SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Tugas Terstruktur                          Dosen Pembimbing

FIQIH                                      IMAM HANAFI, MA

                    MAKALAH FIQIH MUAMALAH


                      THAHARAH




                        DISUSUN OLEH

                          FAUZIAH

                    ISNINA MULYANI SYAM

                    RICHA DWI RAHMAWATI

                    TANIA NATASATYA D.P.



                     FAKULTAS PSIKOLOGI
     UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
                       TAHUN 2012/2013
BAB I

                                 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
           Thaharah, shalat, dan dzikir merupakan ibadah yang esensial bagi muslim tanpa
kecuali. Ibadah ini tidak pernah gugur kewajibannya oleh sebab apapun, sementara ibadah
lainnya (puasa, zakat , dan haji) dapat gugur kewajibannya karena syarat istiho‟ah
(kemampuan). Oleh karena itu, wajib bagi setiap kitauntuk mengetahui syariatnya secara
global maupun detailnya. Selanjutnya wajib bagi kita untuk melaksanakan sesuai dengan
ilmu yang kita ketahui terhadap kesempurnaan Islam seperti firman Allah swt. “al-yauma
akmaltu lakun diinukum wa atmamtu „alaikum ni‟matii wa rodliiti lakum al-islaama diina”.
(QS. Al-Maidah : 3)
           Dalam kedokteran Islam, kesehatan adalah keadaaan seseorang secara alamiah
atau normal yang dalam keadaan itu tuhan menciptakan manusia (fitrah). Penekanan besar
yang diberikan pada pencegahan penyakit adlah konsekuensi langsung dari ajaran syariat
Islam. Kita harus menjaga dan menghargai kesehatan diri yang merupakan pemberian Allah
sebelum ditimpa penyakit. Tanggapan demikian melibatkan semua aspek eksistensi, spiritual,
psikologis, dan fisik seseorang. Thaharah sangat bertepatan dengan prinsip-prinsip hygiene,
shalat menggambarkan gerakan kehidupan fisiologis, sementara dzikir merupakan wujud
eksistensi ruhiyah manusia.
           Agama Islam memberikan perhatian yang sangat besar terhadap kesucian
(thaharah) dan kebersihan. Sebagian dari amalan-amalan dan kewajiban-kewajiban syar'i
tidak dianggap sah kecuali jika dilakukan dengan bersuci (thaharah). Menurut agama Islam,
sebagian dari sesuatu adalah tidak suci sehingga senantiasa atau dalam kondisi-kondisi
tertentu harus dihindari. Di dalam fikih agama Islam, selain terdapat kebersihan dan kesucian
yang senantiasa merupakan hal yang terpuji, terdapat pula jenis pensucian yang khas (yaitu
wudhu dan mandi) yang disebut pula dengan thaharah, dimana kadangkala memiliki hukum
wajib dan kadangkala mustahab.
           Hukum-hukum thaharah, segala sesuatu yang mensucikan (muthahirat), tata cara
pensucian tubuh, pakaian dan benda-benda lainnya, demikian juga segala sesuatu yang najis
dan tidak suci, dan segala hal yang berkaitan dengan persoalan ini, akan dijelaskan dalam bab
yang bernama thaharah.


B. Rumusan masalah
   1. Apa yang dimaksud dengan thaharah ?
   2. Bagaimana melakukan thaharah ?
   3. Apa-apa saja pembagian thaharah ?
   4. Apa saja yang dapat digunakan dalam berthaharah ?


C. Tujuan
            Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan
tentang thaharah, pembagiannya, serta bagaimana cara mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Berikut akan dijelaskan macam macam bersuci, cara-cara bersuci dan pembagiannya:
a. Macam- macam air dan pembagiannya
b. Macam-macam najis dan tingkatannya
c. Istinja‟
d. Mandi
e. Haidh
f. Berwudlu
g. Bersiwak
h. Tayamum
i. Mengusap khuffain
BAB II

                                   PEMBAHASAN

   A. Pengertian THAHARAH


   Thaharah menurut bahasa artinya “bersih” sedangkan menurut syara‟ berarti bersih dari
hadast dan najis. Bersuci karena hadast hanya di bagian badan saja, hadast terbagi dua yaitu:
hadast besar dan hadast kecil, menghilangkan hadast besar yaitu dengan mandi atau
tayammum dan menghilangkan hadast kecil dengan berwudlu atau tayammum. Bersuci dari
najis berlaku pada badan, pakaian dan tempat, salah satu cara menghilangkannya yaitu
dengan cara dicuci dengan air suci dan mensucikannya.
Kedudukan thaharah dalam ibadat:
   Thaharah merupakan masalah yang sangat penting dalam agama dan merupakan pangkal
pokok dari ibadat yang menjadi penyonsong bagi manusia dalam menghubungkan diri
dengan Tuhan.




   B. macam-macam thaharah/bersuci
       a. Macam-macam air dan pembagiannya
           Alat terpenting untuk bersuci adalah air, ditinjau dari segi hukumnya, air dapat
       dibagi menjadi 4 macam:
   -   Air mutlak (air yang sewajarnya) yaitu air suci yang dapat mensucikan (thahir-
       muthahir) artinya air itu dapat digunakan untuk bersuci, misalnya air hujan, air sungai
       atau air laut, air sumur, air salju dan air embun.
   -   Air makhruh yaitu air yang suci dan dapat mensucikan tetapi makhruh digunakannya,
       seperti air musyammas (air yang dipanaskan dengan panas matahari).
   -   Air suci tetapi tidak dapat digunakan untuk bersuci (thahirghairu muthahhir) yaitu air
       yang boleh diminum tetapi tidak sah untuk bersuci misalnya: air kopi, air the, air
       limun, air kelapa dll.
   -   Air mutanajjis yaitu air yang terkena najis, yg berubah bau, rupa dan rasanya.
b. Macam-macam najis dan tingkatannya
               Najis (najasah) menurut bahasa artinya kotoran, sedangkan menurut syara‟ berarti
           yang mencegah sahnya shalat, seperti air kencing dan sebagainya, najis dapat dibagi
           menjadi tiga bagian:
       -   Najis mughalladzah yaitu najis yang sangat berat yakni najis yang timbul dari najis
           anjing dan babi. Cara mensucikannya ialah lebih dahulu dihilangkan wujud benda
           najis itu, kemudian baru dicuci bersih dengan air sampai tujuh kali dan permulaan di
           antara pensucian itu dicuci dengan air yang bercampur tanah.
       -   Najis mukhaffah yaitu najis yang rinngan seperti air kencing bayi laki-laki yang
           umurnya kurang dari dua tahun dan belum makan apa-apa kecuali air susu ibunya.
       -   Najis mutawassithah (sedang) yaitu kotoran sperti kotoran manusia atau binatang, air
           kencing, nanah, darah, bangkai (selain bangkai ikan,belalang dan mayat manusia) dan
           najis-najis yang lain selain yang tersebut dalam najis ringan dan berat.


           c. Istinja’
               Istinja‟ adalah bersuci dari buang air besar atau buang air kecil, istinja‟ dapat
           dilakukan dengan salah satu dari tiga cara yaitu :
       1. Membasuh tempat keluarnya najis dengan air sampai bersih
       2. Membersihkan dengan batu atau kertas sampai bersih, sekurang-kurangnya dengan
           tiga tepi dari sebuah batu, jika tidak ada batu dapat digunakan benda-benda yang lain
           asal kesat/keras.
       3. Dibersihkan terlebih dahulu dengan batu kemudian baru dibasuhnya dengan air.

Syarat-syarat istinja‟ dengan batu atau benda yang keras:

       -   Batu atau benda itu keras dan harus suci serta dapat untuk membuang/membersihkan
           najis.
       -   Batu atau benda itu tidah bernilai (dihormati) misalnya bukan bahan makanan dan
           bukan batu masjid.
       -   Sekurang-kurangnya dengan tiga kali sapuan dan sampai bersih
       -   Najis yang akan dibersihkan belum kering
       -   Najis itu tidak pindah dari tempat keluarnya, misalnya pindah ke kaki dan sebagainya.
-   Najis itu belum bercampur dengan benda lain misalnya tidak terpercik oleh air
    padanya.


    d. Mandi
       Mandi wajib ialah mandi yang wajib dilakukan bagi mengangkat hadas yang
besar setelah berlaku salah satu daripada sebab-sebab yang menyebabkan wajibnya
mandi wajib seperti bersetubuh.


Sebab-sebab wajib mandi
1. Melakukan persetubuhan yaitu memasukkan kepala hasafah ke dalam faraj meskipun
tidak keluar air mani.
2. Keluar air mani walaupun tidak bersetubuh
3. Mati kecuali mati syahid
4. Suci daripada Haid.apabila seseorang perempuan telah suci daripada haidnya maka
wajiblah dia mandi dengan segera.
5. Suci dari darah nifas yaitu darah yang keluar sesudah melahirkan anak.
6. Wiladah yaitu melahirkan anak


Rukun Mandi Wajib


1. Niat yaitu dengan lafaz niatnya:




“Sengaja aku mengangkat hadas besar karena Allah Taala”


2. Menghilangkan semua najis daripada anggota badan.
3. Meratakan air ke seluruh badan


Sunat-sunat mandi wajib


1. Membaca bismillah.
2. Mencuci faraj dan dubur dengan air bersih
3. Kalau ada najis ditubuh badan hendaklah dibersihkan terlebih dahulu.
4. Sunat berwudhu‟
5. Menjirus air kebadan dimulakan dari sebelah kanan.


Perkara yang dilarang bagi orang yang berhadas besar.


1. Mengerjakan solat,termasuk juga sujud syukur,sujud tilawah,membaca khutbah
jumaat.
2. Melakukan tawaf di Baitullah.
3. Menyentuh dan membaca al-Quran
4. Berhenti di dalam masjid atau berulang-alik di dalamnya.
5. Berpuasa dan sebagainya.




    e. Haidh


Pengertian haidh
          Adalah darah yang keluar dari rahim wanita yang sudah baligh yang mana
keluarnya tiap-tiap bulan sedikitnya 1 (satu) hari satu malam dan umumnya tujuh hari
lamanya. Menurut para Ulama dan kenyataan, wanita mengeluarkan darah haidh (dating
bulan) sekurang-kurangnya berusia 9 tahun. Haidh merupakan suatu tanda yang
menunjukkan batas umur bagi perempuan menjadi baligh. Baligh yang artinya sampai
umur, hingga ia disebut orang mukallaf.


Tanda-tanda seseorang sudah baligh ialah:
-   Menurut para psycholog/ahli ilmu jiwa orang dikatakan dewasa apabila ia sudah
    berusia 16/17 tahun bagi laki-laki dan 14/15 bagi wanita.
-   Telah bermimpi bersetubuh baik laki-laki maupun perempuan.


    f. Berwudhu’
Wudhu‟ adalah perbuatan thaharah dengan cara mencuci bagian-bagian tubuh
tertentu (anggota wudhu‟) sesuai syariat Islam (syarat dan rukun). Kita dapat memahami
bahwa anggota wudhu‟ yang dibasuh adalah bagian-bagian tubuh yang biasanya terpapar
pada dunia luar. Bagian-bagian tersebut umumnya tidak tertutup pakaian, bahkan menjadi
alat kontak tubuh kita dengan lingkungan, sehingga paling banyak mengalami kontaminasi
(kotoran) dan oleh karena inilah perlu dibasuh. Inilah aspek hygiene memandang terhadap
ritual wudhu‟.
           Perintah wajib wudhu‟ bersamaan dengan perintah wajib shalat lima waktu, yaitu
satu tahun setengah sebelum Hijriyah.

           Syarat-syarat wudhu‟

           a. Islam.
           b. Mumaiyiz.
           c. Tidak berhadas besar.
           d. Dengan air suci dan menyucikan.
           e. Tidak ada yang menghalangi sampainya air ke kulit seperti getah dan
                 sebagainya yang melekat diatas kulit anggota wudhu‟.

           Fardhu (rukun) wudhu‟

                 1. Niat. Hendaklah berniat (menyengaja) mengangkatkan hadats atau
                    menyengaja berwudhu‟. Yang dimaksud dengan niat menurut syara‟ yaitu
                    kehendak sengaja melakukan pekerjaan atau amal karena tunduk kepada
                    hukum Allah swt.
                 2. Membasuh muka. Batas muka yang wajib dibasuh ialah dari tempat
                    tumbuh rambut kepala sebelah atas sampai kedua tulang dagu sebelah ke
                    bawah; lintangnya, dari telinga ke telinga; seluruh bagian muka yang
                    tersebut wajib dibasuh, tidak boleh ketinggalan sedikitpun, bahkan wajib
                    dilebihkan sedikit agar kita yakin terbasuh semuanya.
                 3. Membasuh dua tangan sampai siku. Maksudnya siku juga wajib dibasuh.
4. Menyapu sebagian kepala. Walau sebagian kecil sekalipun, sebaiknya
       tidak kurang dri selebar ubun-ubun, baik yang disapu itu kulit kepala atau
       rambut.
   5. Membasuh dua telapak kaki sampai mata kaki. Maksudnya, dua mata kaki
       juga dibasuh.
   6. Menertibkan rukun-rukun diatas. Selain dari niat dan membasuh muka,
       keduanya wajib dilakukan bersama-sama dan didahulukan dari yang lain.


Macam-macam air dan pembagian air yang diperbolehkan utk bersuci
a. Air suci dan menyucikan. Air yang demikian boleh diminum dan sah dipakai
   untuk menyucikan (membersihkan) benda lain, yaitu air yang jatuh dari langit
   atau terbit dari bumi dan masih tetap (belum berubah) keadaannya, seperti air
   hujan, air laut, air sumur, air es yang sudah hancur kembali, air embun, dan air
   yang keluar dari mata air.
b. Air suci tetapi tidak menyucikan. Berarti zatnya suci tetapi tidak sah dipakai
   untuk menyucikan sesuatu. Termasuk dalam bagian ini ada tiga macam air :
           Air yang telah berubah salah satu sifatnya dengan sebab bercampur
           dengan suatu benda yang suci selain dari perubahan yang tersebut
           diatas, seperti air kopi, teh, dan sebagainya.
           Air sedikit, berarti kurang dari dua qullah (216 liter), sudah terpakai
           untuk mengangkatkan hadats atau menghilangkan hokum najis, sedang
           air itu tidak berubah sifatnya dan tidak pula bertambah timbangannya.
           Air pohon-pohonan atau air buah-buahan, seperti air yang keluar dari
           tekukan pohon kayu (air nira), air kelapa, dan sebagainya.
c. Air yang bernajis (mutanajis). Air yang masuk bagian ini ada dua macam :
           Sudah berubah salah satu sifatnya sebab najis, air ini tidak boleh
           dipakai lagi, baik airnya sedikit ataupun banyak, hukumnya seperti
           najis.
           Air bernajis tetapi tidak berubah salah satu sifatnya, air ini kalau
           sedikit, berarti kurang dari dua qullah tidak pula boleh dipakai lagi,
malahan hukumnya sama dengan najis. Kalau air itu banyak, berarti
                      dua qullah atau lebih, hukumnya tetap suci dan mensucikan.
           d. Air yang makruh dipakai. Yaitu yang berjemur pada matahari dalam bejana
               emas atau perak, air ini makruh dipakai untuk badan, tidak untuk pakaian,
               terkecuali air yang terjemur di tanah seperti air sawah, air kolam, dan tempat-
               tempat yang bukan bejana yang mungkin berkarat.




       g. Bersiwak (bersugi)

   Bersiwak atau bersugi artinya menggosok gigi dengan benda yang kesat dan harum.
Rasulullah sangat gemar bersiwak yakni menggosok giginya baik dikala beliau sedang
berpuasa maupun tidak. Juga dikala waktu berwudlu dan ketika beliau hendak shalat.
Bersiwak itu banyak manfaatnya, dia dapat mewangikan mulut, menguatkan gusi dan
menghilangkan penyakit gigi. Makruh bersiwak bagi orang-orang yang sedang berpuasa
karena bau mulut orang yang sedang berpuasa itu dinyatakan lebih harum dari dibandingkan
dengan minyak kasturi.




       h. Tayammum

Tayammum menurut bahasa berarti menuju,sedangkan menurut syara‟ ialah mempergunakan
tanah yang bersih guna menyapu muka dan tangan untuk mengangkat hadast menurut cara
yang telah ditentukan oleh syara‟.

Pada suatu ketika tayammum dapat menggantikan wudlu dan mandi janabah dengan syarat-
syarat tertentu. Tayammum adalah suatu rukhshah/keringanan bagi orang-orang yang tidak
diperkenankan menggunakan air karena sakit atau kesulitan untuk mendapatkan air, berikut
orang-orang yang diperbolehkan bertayammum adalah:

   -   Orang yang sedang sakit bila terkena air bagian anggota wudlu‟nya akan bertambah
       sakitnya menurut dokter.
   -   Karena dalam perjalanan dan sangat sulit untuk mendapatkan air.
-   Karena tdk ada air.

    Syarat Sah Tayamum :
    - Telah masuk waktu salat
    - Memakai tanah berdebu yang bersih dari najis dan kotoran
    - Memenuhi alas an atau sebab melakukan tayamum
    - Sudah berupaya / berusaha mencari air namun tidak ketemu
    - Tidak haid maupun nifas bagi wanita / perempuan
    - Menghilangkan najis yang yang melekat pada tubuh

    Sunah / Sunat Ketika Melaksanakan Tayamum :
    - Membaca basmalah
    - Menghadap kearah kiblat
    - Membaca doa ketika selesai tayamum
    - Medulukan kanan dari pada kiri
    - Meniup debu yang ada di telapaktangan
    - Menggodok selajari setelah menyapu tangan hingga siku

    RukunTayamum :
    - Niat Tayamum.
    - Menyapu muka dengan debuatautanah.
    - Menyapu kedua tangan dengan debu atau tanah hingga kesiku.

    Tata Cara / PraktekTayamum :
    - Membaca basmalah
    - Renggangkanjari-jemari, tempelkankedebu, tekan-tekan hingga debu melekat.
    - Angkat kedua tangan lalutiup telapak tangan untuk menipiskan debu yang
    menempel, tetapi tiup kearah berlainan dari sumber debu tadi.
    - Niat tayamum :Nawaytut tayammumalistibaahatishhalaati fardhollillahita'aala (Saya
    niat tayammum untuk diperbolehkan melakukan shalat karena Allah Ta'ala).
    - Mengusap telapak tangan kemuka secara merata
    - Bersihkan debu yang tersisa di telapak tangan
- Ambil debu lagi dengan merenggangkan jari-jemari, templekan kedebu, tekan-tekan
         hingga debu melekat.
         - Angkat kedua tangan lalu tiup telapak tangan untuk menipiskan debu yang
         menempel, tetapi tiup kearah berlainan dari sumber debu tadi.
         - Mengusap debu ketangan kanan lalu ketangan kiri




GAMBAR TAYAMUM



         i. Mengusap khuffain
     Kuff ialah sepatu yang menutup rapat telapak kaki, mengusap dua khuff itu termasuk
     suatu rukhshah (keringanan) dalam berwudlu.
     Syarat-syarat diperbolehkan mengusap khuffain adalah:
     -   Dua khuff (sepatu) itu menutupi bagian kaki yang wajib dibasuhi.
     -   Keduanya dalam keadaan suci
     -   Keduanya kuat dapat untuk berjalan
     -   Keduanya dipakai sehabis selesai bersuci


         Cara mengusapnya:
     -   Cara mengusap dua sepatu ini adalah dilakukan setelah mengerjakan wudlu, setelah
         itu baru mengusap khuffain.
     -   Di usap atau disapukan kebagian atas khuff dengan tidak usah mengusap bagian
         bawah nya
Sebab-sebab batalnya mengusap khuffain adalah:
       -   Terbuka atau tanggalnya khaff itu sendiri
       -   Habis batas waktunya
           Jadi jika terjadi salah satu dari tiga perkara tersebut di atas, maka saat berwudlu wajib
           membasuh kaki seperti biasa.



C. HUBUNGAN THARARRAH DENGAN ILMU LAINNYA

a.Wudhu, Anatomi tubuh dan konsep Hygiene

       Prinsip thahara h adalah mengangkat najis dan hadats besar maupun kecil, sebagai syarat
sahnya peribadatan yang berkaitan denganya.

       Dalam kesempatan ini akan dibahas pandangan kedokteran terhadap ritual wudlu. Wudlu
adalah perbuatan thaharah dengan cara mencuci bagian-bagian tubuh tertentu (anggotawudlu)
sesuaisyariat islam (syariat dan rukun).

       Kita dapat memahami bahwa anggota wudlu yang dibasuh adalah bagian-bagian tubuh
yang biasanya terpapar pada dunia luar.Bagian-bagian tersebut umumnya tidak tertutuppakaian,
bahkan memang menjadialatkontak tubuh kita dengan lingkungan, sehingga paling banyak
mengalami kontaminasi (kotoran) dan oleh karenainilah yang secaralogis paling perlu
dibasuh.Inilah aspek hygiene memandang terhadap ritual wudlu.

        pada ujung-ujung tubuh (kepala,tangan,kaki). Bagian-bagian tersebut paling banyak
mengandung susunan tulang dan sendi, dan banyak pula melakukan gerakan-gerakan. Dalam
kaitanya dengan ritual wudlu, dimana pembasuhan anggota wudlu kebanyakan 3 kali, ada yang 1
kali, maka timbul suatu pertanyaan: “ adakah rahasia matematis hubungan ritual wudlu dengan
susun antulang dan sendi?”. Jumlah tulang manusia dewasaada 206 ruas. Akan tetapi secara
embriologis pusat penulangan semasa kehidupan janin dalam kandungan itu ada 350-
anpusatpenulangan, yang kemudian banyakpusat-pusat penulangan yang menyatu, membentuk
satu tulang dewasa. Bilangan pusat penulangan ini dekat dengan bilangan haridalam 1 tahun.
Sampai saat ini masih dalam kajian, akan adanya rahasia matematis tersebut. Ada 2 premis
(dariHadits) :

1.Apabila kamu ditimpa demam 1 hari, kemudian kamu bersabar, kamu akan mendapat pahala
seperti ibadah 1 tahun

2. Tiap-tiap ruas tulang anak adam itu sedekah nya setiap hari.

       Dari 2 premis tersebut dapat dihubungkan ,bahwa tubuh ini mengandung tulang sejumlah
bilangan hari dalam setahuan. Tulang-tulang penyusun anggota wudlu jumlahnya tertentu,
dikalikan masing-masing dengan jumlah kali pembasuhan pada ritual wudlu, akan ketemu
jumlah sama dengan bilangan kseluruhan jumlah tulang manusia. Dengan demikian, membasuh
anggota wudlu pada ritual wudlu ini seakan-akan sudah membasuh seluruh tubuh.

       Apabila kajian ini tuntas/benar maka ini akan menjadi bukti ilmiah kemu‟jizatan syariat
islam. Kita ketahui bahwa mahluk Tuhan yang memiliki susunan tulang itu banyak jenis atau
spesiesnya, tetapi dalam jumlah hal tulang tidak ada yang sama dengan manusia. Demikian juga
ritual wudlu (bersuci) dimiliki olh semua/ kepercayaan, akan tetapi islam secara mendetail
menjelaskan keunikan sekaligus kemu‟jizatan yang tidak ada pada syariat lain.

b. Hubungan Thaharah Dengan Kebersihan, Kesehatan dan Keindahan Lingkungan


       Pada dasarnya Allah itu cinta kepada keindahan sebagaimana tersebut dalam firmannya :
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang
mensucikandiri”.
       Thaharah itu menghilangkan kotoran-kotoran yang ada pada diri kita dan lingkungan.
Sehingga dengan thaharah kita jauh dari segala kotoran yang memungkinkan dapat menimbulkan
penyakit. Dengan demikian kesehatan kita dapat terjaga, kebersihan diri dan lingkungan mampu
menciptakan suasana yang nyaman, enak dipandang sehingga menciptakan suatu keindahan.
BAB IV
                               PENUTUP


   Thaharah menurut bahasa artinya “bersih” sedangkan menurut syara‟ berarti bersih
dari hadast dan najis.
   Thaharah terdiri dari :
a. Istinja‟
b. Mandi
c. Berwudlu
d. Bersiwak
e. Tayamum
f. Mengusap khuffain
DAFTAR PUSTAKA

Azzaki, Aufa Fathi.(2012).Tuntunan shalat lengkap & juz „amma.cakrawala : Yogyakarta

Rifa‟i, Drs. Moh.(2004).Risalah tuntunan shalat lengkap. PT. Karya Toha Putra : Semarang
http://arhamjelek.blogspot.com/2012/02/thaharah.html

http://organisasi.org/pengertian-tayamum-cara-syarat-rukun-sebab-sunat-tayammum-wudhu-
dengan-debu-tanah

http://perawattegal.wordpress.com/2010/12/08/rahasia-thaharah-wudlu-shalat-dan-dzikir-dalam-
tinjauan-kesehatan

More Related Content

What's hot

What's hot (16)

MAKALAH THOHARAH
MAKALAH THOHARAHMAKALAH THOHARAH
MAKALAH THOHARAH
 
Makalah fiqih thaharoh
Makalah  fiqih thaharohMakalah  fiqih thaharoh
Makalah fiqih thaharoh
 
Thaharah
ThaharahThaharah
Thaharah
 
Alat bersuci (1)
Alat bersuci (1)Alat bersuci (1)
Alat bersuci (1)
 
contoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannya
contoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannyacontoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannya
contoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannya
 
Hubungan tahara dengan shalat
Hubungan tahara dengan shalatHubungan tahara dengan shalat
Hubungan tahara dengan shalat
 
Makalah studi islam
Makalah studi islamMakalah studi islam
Makalah studi islam
 
Thaharah, hadas, najis
Thaharah, hadas, najisThaharah, hadas, najis
Thaharah, hadas, najis
 
Menilai peradaban islam melalui etika cara makan islam
Menilai peradaban islam melalui etika cara makan islamMenilai peradaban islam melalui etika cara makan islam
Menilai peradaban islam melalui etika cara makan islam
 
Nifas dalam islam
Nifas dalam islamNifas dalam islam
Nifas dalam islam
 
Materi tentang Shalat
Materi tentang ShalatMateri tentang Shalat
Materi tentang Shalat
 
KONSEP SAKIT DALAM ISLAM
KONSEP SAKIT DALAM ISLAMKONSEP SAKIT DALAM ISLAM
KONSEP SAKIT DALAM ISLAM
 
Taharah, Solat dan Puasa
Taharah, Solat dan PuasaTaharah, Solat dan Puasa
Taharah, Solat dan Puasa
 
Tata cara merawat orang sakit dan sakaratul maut
Tata cara merawat orang sakit dan sakaratul mautTata cara merawat orang sakit dan sakaratul maut
Tata cara merawat orang sakit dan sakaratul maut
 
Makalah tugas fiqih tentang thaharah
Makalah tugas fiqih tentang thaharahMakalah tugas fiqih tentang thaharah
Makalah tugas fiqih tentang thaharah
 
Hubungan tahara dengan shalat 2
Hubungan tahara dengan shalat 2Hubungan tahara dengan shalat 2
Hubungan tahara dengan shalat 2
 

Similar to THAHARAH

Konsep Thaharah Kel3-1C.pptx
Konsep Thaharah Kel3-1C.pptxKonsep Thaharah Kel3-1C.pptx
Konsep Thaharah Kel3-1C.pptxGhifeye
 
ATH-THAHARAH.pptx
ATH-THAHARAH.pptxATH-THAHARAH.pptx
ATH-THAHARAH.pptxmila448993
 
THAHARAH (pengertian) untuk SMP.pptx
THAHARAH (pengertian) untuk SMP.pptxTHAHARAH (pengertian) untuk SMP.pptx
THAHARAH (pengertian) untuk SMP.pptxssuser618a2f
 
Pelajaran 1 Fiqih MTS.pptx
Pelajaran 1  Fiqih MTS.pptxPelajaran 1  Fiqih MTS.pptx
Pelajaran 1 Fiqih MTS.pptxSuhaidiHazia
 
Materi THAHARAH untuk pesantren ramadhan.pptx
Materi THAHARAH untuk pesantren ramadhan.pptxMateri THAHARAH untuk pesantren ramadhan.pptx
Materi THAHARAH untuk pesantren ramadhan.pptxZulAdha7
 
materi pesantren kilat fiqih THAHARAH.ppt
materi pesantren kilat fiqih THAHARAH.pptmateri pesantren kilat fiqih THAHARAH.ppt
materi pesantren kilat fiqih THAHARAH.pptYudhistiraPutra9
 
THAHARAH dalam pandangan ajaranIslam.ppt
THAHARAH dalam pandangan ajaranIslam.pptTHAHARAH dalam pandangan ajaranIslam.ppt
THAHARAH dalam pandangan ajaranIslam.pptAHMADBUDISUSILO
 
Makalah thaharah lia
Makalah thaharah liaMakalah thaharah lia
Makalah thaharah liaLiaZaharani
 
Fiqih Thaharah belajar fiqih tharah.pptx
Fiqih Thaharah belajar fiqih tharah.pptxFiqih Thaharah belajar fiqih tharah.pptx
Fiqih Thaharah belajar fiqih tharah.pptxanbatadokumentasi
 
makalah fikih , air dan najis
makalah fikih , air dan najismakalah fikih , air dan najis
makalah fikih , air dan najisasnifuroida03
 
Materi Bersuci (thaharah) untuk SMA.pptx
Materi Bersuci (thaharah) untuk SMA.pptxMateri Bersuci (thaharah) untuk SMA.pptx
Materi Bersuci (thaharah) untuk SMA.pptxZulAdha7
 

Similar to THAHARAH (20)

THAHARAH.ppt.pptx
THAHARAH.ppt.pptxTHAHARAH.ppt.pptx
THAHARAH.ppt.pptx
 
Konsep Thaharah Kel3-1C.pptx
Konsep Thaharah Kel3-1C.pptxKonsep Thaharah Kel3-1C.pptx
Konsep Thaharah Kel3-1C.pptx
 
Makalah rahim
Makalah rahimMakalah rahim
Makalah rahim
 
ATH-THAHARAH.pptx
ATH-THAHARAH.pptxATH-THAHARAH.pptx
ATH-THAHARAH.pptx
 
Ppt bab v ( thaharoh )
Ppt bab v ( thaharoh )Ppt bab v ( thaharoh )
Ppt bab v ( thaharoh )
 
THAHARAH (pengertian) untuk SMP.pptx
THAHARAH (pengertian) untuk SMP.pptxTHAHARAH (pengertian) untuk SMP.pptx
THAHARAH (pengertian) untuk SMP.pptx
 
Pelajaran 1 Fiqih MTS.pptx
Pelajaran 1  Fiqih MTS.pptxPelajaran 1  Fiqih MTS.pptx
Pelajaran 1 Fiqih MTS.pptx
 
Materi THAHARAH untuk pesantren ramadhan.pptx
Materi THAHARAH untuk pesantren ramadhan.pptxMateri THAHARAH untuk pesantren ramadhan.pptx
Materi THAHARAH untuk pesantren ramadhan.pptx
 
materi pesantren kilat fiqih THAHARAH.ppt
materi pesantren kilat fiqih THAHARAH.pptmateri pesantren kilat fiqih THAHARAH.ppt
materi pesantren kilat fiqih THAHARAH.ppt
 
THAHARAH.ppt
THAHARAH.pptTHAHARAH.ppt
THAHARAH.ppt
 
THAHARAH dalam pandangan ajaranIslam.ppt
THAHARAH dalam pandangan ajaranIslam.pptTHAHARAH dalam pandangan ajaranIslam.ppt
THAHARAH dalam pandangan ajaranIslam.ppt
 
THAHARAH.ppt
THAHARAH.pptTHAHARAH.ppt
THAHARAH.ppt
 
Makalah thaharah lia
Makalah thaharah liaMakalah thaharah lia
Makalah thaharah lia
 
Materi Thaharah.ppt
Materi Thaharah.pptMateri Thaharah.ppt
Materi Thaharah.ppt
 
Fiqih Thaharah belajar fiqih tharah.pptx
Fiqih Thaharah belajar fiqih tharah.pptxFiqih Thaharah belajar fiqih tharah.pptx
Fiqih Thaharah belajar fiqih tharah.pptx
 
makalah fikih , air dan najis
makalah fikih , air dan najismakalah fikih , air dan najis
makalah fikih , air dan najis
 
Presentasi Fiqh 2
Presentasi Fiqh   2Presentasi Fiqh   2
Presentasi Fiqh 2
 
Hubungan tahara dengan shalat
Hubungan tahara dengan shalatHubungan tahara dengan shalat
Hubungan tahara dengan shalat
 
Materi Bersuci (thaharah) untuk SMA.pptx
Materi Bersuci (thaharah) untuk SMA.pptxMateri Bersuci (thaharah) untuk SMA.pptx
Materi Bersuci (thaharah) untuk SMA.pptx
 
LJK FIQIH UAS.docx
LJK FIQIH UAS.docxLJK FIQIH UAS.docx
LJK FIQIH UAS.docx
 

Recently uploaded

AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 

THAHARAH

  • 1. Tugas Terstruktur Dosen Pembimbing FIQIH IMAM HANAFI, MA MAKALAH FIQIH MUAMALAH THAHARAH DISUSUN OLEH FAUZIAH ISNINA MULYANI SYAM RICHA DWI RAHMAWATI TANIA NATASATYA D.P. FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU TAHUN 2012/2013
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Thaharah, shalat, dan dzikir merupakan ibadah yang esensial bagi muslim tanpa kecuali. Ibadah ini tidak pernah gugur kewajibannya oleh sebab apapun, sementara ibadah lainnya (puasa, zakat , dan haji) dapat gugur kewajibannya karena syarat istiho‟ah (kemampuan). Oleh karena itu, wajib bagi setiap kitauntuk mengetahui syariatnya secara global maupun detailnya. Selanjutnya wajib bagi kita untuk melaksanakan sesuai dengan ilmu yang kita ketahui terhadap kesempurnaan Islam seperti firman Allah swt. “al-yauma akmaltu lakun diinukum wa atmamtu „alaikum ni‟matii wa rodliiti lakum al-islaama diina”. (QS. Al-Maidah : 3) Dalam kedokteran Islam, kesehatan adalah keadaaan seseorang secara alamiah atau normal yang dalam keadaan itu tuhan menciptakan manusia (fitrah). Penekanan besar yang diberikan pada pencegahan penyakit adlah konsekuensi langsung dari ajaran syariat Islam. Kita harus menjaga dan menghargai kesehatan diri yang merupakan pemberian Allah sebelum ditimpa penyakit. Tanggapan demikian melibatkan semua aspek eksistensi, spiritual, psikologis, dan fisik seseorang. Thaharah sangat bertepatan dengan prinsip-prinsip hygiene, shalat menggambarkan gerakan kehidupan fisiologis, sementara dzikir merupakan wujud eksistensi ruhiyah manusia. Agama Islam memberikan perhatian yang sangat besar terhadap kesucian (thaharah) dan kebersihan. Sebagian dari amalan-amalan dan kewajiban-kewajiban syar'i tidak dianggap sah kecuali jika dilakukan dengan bersuci (thaharah). Menurut agama Islam, sebagian dari sesuatu adalah tidak suci sehingga senantiasa atau dalam kondisi-kondisi tertentu harus dihindari. Di dalam fikih agama Islam, selain terdapat kebersihan dan kesucian yang senantiasa merupakan hal yang terpuji, terdapat pula jenis pensucian yang khas (yaitu wudhu dan mandi) yang disebut pula dengan thaharah, dimana kadangkala memiliki hukum wajib dan kadangkala mustahab. Hukum-hukum thaharah, segala sesuatu yang mensucikan (muthahirat), tata cara pensucian tubuh, pakaian dan benda-benda lainnya, demikian juga segala sesuatu yang najis
  • 3. dan tidak suci, dan segala hal yang berkaitan dengan persoalan ini, akan dijelaskan dalam bab yang bernama thaharah. B. Rumusan masalah 1. Apa yang dimaksud dengan thaharah ? 2. Bagaimana melakukan thaharah ? 3. Apa-apa saja pembagian thaharah ? 4. Apa saja yang dapat digunakan dalam berthaharah ? C. Tujuan Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan tentang thaharah, pembagiannya, serta bagaimana cara mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
  • 4. Berikut akan dijelaskan macam macam bersuci, cara-cara bersuci dan pembagiannya: a. Macam- macam air dan pembagiannya b. Macam-macam najis dan tingkatannya c. Istinja‟ d. Mandi e. Haidh f. Berwudlu g. Bersiwak h. Tayamum i. Mengusap khuffain
  • 5. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian THAHARAH Thaharah menurut bahasa artinya “bersih” sedangkan menurut syara‟ berarti bersih dari hadast dan najis. Bersuci karena hadast hanya di bagian badan saja, hadast terbagi dua yaitu: hadast besar dan hadast kecil, menghilangkan hadast besar yaitu dengan mandi atau tayammum dan menghilangkan hadast kecil dengan berwudlu atau tayammum. Bersuci dari najis berlaku pada badan, pakaian dan tempat, salah satu cara menghilangkannya yaitu dengan cara dicuci dengan air suci dan mensucikannya. Kedudukan thaharah dalam ibadat: Thaharah merupakan masalah yang sangat penting dalam agama dan merupakan pangkal pokok dari ibadat yang menjadi penyonsong bagi manusia dalam menghubungkan diri dengan Tuhan. B. macam-macam thaharah/bersuci a. Macam-macam air dan pembagiannya Alat terpenting untuk bersuci adalah air, ditinjau dari segi hukumnya, air dapat dibagi menjadi 4 macam: - Air mutlak (air yang sewajarnya) yaitu air suci yang dapat mensucikan (thahir- muthahir) artinya air itu dapat digunakan untuk bersuci, misalnya air hujan, air sungai atau air laut, air sumur, air salju dan air embun. - Air makhruh yaitu air yang suci dan dapat mensucikan tetapi makhruh digunakannya, seperti air musyammas (air yang dipanaskan dengan panas matahari). - Air suci tetapi tidak dapat digunakan untuk bersuci (thahirghairu muthahhir) yaitu air yang boleh diminum tetapi tidak sah untuk bersuci misalnya: air kopi, air the, air limun, air kelapa dll. - Air mutanajjis yaitu air yang terkena najis, yg berubah bau, rupa dan rasanya.
  • 6. b. Macam-macam najis dan tingkatannya Najis (najasah) menurut bahasa artinya kotoran, sedangkan menurut syara‟ berarti yang mencegah sahnya shalat, seperti air kencing dan sebagainya, najis dapat dibagi menjadi tiga bagian: - Najis mughalladzah yaitu najis yang sangat berat yakni najis yang timbul dari najis anjing dan babi. Cara mensucikannya ialah lebih dahulu dihilangkan wujud benda najis itu, kemudian baru dicuci bersih dengan air sampai tujuh kali dan permulaan di antara pensucian itu dicuci dengan air yang bercampur tanah. - Najis mukhaffah yaitu najis yang rinngan seperti air kencing bayi laki-laki yang umurnya kurang dari dua tahun dan belum makan apa-apa kecuali air susu ibunya. - Najis mutawassithah (sedang) yaitu kotoran sperti kotoran manusia atau binatang, air kencing, nanah, darah, bangkai (selain bangkai ikan,belalang dan mayat manusia) dan najis-najis yang lain selain yang tersebut dalam najis ringan dan berat. c. Istinja’ Istinja‟ adalah bersuci dari buang air besar atau buang air kecil, istinja‟ dapat dilakukan dengan salah satu dari tiga cara yaitu : 1. Membasuh tempat keluarnya najis dengan air sampai bersih 2. Membersihkan dengan batu atau kertas sampai bersih, sekurang-kurangnya dengan tiga tepi dari sebuah batu, jika tidak ada batu dapat digunakan benda-benda yang lain asal kesat/keras. 3. Dibersihkan terlebih dahulu dengan batu kemudian baru dibasuhnya dengan air. Syarat-syarat istinja‟ dengan batu atau benda yang keras: - Batu atau benda itu keras dan harus suci serta dapat untuk membuang/membersihkan najis. - Batu atau benda itu tidah bernilai (dihormati) misalnya bukan bahan makanan dan bukan batu masjid. - Sekurang-kurangnya dengan tiga kali sapuan dan sampai bersih - Najis yang akan dibersihkan belum kering - Najis itu tidak pindah dari tempat keluarnya, misalnya pindah ke kaki dan sebagainya.
  • 7. - Najis itu belum bercampur dengan benda lain misalnya tidak terpercik oleh air padanya. d. Mandi Mandi wajib ialah mandi yang wajib dilakukan bagi mengangkat hadas yang besar setelah berlaku salah satu daripada sebab-sebab yang menyebabkan wajibnya mandi wajib seperti bersetubuh. Sebab-sebab wajib mandi 1. Melakukan persetubuhan yaitu memasukkan kepala hasafah ke dalam faraj meskipun tidak keluar air mani. 2. Keluar air mani walaupun tidak bersetubuh 3. Mati kecuali mati syahid 4. Suci daripada Haid.apabila seseorang perempuan telah suci daripada haidnya maka wajiblah dia mandi dengan segera. 5. Suci dari darah nifas yaitu darah yang keluar sesudah melahirkan anak. 6. Wiladah yaitu melahirkan anak Rukun Mandi Wajib 1. Niat yaitu dengan lafaz niatnya: “Sengaja aku mengangkat hadas besar karena Allah Taala” 2. Menghilangkan semua najis daripada anggota badan. 3. Meratakan air ke seluruh badan Sunat-sunat mandi wajib 1. Membaca bismillah.
  • 8. 2. Mencuci faraj dan dubur dengan air bersih 3. Kalau ada najis ditubuh badan hendaklah dibersihkan terlebih dahulu. 4. Sunat berwudhu‟ 5. Menjirus air kebadan dimulakan dari sebelah kanan. Perkara yang dilarang bagi orang yang berhadas besar. 1. Mengerjakan solat,termasuk juga sujud syukur,sujud tilawah,membaca khutbah jumaat. 2. Melakukan tawaf di Baitullah. 3. Menyentuh dan membaca al-Quran 4. Berhenti di dalam masjid atau berulang-alik di dalamnya. 5. Berpuasa dan sebagainya. e. Haidh Pengertian haidh Adalah darah yang keluar dari rahim wanita yang sudah baligh yang mana keluarnya tiap-tiap bulan sedikitnya 1 (satu) hari satu malam dan umumnya tujuh hari lamanya. Menurut para Ulama dan kenyataan, wanita mengeluarkan darah haidh (dating bulan) sekurang-kurangnya berusia 9 tahun. Haidh merupakan suatu tanda yang menunjukkan batas umur bagi perempuan menjadi baligh. Baligh yang artinya sampai umur, hingga ia disebut orang mukallaf. Tanda-tanda seseorang sudah baligh ialah: - Menurut para psycholog/ahli ilmu jiwa orang dikatakan dewasa apabila ia sudah berusia 16/17 tahun bagi laki-laki dan 14/15 bagi wanita. - Telah bermimpi bersetubuh baik laki-laki maupun perempuan. f. Berwudhu’
  • 9. Wudhu‟ adalah perbuatan thaharah dengan cara mencuci bagian-bagian tubuh tertentu (anggota wudhu‟) sesuai syariat Islam (syarat dan rukun). Kita dapat memahami bahwa anggota wudhu‟ yang dibasuh adalah bagian-bagian tubuh yang biasanya terpapar pada dunia luar. Bagian-bagian tersebut umumnya tidak tertutup pakaian, bahkan menjadi alat kontak tubuh kita dengan lingkungan, sehingga paling banyak mengalami kontaminasi (kotoran) dan oleh karena inilah perlu dibasuh. Inilah aspek hygiene memandang terhadap ritual wudhu‟. Perintah wajib wudhu‟ bersamaan dengan perintah wajib shalat lima waktu, yaitu satu tahun setengah sebelum Hijriyah. Syarat-syarat wudhu‟ a. Islam. b. Mumaiyiz. c. Tidak berhadas besar. d. Dengan air suci dan menyucikan. e. Tidak ada yang menghalangi sampainya air ke kulit seperti getah dan sebagainya yang melekat diatas kulit anggota wudhu‟. Fardhu (rukun) wudhu‟ 1. Niat. Hendaklah berniat (menyengaja) mengangkatkan hadats atau menyengaja berwudhu‟. Yang dimaksud dengan niat menurut syara‟ yaitu kehendak sengaja melakukan pekerjaan atau amal karena tunduk kepada hukum Allah swt. 2. Membasuh muka. Batas muka yang wajib dibasuh ialah dari tempat tumbuh rambut kepala sebelah atas sampai kedua tulang dagu sebelah ke bawah; lintangnya, dari telinga ke telinga; seluruh bagian muka yang tersebut wajib dibasuh, tidak boleh ketinggalan sedikitpun, bahkan wajib dilebihkan sedikit agar kita yakin terbasuh semuanya. 3. Membasuh dua tangan sampai siku. Maksudnya siku juga wajib dibasuh.
  • 10. 4. Menyapu sebagian kepala. Walau sebagian kecil sekalipun, sebaiknya tidak kurang dri selebar ubun-ubun, baik yang disapu itu kulit kepala atau rambut. 5. Membasuh dua telapak kaki sampai mata kaki. Maksudnya, dua mata kaki juga dibasuh. 6. Menertibkan rukun-rukun diatas. Selain dari niat dan membasuh muka, keduanya wajib dilakukan bersama-sama dan didahulukan dari yang lain. Macam-macam air dan pembagian air yang diperbolehkan utk bersuci a. Air suci dan menyucikan. Air yang demikian boleh diminum dan sah dipakai untuk menyucikan (membersihkan) benda lain, yaitu air yang jatuh dari langit atau terbit dari bumi dan masih tetap (belum berubah) keadaannya, seperti air hujan, air laut, air sumur, air es yang sudah hancur kembali, air embun, dan air yang keluar dari mata air. b. Air suci tetapi tidak menyucikan. Berarti zatnya suci tetapi tidak sah dipakai untuk menyucikan sesuatu. Termasuk dalam bagian ini ada tiga macam air : Air yang telah berubah salah satu sifatnya dengan sebab bercampur dengan suatu benda yang suci selain dari perubahan yang tersebut diatas, seperti air kopi, teh, dan sebagainya. Air sedikit, berarti kurang dari dua qullah (216 liter), sudah terpakai untuk mengangkatkan hadats atau menghilangkan hokum najis, sedang air itu tidak berubah sifatnya dan tidak pula bertambah timbangannya. Air pohon-pohonan atau air buah-buahan, seperti air yang keluar dari tekukan pohon kayu (air nira), air kelapa, dan sebagainya. c. Air yang bernajis (mutanajis). Air yang masuk bagian ini ada dua macam : Sudah berubah salah satu sifatnya sebab najis, air ini tidak boleh dipakai lagi, baik airnya sedikit ataupun banyak, hukumnya seperti najis. Air bernajis tetapi tidak berubah salah satu sifatnya, air ini kalau sedikit, berarti kurang dari dua qullah tidak pula boleh dipakai lagi,
  • 11. malahan hukumnya sama dengan najis. Kalau air itu banyak, berarti dua qullah atau lebih, hukumnya tetap suci dan mensucikan. d. Air yang makruh dipakai. Yaitu yang berjemur pada matahari dalam bejana emas atau perak, air ini makruh dipakai untuk badan, tidak untuk pakaian, terkecuali air yang terjemur di tanah seperti air sawah, air kolam, dan tempat- tempat yang bukan bejana yang mungkin berkarat. g. Bersiwak (bersugi) Bersiwak atau bersugi artinya menggosok gigi dengan benda yang kesat dan harum. Rasulullah sangat gemar bersiwak yakni menggosok giginya baik dikala beliau sedang berpuasa maupun tidak. Juga dikala waktu berwudlu dan ketika beliau hendak shalat. Bersiwak itu banyak manfaatnya, dia dapat mewangikan mulut, menguatkan gusi dan menghilangkan penyakit gigi. Makruh bersiwak bagi orang-orang yang sedang berpuasa karena bau mulut orang yang sedang berpuasa itu dinyatakan lebih harum dari dibandingkan dengan minyak kasturi. h. Tayammum Tayammum menurut bahasa berarti menuju,sedangkan menurut syara‟ ialah mempergunakan tanah yang bersih guna menyapu muka dan tangan untuk mengangkat hadast menurut cara yang telah ditentukan oleh syara‟. Pada suatu ketika tayammum dapat menggantikan wudlu dan mandi janabah dengan syarat- syarat tertentu. Tayammum adalah suatu rukhshah/keringanan bagi orang-orang yang tidak diperkenankan menggunakan air karena sakit atau kesulitan untuk mendapatkan air, berikut orang-orang yang diperbolehkan bertayammum adalah: - Orang yang sedang sakit bila terkena air bagian anggota wudlu‟nya akan bertambah sakitnya menurut dokter. - Karena dalam perjalanan dan sangat sulit untuk mendapatkan air.
  • 12. - Karena tdk ada air. Syarat Sah Tayamum : - Telah masuk waktu salat - Memakai tanah berdebu yang bersih dari najis dan kotoran - Memenuhi alas an atau sebab melakukan tayamum - Sudah berupaya / berusaha mencari air namun tidak ketemu - Tidak haid maupun nifas bagi wanita / perempuan - Menghilangkan najis yang yang melekat pada tubuh Sunah / Sunat Ketika Melaksanakan Tayamum : - Membaca basmalah - Menghadap kearah kiblat - Membaca doa ketika selesai tayamum - Medulukan kanan dari pada kiri - Meniup debu yang ada di telapaktangan - Menggodok selajari setelah menyapu tangan hingga siku RukunTayamum : - Niat Tayamum. - Menyapu muka dengan debuatautanah. - Menyapu kedua tangan dengan debu atau tanah hingga kesiku. Tata Cara / PraktekTayamum : - Membaca basmalah - Renggangkanjari-jemari, tempelkankedebu, tekan-tekan hingga debu melekat. - Angkat kedua tangan lalutiup telapak tangan untuk menipiskan debu yang menempel, tetapi tiup kearah berlainan dari sumber debu tadi. - Niat tayamum :Nawaytut tayammumalistibaahatishhalaati fardhollillahita'aala (Saya niat tayammum untuk diperbolehkan melakukan shalat karena Allah Ta'ala). - Mengusap telapak tangan kemuka secara merata - Bersihkan debu yang tersisa di telapak tangan
  • 13. - Ambil debu lagi dengan merenggangkan jari-jemari, templekan kedebu, tekan-tekan hingga debu melekat. - Angkat kedua tangan lalu tiup telapak tangan untuk menipiskan debu yang menempel, tetapi tiup kearah berlainan dari sumber debu tadi. - Mengusap debu ketangan kanan lalu ketangan kiri GAMBAR TAYAMUM i. Mengusap khuffain Kuff ialah sepatu yang menutup rapat telapak kaki, mengusap dua khuff itu termasuk suatu rukhshah (keringanan) dalam berwudlu. Syarat-syarat diperbolehkan mengusap khuffain adalah: - Dua khuff (sepatu) itu menutupi bagian kaki yang wajib dibasuhi. - Keduanya dalam keadaan suci - Keduanya kuat dapat untuk berjalan - Keduanya dipakai sehabis selesai bersuci Cara mengusapnya: - Cara mengusap dua sepatu ini adalah dilakukan setelah mengerjakan wudlu, setelah itu baru mengusap khuffain. - Di usap atau disapukan kebagian atas khuff dengan tidak usah mengusap bagian bawah nya
  • 14. Sebab-sebab batalnya mengusap khuffain adalah: - Terbuka atau tanggalnya khaff itu sendiri - Habis batas waktunya Jadi jika terjadi salah satu dari tiga perkara tersebut di atas, maka saat berwudlu wajib membasuh kaki seperti biasa. C. HUBUNGAN THARARRAH DENGAN ILMU LAINNYA a.Wudhu, Anatomi tubuh dan konsep Hygiene Prinsip thahara h adalah mengangkat najis dan hadats besar maupun kecil, sebagai syarat sahnya peribadatan yang berkaitan denganya. Dalam kesempatan ini akan dibahas pandangan kedokteran terhadap ritual wudlu. Wudlu adalah perbuatan thaharah dengan cara mencuci bagian-bagian tubuh tertentu (anggotawudlu) sesuaisyariat islam (syariat dan rukun). Kita dapat memahami bahwa anggota wudlu yang dibasuh adalah bagian-bagian tubuh yang biasanya terpapar pada dunia luar.Bagian-bagian tersebut umumnya tidak tertutuppakaian, bahkan memang menjadialatkontak tubuh kita dengan lingkungan, sehingga paling banyak mengalami kontaminasi (kotoran) dan oleh karenainilah yang secaralogis paling perlu dibasuh.Inilah aspek hygiene memandang terhadap ritual wudlu. pada ujung-ujung tubuh (kepala,tangan,kaki). Bagian-bagian tersebut paling banyak mengandung susunan tulang dan sendi, dan banyak pula melakukan gerakan-gerakan. Dalam kaitanya dengan ritual wudlu, dimana pembasuhan anggota wudlu kebanyakan 3 kali, ada yang 1 kali, maka timbul suatu pertanyaan: “ adakah rahasia matematis hubungan ritual wudlu dengan susun antulang dan sendi?”. Jumlah tulang manusia dewasaada 206 ruas. Akan tetapi secara embriologis pusat penulangan semasa kehidupan janin dalam kandungan itu ada 350- anpusatpenulangan, yang kemudian banyakpusat-pusat penulangan yang menyatu, membentuk satu tulang dewasa. Bilangan pusat penulangan ini dekat dengan bilangan haridalam 1 tahun.
  • 15. Sampai saat ini masih dalam kajian, akan adanya rahasia matematis tersebut. Ada 2 premis (dariHadits) : 1.Apabila kamu ditimpa demam 1 hari, kemudian kamu bersabar, kamu akan mendapat pahala seperti ibadah 1 tahun 2. Tiap-tiap ruas tulang anak adam itu sedekah nya setiap hari. Dari 2 premis tersebut dapat dihubungkan ,bahwa tubuh ini mengandung tulang sejumlah bilangan hari dalam setahuan. Tulang-tulang penyusun anggota wudlu jumlahnya tertentu, dikalikan masing-masing dengan jumlah kali pembasuhan pada ritual wudlu, akan ketemu jumlah sama dengan bilangan kseluruhan jumlah tulang manusia. Dengan demikian, membasuh anggota wudlu pada ritual wudlu ini seakan-akan sudah membasuh seluruh tubuh. Apabila kajian ini tuntas/benar maka ini akan menjadi bukti ilmiah kemu‟jizatan syariat islam. Kita ketahui bahwa mahluk Tuhan yang memiliki susunan tulang itu banyak jenis atau spesiesnya, tetapi dalam jumlah hal tulang tidak ada yang sama dengan manusia. Demikian juga ritual wudlu (bersuci) dimiliki olh semua/ kepercayaan, akan tetapi islam secara mendetail menjelaskan keunikan sekaligus kemu‟jizatan yang tidak ada pada syariat lain. b. Hubungan Thaharah Dengan Kebersihan, Kesehatan dan Keindahan Lingkungan Pada dasarnya Allah itu cinta kepada keindahan sebagaimana tersebut dalam firmannya : “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikandiri”. Thaharah itu menghilangkan kotoran-kotoran yang ada pada diri kita dan lingkungan. Sehingga dengan thaharah kita jauh dari segala kotoran yang memungkinkan dapat menimbulkan penyakit. Dengan demikian kesehatan kita dapat terjaga, kebersihan diri dan lingkungan mampu menciptakan suasana yang nyaman, enak dipandang sehingga menciptakan suatu keindahan.
  • 16. BAB IV PENUTUP Thaharah menurut bahasa artinya “bersih” sedangkan menurut syara‟ berarti bersih dari hadast dan najis. Thaharah terdiri dari : a. Istinja‟ b. Mandi c. Berwudlu d. Bersiwak e. Tayamum f. Mengusap khuffain
  • 17. DAFTAR PUSTAKA Azzaki, Aufa Fathi.(2012).Tuntunan shalat lengkap & juz „amma.cakrawala : Yogyakarta Rifa‟i, Drs. Moh.(2004).Risalah tuntunan shalat lengkap. PT. Karya Toha Putra : Semarang