3. Secara bahasa kata thaharah merupakan
bentuk masdar dari kata “thahura” yang
berarti suci atau bersih. Sementara menurut
istilah, thaharah adalah bersuci atau
membersihkan dari segala sesuatu yang
menjadikan diperbolehkannya mengerjakan
ibadah shalat, thawaf, dan membaca
Al-Quran.
A. Pengertian Thaharah
4. 1. Macam-macam bersuci
B. Bersuci
Secara umum, para
ahli fiqih membagi
thaharah atau
bersuci menjadi
dua yaitu bersuci
dari hadas dan
najis.
Dilihat dari sifatnya, bersuci dibedakan
menjadi dua yaitu bersuci yang bersifat
lahiriah dan bersuci yang bersifat
batiniah. Bersuci yang bersifat lahiriah
yaitu membersihkan badan, pakaian, dan
tempat tinggal dari segala kotoran atau
najis. Sedangkan, bersuci yang bersifat
batiniah adalah membersihkan jiwa dari
segala kotoran yang berupa segala dosa
dan maksiat seperti syirik, takabur, hasud.
5. a. Air
B. Bersuci
2. Alat-alat bersuci
1) Air suci dan menyucikan, istilah fiqih menyebutnya
thahir muthahhir. Air ini disebut air mutlak karena
masih asli dan murni serta menyucikan.
• Air hujan, air es, dan air embun
(Q.S. Al-Anfal/8: 11)
• Air laut (H.R. Tirmidzi)
• Air sungai, air sumur, dan mata air
(H.R. Abu Daud)
6. 2) Air suci dan tidak menyucikan, merupakan
air/zatnya yang suci, tetapi tidak sah digunakan
untuk bersuci.
• Air suci yang telah
dicampur dengan
benda suci lainnya
hingga berubah salah
satu sifatnya seperti air
teh, air kopi dsb.
• Air musta’amal yaitu air
sedikit yang telah
digunakan untuk
bersuci walaupun tidak
berubah sifatnya.
• Air pohon –pohonan/
buah –buahan seperti
air kelapa. Jenis air ini
tidak dapat digunakan
untuk bersuci
walaupun suci.
• Air mutanajjis, air yang
terkena najis
• Air musyammas, air
yang menjadi panas
seperti besi.
7. b. Debu
Debu atau tanah digunakan untuk tayamum
sebagai pengganti wudhu. Tayamum dilakukan jika
tidak ada air atau berhalangan memakai air,
misalnya karena sakit atau musafir.
c. Batu
Batu dapat digunakan untuk bersuci atau beristinja
ketika tidak ada air. Istinja, yaitu membersihkan
dubur setelah buang air besar. Jumlah sedikitnya 3
batu, selain itu tidak boleh menunggu najis hingga
kering sebab akan sulit untuk dibersihkan.
8. 1. Hukum wajib bersuci
seseorang yang hendak
beribadah, haruslah dalam
keadaan suci dari hadas
kecil. Karena merupakan
syarat sah ibadah mahdah.
Oleh karena itu, bersuci
itu wajib.
2. Sebab–sebab hadas kecil.
• Keluar sesuatu dari dubur.
• Hilang akal
• Bersentuhan kulit laki-laki
dan perempuan bukan
mahram
• Menyentuh kemaluan
dengan telapak tangan
C. Hadas
Hadas adalah suatu kondisi dimana seseorang dalam
keadaan tidak suci menurut ketentuan syara’.
Hadas Kecil, hadas yang cara menghilangkannya
dengan berwudhu atau tayamum.
9. Hadas Besar, hadas yang cara menghilangkannya dengan
mandi wajib atau bertayamum jika tidak ada air.
1. Sebab-sebab hadas besar
a. Berhubungan suami
istri
b. Keluar mani, baik
disebabkan melalui
mimpi atau yang lain.
c. Meninggal dunia
d. Datang bulan atau haid
dan nifas
2. Rukun wajib mandi
a. Niat
b. Mengalirkan & membasuh
air keseluruh tubuh.
c. Menghilangkan najis
kalau ada di badan.
C. Hadas
10. 3. Sunah mandi wajib
a. Membaca basmalah
b. Berwudhu sebelum
mandi
c. Menggosok seluruh
badan dengan tangan
d. Berturut-turut tidak
berselang waktu
4. Larangan bagi orang yang
berhadas besar
a. Shalat
b. Thawaf
c. Memegang mushaf dan
membaca Al-Qur’an
d. I’tikaf
e. Khusus wanita haid dan
nifas dilarang
berhubungan suami istri
dan puasa.
f. Sujud tilawah
C. Hadas
11. 1. Tinja
2. Mazi
3. Madi
4. Darah binatang
5. Muntah
6. Air kencing
7. Madi
8. Darah binatang
9. Bangkai binatang
10. Binatang yang bagian
tubuhnya terpotong
D. Najis
Secara bahasa kata najis merupakan bentuk fa’il dari kata
najasa yang berarti kotor. Sementara menurut istilah, najis adalah
sesuatu yang dianggap kotor oleh syara’. Adapun yang termasuk
najis disepakati oleh imam mazhab empat (Imam Syafi’i, Imam
Ahmad bin Hanbal,Imam Abu Hanifah, dan Imam Malik)
12. c. Najis mugallazah
merupakan najis yang tergolong berat, yaitu najis dari anjing, babi,
baik jilatannya, air kencing, kotoran, daging, tulang, darah, bangkai.
Cara menyucikannya dengan membasuh sebanyak tujuh kali, satu
kali dicampur dengan tanah.
D. Najis
1. Macam-macam najis
a. Najis mukhaffafah
merupakan najis yang
tergolong ringan
seperti air kencing
bayi, cara menyucikan
cukup memercikkan
air pada benda yang
terkena najis.
b. Najis mutawassitah
merupakan najis yang tergolong sedang,
seperti darah, nanah, muntah, bangkai,
minuman memabukkan.
• Najis ainiyah adalah najis yang
kelihatan wujudnya
• Najis hukmiyah adalah najis yang
tidak terlihat wujudnya
13. E. Wudhu
Secara bahasa, wudhu
berasal dari kata tawadda’a
– yatawadda’u. wudhu
artinya bersih atau indah.
Sedangkan menurut istilah,
wudhu adalah
membersihkan anggota
tubuh dengan air yang suci
menyucikan untuk
menghilangkan hadas kecil
berdasarkan syarat dan
rukun
• Islam
• Mumayyiz/tamyiz
• Menggunakan air yang suci
dan menyucikan
• Tidak dalam keadaan
berhadas besar
• Tidak ada yang menghalangi
sampainya air pada anggota
tubuh yang dibasuh seperti
cat, getah, dan sebagainya.
1. Syarat sah wudhu
14. E. Wudhu
Rukun wudhu adalah bagian dari
wudhu yang menjadi tiang
penyangga utama.
2. Rukun wudhu
a. Niat
b. Membasuh muka
c. Membasuh kedua tangan
sampai siku
d. Mengusap sebagian kepala
e. Membasuh kedua kaki
sampai mata kaki
f. Tertib
Mengerjakan amalan
wudhu dengan
berurutan, sesuai
yang telah ditetapkan
Allah swt.
Sebagaimana
tercantum dalam
Al-Quran dan Hadits.
15. F. Tayamum
• Tayamum adalah pengganti
wudhu dan mandi, sebagai
rukhsah atau keringanan bagi
orang yang tidak memakai air
karena beberapa halangan yang
menyebabkan seseorang boleh
melakukan tayamum.
• Secara bahasa
memiliki makna
al-qasdu, artinya
kesengajaan atau
tujuan.
• Menurut istilah
adalah menyapukan
tanah (debu) yang
baik (suci) ke muka
dan kedua tangan
sampai siku dengan
syarat yang telah
ditentukan.
1. sebab-sebab
diperbolehkan tayamum
a. Sakit
b. Dalam perjalanan (pesawat
udara)
c. Tidak menemukan air
16. F. Tayamum
2. Syarat tayamum
a. Ada halangan sehingga
boleh tayamum, misal sakit
b. Sudah masuk waktu shalat
c. Sudah diusahakan mencari
air & benar-benar tidak ada
d. Menggunakan debu atau
tanah yang suci
e. Menghilangkan najis
sebelum melakukan
tayamum
3. Rukun tayamum
a. Niat
b. Menyapu muka dengan
debu
c. Menyapu kedua tangan
sampai siku dengan debu
d. Tertib atau berurutan
17. 4. Sunah tayamum
a. Membaca basmalah
b. Mengembus/meniup debu
dari telapak tangan, agar
debu yang menempel tipis
c. Mendahulukan anggota
badan yang kanan
daripada kiri
d. Membaca doa setelah
tayamum sama seperti
doa setelah wudhu
5. Hal-hal yang
membatalkan tayamum
a. Hal-hal yang
membatalkan wudhu,
membatalkan tayamum
juga
b. Ada air sebelum mulai
shalat, bagi yang
tayamum karena tidak
ada air
c. Murtad (keluar dari
agama Islam)
F. Tayamum