Usulan perencanaan kebutuhan material produk hub front assy tipe supra x 125 untuk memenuhi kebutuhan produksi di PT. Astra Honda Motor dengan meramalkan produksi enam bulan ke depan menggunakan metode Double Moving Average dan menganalisis biaya produksi menggunakan tiga metode lot sizing untuk menentukan sistem perencanaan terbaik. Berdasarkan analisis, sistem Lot For Lot memberikan biaya terendah sebesar Rp15,5 miliar.
1. USULAN PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL
PRODUK
(Hub Front assy tipe supra x 125)
UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN PRODUKSI
DI PT. ASTRA HONDA MOTOR
Disusun oleh :
Nama
NPM
Jurusan
Pembimbing
: Rifai Yuliyantoko
: 30406612
: Teknik Industri
: Dr. Ir. Budi Hermana, MM.
Universitas Gunadarma
Jakarta
2011
2. Latar Belakang
► perkembangan
► perkembangan
teknologi
teknologi
perindustrian
perindustrian
manufaktur,
manufaktur,
Strategi Pengembangan Daya
Strategi Pengembangan Daya
Saing Ekonomii Melalui
Saing Ekonom Melalui
Penguatan menekan biaya
Penguatan menekan biaya
produksi
produksi
Persaingan Industri
Persaingan Industri
sepeda motor
sepeda motor
meningkatkan persaingan itu
meningkatkan persaingan itu
dibutuhkan:
dibutuhkan:
-- Kualitas
Kualitas
-- penampilan
penampilan
-- maupun harga yang lebih
maupun harga yang lebih
bersaing.
bersaing.
3. Perumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas antara lain:
• Bagaimana merencanakan kebutuhan
bahan baku hub front assy tipe supra x 125
menggunakan MRP.
• Usulan perencanan untuk menekan biaya
produksi menggunakan
– LfL
– Poq
– Eoq
4. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis hanya mengambil salah satu
langkah yang berupa usulan melakukan perencanaan dalam
upaya menekan biaya produksi pada hub front assy tipe
supra x 125 yang terdiri dari 8 komponen.
Dengan dilakukannya analisa dan perhitungan ini
menggunakan MRP bagaimana merencanakan kebutuhan
bahan baku produksi hanya hub front assy tipe supra x 125
dapat diketahui sistem mana yang memberikan keuntungan
bagi perusahaan.
5. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui peramalan 6 bulan terdepan dengan
Untuk mengetahui peramalan 6 bulan terdepan dengan
menggunakan 3 metode.
menggunakan 3 metode.
Untuk mengetahui perkiraan jumlah produksi periode
Untuk mengetahui perkiraan jumlah produksi periode
yang akan datang.
yang akan datang.
Untuk mengetahui sistem perencanaan kebutuhan
Untuk mengetahui sistem perencanaan kebutuhan
material menggunakan metode MRP.
material menggunakan metode MRP.
Untuk mengetahui biaya produksi.
Untuk mengetahui biaya produksi.
7. Penentuan Pengujian Metode
Peramalan
► Metode
peramalan yang dipakai dalam
pemecahan masalah ini akan ditentukan
oleh tipe pola data pada data produksi
sebelumnya. Dari hasil peramalan ini
nantinya dijadikan dasar dalam penyusunan
MRP.
9. Penyusunan MRP
► Berdasarkan MPS
► data inventory
► BOM
metode MRP yang akan dibandingkan
► MRP dengan metode lot sizing Lot For Lot
► MRP dengan metode lot sizing POQ
► MRP dengan metode lot sizing EOQ
10. Pembahasan
► Data
aktual adalah data produksi selama
tahun 2009 yang nantinya dijadikan
pedoman dalam melakukan peramalan
untuk menentukan jumlah produksi periode
berikutnya.
13. Analisa Pola Data
► Berdasarkan grafik tersebut dapat
disimpulkan bahwa pola data tersebut
adalah Trend.
Jadi untuk pola data ini metode
peramalan yang sesuai adalah
► metode Double Moving Average.
► metode Double Exponensial Smoothing .
15. Analisa
•
•
•
•
•
Berdasarkan tabel diatas maka dapat disimpulkan:
MSE min
: 3.377.471
MAPE
: 0,60
Metode
: Metode Double Moving
Average ( 4 X 4 )
Dari analisa diatas maka disimpulkan bahwa metode
peramalan yang paling sesuai dengan nilai error
yang terkecil untuk meramalkan jumlah produksi
pada periode enam bulan selanjutnya adalah
metode Double Moving Average ( 4 X 4 ) .
Berikut adalah table peramalan dengan metode
tersebut untuk periode enam bulan berikutnya.
20. Analisa Biaya
► analisa biaya dilakukan dengan
menggunakan tiga metode perhitungan,
yaitu :
► metode Lot For Lot,
► metode POQ (periodic order quantity),
► dan metode EOQ (eqonomic order
quantity).
21. Total biaya untuk MRP metode
Lot For Lot:
► Biaya total untuk Oil Seal:
222.815.958
► Biaya total untuk Bearing:
4.472.428.128
► Biaya total untuk Collar:
994.546.392
► Biaya total untuk Bolt:
394.015.840
► Biaya total untuk Hub:
9.454.286.200
=
=
=
=
=
22. Total biaya untuk MRP metode
POQ:
► Biaya total untuk Oil Seal:
222.861.382
► Biaya total untuk Bearing:
4.472.623.507
► Biaya total untuk Collar:
994.970.063
► Biaya total untuk Bolt:
394.089.491
► Biaya total untuk Hub:
9.454.763.766
=
=
=
=
=
23. Total biaya untuk MRP metode
EOQ:
► Biaya total untuk Oil Seal:
223.398.761
► Biaya total untuk Bearing:
4.478.920.888
► Biaya total untuk Collar:
996.474.143
► Biaya total untuk Bolt:
395.621.562
► Biaya total untuk Hub:
9.464.918.900
=
=
=
=
=
25. Kesimpulan
► Setelah dilakukan analisa data produksi
tahun 2009 ternyata metode peramalan
yang paling cocok adalah metode Double
Moving Average.
► Berdasarkan peramalan ini didapat
perkiraan produksi selama enam periode
berikutnya adalah: 50.674, 53.138, 54.746,
55.970, 57.621, dan 59.547 unit.
26. Kesimpulan
► Berdasarkan
analisa dan perhitungan biaya
yang telah disimpulkan bahwa dari
beberapa metode sistem perencanaan
kebutuhan material tersebut yang paling
menguntungkan untuk kondisi seperti dalam
permasalahan yang dibahas dalam tugas
akhir
ini, adalah sistem perencanaan
kebutuhan
material
yang
dihitung
berdasarkan metode Lot For Lot (LFL)
27. Kesimpulan
► Dengan metode ini telah terbukti biaya yang
diperlukan untuk proses pemesananan
paling minimum, yaitu sebesar
15.538.092.518 rupiah. (Taylor, 2001: 520).
28. Saran
► Berdasarkan kesimpulan diatas maka
penulis menyarankan kepada segenap
industri manufaktur, agar dalam melakukan
perencanaan kebutuhan material adalah
dengan menggunakan sistem MRP dengan
metode lot sizing Lot For Lot (LFL)