Yesus ditampilkan sebagai pelayan yang siap melayani kebutuhan orang lain. Pelayanannya dilakukan dengan sepenuh hati untuk melaksanakan kehendak Allah. Ia mengajarkan murid-muridnya untuk meneladani sikap pelayanan dan mengutus mereka untuk melayani orang lain.
2. Pola yesus
melayani
Yesus ditampilkan oleh para penginjil sebagai tokoh yang siap
melayani kebutuhan sesama, mereka yang menderita, yang
diganggu kekuatan jahat, yang kekurangan makan (lih. Mrk
2:1-12; 5:1-20; 6:30-44) dan pelayanan Yesus itu dilaksanakan
dengan sepenuh hati. Pekerjaan-Nya dilihat oleh penginjil
Yohanes sebagai pelaksanaan kehendak Allah, Bapa-Nya. Ia
melaksanakan dan menyelesaikan kehendak Bapa itu (lih. Yoh
4:34). Selama Allah bekerja, maka Yesus pun bekerja terus (lih.
Yoh 5:17). Pekerjaan-Nya adalah melayani orang yang
membutuhkan. Kenyataan bahwa Yesus bekerja untuk
melaksanakan kehendak Allah, dan itu dilaksanakan dalam
pelayanan bagi sesama, masih juga didukung oleh anjuran dan
ajaran-Nya kepada para murid. Murid- murid harus meneladan
sang Guru yang datang untuk melayani dan bukan untuk
dilayani (lih. Mrk 10:45), bahkan mengutus mereka tanpa bekal
apa pun, agar apa yang mereka terima secara cuma-cuma,
akhirnya juga mereka bagikan secara cuma-cuma (lih. Mat
10:8). Para murid di- harapkan memberikan diri sendiri secara
penuh, seperti Yesus sendiri juga memberikan diri-Nya sendiri
sebagai santapan kehidupan (lih. Yoh 6:35.48.51-58). Yesus
menghendaki agar pelayanan kreatif menjadi ciri kemuridan.
3. Cara yesus
melayani
Mengamati Peristiwa yang Ditampilkan Injil
• Seorang kusta datang kepada Yesus, berlutut dan
memohon
• Yesus tersentuh hati-Nya, mengulurkan tangan, menjamah
dan menyatakan: Aku mau jadilah engkau tahir
• lalu menyampaikan peringatan keras: Jangan beritahu
siapa pun
• Ia meminta kepada si mantan kusta melapor kepada imam
dan menjadi bukti bagi mereka
• Pelanggaran atas perintah Yesus menghambat pekerjaan-
Nya
4. Peristiwa itu
dalam terang
iman
Orang yang lemah berani datang kepada Yesus tanpa rana takut la
berlaku hormat, tetapi tetap berani menyampaikan kesaakan
hatinya. Yesun memiliki kepribadian yang mengesankan sehings
orang berani datang tanpa canggung canggung
Gerak-gerik Yesus menunjukkan bahwa la menanggapi
pendertaan orang lain dengan sepenuh hati. la mengulurkan
tangan, menjamah dan menyatakan pendapat-Nya. la bela rasa,
setiakawan dengan yang menderita itu. Tindakan-Nya
menyelamatkan.
Yesus menyampaikan peringatan agarorang yang disembuhkan
tak hanya berpikir mengenai diri sendiri. Merenungkan karunia
Allah, menyampaikan kepada orang lain, memberikan kesaksian
kepada imam sebagai bukti bagi mereka, merupakan arah
pekerjaanYesus yang harus diselesaikan juga.
Pelanggaran atas petunjuk Yesus itu bagaimanapun juga akan
menghambat kelancaran pekerjaan-Nya.
Nilai Peristiwa itu dalamTerang
Iman
5. Hikmahnya
bagi Kita?
Bagaimanakah pekerjaanku mencerminkan karya Allahyang
menga sihi, yang menyembuhkan, yang memperhatikan, yang
kreatif itu?
Langkah-langkah manakah yang sebaiknya kuambil bila aku
mau menjadikan pekerjaan itu sungguh tanda kehadiran Allah
dalam kehidupan kita bersama?
6. Citra Yesus sebagai pelayan umat kiranya bisa dilengkapi dengan gambaran
berikut: Mrk 10:34-45 pengajaran bagi murid tentang pelayanan. 46-52 Yoh
13: 1-20 kisah pembasuhan kaki dan maknanya. Gal 6: 1-10 penyembuhan
orang buta. keyakinan S. Paulus tentang pelayanan bagi sesama. Pokok-
pokok yang digariskan di atas bisa direnungkan secara pri- badi dengan
memanfaatkan cara yang lazim dalam renungan, yaitu dengan lectio atau
pembacaan sambil memperhatikan peristiwa, ke- mudian meditatio atau
mengunyah nilainya, ataujuga eontemplatio, dan akhirnya oratio atau doa.
Tetapi yang paling penting tentu saja bukan langkahnya, melainkan bagai
mana kegiatan itu menumbuhkan iman dan harapan kita akan karya Allah
dalam Yesus Kristus yang menjadi kehidupan iman Kristen kita. Justru
hidup yang dibangun dalam Kristus itulah yang penting.
Catata
n:
8. Mengamati
Peristiwa yang
Ditampilkan Injil
• Peristiwa di tepi telaga menyajikan adegan yang mendeba Pertanyaan
kepada Simon,AnakYohanes:
apakah mencin dari yang lain? mendapat jawaban positif! Disusul dengan
menggembalakan domba-domba-Nya.
• Pertanyaan kedua: apakah mencintai secara pribadi? Jawahannya
benar! Disusul juga dengan perintah
menggembalakan domba- domba-Nya.
• Pertanyaan ketiga: apakah mau bersahabat dengan YeusJawahan
positif. Disusul juga dengan perintah
menggembalakan dombe- domba-Nya.
• Pengajaran Yesus bagi Simon: orang diikat dalam kasih. Yang
terpenting: Ikutlah Aku.
9. Nilai Peristiwa
itu dalam
Terang Iman
Apakah hidup dan pelayanan kita sudah kita
bangun atas dasar janji kasih kita kepada Yesus
Kristus secara pribadi?
Apakah keprihatinan kita terhadap sesama sudah
sejalan dengan yang diharapkan Yesus Kristus
kepada kita?
Bagaimanakah aku menerjemahkan kasih itu
dalam pelayananku di antara saudara-saudaraku
seiman,
sekomunitas, di masyarakat?
10. Kesimpulan
Dari permenungan yang telah dilaksanakan di atas, menjadi jelas arah pelayanan yang perlu kita perkembangkan sesuai
dengan pola yang dilaksanakan oleh Yesus Kristus dan dijadikan warisan bagi Gereja-Nya. Dalam pelayanan itu ada tiga unsur
yang harus mendapat perhatian:
Pertama, hubungan kita sebagai orang beriman dengan Yesus Kristus yang menjadi pola pelayanan kita harus sungguh
dibina agar kita menjadi pelayan sejati. Pelayanan Yesus Kristus mempunyai warna ganda, yakni melaksanakan kehendak Allah
dan menyelesaikannya dengan menunjukkan tanda cinta kepada manusia demi keselamatannya.
Kedua, hubungan kita sebagai anggota Gereja yang harus membangun seluruh Gereja itu dengan kurnia Yesus Kristus,
sehingga Gereja menjadi tanda kehadiran Yesus Kristus yang bangkit mulia. Pekerjaan kita lalu bukan sekedar kepentingan kita,
melainkan juga Dia yang mengutus Yesus Kristus, karena kita adalah tanda dan sarana karya- Nya yang menyelamatkan. Ia
adalah pokok anggur dan kita adalah ranting-ranting yang dalam kebersamaan menampilkan kemuliaan kehidupan yang
membawa buah-buah melimpah yang dapat dibanggakan;
Ketiga, cakrawala pekerjaan kita di masa mendatang tetap harus mencerminkan keprihatinan Yesus Kristus terhadap
seluruh manusia, sehingga kita mampu menjadikan orang lain domba-domba kesayangan- Nya, atau murid-murid yang
disayangi-Nya.