hurairah berkata, "Ada seorang lelaki yang
datang kepda Rasulullah saw ketika beliau sedang berada
di masjid. Lelaki tadi memanggil Nabi lalu berkata, "Wahai
Rasulullah! Aku telah berzina, tapi aku menyesal." Ucapan
itu diulanginya sampai empat kali. Setelah Nabi mendengar
pernyataannya yang sudah empat kali diulanginya, lalu
beliau pun memanggilnya, lalu bertanya, "Apakah engkau
ini gial?", "Tidak," jawab lelaki itu. Nabi bertanya lagi,
"Adakah engkau ini seorang yang muhsan?" "Ya,"
jawabnya. Kemudian nabi bersabda lagi, "Bawalah lelaki ini
dan rejamkanlah lelaki ini oleh kamu sekalian."
(H.R. Bukhari: 6317 dan Muslim: 3202
9. ِتاَقُرُّالط ىَلَع َوسُلُجْال َو ْمُكَّايِإ
َق اَهيِف َُّثدَحَتَن َانُسِلاَجَم َيِه اَمَّنِإ ٌّدُب َانَل اَم واُلاَقَفُطْعَأَف َسِلاَجَمْال ََّّلِإ ْمُتْيَبَأ اَذِإَف َلاوايق ِرَّالط
ِقي ِرَّالط ُّقَح اَم َو واُلاَق اَهَّقَح
ِب ٌرْمَأ َو ِم ََلَّسال ُّدَر َو ىَذَ ْاْل ُّفَك َو ِرَصَبْال َُّضغ َلاَقِرَكْنُمْال ْنَع ٌيْهَن َو ِوفُرْعَمْال
“Janganlah kamu duduk-duduk di atas jalan.”Maka mereka (para sahabat)
berkata, “Sesungguhnya kami perlu duduk-duduk untuk berbincang-bincang.”
Nabi menjawab, “Jika kamu tidak dapat berganjak melainkan perlu duduk-
duduk, maka berikanlah hak-hak jalan tersebut.” Mereka bertanya, “Apa hak-
hak jalan tersebut wahai Rasulullah?”Nabi menjawab, “Menundukkan
pandangan, tidak mengganggu (atau menyakiti) orang, menjawab salam, dan
memerintahkan kepada yang ma’ruf serta mencegah dari kemungkaran.”
(Hadis Riwayat al-Bukhari, 8/351, no. 2285)
10. Nabi s.a.w bersabda ertinya :
“Tidak halal bagi seorang muslim membuat
muslim lain terkejut”
(Riwayat Abu Daud dan Ahmad,dinilai
sahih oleh al-Albani)