SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
MEMBANGUN BUDAYA DIALOG 
( J. Pujasumatra ) 
Pengantar 
Sarasehan dan dialog antar agama ini kita selenggarakan 
dalam rangka merayakan Hari Raya Waisak 2545. Serasehan 
ini dapat kita jadikan kesempatan untuk berdialog, suatu 
kesempatan bagi kami, umat Katolik, untuk melaksanakan 
ajaran Konsili Vatikan II sebagaimana tertuang dalam 
"Pernyataan tentang Hubungan Gereja dengan agama-agama 
bukan Kristiani" (Nostra Aetate, 28 Oktober 1965) 
"Gereja mendorong para putera-puterinya, supaya 
dengan bijaksana dan penuh kasih, melalui dialog 
dan kerja sama dengan para penganut agama-agama 
lain, sambil memberi kesaksian tentang 
iman serta perihidup Kristiani, mengakui, 
memelihara dan mengembangkan harta kekayaan 
rohani dan moral serta nilai-nilai sosio-budaya, 
yang terdapat pada mereka". (NA, 2). 
Dalam pernyataan itu mengenai Buddhisme 
dijelaskan secara singkat sbb, "Buddhisme dalam 
pelbagai alirannya mengakui, bahwa dunia yang 
serba berubah ini sama sekali tidak mencukupi, 
dan mengajarkan kepada manusia jalan untuk 
dengan jiwa penuh bakti dan kepercayaan 
memperoleh keadaan kebebasaan yang sempurna, 
atau - entah dengan usaha sendiri entah berkat 
bantuan dari atas - mencapai penerangan yang 
tertinggi." (NA, 2). 
Dialog itulah yang hendak kita kembangkan dalam 
realitas Indonesia . 
Realita Indonesia : Membangun Budaya Dialog 
Realitas Indonesia adalah realitas beragam: beragam 
dalam budaya, agama dan kondisi sosial-ekonomi-politik. 
Dalam keragaman beragama Indonesia merupakan tanah 
subur bagi benih-benih penghayatan agama-agama : agama-
agama asli, Hindu, Buddha, Islam, Konghucu, 
Kristen/Katolik. Suku-suku yang beraneka memperkaya 
keberagaman budaya. Realitas pahit yang mewarnai kondisi 
sosial-ekonomi-politik adalah kesenjangan dalam 
kepemilikan ; realitasnya mayoritas penduduk Indonesia 
miskin karena ketidakadilan yang struktural sifatnya. 
Terhadap realitas tersebut penghayatan agama baru 
benar-benar relevan bagi realitas masyarakat Indonesia, bila 
umat mengembangkan dialog tiga arah : dialog dengan 
kaum miskin, dialog dengan berbagai umat beragama lain, 
dan dialog dengan budaya setempat. Istilah "dialog" 
bentukan dari kata Yunani : "dia" dan "loge". Dia = 
mendalam, menembus; loge = pembicaraan. Arti kata dialog 
adalah pembicaraan mendalam, yang mengantar orang 
sampai pada pengenalan akan jati dirinya sebagai manusia. 
Karena itu membangun budaya dialog berarti 
mengembangkan sikap hidup bersama saling menghargai 
dan menghormati sebagai manusia, citra Allah. Citra Allah 
itulah jati diri manusia terdalam yang melampaui 
kemajemukan manurut suku, agama, ras serta golongan. 
Membangun budaya dialog merupakan upaya 
mengembangkan sikap iman yang terbuka. Karena 
keberagaman pemahaman (teologis) akan makna 
keselamatan,umat beragama dapat mengambil sikap yang 
berbeda dalam relasinya dengan umat yang lain. 
Sikap eksklusif sektarian muncul dari pemahaman, bahwa 
keselamatan untuk kelompok agamanya melulu di luar 
agamanya sebagai institusi tidak ada keselamatan. Paham 
demikian ini menjadi tanah gersang bagi dialog. Karena itu, 
harus di tinggalkan, dan di kembangkan sikap inklusif 
toleran, terbuka, menerima yang lain, karena diluar 
agamanya ada juga benih-benih keselamatan. Dalam sikap 
toleran ini yang lain di terima sebagai realitas yang-apa 
boleh buat harus diterima sebagai beban sosial. Karena itu 
sikap inklusif toleran perlu di kembangkan lagi menjadi sikap 
plural dialogal sikap yang menghargai pluralitas sebagai 
realitas hidup bersama, yang dalam dialog pluralitas itu 
justru menjadi rahmat yang saling melengkapi dan 
memperkaya. 
Realitas Indonesia dewasa ini di tandai pula oleh proses 
transisi dari pola hidup yang lama menuju pola hidup baru,
sebagai dampak dari krisis multi dimensi. Dalam masa 
transisi ini kepentingan-kepentingan sesaat dari kelompok 
tertentu menjadi ancaman nyata bagi terjadinya dialog yang 
jujur, ikhlas dan tulus hati. Oleh karena itu, hendaknya kita 
mulai berani menggali mutiara berharga yang selama tiga 
dekade terpendam dalam lumpur KKN mutiara itu adalah 
Pancasila. 
Pancasila : Daya Untuk Melayani Rakyat 
Dalam proposal sarasehan umat beragama ini di 
cantumkan dasar pemikiran antara lain : "Pancasila sebagai 
dasar negara kesatuan Republik Indonesia wajib di pahami 
serta di amalkan oleh seluruh bangsa Indonesia secara baik 
dan benar" (h.1) pemikiran tersebut hendaknya kita jadikan 
sebagai dasar bagi upaya untuk membangun masyarakat 
Indonesia baru. 
Dalam kondisi bangsa yang mati rasa dewasa ini, perlu di 
bangkitkan kesadaran kita akan nilai-nilai universal yang 
telah pernah tumbuh dari budaya bangsa sebagai dasar 
untuk membangun masyarakat Indonesia baru, berdasar 
pada nilai-nilai yang dituangkan dalam Pancasila yang 
dikembangkan dalam wacana publik, kita ciptakan suatu 
budaya hidup bersama ("corporate culture") sebagai bangsa 
Indonesia. Bila nilai-nilai Pancasila dapat di terangkan secara 
kontekstual pada jaman ini, tanpa terjebak dalam 
sloganisme, saya kira kita dapat melaksanakan peran kita 
untuk menggali lagi nilai-nilai universal yang tersimpan 
dalam Pancasila, dan mengajak seluruh masyarakat 
Indonesia yang majemuk dalam SARA ini untuk melakukan 
yang sama dan mencari aktualisasinya pada konteksnya 
masing-masing dalam kerjasama dengan semua orang yang 
berkehendak baik. 
Saya berpendapat, bahwa upaya penggalian nilai-nilai 
Pancasila itu sekarang ini sangat penting, setelah ki ta 
mengambil jarak secukupnya dari Pancasila di jadikan slogan 
untuk melegitimasi regim orde baru menuju > era 
pemberdayaan masyarakat yang memerlukan nilainilai 
universal nuntuk mendasari hindup bermasyarakat, 
berbangsa bernegara. 
Secara kreatif untuk jangka jauh ke depan perlu
diusahakan melalui lembaga pendiddikan formal maupun non 
formal : suatu pendidikan kewargaan yang memerdekakan 
("a civic education for liberation ") yang mengantar warga 
bangsa ini menjadi manusia-manusia yang merdeka yanbg 
dewasa dan bertanggung jawab. Dan untuk jangka pendek 
"Hentikan segera perselisihan antar elite !" (Lh KOMPAS 20 
April 2001, h.6 ) 
Dalam Surat Gembala Paska 2001 para Gembala Gereja 
katolik mengingatkn kita akan pentingnya Pancasila sebagai 
falsafah dasar negara, yang dapat di mengerti sebagai daya 
untuk melayani rakyat. 
"Dalam hubungan ini kami ingatkan kembali 
mengenai pentingnya Pancasila. Kenyataan bahwa 
Pancasila di bawah pemerintahan Orde Baru telah 
disalahgunakan sebagai ideologi penunjang 
pemerintahan yang tidak mau mencari legitemasi 
rakyat, tidak boleh menjadi alasan untuk 
meremehkan Pancasila. Hanya atas dasar Pancasila 
pluralitas etnik, budaya, religius dan sosial 
masyarakat seluruh Nusantara bersepakat mau 
bersatu dalam satu negara. Demi persatuan dan 
kesatuan bangsa komitmen bangsa Indonesia pada 
Pancasila sebagai falsafah dasar negara perlu 
senantiasa ditegaskan kembali. Kita memerlukan 
Pancasila yang dimengerti sebagai daya untuk 
melayani dan bukan untuk menguasai. Ketika 
Pancasila hanya dimengerti dalam bahasa 
kekuasaan, maka politik merupakan usaha 
penumpukan kekuasaan untuk diri seseorang atau 
kelompoknya sendiri dan demikian matilah moral 
politik yang hakekatnya untuk kesejahteraan 
bersama. Peristiwa-peristiwa penuh kekerasan 
yang menelan banyak korban merupakan akibat 
darikekuasaan yang dijadikan panglima. 
Mari kita bangkit bersama, menghidupkan kembali 
politik dalam dayanya untuk melayani. Mari kita 
hayati kembali Pancasila sebagai daya untuk 
melayani rakyat banyak menuju kesejahteraan 
yang merata. Mari kita bangkit dan Pancasila kita 
jadikan daya sosial, kekuatan untuk integrasi, 
misalnya integrasi antara mereka yang datang 
sebagai transmigran dan penduduk asli. Mari kita
jadikan Pancasila sebagai kekuatan untuk 
terbinanya solidaritas antara yang memiliki lebih 
dan mereka yang berkekurangan, antar mereka 
yang lebih terpelajar dan mereka yang masih 
terbelakang. Dengan demikian politik yang 
dikembangkan adalah untuk kesejahteraan 
bersama. Dengan demikian subur kembalilah 
persaudaran dan solidaritas nasional secara nyata. 
"(Lh. Surat Gembala Paska 2001 "Tekun dan 
Bertahan dalam Pengharapan" Menata Moralitas 
Bangsa, h. 21 - 22). 
Peran Tokoh Agama Dalam Mempersatukan 
Bangsa 
Tokoh agama - karena ditokohkan - diandaikan telah 
mengalami proses penerangan (enlightment), sehingga 
menjadi seorang yang tercerahkan (enlighted) karena 
pengalaman akan yang Transenden. Dengan terang ilahi ia 
diharap sekali tidak mencukupi. 
Pengalaman akan Yang Transenden menjadi pengalaman 
yang memerdekakan dari kesempitan realitas dunia, 
membebaskan manusia dari topeng-topeng yang menutupi 
jatidirinya yang terdalam. Pengalaman religius tersebut 
dapat mengantar seseorang untuk terbuka hati, budi dan 
pikirannya, untuk menjangkau cakrawala tanpa batas dalam 
membangun solidaritas antar manusia yang multidimensi. 
Dalam konteks Indonesia yang majemuk ini menjadi religius 
(being religious) berarti menjadi antar religius (being 
interreligius). Menjadi antar religius itu diwujudkan dalam 
dialog dan kerja sama dengan siapapun yang berkehendak 
baik. 
Dalam mengembangkan dialog dan kerja sama itu tokoh 
agama perlu melaksanakan fungsi kepemimpinan yang 
mengikutsertakan (partisipatif), mengembangkan 
(transformatif) dan memberdayakan (empowering) seluruh 
umatnya. Kepemimpinan yang mengikutsertakan berarti 
menyediakan ruang bagi umat untuk ambil bagian, 
berpartisipasi serta terlibat aktif dalam proses penerangan 
hati, budi dan pikiran untuk dapat mengenali kebenaran 
sejati. Kepemimpinan yang mengembangkan berarti 
mengupayakan umat berkembang, menjadi mampu
mengubah serta membarui diri dan situasi masyarakat 
secara mendasar, agar terjadi perubahan struktural 
paradigmatik. Dan kepemimpinan yang memberdayakan 
berarti menerima, mengakui dan sedia berbagi karunia di 
antara umat, agar seluruh umat semakin berdaya karena 
saling melengkapi dan memperkaya. (Bdk. Arah Dasar 
Keuskupan Agung Semarang (2001-2005, h. 23-25)). 
Dengan pola kepemimpinan sedemikian itu dapat 
dikembangkan pula komunitas-komunitas basis antar religius 
yang terbuka pada jaringan komunikasi dan kerja sama, 
semakin mendalam dan meluas. 
Semoga sarasehan untuk dialog ini dapat menjadi 
kesempatan bagi kita untuk berjalan bersama melalui jalan 
kebenaran dengan jiwa penuh bakti dan kepercayaan 
memperoleh keadaan kebebasan yang sempurna atau 
mencapai penerangan tertinggi. 
Semarang, 22 April 2001 
Disampaikan dalam Sarasehan Umat Beragama, yang diselenggarakan 
oleh PC Majelis Agama Buddha Theravada Indonesia (Magabudhi) Kota 
Semarang, di Vihara Tanah Putih, Semarang, pada tanggal 22 April 2001. 
DO'A UNTUK PERDAMAIAN 
Allah, yang maha pengasih dan maha penyayang, 
Sang Tiratana 
Al Rahman wa 'al Rahim, 
sumber kasih yang mempersatukan, 
dariMu kami berasal dan padaMu kami berakhir 
Kauciptakan kami manusia, pria dan wanita 
di bumi Indonesia ini. 
Kami bersyukur atas segala anugerah dariMu 
Terutama persaudaran yang boleh kami bangun bersama. 
Selamatkanlah bangsa kami, 
Bebaskan dari kekuatan-kekuatan jahat 
yang merusak dan mencerai-beraikan
Curahkanlah ke dalam hati kami Ruh Ilahi-Mu 
daya kekuatan kebenaran yang memperdayakan kami 
membangun persaudaran sejati di antara kami. 
Kembangkan sikap rendah hati, 
agar kami bersedia masuk ke dalam kerahiman-Mu sendiri, 
bersilaturahmi, supaya kami dapat lahir kembali 
menjadi manusia-manusia baru 
untuk membangun Indonesia tercinta. 
Doronglah kami supaya dapat bertekun dan setya, 
jujur, ikhlas dan tulus hati 
menebarkan benih-benih berkah di bumi Indonesia ini. 
Supaya damai sejahtera merata ditengah-tengah kami 
Doa ini kami panjatkan kepadaMu 
demi kemuliaan nama-Mu 
Dan demi keselamatan seluruh bangsa kami. 
Amin 
Didoakan bersama di : 
1. PONDOK PESANTREN RIBATUL MUTA'ALLIMIN 
Pekalongan pada Serasehan Perdamaian (Upaya 
Preventif Mencegahkan Kekerasan yang berkedok 
Agama), Senin, 26 Maret 2001 M, 1 Muharram 1422 H 
; 
2. VIHARA TANAH PUTIH, Jl. Dr. Wahidin 12, Semarang 
pada Sarasehan Umat Beragama, Minggu, 22 April 
2001 menjelang Hari Raya Waisak 2545.

More Related Content

What's hot

PANCASILA SEBAGAI KEKUATAN MORAL BANGSA
PANCASILA SEBAGAI KEKUATAN MORAL BANGSAPANCASILA SEBAGAI KEKUATAN MORAL BANGSA
PANCASILA SEBAGAI KEKUATAN MORAL BANGSANur Afiana
 
Bab 8 islam hadhari&he
Bab 8 islam hadhari&heBab 8 islam hadhari&he
Bab 8 islam hadhari&heDhani Ahmad
 
Visi dan misi pks
Visi dan misi pksVisi dan misi pks
Visi dan misi pksHery Rock
 
kesaktian pancasila
kesaktian pancasilakesaktian pancasila
kesaktian pancasilaYesadfona_M
 
Pancasila sebagai solusi permasalahan suatu bangsa
Pancasila sebagai solusi permasalahan suatu bangsaPancasila sebagai solusi permasalahan suatu bangsa
Pancasila sebagai solusi permasalahan suatu bangsaGeby Otivriyanti
 
Makalah irwan pendidikan pancasila
Makalah irwan pendidikan pancasilaMakalah irwan pendidikan pancasila
Makalah irwan pendidikan pancasilairwan indra
 
bela negara kepemimpinan pancasila
bela negara kepemimpinan pancasilabela negara kepemimpinan pancasila
bela negara kepemimpinan pancasilaLuqmanSuyanto
 
2017 d febiana safira
2017 d febiana safira2017 d febiana safira
2017 d febiana safiranugrohodwic7
 

What's hot (14)

Alfaza 17060484163[1]
Alfaza 17060484163[1]Alfaza 17060484163[1]
Alfaza 17060484163[1]
 
PANCASILA SEBAGAI KEKUATAN MORAL BANGSA
PANCASILA SEBAGAI KEKUATAN MORAL BANGSAPANCASILA SEBAGAI KEKUATAN MORAL BANGSA
PANCASILA SEBAGAI KEKUATAN MORAL BANGSA
 
Bab 8 islam hadhari&he
Bab 8 islam hadhari&heBab 8 islam hadhari&he
Bab 8 islam hadhari&he
 
Visi dan misi pks
Visi dan misi pksVisi dan misi pks
Visi dan misi pks
 
kesaktian pancasila
kesaktian pancasilakesaktian pancasila
kesaktian pancasila
 
Artikel pancasila
Artikel pancasilaArtikel pancasila
Artikel pancasila
 
Pancasila sebagai solusi permasalahan suatu bangsa
Pancasila sebagai solusi permasalahan suatu bangsaPancasila sebagai solusi permasalahan suatu bangsa
Pancasila sebagai solusi permasalahan suatu bangsa
 
Makalah desi
Makalah desiMakalah desi
Makalah desi
 
Makalah irwan pendidikan pancasila
Makalah irwan pendidikan pancasilaMakalah irwan pendidikan pancasila
Makalah irwan pendidikan pancasila
 
collaboration continuum
collaboration continuumcollaboration continuum
collaboration continuum
 
Tik
TikTik
Tik
 
Model model penanaman nilai
Model model penanaman nilaiModel model penanaman nilai
Model model penanaman nilai
 
bela negara kepemimpinan pancasila
bela negara kepemimpinan pancasilabela negara kepemimpinan pancasila
bela negara kepemimpinan pancasila
 
2017 d febiana safira
2017 d febiana safira2017 d febiana safira
2017 d febiana safira
 

Similar to Membangun budaya dialog

Slide-CPS102-CPS102-Slide-07.pptx
Slide-CPS102-CPS102-Slide-07.pptxSlide-CPS102-CPS102-Slide-07.pptx
Slide-CPS102-CPS102-Slide-07.pptxRara85819
 
MAKALAH pancasila.docx
MAKALAH pancasila.docxMAKALAH pancasila.docx
MAKALAH pancasila.docxVellaSufa
 
1576209642_Ringkasan Nasionalisme.pdf
1576209642_Ringkasan Nasionalisme.pdf1576209642_Ringkasan Nasionalisme.pdf
1576209642_Ringkasan Nasionalisme.pdftiarasyahbana1
 
Pluralisme menuju masyarakat majmuk
Pluralisme menuju masyarakat majmukPluralisme menuju masyarakat majmuk
Pluralisme menuju masyarakat majmukIndraGunawan335
 
Tugas besar pancasila
Tugas besar pancasilaTugas besar pancasila
Tugas besar pancasilaeigydarmadi
 
Dakwah pada Masyarakat Multikultural (.pptx
Dakwah pada Masyarakat Multikultural (.pptxDakwah pada Masyarakat Multikultural (.pptx
Dakwah pada Masyarakat Multikultural (.pptxIAIN Metro
 
PAK berwawasan Kemajemukan dalam Membina Sikap Toleransi Beragama Siswa
PAK berwawasan Kemajemukan dalam Membina Sikap Toleransi Beragama SiswaPAK berwawasan Kemajemukan dalam Membina Sikap Toleransi Beragama Siswa
PAK berwawasan Kemajemukan dalam Membina Sikap Toleransi Beragama SiswaDella Gita Van Gobel
 
Makalah pancasila pada zaman reformasi
Makalah pancasila pada zaman reformasiMakalah pancasila pada zaman reformasi
Makalah pancasila pada zaman reformasiFany Mardiyanti
 
filsafat
filsafatfilsafat
filsafatrosny23
 
Identitas nasional
Identitas nasionalIdentitas nasional
Identitas nasionalDirga Januar
 
Makalah kerukunan umat_beragama
Makalah kerukunan umat_beragamaMakalah kerukunan umat_beragama
Makalah kerukunan umat_beragamaAswanPrinting
 

Similar to Membangun budaya dialog (20)

Slide-CPS102-CPS102-Slide-07.pptx
Slide-CPS102-CPS102-Slide-07.pptxSlide-CPS102-CPS102-Slide-07.pptx
Slide-CPS102-CPS102-Slide-07.pptx
 
MAKALAH pancasila.docx
MAKALAH pancasila.docxMAKALAH pancasila.docx
MAKALAH pancasila.docx
 
Saqya PPT.pptx
Saqya PPT.pptxSaqya PPT.pptx
Saqya PPT.pptx
 
1576209642_Ringkasan Nasionalisme.pdf
1576209642_Ringkasan Nasionalisme.pdf1576209642_Ringkasan Nasionalisme.pdf
1576209642_Ringkasan Nasionalisme.pdf
 
Alfaza 17060484163[1]
Alfaza 17060484163[1]Alfaza 17060484163[1]
Alfaza 17060484163[1]
 
Pluralisme menuju masyarakat majmuk
Pluralisme menuju masyarakat majmukPluralisme menuju masyarakat majmuk
Pluralisme menuju masyarakat majmuk
 
Tugas besar pancasila
Tugas besar pancasilaTugas besar pancasila
Tugas besar pancasila
 
Dakwah pada Masyarakat Multikultural (.pptx
Dakwah pada Masyarakat Multikultural (.pptxDakwah pada Masyarakat Multikultural (.pptx
Dakwah pada Masyarakat Multikultural (.pptx
 
PAK berwawasan Kemajemukan dalam Membina Sikap Toleransi Beragama Siswa
PAK berwawasan Kemajemukan dalam Membina Sikap Toleransi Beragama SiswaPAK berwawasan Kemajemukan dalam Membina Sikap Toleransi Beragama Siswa
PAK berwawasan Kemajemukan dalam Membina Sikap Toleransi Beragama Siswa
 
Makalah pancasila pada zaman reformasi
Makalah pancasila pada zaman reformasiMakalah pancasila pada zaman reformasi
Makalah pancasila pada zaman reformasi
 
iwayan sukarma.pdf
iwayan sukarma.pdfiwayan sukarma.pdf
iwayan sukarma.pdf
 
FILSAFAT PANCASILA
FILSAFAT PANCASILAFILSAFAT PANCASILA
FILSAFAT PANCASILA
 
Kepelbagaian budaya
Kepelbagaian budayaKepelbagaian budaya
Kepelbagaian budaya
 
Materi Makalah PPKn
Materi Makalah PPKnMateri Makalah PPKn
Materi Makalah PPKn
 
Buku pesantren
Buku pesantrenBuku pesantren
Buku pesantren
 
filsafat
filsafatfilsafat
filsafat
 
Identitas nasional
Identitas nasionalIdentitas nasional
Identitas nasional
 
Makalah kerukunan umat_beragama
Makalah kerukunan umat_beragamaMakalah kerukunan umat_beragama
Makalah kerukunan umat_beragama
 
Makalah pancasila
Makalah pancasilaMakalah pancasila
Makalah pancasila
 
identitas negara.ppt
identitas negara.pptidentitas negara.ppt
identitas negara.ppt
 

More from Lina Abu Bakar

Makalah pendidikan jasmani dan rohani
Makalah pendidikan jasmani dan rohaniMakalah pendidikan jasmani dan rohani
Makalah pendidikan jasmani dan rohaniLina Abu Bakar
 
Kertas kerja permainan tradisional
Kertas kerja permainan tradisionalKertas kerja permainan tradisional
Kertas kerja permainan tradisionalLina Abu Bakar
 
Hsp p kesihatan_y123456
Hsp p kesihatan_y123456Hsp p kesihatan_y123456
Hsp p kesihatan_y123456Lina Abu Bakar
 
Dsk pendidikan-kesihatan-thn-4
Dsk pendidikan-kesihatan-thn-4Dsk pendidikan-kesihatan-thn-4
Dsk pendidikan-kesihatan-thn-4Lina Abu Bakar
 
Dsk bahasa-malaysia-sk-thn-41
Dsk bahasa-malaysia-sk-thn-41Dsk bahasa-malaysia-sk-thn-41
Dsk bahasa-malaysia-sk-thn-41Lina Abu Bakar
 
20120308111042 jurnal reflektif
20120308111042 jurnal reflektif20120308111042 jurnal reflektif
20120308111042 jurnal reflektifLina Abu Bakar
 
20120117022018 penulisan tesis kertas cadangan_kertas kerja_laporan_pindaan
20120117022018 penulisan tesis kertas cadangan_kertas kerja_laporan_pindaan20120117022018 penulisan tesis kertas cadangan_kertas kerja_laporan_pindaan
20120117022018 penulisan tesis kertas cadangan_kertas kerja_laporan_pindaanLina Abu Bakar
 
20120107064301 prosedur pelaksanaan hari kokurikulum sekolah
20120107064301 prosedur pelaksanaan hari kokurikulum sekolah20120107064301 prosedur pelaksanaan hari kokurikulum sekolah
20120107064301 prosedur pelaksanaan hari kokurikulum sekolahLina Abu Bakar
 
20111220100217 modul hbef 2703 contoh penulisan kertas cadangan (1)
20111220100217 modul hbef 2703 contoh penulisan kertas cadangan (1)20111220100217 modul hbef 2703 contoh penulisan kertas cadangan (1)
20111220100217 modul hbef 2703 contoh penulisan kertas cadangan (1)Lina Abu Bakar
 
20120105112926 pengurusan kokurikulum sistem pertandingan_pindaan
20120105112926 pengurusan kokurikulum sistem pertandingan_pindaan20120105112926 pengurusan kokurikulum sistem pertandingan_pindaan
20120105112926 pengurusan kokurikulum sistem pertandingan_pindaanLina Abu Bakar
 
Dalam karangan masyarakat malaysia
Dalam karangan masyarakat malaysiaDalam karangan masyarakat malaysia
Dalam karangan masyarakat malaysiaLina Abu Bakar
 
Dummy serasi 2014 b4 30 april14
Dummy serasi 2014 b4 30 april14Dummy serasi 2014 b4 30 april14
Dummy serasi 2014 b4 30 april14Lina Abu Bakar
 
85787506 matematik-pelan-tindakan-dan-pelan-operasi
85787506 matematik-pelan-tindakan-dan-pelan-operasi85787506 matematik-pelan-tindakan-dan-pelan-operasi
85787506 matematik-pelan-tindakan-dan-pelan-operasiLina Abu Bakar
 

More from Lina Abu Bakar (20)

Monday
MondayMonday
Monday
 
Makalah pendidikan jasmani dan rohani
Makalah pendidikan jasmani dan rohaniMakalah pendidikan jasmani dan rohani
Makalah pendidikan jasmani dan rohani
 
Kertas kerja permainan tradisional
Kertas kerja permainan tradisionalKertas kerja permainan tradisional
Kertas kerja permainan tradisional
 
Hsp psk thn5
Hsp psk thn5Hsp psk thn5
Hsp psk thn5
 
Hsp p kesihatan_y123456
Hsp p kesihatan_y123456Hsp p kesihatan_y123456
Hsp p kesihatan_y123456
 
Hsp bm sk_y4
Hsp bm sk_y4Hsp bm sk_y4
Hsp bm sk_y4
 
Dsk pendidikan-kesihatan-thn-4
Dsk pendidikan-kesihatan-thn-4Dsk pendidikan-kesihatan-thn-4
Dsk pendidikan-kesihatan-thn-4
 
Dsk bahasa-malaysia-sk-thn-41
Dsk bahasa-malaysia-sk-thn-41Dsk bahasa-malaysia-sk-thn-41
Dsk bahasa-malaysia-sk-thn-41
 
20120308111042 jurnal reflektif
20120308111042 jurnal reflektif20120308111042 jurnal reflektif
20120308111042 jurnal reflektif
 
20120117022018 penulisan tesis kertas cadangan_kertas kerja_laporan_pindaan
20120117022018 penulisan tesis kertas cadangan_kertas kerja_laporan_pindaan20120117022018 penulisan tesis kertas cadangan_kertas kerja_laporan_pindaan
20120117022018 penulisan tesis kertas cadangan_kertas kerja_laporan_pindaan
 
20120107064301 prosedur pelaksanaan hari kokurikulum sekolah
20120107064301 prosedur pelaksanaan hari kokurikulum sekolah20120107064301 prosedur pelaksanaan hari kokurikulum sekolah
20120107064301 prosedur pelaksanaan hari kokurikulum sekolah
 
20111220100217 modul hbef 2703 contoh penulisan kertas cadangan (1)
20111220100217 modul hbef 2703 contoh penulisan kertas cadangan (1)20111220100217 modul hbef 2703 contoh penulisan kertas cadangan (1)
20111220100217 modul hbef 2703 contoh penulisan kertas cadangan (1)
 
20120105112926 pengurusan kokurikulum sistem pertandingan_pindaan
20120105112926 pengurusan kokurikulum sistem pertandingan_pindaan20120105112926 pengurusan kokurikulum sistem pertandingan_pindaan
20120105112926 pengurusan kokurikulum sistem pertandingan_pindaan
 
Dalam karangan masyarakat malaysia
Dalam karangan masyarakat malaysiaDalam karangan masyarakat malaysia
Dalam karangan masyarakat malaysia
 
Gaya hidup sihat
Gaya hidup sihatGaya hidup sihat
Gaya hidup sihat
 
Frasa klausa ayat
Frasa klausa ayatFrasa klausa ayat
Frasa klausa ayat
 
Dummy serasi 2014 b4 30 april14
Dummy serasi 2014 b4 30 april14Dummy serasi 2014 b4 30 april14
Dummy serasi 2014 b4 30 april14
 
Laksam kelantan
Laksam kelantanLaksam kelantan
Laksam kelantan
 
85787506 matematik-pelan-tindakan-dan-pelan-operasi
85787506 matematik-pelan-tindakan-dan-pelan-operasi85787506 matematik-pelan-tindakan-dan-pelan-operasi
85787506 matematik-pelan-tindakan-dan-pelan-operasi
 
Kata penguat
Kata penguatKata penguat
Kata penguat
 

Membangun budaya dialog

  • 1. MEMBANGUN BUDAYA DIALOG ( J. Pujasumatra ) Pengantar Sarasehan dan dialog antar agama ini kita selenggarakan dalam rangka merayakan Hari Raya Waisak 2545. Serasehan ini dapat kita jadikan kesempatan untuk berdialog, suatu kesempatan bagi kami, umat Katolik, untuk melaksanakan ajaran Konsili Vatikan II sebagaimana tertuang dalam "Pernyataan tentang Hubungan Gereja dengan agama-agama bukan Kristiani" (Nostra Aetate, 28 Oktober 1965) "Gereja mendorong para putera-puterinya, supaya dengan bijaksana dan penuh kasih, melalui dialog dan kerja sama dengan para penganut agama-agama lain, sambil memberi kesaksian tentang iman serta perihidup Kristiani, mengakui, memelihara dan mengembangkan harta kekayaan rohani dan moral serta nilai-nilai sosio-budaya, yang terdapat pada mereka". (NA, 2). Dalam pernyataan itu mengenai Buddhisme dijelaskan secara singkat sbb, "Buddhisme dalam pelbagai alirannya mengakui, bahwa dunia yang serba berubah ini sama sekali tidak mencukupi, dan mengajarkan kepada manusia jalan untuk dengan jiwa penuh bakti dan kepercayaan memperoleh keadaan kebebasaan yang sempurna, atau - entah dengan usaha sendiri entah berkat bantuan dari atas - mencapai penerangan yang tertinggi." (NA, 2). Dialog itulah yang hendak kita kembangkan dalam realitas Indonesia . Realita Indonesia : Membangun Budaya Dialog Realitas Indonesia adalah realitas beragam: beragam dalam budaya, agama dan kondisi sosial-ekonomi-politik. Dalam keragaman beragama Indonesia merupakan tanah subur bagi benih-benih penghayatan agama-agama : agama-
  • 2. agama asli, Hindu, Buddha, Islam, Konghucu, Kristen/Katolik. Suku-suku yang beraneka memperkaya keberagaman budaya. Realitas pahit yang mewarnai kondisi sosial-ekonomi-politik adalah kesenjangan dalam kepemilikan ; realitasnya mayoritas penduduk Indonesia miskin karena ketidakadilan yang struktural sifatnya. Terhadap realitas tersebut penghayatan agama baru benar-benar relevan bagi realitas masyarakat Indonesia, bila umat mengembangkan dialog tiga arah : dialog dengan kaum miskin, dialog dengan berbagai umat beragama lain, dan dialog dengan budaya setempat. Istilah "dialog" bentukan dari kata Yunani : "dia" dan "loge". Dia = mendalam, menembus; loge = pembicaraan. Arti kata dialog adalah pembicaraan mendalam, yang mengantar orang sampai pada pengenalan akan jati dirinya sebagai manusia. Karena itu membangun budaya dialog berarti mengembangkan sikap hidup bersama saling menghargai dan menghormati sebagai manusia, citra Allah. Citra Allah itulah jati diri manusia terdalam yang melampaui kemajemukan manurut suku, agama, ras serta golongan. Membangun budaya dialog merupakan upaya mengembangkan sikap iman yang terbuka. Karena keberagaman pemahaman (teologis) akan makna keselamatan,umat beragama dapat mengambil sikap yang berbeda dalam relasinya dengan umat yang lain. Sikap eksklusif sektarian muncul dari pemahaman, bahwa keselamatan untuk kelompok agamanya melulu di luar agamanya sebagai institusi tidak ada keselamatan. Paham demikian ini menjadi tanah gersang bagi dialog. Karena itu, harus di tinggalkan, dan di kembangkan sikap inklusif toleran, terbuka, menerima yang lain, karena diluar agamanya ada juga benih-benih keselamatan. Dalam sikap toleran ini yang lain di terima sebagai realitas yang-apa boleh buat harus diterima sebagai beban sosial. Karena itu sikap inklusif toleran perlu di kembangkan lagi menjadi sikap plural dialogal sikap yang menghargai pluralitas sebagai realitas hidup bersama, yang dalam dialog pluralitas itu justru menjadi rahmat yang saling melengkapi dan memperkaya. Realitas Indonesia dewasa ini di tandai pula oleh proses transisi dari pola hidup yang lama menuju pola hidup baru,
  • 3. sebagai dampak dari krisis multi dimensi. Dalam masa transisi ini kepentingan-kepentingan sesaat dari kelompok tertentu menjadi ancaman nyata bagi terjadinya dialog yang jujur, ikhlas dan tulus hati. Oleh karena itu, hendaknya kita mulai berani menggali mutiara berharga yang selama tiga dekade terpendam dalam lumpur KKN mutiara itu adalah Pancasila. Pancasila : Daya Untuk Melayani Rakyat Dalam proposal sarasehan umat beragama ini di cantumkan dasar pemikiran antara lain : "Pancasila sebagai dasar negara kesatuan Republik Indonesia wajib di pahami serta di amalkan oleh seluruh bangsa Indonesia secara baik dan benar" (h.1) pemikiran tersebut hendaknya kita jadikan sebagai dasar bagi upaya untuk membangun masyarakat Indonesia baru. Dalam kondisi bangsa yang mati rasa dewasa ini, perlu di bangkitkan kesadaran kita akan nilai-nilai universal yang telah pernah tumbuh dari budaya bangsa sebagai dasar untuk membangun masyarakat Indonesia baru, berdasar pada nilai-nilai yang dituangkan dalam Pancasila yang dikembangkan dalam wacana publik, kita ciptakan suatu budaya hidup bersama ("corporate culture") sebagai bangsa Indonesia. Bila nilai-nilai Pancasila dapat di terangkan secara kontekstual pada jaman ini, tanpa terjebak dalam sloganisme, saya kira kita dapat melaksanakan peran kita untuk menggali lagi nilai-nilai universal yang tersimpan dalam Pancasila, dan mengajak seluruh masyarakat Indonesia yang majemuk dalam SARA ini untuk melakukan yang sama dan mencari aktualisasinya pada konteksnya masing-masing dalam kerjasama dengan semua orang yang berkehendak baik. Saya berpendapat, bahwa upaya penggalian nilai-nilai Pancasila itu sekarang ini sangat penting, setelah ki ta mengambil jarak secukupnya dari Pancasila di jadikan slogan untuk melegitimasi regim orde baru menuju > era pemberdayaan masyarakat yang memerlukan nilainilai universal nuntuk mendasari hindup bermasyarakat, berbangsa bernegara. Secara kreatif untuk jangka jauh ke depan perlu
  • 4. diusahakan melalui lembaga pendiddikan formal maupun non formal : suatu pendidikan kewargaan yang memerdekakan ("a civic education for liberation ") yang mengantar warga bangsa ini menjadi manusia-manusia yang merdeka yanbg dewasa dan bertanggung jawab. Dan untuk jangka pendek "Hentikan segera perselisihan antar elite !" (Lh KOMPAS 20 April 2001, h.6 ) Dalam Surat Gembala Paska 2001 para Gembala Gereja katolik mengingatkn kita akan pentingnya Pancasila sebagai falsafah dasar negara, yang dapat di mengerti sebagai daya untuk melayani rakyat. "Dalam hubungan ini kami ingatkan kembali mengenai pentingnya Pancasila. Kenyataan bahwa Pancasila di bawah pemerintahan Orde Baru telah disalahgunakan sebagai ideologi penunjang pemerintahan yang tidak mau mencari legitemasi rakyat, tidak boleh menjadi alasan untuk meremehkan Pancasila. Hanya atas dasar Pancasila pluralitas etnik, budaya, religius dan sosial masyarakat seluruh Nusantara bersepakat mau bersatu dalam satu negara. Demi persatuan dan kesatuan bangsa komitmen bangsa Indonesia pada Pancasila sebagai falsafah dasar negara perlu senantiasa ditegaskan kembali. Kita memerlukan Pancasila yang dimengerti sebagai daya untuk melayani dan bukan untuk menguasai. Ketika Pancasila hanya dimengerti dalam bahasa kekuasaan, maka politik merupakan usaha penumpukan kekuasaan untuk diri seseorang atau kelompoknya sendiri dan demikian matilah moral politik yang hakekatnya untuk kesejahteraan bersama. Peristiwa-peristiwa penuh kekerasan yang menelan banyak korban merupakan akibat darikekuasaan yang dijadikan panglima. Mari kita bangkit bersama, menghidupkan kembali politik dalam dayanya untuk melayani. Mari kita hayati kembali Pancasila sebagai daya untuk melayani rakyat banyak menuju kesejahteraan yang merata. Mari kita bangkit dan Pancasila kita jadikan daya sosial, kekuatan untuk integrasi, misalnya integrasi antara mereka yang datang sebagai transmigran dan penduduk asli. Mari kita
  • 5. jadikan Pancasila sebagai kekuatan untuk terbinanya solidaritas antara yang memiliki lebih dan mereka yang berkekurangan, antar mereka yang lebih terpelajar dan mereka yang masih terbelakang. Dengan demikian politik yang dikembangkan adalah untuk kesejahteraan bersama. Dengan demikian subur kembalilah persaudaran dan solidaritas nasional secara nyata. "(Lh. Surat Gembala Paska 2001 "Tekun dan Bertahan dalam Pengharapan" Menata Moralitas Bangsa, h. 21 - 22). Peran Tokoh Agama Dalam Mempersatukan Bangsa Tokoh agama - karena ditokohkan - diandaikan telah mengalami proses penerangan (enlightment), sehingga menjadi seorang yang tercerahkan (enlighted) karena pengalaman akan yang Transenden. Dengan terang ilahi ia diharap sekali tidak mencukupi. Pengalaman akan Yang Transenden menjadi pengalaman yang memerdekakan dari kesempitan realitas dunia, membebaskan manusia dari topeng-topeng yang menutupi jatidirinya yang terdalam. Pengalaman religius tersebut dapat mengantar seseorang untuk terbuka hati, budi dan pikirannya, untuk menjangkau cakrawala tanpa batas dalam membangun solidaritas antar manusia yang multidimensi. Dalam konteks Indonesia yang majemuk ini menjadi religius (being religious) berarti menjadi antar religius (being interreligius). Menjadi antar religius itu diwujudkan dalam dialog dan kerja sama dengan siapapun yang berkehendak baik. Dalam mengembangkan dialog dan kerja sama itu tokoh agama perlu melaksanakan fungsi kepemimpinan yang mengikutsertakan (partisipatif), mengembangkan (transformatif) dan memberdayakan (empowering) seluruh umatnya. Kepemimpinan yang mengikutsertakan berarti menyediakan ruang bagi umat untuk ambil bagian, berpartisipasi serta terlibat aktif dalam proses penerangan hati, budi dan pikiran untuk dapat mengenali kebenaran sejati. Kepemimpinan yang mengembangkan berarti mengupayakan umat berkembang, menjadi mampu
  • 6. mengubah serta membarui diri dan situasi masyarakat secara mendasar, agar terjadi perubahan struktural paradigmatik. Dan kepemimpinan yang memberdayakan berarti menerima, mengakui dan sedia berbagi karunia di antara umat, agar seluruh umat semakin berdaya karena saling melengkapi dan memperkaya. (Bdk. Arah Dasar Keuskupan Agung Semarang (2001-2005, h. 23-25)). Dengan pola kepemimpinan sedemikian itu dapat dikembangkan pula komunitas-komunitas basis antar religius yang terbuka pada jaringan komunikasi dan kerja sama, semakin mendalam dan meluas. Semoga sarasehan untuk dialog ini dapat menjadi kesempatan bagi kita untuk berjalan bersama melalui jalan kebenaran dengan jiwa penuh bakti dan kepercayaan memperoleh keadaan kebebasan yang sempurna atau mencapai penerangan tertinggi. Semarang, 22 April 2001 Disampaikan dalam Sarasehan Umat Beragama, yang diselenggarakan oleh PC Majelis Agama Buddha Theravada Indonesia (Magabudhi) Kota Semarang, di Vihara Tanah Putih, Semarang, pada tanggal 22 April 2001. DO'A UNTUK PERDAMAIAN Allah, yang maha pengasih dan maha penyayang, Sang Tiratana Al Rahman wa 'al Rahim, sumber kasih yang mempersatukan, dariMu kami berasal dan padaMu kami berakhir Kauciptakan kami manusia, pria dan wanita di bumi Indonesia ini. Kami bersyukur atas segala anugerah dariMu Terutama persaudaran yang boleh kami bangun bersama. Selamatkanlah bangsa kami, Bebaskan dari kekuatan-kekuatan jahat yang merusak dan mencerai-beraikan
  • 7. Curahkanlah ke dalam hati kami Ruh Ilahi-Mu daya kekuatan kebenaran yang memperdayakan kami membangun persaudaran sejati di antara kami. Kembangkan sikap rendah hati, agar kami bersedia masuk ke dalam kerahiman-Mu sendiri, bersilaturahmi, supaya kami dapat lahir kembali menjadi manusia-manusia baru untuk membangun Indonesia tercinta. Doronglah kami supaya dapat bertekun dan setya, jujur, ikhlas dan tulus hati menebarkan benih-benih berkah di bumi Indonesia ini. Supaya damai sejahtera merata ditengah-tengah kami Doa ini kami panjatkan kepadaMu demi kemuliaan nama-Mu Dan demi keselamatan seluruh bangsa kami. Amin Didoakan bersama di : 1. PONDOK PESANTREN RIBATUL MUTA'ALLIMIN Pekalongan pada Serasehan Perdamaian (Upaya Preventif Mencegahkan Kekerasan yang berkedok Agama), Senin, 26 Maret 2001 M, 1 Muharram 1422 H ; 2. VIHARA TANAH PUTIH, Jl. Dr. Wahidin 12, Semarang pada Sarasehan Umat Beragama, Minggu, 22 April 2001 menjelang Hari Raya Waisak 2545.