4. Kita harus bersegera
melaksanakan syariat
sehingga kita
mendapatkan ampunan
Allah dan surga yang
luasnya seluas langit dan
bumi, seperti
bersegeranya kita dalam
merespon nada panggilan
handphone kita...
5. BERSEGERA MELAKSANAKAN SYARIAT
َر ْنِم ٍةَرِفْغَم ٰ
ىَلِإ واُع ِ
ارَس َو
ُض ْرَع ٍةَّنَج َو ْمُكِب
اَه
ِل ْتَّدِعُأ ُض ْرَ ْ
اْل َو ُات َاوَمَّسال
َننََُِِّّمْْل
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari
Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas
langit dan bumi yang disediakan untuk orang-
orang yang bertakwa.” (QS. Ali 'Imran, 3:133)
6. Dalam Sunan Ibnu Majah disebutkan dari Usamah ibn Zaid, dia
berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, "Demi Tuhan Ka'bah
(Allah), surga adalah cahaya yang memancar, harum semerbak,
istana megah, sungai yang tersusun, buah yang masak, istri yang
cantik, perhiasan berlimpah, tempat yang abadi, bumi
kesentausaan, camilan dan sayuran hijau, kesenangan dan
kenikmatan, dan tempat yang tinggi menjulang."
7. Ibnu Abu Dunya menuturkan darí Abu Hurairah bahwa Rasulullah
s.a.w. bersabda, "Tanah surga berwarna putih, halamannya
berupa batuan marmer. la dikelilingi kesturi seperti tuangan pasir.
Didalamnya terdapat sungai-sungai yang tersusun. Disana
penghuni surga dari tingkatan yang rendah dan tinggi bersua lalu
saling berkenalan. Allah lalu menghembuskan angin rahmat, lalu
tersebarlah wangi kesturi. Seorang laki-laki pulang menemui
istrinya dalam keadaan yang semakin anggun dan wangi.“
8. Mereka bukan pula orang yang tidak
pernah berbuat salah dan khilaf,
namun mereka adalah orang-orang
yang mau bertaubat setelah terlanjur
melakukan kesalahan. Mereka
bertaubat dengan sebenar-benarnya,
yakni dengan cara ingat kepada Allah
SWT, meminta ampun kepada-Nya
atas dosa-dosa yang telah mereka
kerjakan, bertekad kuat tidak
mengulangi perbuatan dosa
tersebut. (QS. Ali Imran [3]: 135)
KARAKTER ORANG BERTAQWA
9. TIDAK MENUNDA-NUNDA
Kematian bisa datang kapan saja sehingga setiap
orang harus senantiasa waspada dan takut berbuat
maksiyat, khawatir jika saat sedang bermaksiyat
ajalnya datang.
Hati tidak akan merasa tenang apabila masih ada
kewajiban yang belum dilaksanakan.
11. Ada seorang laki-laki yang bertanya kepada
Rasulullah saw. pada
perang Uhud, “Tahukah Engkau dimana
tempatku jika aku terbunuh?” Rasulullah
bersabda, “Engkau akan berada di surga.”
Mendengar sabda Rasulullah saw.
tersebut, maka laki-laki itu serta merta
melemparkan buah-buah kurma yang ada
di tangannya, kemudian ia maju untuk
berperang hingga terbunuh di medan
perang. (HR. Bukhari Muslim)
BERSEGERA
MENJEMPUT SYAHID
12. BERSEGERA BERPINDAH ARAH KIBLAT
Ketika Rasulullah datang ke Madinah, maka Rasulullah saw shalat menghadap ke Baitul
Maqdis selama enam belas atau tujuh belas bulan; dan Beliau lebih menyukai untuk
menghadap Ka’bah. Kemudian Allah SWT menurunkan firman-Nya, “Sungguh Aku telah
melihat bolak-baliknya wajahmu ke Langit agar Aku menghadapkanmu ke Kiblat yang
kamu sukai.” Maka Nabi saw pun shalat menghadap ke Ka’bah. Pada saat itu ada seorang
laki-laki yang shalat Ashar bersama beliau saw, kemudian ia keluar menuju kaum Anshar,
dan berkata dirinya bersaksi bahwa ia shalat bersama Nabi saw dan beliau menghadap ke
Ka’bah. Maka kaum Anshar pun mengubah arah Kiblat mereka (menghadap ke Ka’bah)
padahal mereka sedang ruku shalat Ashar. (HR. Bukhari)
13. BERSEGERA MENINGGALKAN BANGKAI
Hibbah bin Hajar mengatakan, bahwa kami bersama
Rasulullah saw ketika aku sedang memasak daging bangkai.
Tidak lama kemudian, Allah menurunkan ayat ini (QS Al
Maidah,5:3) yang isinya adalah mengharamkan bangkai.
Seketika aku menumpahkan periuk yang berisi bangkai
itu. (HR Ibnu Mandah)
14. BERSEGERA
MENINGGALKAN KHAMR
Suatu hari aku memberi minum kepada
Abû Thalhah al-Anshary, Abû Ubaidah
bin al-Jarrah, dan Ubay bin Ka’ab dari
Fadhij, yaitu perasan kurma. Kemudian
ada seseorang yang datang, ia berkata,
“Sesungguhnya khamr telah
diharamkan.” Maka Abû Thalhah
berkata, “Wahai Anas, berdirilah dan
pecahkanlah kendi itu!” Anas berkata,
“Maka aku pun berdiri mengambil
tempat penumbuk biji-bijian milik kami,
lalu memukul kendi itu pada bagian
bawahnya, hingga pecahlah kendi itu.”
(HR. Bukhari)
15. BERSEGERA MENCERAIKAN
WANITA KAFIR
Telah sampai berita kepada kami, ketika
Allah SWT menurunkan firman-Nya (al-
Mumtahanah [60]: 10), yang
memerintahkan kaum Muslim untuk
mengembalikan kepada orang-orang
Musyrik apa yang telah mereka berikan
kepada istri-istri mereka yang telah hijrah
dan Allah telah menentukan hukum
kepada kaum Muslim agar mereka tidak
menahan tali perkawinan dengan
wanita-wanita kafir: bahwasanya Umar
telah menceraikan dua orang
perempuan. (HR. Bukhari)
16. Al-Bukhâri meriwayatkan dari ‘Aisyah
ra. berkata: Semoga Allah merahmati
kaum Wanita yang hijrah pertama
kali, ketika Allah menurunkan firman-
Nya, “Dan hendaklah mereka
mengenakan kain kerudung mereka
diulurkan ke kerah baju mereka.”
(TQS. an-Nûr [24]: 31).
Maka kaum wanita itu merobek kain
sarung mereka (untuk dijadikan
kerudung) dan menutup kepala
mereka dengannya.
BERSEGERA MENGENAKAN
KERUDUNG
17. Handzalah bin Abî Amir ra telah mendengar seruan perang Uhud.
Maka dia pun bergegas menyambut panggilan itu, dan mati syahid
dalam perang Uhud tersebut. Ibnu Ishak berkata; Rasulullah saw.
bersabda, “Sesunguhnya sahabat (Handzalah) dimandikan oleh
Malaikat, maka tanyakanlah bagaimana kabar keluarganya?” Maka
aku pun (Ibnu Ishak) bertanya kepada istrinya. Dia pada malam itu
adalah pengantin baru. Istrinya berkata, “Ketika mendengar
panggilan untuk berperang, suamiku keluar padahal dalam keadaan
junub.” Rasulullah saw. bersabda, “Begitulah ia telah dimandikan
oleh Malaikat.”
ANTARA BULAN MADU DAN JIHAD
20. SHODAQOH JAARIYAH
Kalau diantara kita ada yang dikaruniai Allah dengan harta yang banyak, tentu
tidak ada masalah untuk bershodaqoh jaariyah sebanyak-banyaknya.
Silakan berlomba-lomba untuk membangun masjid, sekolah, rumah anak
yatim, dsb.
Nah pertanyaannya, bagaimana dengan orang yang dompetnya pas-pasan?
Tentu orang yang demikian tidak bisa menjadikan shodaqoh jaariyah sebagai
amalan andalan.
21. “MENCETAK” ANAK
SHOLEH
• Di zaman sekarang ini, punya anak 3
saja sudah dirasa sangat berat,
apalagi ingin punya anak sampai 11,
tentu akan lebih berat lagi.
• Berat apanya? Berat dari segi beban
biaya hidupnya, mendidiknya,
waktunya, tenaganya,
kesempatannya, kesehatan istrinya,
dsb.
• Nah, jika anaknya sedikit, apakah
“mencetak” anak yang sholeh masih
akan menjadi andalan?
• Tentu saja masih kurang.
22. ILMU YANG BERMANFAAT
Ilmu yang bermanfaat, didakwahkan dan diajarkan kepada orang
lain, kemudian ilmu tersebut diamalkan oleh orang yang diajari
maka pahalanya akan terus mengalir kepada orang yang
mengajarkannya.
Semakin banyak yang didakwahi dan semakin banyak yang
mengikuti, maka semakin banyak pula aliran pahala yang
diperolehnya, walaupun orang tersebut sudah meninggal dunia.
23. TENAGA, WAKTU, DAN
BIAYA YANG DIKELUARKAN
UNTUK MENYAMPAIKAN
ILMU
• Berapa banyak tenaga, waktu, dan
biaya yang harus dikeluarkan untuk
bisa menyampaikan ilmu,
mendakwahi orang, mengajak
orang untuk mengamalkan sebuah
ilmu tertentu dalam Islam?
• Dibanding amalan pertama dan
kedua, maka amalan ketiga inilah
amalan yang paling murah meriah
karena tidak membutuhkan biaya
yang banyak, tenaga yang banyak
dan waktu yang banyak.
24. SETIAP WAKTU DAN SETIAP SAAT
Setiap waktu dan setiap saat kita dapat melakukan amalan
ketiga.
Setiap bertemu orang, kita dapat berdakwah, kita dapat
menyampaikan ilmu, kita dapat mengajarkan tentang Islam.
25. TIDAK HARUS JADI
USTADZ
• Untuk mendakwahi orang, kita tidak
harus berdiri diatas mimbar atau
berceramah di hadapan ribuan
jamaah pengajian.
• Untuk dapat berdakwah, kita tidak
harus bergelar “ustadz” terlebih
dahulu.
• Dan untuk menyampaikan Islam, kita
tidak harus bergelar “hafidz” yang
hapal Al-Quran terlebih dahulu.
• Untuk berdakwah itu dapat kita
lakukan dimana saja, kapan saja dan
kepada siapa saja.
26. Dari Abdullah bin Amr ra, bahwa Rasulullah saw bersabda:
ةَيآ ْوَلَو ِّّ
ِنَع اوُغِّّلَب
“Sampaikan yang berasal dariku walaupun satu ayat.”
(HR. Bukhari)
SAMPAIKAN WALAU SATU AYAT
27. Semakin rajin kita mendakwahi orang, dimana saja dan
kapan saja kita menyampaikan Islam, maka akan ada banyak
pahala jaariyah yang akan terus mengalir kepada kita.
Apalagi jika yang mendengar dan yang mengikuti ajakan kita
itu sudah ribuan, bahkan jutaan, maka kita tidak bisa
membayangkan, berapa banyak lagi pahala-pahala yang akan
mengalir dan terus mengalir kepada kita.
SEMAKIN RAJIN SEMAKIN BANYAK
28. MULTI LEVEL PAHALA (MLP)
Kehebatan pahala jaariyah amalan alternatif ketiga diatas, ternyata masih belum
seberapa karena masih ada yang lebih dahsyat, lebih banyak, dan lebih
melimpah. Apa itu?
Jika pahala yang diperoleh itu hanya didapatkan dari orang-orang yang mengikuti
ajakan kita secara langsung (level/tingkatan 1), maka sesungguhnya itu masih
belum seberapa.
Mari kita bayangkan, jika orang-orang di level 1 memberikan pengajaran
(berdakwah) kepada level di bawahnya (level 2, 3, 4 dan seterusnya) maka berapa
banyak pahala yang akan diberikan oleh Allah kepada orang pertama tersebut?
MULTILEVEL PAHALA
29. MENGAJAK SHALAT BERJAMAAH
Kalau ada seorang laki-laki mengerjakan shalat fardhu berjamaah secara
rutin selama 30 tahun, maka dia akan memperoleh pahala sebanyak: 27 x
5 waktu x 365 hari x 30 tahun = 1.478.250
Sekarang bayangkan jika ada seorang muslim berhasil mengajak 10 orang
(level 1) untuk shalat berjamaah dimana jamaah tersebut secara rutin
shalat berjamaah selama 30 tahun, maka sang muslim tersebut akan
mendapatkan aliran pahala shalat berjamaah sebanyak 10 x 1.478.250 =
14.782.500
30. Kalau 10 orang di level 2 masing-masing mengajak 10 orang lagi untuk
shalat berjamaah dan ternyata mereka semuanya melaksanakannya
selama 30 tahun, maka sang muslim tersebut akan mendapatkan aliran
pahala shalat berjamaah sebanyak 10 x 10 x 14.782.500 = 1.478.250.000
Kalau 100 orang di level 3 masing-masing mengajak 10 orang lagi untuk
shalat berjamaah dan mereka semuanya melaksanakannya selama 30
tahun, maka sang muslim tersebut akan mendapatkan aliran pahala shalat
berjamaah sebanyak 100 x 10 x 1.478.250.000 = 1.478.250.000.000
MENGAJAK SHALAT BERJAMAAH
31. Kalau 1.000 orang di level 4 masing-masing mengajak 10
orang lagi untuk shalat berjamaah dan ternyata mereka
semuanya melaksanakannya selama 30 tahun, maka sang
muslim tersebut akan mendapatkan aliran pahala shalat
berjamaah sebanyak 1.000 x 10 x 1.478.250.000.000 =
14.782.500.000.000.000
MENGAJAK SHALAT BERJAMAAH
32. • Itu baru tentang shalat
berjamaah.
• Bagaimana jika muslim tadi
juga mengajarkan tentang
puasa, zakat, haji, wakaf,
membaca Al Quran, dsb?
• Kemudian ajarannya terus
berlanjut hingga beberapa
generasi dibawahnya?
• Tentu lebih dahsyat lagi
pahalanya.
TIDAK HANYA SHALAT
33. PAHALA WALI
SONGO
• Kita bisa membayangkan betapa
dahsyat dan luar biasanya
pahala yang diperoleh oleh para
Wali Songo yang telah
menyebarkan Islam di
nusantara ini!
• Kalau Maulana Malik Ibrahim
(Sunan Gresik) mulai
berdakwah di Jawa pada tahun
801 H/1392 M, berapa banyak
pahala yang didapat beliau
hingga hari ini?
34. Betapa dahsyat dan luar biasanya pahala yang diperoleh oleh
para penulis hadits seperti Imam Bukhari, Imam Muslim,
Imam Abu Daud, Imam Tirmidzi, dsb yang hidup sekitar 1.200
tahun yang lalu!
PAHALA PENULIS HADIST
35. Betapa dahsyat dan luar biasanya pahala yang diperoleh oleh para
Imam Mazhab yang hidup 1.300 tahun yang lalu seperti Imam
Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi’i, Imam Hambali, dsb dimana
mereka tidak hanya mengajarkan hadits tapi juga telah menyusun
kitab-kitab fiqh yang cakupannya lebih luas!
PAHALA IMAM MADZHAB
36. Dan betapa dahsyat dan luar biasanya pahala yang diperoleh para
Shahabat Rasul SAW yang hidup 1.400 tahun yang lalu dimana
mereka adalah generasi yang paling awal mendakwahkan dan
mengajarkan Islam hingga Islam tersebar ke seluruh dunia ini!
PAHALA PARA SHAHABAT
37. APAKAH KITA BISA
SEPERTI MEREKA?
• Jawabannya insya Allah bisa!
• Mereka semua adalah manusia
seperti kita.
• Tangan mereka dua, kaki
mereka dua, mata mereka dua,
telinga mereka dua, sama
seperti milik kita.
• Usia hidup mereka relatif sama
dengan usia kita.
• Kemampuan otak dan otot
mereka pun tidak jauh berbeda
dengan kita.
38. • Kalau mereka bisa, mengapa kita
tidak?
• Kalau mereka sukses, mengapa
kita tidak?
• Kalau mereka hebat, mengapa
kita tidak?
• Kalau mereka bisa mendapat
pahala yang berlimpah, mengapa
kita tidak?
• Apa yang salah dalam diri kita?
• Tentu tidak ada yang salah.
LANTAS….
39. Persoalannya cuma satu,
mereka mau, tetapi kita
belum mau. Itu saja.
Jika kita mau, kemudian
bersungguh-sungguh
untuk mewujudkannya,
insya Allah bisa! Mengapa
tidak?
MAU DAN SUNGGUH-
SUNGGUH
40. Kita telah diberi kemampuan dan kesempatan yang relatif sama
dengan mereka, tinggal mau kita manfaatkan atau tidak.
Kita tinggal melangkahkan kaki kita untuk berdakwah, berdakwah
dan terus berdakwah.
Agar kita memiliki amunisi untuk berdakwah, konsekuensinya harus
mengaji, maka kita tinggal mengaji, mengaji dan terus mengaji.
DAKWAH DAN MENGAJI
41. Jika sarana dakwah itu dua, yaitu lisan dan tulisan, maka
kita tinggal ngomong, ngomong dan terus ngomong;
menulis, menulis dan terus menulis. Apa susahnya?
Itu saja kunci rahasia suksesnya, mau apalagi?
BENTUK DAKWAH
42. MERAIH AMALAN
TERTINGGI
Untuk meraih pahala
sebanyak-banyaknya,
kuncinya hanya satu: kita
harus rajin berdakwah,
melakukan amar makruf
nahi munkar,
sebagaimana amalannya
para Shahabat Rasulullah
SAW.