2. Dasar dan Tujuan
– Berdasarkan kesadaran akan kesetaraan manusia sebagai anak Allah,
kita semua, perempuan maupun laki-laki, memainkan peran istimewa
dalam menjalin damai dan persaudaraan bagi umat manusia.
– Tujuan dialog antara agama-agama buka sekedar diplomasi atau sopan-
santun, melainkan menjalin persahabatan, damai serta keharmonisan
berdasarkan kasih dan kebenaran [271].
3. Dasar terdalam
– Sebagai umat beriman, kita percaya bahwa dasar terdalam
bagi dialog ialah keberadaan kita sebagai anak-anak dari
Satu Bapa. Karena kita berasal dari Satu Bapa, maka kita
adalah saudara. Dasar dari sikap saling menerima dalam
perbedaan bukan hanya nalar, tetapi terutama kasih. Nalar
saja tidak cukup untuk membangun persaudaraan [272].
4. - Totalitarianisme modern ialah penyangkalan pada keluhuran martabat manusia sebagai
pribadi gambaran Allah.
- Pengalaman kita sebagai umat beragama dalam sejarah menunjukkan bahwa
menghadirkan Tuhan dalam pengalaman sebagai manusia membuahkan kebaikan.
- Agama yang baik justru dapat memainkan perannnya yang khusus dalam politik:
menjernihkan kesadaran manusia, agar ia tidak mencampuradukkan perannya dalam politik
dengan atribut agama.
- Gereja memang independen dari politik, tetapi ia tidak mengabaikan politik.
5. IdentitasKekristenan.
- Gereja menghormati karya Allah dalam agama-agama lain.
- Katolik berarti bersifat universal: dapat bertumbuh dan
berkembang di berbagai tempat dan wilayah.
- Sebagai umat Kristiani, kita memohon agar di tempat-tempat di
mana kita hadir sebagai kelompok minor, kebebasan beragama kita
dijamin, sebagaimana kita pun menjamin kebebasan beragama
saudara-saudari kita yang beragama lain.
- Dalam ziarah kita di tengah kemajuan global ini, satu hal yang
masih perlu diupayakan lagi, yaitu kesatuan seluruh umat
Kristiani. Dan jika sampai sekarang belum terwujud, kita tetap
berjalan dalam spirit tanggung jawab membangun persekutuan,
yaitu satu dalam kasih
6. Agama dan Kekerasan.
– Antara agama-agama bisa dibangun sebuah jalan damai, karena disatukan
oleh tatapan Allah: Sebab Ia menatap bukan dengan mata, tetapi dengan
hati, menatap setiap orang, termasuk yang ateis.
– Agama-agama perlu kembali pada aspek paling esensialnya, yaitu
panggilan untuk memuliakan Tuhan dan mengasihi sesama
– Menyembah Allah dengan tulus dan rendah hati tidak akan mengarah
kepada kebencian dan kekerasan bagi yang lain. Kasih adalah corak
esensial setiap agama.
– Paus mengenang pertemuannya dengan Imam Besar Ahmad Al-Tayyeb, di
mana mereka membicarakan dan menyadari bersama bahwa agama
hendaknya menjadi tempat untuk membangun dialog penuh damai dan
persaudaraan.
7. - Paus juga menyerukan damai atas nama
persaudaraan universal yang merangkul
semua kalangan, atas nama kebebasan,
keadilan, kebenaran, dan atas nama
semua yang berkehendak baik di antero
dunia .
- Saya sungguh mau menjadi ‘saudara
universal’. Jadi, hanya dengan
menyamakan diri dengan kaum terkecil
saya dapat menjadi saudara bagi semua.
Semoga Tuhan mendorong cita-cita ini
kepada kita semua. Amin.