3. PENGERTIAN BAHASA
Kata
dakwah secara semantik berasal dari
bahasa Arab da’a, yad’u ( )يد عو– دعاyang
artinya mengajak, mengundang atau
memanggil. Kemudian menjadi kata
da’watan ( ) د عوةyang artinya panggilan atau
undangan atau ajakan.
4.
Dalam al-Qur’an, kata “da’wah” disebutkan secara
harfiyyah dan berdiri sebagai kalimat sendiri sebanyak
empat kali.[1] Yaitu pada: Qs. Al-Baqarah: 186
bermakna “permohonan yang diserukan”,[2] Qs. Al-Ra’d:
14 bermakna “permohonan secara baik-baik” dan
“permohonan kebaikan”,[3] Qs. Al-Rum: 25 bermuatan
makna “panggilan tegas”,[4] dan Qs. Al-Mu’min: 43
bermakna “seruan kebenaran”.[5] Jadi inti dari ayat-ayat
al-Qur’an tersebut, secara kontekstual da’wah adalah
panggilan dan seruan yang tegas serta bijaksana
kepada kebenaran, kebaikan, dan jalan lurus.
5. ISTLAH LAIN
Istilah lain yang identik dengan kata dakwah adalah
tabligh. Kata tabligh adalah berasal dari bahasa Arab
ballagha, yuballighu ( )يبلغyang artinya
menyampaikan. Kata itu kemudian menjadi kata
tabligh ( ) تبليغyang artinya menyampaikan sesuatu
pesan. Oleh karena itu dakwah juga sering disebut
tabligh yang maksudnya sebagai suatu kegiatan
menyampaikan pesan atau ajaran Islam. (Ghazali,
1997: 5)
6. Istilah lain:
Khutbah
Nashihah
Fatwa
Tandzir
Mauidzoh
Tadzkiroh
dsb
Semua bermuara pada kata Dakwah
7. DEFINISI DAKWAH 1
Dakwah
adalah mendorong (memotivasi)
umat manusia melakukan kebaikan dan
mengikuti petunjuk serta memerintah mereka
berbuat makruf dan mencegahnya dari
perbuatan mungkar agar mereka
memperoleh kebahagiaan dunia dan
akherat.
8. DEFINISI DAKWAH 2
Dakwah
ialah perintah mengadakan seruan
kepada semua manusia untuk kembali dan
hidup sepanjang ajaran Allah yang benar,
dilakukan dengan penuh kebijaksanaan dan
nasehat yang baik
9. DEFINISI DAKWAH 3
Menurut Shihab (1994: 194), dakwah
adalah seruan atau ajakan kepada
keinsyafan, atau usaha mengubah situasi
kepada situasi yang lebih baik dan
sempurna, baik terhadap pribadi maupun
masyarakat.
10. DEFINISI DAKWAH 4
Menurut Helmy (1973: 31), dakwah adalah
mengajak dan menggerakkan manusia
agar mentaati ajaran-ajaran Islam termasuk
melakukan amar ma'ruf nahi munkar, untuk
bisa memperoleh kebahagiaan di dunia
dan akhirat.
12. KEBERHASILAN DAKWAH
Dakwah belum dikatakan berhasil manakala belum
mampu merubah manusia atau masyarakat kepada
yang lebih baik, lebih maju sesuai dengan ajaran
Islam. Lebih baik atau maju dalam hal sesuai
dengan situasi mad’u. Jika mad’u harus ditingkatkan
secara ekonomi karena masyarakat ekonomi lemah,
maka ukuran keberhasilan dakwah jika mampu
merubah kesadaran Islam dalam kontek
meningkatkan taraf hidup ekonomi mad’u. Jadi tidak
hanya disentuh kesadaran beriman dan bertaqwa
saja.
13. Landasan Hukum Dakwah
ِ َ ِ ْ َ ْ َ َ ْ ِ ْ ِ َ َّ ِ َِ
ا د ع إِ لى س بي ل ر ب ك با ل ح ك م ةِ وا ل م و ع ظ ة
َ ُ ْ
َا ل ح س ن ة و جا د ل ه م با ل تي ه ي أ َ ح س ن إ ِ ن ر ب ك
َّ ّ ُ َ ْ َ ِ
ِّ ِ ْ ُ ِْ َ َ ِ ََ َ ْ
ُ َْ َ ُ َ ِ ِ َِ ْ َ ّ َ ْ َ ِ ُ َْ َ ُ
ه و أَ ع ل م ب م ن ض ل ع ن س بي ل ه و ه و أ َ ع ل م
َ ِ َْ ُ ْ ِ
با ل م ه ت دي ن
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan palajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari Jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk (An Nahl :
125)
14. Landasan Dakwah
ٍ ْ َُ َ ْ ُ ْ ِ ُ ب َ َب ْ ُ ْ ِ َ ب ُ َ ْ ُ ُب ْ َ ْ ِ َ ب
وا ل م ؤ م نو ن و ببا ل م ؤ م نا تب ببب ع ض ه م أبب و ل يا ءببب ع ض
َ ُ ِ َُ ِ َ ْ ْ
ي أ م رو ن با ل مَ ع رو ف و ي ن ه و ن ع نِ ا ل مُ ن ك ر و ي قي مو ن
َ َ ْ َ ََْ ِ
ُ ْ ْ ِ َ ُ ُ َْ
و ي ؤ تو ناببل ز كا ة وبب ي طي عو ناببل ل هو ب ر سو ل ه
ُ َ ُ َ َ َ ّ َ ب َ َ ُ ِ ُ ب َ ّب
َ َُ ُْ ب
َ صب
ال بل بب ة
َّ
ٌ ِ َ ٌ ِ َ َ ّ ّ ُ ّ ُ ُ ُ َ ْ ََ َ َِ ُ
أو ل ئ ك س ي ر ح م ه م ال ل ه إِ ن ال ل ه ع زي ز ح كي م
Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah)
menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang
maruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan
mereka ta’at kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah,
sesungguhnya Allah Maha perkasa lagi Maha Bijaksana (QS At Taubah : 71)
15. Landasan Dakwah Hadis
ْ ِ َ ُْ ْ ِ َ ّ ُ َ َََْ ِ ْ ُ ْ َ ِ ّ ُ ُ ََْ
ل ت أ م ر ن با لْ م ع ر و ف و ل ت ن ه و ن ع ن ا ل م ن ك ر أ َ و
ْ ُ ََْ ّ َ َّ َُ
ليسلطن عليكم
ْHe ب َ هka ْ تn ْ ف ل َ يnaُ r رny urh p rbuaَ ْ فy a ش را ُ ك
مndلa kla hجاliaسbe na r-be ك مm eوا خ ياeُي د عta n مngرm َa ruf
ُ ُ َ َ ُ َ
ُ َِ ْ ْ َ
ُ
ِ
d a n be na r-be na r m e la ra ng p e rbua ta n y a ng m ung ka r, a ta u (bila
tid a k ka lia n la kuka n) A h a ka n m e nja d ika n o ra ng -o ra ng ja ha t d i
lla
a nta ra ka lia n be rkua s a a ta s ka lia n s e m ua (y a ng a kiba tny a
ba ny a k s e ka li ke ja ha ta n d a n ke m ung ka ra n d ip e rbua tny a ) la lu
o ra ng -o ra ng y a ng ba ik d i a nta ra ka lia n be rd o a (a g a r ke ja ha ta n
d a n ke m ung ka ra n itu hila ng ) m a ka d o a m e re ka (o ra ng -o ra ng
ba ik itu) tid a k d ite rim a (HR A Ba z z a r d a n A Tha bra ni)
l
t
16. من راى منكم منكرا فليغيره بيد ه فإ ن لم يستطع فبلسا نه فإ ن لم يستطع فبقلبه
و ذ لك اضعف ال يما ن )رواه مسلم
Artinya: “Barang siapa diantara kamu melihat kemungkaran
maka hendaklah ia merubah dengan tangannya, jikalau
tidak kuasa maka dengan lisannya, jika tidak kuasa dengan
lisannya maka dengan hatinya, yang demikian itu adalah
selemah-lemahnya iman.
17. HUKUM BERDAKWAH
PARA
ULAMA SEPAKAT HUKUM
BERDAKWAH WAJIB
NAMUN TERJADI PERDEBATAN ANTARA
WAJIB AIN DAN WAJIB KIFAYAH
BERPANGKAL PADA AYAT AYAT DALAM
AL-QURAN (AL: ALI IMRON 104)
18. TUJUAN DAKWAH
Menyeru
kepada Islam
Menjadikan Islam sebagai pedoman hidup
manusia sedunia
Menjadikan Islam sebagai rahmat bagi sekalian
alam
Menggapai Ridha Allah
21. Kisah 1
Dalam Buku Badri Yatim:
(Asy-Syu’ara: 214-216)
Untuk menyampaikan dakwah, nabi
mengadakan jamuan makan, mendatangkan
keluarga besarnya, saat itu nabi
menyampaikan tentang Islam. Abu Thalib
menghentikan dan membubarkan pertemuan
itu karena tidak senang.
22. Kisah 2
Nabi
mengulangi kegiatan yang sama,
mengundang keluarga besarnya untuk tujuan
yang sama. Kali ini dihentikan lagi
23. Kisah 3
Suatu hari Rasulullah SAW. berjumpa dengan Sa’ad bin
Mu’adz Al-Anshari. Ketika itu Rasul melihat tangan Sa’ad
melepuh, kulitnya gosong kehitam-hitaman seperti
terpanggang matahari. ”Kenapa tanganmu?” tanya Rasul
kepada Sa’ad. ”Wahai Rasullullah,” jawab Sa’ad, ”Tanganku
seperti ini karena aku mengolah tanah dengan cangkul itu
untuk mencari nafkah keluarga yang menjadi tanggunganku”.
Seketika itu beliau mengambil tangan Sa’ad dan menciumnya
seraya berkata, ”Inilah tangan yang yang tidak akan pernah
tersentuh api neraka”.
24. Kisah 3
Dalam kisah lain disebutkan bahwa ada seseorang yang
berjalan melalui tempat Rasullullah SAW. Orang tersebut
sedang bekerja dengan sangat giat dan tangkas. Para
sahabat kemudian bertanya: ”Wahai Rasullullah, andaikata
bekerja semacam orang itu dapat digolongkan jihad fi
sabillillah, maka alangkah baiknya.” Mendengar itu Rasul
pun menjawab: ”Kalau ia bekerja untuk menghidupi anakanaknya yang masih kecil, itu adalah fi sabillillah; kalau ia
bekerja untuk kepentingan dirinya sendiri agar tidak
meminta-minta, itu juga fi sabillillah.” (HR. Ath-Thabrani).
25.
Di dalam suatu hadis yang cukup panjang lebar, yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi
dalam kitabnya : Sunan Tirmidzi (Juz II, him. 345) dan Imam Ibnu Majah dalam kitabnya
Sunan Ibnu Majah (Juz II, him. 19) yang diterima dari sahabat Anas bin Malik r.a. bahwa
ada seorang sahabat dari kaum Anshar pernah datang kepada Nabi Saw. untuk meminta
sesuatu, lalu terjadilah percakapan sebagai berikut :
+
"Apakah masih ada sesuatu yang kamu miliki di rumah?"
"Ada! Barang yang masih ada hanyalah bekas kain pelana unta, yang sebagian kami
pakai dan sebagian lagi sebagai hamparan tempat duduk, dan satu lagi mangkuk buat
minum."
+
"Pergilah dan bawa keduanya ke sini!" Sahabat itu lalu pergi mengambil kedua
barang miliknya dan langsung diserahkan kepada Nabi. Nabi lalu mengumpulkan orangorang yang ada, lalu menjual barang-barang itu secara lelang di tengah orang banyak.
+
"Siapa yang mau membeli barang-barang ini?"
"Saya berani membelinya dengan harga satu dirham", kata seseorang.
+
"Siapayang berani melebihinya?", kataNabi, beliau berkatademikian itu sampai dua
tiga kali.
"Saya mau mengambilnya dengan harga dua dirham", kata seseorang yang lainnya.
Kisah 4
26. Lanjutan 4
Maka dilakukanlah transaksi jual beli oleh Nabi dengan pembeli. Kemudian
Nabi menyerahkan uang dua dirham tersebut kepada sahabat tadi, lalu Nabi
bersabda kepadanya :
“Separo uang ini kamu belikan makanan untuk keluargamu di rumah, dan
separonya lagi kamu belikan kapak, kemudian kamu bawa ke sini”.
Sahabat dari Anshar itu berangkat memenuhi perintah Nabi, kemudian dia
kembali ke hadapan Nabi dengan membawa kapak yang baru dibelinya. Nabi
menyambutnya dan memegang erat tangannya, dan menyerahkan sebatang
kayu ke dalam tangannya, seraya beliau bersabda:
“Berangkatlah kamu sekarang, cari dan tebanglah kayu, dan janganlah kamu
kembali menemui saya dalam waktu lima belas hari”.
27. Lanjutan 4
Sahabat itu berangkat, pergi mencari kayu kemudian dijualnya.
Sesudah lewat lima belas hari, barulah dia datang untuk menjumpai
Nabi, sedang di tangannya sudah dimilikinya uang sebanyak sepuluh
dirham. Sebagian uang itu sudah dapat dibelikan makanan, sebagian
lagi pakaian, sedang sisanya disimpannya untuk modal usaha. Maka
Nabi Muhammad Saw. bersabda kepadanya :
“Perbuatan ini lebih baik bagimu, daripada kamu datang (untuk
mengemis/meminta-minta). Meminta-minta itu akan menjadi cacat bagi
mukamu pada hari kiamat. Sesungguhnya meminta-minta itu tidak
boleh, kecuali pada tiga keadaan: (1) Sangat miskin, (2) Berutang
yang sangat memberatkan, dan (3) Penabayaran denda yang
menyedihkan".
32. CERAMAH DENGAN MEMBACA
TEKS?
Jangan,
karena tidak ada kontak visual
Kalau terpaksa :
1. Tulis dengan bahasa ceramah
2. Ketiklah dengan huruf yang besar
3. Berilah tanda intonasi
4. Baca berulang-ulang sampai setengah
hafal
5. Latihan terus sampai ‘bosan’
33. CERAMAH HAFALAN?
Jangan, sebab kontak visual
semu dan berbahaya.
Baik, jika:
Hafalan maksimal, dan
banyak latihan olah vokal dan
visual
34. CERAMAH DENGAN OUTLINE?
Ceramah terbaik,tapi sulit bagi pemula
• Tips untuk pemula:
1. Tulis naskah lengkap
2. Ringkaslah menjadi outline utk tampil.
3. Banyak latihan di depan kaca
4. Rekamlah dan dengarkan kembali
•
35. GEMETAR KETIKA CERAMAH?
Wajar & normal karena dilihat
banyak orang dan menjadi
rujukan moral.
Atasi dengan:
Sugesti
diri
Persiapan yang matang
Perbanyak praktek simulasi dan
non-simulasi
36. BAHAN CERAMAH
• Al Qur’an dan hadits,
buku, media masa
• Ulama’ dan
cendekiawan secara
langsung.
37. TOPIK YANG MENARIK?
Apa saja menarik tergantung
kemasan dan teknik
retorisnya.
Perhatikan : intelektualitas
audiens, validitas referensi,
alokasi waktu, aktualitas dan
orisinalitas pesan.
38. BAHASA CERAMAH
Bahasa ceramah tidak sama dengan
bahasa tulis.
• Bacalah buku bermutu tapi komunikatif
• Gunakan bahasa yang benar, tepat dan
menarik.
• Hematlah kata, perhatikan kata berona.
•
39. KEFASIHAN MEMBACA TEKS ARAB?
Harus, karena terkait kredibilitas
Mintalah tas-hih pada yang ahli
walaupun sudah “merasa” bisa.
Jika susah, siasati dengan memilih
teks Arab terpendek.
40. PEMBUKAAN PIDATO
Langsung
sebut topik
Memuji audiens
Kutipan para ahli
Humor
Pertanyaan provokatif
Pernyataan kejut
Menghubungkan dengan masalah aktual
45. Pesan para leluhur
31. PUCUNG
Kang pinungsun sekawit met dongengipun,
Dariji tukaran, Lawan kadanging pribadi,
Purwanira penuduh jahil manabda
Enthik-enthik patenono si penunggul,
Gek dosane opo, Dosane ngungkul-ungkuli,
Di ojo di malati sadulur tuwo
Bener-bener enak seger rasanipun,
Mangkono prayogo, Ojo sok jahil-jinahil
Seduluran yen rukun gawe santoso
46. ALHAMDULILLAH SEKARANG
SUDAH BISA DAN BERANI
BERCERAMAH.
SIAPA YANG MAU
MENGUNDANG SAYA?
Pelajarilah ilmu marketing.
Belajarlah terus, Setiap jam berfikirlah
untuk memperbanyak jaringan