SlideShare a Scribd company logo
1 of 34
January 29, 2010                                [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH]


                          Sayarah Singkat Hadits Arba’in
                              Idrus Abidin, Lc., MA.
                         Sumber : idrusabidin.blogspot.com.

                                     HADITS KE-1
                                    URGENSI NIAT

 ‫عن أمير المؤمنين أبي حفص عمر بن الخطاب رضي ال عنه قال سمعت رسول ال صلى ال‬
 ‫عليه وسلم يقول " إنما العمال بالنيات , وإنما لكل امرئ ما نوى , فمن كانت هجرته إلى ال‬
‫ورسوله فهجرته إلى ال ورسوله , ومن كانت هجرته إلى دنيا يصيبها و امرأة ينكحها فهجرته‬
                                                          ‫إلى ما هاجر إليه " متفق عليه‬

TERJEMAHAN.

Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh, Umar bin Al-Khathab radhiyallahu 'anhu, ia
berkata : “Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
“Segala amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai
niatnya. Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka
hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang hijrahnya itu Karena
kesenangan dunia atau karena seorang wanita yang akan dikawininya, maka
hijrahnya itu kepada apa yang ditujunya”.

[Diriwayatkan oleh dua orang ahli hadits yaitu Abu Abdullah Muhammad bin Ismail
 bin Ibrahim bin Mughirah bin Bardizbah Al Bukhari (orang Bukhara) dan Abul
 Husain Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naisaburi di dalam kedua
 kitabnya yang paling shahih di antara semua kitab hadits. Bukhari no. 1 dan Muslim
 no. 1907]

PENGANTAR.

        Niat dalam Islam menempati posis sentral dalam kehidupan sehari-hari. Ia
merupakan penentu diterimanya amalan dari sisi bathiniah. Karena itulah, hadits ini
dikatakan seperdua ilmu ibadah. Sedang dari sisi lahiriah, kesesuaian dengan amalan
Rasulullah saw merupakan standar baku. Tentang hal ini, Rasulullah saw bersabda,
"Siapa yang melakukan amalan tanpa disertai petunjukku maka amalannya tertolak
( tidak diterima )"
        Niat adalah amalan hati yang tercetus dari keimanan seseorang. Makin jauh
keimana terhunjam dalam hati, maka sejauh itu pula keikhlasan terwujud. Hanya saja,
keimanan, sebagaimana lazimnya, sangat fluktuatip akibat faktor internal maupun
eksternal seseorang.

PENJELASAN.

       "Amalan itu tergantung pada niatnya. Sesungguhnya setiap orang (akan
dibalas) berdasarkan apa yang diniatkan" Ungkapan Rasulullah Shallallahu alaihi
wasallam ini menunjukkan bahwa seorang mukmin yang sadar ketika melakukkan
ibadah tertentu pasti tercetus dari niat. Atas dasar ini, niat tidak harus dilafazkan, tapi


1 Page                                                             Hadits-Hadits Akidah
January 29, 2010                              [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH]

cukup dengan menghadirkan dan menegaskan dalam hati bahwa ibadah yang
dilakukan betul-betul demi Allah swt.
        Penggalan hadits ini menunjukkan pula bahwa besarnya pahala yang dapat
diperoleh, sangat tergantung pada keikhlasan yang mendasari suatu ibadah. Dalam
kerangka inilah pendapat yang mengatakan "tidaklah Abu bakar mengalahkan kalian
dengan banyaknya amalan yang Ia lakukan, tapi karena keikhlasannya ketika
beramal" dapat dipahami. Artinya, amalah bisa saja nampak remeh di mata manusia
tapi bernilai tinggi di sisi Allah swt. Sebaliknya pun demikian. Bisa jadi menurut
manusia amalan tertentu besar tapi minim pahala akibat niat yang tidak benar.
        Selain itu, sebuah aktifitas yang tidak berkategori ibadah ritual tapi hanya
merupakan kebiasaan sehai-hari, seperti mandi, makan, tidur dll jika dilakukan untuk
(niat) menguatkan diri dalam beribadah maka Ia pun berhak mendapatkan pahala dari
sisi Allah swt. Karena memang missi seorang Muslim di dunia ini adalah untuk
beribadah.
        Ilustrasi di atas dipertegas oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dengan
mengatakan, "Barang siapa hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah
dan Rasul-Nya maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan
barang sIapa hijrah karena kingunan dunia atau karena hendak menikahi wanita
maka hijrahnya kepada yang Ia tuju (niatkan)".

LATAR BELAKANG HADITS (ASBABUL WURUD)

        Penegasan Rasullullah Shallallahu alaihi wasallam ini bisa dipahami dengan
baik jika memahami latar belakang timbulnya hadits di atas. Dalam sebuah riwayat
dari Abdullah Bin Mas'ud, Ia menceritakan, "(sebelum hijrah dari mekah ke Madinah)
dIantara kami ada yang meminang perempuan bernama Ummu Qais, tapi Ia tidak mau
dinikahi kecuali jika sang laki-laki hijrah bersamanya. Akhirnya lelaki itu ikut
berhijrah dan menikahi Ummu Qais. Karena itulah, kami sering menyebutnya orang
yang berhijrah karena Ummu Qais".

FAEDAH TAMBAHAN

        Dari penggalan hadits di atas, kita bisa pula mengambil faedah berupa,
seorang guru hendaknya mengangkat perumpamaan dalam rangka memperjelas
hukum sesuatu yang abstrak. Karena Nabi sendiri mengangkat perumpamaan demi
memperjelas sebuah teori. Contoh kongkritnya adalah kasus Hijrah tadi.
        Menurut bahasa, hijrah adalah perpindahan. Sedang menurut syari'at, hijrah
bermakna perpindahan dari negeri kafir menuju negeri Islam, dengan maksud
menyelamatkan Agama. Dalam hadits ini, yang di maksud hijrah adalah perpindahan
dari kota Mekah menuju kota Madinah yang terjadi sebelum Fathu Mekah pada tahun
8 hijrIah. Wallahu A'lam.
        Semoga Allah swt menugrahi kita keikhlasan dalam berbuat sehingga kita bisa
melihat wajah-Nya di akhirat kelak. Amin.




2 Page                                                          Hadits-Hadits Akidah
January 29, 2010                                  [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH]

                                    HADITS KE-2
                               IMAN, SILAM DAN IHSAN

‫عين عمير بين الخطاب رضيي ال عنيه قال : بينميا نحين جلوس عنيد رسيول ال صيلى ال علييه‬
‫وسييلم ذات يوم إذ طلع علينييا رجييل شديييد بياض الثياب شديييد سييواد الشعيير , ل يرى عليييه أثيير‬
‫السيفر , ول يعرفيه منيا أحيد حتيى جلس إلى النيبي صيلى ال علييه وسيلم فأسيند ركبتيه إلى ركبتييه‬
‫ووضح كفيه على فخذيه , وقال : يا محمد أخبرني عن السلم , فقال رسول ال صلى ال عليه‬
‫وسيلم " السيلم أن تشهيد أن ل إله إل ال وأن محمدا رسيول ال وتقييم الصيلة وتؤتيي الزكاة‬
, ‫وتصيوم رمضان وتحيج البييت إن اسيتطعت إلييه سيبيل " قال صيدقت فعجبيا له يسيأله ويصيدقه‬
‫قال : أخيبرني عين اليمان قال " أن تؤمين بال وملئكتيه وكتبيه ورسيله واليوم الخير وتؤمين‬
‫بالقدر خيره وشره " قال : صدقت , قال : فأخبرني عن الحسان , قال " أن تعبد ال كأنك تراه‬
‫, فإن لم تكن تراه فإنه يراك " قال , فأخبرني عن الساعة , قال " ما المسئول بأعلم من السائل‬
‫" قال فأخييبرني عيين اماراتهييا . قال " أن تلد الميية ربتهييا وأن ترى الحفاة العراة العالة رعاء‬
, "‫الشاء يتطاولون في البنيان " . ثم انطلق فلبث مليا , ثم قال " يا عمر , أتدري من السائل ؟‬
                    ‫قلت : ال ورسوله أعلم , قال " فإنه جبريل أتاكم يعلمكم دينكم " رواه مسلم‬

TERJEMAHAN.

Dari Umar bin Al-Khathab radhiallahu 'anh, dia berkata: ketika kami tengah berada
di majelis bersama Rasulullah pada suatu hari, tiba-tiba tampak dihadapan kami
seorang laki-laki yang berpakaian sangat putih, berambut sangat hitam, tidak terlihat
padanya tanda-tanda bekas perjalanan jauh dan tidak seorangpun diantara kami
yang mengenalnya. Lalu ia duduk di hadapan Rasulullah dan menyandarkan lututnya
pada lutut Rasulullah dan meletakkan tangannya diatas paha Rasulullah, selanjutnya
ia berkata," Hai Muhammad, beritahukan kepadaku tentang Islam " Rasulullah
menjawab,"Islam itu engkau bersaksi bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Alloh
dan sesungguhnya Muhammad itu utusan Alloh, engkau mendirikan sholat,
mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Romadhon dan mengerjakan ibadah haji
ke Baitullah jika engkau mampu melakukannya." Orang itu berkata,"Engkau benar,"
kami pun heran, ia bertanya lalu membenarkannya Orang itu berkata lagi,"
Beritahukan kepadaku tentang Iman" Rasulullah menjawab,"Engkau beriman kepada
Alloh, kepada para Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, kepada utusan-utusan Nya,
kepada hari Kiamat dan kepada takdir yang baik maupun yang buruk" Orang tadi
berkata," Engkau benar" Orang itu berkata lagi," Beritahukan kepadaku tentang
Ihsan" Rasulullah menjawab,"Engkau beribadah kepada Alloh seakan-akan engkau
melihat-Nya, jika engkau tidak melihatnya, sesungguhnya Dia pasti melihatmu."
Orang itu berkata lagi,"Beritahukan kepadaku tentang kiamat" Rasulullah
menjawab," Orang yang ditanya itu tidak lebih tahu dari yang bertanya." selanjutnya
orang itu berkata lagi,"beritahukan kepadaku tentang tanda-tandanya" Rasulullah
menjawab," Jika hamba perempuan telah melahirkan tuan puterinya, jika engkau
melihat orang-orang yang tidak beralas kaki, tidak berbaju, miskin dan penggembala
kambing, berlomba-lomba mendirikan bangunan." Kemudian pergilah ia, aku tetap
tinggal beberapa lama kemudian Rasulullah berkata kepadaku, "Wahai Umar,
tahukah engkau siapa yang bertanya itu?" Saya menjawab," Alloh dan Rosul-Nya
lebih mengetahui" Rasulullah berkata," Ia adalah Jibril, dia datang untuk
mengajarkan kepadamu tentang agama kepadamu"

[Muslim no. 8]

3 Page                                                                 Hadits-Hadits Akidah
January 29, 2010                            [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH]




PENGANTAR.

        Islam, iman dan ihsan adalah tingkatan amaliah seseorang terhadap ajaran
Islam. Jika Islam beserta rukun-rukunnya diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari
maka stastus Muslim dapat diperoleh. Jika iman dengan berbagai perangkatnya
menghiasi seseoarang maka ia dikatakan Mukmin. Ihsan yang merupakan puncak
prestasi dalam berislam dan beriman akan terwujud jika dalam beragama, seseorang
mampu menghadirkan Allah swt setiap saat. Jika tidak, ihsan bisa hadir dalam bentuk
lain, berupa amalan yang dilakukan dengan senantiasa merasakan pengawasan
(muraqabatullah) Allah swt setiap saat.
        Dalam hal ini, Islam diartikan sebagai amalan lahiriah, sedang iman
merupakan perwujudan amalan hati. Arti demikian dibenarkan jika kedua istilah
tersebut berada pada satu ayat atau satu hadits secara bersamaan. Tapi jika keduanya
berdiri sendiri maka iman dan Islam memiliki arti yang sama, yaitu istilah yang
menunjukkan amalan lahiriah dan amalan hati sekaligus.

PENJELASAN.

         Tawadhu' adalah ciri utama Rasulullah saw. Sikap ini dibuktikan oleh beliau
dengan seringnya berkumpul bersama para sahabatnya. Dari sini dipahami bahwa
seorang muslim hendaknya bergaul dengan masyarakat secara santun, agar bisa
menularkan hal-hal positif kepada mereka. Di sini terdapat sebuah bingkai umum,
bahwa bergaul dengan masyarakat lebih utama jika seseorang merasa aman dari efek
negatif masyarakat.
         Tapi kalau khawatir tercemar dengan prilaku negatif masyarakat, tentu
menghindar (uzlah) dari mereka merupakan prioritas utama. Jargon yang sering
diangkat di sini adalah "Bergabung dengan masyarakat tetapi tetap memiliki
keunikan tersendiri". Itu adalah gambaran ideal seorang muslim dalam
bermasyarakat. Makna ini disarikan dari penuturan Umar Bin Khattab, bahwa
Rasulullah saw pernah bergabung bersama para sahabatnya lalu didatangi oleh
seseorang yang berpakaian putih. Gambaran ini merupakan pembukaan hadits yang
sedang kita bahas.
         Malaikat jibril mendatangi Rasulullah saw dalam kondisi demikian.
Kedatangannya itu dalam rangka mengajari sahabat tentang Islam, iman dan ihsan. Ini
menggambarkan bahwa malaikat kadang menapakkan diri dengan wujud manusia,
bahkan dengan orang-orang tertentu yang dikenal oleh warga sekitar. Misalnya
kedatangan jibril yang terkadang menyerupai Dahiyah Al-Kalbi, salah seorang
sahabat Rasul sendiri.
         Pertanyaan jibril kepada Rasulullah saw ketika itu bukanlah karena
ketidaktahuan, tetapi tidak lebih dari upaya untuk mengajari sahabat melalui
pertanyaan, yang bisanya lebih berkesan dibanding betuk pembelajaran lainnya. Di
sini kita bisa bercermin bahwa boleh saja seseorang bertanya tentang suatu hal
walaupun ia sendiri telah menguasi pembahasan, selama maksudnya untuk
memberitahukan mereka-mereka yang belum mengerti.
         Sikap duduk jibril dengan menyandarkan kedua lututnya dengan lutut
Rasulullah saw, serta tangannya yang diletakkan di atas paha beliau mengindikasikan
adab penuntut ilmu dalam majlis yang layak dijadikan teladan. Demikianlah
seharusnya seorang murid terhadap gurunya. Karena, bagaimana pun, guru tetaplah

4 Page                                                        Hadits-Hadits Akidah
January 29, 2010                              [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH]

pilar penting dalam mewariskan segala bentuk kebaikan. Benarlah apa yang dikatakan
Syauki Ibrahim, seorang sastrawan mesir, "Patuhlah kepada guru dan berikan
penghargaan yang layak, karena hampir saja posisi guru seperti layaknya posisi
seorang rasul".
        Pertanyaan jibril tentang Islam merupakan upaya untuk membongkar kembali
piranti Islam satu persatu, agar terlihat jelas dalam satu kesatuan yang utuh. Syahadat,
shalat, puasa, zakat dan haji merupakan komponen utama bagunan Islam. Jika
semuanya terlaksana, maka akan menampakkan sebuah fenomena yang menarik
antara ketaatan yang bersifat vertikal dan dibuktikan dengan kerja-kerja kemanusiaan
yang bersipat horisontal. Syahadat misalnya merupakan amal lisan, shalat dan puasa
adalah amalan jasmani, zakat adalah amalan yang berkaitan erat dengan harta, sedang
haji merupakan perpaduan antara amalan jasmani dan kemampuan harta.
        Demikain pula tentang iman. Ia dibahas secara tuntas oleh Rasulullah saw di
depan para sahabat-sahabatnya. Komponen utamanya terdiri dari keimanan kepada
Allah swt, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, kitab, hari akhir dan qadha' serta
kadar-Nya. Keimanan di sini diartikan sebagai pembenaran dengan hati. Jika semua
itu dibenarkan dengan hati dan melahirkan keyakinan dalam diri seseorang, maka
status mukmin tentu layak menjadi miliknya.
        Disamping hal di atas, ihsan pun disorot dengan baik. Ihsan diartikan sebagai
bentuk ibadah yang dilakukan dengan berusaha memvisualkan tujuan akhir, yaitu
Allah swt. Atau dengan kata lain, ihsan adalah menyembah Allah swt dengan penuh
semangat dan penuh harap (raja') akan sorga-Nya. Seolah-olah ia melihat Allah swt
sehingga yakin akan sampai kepada-Nya. Kalau tidak bisa dengan cara demikian,
maka menyembah Allah swt dengan perasaan khawatir (khauf) terhadap siksa-Nya
atau upaya untuk menghindari neraka-Nya juga dibenarkan. Itulah dua makna ihsan
yang diisyaratkan oleh Rasulullah saw. Memilih salah satu dari keduanya ketika kita
beribadah tetap akan melahirkan ihsan (profesinalisme) dalam beragama.
        Setelah itu, tanda-tanda kiamat juga tak luput dari pertanyaan jibril. Rasulullah
saw menjelaskan bahwa waktu terjadinya kiamat tak diketahui oleh seorang pun. Ia
murni menjadi rahasia Allah swt. Tetapi tanda-tandanya tetap bisa di lacak,
diantaranya seperti penjelasan beliau bahwa seorang budak melahirkan tuannya dan
orang-orang yang bertelanjang kaki dan dada, miskin dan berprofesi sebagai
pengembala berlomba-lomba mempertinggi rumahnya.
        Tanda-tanda hari kiamat secara global terbagi tiga. Ada yang telah berlalu, ada
yang selalu nampak dan ada pula yang muncul setelah hari kiamat makin dekat,
seperti : turunnya nabi Isa as, dajjal, ya'juj dan ma'juj dan terbitnya matahari dari
barat. Wallahu a'lam.
        Semoga kita termasuk orang yang dikaruniai perilaku ihsan sehingga mampu
menampakkan Islam ditengah masyarkat moderen. Amin.




5 Page                                                           Hadits-Hadits Akidah
January 29, 2010                                [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH]


                                    HADITS KE-3
                                    RUKUN ISLAM

‫عين أبيي عييبد الرحمين عبيد ال بين عييمر بيين الخطاب رضيي ال عيينهما ، قييال سيمعت رسيول ال‬
‫صيلى ال علييه وسييلم يقييول : بييني السييلم على خييميس : شييهيادة أن ل إلييه إل ال وأن محميد‬
                    ‫رسول ال ، وإقامة الصلة ، وإييتياء اليزكياة ، وحيج البيت ، وصيوم رمضان‬

TERJEMAHAN.

Dari Abu Abdirrahman, Abdullah bin Umar bin Al-Khathab radhiallahu 'anhuma
berkata : saya mendengar Rasulullah bersabda: "Islam didirikan diatas lima perkara
yaitu bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah secara benar kecuali
Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat,
mengerjakan haji ke baitullah dan berpuasa pada bulan ramadhan".

[Bukhari no.8, Muslim no.16]

PENGANTAR.

        Hadits ini merupakan penjelasan lebih lanjut dari hadits sebelumnya, di mana
Islam digambarkan secara aflikatif dengan ungkapan seperti, "engkau bersaksi….".
Pada hadits ini, Islam digambarkan layaknya sebuah bangunan kokoh dan tegak di
atas landasan yang mantap. Landasan itu berupa, syahadat, shalat, zakat, haji, dan
puasa Ramadhan.

PENJELASAN

    "Islam dibangun atas lima pilar utama, bersaksi bahwa tIada Tuahan yang
berhak disembah selain Allah swt dan Muhammad adalah utusan-Nya" Landasan
pertama bangunan Islam adalah Syahadat. Syahadat merupakan hal yang sangat
penting dalam Islam, setidaknya berdasarkan beberapa alasan :
    • Syahadat merukan pintu masuk ke dalam bangunan Islam itu sendiri.
    • Syahahadat adalah intisari ajaran Islam.
    • Syahadat adalah dasar perubahan.
    • Syahadat adalah inti da'wah para Rasul.
    • Syahadat merupkan sumber keutamaan, berupa sorga bagi yang meyakini
        kandungannya.
    Kemudian, terdapat tujuh syarat utama yang merupakan unsur kesempurnaan
Syahadat. Jika semuanya terwujud, akan melahirkan pribadi Muslim yang mumpuni
dan integral. Ketujuh syarat itu adalah :
    1. Ilmu yang menghilangkan kebodohan.
    2. Keyakinan yang menghilangkan keraguan.
    3. Penerimaan yang menjauhkan penolakan.
    4. Ketundukan yang menjaukan sikap acuh.
    5. Ikhlas yang melebur kesyirikan.
    6. Ketulusan yang akan melebur kepalsuan.
    7. Kecintaan yang akan menghapus kebencian.


6 Page                                                             Hadits-Hadits Akidah
January 29, 2010                           [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH]


"Menegakkan Shalat "

       Shalat merupakan pilar kedua dalam Islam. Urgensinya tidak lagi diragukan
oleh ummat Muslim. Shalat memiliki tujuan utama berupa mencegah perbuatan keji
dan mungkar. Untuk bisa mewujudkan tujuan dasar ini, shalat memiliki perangkat-
perangkat berupa :

  1. syarat-syarat :
      1. Membersihkan anggota tubuh dari hadas maupun najis.
      2. Menutup aurat dengan pakaian yang bersih.
      3. Memilih tempat yang bersih.
      4. Mengetahui masuknya waktu
      5. Menghadap kiblat.
  2. Rukun-rukun :
      • Niat (ikhlas),
      • Berdiri jika mampu,
      • Takbiratul Ihram,
      • Membaca Al-Fatihah,
      • Ruku,
      • Bangkit dari ruku,
      • Sujud,
      • Duduk diantara dua sujud.
      • Tasyahhud.
      • Beshawalawat kepada Nabi.
      • Mengucapkan salam.
      • Tuma'ninah.
      • Tertib.
        Selain hal-hal di atas maka dianggap termasuk dalam kategori sunnah-sunnah
shalat. Jika unsur-unsur tersebut terpenuhi dengan baik serta keikhlasan
mendasarinya, maka kekhusyu'an akan lahir. Khusyu' adalah kondisi dimana
seseorang merasakan ketundukan dan kehinaan di hadapan Yang Maha Kuasa,
dengan mengharap (raja') keridhaan-Nya dan khawatir (Khauf) terhadap siksaan-Nya.
Unsur batiniah dan lahiriah inilah jika terwujud mampu menjauhkan seorang Muslim
dari perbuatan keji dan mungkar.

"Menunaikan zakat "

       Zakat adalah harta yang ditunaikan untuk kaum lemah. Zakat bertujuan untuk
membersihkan noda-noda harta yang dimiliki maupun mensterilkan sang pemberi
zakat dari sikap bakhil. Tujuan ini terekam dalam firman Allah swt yang berbunyi :
"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan
dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu
(menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha
Mengetahui."
       Juga firman-Nya :
"Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman (syurga)
dan mata air-mata air, Sambil menerima segala pemberIan Rabb mereka.
Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunIa adalah orang-orang yang berbuat

7 Page                                                      Hadits-Hadits Akidah
January 29, 2010                           [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH]

kebaikan. Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. Dan selalu
memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar. Dan pada harta-harta mereka
ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat
bagian."
       Syekh Sayyid Sabiq mengomentari ayat di atas dengan mengatakan ,"Allah
swt menjadikan karakter utama orang-orang yang baik adalah Ihsan. Wujud ihsannya
itu dibuktikan dengan Qiyamullail dan memperbanyak Istigfar pada waktu sahur
sebagai wujud ketundukan dan taqarrub kepada-Nya. Ihsan itu pula nampak dengan
menunaikan zakat kepada yang berhak menerimanya".

   Menunaikan zakat memiliki beberapa urgensi, diantaranya adalah :
   • Zakat merupakan sebab turunya rahmat Allah swt.
   • Zakat merupakan salah satu penyebab kembalinya kekuasaan Islam ke
     pangkuan ummat Muslim.
   • Zakat merupakan penyebab masuknya seseorang ke dalam sorga.
   • Menghilangkan unsur kejelekan yang dimiliki suatu barang.

   Melihat urgensi zakat yang sedemikian rupa, Allah swt kemudian menjelaskan
ekses negatip akibat tidak berjalannya instrument zakat dalam sebuah komunitas
Muslim. Diantaranya berupa :
   • Emas dan perak yang tidak dizakati menjadi strika bagi pemiliknya di hari
       kemudian.
   • Harta yang tidak dizakati menjadi bumerang bagi yang bersangkutan pada hari
       kemudian.
   • Tidak ditunaikannya zakat bisa menyebabkan hujan tidak lagi diturunkan oleh
       Allah swt.

"Menunaikan haji"

    Haji merupakan piranti penting dalam bangunan Islam. Ia dianggap jihad yang
tidak mengandung resiko oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. Bahkan ketika
para wanita menghadap kepada beliau mengajukan keberatan akan banyaknya ibadah
yang bisa diakses oleh kaum laki-laki, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam
mengarahkan mereka kepada ibadah haji yang dianggap merupakan jihadnya kaum
wanita. Haji memiliki beberapa keutamaan, diantaranya berupa :
  1. Termasuk rumpun ibadah yang diutamakan. Rasulullah saw pernah ditanya
      tentang amalan yang paling afdhal, beliau menjawab " Beriman kepada Allah
      dan Rasul-Nya". Kemudian apa lagi ? Beliau menjawab, "Jihad di jalan Allah"
      kemudian apa lagi ? Jawab beliau, "haji yang mabrur"
  2. Pembersih dosa dan kesalahan. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam
      bersabda " Barang siapa yang menunaikan haji tanpa terlibat dengan ucapan
      kotor dan kefasikan maka Ia layaknya orang yang baru dilahirkan dari perut
      ibunya"
  3. Penyebab mendapatkan sorga Allah swt. Sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi
      Wasallam " tiada balasan bagi haji mabrur kecuali sorga"
  4. Merupakan jihadnya kaum lemah seperti wanita dan orang tua.
        Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam besabda, "jihadnya kaum lemah dan
        wanita adalah haji"



8 Page                                                      Hadits-Hadits Akidah
January 29, 2010                            [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH]


"Berpuasa pada bulan Ramadhan"

        Puasa artinya menahan. Dari sisi syari'at, maknanya berupa menahan segala
hal yang dapat merusak puasa dari sejak imsak hingga matahari terbenam. Keutamaan
puasa dari segi kejiwaan dan kesehatan jasmani telah banyak di sorot oleh ilmuan.
Sedang menurut Islam sendiri, keutamaan itu berupa :
    1. Puasa merupakan ibadah yang ditentukan pahalanya oleh Allah swt sendiri.
    2. Merupakan perisai dari perbuatan zina.
    3. Puasa berperan sebagai pemberi syafaat pada hari kimat.
    4. Menjauhkan seseorang dari api neraka.
    5. Puasa memiliki pintu khusus di sorga yang merupakan jalur masuk bagi
        mereka yang gemar berpuasa. Pintu itu bernama Ar-Rayyan.
    Puasa secara umum terbagi empat kategori:
    • Puasa Ramadhan.
    • Puasa Kaffarat.
    • Puasa Nazar.
    • Puasa Sunnah.
    Selain keutamaan puasa di atas, bulan ramadhan memiliki keutamaan tersendiri.
Diantara keutaman itu adalah :
    1. Terbukanya pintu sorga dan tertutupnya pintu neraka.
    2. Setan dibelenggu.
    3. Malam lailatul qadar.
    4. Merupakan penebus dosa-dosa tahun sebelumnya selama menghindari dosa-
        dosa besar.
    5. Penebus dosa-dosa lama.
    Mengingat begitu pentingnya puasa Ramadhan maka ditemukan banyak hadis-
hadis Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang mengingatkan kita tentang bahaya
meninggalkan puasa Ramadhan tanpa adanya alasan syar'i. Beberapa diantaranya
seperti :
    • Sabda Rasulullah saw yang berbunyi, "Simpul-simpul Islam dan landasan
        agama ada tiga. Bangunan Islam berdiri kokoh di atas ketiganya.
        Barangsiapa yang meninggalkan salah satu diantaranya maka Ia dianggap
        kafir dan halal darahnya, yaitu : syahadat, shalat wajib dan puasa ramadhan.
    • Sabda Rasulullah saw : "Barang siapa yang tidak berpuasa sehari saja dalam
        bulan ramadhan tanpa adanya rukhsa yang dibenarkan oleh Allah, maka Ia
        tidak bisa menggantinya dengan puasa lainnya, walaupun Ia puasa terus
        menerus sepanjang hidupnya".
    Demikianlah bagunan Islam yang disarikan dari hadits di atas. Wallahu a'lam.
Kita berharap agar Allah swt memudahkan kita untuk terus menerus komitmen
dengan pilar-pilar agama-Nya. Amin.




9 Page                                                        Hadits-Hadits Akidah
January 29, 2010                                       [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH]


                                       HADITS KE-4
                                TAKDIR TELAH DITETAPKAN

‫عين أبيي عبدالرحمين عبدال بين مسيعود رضيي ال عنيه قال حدثنيا رسيول ال صيلى ال علييه‬
‫وسلم وهو الصادق المصدوق " إن أحدكم يجمع خلقه في بطن أمه أربعين يوما نطفة ثم علقه‬
‫مثييل ذلك ثييم يكون مضغيية مثييل ذلك , ثييم يرسييل إليييه الملك فينفييخ فيييه الروح , ويؤميير بأربييع‬
‫كلمات : بكتييب رزقييه , وأجله , وعمله , وشقييي أم سييعيد . فوال الذي ل إله غيره إن أحدكييم‬
‫ليعمل بعمل أهل الجنة حتى ما يكون بينه وبينها إل ذراع فيسبق عليه الكتاب فيعمل بعمل أهل‬
‫النار , وإن أحدكم ليعمل بعمل أهل النار حتى ما يكون بينه وبينها إل ذراع فيسبق عليه الكتاب‬
                                                                               ‫فيعمل بعمل أهل الجنة‬

TERJEMAHAN.

Dari Abu 'Abdirrahman Abdullah bin Mas'ud radhiallahu 'anh, dia berkata : bahwa
Rasulullah telah bersabda, "Sesungguhnya tiap-tiap kalian dikumpulkan
penciptaannya dalam rahim ibunya selama 40 hari berupa nutfah, kemudian menjadi
'Alaqoh (segumpal darah) selama itu juga lalu menjadi Mudhghoh (segumpal
daging) selama itu juga, kemudian diutuslah Malaikat untuk meniupkan ruh
kepadanya lalu diperintahkan untuk menuliskan 4 kata : Rizki, Ajal, Amal dan
Celaka/bahagianya. maka demi Alloh yang tiada Tuhan selainnya, ada seseorang
diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli surga sehingga tidak ada jarak
antara dirinya dan surga kecuali sehasta saja. kemudian ia didahului oleh ketetapan
Alloh lalu ia melakukan perbuatan ahli neraka dan ia masuk neraka. Ada diantara
kalian yang mengerjakan amalan ahli neraka sehingga tidak ada lagi jarak antara
dirinya dan neraka kecuali sehasta saja. kemudian ia didahului oleh ketetapan Alloh
lalu ia melakukan perbuatan ahli surga dan ia masuk surga.

[Bukhari no. 3208, Muslim no. 2643]

PENGANTAR.

        Sebagai agama wahyu, Islam memiliki karakteristik sendiri dalam memaknai
setiap fenomena. Pada masalah kelahiran misalnya, Islam menetapkan fase-fase yang
jelas. Fase ini terus dipantau oleh malaikat Allah swt yang khusus ditugaskan untuk
urusan tersebut. Fase-fase itu berupa :
  1. Fase air mani selama 40 hari.
  2. Fase tetesan darah selama 40 hari.
  3. Fase gumpalan daging selama 40 hari.
  4. Fase akhir sebelum lahir selama 40 hari pula.
        Keempat fase ini memiliki proses tersendiri dan juga menjadi penegasan ilmu
pengetahuan moderen yang menunjukkkan bahwa ajaran Islam sangat akrab dengan
dunia ilmiah.

PENJELASAN.

"Sungguh setiap kalian berperoses dalam perut ibunya berupa setetes air mani
selama 40 hari" ini merupakan fase awal terbentuknya manusia dalam rahim ibu.


10 Page                                                                      Hadits-Hadits Akidah
January 29, 2010                            [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH]

Proses ini ditandai dengan bertemunya air mani laki-laki dengan air mani perempuan.
Proses ini berlangsung selama 40 hari.

"Kemudian berubah menjadi setetes darah selama 40 hari" proses ini merupakan
lanjutan dari proses sebelmnya. Fase ini dalam bahasa arab dikenal sebagai fase
'Alaqah, yaitu sebuah fase yang menggambarkan kondisi darah yang cendrung
mengeras itu, menempel pada jalur yang dilewatinya. Fase ini pun disinggung oleh
Allah pada firman-Nya dalam surah Al-'Alaq yang berbunyi "yang menciptakan
manusia dari segumpal darah ('alaqah)"

"Kemudian berubah menjadi segumpal daging selama 40 hari" ini merupakan fase
ketiga, dimana darah yang mengeras tadi berubah menjadi segumpal daging. Pada
fase selanjutnya, yaitu masa 120 hari, Allah mengirim malaikat untuk meniupkan ruh
sekaligus menetapkan rezqi, ajal, amal dan susah senangnya dalam kehidupan ini.
Hal ini berdasarkan pada hadis nabi "Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat
untuk meniupkan ruh kepadanya, dan dia diperintahkan untuk menetapkan empat
perkara; menetapkan rezkinya, ajalnya, amalnya dan celaka atau bahagianya".
    Penggalan hadist ini pula yang menjadi landasan ulama dalam berpendapat bahwa
sebelum janin berumur empat bulan Ia tidaklah dianggap manusia hidup. Olehnya itu,
jika janin lahir sebelum melewati umur empat bulan maka ia tidak dimandikan, tidak
dikafani dan tidak dishalati. Ia dikuburkan apa adanya saja.
    Selain itu, penggalan hadits tadi juga mengisyaratkan adanya malaikat yang
ditugaskan oleh Allah swt untuk mengurus seluk beluk alam rahim. Menjaga janin
dari serangan jin jahat yang hendak menyerangnya juga menjadi tugas sang malaikat.
Serangan ini merupakan wujud sumpah iblis di hadapan Allah yang akan
menyesatkan manusia beserta keturunannya. Mungkin karena inilah Rasulullah saw
mewanti-wanti ummatnya agar ketika hendak campur supaya berdo'a sebelumnya.
Setelah tanda-tanda kehamilan mulai nampak, diharapkan sekali bagi wanita hamil
untuk banyak taqarrub kepada Allah swt. Mengingat kondisinya yang begitu lemah
dan merupakan peluang utama bagi jin setan untuk menyerangnya.
    Dengan pertimbangan bahwa pada fase 120 hari, janin ditentukan rezki, ajal, dan
senang tidaknya di dunia ini, maka seorang Muslim hendaknya tenang dalam masalah
rezki, dengan merasa cukup dengan apa yang telah ada dan tetap berusaha mencari
rezki yang halal. Panik dalam hal ini merupakan wujud kelemahan iman. Apalagi bila
rela mengganti keyakinan hanya demi sesuap nasi atau kenikmatan dunia lainnya.
Naudzubillah.
    "Demi Allah yang tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain-Nya, sungguh
dIantara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli sorga hingga jarak antara dia
dengan sorga hanyalah sehasta, akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dIa
melakukan perbuatan ahli neraka sehingga Ia pun tercebur kedalamnya.
Sesungguhnya diantara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga
jarak antara dirinya dengan neraka tinggal sehasta, tetapi telah ditentukan baginya
sebuah ketentuan sehingga Ia melakukan perbuatan ahli sorga lalu Ia pun masuk
kedalamnya."
    Potongan hadits ini mengisyaratkan bahwa kondisi terakhir manusia di dunia ini
menetukan kondisinya di akhirat. Karena itulah, seseorang hendaknya tidak terpedaya
dengan kondisinya saat ini yang nampak komitmen dengan nilai-nilai Islami.
Ketaatan lahiriah tidaklah selamanya lahir dari rahim keikhlasan, tapi kadang karena
faktor lingkungan atau pun kebiasaan.


11 Page                                                       Hadits-Hadits Akidah
January 29, 2010                           [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH]

    Disinilah nampak bagi orang–orang yang secara lahir taat dalam ibadah ritual
tidak dibenarkan memandang enteng ataupun memandang hina orang-orang yang
bergelimang dosa. Tetapi berusaha meminta perlindungan kepada Allah swt agar
dijauhkan dari sikap demikian, sembari berusaha menda'wahi orang-orang yang
bertipe demikian dengan menunjukkan kasih sayang dan empati.
    Bisa jadi lautan dosa yang sedang melingkupi seseorang mengatarkannya ke
lembah taubat yang penuh dimensi kesadaran. Sebuah kondisi yang dapat merubah
seseorang menjadi lebih baik dibanding orang-orang yang secara lahiriah garis
hidupnya datar dengan ketaatanya. Khalid Bin Walid merupakan tipe yang mewakili
kondisi ini.
    Di samping itu, bagi mereka yang sedang berlumur dosa, hendaknya menyadari
bahwa pintu kematian tiap saat mengintai. Sangat disayangkan jika kondisinya belum
berubah sedang ajal datang menjemput. Dosa yang telah menggunung tinggi tidaklah
seharusnya membuat seseorang lepas harapan terhadap kemungkinan terbukanya
pintu taubat. Selama ajal belum berakhir, nafas masih turun naik dan belum sampai
sekarat, maka selama itu pula Ia ditunggu oleh Allah swt dilorang taubat-Nya.
    Manusia, baik yang ahli taat maupun ahli maksiat, hendaknya tetap menyadari
bahwa Allah swt menghendakinya berjalan menuju orbit kehidupan, berupa akhirat
dengan tetap berpegang teguh pada prinsip Khauf ( khawatir) dan Raja' (penuh
harap).
    Di sini perlu ditegaskan pula bahwa amalan, baik ataupun buruk, tidaklah serta
merta membuat pelakunya masuk sorga atau pun neraka. Amalan hanyalah timbangan
lahirIah. Karenanya, akidah Ahlussunnah Wal Jamaah menetapkan bahwa sorga dan
neraka mutlak di bawah kekuasaan Allah swt. Ia memasukkan ke dalam sorga-Nya
orang-orang yang dikehendaki dan memasukkan ke dalam neraka-Nya orang-orang
yang dikehendaki-Nya pula.
    Nampaknya permasalahan di atas sangat terkait erat dengan masalah Qadha dan
Qadar (takdir), sehingga penting untuk menjelaskan permasalahan ini secara singkat.
    Qadha adalah ketetapan Allah swt pada zaman azali tentang ada tidaknya sesuatu.
Sedangkan kadar adalah penciptaan Allah swt terhadap sesuatu berdasarkan wujudnya
pada waktu tertentu. Takdir terkait erat dengan kesempurnaan ilmu Allah swt,
keilmuan yang mencakup apa yang telah, sedang dan akan terjadi, serta proses
kejadiannya.
    Atas kesempurnaan ilmu inilah Allah swt menetapkan rezki, amalan, bahagia atau
celakanya seseorang. Tetapi ilmu ini tidaklah menghilangkan hak ihtiar dan kehendak
hamba, karena ilmu tidaklah berpengaruh. Teks-teks keagamaan dalam Al-Qur'an dan
As-Sunnah menunjukkan dan menetapkan kehendak dan kebebasan berihtiar bagi
manusia.
    Aktifitas manusia di dunia ini pastilah seseuai dengan skenario Allah swt di
lauhin mahfuz. Siapapun yang ditentukan sebagai penduduk sorga maka pasti
dimudahkan dalam menjalankan amalan penduduk Sorga, khususnya di akhir
hidupnya. Sebaliknya pun demikian. Walau hari-harinya diramaikan dengan ketaatan,
tetapi di akhir hentakan nafasnya Ia menjauh dari jalur kebenaran, maka neraka pun
menjadi ujung perjalanannya. Wallahu a'lam. Semoga kita dijauhkan oleh Allah swt
dari su'ul khotimah. Amin.




12 Page                                                      Hadits-Hadits Akidah
January 29, 2010                            [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH]




                              HADITS KE-5.
                    TERTOLAKNYA PAHALA AMALAN BID’AH

‫عن أم المؤمنين أم عبدال عائشة رضي ال عنها قال : قال رسول ال صلى ال عليه وسلم " من‬
 ‫أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد " رواه البخاري ومسلم , وفي رواية لمسلم " من عمل‬
                                                          ‫عمل ليس عليه أمرنا فهو رد‬

TERJEMAHAN

Dari Ummul mukminin, Ummu 'Abdillah, ‘Aisyah radhiallahu 'anha, ia berkata
bahwa Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang mengada-adakan sesuatu dalam
urusan agama kami ini yang bukan dari kami, maka dia tertolak".
(Bukhari dan Muslim. Dalam riwayat Muslim : “Barangsiapa melakukan suatu amal
yang tidak sesuai urusan kami, maka dia tertolak”)

[Bukhari no. 2697, Muslim no. 1718]

PENGANTAR.

         Pada hadits pertama dijelaskan bahwa timbangan bathiniah berupa ikhlas
merupakan syarat mutlak diterimanya sebuah amalan. Di sini, timbangan lahiriah juga
mendapatkan porsi penjelasan, agar kita makin meyakini pentingnya ilmu yang dapat
mengenalkan kita sunnah-sunnah nabi. Terutama sekali pada lapangan ibadah ritual,
supaya bisa membedakan amalan yang disyarIatkan dan dapat menghindari amalan
yang merupakan lahan bid'ah.
         Timbangan lahiriah dalam Islam dikenal dengan istilah Ittiba', yaitu sebuah
usaha untuk mengikuti cara Nabi dalam memperaktekkan nilai-nilai Islam. Lawan
ittiba' adalah ibtida', yaitu sikap beragama yang biasanya mereka-reka bentuk ibadah
untuk dijadikan metode taqarrub yang tidak disyariatkan oleh Allah swt.
         Islam adalah agama yang telah sempurna ajarannya. Menambah atau
menguranginya merupakan tindakan subversip, dan seolah menuduh Rasullah
Shallallahu alaihi wasallam tidak amanah dalam menjalankan risalah Allah swt.
         Tapi permasalahan ini sebenarnya merupakan garapan Ulama, karena
merekalah yang mengetahui karakteristik Islam dan mengenal hal-hal yang bisa
menjadi lahan ijtihad. Karenanya, sebelum mapan dari sisi keilmuan, hendaknya
penuntut ilmu menahan diri dari sikap suka mencap amalan-amalan tertentu sebagai
bid'ah, terutama yang masih berkategori ikhtilaful ulama.

PENJELASAN.

"Barang siapa yang mengada-adakan amalan yang bukan berasal dari (ajaran)
kami, maka amalannya tertolak" Hukum asal ibadah adalah At-Tahrim. Artinya
bahwa dalam lapangan ibadah ritual, mengikuti cara Rasulullah saw merupakan
keharusan. Dan tidak diperkenankan (haram) memodifikasi ibadah tertentu itu
dijadikan sarana taqarrub kepada Allah swt.
        Di sini perlu ditegaskan bahwa Islam terbagi menjadi beberapa bagian, seperti
Akidah, Ibadah, Muamalah dan Akhlak. Dalam lapangan praktis, kita hanya

13 Page                                                        Hadits-Hadits Akidah
January 29, 2010                             [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH]

menyoroti lahan ibadah dan muamalah. Agar lebih rinci, kita analisa lebih jauh
kaitannya dengan hadits di atas.

Ibadah.

        Hukum asal ibadah adalah At-Tahrim. Artinya bahwa dalam lapangan ibadah
ritual, mengikuti cara Rasulullah saw merupakan keharusan. Tidak ada seorang pun
yang dibolehkan merancang sebuah bentuk ibadah lalu menjadikannya model
taqarrub kepada Allah swt. Kalau demikIan adanya maka Ia berkategori bid'ah. Bid'ah
dalam lapangan ibadah berarti mengadakan ibadah yang tidak memiliki contoh
aplikasi dari Rasulullah saw. Nah, hadits di atas merupakan kaedah umum tentang
masalah bid'ah yang merupakan lawan dari Sunnah.
        Tetapi dalam rangka menerima dan menolak suatu bentuk ibadah perlu
dijelaskan hal-hal berikut :
    1. Suatu bentuk taqarrub dalam ibadah tertentu tidak selamanya bernilai
        ibadah pada kondisi lain. Sebagai contoh, berdiri merupakan bentuk
        taqarrub ketika shalat maupun ketika azan. Tetapi jika ada yang bernazar
        untuk berdiri pada waktu-wakti tertentu, maka itu berarti bid'ah yang tertolak
        di sisi Allah swt. Kareana itulah, ketika ada seseorang berdiri di tengah terik
        matahari sebagai wujud pemenuhan nazarnya, Ia dilarang oleh Rasulullah saw.
    2. Amalan yang berada di luar aturan syara'. Perbuatan yang tidak
        berlandaskan syari'at, seperti seseorang bertaqarrub dengan nyayian atau
        dansa, maka perbuatan ini jelas tertolak. Bahkan inilah bentuk bid'ah yang
        sebenarnya. Semua perbuatan yang dilarang Islam masuk dalam kategori ini.
    3. Menambah-nambah ibadah yang disyariatkan. Bid'ah dalam bentuk seperti
        ini perlu diperjelas dan diteliti. Karena tambahan bisa jadi membatalkan
        ibadah dan membuatnya tertolak. Contohnya adalah menambah shalat subuh
        menjadi tiga rakaat atau lebih. Tapi jika tambahan itu tidaklah membatalkan,
        tetapi hanya keluar dari kebiasaan dan tidak ada larangan menambahinya,
        maka sebenarnya tidaklah tertolak. Hanya mungkin berada pada level makruh,
        seperti ketika berwudhu lebih dari 3 kali. Itu pun kemakruhannya dilihat dari
        sisi berlebihan dalam menggunakan air. Sedang sikap berlebih-lebihan
        merupakan sesuatu yang dibenci oleh Islam.
    4. Meninggalkan bagian tertentu dari ibadah yang disayariatkan. Orang
        yang beribadah kepada Allah swt tapi meninggalkan bagian tertentu dari
        ibadah tersebut, maka dari segi diterima atau ditolaknya ibadah itu perlu
        diteliti dan diperjelas bagian yang ditinggalkan. Jika yang ditinggalkan adalah
        syarat-syaratnya, seperti orang yang meninggalkan wudhu ketika hendak
        shalat maka tentu ibadahnya tertolak. Begitupun orang yang meninggalkan
        rukun-rukun ibadah tertentu. Adapun jika yang tertinggal hanyalah sunnah-
        sunnahnya saja, seperti orang yang shalat di rumah dan tidak ikut berjamaah,
        tentu pahalanya tidak sama dengan orang yang berjamaah. Itu jika shalat
        jamaah dianggap sunnah muakkadah.

Muamalah.

       Hukum asal muamalah adalah "boleh". Artinya dalam bermuamalah dengan
sesama manusIa tidaklah harus mendasarinya dengan cara-cara Rasulullah saw
layaknya bidang ibadah. Tetapi bentuk-bentuk transaksi bisa saja dikembangkan
sebatas tidak melanggar kaedah umum yang ditetapkan agama. Seperti tidak

14 Page                                                         Hadits-Hadits Akidah
January 29, 2010                             [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH]

merugikan salah satu pihak, tidak mengadakan transaksi yang melanggar syari'at
seperti riba dll dan dilaksanakan atas dasar keridhaan pihak-pihak terkait.
        Namun demikian, dari sisi tertolaknya sebuah tansaksi dalam muamalah
biasanya terjadi pada bentuk-bentuk berikut :
     Tindakan yang merupakan usaha untuk menebus hukum syari'at.
        Semua jenis tindakan yang merupakan manifestasi dari penebusan atau
        pengganti hukum syari'at tertolak secara langsung. Seperti hukum rajam
        terhadap wanita yang berzina setelah menikah, lalu ditebus dengan uang atau
        bentuk lainnya.
     Akad (transaksi) yang terlarang oleh syari'at :
        1. Transaksi yang bukan pada tempatnya. Seperti menikahi mahram, baik
            dari kerabat, keturunan, ataupun menyatukan wanita dengan tantenya.
            Transaksi seperti ini tertolak karena melanggar aturan (baca:haram).
        2. Tidak terpenuhinya sebuah syarat tidaklah bisa dianggap sah sekedar
            keridhaan kedua belah pihak. Seperti menikahi wanita yang sedang
            beriddah. Walaupun keduanya sama-sama ridha, tetapi syarat berupa
            selesainya iddah telah dilanggar, jadi hukumnya tertolak. Demikian juga
            menikah tanpa wali.
        3. Transaksi dengan benda-benda yang di haramkan oleh Allah swt. Seperti
            menjual minuman keras, bangkai ataupun riba dll.
     Transaksi yang menyebakan terjadinya kezaliman terhadap satu pihak.
        Seperti seorang wali menikahkan seorang janda tanpa seizinnya. Maka
        diterima tidaknya akad tergantung dari keridhaan sang janda, karena itu adalah
        haknya.

CATATAN

        Hendaknya penuntut ilmu tidak tergesa-gesa menghukumi sesuatu sebagai
bid'ah dengan hanya bermodalkan hadits di atas. Tetapi sebelumnya, sebaiknya
meniliti pendapat ulama tentang hal tersebut dengan memperhatikan kaedah umum
yang bisa dijadikan titik tolak untuk menerima atau menolak sesuatu. Wallahu a'lam.
        Kita berharap kepada Allah swt agar menganugrahkan kita ilmu yang
menjauhkan kita dari prilaku bid'ah. Dan memohon kepadan-Nya agar senantiasa
dimudahkan dalam berkomitmen dengan sunnah-sunnah Nabi-Nya. Amin.




15 Page                                                        Hadits-Hadits Akidah
January 29, 2010                                  [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH]




                                         HADITS KE-6
                                      HALAL DAN HARAM

‫عين أبيي عبدال النعمان بين بشيير رضيي ال عنهميا قال : سيمعت رسيول ال صيلى ال علييه وسيلم‬
‫يقول " إن الحلل بيين و الحرام بيين , وبينهميا مشتبهات قيد ل يعلمهين كثيير مين الناس , فمين اتقيى‬
‫الشبهات فقيد اسيتبرأ لدينيه وعرضيه , ومين وقيع فيي الشبهات فقيد وقيع فيي الحرام , كالراعيي يرعى‬
‫حول الحميى يوشيك أن يرتيع فييه , أل وأن لكيل ملك حميى , أل وإن حميى ال محارميه , إل وإن فيي‬
             ‫الجسد مضغة إذا صلحت صلح الجسد كله , وإذا فسدت فسد الجسد كله , أل وهي القلب‬


TERJEMAHAN.

Dari Abu 'Abdillah An-Nu'man bin Basyir radhiallahu 'anhuma berkata,"Aku
mendengar Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya yang Halal itu jelas dan yang
haram itu jelas, dan diantara keduanya ada perkara yang samar-samar, kebanyakan
manusia tidak mengetahuinya, maka barangsiapa menjaga dirinya dari yang samar-
samar itu, berarti ia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya, dan
barangsiapa terjerumus dalam wilayah samar-samar maka ia telah terjerumus
kedalam wilayah yang haram, seperti penggembala yang menggembala di sekitar
daerah terlarang maka hampir-hampir dia terjerumus kedalamnya. Ingatlah setiap
raja memiliki larangan dan ingatlah bahwa larangan Alloh apa-apa yang
diharamkan-Nya. Ingatlah bahwa dalam jasad ada sekerat daging jika ia baik maka
baiklah seluruh jasadnya dan jika ia rusak maka rusaklah seluruh jasadnya.
Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati”.

 [Bukhari no. 52, Muslim no. 1599]

PENGANTAR.

        Hadits ini merupakan rumus penting dalam Islam. Sebagian ulama
berkomentar, "Landasan agama menurut kami terangkum pada beberapa kalimat
yang dinisbatkan kepada Rasulullah saw ; tinggalkan syubhat, zuhudlah, tinggalkan
hal-hal yang tidak berkaitan dengan dirimu dan bekerjalah dengan ikhlas".
        Ajaran Islam, khususnya yang berkaitan dengan halal dan haram sangatlah
jelas. Tapi antara keduanya terdapat hal-hal yang meragukan hukumnya bagi
masyarakat. Namun bagi ulama, hal itu tidaklah bermasalah. Karena dengan
ketaqwaan dan keilmuan yang meraka miliki, mereka mampu menempatkan hal-hal
demikian pada salah satu dari kedua kategori di atas. Hal-hal seperti itulah yang
diisyaratkan oleh Rasulullah saw sebagai Syubhat.

PENJELASAN.

       Syubhat, menurut Imam Nawawi, adalah sesuatu yang tidak jelas status halal
atau haramnya. Karena itulah, banyak orang yang tidak mengetahui hukumnya. Tetapi
ulama bisa mengetahui status hukumya melalui teks-teks Al-Qur'an/hadits atau pun
dengan sistem analogi (qiyas). Jika status hukum sesuatu tidak jelas halal haramnya,
sementara tidak ada nash (teks) ataupun konsensus ulama (ijma'), maka mujtahid

16 Page                                                               Hadits-Hadits Akidah
January 29, 2010                              [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH]

memberlakukan ijtihad agar bisa menetapkan statusnya dengan jelas dengan tetap
berlandaskan pada dalil-dalil syari'at.
        Dalam menyikapi masalah syubhat ini, manusia terbagi dua :
     1. Sebagian meninggalkan syubhat sebagai upaya mencari keridhaan Allah swt
        dan merupakan bentuk lain dari usaha menghindari dosa. Disamping itu
        mereka berusaha menyelamatkan agamanya dan menjaga kehormatannya.
        Inilah makna hadits Rasulullah saw yang berbunyi "Barang siapa yang
        menghindari syubhat berarti telah menyelamatkan agama dan
        kehormatannya" keselamatan agama berkaitan dengan Allah swt, sedang
        kehormatan berkaitan dengan hubungan sesama manusia.
     2. Sebagian lagi terlibat dalam perkara syubhat. Tetapi syubhat di sini menurut
        masyarakat, bukan menurut dia secara pribadi. Karena hukumnya jelas
        "boleh" baginya. Contohnya seperti ciuman dengan istri di tempat umum.
        Tentu dari sisi syari'at hal ini dibolehkan karena statusnya halal. Hanya saja
        berpotensi menimbulkan fitnah dan merusak kehormatan (citra diri). Hal
        seperti ini tidaklah masalah, tetapi jika ditinggalkan sangatlah tepat agar tidak
        menimbulkan fitnah dan demi menjaga kehormatan. Syubhat seperti ini pernah
        menimpa Rasulullah saw. Ketika itu, beliau bersama seorang perempuan di
        tengah malam. Tiba-tiba ada dua orang sahabat yang lewat. Kerena khawatir
        mereka curiga, beliau memanggil mereka dan menjelaskan bahwa wanita yang
        sedang bersamanya adalah Shofiyyah, istri beliau sendiri.
     Ada pula yang bergelut dengan dunia syubhat karena mengikuti hawa nafsu.
Kondisi seperti inilah yang dianggap terjatuh dalam kubangan haram. Tentang hal
ini, Rasulullah saw menegaskan "Barang siapa yang terlibat dengan perkara syubhat
berarti Ia tenggalam dalam perkara haram". Artinya bahwa seorang yang terlibat
dalam perkara syubhat berpeluang besar untuk melakukan sesuatu yang haram.
     Pembagian halal, haram dan syubhat ini dipertegas oleh Rasulullah saw dengan
gambaran bahwa "Seperti pengembala yang mengembalakan hewan piaraannya di
da'erah yang dilindungi sehingga hampir saja menerobos tanpa bisa dicegat"
     Tingkah laku yang merupakan pilihan ataupun sekedar gerak yang mengikuti alur
kebiasaan sangatlah dipengarui oleh kondisi hati (iman). Hati, ketika didominasi oleh
iman, membuat seseorang berhati-hati dalam berbuat. Sebaliknya, hati yang melemah
akibat dominasi syahwat sangat potensial melahirkan tingkah laku murahan. Hal ini
disinggung oleh Allah swt dalam firman-Nya :
"Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, Maka mereka
mengikuti sebahagIan ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk
menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya" (Q.S Ali Imran : 7).
        Kaitannya dengan halal, haram dan syubhat adalah bahwa keimana akan
menghindarkan seseorang dari perkara syubhat apalagi yang haram.
     Beberapa hal yang merupakan rangkuman pembahasan di atas adalah :
      Jika seseorang terlibat dengan perkara syubhat maka mudah baginya terjatuh
        pada hal-hal yang jelas keharamannya.
      Masalah kebaikan dan keburukan sangat ditentukan oleh hati. Karenanya
        memperhatikan kondisi hati secara terus menerus merupakan tuntunan agar
        dapat meniti jalur yang benar dengan tetap istiqamah.
      Rusaknya prilaku lahiriah merupkan indikasi kuat rusaknya kondisi bathin
        (hati).
     Semoga Allah swt menjauhkan kita dari syubhat yang dapat menggerogoti agama
dan kehormatan kita. Amin.


17 Page                                                          Hadits-Hadits Akidah
January 29, 2010                             [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH]




                               HADITS KE - 7
                           AGAMA SEBAGAI NASEHAT

     ‫عن أبي تميم بن أوس اليداري رضي ال عنه أن النبي صلى ال عليه وسلم قال " الدين‬
                        ‫النصيحة قلنا لمن ؟ قال : ل ولرسوله وللئمة المسلمين و عامتهم‬

TERJEMAHAN.

Dari Abu Ruqayyah Tamiim bin Aus Ad Daari radhiallahu 'anh, “Sesungguhnya
Rasulullah telah bersabda : Agama itu adalah Nasehat , Kami bertanya : Untuk
Siapa ?, Beliau bersabda : Untuk Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin umat
Islam, dan bagi seluruh kaum muslim”

   [Muslim no. 55]

PENGANTAR.

    Pada hadits sebelumnya dijelaskan bahwa agama Islam memiliki spesipikasi
seperti Islam yang mewakili amalan lahiriah, Iman yang mewakili amalan hati dan
Ihsan yang menggambarkan profesionalisme dalam menjalankan keduanya. Di sini
Rasulullah saw menegaskan bahwa Agama Islam identik dengan nasehat. Selama
nasehat menjadi bagian penting dari keislaman kita maka selama itu pula Islam kokoh
pada level pribadi dan masyarakat.

PENGANTAR.

    Nasehat dari segi bahasa bermakna Khalasa yang berarti murni. Bentuk formalnya
adalah ikhlas yang merupakan wujud pemurniaan ibadah terhadap Allah swt semata.
Berdasarkan makna bahasa inilah, Ibnu Atsir memberikan makna terminologi, berupa
keinginan untuk menyampaikan kebaikan terhadap orang yang dinasehati.
    Nasehat biasanya mengarahkan seseorang kepada pemurnian Islam. Baik pada
tataran praktis maupun tataran teoritis. Karena begitu pentingnya pemurnian
pemahaman pada aspek teori dan pemurnian praktek keberagamaan pada level
pemerintah dan masyarakat, maka dipandang perlu untuk selalu menghadirkan
nasehat sebagai upaya untuk konsisten dalam praktek keberislaman.
    Atas alasan inilah maka ketika Rasulullah saw ditanya tentang nasihat, kepada
siapa seharusnya dutujukan, Rasulullah saw menjawab, "Kepada allah dan Rasul-
Nya, pemimpin kaum Muslimin dan masyarakat" karena memang keempat poin inilah
yang menjadi inti keberlangsungan Islam dan kemurniannya dari segi teori maupun
praktek.
    Nasehat kepada Allah swt terwujud dalam bentuk keimanan yang benar kepada-
Nya, membenarkan informasi yang terdapat dalam kitab-Nya, membenarkan Rasul-
Nya, memurnikan ibadah kepada-Nya, taat dan patuh terhadap perintah serta
menjauhi larangan-Nya. Mencintai apa yang dicintai-Nya, membenci apa yang di
benci-Nya, loyal kepada hamba-hamba-Nya yang bertakwa dan berlepas diri dari
musuh-musuh-Nya juga termasuk dalam kategori ini.
    Nasihat kepada Rasulullah saw terwujud dalam bentuk membenarkan kenabian
beliau, komitmen dengan perintahnya dan menjauhi larangannya, menghormatinya,

18 Page                                                        Hadits-Hadits Akidah
January 29, 2010                           [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH]

mencintainya beserta keluarganya, menjadikannya Uswatun Hasanah dan selalu
menghidupkan sunnah-sunnahnya.
    Nasehat bagi pemimpin kaum Muslimin terwujud pada upaya membantu
meyukseskan amanah yang sedang diemban. Mengingatkannya ketika sedang lalai,
merahasiakan kesalahan yang terjadi diluar kendalinya dan memberikan dukungan
moril atau pun materil juga diantara wujud nasehat kepada pemimpin. Termasuk
nasehat paling penting dan merupakan nasehat tingkat tinggi adalah ketika kita
mampu mencegah mereka dari tindak kezhaliman. Tentunya dengan cara yang baik
dan elegan.
    Nasehat bagi masyarakat Muslim terwujud dalam bentuk ajakan untuk komitmen
dengan ajaran Islam, menegakkan amar ma'ruf dan nahi mungkar, mendidik mereka
dengan kebaikan, menghormai sesepuhnya, dan menyayangi orang-orang lemah.
Termasuk dalam kategori ini adalah menasehati diri sendiri sebelum dinasehati oleh
orang lain atau pun dikritisi olehnya.
    Nasehat tidaklah terbatas pada hal-hal di atas. Menasehati non mslim juga
merupakan tugas seorang Muslim. Islam sebagai Rahmatan Lil Alamin memegang
peranan penting dalam hal ini, terutama sekali dalam menjauhkan manusia dari
penyembahan dan ketundukan kepada selain Allah swt. Wallahu a'lam.
    Semoga Allah swt berkenan menudahkan kita untuk komitmen dengan ajaran
Rasul-Nya dengan saling nasehat menasehati sekaligus beramar ma'ruf dan nahi
munkar. Amin.




19 Page                                                      Hadits-Hadits Akidah
January 29, 2010                              [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH]




                             HADITS KE-8
             PERAN RASUL SEBAGAI PENGEMBAN MISSI TAUHID

   ‫عن ابن عمر رضي ال عنهما أن رسول ال صلى ال عليه وسلم قال " أمرت أن أقاتل الناس‬
 ‫حتى يشهدوا أن ل إله إل ال وأن محمدا رسول ال ويقيموا الصلة ويؤتوا الزكاة , فإذا فعلوا ذلك‬
                            ‫عصموا مني دماءهم وأموالهم إل بحق السلم وحسابهم على ال تعالى‬

TERJEMAHAN.

Dari Ibnu 'Umar radhiallahu 'anhuma, sesungguhnya Rasulullah telah bersabda :
"Aku diperintah untuk memerangi manusia sampai ia mengucapkan laa ilaaha
illallaah, menegakkan shalat dan mengeluarkan zakat. Barangsiapa telah
mengucapkannya, maka ia telah memelihara harta dan jiwanya dari aku kecuali
karena alasan yang hak dan kelak perhitungannya terserah kepada Allah Ta'ala".

[Bukhari no. 25, Muslim no. 22]

PENGANTAR.

    Perang dalam Islam tidaklah dibenarkan kecuali dalam rangka meredam musuh,
melindungi da'wah, menentang kezhaliman dan demi menjamin kebebasan beragama.
Tujuan utama Islam adalah menebarkan rahmat kepada seluruh alam, dengan
membebaskan mereka dari segala bentuk penghambaan terhadap segala jenis tuhan,
menuju kepatuhan dan ketundukan terhadap aturan Allah swt. Baik dalam ibadah
formal maupun dalam bingkai ibadah sosial. Institusi da'wah sebagai instrumen
penting dalam rangka tegaknya Islam perlu dilindungi keberlangsungannya.
    Karenanya, selama ummat Islam dibiarkan tumbuh secara alami dalam lingkup
sosial, berupa institusi kemudian diberi ruang untuk mengespresikan diri tanpa adanya
intimidasi, maka selama itu pula perang tidak dibenarkan.
    Rasululllah saw mengirim surat kepada para penguasa untuk mengajak mereka
berislam tanpa sedikit pun mengusik posisi dan kerajaan mereka. Diantara penguasa
yang diajak adalah kaisar, kisra, mekaukis dan najasyi. Berbagai respon mereka
tampakkan, tetapi Rasulullah saw tidak memerangi mereka kecuali setelah sebagian
orang-orang Muslim di syam diperangi oleh kalangan Nasrani.

PENJELASAN.

    Kaitannya dengan hadits yang kita bahas adalah bahwa perang dalam Islam
tidaklah memiliki unsur pemenuhan nafsu berkuasa. Tetapi yang ada adalah perang
untuk melanggengkan keadilan Islam yang berasaskan pada kecintaan. Cinta yang
menghendaki manusia selamat di dunia dan di akhirat.
    Tapi dalam rangka perluasan Islam, peperangan dibolehkan setelah menawarkan
Islam bagi penduduk negeri yang hendak ditaklukkan. Kalau tidak mau berislam,
maka cukuplah membayar jizyah kepada penguasa Islam sebagai ganti keamanan
yang mereka nikmati. Tapi kalau toh yang kedua ini pun ditolak maka peranglah yang
menjadi solusi.
    Dalam kerangka inilah Rasulullah saw diperintahkan berperang hingga manusia
menerima aturan Allah dan Rasul-Nya sebagai acuan kemudian itu Ia wujudkan

20 Page                                                          Hadits-Hadits Akidah
January 29, 2010                            [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH]

dengan komitmen melaksanakan shalat, menunaikan zakat dan melengkapi kewajiban
Islam lainnya. Jika itu terlaksana, darah, harta dan kehormatan seseorang terjamin
oleh instituti Islam. Tidak boleh ada yang membunuh, menghalalkan harta dan
mencederai kehormatan seorang Muslim. Kecuali jika Ia terlibat dengan hal-hal yang
bisa membuat halal darahnya. Seperti membunuh manusia yang terjamin
kehormatannya, berzina setelah menikah atau murtad. Itulah makna hadits beliau yang
berbunyi "Kecuali berdasarkan hak Islam "
    Akan tetapi, hukum bunuh ini tidaklah sama sekali berkaitan dengan measalah
hati. Artinya ketika mereka menerima hukum pembunuhan, tidaklah serta merta Ia
kafir dan kekal di dalam neraka, kecuali jika Ia murtad. Tetapi, masalah itu
sepenuhnya diserahkan kepada Allah swt untuk menentukannya. Inilah yang
diisyaratkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, "Hisab mereka tergantung
pada keputusan Allah swt".
    Beberapa hal yang menjadikan darah, harta dan kehormatan seseorang tidak bisa
diusik adalah:
    A. Syahadat.
        Usamah bin Zaid, ketika berperang membunuh seseorang yang telah
        bersyahadat. Ketika berita itu tedengar oleh Rasululah saw. Ia pun dimintai
        keterangan. Alasan Usamah ketika itu adalah orang tersebut bersyahadat
        karena hendak menyelamatkan jiwanya dan hanya berpura-pura. Walaupun
        alasan Usamah Bin Zaid begitu logis, tetapi Rasulullah Shallallahu Alaihi
        Wasallam tetap tidak mau menerima pembunuhan itu. Karena dalam Islam
        kita hanya menyikapi orang lain berdasarkan tampilan luarnya. Adapun
        masalah hati, sepenuhnya diserahkan kepada Allah swt.
    B. Shalat.
        Rasulullah saw menginformasikan bahwa ummat Islam akan dipimpin oleh
        penguasa yang zhalim sekaligus menggambarkan sikap yang tepat untuk
        menghadapinya. Bagi yang merasa membenci tindak kezhaliman itu maka Ia
        terlepas dari dosa. Bahkan bagi yang menolak dengan baik, Ia diklaim selamat
        oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Ketika sahabat menanyakan
        kemungkinan berkomprontasi dengan penguasa yang zhalim, Rasulullah saw
        menjawab, "Jangan, selama mereka melaksanakan shalat". Di sini tampak
        sekali bahwa shalat memiliki nilai besar yang menjadi alasan untuk tidak
        diperbolehkannya menghalalkan darah seorang Muslim begitu saja.
    C. Zakat.
        Siapa pun yang membayar zakat maka harta dan darahnya terjaga. Tapi bagi
        yang mengingkari hukum wajibnya maka ia kafir dan keluar dari Islam. Kalau
        ia tidak menunikan zakat tetapi tetap meyakini wajibnya menunaikan zakat
        maka ia berdosa dan tidak keluar dari Islam. Hanya saja pihak yang
        berwenang berhak memaksanya agar menunaikan zakatnya.
    Jadi siapa pun yang mengucapkan syahadat, melaksanakan shalat, menunaikan
zakat serta kewajiban Islam lainnya, maka darah dan hartanya haram untuk disentuh.
Wallahu A'lam.
    Semoga kita menjadi orang yang bijaksana dan tidak mudah menghalalkan darah
saudara-saudara kita sesama Muslim yang masih tetap meyakini syahadat, shalat,
zakat dan ibadah lainnya sebagai kewajiban Islam. Amin.




21 Page                                                      Hadits-Hadits Akidah
January 29, 2010                               [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH]




                        HADITS KE - 9
          MELAKSANAKAN PERINTAH SEBATAS KEMAMPUAN

    ‫عن أبي هريرة عبدالرحمن بن صخر رضي ال عنه قال سمعت رسول ال صلى ال عليه‬
   ‫وسلم يقول ما نهيتكم عنه فاجتنبوه وما أمرتكم به فأتوا منه ما استطعتم , فإنما أهلك الذين من‬
                                                     ‫قبلكم كثرة مسائلم واختلفهم على أنبيائهم‬

TERJEMAHAN.

Dari Abu Hurairah, 'Abdurrahman bin Shakhr radhiallahu 'anh, ia berkata : Aku
mendengar Rasulullah bersabda : "Apa saja yang aku larang kamu
melaksanakannya, hendaklah kamu jauhi dan apa saja yang aku perintahkan
kepadamu, maka lakukanlah menurut kemampuan kamu. Sesungguhnya kehancuran
umat-umat sebelum kamu adalah karena banyak bertanya dan menyalahi nabi-nabi
mereka (tidak mau taat dan patuh)" [Bukhari no. 7288, Muslim no. 1337]


PENGANTAR.

       Abu Hurairah Radhiallahu 'Anhu menceritakan bahwa Rasulullah saw
berkhotbah, "Wahai manusia, Allah swt mewajibkan kalian berhaji maka berhajilah
"Tiba-tiba ada seseorang bertanya: Apakah tiap tahun ya Rasulullah? Rasululah saw
diam hingga orang itu mengulangi pertanyaannya sebanyak tiga kali. Beliau lalu
menjawab : "Kalau saya katakana ya maka wajib dilaksanakan tiap tahun. Kalau
demikian, kalian pasti tidak bisa melakukannya. Lakukanlah hal-hal yang aku
ajarkan, karena ummat-ummat sebelum kalian binasa karena terlalu banyak bertanya
dan sering berbeda pendapat tentang ajaran nabi mareka . Jika aku memerintahkan
sesuatu maka lakukanlah semampu kalian dan jika aku melarang sesuatu maka
tinggalkanlah". Itulah latar belakang (Asbabul wurud) timbulnya hadits beliau ini.

PENJELASAN.

    Seorang Muslim haruslah taat dan patuh pada perintah Rasulullah saw. Kepatuhan
terhadap perintah ini terbagi menjadi dua kategori. Keduanya harus direspon secara
berbeda :
    1. Kategori wajib, yaitu perintah yang apabila dikerjakan oleh seseorang maka ia
       mendapatkan pahala dan jika ia tinggalkan maka ia berdosa. Contoh kategori
       ini adalah: Shalat, Puasa, Berbakti kepada kedua orang tua dll.
    2. Kategori sunnah, yaitu perintah yang jika dilaksanakan maka akan
       menghasilkan ahala dan jika ditinggalkan juga tidak berdosa. Yang termasuk
       kategori ini adalah: Shalat sunnat rawatib, Bersikat gigi, Mandi, Puasa sunnah
       dll.
       Adapun larangan, ia juga memiliki dua kategori yang menunjukkan perlunya
disikapi secara berbeda pula. Kedua kategori itu adalah :
    1. Kategori haram, yaitu perbuatan yang mendapatkan ancaman siksa jika
       dikerjakan dan pahala jika ditinggalkan. Minum khamer, zina, dan durhaka
       kepada kedua orang tua masuk dalam kotegori ini.


22 Page                                                            Hadits-Hadits Akidah
January 29, 2010                             [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH]

     2. Kategori makruh. Perbuatan ini jika dilakukan maka tidaklah berdosa. Tapi
         jika ditinggalkan maka pahala dapat diraih. Contohnya, makan bawang putih
         atau bawang merah dan berbicara setelah shalat isya.
         Antara perintah dan larangan terdapat kategori netral, yaitu mubah. Kategori
ini jika dilakukan tidaklah ada konsekwensi apa-apa, begitu pun jika ditinggalkan.
Namun demikian, perkara mubah tidak bisa dinikmati secara berlebihan, seperti :
makan, minum, tidur dll.
         Bagi orang-orang yang memiliki derajat ketakwaan yang begitu mapan, wara'
(hati-hati) adalah sikap yang sering menjadi pilihan. Perkara mubah tidaklah banyak
ia nikmati, apalagi yang makruh. Orang yang bertipe seperti ini biasanya gemar
dengan perkara-perkara sunnah sebagai pelengkap amalan wajib.
         Demikianlah potret kaum beriman. Mereka menjadikan ilmu sebagai panduan
hidup. Mereka tidak banyak berwacana tapi kosong amaliah. Kesadaran mereka
tentang pentingnya amal mendominasi jiwa mereka dibanding banyak memunculkan
pertanyaan-pertanyaan yang terkadang kurang produktif dari segi aflikasi. Ini tidak
berarti mereka meninggalkan lahan ilmiah. Tetapi hal-hal yang sudah pasti dalam
agama ini tidak lagi ia modifikasi, tetapi berusaha memberikan solusi bagi masalah-
masalah baru yang ditemui masyarakat. Tentunya dengan landasan keilmuan yang
begitu kuat lagi mapan.
         Munculnya trend keberagamaan yang serba mempertanyakan hal-hal yang
sudah mapan dalam agama merupakan indikasi kehancuran sebuah ummat. Inilah
wabah yang telah menyerang ummat-ummat terdahulu, sehingga Rasulullah saw
mengingatkan ummatnya sejak dini.
         Ada beberapa bentuk pertanyaan yang dapat menyebabkan kebinasan, baik
pada skala pribadi maupun masyarakat. Khususnya bagi yang mengidap penyakit
seperti ini, yaitu :
          Mempertanyakan hal-hal yang didiamkan oleh syari'at dan tidak dijelaskan
             secara menyeluruh.
          Pertanyaan yang tidak memiliki konsekwensi praktis dan tidak menjadi
             kebutuhan mendesak ketika itu.
          Pertanyaan yang bermotif penghinaan, arogansi dan senda gurau.
          Banyak bertanya tentang sesuatu yang belum terjadi.
          Pertanyaan yang menyebakan suatu perintah sulit untuk dilakukan.
          Mempertanyakan rahasia sebuah perintah yang sengaja disembunyikan
             oleh Allah swt karena adanya hikmah tertentu.
         Selain hal-hal diatas sangat perlu dipertanyakan. Bahkan ada tipe pertanyaan
yang berkategori fardhu ain, seperti tata cara bersuci, shalat wajib, puasa ramadhan,
dll. Ada pula yang bersifat fardhu kifayah, seperti pertanyaan pada bidang atau kajian
yang sedang digeluti.
         Menyelisihi nabi merupakan wujud penentangan dan pengingkaran. Hal yang
sangat bertentangan dengan makna syahadat. Penyakit ini pula yang menjadi
penyebab kehancuran bangsa-bangsa sebelum kita, seperti kaum tsamud, kaum 'ad,
kaum madyan dll. Mereka adalah contoh nyata terjadinya kehancuran massal yang
merupakan akibat dari orogansi mereka terhadap aturan Allah swt. Arogansi yang
begitu mewabah hingga sampai pada ambang batas maksimal.
         Karena itulah, penegasan Rasulullah saw bahwa banyak pertanyaan dan sikap
menyelisihi nabi adalah awal kehancuran. Dan itu dipertegas oleh beliau setelah
mejelaskaan pentingnya melaksanakan perintah dan menjauhi larangan. Wallahu
a'lam.


23 Page                                                        Hadits-Hadits Akidah
January 29, 2010                                        [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH]

       Semoga kita dijauhkan dari arogansi yang dapat mendatangkan kemurkaan
Allah swt. Amin.


                            HADITS KE -10.
                PENGARUH KEHALALAN MAKANAN TERHADAP
                          TERKABULNYA DO’A

    ‫عن أبي هريرة –رضي ال عنه – قال : قال رسول ال صلى ال عليه وسلم " إن ال تعالى‬
‫ي أيه رسل‬
ُ ُ ّ ‫طيب ل يقبل إل طيبا ،وان ال أمر المؤمنين بما أمر به المرسلين ..فقال تعالى " َا َ ّ َا ال‬
‫ُُوا ِ َ ال ّ ّ َا ِ َاعْ َُوا َال ًا... " المؤمنون /15... وقال ال تعالى َا َ ّ َا اّ ِي َ آ َ ُوا ُُوا‬
   ‫ي أيه لذ ن من كل‬                                                ‫كل من طيب ت و مل ص ِح‬
    ‫ِنْ ط ّ َا ِ َا َ َقْ َا ُم ..." البقرة/271 ... ثم ذكر رجل يطيل السفر أشعث اغبر يمد يده إلى‬
                                                                               ‫م َيب ت م رز ن ك‬
          ‫السماء يا رب يا رب ، ومطعمه حرام ومشربه حرام وملبسة حرام وغذي بالحرام فإنى‬
                                                                                           ‫يستجاب له‬

TERJEMAHAN.

Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anh, ia berkata : “Telah bersabda Rasululloh : “
Sesungguhnya Allah itu baik, tidak menerima sesuatu kecuali yang baik. Dan
sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin (seperti) apa
yang telah diperintahkan kepada para rasul, maka Allah telah berfirman: Wahai
para Rasul, makanlah dari segala sesuatu yang baik dan kerjakanlah amal shalih.
Dan Dia berfirman: Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari apa-apa yang
baik yang telah Kami berikan kepadamu.’ Kemudian beliau menceritakan kisah
seorang laki-laki yang melakukan perjalanan jauh, berambut kusut, dan berdebu
menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berdo’a: “Wahai Tuhan, wahai
Tuhan” , sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram
dan dikenyangkan dengan makanan haram, maka bagaimana orang seperti ini
dikabulkan do’anya".

    [Muslim no. 1015]

PENGANTAR.

      Pada bayak tempat dalam Al-Qur'an, Allah swt sering menegaskan kesucian-
Nya dari berbagai aib dan kekurangan. Kadang menafikan kemungkinan adanya anak,
kemungkinan adanya tindak kezhaliman terhadap hamba-hamba-Nya dan
kemungkinan terserang rasa kantuk dan tidur.

PENJELASAN.

        Pada hadits ini, Rasulullah saw juga menegaskan bahwa Allah swt maha suci.
Allah swt thoyyib (baik) dan tentunya tidak menerima ibadah, khusunya do'a, kecuali
jika bernilai thoyyib (baik) pula. Penolakan terhadap do'a di sini akibat dari komsumsi
makanan dan minuman yang tidak bernilai thoyyib (halal). Disamping itu, pakaian
yang tidak bernilai thoyyib serta penghasilan yang ditengarai berasal dari cara-cara
yang haram, termasuk diantara faktor ditolaknya sebuah do'a. Padahal do'a di atas
disertai dengan sebab-sebab kuat diterimanya do'a, seperti : sedang musafir,
mengangkat ke dua tangan, meratap, berpenampilan kumal dan berdebu.

24 Page                                                                        Hadits-Hadits Akidah
January 29, 2010                           [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH]

         Untuk memperjelas sebab-sebab diterimanya do'a dan sebagian adab-adabnya,
di sini kita singgung secara singkat :


      1. Musafir.
          Rasulullah saw bersabda, "Tiga bentuk do'a diijabahi oleh Allah swt tanpa
          adanya keraguan : do'a orang-orang yang terzhalimi, do'a orang-orang
          yang sedang musafir dan do'a orang tua tehadap anaknya". Ulama
          beralasan bahwa dengan perjalanan jauh, seseorang akan merasakan
          beratnya tantangan hidup karena jauh dari sanak famili. Kondisi ini
          membuat seseorang merasa sangat membutuhkan bantuan Allah swt.
          Keadaan seperti inilah yang membuat do'anya mudah terkabulkan.
      2. Berpakaian kumal dan berdebu.
          Rasulullah saw bersabda, "Mungkin saja ada orang yang berpakaian kumal
          dan berdebu, jika bertamu maka pasti kedatangnnya ditolak, tetapi jika
          bersumpah dengan nama Allah, maka Allah swt membenarkan sumpahnya
          (menerima permohonannya)".
      3. Mengangkat kedua tangan.
          Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya Allah swt maha pemalu lagi maha
          pemurah. Ia malu jika hambanya-Nya menegadahkan kedua tangannya lalu
          kembali dengan tangan kosong sambil merasa sial"
      4. Memilih makanan, minuman, pakaian dan penghasilan yang halal.
          Rasulullah saw bersabda, "Perbaiki makananmu niscaya do'amu mudah
          terkabulkan".
      5. Mengulang-ulang do'a sebanyak tiga kali dengan disertai kesungguhan.
          Ibnu Mas'ud bercerita, "Rasulullah saw sangat senang mengulang-ulang
          do'anya sebanyak tiga kali dan berisigfar sebanyak tiga kali pula".
        Kelima hal di atas merupakan intisari dari hadits yang sedang kita bahas.
Selain sebab dan adab di atas, do'a juga memiliki sebab dan adab yang merupakan
hasil perpaduan dari nash-nash lain, seperti :
        • Menghadap kiblat,
        • Memilih waktu-waktu yang tepat dan keadaan yang baik, seperti : hari
            arafah, waktu sahur, ketika sujud, ketika turun hujan dll,
        • Memulai do'a dengan memuji, memuliakan, dan mensucikan Allah swt
            kemudian bershalawat kapada nabi.
        • Khusyu' dengan suara yang tidak terlalu tinggi dan tidak pula terlalu
            rendah.
        • Berdo'a dengan sesuatu yang tidak mengandung dosa atau pemutusan
            silatarahmi.
        • Tidak tergesa-gesa menunggu jawaban.
        • Yakin bahwa do'anya akan dikabulkan.
        • Memilih do'a yang singkat dan jelas.
        • Dll.
        Semoga kita bisa tetap menjaga makanan, minuman, pakaian dan penghasilan
kita dari unsur-unsur yang haram sehingga do'a kita diterima oleh Allah swt. Amin.




25 Page                                                      Hadits-Hadits Akidah
January 29, 2010                              [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH]




                      HADITS KE-11.
     MENINGGALKAN PERKARA YANG MERAGUKAN STATUSNYA

‫عن أبي محمد الحسن بن علي بن أبي طالب سبط رسول ال صلى ال عليه وسلم وريحانته رضي‬
‫ال عنهما قال حفظت مين رسيول ال صلى ال علييه وسيلم " دع ما يريبيك إلى ما ل يريبك " رواه‬
                                                        ‫الترمذي وقال : حديث حسن صحيح‬

TERJEMAHAN.

Dari Abu Muhammad, Al Hasan bin ‘Ali bin Abu Thalib, cucu Rasululloh Shallallahu
‘alaihi wa Sallam dan kesayangan beliau radhiallahu 'anhuma telah berkata : “Aku
telah menghafal (sabda) dari Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa Sallam:
“Tinggalkanlah apa-apa yang meragukan kamu, bergantilah kepada apa yang tidak
meragukan kamu“.(HR. Tirmidzi dan berkata Tirmidzi : Ini adalah Hadits Hasan
Shahih)

[Tirmidzi no. 2520, dan An-Nasa-i no. 5711]

PENGANTAR.

        Keraguan dalam perkara agama merupakan inti dari syubhat. Sedang syubhat
dapat dihilangkan dengan belajar. Tapi ketika kondisi menghendaki kita untuk
memilih antara melakukan sesuatu atau tidak, sedang hal tersebut masih tidak jelas
status halal haramnya, maka hatilah yang menjadi pemutus. Jika hati tidak merasakan
keraguan tentang status sesuatu, maka tidaklah mengapa melakukannya. Tapi jika hati
merasakan keraguan, tentu meniggalkannya lebih tepat, mengingat melakukan sesuatu
yang tidak jelas biasanya mendatangkan keresahan.
        Di sini, hati memiliki peranan besar. Hati yang memiliki stok keimanan yang
begitu lumayan dapat mendeteksi status sesuatu. Jika sesuai dengan aturan umum
Islam maka biasanya hati tidak memberontak. Tapi jika memang bermasalah, hati
terkadang memunculkan keraguan. Karenanya, ungkapan Rasulullah saw yang
berbunyi, "Mintalah nasehat dari hatimu" sangatlah pantas dilakukakan pada kondisi
demikian.

PENJELASAN.

        "Tinggalkanlah yang meragukanmu menuju apa yang tidak meragukan"
keyakinan adalah lawan dari keraguan. Keyakinan biasanya lahir dari ilmu yang baik.
Dalam Islam, ilmu secara umum terbagi dua. Pertama, ilmu yang berkaitan dengan
apa yang dapat memunculkan keyakinan. Ilmu ini sering disebut Iman. Kedua, ilmu
tentang cara Rasulullah saw memberlakukan Islam dalam kehidupan sehari-hari. Baik
pada tingkat pribadi, keluarga maupun masyarakat. Ilmu ini disebut Amal.
        Keraguan yang dimaksud dalam hadits ini adalah keraguan yang menyangkut
perkara halal dan haram. Ragu pada kedua hal tersebut menyebabkan seseorang susah
menentukan sikap terhadap sebuah masalah. Tapi Rasulullah saw memberikan

26 Page                                                        Hadits-Hadits Akidah
January 29, 2010                             [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH]

rumusan umum, berupa hal-hal yang meragukan seharusnya ditinggalkan. Karena
dengan keraguan seperti itu, manusia rentan terjatuh dalam perkara haram. Selain itu,
sebelumnya dijelaskan bahwa meningalkan perkara syubhat dapat menyelamatkan
agama dan kehormatan seseorang. Bahkan bukan itu saja, dengan meningalkan
perkara syubhat, manusia dapat menghindarkan dirinya dari kesempitan jiwa,
perasaan kalut dan penyesalan.
         Selain syubhat, syahwat juga menjadi penyakit manusia dalam beragama.
Dengan syubhat dan syahwat, setan berusaha mengelabui manusia. Karena dengan
syubhat, setan dapat menjerumuskan seseorang kedalam lembah haram dan perkara-
perkara bid'ah. Sedang dengan syahwat, setan dapat menggelincirkan manusia ke
dalam lorong gelap larangan.
         Dengan meninggalkan perkara yang meragukan, manusia bisa terpola dalam
sifat wara'. Yaitu sifat yang menggambarkan kehati-hatian dalam berbuat. Wara'
adalah ciri khas kaum beriman. Karenanya, banyak kisah yang menggambarkan
wara'nya sahabat, tabiin dan genarasi setelahnya.
         Sebagai contoh, Abu Bakar ra pernah memakan sesuatu dari pajak yang
diberikan oleh hamba sahanyanya. Setelah beliau makan, sahaya tersebut berkata
kepada Abu Bakar, "Tahukah anda asal makanan yang anda makan tadi ? Abu Bakar
balik bertanya, "Dari mana asalnya ? Sahaya tersebut menjawab bahwa itu adalah
hasil perdukunan yang dilakukannya pada zaman jahiliah. Abu bakar lalu
memasukkan jarinya ke dalam tenggorokannya hingga memuntahkan semua isi
perutnya.
         Namun demikian, sikap wara' hanya cocok bagi orang yang istiqomah dalam
berislam. Adapun orang-orang yang masih terkadang berlumur dosa-dosa besar tentu
tidak layak baginya. Bahkan tidak sedikit orang yang terlihat memaksakan diri dalam
hal ini. Mereka sangat selektif ketika makan daging sembelihan, tapi tanpa sadar
sering memakan daging sesamanya sendiri melalui praktek ghibah yang digelutinya.
Karena itulah, ketika ada penduduk Iraq menanyakan status hukum darah nyamuk,
beliau berkata, "Mereka bertanya kepadaku tentang darah nyamuk, sementara mereka
telah membunuh cucu nabi, Husain. Padahal Husain diklaim oleh Rasulullah saw
sebagai penduduk sorga". Wallahu a'lam.
         Semoga Allah swt menganugrahkan ilmu-Nya kepada kita supaya kita
terbebas dari keraguan dalam berbuat. Amin.




27 Page                                                        Hadits-Hadits Akidah
January 29, 2010                             [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH]




                         HADITS KE-12.
           TOLAK UKUR KUALITAS KEISLAMAN SESEORANG

‫عن أبي هريرة رضي ال عنه قال : قال رسول ال صلى ال عليه وسلم " من حسن إسلم المرء‬
                                 ‫ترك ما ل يعنيه " حديث حسن رواه الترمذي وغيره هكذا‬

TERJEMAHAN.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata : "Telah bersabda Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa Sallam : "Sebagian dari kebaikan keislaman seseorang ialah
meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya"

[Tirmidzi no. 2318, Ibnu Majah no. 3976]

PENGANTAR.

        Muslim adalah orang yang menjadikan hidupnya sebagai ladang amal. Sikap
dan tingkah lakunya diperioritaskan pada hal-hal yang dapat mendatangkan manfaat,
baik pada skala pribadi, keluarga maupun masyarakat. Hidup yang terbatas dengan
amanah da'wah yang begitu berat tentu menghendaki setiap pribadi muslim
melakukan amal-amal terbaik sebagai sahamnya kelak ketika menghadap kepada sang
pencipta. Kontribusinya dalam mewujudkan kehidupan yang lebih beradab sangat
nyata. Sehingga apapun yang berkategori sia-sia, termasuk di dalamnya canda tawa
yang tidak mengandung hikmah, sangat ia hindari.
        Lidah termasuk nikmat Allah swt yang harus dijaga aktifitasnya. Tidak sedikit
orang yang terjerumus dalam kubangan dosa akibat lidah yang tidak mengenal batas.
Nauzubillah. Bahkan terkadang menyerempet hal-hal yang tidak terkait dengan
dirinya. Karena itulah, statemen Rasulullah saw bahwa diantara indikasi utama baik
tidaknya keislaman seseorang terlihat dari kemampuannya meninggalkan hal-hal yang
tidak penting dan tidak terkait dengannya, sangat penting untuk diresapi dan dijadikan
pedoman.

PENJELASAN.

        "Diantara indikasi baiknya keislaman seseorang adalah meningalkan sesuatu
yang tidak berguna baginya". Inilah sabda Rasulullah saw yang menerangkan bahwa
muslim yang baik adalah muslim yang memiliki perioritas hidup yang matang. Hal
yang berada di luar targetnya dan tidak memiliki keterkaitan dengan fokus utamanya
tidaklah memalingkan perhatiannya.
        Terkait dengan ucapan, Allah swt berfirman :
"Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat
Pengawas yang selalu hadir". (QS.Qaaf : 18).
        Dengan demikian, kehati-hatian dalam berucap perlu menjadi perhatian.
Karena betapa banyak orang yang menganggap bahwa berbicara bukanlah merupakan
aktifitas yang nantinya akan dihadapkan pada timbangan akhirat. Hal seperti ini yang
pernah menimpa salah seorang sahabat Rasulullah saw yang bernama Muaz bin Jabal

28 Page                                                        Hadits-Hadits Akidah
January 29, 2010                         [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH]

Radhiyallahu Anhu. Ia pernah bertanya kepada Beliau, "Wahai Nabi Allah ! Apakah
kita disiksa akibat ucapan kita ? Rasulullah saw menjawab, "Semoga ibumu
menyusahkanmu ! Bagaimana mungkin manusia terjuangkal ke dalam api neraka
dengan wajah tertelungkup kalau bukan karena ucapan mereka ?!". (HR……………)
        Di samping itu, manusia tampak lebih berwibawa jika membiasakan dirinya
dengan ucapan-ucapan yang baik atau banyak diam. Mengobral ucapan tanpa target
yang jelas menunjukkan rendahnya kwalitas peribadi seseorang. Mungkin pribahasa
yang berbunyi "Tong kosong nyaring bunyinya" pantas disematkan kepada orang
demikian.
        Dengan menjauhkan diri dari komentar yang tidak berguna maka seseorang
akan terlepas dari beban yang mungkin saja akan menghimpitnya, terutama jika
berkaitan dengan kehormatan orang lain.
        Semoga kita dianugrahi oleh Allah swt lidah yang selalu bersyukur dan
berzikir, sehingga kita terhindar dari ucapan rendahan. Amin.




29 Page                                                   Hadits-Hadits Akidah
January 29, 2010                           [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH]




                         HADITS KE-13.
          PERSAUDARAAN SEBAGAI TOLAK UKUR KEIMANAN

‫عن أبي حمزة أنس بن مالك رضي ال عنه –خادم رسول اله صلى ال عليه وسلم قال " ل يؤمن‬
                                                  ‫أحدكم حتى يحب لخيه ما يحب لنفسه‬

TERJEMAHAN.

Dari Abu Hamzah, Anas bin Malik radhiyallahu anhu, pelayan Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam, beliau
bersabda: “Tidak beriman seseorang di antara kamu sehingga ia mencintai milik
saudaranya (sesama muslim) seperti ia mencintai miliknya sendiri”.

[Bukhari no. 13, Muslim no. 45]

PENGANTAR.

       Mencintai sesama Muslim merupakan nilai yang diperjuangkan Islam.
Kecintaan seperti ini akan melahirkan ukhuwah imaniah (persaudaraan dalam
keimanan), persaudaraan yang tidak berdasarkan pada kepentingan tertentu, tetapi
betul-betul karena Allah ta'ala.
       Kaum Muslim adalah komunitas yang sangat berbahagia jika arus keimanan
yang mereka miliki menyebar kepada orang lain. Karena penyebaran ini akan
memperkuat barisan pendukung nilai-nilai ilahi yang nantinya dapat mengawal
lahirnya semangat keislaman dalam geliat hidup Masyarakat.
       Di sini, terlihat jelas apa yang pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW saat
pertama kali menginjakkkan kaki di Madinah ketika peristiwa hijrah, yaitu
mempersaudarakan kaum Muhajirin dan kaum Anshar. Bahkan Al-Qur'an
mengabadikan peristiwa ini dengan gambalng. Allah berfirman :
       "Dan orang-orang yang Telah menempati kota Madinah dan Telah beriman
(Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai'
orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada
menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada
mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri
mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari
kekikiran dirinya, mereka Itulah orang orang yang beruntung". (QS.Al-Hasyr : 9).
       Ayat ini menyororti hakikat persaudaraan. Yaitu bahwa seorang Muslim
hendaknya berbuat terhadap saudaranya sesuai dengan apa yang disenanginya.

PENJELASAN.

       "Seseorang diantara kalian tidaklah beriman sehingga ia mencintai
saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri". Merupakan konsekwensi iman jika
seseorang mencintai saudarnya sesama Muslim layaknya ia mencintai dirinya sendiri.
Apa yang baik baginya juga diusahakan agar bisa terwujud pada diri saudaranya.


30 Page                                                     Hadits-Hadits Akidah
January 29, 2010                            [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH]

Sebaliknya pun demikian. hal yang tidak ia senangi sangat ia usahakan agar tidak
terjadi pada diri saudaranya.
        Inilah yang diisyaratkan oleh Imam Al-Karmani, seorang ulama abad ke-8
Hijriah. Beliau menjelaskan, "Diantara wujud keimanan pula adalah bahwa seseorang
membenci apa yang ia benci bagi dirinya sendiri. Rasulullah saw tidak
mengungkapkanya pada hadits di atas karena mencintai sesuatu mutlak membuat
seseorang membenci lawannya. Tidak disebutkannya pada rangkaian hadits di atas
karena dengan ungkapan yang ada diangap telah mewakilinya".
        Pada hadits di atas terdapat peniadaan iman bagi orang yang tidak mencintai
saudaranya sesama Muslim layaknya mencintai dirinya sendiri. Hal ini, oleh ulama
ditafsirkan bahwa peniadaan itu bukanlah berarti bahwa dasar keimanan betul-betul
tercerabut dari orang yang bersangkutan, tetapi yang dimaksud "tidak beriman"
adalah tidak sempurnanya keimanan seseorang jika cintanya terhadap sesamanya
tidaklah seperti cintanya terhadap dirinya sendiri.
        Sebuah hadits Rasulullah saw menggambarkan bagaimana seharusnya seorang
mukmin bersikap terhadap sesamanya. Beliau bersabda, "Anda menyaksikan kaum
Mukmin dalam hal kecintaan dan kasih sayang, seperti layaknya sebuah jasad. Jika
salah satu bagian darinya kesakitan maka sekujur tubuhnya ikut merasakan
penderitaan itu, dengan ikut begadang dan merasa demam. (HR.Bukhari dan Muslim).
        Berdasarkan hadits di atas, hendaknya seorang Muslim bersatu padu dalam
rangka menghadapi tantangan Islam di seluruh santero jagad ini. Tentunya dengan
semangat kasih sayang yang dibingkai oleh indahnya nuansa keimanan kepada Rabil
Izzati.
        Kita berharap kepada Allah ta'ala agar menitipkan kasih sayang-Nya pada diri
kita sebagaimana yang pernah Ia titipkan pada diri kaum Muhajirin dan Anshar Amin.




31 Page                                                      Hadits-Hadits Akidah
January 29, 2010                                [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH]




                          HADITS KE-14.
            FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEHALALAN DARAH
                        SEORANG MUSLIM

‫ابين مسيعود رضيي ال عنيه قال : قال رسيول ال صيلى ال علييه وسيلم " ل يحيل دمُي امرئ مسيلم‬
‫يشهيد أن ل إله إل ال وأنيي رسيول ال إل بإحدى ثلث : الثييب الزانيي , والنفيس بالنفيس , والتارك‬
                                                                        ‫لدينه المفارق للجماعة‬

TERJEMAHAN.

Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu, ia berkata : “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
Sallam bersabda : ‘Tidak halal darah seorang muslim kecuali Karena salah satu di
antara tiga perkara : orang yang telah kawin berzina, jiwa dengan jiwa, dan orang
yang meninggalkan agamanya yaitu merusak jama’ah’ “.

[Bukhari no. 6878, Muslim no. 1676]

PENGANTAR.

        Allah swt memuliakan manusia dengan menciptakannya melalui tangan-Nya
sendiri, kemudian meniupkan roh-Nya dan memerintahkan para Malaikat untuk
bersujud kepadanya (Adam). Bahkan Alam semesta ditundukkan kepadanya dalam
rangka memudahkan pelaksanaan missi yang diemban sebagai khalifah Allah di bumi.
        Karenanya, Islam sangat menjaga jiwa manusia dengan mengancam mereka-
mereka yang berani menghilangkan nyawa seseorang tanpa adanya alasan yang
dibenarkan. Diantara ancaman Allah swt dan Rasul-Nya adalah seperti :
    1. Azab yang menyakitkan di akhirat, hancurnya amalan dan tidak adanya
        penolong bagi pembunuh di hari akhir kelak. Allah swt berfirman :
        "Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan
        membunuh para nabi yang memang tak dibenarkan dan membunuh orang-
        orang yang menyuruh manusia berbuat adil, Maka gembirakanlah mereka
        bahwa mereka akan menerima siksa yg pedih. Mereka itu adalah orang-orang
        yang lenyap (pahala) amal-amalnya di dunia dan akhirat, dan mereka sekali-
        kali tidak memperoleh penolong". (QS.Ali Imran : 21-22)
    2. Kutukan dan kemarahan Allah swt dengan menyediakan azab yang sangat
        keras bagi orang yang membunuh seorang muslim dengan sengaja. Allah swt
        menjelaskan : "Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan
        sengaja Maka balasannya ialah Jahannam, ia kekal di dalamnya dan Allah
        murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar
        baginya". (QS.An-Nisaa' : 93).
    3. Membunuh jiwa tanpa adanya alasan yang dibenarkan merupakan salah satu
        dari tujuh hal yang membinasakan. Sebagaimana yang disinyalir oleh
        Rasulullah saw dalam sabdanya, "Jauhilah tujuh perbuatan yang
        membinasakan". Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah ! Apa saja
        perbuatan itu ?". Beliau bersabda, "Yaitu menyekutukan Allah ta'ala, sihir,
32 Page                                                             Hadits-Hadits Akidah
January 29, 2010                           [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH]

       membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah ta'ala kacuali karena hak,
       memakan riba, memakan harta anak yatim, lari pada waktu berjihad dan
       menuduh orang-orang beriman yang selalu menjaga diri sebagai orang yang
       berzina. (HR.Bukhari dan Muslim).

   PENJELASAN.

          "Tidak halal darah seorang muslim yang bersaksi bahwa tiada Tuhan
   yang berhak disembah selain Allah dan bahwa dan saya (Rasulullah) adalah
   utusan Allah, kecuali dengan tiga sebab : wanita yang telah menikah lalu berzina,
   membunuh orang lain (dengan sengaja), dan meninggalkan agamanya serta
   memisahkan diri dari jamaah". Pada hadits ini terdapat tiga hal yang merupakan
   alasan dibenarkannya membunuh seorang muslim. Alasan itu adalah :

   "Wanita yang telah menikah lalu berzina".

           Bagi wanita yang berzina, padahal ia telah menikah, hukumannya adalah
   Rajam. Yaitu hukuman yang dilakukan dengan melemparkan batu kepada pelaku
   hingga meninggal dunia. Hukum ini didasarkan pada hadits Rasulullah saw yang
   pernah melaksanakan hukum rajam terhadap Maiz dan Al-Ghamidiah. Yang mana
   keduanya pernah berzinah, padahal keduanya telah menikah.
           Pada pase awal Islam, hukum wanita yang berzina adalah dengan
   menyakiti, menjelek-jelekkan dan memperlakukan pelakukannya dengan keras.
   Firman Allah swt menjelaskan :
    "Dan terhadap dua orang yang melakukan perbuatan keji di antara kamu, Maka
   berilah hukuman kepada keduanya, Kemudian jika keduanya bertaubat dan
   memperbaiki diri, Maka biarkanlah mereka. (QS.An-Nisaa' : 16)
           Kemudian meningkat menjadi kurungan rumah hingga pelaku meninggal
   dunia. Hal ini seperti firman Allah swt : "Dan (terhadap) para wanita yang
   mengerjakan perbuatan keji, hendaklah ada empat orang saksi diantara kamu
   (yang menyaksikannya). Kemudian apabila mereka Telah memberi persaksian,
   Maka kurunglah mereka (wanita-wanita itu) dalam rumah sampai mereka
   menemui ajalnya, atau sampai Allah memberi jalan lain kepadanya". (QS.An-
   Nisaa' : 15).
           Kemudian Allah swt memberikan jalan lain, sehingga Rasulullah saw
   bersabda, "Ambillah dariku. Mereka telah diberikan jalan lain oleh Allah swt.
   Pelaku zina yang masih gadis didera 100 kali dan diasingkan selama setahun.
   Sedang janda yang berzina didera 100 kali kemudian dirajam". (HR.Muslim).

   "Membunuh orang lain (dengan sengaja)".

          Bagi yang membunuh seorang muslim dengan sengaja maka ia pun harus
   dihukum bunuh. Hukuman ini dikenal dengan istilah Qishas dalam hukum Islam.
   Tentang ini, Allah swt berfirman :
    "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan
   dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka,
   hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita". (QS.Al-Baqarah : 178).
          Lalu hikmah Qishah itu dijelaskan oleh Allah swt dengan firman-Nya :
   "Dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, Hai orang-
   orang yang berakal, supaya kamu bertakwa". (QS.Al-Baqarah : 179).

33 Page                                                      Hadits-Hadits Akidah
January 29, 2010                            [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH]

           Tetapi bila wali korban pembunuhan memaafkan sang pembunuh maka
   hanya diat yang harus ditanggung olehnya. Bahkan jika yang bersangkutan
   memaafkan sang pembunuh tanpa menuntut diat juga dibolehkan oleh Allah Swt.
   Firman-Nya:
   "Maka barangsiapa yang mendapat suatu pema'afan dari saudaranya, hendaklah
   (yang mema'afkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi
   ma'af) membayar (diat) kepada yang memberi ma'af dengan cara yang baik
   (pula). yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu
   `rahmat. barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, Maka baginya siksa
   yang sangat pedih". (QS.Al-Baqarah : 178).

   "Dan orang yang meninggalkan agamanya serta memisahkan diri dari
   jamaah".

          Bagi orang yang murtad dan dan keluar dari barisan kaum muslimin serta
   tetap memilih kekafiran, walau telah diminta bertaubat, maka hukumnya adalah
   pembunuhan. Rasulullah saw menjelaskan :
   "Barang siapa yang menganti agamanya (murtad) maka bunuhlah" (HR.Bukhari)
          Juga ketika Rasulullah saw mengutus Muaz bin Jabal ke Yaman, beliau
   berpesan kepadanya, "Lelaki siapa pun yang murtad dari agama Islam maka
   mintalah agar ia bertaubat. Jika bertaubat maka biarkanlah. Tetapi jika tidak,
   maka bunuhlah. Wanita siapa pun yang murtad dari agama Islam maka mintalah
   agar ia bertaubat. Jika bertaubat maka biarkanlah. Tetapi jika tidak, maka
   bunuhlah".
          Selain ketiga hal di atas, masih ada alasan lain yang dijelaskan oleh Islam
   yang membenarkan pelaksanaan hukum bunuh terhadap seorang muslim.
   Diantaranya adalah :
       1. Homoseks dan lesbian. Rasulullah saw bersabda, "Siapa pun yang kalian
          dapati melakukan perbuatan kaum Luth maka bunuhlah pelaku dan
          pasangannya". (HR.Abu Daud, Tirmizi dan Ibnu Majah).
       2. Tukang sihir. Hal ini masuk dalam kategori murtad sehingga hukumnya
          disamakan.
       3. Orang yang meningalkan shalat dengan sengaja.
       4. Perompak.
          Hanya saja keempat hal di atas masih menjadi perdebatan ulama.
   Kita memohon kepada Allah swt agar dijauhkan dari itngkah laku yang
   menyebabkan kita dihukum bunuh. Amin.




34 Page                                                       Hadits-Hadits Akidah

More Related Content

What's hot

PPT 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
PPT 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)PPT 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
PPT 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)Khusnul Kotimah
 
Tasawuf amali dan falsafi
Tasawuf amali dan falsafiTasawuf amali dan falsafi
Tasawuf amali dan falsafiAbdul Fauzan
 
Ulumul hadits
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul haditsMoh Yakub
 
Kedudukan dan Fungsi Hadits
Kedudukan dan Fungsi HaditsKedudukan dan Fungsi Hadits
Kedudukan dan Fungsi HaditsFakhri Cool
 
Kajian Islam Pendidikan - Yaumul Mizan (Hari Penimbangan)
Kajian Islam Pendidikan - Yaumul Mizan (Hari Penimbangan)Kajian Islam Pendidikan - Yaumul Mizan (Hari Penimbangan)
Kajian Islam Pendidikan - Yaumul Mizan (Hari Penimbangan)Nafis Fathur Rizki
 
Makalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhumMakalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhumrismariszki
 
Presentasi Power Point Thaharah
Presentasi Power Point ThaharahPresentasi Power Point Thaharah
Presentasi Power Point Thaharahjannahere
 
Mengenal Diri Mengenal Pencipta Terbukalah Rahasia Hidup
Mengenal Diri Mengenal Pencipta Terbukalah Rahasia HidupMengenal Diri Mengenal Pencipta Terbukalah Rahasia Hidup
Mengenal Diri Mengenal Pencipta Terbukalah Rahasia Hidupandrew gromiko
 
Makhorijul Huruf dan Sifatul Huruf
Makhorijul Huruf dan Sifatul HurufMakhorijul Huruf dan Sifatul Huruf
Makhorijul Huruf dan Sifatul HurufYusuf Arifin
 
Iman dan pengaruhnya dalam kehidupan
Iman dan pengaruhnya dalam kehidupanIman dan pengaruhnya dalam kehidupan
Iman dan pengaruhnya dalam kehidupanmochammad johari
 
Keutamaan syaban dan ramadhan
Keutamaan syaban dan ramadhanKeutamaan syaban dan ramadhan
Keutamaan syaban dan ramadhanHafizh Hafizh
 
10 cara menyambut ramadhan
10 cara menyambut ramadhan10 cara menyambut ramadhan
10 cara menyambut ramadhanasnin_syafiuddin
 

What's hot (20)

PPT 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
PPT 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)PPT 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
PPT 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
 
Tasawuf amali dan falsafi
Tasawuf amali dan falsafiTasawuf amali dan falsafi
Tasawuf amali dan falsafi
 
Lailatul Qadar
Lailatul QadarLailatul Qadar
Lailatul Qadar
 
Nuzulul Quran
Nuzulul QuranNuzulul Quran
Nuzulul Quran
 
Makalah al yakin la yuzalu bi syak
Makalah al yakin la yuzalu bi syakMakalah al yakin la yuzalu bi syak
Makalah al yakin la yuzalu bi syak
 
Tauhid ppt
Tauhid pptTauhid ppt
Tauhid ppt
 
Presentasi Fiqh 2
Presentasi Fiqh   2Presentasi Fiqh   2
Presentasi Fiqh 2
 
Ulumul hadits
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul hadits
 
Kedudukan dan Fungsi Hadits
Kedudukan dan Fungsi HaditsKedudukan dan Fungsi Hadits
Kedudukan dan Fungsi Hadits
 
Kajian Islam Pendidikan - Yaumul Mizan (Hari Penimbangan)
Kajian Islam Pendidikan - Yaumul Mizan (Hari Penimbangan)Kajian Islam Pendidikan - Yaumul Mizan (Hari Penimbangan)
Kajian Islam Pendidikan - Yaumul Mizan (Hari Penimbangan)
 
1 pengertian fiqih
1 pengertian fiqih1 pengertian fiqih
1 pengertian fiqih
 
Makalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhumMakalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhum
 
Presentasi Power Point Thaharah
Presentasi Power Point ThaharahPresentasi Power Point Thaharah
Presentasi Power Point Thaharah
 
Zikir dan doa
Zikir dan doaZikir dan doa
Zikir dan doa
 
Mengenal Diri Mengenal Pencipta Terbukalah Rahasia Hidup
Mengenal Diri Mengenal Pencipta Terbukalah Rahasia HidupMengenal Diri Mengenal Pencipta Terbukalah Rahasia Hidup
Mengenal Diri Mengenal Pencipta Terbukalah Rahasia Hidup
 
Kasih sayang
Kasih sayangKasih sayang
Kasih sayang
 
Makhorijul Huruf dan Sifatul Huruf
Makhorijul Huruf dan Sifatul HurufMakhorijul Huruf dan Sifatul Huruf
Makhorijul Huruf dan Sifatul Huruf
 
Iman dan pengaruhnya dalam kehidupan
Iman dan pengaruhnya dalam kehidupanIman dan pengaruhnya dalam kehidupan
Iman dan pengaruhnya dalam kehidupan
 
Keutamaan syaban dan ramadhan
Keutamaan syaban dan ramadhanKeutamaan syaban dan ramadhan
Keutamaan syaban dan ramadhan
 
10 cara menyambut ramadhan
10 cara menyambut ramadhan10 cara menyambut ramadhan
10 cara menyambut ramadhan
 

Similar to ISLAM IMAN IHSAN

Pendekatan Dakwah Dalam Menangani Gangguan Makhluk Halus
Pendekatan Dakwah Dalam Menangani Gangguan Makhluk HalusPendekatan Dakwah Dalam Menangani Gangguan Makhluk Halus
Pendekatan Dakwah Dalam Menangani Gangguan Makhluk HalusRasyadan Hussin
 
Hadis tentang ruang lingkup pendidikan (indo)
Hadis tentang ruang lingkup pendidikan (indo)Hadis tentang ruang lingkup pendidikan (indo)
Hadis tentang ruang lingkup pendidikan (indo)Afief Rachman
 
Maulid Nabi Muhammad SAW dalam Pandangan Ulama
Maulid Nabi Muhammad SAW dalam Pandangan UlamaMaulid Nabi Muhammad SAW dalam Pandangan Ulama
Maulid Nabi Muhammad SAW dalam Pandangan Ulamaיונה עזיאל
 
02 Menyatukan Pemikiran, Perasaan dan Perbuatan(1).ppt
02 Menyatukan Pemikiran, Perasaan dan Perbuatan(1).ppt02 Menyatukan Pemikiran, Perasaan dan Perbuatan(1).ppt
02 Menyatukan Pemikiran, Perasaan dan Perbuatan(1).pptdebujalanan
 
Menepis persepsi salah tentang ht
Menepis persepsi salah tentang htMenepis persepsi salah tentang ht
Menepis persepsi salah tentang htAditya Hayuningtyas
 
Israk wa Mikraj : Ungkap Sejarah, Petik Ibrah
Israk wa Mikraj : Ungkap Sejarah, Petik IbrahIsrak wa Mikraj : Ungkap Sejarah, Petik Ibrah
Israk wa Mikraj : Ungkap Sejarah, Petik IbrahPengiran_Archery
 
HUKUM HAKAM ORANG KELAINAN UPAYA (1).pdf
HUKUM HAKAM ORANG KELAINAN UPAYA (1).pdfHUKUM HAKAM ORANG KELAINAN UPAYA (1).pdf
HUKUM HAKAM ORANG KELAINAN UPAYA (1).pdfMohd Hassan
 
Hubungan Antara Iman, Islam Dan Ihsan
Hubungan Antara Iman, Islam Dan IhsanHubungan Antara Iman, Islam Dan Ihsan
Hubungan Antara Iman, Islam Dan Ihsanshofichofifah
 
Syura dan konsep kenegaraan islam
Syura dan konsep kenegaraan islamSyura dan konsep kenegaraan islam
Syura dan konsep kenegaraan islamNooreen Jazlina
 
BERAMAL DENGAN IKHLAS DAN TINGKAH LAKU TERPUJI
BERAMAL DENGAN IKHLAS DAN TINGKAH LAKU TERPUJIBERAMAL DENGAN IKHLAS DAN TINGKAH LAKU TERPUJI
BERAMAL DENGAN IKHLAS DAN TINGKAH LAKU TERPUJIYunisa Astuti
 
Makalah dorongan mencari rizki yang halal
Makalah dorongan mencari rizki yang halalMakalah dorongan mencari rizki yang halal
Makalah dorongan mencari rizki yang halalzaida.masruroh
 
Makalah dorongan mencari rizki yang halal
Makalah dorongan mencari rizki yang halalMakalah dorongan mencari rizki yang halal
Makalah dorongan mencari rizki yang halalzaida.masruroh
 

Similar to ISLAM IMAN IHSAN (20)

Bab 1(keikhlasan)
Bab 1(keikhlasan)Bab 1(keikhlasan)
Bab 1(keikhlasan)
 
UTS HADIS TEMATIK FACHRIJAL FUAT. SM V MD-E FDK UINSU 2019
UTS HADIS TEMATIK FACHRIJAL FUAT. SM V MD-E FDK UINSU 2019UTS HADIS TEMATIK FACHRIJAL FUAT. SM V MD-E FDK UINSU 2019
UTS HADIS TEMATIK FACHRIJAL FUAT. SM V MD-E FDK UINSU 2019
 
Pendekatan Dakwah Dalam Menangani Gangguan Makhluk Halus
Pendekatan Dakwah Dalam Menangani Gangguan Makhluk HalusPendekatan Dakwah Dalam Menangani Gangguan Makhluk Halus
Pendekatan Dakwah Dalam Menangani Gangguan Makhluk Halus
 
Hadis tentang ruang lingkup pendidikan (indo)
Hadis tentang ruang lingkup pendidikan (indo)Hadis tentang ruang lingkup pendidikan (indo)
Hadis tentang ruang lingkup pendidikan (indo)
 
2736518.ppt
2736518.ppt2736518.ppt
2736518.ppt
 
Maulid Nabi Muhammad SAW dalam Pandangan Ulama
Maulid Nabi Muhammad SAW dalam Pandangan UlamaMaulid Nabi Muhammad SAW dalam Pandangan Ulama
Maulid Nabi Muhammad SAW dalam Pandangan Ulama
 
Iman Islam Ihsan.pptx
Iman Islam Ihsan.pptxIman Islam Ihsan.pptx
Iman Islam Ihsan.pptx
 
02 Menyatukan Pemikiran, Perasaan dan Perbuatan(1).ppt
02 Menyatukan Pemikiran, Perasaan dan Perbuatan(1).ppt02 Menyatukan Pemikiran, Perasaan dan Perbuatan(1).ppt
02 Menyatukan Pemikiran, Perasaan dan Perbuatan(1).ppt
 
Presentation bid'ah
Presentation bid'ahPresentation bid'ah
Presentation bid'ah
 
Menepis persepsi salah tentang ht
Menepis persepsi salah tentang htMenepis persepsi salah tentang ht
Menepis persepsi salah tentang ht
 
Israk wa Mikraj : Ungkap Sejarah, Petik Ibrah
Israk wa Mikraj : Ungkap Sejarah, Petik IbrahIsrak wa Mikraj : Ungkap Sejarah, Petik Ibrah
Israk wa Mikraj : Ungkap Sejarah, Petik Ibrah
 
HUKUM HAKAM ORANG KELAINAN UPAYA (1).pdf
HUKUM HAKAM ORANG KELAINAN UPAYA (1).pdfHUKUM HAKAM ORANG KELAINAN UPAYA (1).pdf
HUKUM HAKAM ORANG KELAINAN UPAYA (1).pdf
 
Kitab salat
Kitab salatKitab salat
Kitab salat
 
Hubungan Antara Iman, Islam Dan Ihsan
Hubungan Antara Iman, Islam Dan IhsanHubungan Antara Iman, Islam Dan Ihsan
Hubungan Antara Iman, Islam Dan Ihsan
 
Syura dan konsep kenegaraan islam
Syura dan konsep kenegaraan islamSyura dan konsep kenegaraan islam
Syura dan konsep kenegaraan islam
 
BERAMAL DENGAN IKHLAS DAN TINGKAH LAKU TERPUJI
BERAMAL DENGAN IKHLAS DAN TINGKAH LAKU TERPUJIBERAMAL DENGAN IKHLAS DAN TINGKAH LAKU TERPUJI
BERAMAL DENGAN IKHLAS DAN TINGKAH LAKU TERPUJI
 
Akhlak Mulia
Akhlak MuliaAkhlak Mulia
Akhlak Mulia
 
Kitab tauhid
Kitab tauhidKitab tauhid
Kitab tauhid
 
Makalah dorongan mencari rizki yang halal
Makalah dorongan mencari rizki yang halalMakalah dorongan mencari rizki yang halal
Makalah dorongan mencari rizki yang halal
 
Makalah dorongan mencari rizki yang halal
Makalah dorongan mencari rizki yang halalMakalah dorongan mencari rizki yang halal
Makalah dorongan mencari rizki yang halal
 

More from Idrus Abidin

Rasionalitas al Qur’an dalam Dunia Debat
Rasionalitas al Qur’an dalam Dunia DebatRasionalitas al Qur’an dalam Dunia Debat
Rasionalitas al Qur’an dalam Dunia DebatIdrus Abidin
 
VISI MISI ISLAM : TITIK KESEIMBANGAN DUNIA DAN AKHIRAT.
VISI MISI ISLAM : TITIK KESEIMBANGAN DUNIA DAN AKHIRAT.VISI MISI ISLAM : TITIK KESEIMBANGAN DUNIA DAN AKHIRAT.
VISI MISI ISLAM : TITIK KESEIMBANGAN DUNIA DAN AKHIRAT.Idrus Abidin
 
Bahaya Dosa dan Maksiat.
Bahaya Dosa dan Maksiat.Bahaya Dosa dan Maksiat.
Bahaya Dosa dan Maksiat.Idrus Abidin
 
LGBT dalam Perbincangan Ulama Mazhab
LGBT dalam Perbincangan Ulama MazhabLGBT dalam Perbincangan Ulama Mazhab
LGBT dalam Perbincangan Ulama MazhabIdrus Abidin
 
Hakikat kemerdekaan menurut islam
Hakikat kemerdekaan menurut islam Hakikat kemerdekaan menurut islam
Hakikat kemerdekaan menurut islam Idrus Abidin
 
Tafsir Surat al-Maidah ayat 51
Tafsir Surat al-Maidah ayat 51Tafsir Surat al-Maidah ayat 51
Tafsir Surat al-Maidah ayat 51Idrus Abidin
 
Tafsir Surah al-Qori'ah
Tafsir Surah al-Qori'ahTafsir Surah al-Qori'ah
Tafsir Surah al-Qori'ahIdrus Abidin
 
Tingkatan Kaum Beriman (Tafsir Surah Fathir 32)
Tingkatan Kaum Beriman (Tafsir Surah Fathir 32)Tingkatan Kaum Beriman (Tafsir Surah Fathir 32)
Tingkatan Kaum Beriman (Tafsir Surah Fathir 32)Idrus Abidin
 
Tafsir Surat an-Naas
Tafsir Surat an-NaasTafsir Surat an-Naas
Tafsir Surat an-NaasIdrus Abidin
 
Tafsir Surah al-Maun
Tafsir Surah al-MaunTafsir Surah al-Maun
Tafsir Surah al-MaunIdrus Abidin
 
Tafsir Surat al A'laa
Tafsir Surat al A'laaTafsir Surat al A'laa
Tafsir Surat al A'laaIdrus Abidin
 
Keseimbangan dalam Hidup Muslim (Tawazun)
Keseimbangan dalam Hidup Muslim (Tawazun) Keseimbangan dalam Hidup Muslim (Tawazun)
Keseimbangan dalam Hidup Muslim (Tawazun) Idrus Abidin
 
Urgensi Ilmu dalam Islam
Urgensi Ilmu dalam IslamUrgensi Ilmu dalam Islam
Urgensi Ilmu dalam IslamIdrus Abidin
 
Keistimewaan Risalah Rasulullah Saw.
Keistimewaan Risalah Rasulullah Saw.Keistimewaan Risalah Rasulullah Saw.
Keistimewaan Risalah Rasulullah Saw.Idrus Abidin
 
Keberanian dalam Islam
Keberanian dalam IslamKeberanian dalam Islam
Keberanian dalam IslamIdrus Abidin
 
Semangat Mengamalkan Amalan Sunnah
Semangat Mengamalkan Amalan SunnahSemangat Mengamalkan Amalan Sunnah
Semangat Mengamalkan Amalan SunnahIdrus Abidin
 
Keistimewaan al-Qur'an
Keistimewaan al-Qur'anKeistimewaan al-Qur'an
Keistimewaan al-Qur'anIdrus Abidin
 
Bahaya Sihir dan Perdukunan
Bahaya Sihir dan Perdukunan  Bahaya Sihir dan Perdukunan
Bahaya Sihir dan Perdukunan Idrus Abidin
 

More from Idrus Abidin (20)

Rasionalitas al Qur’an dalam Dunia Debat
Rasionalitas al Qur’an dalam Dunia DebatRasionalitas al Qur’an dalam Dunia Debat
Rasionalitas al Qur’an dalam Dunia Debat
 
VISI MISI ISLAM : TITIK KESEIMBANGAN DUNIA DAN AKHIRAT.
VISI MISI ISLAM : TITIK KESEIMBANGAN DUNIA DAN AKHIRAT.VISI MISI ISLAM : TITIK KESEIMBANGAN DUNIA DAN AKHIRAT.
VISI MISI ISLAM : TITIK KESEIMBANGAN DUNIA DAN AKHIRAT.
 
Bahaya Dosa dan Maksiat.
Bahaya Dosa dan Maksiat.Bahaya Dosa dan Maksiat.
Bahaya Dosa dan Maksiat.
 
LGBT dalam Perbincangan Ulama Mazhab
LGBT dalam Perbincangan Ulama MazhabLGBT dalam Perbincangan Ulama Mazhab
LGBT dalam Perbincangan Ulama Mazhab
 
Hakikat kemerdekaan menurut islam
Hakikat kemerdekaan menurut islam Hakikat kemerdekaan menurut islam
Hakikat kemerdekaan menurut islam
 
Tafsir Surat al-Maidah ayat 51
Tafsir Surat al-Maidah ayat 51Tafsir Surat al-Maidah ayat 51
Tafsir Surat al-Maidah ayat 51
 
Tafsir Surah al-Qori'ah
Tafsir Surah al-Qori'ahTafsir Surah al-Qori'ah
Tafsir Surah al-Qori'ah
 
Tingkatan Kaum Beriman (Tafsir Surah Fathir 32)
Tingkatan Kaum Beriman (Tafsir Surah Fathir 32)Tingkatan Kaum Beriman (Tafsir Surah Fathir 32)
Tingkatan Kaum Beriman (Tafsir Surah Fathir 32)
 
Tafsir Surat an-Naas
Tafsir Surat an-NaasTafsir Surat an-Naas
Tafsir Surat an-Naas
 
Tafsir Ayat Puasa
Tafsir Ayat PuasaTafsir Ayat Puasa
Tafsir Ayat Puasa
 
Tafsir Surah al-Maun
Tafsir Surah al-MaunTafsir Surah al-Maun
Tafsir Surah al-Maun
 
Tafsir Surat al A'laa
Tafsir Surat al A'laaTafsir Surat al A'laa
Tafsir Surat al A'laa
 
Keseimbangan dalam Hidup Muslim (Tawazun)
Keseimbangan dalam Hidup Muslim (Tawazun) Keseimbangan dalam Hidup Muslim (Tawazun)
Keseimbangan dalam Hidup Muslim (Tawazun)
 
Urgensi Ilmu dalam Islam
Urgensi Ilmu dalam IslamUrgensi Ilmu dalam Islam
Urgensi Ilmu dalam Islam
 
Keistimewaan Risalah Rasulullah Saw.
Keistimewaan Risalah Rasulullah Saw.Keistimewaan Risalah Rasulullah Saw.
Keistimewaan Risalah Rasulullah Saw.
 
Keberanian dalam Islam
Keberanian dalam IslamKeberanian dalam Islam
Keberanian dalam Islam
 
Semangat Mengamalkan Amalan Sunnah
Semangat Mengamalkan Amalan SunnahSemangat Mengamalkan Amalan Sunnah
Semangat Mengamalkan Amalan Sunnah
 
Tujuan al-Qur'an
Tujuan al-Qur'anTujuan al-Qur'an
Tujuan al-Qur'an
 
Keistimewaan al-Qur'an
Keistimewaan al-Qur'anKeistimewaan al-Qur'an
Keistimewaan al-Qur'an
 
Bahaya Sihir dan Perdukunan
Bahaya Sihir dan Perdukunan  Bahaya Sihir dan Perdukunan
Bahaya Sihir dan Perdukunan
 

Recently uploaded

WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHRobert Siby
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRobert Siby
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Adam Hiola
 
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSRobert Siby
 
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaRobert Siby
 
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfDianNovitaMariaBanun1
 
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURANBudiSetiawan246494
 

Recently uploaded (7)

WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
 
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
 
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
 
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
 
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
 

ISLAM IMAN IHSAN

  • 1. January 29, 2010 [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH] Sayarah Singkat Hadits Arba’in Idrus Abidin, Lc., MA. Sumber : idrusabidin.blogspot.com. HADITS KE-1 URGENSI NIAT ‫عن أمير المؤمنين أبي حفص عمر بن الخطاب رضي ال عنه قال سمعت رسول ال صلى ال‬ ‫عليه وسلم يقول " إنما العمال بالنيات , وإنما لكل امرئ ما نوى , فمن كانت هجرته إلى ال‬ ‫ورسوله فهجرته إلى ال ورسوله , ومن كانت هجرته إلى دنيا يصيبها و امرأة ينكحها فهجرته‬ ‫إلى ما هاجر إليه " متفق عليه‬ TERJEMAHAN. Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh, Umar bin Al-Khathab radhiyallahu 'anhu, ia berkata : “Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Segala amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang hijrahnya itu Karena kesenangan dunia atau karena seorang wanita yang akan dikawininya, maka hijrahnya itu kepada apa yang ditujunya”. [Diriwayatkan oleh dua orang ahli hadits yaitu Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah bin Bardizbah Al Bukhari (orang Bukhara) dan Abul Husain Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naisaburi di dalam kedua kitabnya yang paling shahih di antara semua kitab hadits. Bukhari no. 1 dan Muslim no. 1907] PENGANTAR. Niat dalam Islam menempati posis sentral dalam kehidupan sehari-hari. Ia merupakan penentu diterimanya amalan dari sisi bathiniah. Karena itulah, hadits ini dikatakan seperdua ilmu ibadah. Sedang dari sisi lahiriah, kesesuaian dengan amalan Rasulullah saw merupakan standar baku. Tentang hal ini, Rasulullah saw bersabda, "Siapa yang melakukan amalan tanpa disertai petunjukku maka amalannya tertolak ( tidak diterima )" Niat adalah amalan hati yang tercetus dari keimanan seseorang. Makin jauh keimana terhunjam dalam hati, maka sejauh itu pula keikhlasan terwujud. Hanya saja, keimanan, sebagaimana lazimnya, sangat fluktuatip akibat faktor internal maupun eksternal seseorang. PENJELASAN. "Amalan itu tergantung pada niatnya. Sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang diniatkan" Ungkapan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam ini menunjukkan bahwa seorang mukmin yang sadar ketika melakukkan ibadah tertentu pasti tercetus dari niat. Atas dasar ini, niat tidak harus dilafazkan, tapi 1 Page Hadits-Hadits Akidah
  • 2. January 29, 2010 [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH] cukup dengan menghadirkan dan menegaskan dalam hati bahwa ibadah yang dilakukan betul-betul demi Allah swt. Penggalan hadits ini menunjukkan pula bahwa besarnya pahala yang dapat diperoleh, sangat tergantung pada keikhlasan yang mendasari suatu ibadah. Dalam kerangka inilah pendapat yang mengatakan "tidaklah Abu bakar mengalahkan kalian dengan banyaknya amalan yang Ia lakukan, tapi karena keikhlasannya ketika beramal" dapat dipahami. Artinya, amalah bisa saja nampak remeh di mata manusia tapi bernilai tinggi di sisi Allah swt. Sebaliknya pun demikian. Bisa jadi menurut manusia amalan tertentu besar tapi minim pahala akibat niat yang tidak benar. Selain itu, sebuah aktifitas yang tidak berkategori ibadah ritual tapi hanya merupakan kebiasaan sehai-hari, seperti mandi, makan, tidur dll jika dilakukan untuk (niat) menguatkan diri dalam beribadah maka Ia pun berhak mendapatkan pahala dari sisi Allah swt. Karena memang missi seorang Muslim di dunia ini adalah untuk beribadah. Ilustrasi di atas dipertegas oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dengan mengatakan, "Barang siapa hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan barang sIapa hijrah karena kingunan dunia atau karena hendak menikahi wanita maka hijrahnya kepada yang Ia tuju (niatkan)". LATAR BELAKANG HADITS (ASBABUL WURUD) Penegasan Rasullullah Shallallahu alaihi wasallam ini bisa dipahami dengan baik jika memahami latar belakang timbulnya hadits di atas. Dalam sebuah riwayat dari Abdullah Bin Mas'ud, Ia menceritakan, "(sebelum hijrah dari mekah ke Madinah) dIantara kami ada yang meminang perempuan bernama Ummu Qais, tapi Ia tidak mau dinikahi kecuali jika sang laki-laki hijrah bersamanya. Akhirnya lelaki itu ikut berhijrah dan menikahi Ummu Qais. Karena itulah, kami sering menyebutnya orang yang berhijrah karena Ummu Qais". FAEDAH TAMBAHAN Dari penggalan hadits di atas, kita bisa pula mengambil faedah berupa, seorang guru hendaknya mengangkat perumpamaan dalam rangka memperjelas hukum sesuatu yang abstrak. Karena Nabi sendiri mengangkat perumpamaan demi memperjelas sebuah teori. Contoh kongkritnya adalah kasus Hijrah tadi. Menurut bahasa, hijrah adalah perpindahan. Sedang menurut syari'at, hijrah bermakna perpindahan dari negeri kafir menuju negeri Islam, dengan maksud menyelamatkan Agama. Dalam hadits ini, yang di maksud hijrah adalah perpindahan dari kota Mekah menuju kota Madinah yang terjadi sebelum Fathu Mekah pada tahun 8 hijrIah. Wallahu A'lam. Semoga Allah swt menugrahi kita keikhlasan dalam berbuat sehingga kita bisa melihat wajah-Nya di akhirat kelak. Amin. 2 Page Hadits-Hadits Akidah
  • 3. January 29, 2010 [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH] HADITS KE-2 IMAN, SILAM DAN IHSAN ‫عين عمير بين الخطاب رضيي ال عنيه قال : بينميا نحين جلوس عنيد رسيول ال صيلى ال علييه‬ ‫وسييلم ذات يوم إذ طلع علينييا رجييل شديييد بياض الثياب شديييد سييواد الشعيير , ل يرى عليييه أثيير‬ ‫السيفر , ول يعرفيه منيا أحيد حتيى جلس إلى النيبي صيلى ال علييه وسيلم فأسيند ركبتيه إلى ركبتييه‬ ‫ووضح كفيه على فخذيه , وقال : يا محمد أخبرني عن السلم , فقال رسول ال صلى ال عليه‬ ‫وسيلم " السيلم أن تشهيد أن ل إله إل ال وأن محمدا رسيول ال وتقييم الصيلة وتؤتيي الزكاة‬ , ‫وتصيوم رمضان وتحيج البييت إن اسيتطعت إلييه سيبيل " قال صيدقت فعجبيا له يسيأله ويصيدقه‬ ‫قال : أخيبرني عين اليمان قال " أن تؤمين بال وملئكتيه وكتبيه ورسيله واليوم الخير وتؤمين‬ ‫بالقدر خيره وشره " قال : صدقت , قال : فأخبرني عن الحسان , قال " أن تعبد ال كأنك تراه‬ ‫, فإن لم تكن تراه فإنه يراك " قال , فأخبرني عن الساعة , قال " ما المسئول بأعلم من السائل‬ ‫" قال فأخييبرني عيين اماراتهييا . قال " أن تلد الميية ربتهييا وأن ترى الحفاة العراة العالة رعاء‬ , "‫الشاء يتطاولون في البنيان " . ثم انطلق فلبث مليا , ثم قال " يا عمر , أتدري من السائل ؟‬ ‫قلت : ال ورسوله أعلم , قال " فإنه جبريل أتاكم يعلمكم دينكم " رواه مسلم‬ TERJEMAHAN. Dari Umar bin Al-Khathab radhiallahu 'anh, dia berkata: ketika kami tengah berada di majelis bersama Rasulullah pada suatu hari, tiba-tiba tampak dihadapan kami seorang laki-laki yang berpakaian sangat putih, berambut sangat hitam, tidak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan jauh dan tidak seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Lalu ia duduk di hadapan Rasulullah dan menyandarkan lututnya pada lutut Rasulullah dan meletakkan tangannya diatas paha Rasulullah, selanjutnya ia berkata," Hai Muhammad, beritahukan kepadaku tentang Islam " Rasulullah menjawab,"Islam itu engkau bersaksi bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Alloh dan sesungguhnya Muhammad itu utusan Alloh, engkau mendirikan sholat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Romadhon dan mengerjakan ibadah haji ke Baitullah jika engkau mampu melakukannya." Orang itu berkata,"Engkau benar," kami pun heran, ia bertanya lalu membenarkannya Orang itu berkata lagi," Beritahukan kepadaku tentang Iman" Rasulullah menjawab,"Engkau beriman kepada Alloh, kepada para Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, kepada utusan-utusan Nya, kepada hari Kiamat dan kepada takdir yang baik maupun yang buruk" Orang tadi berkata," Engkau benar" Orang itu berkata lagi," Beritahukan kepadaku tentang Ihsan" Rasulullah menjawab,"Engkau beribadah kepada Alloh seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engkau tidak melihatnya, sesungguhnya Dia pasti melihatmu." Orang itu berkata lagi,"Beritahukan kepadaku tentang kiamat" Rasulullah menjawab," Orang yang ditanya itu tidak lebih tahu dari yang bertanya." selanjutnya orang itu berkata lagi,"beritahukan kepadaku tentang tanda-tandanya" Rasulullah menjawab," Jika hamba perempuan telah melahirkan tuan puterinya, jika engkau melihat orang-orang yang tidak beralas kaki, tidak berbaju, miskin dan penggembala kambing, berlomba-lomba mendirikan bangunan." Kemudian pergilah ia, aku tetap tinggal beberapa lama kemudian Rasulullah berkata kepadaku, "Wahai Umar, tahukah engkau siapa yang bertanya itu?" Saya menjawab," Alloh dan Rosul-Nya lebih mengetahui" Rasulullah berkata," Ia adalah Jibril, dia datang untuk mengajarkan kepadamu tentang agama kepadamu" [Muslim no. 8] 3 Page Hadits-Hadits Akidah
  • 4. January 29, 2010 [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH] PENGANTAR. Islam, iman dan ihsan adalah tingkatan amaliah seseorang terhadap ajaran Islam. Jika Islam beserta rukun-rukunnya diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari maka stastus Muslim dapat diperoleh. Jika iman dengan berbagai perangkatnya menghiasi seseoarang maka ia dikatakan Mukmin. Ihsan yang merupakan puncak prestasi dalam berislam dan beriman akan terwujud jika dalam beragama, seseorang mampu menghadirkan Allah swt setiap saat. Jika tidak, ihsan bisa hadir dalam bentuk lain, berupa amalan yang dilakukan dengan senantiasa merasakan pengawasan (muraqabatullah) Allah swt setiap saat. Dalam hal ini, Islam diartikan sebagai amalan lahiriah, sedang iman merupakan perwujudan amalan hati. Arti demikian dibenarkan jika kedua istilah tersebut berada pada satu ayat atau satu hadits secara bersamaan. Tapi jika keduanya berdiri sendiri maka iman dan Islam memiliki arti yang sama, yaitu istilah yang menunjukkan amalan lahiriah dan amalan hati sekaligus. PENJELASAN. Tawadhu' adalah ciri utama Rasulullah saw. Sikap ini dibuktikan oleh beliau dengan seringnya berkumpul bersama para sahabatnya. Dari sini dipahami bahwa seorang muslim hendaknya bergaul dengan masyarakat secara santun, agar bisa menularkan hal-hal positif kepada mereka. Di sini terdapat sebuah bingkai umum, bahwa bergaul dengan masyarakat lebih utama jika seseorang merasa aman dari efek negatif masyarakat. Tapi kalau khawatir tercemar dengan prilaku negatif masyarakat, tentu menghindar (uzlah) dari mereka merupakan prioritas utama. Jargon yang sering diangkat di sini adalah "Bergabung dengan masyarakat tetapi tetap memiliki keunikan tersendiri". Itu adalah gambaran ideal seorang muslim dalam bermasyarakat. Makna ini disarikan dari penuturan Umar Bin Khattab, bahwa Rasulullah saw pernah bergabung bersama para sahabatnya lalu didatangi oleh seseorang yang berpakaian putih. Gambaran ini merupakan pembukaan hadits yang sedang kita bahas. Malaikat jibril mendatangi Rasulullah saw dalam kondisi demikian. Kedatangannya itu dalam rangka mengajari sahabat tentang Islam, iman dan ihsan. Ini menggambarkan bahwa malaikat kadang menapakkan diri dengan wujud manusia, bahkan dengan orang-orang tertentu yang dikenal oleh warga sekitar. Misalnya kedatangan jibril yang terkadang menyerupai Dahiyah Al-Kalbi, salah seorang sahabat Rasul sendiri. Pertanyaan jibril kepada Rasulullah saw ketika itu bukanlah karena ketidaktahuan, tetapi tidak lebih dari upaya untuk mengajari sahabat melalui pertanyaan, yang bisanya lebih berkesan dibanding betuk pembelajaran lainnya. Di sini kita bisa bercermin bahwa boleh saja seseorang bertanya tentang suatu hal walaupun ia sendiri telah menguasi pembahasan, selama maksudnya untuk memberitahukan mereka-mereka yang belum mengerti. Sikap duduk jibril dengan menyandarkan kedua lututnya dengan lutut Rasulullah saw, serta tangannya yang diletakkan di atas paha beliau mengindikasikan adab penuntut ilmu dalam majlis yang layak dijadikan teladan. Demikianlah seharusnya seorang murid terhadap gurunya. Karena, bagaimana pun, guru tetaplah 4 Page Hadits-Hadits Akidah
  • 5. January 29, 2010 [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH] pilar penting dalam mewariskan segala bentuk kebaikan. Benarlah apa yang dikatakan Syauki Ibrahim, seorang sastrawan mesir, "Patuhlah kepada guru dan berikan penghargaan yang layak, karena hampir saja posisi guru seperti layaknya posisi seorang rasul". Pertanyaan jibril tentang Islam merupakan upaya untuk membongkar kembali piranti Islam satu persatu, agar terlihat jelas dalam satu kesatuan yang utuh. Syahadat, shalat, puasa, zakat dan haji merupakan komponen utama bagunan Islam. Jika semuanya terlaksana, maka akan menampakkan sebuah fenomena yang menarik antara ketaatan yang bersifat vertikal dan dibuktikan dengan kerja-kerja kemanusiaan yang bersipat horisontal. Syahadat misalnya merupakan amal lisan, shalat dan puasa adalah amalan jasmani, zakat adalah amalan yang berkaitan erat dengan harta, sedang haji merupakan perpaduan antara amalan jasmani dan kemampuan harta. Demikain pula tentang iman. Ia dibahas secara tuntas oleh Rasulullah saw di depan para sahabat-sahabatnya. Komponen utamanya terdiri dari keimanan kepada Allah swt, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, kitab, hari akhir dan qadha' serta kadar-Nya. Keimanan di sini diartikan sebagai pembenaran dengan hati. Jika semua itu dibenarkan dengan hati dan melahirkan keyakinan dalam diri seseorang, maka status mukmin tentu layak menjadi miliknya. Disamping hal di atas, ihsan pun disorot dengan baik. Ihsan diartikan sebagai bentuk ibadah yang dilakukan dengan berusaha memvisualkan tujuan akhir, yaitu Allah swt. Atau dengan kata lain, ihsan adalah menyembah Allah swt dengan penuh semangat dan penuh harap (raja') akan sorga-Nya. Seolah-olah ia melihat Allah swt sehingga yakin akan sampai kepada-Nya. Kalau tidak bisa dengan cara demikian, maka menyembah Allah swt dengan perasaan khawatir (khauf) terhadap siksa-Nya atau upaya untuk menghindari neraka-Nya juga dibenarkan. Itulah dua makna ihsan yang diisyaratkan oleh Rasulullah saw. Memilih salah satu dari keduanya ketika kita beribadah tetap akan melahirkan ihsan (profesinalisme) dalam beragama. Setelah itu, tanda-tanda kiamat juga tak luput dari pertanyaan jibril. Rasulullah saw menjelaskan bahwa waktu terjadinya kiamat tak diketahui oleh seorang pun. Ia murni menjadi rahasia Allah swt. Tetapi tanda-tandanya tetap bisa di lacak, diantaranya seperti penjelasan beliau bahwa seorang budak melahirkan tuannya dan orang-orang yang bertelanjang kaki dan dada, miskin dan berprofesi sebagai pengembala berlomba-lomba mempertinggi rumahnya. Tanda-tanda hari kiamat secara global terbagi tiga. Ada yang telah berlalu, ada yang selalu nampak dan ada pula yang muncul setelah hari kiamat makin dekat, seperti : turunnya nabi Isa as, dajjal, ya'juj dan ma'juj dan terbitnya matahari dari barat. Wallahu a'lam. Semoga kita termasuk orang yang dikaruniai perilaku ihsan sehingga mampu menampakkan Islam ditengah masyarkat moderen. Amin. 5 Page Hadits-Hadits Akidah
  • 6. January 29, 2010 [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH] HADITS KE-3 RUKUN ISLAM ‫عين أبيي عييبد الرحمين عبيد ال بين عييمر بيين الخطاب رضيي ال عيينهما ، قييال سيمعت رسيول ال‬ ‫صيلى ال علييه وسييلم يقييول : بييني السييلم على خييميس : شييهيادة أن ل إلييه إل ال وأن محميد‬ ‫رسول ال ، وإقامة الصلة ، وإييتياء اليزكياة ، وحيج البيت ، وصيوم رمضان‬ TERJEMAHAN. Dari Abu Abdirrahman, Abdullah bin Umar bin Al-Khathab radhiallahu 'anhuma berkata : saya mendengar Rasulullah bersabda: "Islam didirikan diatas lima perkara yaitu bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah secara benar kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, mengerjakan haji ke baitullah dan berpuasa pada bulan ramadhan". [Bukhari no.8, Muslim no.16] PENGANTAR. Hadits ini merupakan penjelasan lebih lanjut dari hadits sebelumnya, di mana Islam digambarkan secara aflikatif dengan ungkapan seperti, "engkau bersaksi….". Pada hadits ini, Islam digambarkan layaknya sebuah bangunan kokoh dan tegak di atas landasan yang mantap. Landasan itu berupa, syahadat, shalat, zakat, haji, dan puasa Ramadhan. PENJELASAN "Islam dibangun atas lima pilar utama, bersaksi bahwa tIada Tuahan yang berhak disembah selain Allah swt dan Muhammad adalah utusan-Nya" Landasan pertama bangunan Islam adalah Syahadat. Syahadat merupakan hal yang sangat penting dalam Islam, setidaknya berdasarkan beberapa alasan : • Syahadat merukan pintu masuk ke dalam bangunan Islam itu sendiri. • Syahahadat adalah intisari ajaran Islam. • Syahadat adalah dasar perubahan. • Syahadat adalah inti da'wah para Rasul. • Syahadat merupkan sumber keutamaan, berupa sorga bagi yang meyakini kandungannya. Kemudian, terdapat tujuh syarat utama yang merupakan unsur kesempurnaan Syahadat. Jika semuanya terwujud, akan melahirkan pribadi Muslim yang mumpuni dan integral. Ketujuh syarat itu adalah : 1. Ilmu yang menghilangkan kebodohan. 2. Keyakinan yang menghilangkan keraguan. 3. Penerimaan yang menjauhkan penolakan. 4. Ketundukan yang menjaukan sikap acuh. 5. Ikhlas yang melebur kesyirikan. 6. Ketulusan yang akan melebur kepalsuan. 7. Kecintaan yang akan menghapus kebencian. 6 Page Hadits-Hadits Akidah
  • 7. January 29, 2010 [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH] "Menegakkan Shalat " Shalat merupakan pilar kedua dalam Islam. Urgensinya tidak lagi diragukan oleh ummat Muslim. Shalat memiliki tujuan utama berupa mencegah perbuatan keji dan mungkar. Untuk bisa mewujudkan tujuan dasar ini, shalat memiliki perangkat- perangkat berupa : 1. syarat-syarat : 1. Membersihkan anggota tubuh dari hadas maupun najis. 2. Menutup aurat dengan pakaian yang bersih. 3. Memilih tempat yang bersih. 4. Mengetahui masuknya waktu 5. Menghadap kiblat. 2. Rukun-rukun : • Niat (ikhlas), • Berdiri jika mampu, • Takbiratul Ihram, • Membaca Al-Fatihah, • Ruku, • Bangkit dari ruku, • Sujud, • Duduk diantara dua sujud. • Tasyahhud. • Beshawalawat kepada Nabi. • Mengucapkan salam. • Tuma'ninah. • Tertib. Selain hal-hal di atas maka dianggap termasuk dalam kategori sunnah-sunnah shalat. Jika unsur-unsur tersebut terpenuhi dengan baik serta keikhlasan mendasarinya, maka kekhusyu'an akan lahir. Khusyu' adalah kondisi dimana seseorang merasakan ketundukan dan kehinaan di hadapan Yang Maha Kuasa, dengan mengharap (raja') keridhaan-Nya dan khawatir (Khauf) terhadap siksaan-Nya. Unsur batiniah dan lahiriah inilah jika terwujud mampu menjauhkan seorang Muslim dari perbuatan keji dan mungkar. "Menunaikan zakat " Zakat adalah harta yang ditunaikan untuk kaum lemah. Zakat bertujuan untuk membersihkan noda-noda harta yang dimiliki maupun mensterilkan sang pemberi zakat dari sikap bakhil. Tujuan ini terekam dalam firman Allah swt yang berbunyi : "Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui." Juga firman-Nya : "Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman (syurga) dan mata air-mata air, Sambil menerima segala pemberIan Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunIa adalah orang-orang yang berbuat 7 Page Hadits-Hadits Akidah
  • 8. January 29, 2010 [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH] kebaikan. Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar. Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian." Syekh Sayyid Sabiq mengomentari ayat di atas dengan mengatakan ,"Allah swt menjadikan karakter utama orang-orang yang baik adalah Ihsan. Wujud ihsannya itu dibuktikan dengan Qiyamullail dan memperbanyak Istigfar pada waktu sahur sebagai wujud ketundukan dan taqarrub kepada-Nya. Ihsan itu pula nampak dengan menunaikan zakat kepada yang berhak menerimanya". Menunaikan zakat memiliki beberapa urgensi, diantaranya adalah : • Zakat merupakan sebab turunya rahmat Allah swt. • Zakat merupakan salah satu penyebab kembalinya kekuasaan Islam ke pangkuan ummat Muslim. • Zakat merupakan penyebab masuknya seseorang ke dalam sorga. • Menghilangkan unsur kejelekan yang dimiliki suatu barang. Melihat urgensi zakat yang sedemikian rupa, Allah swt kemudian menjelaskan ekses negatip akibat tidak berjalannya instrument zakat dalam sebuah komunitas Muslim. Diantaranya berupa : • Emas dan perak yang tidak dizakati menjadi strika bagi pemiliknya di hari kemudian. • Harta yang tidak dizakati menjadi bumerang bagi yang bersangkutan pada hari kemudian. • Tidak ditunaikannya zakat bisa menyebabkan hujan tidak lagi diturunkan oleh Allah swt. "Menunaikan haji" Haji merupakan piranti penting dalam bangunan Islam. Ia dianggap jihad yang tidak mengandung resiko oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. Bahkan ketika para wanita menghadap kepada beliau mengajukan keberatan akan banyaknya ibadah yang bisa diakses oleh kaum laki-laki, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengarahkan mereka kepada ibadah haji yang dianggap merupakan jihadnya kaum wanita. Haji memiliki beberapa keutamaan, diantaranya berupa : 1. Termasuk rumpun ibadah yang diutamakan. Rasulullah saw pernah ditanya tentang amalan yang paling afdhal, beliau menjawab " Beriman kepada Allah dan Rasul-Nya". Kemudian apa lagi ? Beliau menjawab, "Jihad di jalan Allah" kemudian apa lagi ? Jawab beliau, "haji yang mabrur" 2. Pembersih dosa dan kesalahan. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda " Barang siapa yang menunaikan haji tanpa terlibat dengan ucapan kotor dan kefasikan maka Ia layaknya orang yang baru dilahirkan dari perut ibunya" 3. Penyebab mendapatkan sorga Allah swt. Sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam " tiada balasan bagi haji mabrur kecuali sorga" 4. Merupakan jihadnya kaum lemah seperti wanita dan orang tua. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam besabda, "jihadnya kaum lemah dan wanita adalah haji" 8 Page Hadits-Hadits Akidah
  • 9. January 29, 2010 [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH] "Berpuasa pada bulan Ramadhan" Puasa artinya menahan. Dari sisi syari'at, maknanya berupa menahan segala hal yang dapat merusak puasa dari sejak imsak hingga matahari terbenam. Keutamaan puasa dari segi kejiwaan dan kesehatan jasmani telah banyak di sorot oleh ilmuan. Sedang menurut Islam sendiri, keutamaan itu berupa : 1. Puasa merupakan ibadah yang ditentukan pahalanya oleh Allah swt sendiri. 2. Merupakan perisai dari perbuatan zina. 3. Puasa berperan sebagai pemberi syafaat pada hari kimat. 4. Menjauhkan seseorang dari api neraka. 5. Puasa memiliki pintu khusus di sorga yang merupakan jalur masuk bagi mereka yang gemar berpuasa. Pintu itu bernama Ar-Rayyan. Puasa secara umum terbagi empat kategori: • Puasa Ramadhan. • Puasa Kaffarat. • Puasa Nazar. • Puasa Sunnah. Selain keutamaan puasa di atas, bulan ramadhan memiliki keutamaan tersendiri. Diantara keutaman itu adalah : 1. Terbukanya pintu sorga dan tertutupnya pintu neraka. 2. Setan dibelenggu. 3. Malam lailatul qadar. 4. Merupakan penebus dosa-dosa tahun sebelumnya selama menghindari dosa- dosa besar. 5. Penebus dosa-dosa lama. Mengingat begitu pentingnya puasa Ramadhan maka ditemukan banyak hadis- hadis Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang mengingatkan kita tentang bahaya meninggalkan puasa Ramadhan tanpa adanya alasan syar'i. Beberapa diantaranya seperti : • Sabda Rasulullah saw yang berbunyi, "Simpul-simpul Islam dan landasan agama ada tiga. Bangunan Islam berdiri kokoh di atas ketiganya. Barangsiapa yang meninggalkan salah satu diantaranya maka Ia dianggap kafir dan halal darahnya, yaitu : syahadat, shalat wajib dan puasa ramadhan. • Sabda Rasulullah saw : "Barang siapa yang tidak berpuasa sehari saja dalam bulan ramadhan tanpa adanya rukhsa yang dibenarkan oleh Allah, maka Ia tidak bisa menggantinya dengan puasa lainnya, walaupun Ia puasa terus menerus sepanjang hidupnya". Demikianlah bagunan Islam yang disarikan dari hadits di atas. Wallahu a'lam. Kita berharap agar Allah swt memudahkan kita untuk terus menerus komitmen dengan pilar-pilar agama-Nya. Amin. 9 Page Hadits-Hadits Akidah
  • 10. January 29, 2010 [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH] HADITS KE-4 TAKDIR TELAH DITETAPKAN ‫عين أبيي عبدالرحمين عبدال بين مسيعود رضيي ال عنيه قال حدثنيا رسيول ال صيلى ال علييه‬ ‫وسلم وهو الصادق المصدوق " إن أحدكم يجمع خلقه في بطن أمه أربعين يوما نطفة ثم علقه‬ ‫مثييل ذلك ثييم يكون مضغيية مثييل ذلك , ثييم يرسييل إليييه الملك فينفييخ فيييه الروح , ويؤميير بأربييع‬ ‫كلمات : بكتييب رزقييه , وأجله , وعمله , وشقييي أم سييعيد . فوال الذي ل إله غيره إن أحدكييم‬ ‫ليعمل بعمل أهل الجنة حتى ما يكون بينه وبينها إل ذراع فيسبق عليه الكتاب فيعمل بعمل أهل‬ ‫النار , وإن أحدكم ليعمل بعمل أهل النار حتى ما يكون بينه وبينها إل ذراع فيسبق عليه الكتاب‬ ‫فيعمل بعمل أهل الجنة‬ TERJEMAHAN. Dari Abu 'Abdirrahman Abdullah bin Mas'ud radhiallahu 'anh, dia berkata : bahwa Rasulullah telah bersabda, "Sesungguhnya tiap-tiap kalian dikumpulkan penciptaannya dalam rahim ibunya selama 40 hari berupa nutfah, kemudian menjadi 'Alaqoh (segumpal darah) selama itu juga lalu menjadi Mudhghoh (segumpal daging) selama itu juga, kemudian diutuslah Malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya lalu diperintahkan untuk menuliskan 4 kata : Rizki, Ajal, Amal dan Celaka/bahagianya. maka demi Alloh yang tiada Tuhan selainnya, ada seseorang diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli surga sehingga tidak ada jarak antara dirinya dan surga kecuali sehasta saja. kemudian ia didahului oleh ketetapan Alloh lalu ia melakukan perbuatan ahli neraka dan ia masuk neraka. Ada diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli neraka sehingga tidak ada lagi jarak antara dirinya dan neraka kecuali sehasta saja. kemudian ia didahului oleh ketetapan Alloh lalu ia melakukan perbuatan ahli surga dan ia masuk surga. [Bukhari no. 3208, Muslim no. 2643] PENGANTAR. Sebagai agama wahyu, Islam memiliki karakteristik sendiri dalam memaknai setiap fenomena. Pada masalah kelahiran misalnya, Islam menetapkan fase-fase yang jelas. Fase ini terus dipantau oleh malaikat Allah swt yang khusus ditugaskan untuk urusan tersebut. Fase-fase itu berupa : 1. Fase air mani selama 40 hari. 2. Fase tetesan darah selama 40 hari. 3. Fase gumpalan daging selama 40 hari. 4. Fase akhir sebelum lahir selama 40 hari pula. Keempat fase ini memiliki proses tersendiri dan juga menjadi penegasan ilmu pengetahuan moderen yang menunjukkkan bahwa ajaran Islam sangat akrab dengan dunia ilmiah. PENJELASAN. "Sungguh setiap kalian berperoses dalam perut ibunya berupa setetes air mani selama 40 hari" ini merupakan fase awal terbentuknya manusia dalam rahim ibu. 10 Page Hadits-Hadits Akidah
  • 11. January 29, 2010 [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH] Proses ini ditandai dengan bertemunya air mani laki-laki dengan air mani perempuan. Proses ini berlangsung selama 40 hari. "Kemudian berubah menjadi setetes darah selama 40 hari" proses ini merupakan lanjutan dari proses sebelmnya. Fase ini dalam bahasa arab dikenal sebagai fase 'Alaqah, yaitu sebuah fase yang menggambarkan kondisi darah yang cendrung mengeras itu, menempel pada jalur yang dilewatinya. Fase ini pun disinggung oleh Allah pada firman-Nya dalam surah Al-'Alaq yang berbunyi "yang menciptakan manusia dari segumpal darah ('alaqah)" "Kemudian berubah menjadi segumpal daging selama 40 hari" ini merupakan fase ketiga, dimana darah yang mengeras tadi berubah menjadi segumpal daging. Pada fase selanjutnya, yaitu masa 120 hari, Allah mengirim malaikat untuk meniupkan ruh sekaligus menetapkan rezqi, ajal, amal dan susah senangnya dalam kehidupan ini. Hal ini berdasarkan pada hadis nabi "Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya, dan dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara; menetapkan rezkinya, ajalnya, amalnya dan celaka atau bahagianya". Penggalan hadist ini pula yang menjadi landasan ulama dalam berpendapat bahwa sebelum janin berumur empat bulan Ia tidaklah dianggap manusia hidup. Olehnya itu, jika janin lahir sebelum melewati umur empat bulan maka ia tidak dimandikan, tidak dikafani dan tidak dishalati. Ia dikuburkan apa adanya saja. Selain itu, penggalan hadits tadi juga mengisyaratkan adanya malaikat yang ditugaskan oleh Allah swt untuk mengurus seluk beluk alam rahim. Menjaga janin dari serangan jin jahat yang hendak menyerangnya juga menjadi tugas sang malaikat. Serangan ini merupakan wujud sumpah iblis di hadapan Allah yang akan menyesatkan manusia beserta keturunannya. Mungkin karena inilah Rasulullah saw mewanti-wanti ummatnya agar ketika hendak campur supaya berdo'a sebelumnya. Setelah tanda-tanda kehamilan mulai nampak, diharapkan sekali bagi wanita hamil untuk banyak taqarrub kepada Allah swt. Mengingat kondisinya yang begitu lemah dan merupakan peluang utama bagi jin setan untuk menyerangnya. Dengan pertimbangan bahwa pada fase 120 hari, janin ditentukan rezki, ajal, dan senang tidaknya di dunia ini, maka seorang Muslim hendaknya tenang dalam masalah rezki, dengan merasa cukup dengan apa yang telah ada dan tetap berusaha mencari rezki yang halal. Panik dalam hal ini merupakan wujud kelemahan iman. Apalagi bila rela mengganti keyakinan hanya demi sesuap nasi atau kenikmatan dunia lainnya. Naudzubillah. "Demi Allah yang tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain-Nya, sungguh dIantara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli sorga hingga jarak antara dia dengan sorga hanyalah sehasta, akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dIa melakukan perbuatan ahli neraka sehingga Ia pun tercebur kedalamnya. Sesungguhnya diantara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dengan neraka tinggal sehasta, tetapi telah ditentukan baginya sebuah ketentuan sehingga Ia melakukan perbuatan ahli sorga lalu Ia pun masuk kedalamnya." Potongan hadits ini mengisyaratkan bahwa kondisi terakhir manusia di dunia ini menetukan kondisinya di akhirat. Karena itulah, seseorang hendaknya tidak terpedaya dengan kondisinya saat ini yang nampak komitmen dengan nilai-nilai Islami. Ketaatan lahiriah tidaklah selamanya lahir dari rahim keikhlasan, tapi kadang karena faktor lingkungan atau pun kebiasaan. 11 Page Hadits-Hadits Akidah
  • 12. January 29, 2010 [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH] Disinilah nampak bagi orang–orang yang secara lahir taat dalam ibadah ritual tidak dibenarkan memandang enteng ataupun memandang hina orang-orang yang bergelimang dosa. Tetapi berusaha meminta perlindungan kepada Allah swt agar dijauhkan dari sikap demikian, sembari berusaha menda'wahi orang-orang yang bertipe demikian dengan menunjukkan kasih sayang dan empati. Bisa jadi lautan dosa yang sedang melingkupi seseorang mengatarkannya ke lembah taubat yang penuh dimensi kesadaran. Sebuah kondisi yang dapat merubah seseorang menjadi lebih baik dibanding orang-orang yang secara lahiriah garis hidupnya datar dengan ketaatanya. Khalid Bin Walid merupakan tipe yang mewakili kondisi ini. Di samping itu, bagi mereka yang sedang berlumur dosa, hendaknya menyadari bahwa pintu kematian tiap saat mengintai. Sangat disayangkan jika kondisinya belum berubah sedang ajal datang menjemput. Dosa yang telah menggunung tinggi tidaklah seharusnya membuat seseorang lepas harapan terhadap kemungkinan terbukanya pintu taubat. Selama ajal belum berakhir, nafas masih turun naik dan belum sampai sekarat, maka selama itu pula Ia ditunggu oleh Allah swt dilorang taubat-Nya. Manusia, baik yang ahli taat maupun ahli maksiat, hendaknya tetap menyadari bahwa Allah swt menghendakinya berjalan menuju orbit kehidupan, berupa akhirat dengan tetap berpegang teguh pada prinsip Khauf ( khawatir) dan Raja' (penuh harap). Di sini perlu ditegaskan pula bahwa amalan, baik ataupun buruk, tidaklah serta merta membuat pelakunya masuk sorga atau pun neraka. Amalan hanyalah timbangan lahirIah. Karenanya, akidah Ahlussunnah Wal Jamaah menetapkan bahwa sorga dan neraka mutlak di bawah kekuasaan Allah swt. Ia memasukkan ke dalam sorga-Nya orang-orang yang dikehendaki dan memasukkan ke dalam neraka-Nya orang-orang yang dikehendaki-Nya pula. Nampaknya permasalahan di atas sangat terkait erat dengan masalah Qadha dan Qadar (takdir), sehingga penting untuk menjelaskan permasalahan ini secara singkat. Qadha adalah ketetapan Allah swt pada zaman azali tentang ada tidaknya sesuatu. Sedangkan kadar adalah penciptaan Allah swt terhadap sesuatu berdasarkan wujudnya pada waktu tertentu. Takdir terkait erat dengan kesempurnaan ilmu Allah swt, keilmuan yang mencakup apa yang telah, sedang dan akan terjadi, serta proses kejadiannya. Atas kesempurnaan ilmu inilah Allah swt menetapkan rezki, amalan, bahagia atau celakanya seseorang. Tetapi ilmu ini tidaklah menghilangkan hak ihtiar dan kehendak hamba, karena ilmu tidaklah berpengaruh. Teks-teks keagamaan dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah menunjukkan dan menetapkan kehendak dan kebebasan berihtiar bagi manusia. Aktifitas manusia di dunia ini pastilah seseuai dengan skenario Allah swt di lauhin mahfuz. Siapapun yang ditentukan sebagai penduduk sorga maka pasti dimudahkan dalam menjalankan amalan penduduk Sorga, khususnya di akhir hidupnya. Sebaliknya pun demikian. Walau hari-harinya diramaikan dengan ketaatan, tetapi di akhir hentakan nafasnya Ia menjauh dari jalur kebenaran, maka neraka pun menjadi ujung perjalanannya. Wallahu a'lam. Semoga kita dijauhkan oleh Allah swt dari su'ul khotimah. Amin. 12 Page Hadits-Hadits Akidah
  • 13. January 29, 2010 [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH] HADITS KE-5. TERTOLAKNYA PAHALA AMALAN BID’AH ‫عن أم المؤمنين أم عبدال عائشة رضي ال عنها قال : قال رسول ال صلى ال عليه وسلم " من‬ ‫أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد " رواه البخاري ومسلم , وفي رواية لمسلم " من عمل‬ ‫عمل ليس عليه أمرنا فهو رد‬ TERJEMAHAN Dari Ummul mukminin, Ummu 'Abdillah, ‘Aisyah radhiallahu 'anha, ia berkata bahwa Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang mengada-adakan sesuatu dalam urusan agama kami ini yang bukan dari kami, maka dia tertolak". (Bukhari dan Muslim. Dalam riwayat Muslim : “Barangsiapa melakukan suatu amal yang tidak sesuai urusan kami, maka dia tertolak”) [Bukhari no. 2697, Muslim no. 1718] PENGANTAR. Pada hadits pertama dijelaskan bahwa timbangan bathiniah berupa ikhlas merupakan syarat mutlak diterimanya sebuah amalan. Di sini, timbangan lahiriah juga mendapatkan porsi penjelasan, agar kita makin meyakini pentingnya ilmu yang dapat mengenalkan kita sunnah-sunnah nabi. Terutama sekali pada lapangan ibadah ritual, supaya bisa membedakan amalan yang disyarIatkan dan dapat menghindari amalan yang merupakan lahan bid'ah. Timbangan lahiriah dalam Islam dikenal dengan istilah Ittiba', yaitu sebuah usaha untuk mengikuti cara Nabi dalam memperaktekkan nilai-nilai Islam. Lawan ittiba' adalah ibtida', yaitu sikap beragama yang biasanya mereka-reka bentuk ibadah untuk dijadikan metode taqarrub yang tidak disyariatkan oleh Allah swt. Islam adalah agama yang telah sempurna ajarannya. Menambah atau menguranginya merupakan tindakan subversip, dan seolah menuduh Rasullah Shallallahu alaihi wasallam tidak amanah dalam menjalankan risalah Allah swt. Tapi permasalahan ini sebenarnya merupakan garapan Ulama, karena merekalah yang mengetahui karakteristik Islam dan mengenal hal-hal yang bisa menjadi lahan ijtihad. Karenanya, sebelum mapan dari sisi keilmuan, hendaknya penuntut ilmu menahan diri dari sikap suka mencap amalan-amalan tertentu sebagai bid'ah, terutama yang masih berkategori ikhtilaful ulama. PENJELASAN. "Barang siapa yang mengada-adakan amalan yang bukan berasal dari (ajaran) kami, maka amalannya tertolak" Hukum asal ibadah adalah At-Tahrim. Artinya bahwa dalam lapangan ibadah ritual, mengikuti cara Rasulullah saw merupakan keharusan. Dan tidak diperkenankan (haram) memodifikasi ibadah tertentu itu dijadikan sarana taqarrub kepada Allah swt. Di sini perlu ditegaskan bahwa Islam terbagi menjadi beberapa bagian, seperti Akidah, Ibadah, Muamalah dan Akhlak. Dalam lapangan praktis, kita hanya 13 Page Hadits-Hadits Akidah
  • 14. January 29, 2010 [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH] menyoroti lahan ibadah dan muamalah. Agar lebih rinci, kita analisa lebih jauh kaitannya dengan hadits di atas. Ibadah. Hukum asal ibadah adalah At-Tahrim. Artinya bahwa dalam lapangan ibadah ritual, mengikuti cara Rasulullah saw merupakan keharusan. Tidak ada seorang pun yang dibolehkan merancang sebuah bentuk ibadah lalu menjadikannya model taqarrub kepada Allah swt. Kalau demikIan adanya maka Ia berkategori bid'ah. Bid'ah dalam lapangan ibadah berarti mengadakan ibadah yang tidak memiliki contoh aplikasi dari Rasulullah saw. Nah, hadits di atas merupakan kaedah umum tentang masalah bid'ah yang merupakan lawan dari Sunnah. Tetapi dalam rangka menerima dan menolak suatu bentuk ibadah perlu dijelaskan hal-hal berikut : 1. Suatu bentuk taqarrub dalam ibadah tertentu tidak selamanya bernilai ibadah pada kondisi lain. Sebagai contoh, berdiri merupakan bentuk taqarrub ketika shalat maupun ketika azan. Tetapi jika ada yang bernazar untuk berdiri pada waktu-wakti tertentu, maka itu berarti bid'ah yang tertolak di sisi Allah swt. Kareana itulah, ketika ada seseorang berdiri di tengah terik matahari sebagai wujud pemenuhan nazarnya, Ia dilarang oleh Rasulullah saw. 2. Amalan yang berada di luar aturan syara'. Perbuatan yang tidak berlandaskan syari'at, seperti seseorang bertaqarrub dengan nyayian atau dansa, maka perbuatan ini jelas tertolak. Bahkan inilah bentuk bid'ah yang sebenarnya. Semua perbuatan yang dilarang Islam masuk dalam kategori ini. 3. Menambah-nambah ibadah yang disyariatkan. Bid'ah dalam bentuk seperti ini perlu diperjelas dan diteliti. Karena tambahan bisa jadi membatalkan ibadah dan membuatnya tertolak. Contohnya adalah menambah shalat subuh menjadi tiga rakaat atau lebih. Tapi jika tambahan itu tidaklah membatalkan, tetapi hanya keluar dari kebiasaan dan tidak ada larangan menambahinya, maka sebenarnya tidaklah tertolak. Hanya mungkin berada pada level makruh, seperti ketika berwudhu lebih dari 3 kali. Itu pun kemakruhannya dilihat dari sisi berlebihan dalam menggunakan air. Sedang sikap berlebih-lebihan merupakan sesuatu yang dibenci oleh Islam. 4. Meninggalkan bagian tertentu dari ibadah yang disayariatkan. Orang yang beribadah kepada Allah swt tapi meninggalkan bagian tertentu dari ibadah tersebut, maka dari segi diterima atau ditolaknya ibadah itu perlu diteliti dan diperjelas bagian yang ditinggalkan. Jika yang ditinggalkan adalah syarat-syaratnya, seperti orang yang meninggalkan wudhu ketika hendak shalat maka tentu ibadahnya tertolak. Begitupun orang yang meninggalkan rukun-rukun ibadah tertentu. Adapun jika yang tertinggal hanyalah sunnah- sunnahnya saja, seperti orang yang shalat di rumah dan tidak ikut berjamaah, tentu pahalanya tidak sama dengan orang yang berjamaah. Itu jika shalat jamaah dianggap sunnah muakkadah. Muamalah. Hukum asal muamalah adalah "boleh". Artinya dalam bermuamalah dengan sesama manusIa tidaklah harus mendasarinya dengan cara-cara Rasulullah saw layaknya bidang ibadah. Tetapi bentuk-bentuk transaksi bisa saja dikembangkan sebatas tidak melanggar kaedah umum yang ditetapkan agama. Seperti tidak 14 Page Hadits-Hadits Akidah
  • 15. January 29, 2010 [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH] merugikan salah satu pihak, tidak mengadakan transaksi yang melanggar syari'at seperti riba dll dan dilaksanakan atas dasar keridhaan pihak-pihak terkait. Namun demikian, dari sisi tertolaknya sebuah tansaksi dalam muamalah biasanya terjadi pada bentuk-bentuk berikut :  Tindakan yang merupakan usaha untuk menebus hukum syari'at. Semua jenis tindakan yang merupakan manifestasi dari penebusan atau pengganti hukum syari'at tertolak secara langsung. Seperti hukum rajam terhadap wanita yang berzina setelah menikah, lalu ditebus dengan uang atau bentuk lainnya.  Akad (transaksi) yang terlarang oleh syari'at : 1. Transaksi yang bukan pada tempatnya. Seperti menikahi mahram, baik dari kerabat, keturunan, ataupun menyatukan wanita dengan tantenya. Transaksi seperti ini tertolak karena melanggar aturan (baca:haram). 2. Tidak terpenuhinya sebuah syarat tidaklah bisa dianggap sah sekedar keridhaan kedua belah pihak. Seperti menikahi wanita yang sedang beriddah. Walaupun keduanya sama-sama ridha, tetapi syarat berupa selesainya iddah telah dilanggar, jadi hukumnya tertolak. Demikian juga menikah tanpa wali. 3. Transaksi dengan benda-benda yang di haramkan oleh Allah swt. Seperti menjual minuman keras, bangkai ataupun riba dll.  Transaksi yang menyebakan terjadinya kezaliman terhadap satu pihak. Seperti seorang wali menikahkan seorang janda tanpa seizinnya. Maka diterima tidaknya akad tergantung dari keridhaan sang janda, karena itu adalah haknya. CATATAN Hendaknya penuntut ilmu tidak tergesa-gesa menghukumi sesuatu sebagai bid'ah dengan hanya bermodalkan hadits di atas. Tetapi sebelumnya, sebaiknya meniliti pendapat ulama tentang hal tersebut dengan memperhatikan kaedah umum yang bisa dijadikan titik tolak untuk menerima atau menolak sesuatu. Wallahu a'lam. Kita berharap kepada Allah swt agar menganugrahkan kita ilmu yang menjauhkan kita dari prilaku bid'ah. Dan memohon kepadan-Nya agar senantiasa dimudahkan dalam berkomitmen dengan sunnah-sunnah Nabi-Nya. Amin. 15 Page Hadits-Hadits Akidah
  • 16. January 29, 2010 [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH] HADITS KE-6 HALAL DAN HARAM ‫عين أبيي عبدال النعمان بين بشيير رضيي ال عنهميا قال : سيمعت رسيول ال صيلى ال علييه وسيلم‬ ‫يقول " إن الحلل بيين و الحرام بيين , وبينهميا مشتبهات قيد ل يعلمهين كثيير مين الناس , فمين اتقيى‬ ‫الشبهات فقيد اسيتبرأ لدينيه وعرضيه , ومين وقيع فيي الشبهات فقيد وقيع فيي الحرام , كالراعيي يرعى‬ ‫حول الحميى يوشيك أن يرتيع فييه , أل وأن لكيل ملك حميى , أل وإن حميى ال محارميه , إل وإن فيي‬ ‫الجسد مضغة إذا صلحت صلح الجسد كله , وإذا فسدت فسد الجسد كله , أل وهي القلب‬ TERJEMAHAN. Dari Abu 'Abdillah An-Nu'man bin Basyir radhiallahu 'anhuma berkata,"Aku mendengar Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya yang Halal itu jelas dan yang haram itu jelas, dan diantara keduanya ada perkara yang samar-samar, kebanyakan manusia tidak mengetahuinya, maka barangsiapa menjaga dirinya dari yang samar- samar itu, berarti ia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya, dan barangsiapa terjerumus dalam wilayah samar-samar maka ia telah terjerumus kedalam wilayah yang haram, seperti penggembala yang menggembala di sekitar daerah terlarang maka hampir-hampir dia terjerumus kedalamnya. Ingatlah setiap raja memiliki larangan dan ingatlah bahwa larangan Alloh apa-apa yang diharamkan-Nya. Ingatlah bahwa dalam jasad ada sekerat daging jika ia baik maka baiklah seluruh jasadnya dan jika ia rusak maka rusaklah seluruh jasadnya. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati”. [Bukhari no. 52, Muslim no. 1599] PENGANTAR. Hadits ini merupakan rumus penting dalam Islam. Sebagian ulama berkomentar, "Landasan agama menurut kami terangkum pada beberapa kalimat yang dinisbatkan kepada Rasulullah saw ; tinggalkan syubhat, zuhudlah, tinggalkan hal-hal yang tidak berkaitan dengan dirimu dan bekerjalah dengan ikhlas". Ajaran Islam, khususnya yang berkaitan dengan halal dan haram sangatlah jelas. Tapi antara keduanya terdapat hal-hal yang meragukan hukumnya bagi masyarakat. Namun bagi ulama, hal itu tidaklah bermasalah. Karena dengan ketaqwaan dan keilmuan yang meraka miliki, mereka mampu menempatkan hal-hal demikian pada salah satu dari kedua kategori di atas. Hal-hal seperti itulah yang diisyaratkan oleh Rasulullah saw sebagai Syubhat. PENJELASAN. Syubhat, menurut Imam Nawawi, adalah sesuatu yang tidak jelas status halal atau haramnya. Karena itulah, banyak orang yang tidak mengetahui hukumnya. Tetapi ulama bisa mengetahui status hukumya melalui teks-teks Al-Qur'an/hadits atau pun dengan sistem analogi (qiyas). Jika status hukum sesuatu tidak jelas halal haramnya, sementara tidak ada nash (teks) ataupun konsensus ulama (ijma'), maka mujtahid 16 Page Hadits-Hadits Akidah
  • 17. January 29, 2010 [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH] memberlakukan ijtihad agar bisa menetapkan statusnya dengan jelas dengan tetap berlandaskan pada dalil-dalil syari'at. Dalam menyikapi masalah syubhat ini, manusia terbagi dua : 1. Sebagian meninggalkan syubhat sebagai upaya mencari keridhaan Allah swt dan merupakan bentuk lain dari usaha menghindari dosa. Disamping itu mereka berusaha menyelamatkan agamanya dan menjaga kehormatannya. Inilah makna hadits Rasulullah saw yang berbunyi "Barang siapa yang menghindari syubhat berarti telah menyelamatkan agama dan kehormatannya" keselamatan agama berkaitan dengan Allah swt, sedang kehormatan berkaitan dengan hubungan sesama manusia. 2. Sebagian lagi terlibat dalam perkara syubhat. Tetapi syubhat di sini menurut masyarakat, bukan menurut dia secara pribadi. Karena hukumnya jelas "boleh" baginya. Contohnya seperti ciuman dengan istri di tempat umum. Tentu dari sisi syari'at hal ini dibolehkan karena statusnya halal. Hanya saja berpotensi menimbulkan fitnah dan merusak kehormatan (citra diri). Hal seperti ini tidaklah masalah, tetapi jika ditinggalkan sangatlah tepat agar tidak menimbulkan fitnah dan demi menjaga kehormatan. Syubhat seperti ini pernah menimpa Rasulullah saw. Ketika itu, beliau bersama seorang perempuan di tengah malam. Tiba-tiba ada dua orang sahabat yang lewat. Kerena khawatir mereka curiga, beliau memanggil mereka dan menjelaskan bahwa wanita yang sedang bersamanya adalah Shofiyyah, istri beliau sendiri. Ada pula yang bergelut dengan dunia syubhat karena mengikuti hawa nafsu. Kondisi seperti inilah yang dianggap terjatuh dalam kubangan haram. Tentang hal ini, Rasulullah saw menegaskan "Barang siapa yang terlibat dengan perkara syubhat berarti Ia tenggalam dalam perkara haram". Artinya bahwa seorang yang terlibat dalam perkara syubhat berpeluang besar untuk melakukan sesuatu yang haram. Pembagian halal, haram dan syubhat ini dipertegas oleh Rasulullah saw dengan gambaran bahwa "Seperti pengembala yang mengembalakan hewan piaraannya di da'erah yang dilindungi sehingga hampir saja menerobos tanpa bisa dicegat" Tingkah laku yang merupakan pilihan ataupun sekedar gerak yang mengikuti alur kebiasaan sangatlah dipengarui oleh kondisi hati (iman). Hati, ketika didominasi oleh iman, membuat seseorang berhati-hati dalam berbuat. Sebaliknya, hati yang melemah akibat dominasi syahwat sangat potensial melahirkan tingkah laku murahan. Hal ini disinggung oleh Allah swt dalam firman-Nya : "Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, Maka mereka mengikuti sebahagIan ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya" (Q.S Ali Imran : 7). Kaitannya dengan halal, haram dan syubhat adalah bahwa keimana akan menghindarkan seseorang dari perkara syubhat apalagi yang haram. Beberapa hal yang merupakan rangkuman pembahasan di atas adalah :  Jika seseorang terlibat dengan perkara syubhat maka mudah baginya terjatuh pada hal-hal yang jelas keharamannya.  Masalah kebaikan dan keburukan sangat ditentukan oleh hati. Karenanya memperhatikan kondisi hati secara terus menerus merupakan tuntunan agar dapat meniti jalur yang benar dengan tetap istiqamah.  Rusaknya prilaku lahiriah merupkan indikasi kuat rusaknya kondisi bathin (hati). Semoga Allah swt menjauhkan kita dari syubhat yang dapat menggerogoti agama dan kehormatan kita. Amin. 17 Page Hadits-Hadits Akidah
  • 18. January 29, 2010 [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH] HADITS KE - 7 AGAMA SEBAGAI NASEHAT ‫عن أبي تميم بن أوس اليداري رضي ال عنه أن النبي صلى ال عليه وسلم قال " الدين‬ ‫النصيحة قلنا لمن ؟ قال : ل ولرسوله وللئمة المسلمين و عامتهم‬ TERJEMAHAN. Dari Abu Ruqayyah Tamiim bin Aus Ad Daari radhiallahu 'anh, “Sesungguhnya Rasulullah telah bersabda : Agama itu adalah Nasehat , Kami bertanya : Untuk Siapa ?, Beliau bersabda : Untuk Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin umat Islam, dan bagi seluruh kaum muslim” [Muslim no. 55] PENGANTAR. Pada hadits sebelumnya dijelaskan bahwa agama Islam memiliki spesipikasi seperti Islam yang mewakili amalan lahiriah, Iman yang mewakili amalan hati dan Ihsan yang menggambarkan profesionalisme dalam menjalankan keduanya. Di sini Rasulullah saw menegaskan bahwa Agama Islam identik dengan nasehat. Selama nasehat menjadi bagian penting dari keislaman kita maka selama itu pula Islam kokoh pada level pribadi dan masyarakat. PENGANTAR. Nasehat dari segi bahasa bermakna Khalasa yang berarti murni. Bentuk formalnya adalah ikhlas yang merupakan wujud pemurniaan ibadah terhadap Allah swt semata. Berdasarkan makna bahasa inilah, Ibnu Atsir memberikan makna terminologi, berupa keinginan untuk menyampaikan kebaikan terhadap orang yang dinasehati. Nasehat biasanya mengarahkan seseorang kepada pemurnian Islam. Baik pada tataran praktis maupun tataran teoritis. Karena begitu pentingnya pemurnian pemahaman pada aspek teori dan pemurnian praktek keberagamaan pada level pemerintah dan masyarakat, maka dipandang perlu untuk selalu menghadirkan nasehat sebagai upaya untuk konsisten dalam praktek keberislaman. Atas alasan inilah maka ketika Rasulullah saw ditanya tentang nasihat, kepada siapa seharusnya dutujukan, Rasulullah saw menjawab, "Kepada allah dan Rasul- Nya, pemimpin kaum Muslimin dan masyarakat" karena memang keempat poin inilah yang menjadi inti keberlangsungan Islam dan kemurniannya dari segi teori maupun praktek. Nasehat kepada Allah swt terwujud dalam bentuk keimanan yang benar kepada- Nya, membenarkan informasi yang terdapat dalam kitab-Nya, membenarkan Rasul- Nya, memurnikan ibadah kepada-Nya, taat dan patuh terhadap perintah serta menjauhi larangan-Nya. Mencintai apa yang dicintai-Nya, membenci apa yang di benci-Nya, loyal kepada hamba-hamba-Nya yang bertakwa dan berlepas diri dari musuh-musuh-Nya juga termasuk dalam kategori ini. Nasihat kepada Rasulullah saw terwujud dalam bentuk membenarkan kenabian beliau, komitmen dengan perintahnya dan menjauhi larangannya, menghormatinya, 18 Page Hadits-Hadits Akidah
  • 19. January 29, 2010 [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH] mencintainya beserta keluarganya, menjadikannya Uswatun Hasanah dan selalu menghidupkan sunnah-sunnahnya. Nasehat bagi pemimpin kaum Muslimin terwujud pada upaya membantu meyukseskan amanah yang sedang diemban. Mengingatkannya ketika sedang lalai, merahasiakan kesalahan yang terjadi diluar kendalinya dan memberikan dukungan moril atau pun materil juga diantara wujud nasehat kepada pemimpin. Termasuk nasehat paling penting dan merupakan nasehat tingkat tinggi adalah ketika kita mampu mencegah mereka dari tindak kezhaliman. Tentunya dengan cara yang baik dan elegan. Nasehat bagi masyarakat Muslim terwujud dalam bentuk ajakan untuk komitmen dengan ajaran Islam, menegakkan amar ma'ruf dan nahi mungkar, mendidik mereka dengan kebaikan, menghormai sesepuhnya, dan menyayangi orang-orang lemah. Termasuk dalam kategori ini adalah menasehati diri sendiri sebelum dinasehati oleh orang lain atau pun dikritisi olehnya. Nasehat tidaklah terbatas pada hal-hal di atas. Menasehati non mslim juga merupakan tugas seorang Muslim. Islam sebagai Rahmatan Lil Alamin memegang peranan penting dalam hal ini, terutama sekali dalam menjauhkan manusia dari penyembahan dan ketundukan kepada selain Allah swt. Wallahu a'lam. Semoga Allah swt berkenan menudahkan kita untuk komitmen dengan ajaran Rasul-Nya dengan saling nasehat menasehati sekaligus beramar ma'ruf dan nahi munkar. Amin. 19 Page Hadits-Hadits Akidah
  • 20. January 29, 2010 [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH] HADITS KE-8 PERAN RASUL SEBAGAI PENGEMBAN MISSI TAUHID ‫عن ابن عمر رضي ال عنهما أن رسول ال صلى ال عليه وسلم قال " أمرت أن أقاتل الناس‬ ‫حتى يشهدوا أن ل إله إل ال وأن محمدا رسول ال ويقيموا الصلة ويؤتوا الزكاة , فإذا فعلوا ذلك‬ ‫عصموا مني دماءهم وأموالهم إل بحق السلم وحسابهم على ال تعالى‬ TERJEMAHAN. Dari Ibnu 'Umar radhiallahu 'anhuma, sesungguhnya Rasulullah telah bersabda : "Aku diperintah untuk memerangi manusia sampai ia mengucapkan laa ilaaha illallaah, menegakkan shalat dan mengeluarkan zakat. Barangsiapa telah mengucapkannya, maka ia telah memelihara harta dan jiwanya dari aku kecuali karena alasan yang hak dan kelak perhitungannya terserah kepada Allah Ta'ala". [Bukhari no. 25, Muslim no. 22] PENGANTAR. Perang dalam Islam tidaklah dibenarkan kecuali dalam rangka meredam musuh, melindungi da'wah, menentang kezhaliman dan demi menjamin kebebasan beragama. Tujuan utama Islam adalah menebarkan rahmat kepada seluruh alam, dengan membebaskan mereka dari segala bentuk penghambaan terhadap segala jenis tuhan, menuju kepatuhan dan ketundukan terhadap aturan Allah swt. Baik dalam ibadah formal maupun dalam bingkai ibadah sosial. Institusi da'wah sebagai instrumen penting dalam rangka tegaknya Islam perlu dilindungi keberlangsungannya. Karenanya, selama ummat Islam dibiarkan tumbuh secara alami dalam lingkup sosial, berupa institusi kemudian diberi ruang untuk mengespresikan diri tanpa adanya intimidasi, maka selama itu pula perang tidak dibenarkan. Rasululllah saw mengirim surat kepada para penguasa untuk mengajak mereka berislam tanpa sedikit pun mengusik posisi dan kerajaan mereka. Diantara penguasa yang diajak adalah kaisar, kisra, mekaukis dan najasyi. Berbagai respon mereka tampakkan, tetapi Rasulullah saw tidak memerangi mereka kecuali setelah sebagian orang-orang Muslim di syam diperangi oleh kalangan Nasrani. PENJELASAN. Kaitannya dengan hadits yang kita bahas adalah bahwa perang dalam Islam tidaklah memiliki unsur pemenuhan nafsu berkuasa. Tetapi yang ada adalah perang untuk melanggengkan keadilan Islam yang berasaskan pada kecintaan. Cinta yang menghendaki manusia selamat di dunia dan di akhirat. Tapi dalam rangka perluasan Islam, peperangan dibolehkan setelah menawarkan Islam bagi penduduk negeri yang hendak ditaklukkan. Kalau tidak mau berislam, maka cukuplah membayar jizyah kepada penguasa Islam sebagai ganti keamanan yang mereka nikmati. Tapi kalau toh yang kedua ini pun ditolak maka peranglah yang menjadi solusi. Dalam kerangka inilah Rasulullah saw diperintahkan berperang hingga manusia menerima aturan Allah dan Rasul-Nya sebagai acuan kemudian itu Ia wujudkan 20 Page Hadits-Hadits Akidah
  • 21. January 29, 2010 [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH] dengan komitmen melaksanakan shalat, menunaikan zakat dan melengkapi kewajiban Islam lainnya. Jika itu terlaksana, darah, harta dan kehormatan seseorang terjamin oleh instituti Islam. Tidak boleh ada yang membunuh, menghalalkan harta dan mencederai kehormatan seorang Muslim. Kecuali jika Ia terlibat dengan hal-hal yang bisa membuat halal darahnya. Seperti membunuh manusia yang terjamin kehormatannya, berzina setelah menikah atau murtad. Itulah makna hadits beliau yang berbunyi "Kecuali berdasarkan hak Islam " Akan tetapi, hukum bunuh ini tidaklah sama sekali berkaitan dengan measalah hati. Artinya ketika mereka menerima hukum pembunuhan, tidaklah serta merta Ia kafir dan kekal di dalam neraka, kecuali jika Ia murtad. Tetapi, masalah itu sepenuhnya diserahkan kepada Allah swt untuk menentukannya. Inilah yang diisyaratkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, "Hisab mereka tergantung pada keputusan Allah swt". Beberapa hal yang menjadikan darah, harta dan kehormatan seseorang tidak bisa diusik adalah: A. Syahadat. Usamah bin Zaid, ketika berperang membunuh seseorang yang telah bersyahadat. Ketika berita itu tedengar oleh Rasululah saw. Ia pun dimintai keterangan. Alasan Usamah ketika itu adalah orang tersebut bersyahadat karena hendak menyelamatkan jiwanya dan hanya berpura-pura. Walaupun alasan Usamah Bin Zaid begitu logis, tetapi Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tetap tidak mau menerima pembunuhan itu. Karena dalam Islam kita hanya menyikapi orang lain berdasarkan tampilan luarnya. Adapun masalah hati, sepenuhnya diserahkan kepada Allah swt. B. Shalat. Rasulullah saw menginformasikan bahwa ummat Islam akan dipimpin oleh penguasa yang zhalim sekaligus menggambarkan sikap yang tepat untuk menghadapinya. Bagi yang merasa membenci tindak kezhaliman itu maka Ia terlepas dari dosa. Bahkan bagi yang menolak dengan baik, Ia diklaim selamat oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Ketika sahabat menanyakan kemungkinan berkomprontasi dengan penguasa yang zhalim, Rasulullah saw menjawab, "Jangan, selama mereka melaksanakan shalat". Di sini tampak sekali bahwa shalat memiliki nilai besar yang menjadi alasan untuk tidak diperbolehkannya menghalalkan darah seorang Muslim begitu saja. C. Zakat. Siapa pun yang membayar zakat maka harta dan darahnya terjaga. Tapi bagi yang mengingkari hukum wajibnya maka ia kafir dan keluar dari Islam. Kalau ia tidak menunikan zakat tetapi tetap meyakini wajibnya menunaikan zakat maka ia berdosa dan tidak keluar dari Islam. Hanya saja pihak yang berwenang berhak memaksanya agar menunaikan zakatnya. Jadi siapa pun yang mengucapkan syahadat, melaksanakan shalat, menunaikan zakat serta kewajiban Islam lainnya, maka darah dan hartanya haram untuk disentuh. Wallahu A'lam. Semoga kita menjadi orang yang bijaksana dan tidak mudah menghalalkan darah saudara-saudara kita sesama Muslim yang masih tetap meyakini syahadat, shalat, zakat dan ibadah lainnya sebagai kewajiban Islam. Amin. 21 Page Hadits-Hadits Akidah
  • 22. January 29, 2010 [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH] HADITS KE - 9 MELAKSANAKAN PERINTAH SEBATAS KEMAMPUAN ‫عن أبي هريرة عبدالرحمن بن صخر رضي ال عنه قال سمعت رسول ال صلى ال عليه‬ ‫وسلم يقول ما نهيتكم عنه فاجتنبوه وما أمرتكم به فأتوا منه ما استطعتم , فإنما أهلك الذين من‬ ‫قبلكم كثرة مسائلم واختلفهم على أنبيائهم‬ TERJEMAHAN. Dari Abu Hurairah, 'Abdurrahman bin Shakhr radhiallahu 'anh, ia berkata : Aku mendengar Rasulullah bersabda : "Apa saja yang aku larang kamu melaksanakannya, hendaklah kamu jauhi dan apa saja yang aku perintahkan kepadamu, maka lakukanlah menurut kemampuan kamu. Sesungguhnya kehancuran umat-umat sebelum kamu adalah karena banyak bertanya dan menyalahi nabi-nabi mereka (tidak mau taat dan patuh)" [Bukhari no. 7288, Muslim no. 1337] PENGANTAR. Abu Hurairah Radhiallahu 'Anhu menceritakan bahwa Rasulullah saw berkhotbah, "Wahai manusia, Allah swt mewajibkan kalian berhaji maka berhajilah "Tiba-tiba ada seseorang bertanya: Apakah tiap tahun ya Rasulullah? Rasululah saw diam hingga orang itu mengulangi pertanyaannya sebanyak tiga kali. Beliau lalu menjawab : "Kalau saya katakana ya maka wajib dilaksanakan tiap tahun. Kalau demikian, kalian pasti tidak bisa melakukannya. Lakukanlah hal-hal yang aku ajarkan, karena ummat-ummat sebelum kalian binasa karena terlalu banyak bertanya dan sering berbeda pendapat tentang ajaran nabi mareka . Jika aku memerintahkan sesuatu maka lakukanlah semampu kalian dan jika aku melarang sesuatu maka tinggalkanlah". Itulah latar belakang (Asbabul wurud) timbulnya hadits beliau ini. PENJELASAN. Seorang Muslim haruslah taat dan patuh pada perintah Rasulullah saw. Kepatuhan terhadap perintah ini terbagi menjadi dua kategori. Keduanya harus direspon secara berbeda : 1. Kategori wajib, yaitu perintah yang apabila dikerjakan oleh seseorang maka ia mendapatkan pahala dan jika ia tinggalkan maka ia berdosa. Contoh kategori ini adalah: Shalat, Puasa, Berbakti kepada kedua orang tua dll. 2. Kategori sunnah, yaitu perintah yang jika dilaksanakan maka akan menghasilkan ahala dan jika ditinggalkan juga tidak berdosa. Yang termasuk kategori ini adalah: Shalat sunnat rawatib, Bersikat gigi, Mandi, Puasa sunnah dll. Adapun larangan, ia juga memiliki dua kategori yang menunjukkan perlunya disikapi secara berbeda pula. Kedua kategori itu adalah : 1. Kategori haram, yaitu perbuatan yang mendapatkan ancaman siksa jika dikerjakan dan pahala jika ditinggalkan. Minum khamer, zina, dan durhaka kepada kedua orang tua masuk dalam kotegori ini. 22 Page Hadits-Hadits Akidah
  • 23. January 29, 2010 [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH] 2. Kategori makruh. Perbuatan ini jika dilakukan maka tidaklah berdosa. Tapi jika ditinggalkan maka pahala dapat diraih. Contohnya, makan bawang putih atau bawang merah dan berbicara setelah shalat isya. Antara perintah dan larangan terdapat kategori netral, yaitu mubah. Kategori ini jika dilakukan tidaklah ada konsekwensi apa-apa, begitu pun jika ditinggalkan. Namun demikian, perkara mubah tidak bisa dinikmati secara berlebihan, seperti : makan, minum, tidur dll. Bagi orang-orang yang memiliki derajat ketakwaan yang begitu mapan, wara' (hati-hati) adalah sikap yang sering menjadi pilihan. Perkara mubah tidaklah banyak ia nikmati, apalagi yang makruh. Orang yang bertipe seperti ini biasanya gemar dengan perkara-perkara sunnah sebagai pelengkap amalan wajib. Demikianlah potret kaum beriman. Mereka menjadikan ilmu sebagai panduan hidup. Mereka tidak banyak berwacana tapi kosong amaliah. Kesadaran mereka tentang pentingnya amal mendominasi jiwa mereka dibanding banyak memunculkan pertanyaan-pertanyaan yang terkadang kurang produktif dari segi aflikasi. Ini tidak berarti mereka meninggalkan lahan ilmiah. Tetapi hal-hal yang sudah pasti dalam agama ini tidak lagi ia modifikasi, tetapi berusaha memberikan solusi bagi masalah- masalah baru yang ditemui masyarakat. Tentunya dengan landasan keilmuan yang begitu kuat lagi mapan. Munculnya trend keberagamaan yang serba mempertanyakan hal-hal yang sudah mapan dalam agama merupakan indikasi kehancuran sebuah ummat. Inilah wabah yang telah menyerang ummat-ummat terdahulu, sehingga Rasulullah saw mengingatkan ummatnya sejak dini. Ada beberapa bentuk pertanyaan yang dapat menyebabkan kebinasan, baik pada skala pribadi maupun masyarakat. Khususnya bagi yang mengidap penyakit seperti ini, yaitu :  Mempertanyakan hal-hal yang didiamkan oleh syari'at dan tidak dijelaskan secara menyeluruh.  Pertanyaan yang tidak memiliki konsekwensi praktis dan tidak menjadi kebutuhan mendesak ketika itu.  Pertanyaan yang bermotif penghinaan, arogansi dan senda gurau.  Banyak bertanya tentang sesuatu yang belum terjadi.  Pertanyaan yang menyebakan suatu perintah sulit untuk dilakukan.  Mempertanyakan rahasia sebuah perintah yang sengaja disembunyikan oleh Allah swt karena adanya hikmah tertentu. Selain hal-hal diatas sangat perlu dipertanyakan. Bahkan ada tipe pertanyaan yang berkategori fardhu ain, seperti tata cara bersuci, shalat wajib, puasa ramadhan, dll. Ada pula yang bersifat fardhu kifayah, seperti pertanyaan pada bidang atau kajian yang sedang digeluti. Menyelisihi nabi merupakan wujud penentangan dan pengingkaran. Hal yang sangat bertentangan dengan makna syahadat. Penyakit ini pula yang menjadi penyebab kehancuran bangsa-bangsa sebelum kita, seperti kaum tsamud, kaum 'ad, kaum madyan dll. Mereka adalah contoh nyata terjadinya kehancuran massal yang merupakan akibat dari orogansi mereka terhadap aturan Allah swt. Arogansi yang begitu mewabah hingga sampai pada ambang batas maksimal. Karena itulah, penegasan Rasulullah saw bahwa banyak pertanyaan dan sikap menyelisihi nabi adalah awal kehancuran. Dan itu dipertegas oleh beliau setelah mejelaskaan pentingnya melaksanakan perintah dan menjauhi larangan. Wallahu a'lam. 23 Page Hadits-Hadits Akidah
  • 24. January 29, 2010 [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH] Semoga kita dijauhkan dari arogansi yang dapat mendatangkan kemurkaan Allah swt. Amin. HADITS KE -10. PENGARUH KEHALALAN MAKANAN TERHADAP TERKABULNYA DO’A ‫عن أبي هريرة –رضي ال عنه – قال : قال رسول ال صلى ال عليه وسلم " إن ال تعالى‬ ‫ي أيه رسل‬ ُ ُ ّ ‫طيب ل يقبل إل طيبا ،وان ال أمر المؤمنين بما أمر به المرسلين ..فقال تعالى " َا َ ّ َا ال‬ ‫ُُوا ِ َ ال ّ ّ َا ِ َاعْ َُوا َال ًا... " المؤمنون /15... وقال ال تعالى َا َ ّ َا اّ ِي َ آ َ ُوا ُُوا‬ ‫ي أيه لذ ن من كل‬ ‫كل من طيب ت و مل ص ِح‬ ‫ِنْ ط ّ َا ِ َا َ َقْ َا ُم ..." البقرة/271 ... ثم ذكر رجل يطيل السفر أشعث اغبر يمد يده إلى‬ ‫م َيب ت م رز ن ك‬ ‫السماء يا رب يا رب ، ومطعمه حرام ومشربه حرام وملبسة حرام وغذي بالحرام فإنى‬ ‫يستجاب له‬ TERJEMAHAN. Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anh, ia berkata : “Telah bersabda Rasululloh : “ Sesungguhnya Allah itu baik, tidak menerima sesuatu kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin (seperti) apa yang telah diperintahkan kepada para rasul, maka Allah telah berfirman: Wahai para Rasul, makanlah dari segala sesuatu yang baik dan kerjakanlah amal shalih. Dan Dia berfirman: Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari apa-apa yang baik yang telah Kami berikan kepadamu.’ Kemudian beliau menceritakan kisah seorang laki-laki yang melakukan perjalanan jauh, berambut kusut, dan berdebu menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berdo’a: “Wahai Tuhan, wahai Tuhan” , sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan dikenyangkan dengan makanan haram, maka bagaimana orang seperti ini dikabulkan do’anya". [Muslim no. 1015] PENGANTAR. Pada bayak tempat dalam Al-Qur'an, Allah swt sering menegaskan kesucian- Nya dari berbagai aib dan kekurangan. Kadang menafikan kemungkinan adanya anak, kemungkinan adanya tindak kezhaliman terhadap hamba-hamba-Nya dan kemungkinan terserang rasa kantuk dan tidur. PENJELASAN. Pada hadits ini, Rasulullah saw juga menegaskan bahwa Allah swt maha suci. Allah swt thoyyib (baik) dan tentunya tidak menerima ibadah, khusunya do'a, kecuali jika bernilai thoyyib (baik) pula. Penolakan terhadap do'a di sini akibat dari komsumsi makanan dan minuman yang tidak bernilai thoyyib (halal). Disamping itu, pakaian yang tidak bernilai thoyyib serta penghasilan yang ditengarai berasal dari cara-cara yang haram, termasuk diantara faktor ditolaknya sebuah do'a. Padahal do'a di atas disertai dengan sebab-sebab kuat diterimanya do'a, seperti : sedang musafir, mengangkat ke dua tangan, meratap, berpenampilan kumal dan berdebu. 24 Page Hadits-Hadits Akidah
  • 25. January 29, 2010 [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH] Untuk memperjelas sebab-sebab diterimanya do'a dan sebagian adab-adabnya, di sini kita singgung secara singkat : 1. Musafir. Rasulullah saw bersabda, "Tiga bentuk do'a diijabahi oleh Allah swt tanpa adanya keraguan : do'a orang-orang yang terzhalimi, do'a orang-orang yang sedang musafir dan do'a orang tua tehadap anaknya". Ulama beralasan bahwa dengan perjalanan jauh, seseorang akan merasakan beratnya tantangan hidup karena jauh dari sanak famili. Kondisi ini membuat seseorang merasa sangat membutuhkan bantuan Allah swt. Keadaan seperti inilah yang membuat do'anya mudah terkabulkan. 2. Berpakaian kumal dan berdebu. Rasulullah saw bersabda, "Mungkin saja ada orang yang berpakaian kumal dan berdebu, jika bertamu maka pasti kedatangnnya ditolak, tetapi jika bersumpah dengan nama Allah, maka Allah swt membenarkan sumpahnya (menerima permohonannya)". 3. Mengangkat kedua tangan. Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya Allah swt maha pemalu lagi maha pemurah. Ia malu jika hambanya-Nya menegadahkan kedua tangannya lalu kembali dengan tangan kosong sambil merasa sial" 4. Memilih makanan, minuman, pakaian dan penghasilan yang halal. Rasulullah saw bersabda, "Perbaiki makananmu niscaya do'amu mudah terkabulkan". 5. Mengulang-ulang do'a sebanyak tiga kali dengan disertai kesungguhan. Ibnu Mas'ud bercerita, "Rasulullah saw sangat senang mengulang-ulang do'anya sebanyak tiga kali dan berisigfar sebanyak tiga kali pula". Kelima hal di atas merupakan intisari dari hadits yang sedang kita bahas. Selain sebab dan adab di atas, do'a juga memiliki sebab dan adab yang merupakan hasil perpaduan dari nash-nash lain, seperti : • Menghadap kiblat, • Memilih waktu-waktu yang tepat dan keadaan yang baik, seperti : hari arafah, waktu sahur, ketika sujud, ketika turun hujan dll, • Memulai do'a dengan memuji, memuliakan, dan mensucikan Allah swt kemudian bershalawat kapada nabi. • Khusyu' dengan suara yang tidak terlalu tinggi dan tidak pula terlalu rendah. • Berdo'a dengan sesuatu yang tidak mengandung dosa atau pemutusan silatarahmi. • Tidak tergesa-gesa menunggu jawaban. • Yakin bahwa do'anya akan dikabulkan. • Memilih do'a yang singkat dan jelas. • Dll. Semoga kita bisa tetap menjaga makanan, minuman, pakaian dan penghasilan kita dari unsur-unsur yang haram sehingga do'a kita diterima oleh Allah swt. Amin. 25 Page Hadits-Hadits Akidah
  • 26. January 29, 2010 [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH] HADITS KE-11. MENINGGALKAN PERKARA YANG MERAGUKAN STATUSNYA ‫عن أبي محمد الحسن بن علي بن أبي طالب سبط رسول ال صلى ال عليه وسلم وريحانته رضي‬ ‫ال عنهما قال حفظت مين رسيول ال صلى ال علييه وسيلم " دع ما يريبيك إلى ما ل يريبك " رواه‬ ‫الترمذي وقال : حديث حسن صحيح‬ TERJEMAHAN. Dari Abu Muhammad, Al Hasan bin ‘Ali bin Abu Thalib, cucu Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan kesayangan beliau radhiallahu 'anhuma telah berkata : “Aku telah menghafal (sabda) dari Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa Sallam: “Tinggalkanlah apa-apa yang meragukan kamu, bergantilah kepada apa yang tidak meragukan kamu“.(HR. Tirmidzi dan berkata Tirmidzi : Ini adalah Hadits Hasan Shahih) [Tirmidzi no. 2520, dan An-Nasa-i no. 5711] PENGANTAR. Keraguan dalam perkara agama merupakan inti dari syubhat. Sedang syubhat dapat dihilangkan dengan belajar. Tapi ketika kondisi menghendaki kita untuk memilih antara melakukan sesuatu atau tidak, sedang hal tersebut masih tidak jelas status halal haramnya, maka hatilah yang menjadi pemutus. Jika hati tidak merasakan keraguan tentang status sesuatu, maka tidaklah mengapa melakukannya. Tapi jika hati merasakan keraguan, tentu meniggalkannya lebih tepat, mengingat melakukan sesuatu yang tidak jelas biasanya mendatangkan keresahan. Di sini, hati memiliki peranan besar. Hati yang memiliki stok keimanan yang begitu lumayan dapat mendeteksi status sesuatu. Jika sesuai dengan aturan umum Islam maka biasanya hati tidak memberontak. Tapi jika memang bermasalah, hati terkadang memunculkan keraguan. Karenanya, ungkapan Rasulullah saw yang berbunyi, "Mintalah nasehat dari hatimu" sangatlah pantas dilakukakan pada kondisi demikian. PENJELASAN. "Tinggalkanlah yang meragukanmu menuju apa yang tidak meragukan" keyakinan adalah lawan dari keraguan. Keyakinan biasanya lahir dari ilmu yang baik. Dalam Islam, ilmu secara umum terbagi dua. Pertama, ilmu yang berkaitan dengan apa yang dapat memunculkan keyakinan. Ilmu ini sering disebut Iman. Kedua, ilmu tentang cara Rasulullah saw memberlakukan Islam dalam kehidupan sehari-hari. Baik pada tingkat pribadi, keluarga maupun masyarakat. Ilmu ini disebut Amal. Keraguan yang dimaksud dalam hadits ini adalah keraguan yang menyangkut perkara halal dan haram. Ragu pada kedua hal tersebut menyebabkan seseorang susah menentukan sikap terhadap sebuah masalah. Tapi Rasulullah saw memberikan 26 Page Hadits-Hadits Akidah
  • 27. January 29, 2010 [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH] rumusan umum, berupa hal-hal yang meragukan seharusnya ditinggalkan. Karena dengan keraguan seperti itu, manusia rentan terjatuh dalam perkara haram. Selain itu, sebelumnya dijelaskan bahwa meningalkan perkara syubhat dapat menyelamatkan agama dan kehormatan seseorang. Bahkan bukan itu saja, dengan meningalkan perkara syubhat, manusia dapat menghindarkan dirinya dari kesempitan jiwa, perasaan kalut dan penyesalan. Selain syubhat, syahwat juga menjadi penyakit manusia dalam beragama. Dengan syubhat dan syahwat, setan berusaha mengelabui manusia. Karena dengan syubhat, setan dapat menjerumuskan seseorang kedalam lembah haram dan perkara- perkara bid'ah. Sedang dengan syahwat, setan dapat menggelincirkan manusia ke dalam lorong gelap larangan. Dengan meninggalkan perkara yang meragukan, manusia bisa terpola dalam sifat wara'. Yaitu sifat yang menggambarkan kehati-hatian dalam berbuat. Wara' adalah ciri khas kaum beriman. Karenanya, banyak kisah yang menggambarkan wara'nya sahabat, tabiin dan genarasi setelahnya. Sebagai contoh, Abu Bakar ra pernah memakan sesuatu dari pajak yang diberikan oleh hamba sahanyanya. Setelah beliau makan, sahaya tersebut berkata kepada Abu Bakar, "Tahukah anda asal makanan yang anda makan tadi ? Abu Bakar balik bertanya, "Dari mana asalnya ? Sahaya tersebut menjawab bahwa itu adalah hasil perdukunan yang dilakukannya pada zaman jahiliah. Abu bakar lalu memasukkan jarinya ke dalam tenggorokannya hingga memuntahkan semua isi perutnya. Namun demikian, sikap wara' hanya cocok bagi orang yang istiqomah dalam berislam. Adapun orang-orang yang masih terkadang berlumur dosa-dosa besar tentu tidak layak baginya. Bahkan tidak sedikit orang yang terlihat memaksakan diri dalam hal ini. Mereka sangat selektif ketika makan daging sembelihan, tapi tanpa sadar sering memakan daging sesamanya sendiri melalui praktek ghibah yang digelutinya. Karena itulah, ketika ada penduduk Iraq menanyakan status hukum darah nyamuk, beliau berkata, "Mereka bertanya kepadaku tentang darah nyamuk, sementara mereka telah membunuh cucu nabi, Husain. Padahal Husain diklaim oleh Rasulullah saw sebagai penduduk sorga". Wallahu a'lam. Semoga Allah swt menganugrahkan ilmu-Nya kepada kita supaya kita terbebas dari keraguan dalam berbuat. Amin. 27 Page Hadits-Hadits Akidah
  • 28. January 29, 2010 [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH] HADITS KE-12. TOLAK UKUR KUALITAS KEISLAMAN SESEORANG ‫عن أبي هريرة رضي ال عنه قال : قال رسول ال صلى ال عليه وسلم " من حسن إسلم المرء‬ ‫ترك ما ل يعنيه " حديث حسن رواه الترمذي وغيره هكذا‬ TERJEMAHAN. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata : "Telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam : "Sebagian dari kebaikan keislaman seseorang ialah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya" [Tirmidzi no. 2318, Ibnu Majah no. 3976] PENGANTAR. Muslim adalah orang yang menjadikan hidupnya sebagai ladang amal. Sikap dan tingkah lakunya diperioritaskan pada hal-hal yang dapat mendatangkan manfaat, baik pada skala pribadi, keluarga maupun masyarakat. Hidup yang terbatas dengan amanah da'wah yang begitu berat tentu menghendaki setiap pribadi muslim melakukan amal-amal terbaik sebagai sahamnya kelak ketika menghadap kepada sang pencipta. Kontribusinya dalam mewujudkan kehidupan yang lebih beradab sangat nyata. Sehingga apapun yang berkategori sia-sia, termasuk di dalamnya canda tawa yang tidak mengandung hikmah, sangat ia hindari. Lidah termasuk nikmat Allah swt yang harus dijaga aktifitasnya. Tidak sedikit orang yang terjerumus dalam kubangan dosa akibat lidah yang tidak mengenal batas. Nauzubillah. Bahkan terkadang menyerempet hal-hal yang tidak terkait dengan dirinya. Karena itulah, statemen Rasulullah saw bahwa diantara indikasi utama baik tidaknya keislaman seseorang terlihat dari kemampuannya meninggalkan hal-hal yang tidak penting dan tidak terkait dengannya, sangat penting untuk diresapi dan dijadikan pedoman. PENJELASAN. "Diantara indikasi baiknya keislaman seseorang adalah meningalkan sesuatu yang tidak berguna baginya". Inilah sabda Rasulullah saw yang menerangkan bahwa muslim yang baik adalah muslim yang memiliki perioritas hidup yang matang. Hal yang berada di luar targetnya dan tidak memiliki keterkaitan dengan fokus utamanya tidaklah memalingkan perhatiannya. Terkait dengan ucapan, Allah swt berfirman : "Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat Pengawas yang selalu hadir". (QS.Qaaf : 18). Dengan demikian, kehati-hatian dalam berucap perlu menjadi perhatian. Karena betapa banyak orang yang menganggap bahwa berbicara bukanlah merupakan aktifitas yang nantinya akan dihadapkan pada timbangan akhirat. Hal seperti ini yang pernah menimpa salah seorang sahabat Rasulullah saw yang bernama Muaz bin Jabal 28 Page Hadits-Hadits Akidah
  • 29. January 29, 2010 [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH] Radhiyallahu Anhu. Ia pernah bertanya kepada Beliau, "Wahai Nabi Allah ! Apakah kita disiksa akibat ucapan kita ? Rasulullah saw menjawab, "Semoga ibumu menyusahkanmu ! Bagaimana mungkin manusia terjuangkal ke dalam api neraka dengan wajah tertelungkup kalau bukan karena ucapan mereka ?!". (HR……………) Di samping itu, manusia tampak lebih berwibawa jika membiasakan dirinya dengan ucapan-ucapan yang baik atau banyak diam. Mengobral ucapan tanpa target yang jelas menunjukkan rendahnya kwalitas peribadi seseorang. Mungkin pribahasa yang berbunyi "Tong kosong nyaring bunyinya" pantas disematkan kepada orang demikian. Dengan menjauhkan diri dari komentar yang tidak berguna maka seseorang akan terlepas dari beban yang mungkin saja akan menghimpitnya, terutama jika berkaitan dengan kehormatan orang lain. Semoga kita dianugrahi oleh Allah swt lidah yang selalu bersyukur dan berzikir, sehingga kita terhindar dari ucapan rendahan. Amin. 29 Page Hadits-Hadits Akidah
  • 30. January 29, 2010 [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH] HADITS KE-13. PERSAUDARAAN SEBAGAI TOLAK UKUR KEIMANAN ‫عن أبي حمزة أنس بن مالك رضي ال عنه –خادم رسول اله صلى ال عليه وسلم قال " ل يؤمن‬ ‫أحدكم حتى يحب لخيه ما يحب لنفسه‬ TERJEMAHAN. Dari Abu Hamzah, Anas bin Malik radhiyallahu anhu, pelayan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Tidak beriman seseorang di antara kamu sehingga ia mencintai milik saudaranya (sesama muslim) seperti ia mencintai miliknya sendiri”. [Bukhari no. 13, Muslim no. 45] PENGANTAR. Mencintai sesama Muslim merupakan nilai yang diperjuangkan Islam. Kecintaan seperti ini akan melahirkan ukhuwah imaniah (persaudaraan dalam keimanan), persaudaraan yang tidak berdasarkan pada kepentingan tertentu, tetapi betul-betul karena Allah ta'ala. Kaum Muslim adalah komunitas yang sangat berbahagia jika arus keimanan yang mereka miliki menyebar kepada orang lain. Karena penyebaran ini akan memperkuat barisan pendukung nilai-nilai ilahi yang nantinya dapat mengawal lahirnya semangat keislaman dalam geliat hidup Masyarakat. Di sini, terlihat jelas apa yang pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW saat pertama kali menginjakkkan kaki di Madinah ketika peristiwa hijrah, yaitu mempersaudarakan kaum Muhajirin dan kaum Anshar. Bahkan Al-Qur'an mengabadikan peristiwa ini dengan gambalng. Allah berfirman : "Dan orang-orang yang Telah menempati kota Madinah dan Telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah orang orang yang beruntung". (QS.Al-Hasyr : 9). Ayat ini menyororti hakikat persaudaraan. Yaitu bahwa seorang Muslim hendaknya berbuat terhadap saudaranya sesuai dengan apa yang disenanginya. PENJELASAN. "Seseorang diantara kalian tidaklah beriman sehingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri". Merupakan konsekwensi iman jika seseorang mencintai saudarnya sesama Muslim layaknya ia mencintai dirinya sendiri. Apa yang baik baginya juga diusahakan agar bisa terwujud pada diri saudaranya. 30 Page Hadits-Hadits Akidah
  • 31. January 29, 2010 [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH] Sebaliknya pun demikian. hal yang tidak ia senangi sangat ia usahakan agar tidak terjadi pada diri saudaranya. Inilah yang diisyaratkan oleh Imam Al-Karmani, seorang ulama abad ke-8 Hijriah. Beliau menjelaskan, "Diantara wujud keimanan pula adalah bahwa seseorang membenci apa yang ia benci bagi dirinya sendiri. Rasulullah saw tidak mengungkapkanya pada hadits di atas karena mencintai sesuatu mutlak membuat seseorang membenci lawannya. Tidak disebutkannya pada rangkaian hadits di atas karena dengan ungkapan yang ada diangap telah mewakilinya". Pada hadits di atas terdapat peniadaan iman bagi orang yang tidak mencintai saudaranya sesama Muslim layaknya mencintai dirinya sendiri. Hal ini, oleh ulama ditafsirkan bahwa peniadaan itu bukanlah berarti bahwa dasar keimanan betul-betul tercerabut dari orang yang bersangkutan, tetapi yang dimaksud "tidak beriman" adalah tidak sempurnanya keimanan seseorang jika cintanya terhadap sesamanya tidaklah seperti cintanya terhadap dirinya sendiri. Sebuah hadits Rasulullah saw menggambarkan bagaimana seharusnya seorang mukmin bersikap terhadap sesamanya. Beliau bersabda, "Anda menyaksikan kaum Mukmin dalam hal kecintaan dan kasih sayang, seperti layaknya sebuah jasad. Jika salah satu bagian darinya kesakitan maka sekujur tubuhnya ikut merasakan penderitaan itu, dengan ikut begadang dan merasa demam. (HR.Bukhari dan Muslim). Berdasarkan hadits di atas, hendaknya seorang Muslim bersatu padu dalam rangka menghadapi tantangan Islam di seluruh santero jagad ini. Tentunya dengan semangat kasih sayang yang dibingkai oleh indahnya nuansa keimanan kepada Rabil Izzati. Kita berharap kepada Allah ta'ala agar menitipkan kasih sayang-Nya pada diri kita sebagaimana yang pernah Ia titipkan pada diri kaum Muhajirin dan Anshar Amin. 31 Page Hadits-Hadits Akidah
  • 32. January 29, 2010 [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH] HADITS KE-14. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEHALALAN DARAH SEORANG MUSLIM ‫ابين مسيعود رضيي ال عنيه قال : قال رسيول ال صيلى ال علييه وسيلم " ل يحيل دمُي امرئ مسيلم‬ ‫يشهيد أن ل إله إل ال وأنيي رسيول ال إل بإحدى ثلث : الثييب الزانيي , والنفيس بالنفيس , والتارك‬ ‫لدينه المفارق للجماعة‬ TERJEMAHAN. Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu, ia berkata : “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda : ‘Tidak halal darah seorang muslim kecuali Karena salah satu di antara tiga perkara : orang yang telah kawin berzina, jiwa dengan jiwa, dan orang yang meninggalkan agamanya yaitu merusak jama’ah’ “. [Bukhari no. 6878, Muslim no. 1676] PENGANTAR. Allah swt memuliakan manusia dengan menciptakannya melalui tangan-Nya sendiri, kemudian meniupkan roh-Nya dan memerintahkan para Malaikat untuk bersujud kepadanya (Adam). Bahkan Alam semesta ditundukkan kepadanya dalam rangka memudahkan pelaksanaan missi yang diemban sebagai khalifah Allah di bumi. Karenanya, Islam sangat menjaga jiwa manusia dengan mengancam mereka- mereka yang berani menghilangkan nyawa seseorang tanpa adanya alasan yang dibenarkan. Diantara ancaman Allah swt dan Rasul-Nya adalah seperti : 1. Azab yang menyakitkan di akhirat, hancurnya amalan dan tidak adanya penolong bagi pembunuh di hari akhir kelak. Allah swt berfirman : "Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi yang memang tak dibenarkan dan membunuh orang- orang yang menyuruh manusia berbuat adil, Maka gembirakanlah mereka bahwa mereka akan menerima siksa yg pedih. Mereka itu adalah orang-orang yang lenyap (pahala) amal-amalnya di dunia dan akhirat, dan mereka sekali- kali tidak memperoleh penolong". (QS.Ali Imran : 21-22) 2. Kutukan dan kemarahan Allah swt dengan menyediakan azab yang sangat keras bagi orang yang membunuh seorang muslim dengan sengaja. Allah swt menjelaskan : "Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja Maka balasannya ialah Jahannam, ia kekal di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya". (QS.An-Nisaa' : 93). 3. Membunuh jiwa tanpa adanya alasan yang dibenarkan merupakan salah satu dari tujuh hal yang membinasakan. Sebagaimana yang disinyalir oleh Rasulullah saw dalam sabdanya, "Jauhilah tujuh perbuatan yang membinasakan". Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah ! Apa saja perbuatan itu ?". Beliau bersabda, "Yaitu menyekutukan Allah ta'ala, sihir, 32 Page Hadits-Hadits Akidah
  • 33. January 29, 2010 [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH] membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah ta'ala kacuali karena hak, memakan riba, memakan harta anak yatim, lari pada waktu berjihad dan menuduh orang-orang beriman yang selalu menjaga diri sebagai orang yang berzina. (HR.Bukhari dan Muslim). PENJELASAN. "Tidak halal darah seorang muslim yang bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah dan bahwa dan saya (Rasulullah) adalah utusan Allah, kecuali dengan tiga sebab : wanita yang telah menikah lalu berzina, membunuh orang lain (dengan sengaja), dan meninggalkan agamanya serta memisahkan diri dari jamaah". Pada hadits ini terdapat tiga hal yang merupakan alasan dibenarkannya membunuh seorang muslim. Alasan itu adalah : "Wanita yang telah menikah lalu berzina". Bagi wanita yang berzina, padahal ia telah menikah, hukumannya adalah Rajam. Yaitu hukuman yang dilakukan dengan melemparkan batu kepada pelaku hingga meninggal dunia. Hukum ini didasarkan pada hadits Rasulullah saw yang pernah melaksanakan hukum rajam terhadap Maiz dan Al-Ghamidiah. Yang mana keduanya pernah berzinah, padahal keduanya telah menikah. Pada pase awal Islam, hukum wanita yang berzina adalah dengan menyakiti, menjelek-jelekkan dan memperlakukan pelakukannya dengan keras. Firman Allah swt menjelaskan : "Dan terhadap dua orang yang melakukan perbuatan keji di antara kamu, Maka berilah hukuman kepada keduanya, Kemudian jika keduanya bertaubat dan memperbaiki diri, Maka biarkanlah mereka. (QS.An-Nisaa' : 16) Kemudian meningkat menjadi kurungan rumah hingga pelaku meninggal dunia. Hal ini seperti firman Allah swt : "Dan (terhadap) para wanita yang mengerjakan perbuatan keji, hendaklah ada empat orang saksi diantara kamu (yang menyaksikannya). Kemudian apabila mereka Telah memberi persaksian, Maka kurunglah mereka (wanita-wanita itu) dalam rumah sampai mereka menemui ajalnya, atau sampai Allah memberi jalan lain kepadanya". (QS.An- Nisaa' : 15). Kemudian Allah swt memberikan jalan lain, sehingga Rasulullah saw bersabda, "Ambillah dariku. Mereka telah diberikan jalan lain oleh Allah swt. Pelaku zina yang masih gadis didera 100 kali dan diasingkan selama setahun. Sedang janda yang berzina didera 100 kali kemudian dirajam". (HR.Muslim). "Membunuh orang lain (dengan sengaja)". Bagi yang membunuh seorang muslim dengan sengaja maka ia pun harus dihukum bunuh. Hukuman ini dikenal dengan istilah Qishas dalam hukum Islam. Tentang ini, Allah swt berfirman : "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita". (QS.Al-Baqarah : 178). Lalu hikmah Qishah itu dijelaskan oleh Allah swt dengan firman-Nya : "Dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, Hai orang- orang yang berakal, supaya kamu bertakwa". (QS.Al-Baqarah : 179). 33 Page Hadits-Hadits Akidah
  • 34. January 29, 2010 [SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH] Tetapi bila wali korban pembunuhan memaafkan sang pembunuh maka hanya diat yang harus ditanggung olehnya. Bahkan jika yang bersangkutan memaafkan sang pembunuh tanpa menuntut diat juga dibolehkan oleh Allah Swt. Firman-Nya: "Maka barangsiapa yang mendapat suatu pema'afan dari saudaranya, hendaklah (yang mema'afkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi ma'af) membayar (diat) kepada yang memberi ma'af dengan cara yang baik (pula). yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu `rahmat. barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, Maka baginya siksa yang sangat pedih". (QS.Al-Baqarah : 178). "Dan orang yang meninggalkan agamanya serta memisahkan diri dari jamaah". Bagi orang yang murtad dan dan keluar dari barisan kaum muslimin serta tetap memilih kekafiran, walau telah diminta bertaubat, maka hukumnya adalah pembunuhan. Rasulullah saw menjelaskan : "Barang siapa yang menganti agamanya (murtad) maka bunuhlah" (HR.Bukhari) Juga ketika Rasulullah saw mengutus Muaz bin Jabal ke Yaman, beliau berpesan kepadanya, "Lelaki siapa pun yang murtad dari agama Islam maka mintalah agar ia bertaubat. Jika bertaubat maka biarkanlah. Tetapi jika tidak, maka bunuhlah. Wanita siapa pun yang murtad dari agama Islam maka mintalah agar ia bertaubat. Jika bertaubat maka biarkanlah. Tetapi jika tidak, maka bunuhlah". Selain ketiga hal di atas, masih ada alasan lain yang dijelaskan oleh Islam yang membenarkan pelaksanaan hukum bunuh terhadap seorang muslim. Diantaranya adalah : 1. Homoseks dan lesbian. Rasulullah saw bersabda, "Siapa pun yang kalian dapati melakukan perbuatan kaum Luth maka bunuhlah pelaku dan pasangannya". (HR.Abu Daud, Tirmizi dan Ibnu Majah). 2. Tukang sihir. Hal ini masuk dalam kategori murtad sehingga hukumnya disamakan. 3. Orang yang meningalkan shalat dengan sengaja. 4. Perompak. Hanya saja keempat hal di atas masih menjadi perdebatan ulama. Kita memohon kepada Allah swt agar dijauhkan dari itngkah laku yang menyebabkan kita dihukum bunuh. Amin. 34 Page Hadits-Hadits Akidah