SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
FARMAKOTERAPI PADA PASIEN
DENGAN KONDISI PATOLOGIS
PENYAKIT HATI
NOVEMBER 21, 2013LEAVE A COMMENT
Hati merupakan organ yang sangat penting dalam pengaturan homeostatis tubuh meliputi:
– Metabolisme
– Biotransformasi
– Sintesis
– Penyimpanan
– Imunologi
Hati dapat mempertahankan fungsinya bila terjadi gangguan ringan. Pada gangguan berat
terjadi gangguan fungsi yang serius dan berakibat fatal. Penyakit hati adalah suatu istilah
untuk sekumpulan kondisi-kondisi, penyakit-penyakit dan infeksi-infeksi yang
mempengaruhi sel-sel, jaringan-jaringan, struktur dan fungsi dari hati.
PENYEBAB DAN RISIKO PENYAKIT
Penyakit hati dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang bervariasi. Penyebab-
penyebabnya termasuk:
– Kerusakan-kerusakan bawaan sejak lahir atau kelainan-kelainan hati yang hadir
pada kelahiran
– Kelainan-kelainan metabolisme atau kerusakan dalam proses dasar tubuh
– Infeksi-infeksi virus atau bakteri
– Alkohol atau keracunan oleh racun
– Obat-obat terentu yang merupakan racun bagi hati
– Kekurangan Gizi (nutrisi)
– Trauma atau luka
Penyakit-penyakit hati yang kemungkinan besar terjadi pada anak-anak termasuk:
– Alagille’s syndrome, suatu kondisi dimana saluran empedu menyempit dan
memburuk, terutama pada tahun pertama kehidupan
– Alpha 1- antitrypsin deficiency, suatu penyakit hati genetik pada anak yang dapat
menuju ke hepatitis dan sirosis hati
– Biliary atresia, suatu kondis dimana saluran empedu yang terbentang dari hati ke
usus halus adalah terlalu kecil penampangnya atau sama sekali tidak ada
– Galactosemia, suatu penyakit keturunan dimana tubuh tidak dapat mentoleransi
gula-gula tertentu didalam susu. Gula-gula ini dapat memperluas, menyebabkan
kerusakan yang serius terhadap hati dan organ-organ lainnya dari tubuh.
– Hemorrhagic telangiectasia, suatu kondisi dimana pembuluh darah yang tipis
mengizinkan perdarahan yang mudah dan sering dari kulit dan saluran pencernaan
– Hepatitis aktif kronis, suatu peradangan hati yang menyebabkan luka yang
meninggalkan parut dan gangguan fungsi hati
– Kanker hati, yang dapat berasal dari kanker pada bagian tubuh lainnya yang telah
menyebar ke hati
– Neonatal hepatitis, adalah hepatitis pada bayi baru lahir yang terjadi pada beberapa
bulan pertama kelahiran
– Reye’s syndrome, suatu kondisi yang menyebabkan meluasnya lemak di hati. Pada
beberapa kasus kondisi ini dikaitkan dengan penggunaan aspirin, terutama yang
berhubungan dengan chickenpox, influenza, atau penyakit-penyakit lainnya dengan
demam
– Thalassemia, satu grup dari anemia yang diwariskan, atau jumlah darah merah
yang rendah
– Tyrosinemia, suatu kelainan yang menyebabkan persoalan serius dengan
metabolisme hati
– Wilson’s disease, suatu kondisi warisan (keturunan) yang menyebabkan
meluasnya dari mineral tembaga didalam hati
Penyakit-penyakit hati yang kemungkinan besar terjadi pada orang dewasa termasuk:
– Batu empedu, yang mungkin dapat menyumbat saluran empedu
– Hemochromatosis, suatu kondisi yang menyebabkan tubuh menyerap dan
menyimpan terlalu banyak besi. Penumpukan dari besi menyebabkan kerusakan hati dan
organ-organ lainnya
– Hepatitis, suatu peradangan dan infeksi dari hati disebabkan oleh salah satu dari
beberapa virus-virus
– Penyakit cystic dari hati, yang menyebabkan luka-luka dan massa-massa yang
terisi cairan di hati
– Porphyria, suatu kondisi yang menyebabkan kesalahan fungsi dalam bagaimana
tubuh menggunakan porphyrins. Porphyrins adalah sangat penting pada pembuatan
haemoglobin didalam sel darah merah, untuk mengangkut oksigen keseluruh tubuh
– Primary sclerosing cholangitis, suatu kondisi yang menyebabkan saluran empedu
dari hati menyempit karena peradangan dan luka goresan
– Sarcoidosis, suatu penyakit yang menyebabkan suatu perluasan dari luka-luka di
hati dan organ-organ lainnya dari tubuh
– Sirosis, suatu kondisi serius yang menyebabkan jaringan dan sel-sel hati diganti
oleh jaringan parut
– Type I glycogen storage disease, yang menyebabkan persoalan pada pengontrolan
gula darah ketika sesorang sedang puasa
Penyakit hati yang berhubungan dengan alkohol termasuk:
 Hepatitis alkoholik
 Penyakit fatty liver yang menyebabkan pembesaran hati
 Sirosis alkoholik
HAL-HAL YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN DALAM PEMBERIAN OBAT
YANG DIMETABOLISME DI HATI
 Obat-obat hepatotoksik.
Obat ini umumnya menyebabkan toksik pada pasien dengan gangguan fungsi hati.
 Ikatan protein
Hati merupakan sumber utama dalam sintesis protein plasma (misalnya; albumin).Pada
gangguan hati, jumlah protein plasma akan berkurang, sehingga protein yang tersedia
untuk berikatan sedikit, dan obat yang bebas akan banyak. Hal ini dapat meningkatkan
efek dan toksisitas, terutama untuk obat yang memiliki indeks terapeutik sempit dan
ikatannya dengan protein plasma tinggi.
 Antikoagulan dan obat-obat yang menyebabkan pendarahan.
Hati merupakan tempat utama dalam pembentukan faktor pembekuan darah dan akan
terjadi resiko pendaharan pada penderita yang kondisi hatinya buruk.
EFEK PENYAKIT HATI TERHADAP AKTIVITAS FARMAKOLOGI OBAT
1. Perubahan terhadap parameter farmakokinetika obat
2. Perubahan farmakodinamika akibat proses penyakit yang terjadi
Efek penyakit hati terhadap farmakokinetika obat terutama disebabkan oleh
 Obat dimetabolisme oleh satu atau lebih enzim pada sel didalam bagian2 hati yang
berbeda.
 Beberapa obat dan metabolitnya diekskresikan melalui sekresi bilier
Penyakit hati dapat mengakibatkan antara lain:
 Akumulasi obat
 Kegagalan membentuk metabolit aktif/inaktif
 Peningkatan ba oral
 Efek lain yang terkait ikatan protein dan fungsi ginjal
PANDUAN UMUM DALAM PERESEPAN OBAT PADA GANGGUAN HATI
 Hindari obat-obat hepatotoksik.
 Gunakan obat-obat yang aman untuk ginjal sebagai pilihan.
 Monitor efek samping obat untuk obat yang aman untuk hati.
 Hindari obat yang meningkatkan resiko pendarahan.
 Hindari obat-obat sedatif jika ada resiko ensepalopati hepatika.
 Pada kelainan hati sedang dan berat dapat dilakukan pengurangan dosis untuk obat
yang dimetabolisme utama di hati atau meningkatkan interval untuk semua obat yang
kurang aman untuk hati.
 Jika albumin rendah pertimbangkan untuk menurunkan dosis obat yang ikatan
proteinnya tinggi.
 Obat yang mempengaruhi keseimbangan elektrolit harus digunakan secara hati-
hati dan harus dimonitor.
 Pada pilihannya gunakan obat lama, obat yang dibuat dengan baik, jika dalam
pengalaman penggunaan obat menyebabkan gangguan hati.
 Sedapat mungkin gunakan dosis terendah dan tingkatkan kehati-hatian
berdasarkan respon efek sampingnya
TERAPI PADA PENYAKIT HATI
 Terapi tanpa obat
 Terapi dengan obat
 Terapi dengan vaksinasi
 Terapi transplantasi hati
TERAPI TANPA OBAT
 Diet seimbang, jumlah kalori yang dibutuhkan sesuai dengan tinggi badan, berat
badan dan aktivitas.
 Diet rendah protein, banyak makan sayur dan buah serta melakukan aktivitas
sesuai kemampuan untuk mencegah sembelit
 Manjalankan pola hidup teratur
 Konsultasi dengan petugas kesehatan
TERAPI OBAT
 Aminoglikosida:
– untuk abses hati yang disebabkan karena bakteri. Diberikan tiga kali dalam sehari
secara teratur selama tujuh hari berturut-turut atau atas anjuran dokter
 Antiamuba:
– dehydroemetine, diiodohydroxyquinoline, diloxanide furoate, emetine, etofamide,
metronidazole, secnidazole, teclozan, tibroquinol, tinidazole adalah preparat yang
digunakan untuk amubiasis. Dengan terapi ini maka risiko terjadinya abses hati karena
amuba dapat diminimalkan
 Antimalaria: klorokuin, dapat juga digunakan untuk mengobati amubiasis. Obat
ini mencegah perkembangan abses hati yang disebabkan oleh amuba.
 Antivirus: Lamivudine adalah obat antivirus yang efektif untuk penderita hepatitis
B. Obat ini mempengaruhi proses replikasi DNA dan membatasi kemampuan virus
hepatitis B berproliferasi. Pengobatan dengan lamivudine akan menghasilkan HBV
menjadi negatif pada semua pasien selama 1 bulan. Dalam pengobatan Anti Retroviral
(ARV) pada koinfeksi hepatitis C, saat ini tersedia ARV gratis di Indonesia. ARV yang
tersedia gratis adalah Duviral (Zidovudine + Lamivudine) dan Neviral (Nevirapine).
Sedangkan Efavirenz (Stocrin) tersedia gratis dalam jumlah yang amat terbatas.
Didanosine atau Stavudine tidak boleh diminum untuk penderita sedang mendapat
pengobatan Interferon dan Ribavirin, karena beratnya efek samping faal hati.
 Thymosin alpha 1 adalah suatu imunomodulator yang dapat digunakan pada terapi
hepatitis B kronik sebagai monoterapi atau terapi kombinasi dengan interferon.
 Diuretik tertentu, seperti Spironolactone dan furosemid dapat membantu
mengatasi edema yang menyertai sirosis hati, dengan atau tanpa asites. Obat ini tidak
boleh diberikan pada pasien dengan gangguan keseimbangan elektrolit atau gangguan
ginjal berat karena menyebabkan ekskresi elektrolit
 Kolagogum, kolelitolitik dan hepatic protector, golongan ini digunakan untuk
melindungi hati dari kerusakan yang lebih berat akibat hepatitis dan kondisi lain.
Misalnya: kalsium pantotenate, L-ornitine-L-aspartate, lactose, metadoxine,
phosphatidyl choline, silymarin dan ursodeoxycholic acid
 Multivitamin dengan mineral, golongan ini digunakan sebagai terapi, Sebagai
terapi penunjang pada pasien hepatitis dan penyakit hati lainnya. Vitamin terdiri dari
vitamin larut lemak (A, D, E, K) dan vitamin larut air (C dan B).
 Terapi dengan Vaksinasi, Interferon mempunyai sistem imun alamiah tubuh dan
bertugas untuk melawan virus. Obat ini bermanfaat dalam menangani hepatitis B, C
dan D. Imunoglobulin hepatitis B dapat membantu mencegah berulangnya hepatitis B
setelah transplantasi hati.
 Terapi dengan Transplantasi Hati, dewasa ini merupakan terapi yang diterima
untuk kegagalan hati fulminan yang tak dapat pulih dan untuk komplikasi-komplikasi
penyakit hati kronis tahap akhir. Penentuan saat transplantasi hati sangat kompleks.
Para pasien dengan kegagalan hati fulminan dipertimbangkan untuk transplantasi bila
terdapat tanda-tanda ensefalopati lanjut, koagulapati mencolok (waktu prothrombin 20
menit) atau hipoglikemia. Pada pasien dengan penyakit hati kronis dipertimbangkan
untuk transplantasi bila terdapat komplikasi-komplikasi yang meliputi asites refrakter,
peritonitis bakterial spontan, ensefalopati, perdarahan varises atau gangguan parah
pada fungsi sintesis dengan koagulopati atau hipoalbuminemia.
PRINSIP PENGGUNAAN OBAT PADA PENDERITA GANGGUAN HATI YANG
BERAT:
 Usahakan memilih obat yang eliminasinya melalui ekskresi ginjal.
 Hindari penggunaan obat depresan SSP, diuretik, obat yang menyebabkan
konstipasi, antikoagulan oral, kontrasepsi oral, dan obat hepatotoksik.
 Lakukan penyesuaian dosis
Obat-obat berikut ini memerlukan perhatian khusus pada penderita gangguan hati:
1. Sedatif (benzodiazepin, opioid) : dapat menimbulkan koma.
2. Diuretik : ensefalopati
3. Warfarin, AINS, aspirin : penurunan atau gangguan produksi faktor pembekuan
darah dapat menimbulkan risiko perdarahan
4. INH dan rifampisin : mempengaruhi enzim hati
5. Parasetamol, halotan, isoniazid : terkait dosis
BEBERAPA PILIHAN DALAM PENATALAKSANAAN DOSIS OBAT PADA
PASIEN KERUSAKAN FUNGSI HATI
 mengurangi dosis obat tetapi interval dosis normal,
 menggunakan dosis normal tetapi memperpanjang interval obat,
 dan memodifikasi dosis serta interval pemberian obat
PERTIMBANGAN DOSIS PADA PENYAKIT HATI
Dosis dan interval pemberian obat yang akan diberikan pada pasien dengan gangguan hati
harus mempertimbangkan hal-hal berikut:
1. Sifat dan Keparahan Penyakit
Jenis dan keparahan penyakit hati mempengaruhi farmakokinetiak obat dalam porsi yang
tidak sama besar
1. Eliminasi Obat
Secara umum obat dimetabolisme dalam tubuh dalam dua bentuk:
 Fraksi obat yang dieliminasikan dalam bentuk asalnya, fe
 Fraksi obat yang dimetabolisme, 1-fe
Fraksi ini dapat ditentukan dari klirens hepatik (ClH) dan klirens tubuh total (Cl). Fraksi
ini memungkinkan untuk mengetahui klirens total saat fungsi hati berkurang. Obat
dengan fe kecil, sangat dipengaruhi oleh fungsi hati
1. Rute Adminitrasi Obat
Jika obat mengalami first fast effect sebagian obat akan hilang karena metabolism
presistemik dan bioavaibilitasnya akan meningkat. Pengurangan secara terus-menerus
terjadi pada kliren hepatic dan pada efek first fast hasilnya kan meningkatkan konsentrasi
stdy state untk obat yg diguanakan secara oral.
1. Ikatan Protein
Hati mempoduksi albumin dan alfa 1 asam glikoprotein adalh dua senyawa protein yang
menikat obat2 asam dan basa terutama dalam darah. Pasien dengan sirosis produksi
protein ini berkurang sehingga obat bebas meningkat dlm darah karena kurangnya ikatan
protein
1. Laju Darah Hepatik dan Bersihan Intrinsik
Aliran darah ke hati menurun pada pasien sirosis karena sel hati digantikan oleh jaringan
yang tidak berfungsi yg mana akan meningkatkan tekanan dari dalm organ menyebabkan
tekanan vena portal tinggi dan juga aliran darah disekitar hati. Penurunan aliran darah hati
menyebabkan sebagian obat tetap mengandalkan sel hati dan menekan kliren hepatic obat
sehingga meningkatkan bioavaibilitas obat.
1. Obstruksi Bilier
Ekskresi bilier dari beberapa obat dan metabolit terutama konjungat glukoronida akan
berkurang.
1. Perubahan Secara Farmakodinamik
Sensitivitas jaringan dapat terganggu.
1. Range Terapetik
PENENTUAN DOSIS PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT HATI
Uji lab terbatas dalam menentukan fungsi hati aspartese aminotransferase dan alanine
amino transferase mendeteksi kerusakan sel hati, bukan menunjukkan fungsi hati
sedangkan serum bilirubin hanya suatu ukuran untuk menentukan obstruksi bilier. Tak
ada tes tunggal yang akurat untuk mengetahui fungsi hati total. Umumnya untuk
mengetahui kemampuan hati mematabolime obat yaitu dengan menentukan nilai child
pugh pada pasien Penyesuaian dengan menggunakan metode Child`s Pugh score
digunakan sebagai suatu pendekatan untuk menyesuaikan dosis pada pasien dengan
penyakit hati.
Prinsip umum penggunaan obat pada pasien penyakit hati yang berat, adalah :
1. Sedapat mungkin dipilih obat yang eliminasinya terutama melalui ekskresi ginjal.
2. Hindarkan penggunaan : obat-obat yang mendepresi susunan saraf pusat (terutama
morfin), diuretic tiazid dan diuretic kuat, obat-obat yang menyebabkan konstipasi,
antikoagulan oral, kontrasepsi oral, dan obat-obat hepatotoksik.
3. Gunakan dosis yang lebih rendah dari normal, terutama obat-obat yang eliminasi
utamanya melalui metabolism hati, dengan cara
1. menurunkan dosis dengan interval pemberian normal
2. memberikan dosis biasa dengan memperpanjang interval pemberian
3. mengatur besarnya dosis sekaligus interval pemberian
Tidak ada pedoman umum untuk menghitung berapa besar dosis yang harus diturunkan,
maka gunakan educated guess atau bila ada, ikuti petunjuk dari pabrik obat yang
bersangkutan. Kemudian monitor respon klinik pasien, dan bila perlu monitor kadar obat
dalam plasma, serta uji fungsi hati pada pasien dengan fungsi hati yang berfluktuasi.
Penjelasan beberapa obat yang tidak dibolehkan atau dihindarkan penggunaannya pada
pasien penyakit hati :
1. Morfin : merupakan obat yang dimetabolisme terutama pada hati. Jika diberikan
pada pasien dengan gangguan fungsi hati maka akan memperlama kerja hati dalam
metabolisme obat sehingga akan memperparah fungsi hati serta morfin atau golongan
opiod lainnya akan terakumulasi pada hati dan dapat meningkatkan kadar opiod dalam
plasma, sehingga dapat meningkatkan efek samping yang mungkin muncul.
2. Diuretic tiazid dan diuretic kuat merupakan obat-obat yang seutuhnya
dimetabolisme di hati.
3. Obat-obat hepatotoksik : obat-obat ini akan mempercepat perusakan dari sel-sel
hati.
PENENTUAN DOSIS BERDASARKAN CHILD`S PUGH SKOR
Tes/ gejala Nilai point 1 Nilai poin 2 Nilai poin 3
Total bilirubin
(mg/dl)Serum albumin
(g/dl)
Waktu protrombin (sec)
Ascites
Pembesaran hati
< 2.0>3.5
<4
Tidak ada
Tidak ada
2.0-3.02.8-3.5
4-6
Samar2
Sedang
>3.0<2.8
>6
Sedang
Beberapa
Skor 8–9 penurunan sekitar 25% dari dosis awal dari obat-obat yang terutama (60%)
dimetabolisme oleh hati.
Skor 10 atau lebih penurunan yang signifikan (sekitar 50%) dari dosis awal dari obat-
obat yang terutama dimetabolisme oleh hati.
Contoh: Dosis lazim dari suatu obat yang 95 % dimetabolisme hati adalah 500 mg setiap
6 jam dan dosis total per hari adalah 2000 mg. Untuk pasien sirosis hati dengan skor 12
(Child-Pugh score), dosis awal harus dikurangi 50% dari dosis awal menjadi 1000
mg/hari. Obat dapat diresepkan pada pasien 250 mg setiap 12 jam. Pasien harus dimonitor
ketat untuk efek farmakologis dan efek toksik dari pengobatan, dan dosis dapat
disesuaikan sesuai kebutuhan pasien.
OBAT-OBAT YANG DIMETABOLISME TERUTAMA PADA ORGAN HATI
 Lidokain
 Procainamide
 Quinidine
 Phenytoin
 Carbamazepine
 Valproic acid
 Phenobarbital
 Ethosuximide
 Cyclosporine
 Tacrolimus
 Theophyline
 Diazepam
 Isoniazid
Beberapa contoh obat-obatan indeks terapi sempit yang lebih dari 60%
dieliminasikan pada hati seperti (FDA, 1988):
 Aminophylline
 Carbamazepine
 Clindamycin
 Clonidine
 Valproic Acid
 Warfarin sodium
 Theophylline
 Guanethidine
 Quinidine gluconate
 Isoproterenol
 Levoxyine
 Prazosin
 Procainamide
 Phenytoin
 Minoxidil
 Oxytriphylline
Obat-obat yang menginduksi kerusakan hati:
 ACE inhibitor : gangguan kolestatik
 PCT : kerusakan sel hati
 Alkohol : hepatitis dan sirosis
 Aldesleukin
 Allupurinol : hepatitis dan kerusakan sel hati
 Aminoglutetimid : kolestasis
 Asam amino salisilat : dapat menimbulkan reaksi hipersensitivitas
 Amiodaron : sirosis dan hepatitis
 Amoxicilin dan asam klafulanat : kolestasis
Pada BNF 57 tertera banyak obat yang harus dihindari pemakaiannya karena
dapat menyebabkan kerusakan pada hati,diantaranya obat golongan:
1. Antivirus : abacavir
2. Antigipertensi : ACE inhibitor
3. NSAID : asiklofenak
4. Antikoagulan : Acenokumarol
5. Opioid analgetik : alfentanil
6. Anxyolitik dan hipnotik : alprazolam
7. Diuretik : golongan thiazid
8. Gol.statin : atorvastatin
9. Kontrasepsi : desogestrol
10. Sulfonilurea : glibenklamid

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

SIROSIS HEPAR
SIROSIS HEPARSIROSIS HEPAR
SIROSIS HEPAR
 
Materi Diet Hati, Kandung Empedu dan Pankreas
Materi Diet Hati, Kandung Empedu dan PankreasMateri Diet Hati, Kandung Empedu dan Pankreas
Materi Diet Hati, Kandung Empedu dan Pankreas
 
Asuhan keperawatan klien dengan serosis hepatis
Asuhan keperawatan klien dengan serosis hepatisAsuhan keperawatan klien dengan serosis hepatis
Asuhan keperawatan klien dengan serosis hepatis
 
Perlemakan hat ifix
Perlemakan hat ifixPerlemakan hat ifix
Perlemakan hat ifix
 
uji biokimia untuk penelitian fungsi ginjal
uji biokimia untuk penelitian fungsi ginjaluji biokimia untuk penelitian fungsi ginjal
uji biokimia untuk penelitian fungsi ginjal
 
Ckd
CkdCkd
Ckd
 
sirosis hepatis
sirosis hepatissirosis hepatis
sirosis hepatis
 
liver
liverliver
liver
 
Askep diabetes mellitus AKPER PEMDA MUNA
Askep diabetes mellitus AKPER PEMDA MUNA Askep diabetes mellitus AKPER PEMDA MUNA
Askep diabetes mellitus AKPER PEMDA MUNA
 
Penyakit liver
Penyakit liverPenyakit liver
Penyakit liver
 
Askep sirosis hepatis
Askep sirosis hepatisAskep sirosis hepatis
Askep sirosis hepatis
 
Sindrom nefrotik
Sindrom nefrotikSindrom nefrotik
Sindrom nefrotik
 
CHRONIC KIDNEY DISEASE
CHRONIC KIDNEY DISEASECHRONIC KIDNEY DISEASE
CHRONIC KIDNEY DISEASE
 
Kelainan dan penyakit pada ginjal
Kelainan dan penyakit pada ginjalKelainan dan penyakit pada ginjal
Kelainan dan penyakit pada ginjal
 
Soca
SocaSoca
Soca
 
9. penyakit ginjal dan saluran kencing
9. penyakit ginjal dan saluran kencing9. penyakit ginjal dan saluran kencing
9. penyakit ginjal dan saluran kencing
 
Penyakit gagal ginjal kronis
Penyakit gagal ginjal kronisPenyakit gagal ginjal kronis
Penyakit gagal ginjal kronis
 
tutorial-Sirosis hepatis
tutorial-Sirosis hepatistutorial-Sirosis hepatis
tutorial-Sirosis hepatis
 
Hepatitis virus
Hepatitis virusHepatitis virus
Hepatitis virus
 
Hepatoma lepas bangsal imam
Hepatoma lepas bangsal imamHepatoma lepas bangsal imam
Hepatoma lepas bangsal imam
 

Similar to FarmakoterapiHati

Similar to FarmakoterapiHati (20)

Kardiovaskuler, anti anemia, pembekuan darah, pendarahan, hipertensi, shock a...
Kardiovaskuler, anti anemia, pembekuan darah, pendarahan, hipertensi, shock a...Kardiovaskuler, anti anemia, pembekuan darah, pendarahan, hipertensi, shock a...
Kardiovaskuler, anti anemia, pembekuan darah, pendarahan, hipertensi, shock a...
 
FARMAKOLOGI HIPERTENSI
FARMAKOLOGI HIPERTENSIFARMAKOLOGI HIPERTENSI
FARMAKOLOGI HIPERTENSI
 
ht2.pptx
ht2.pptxht2.pptx
ht2.pptx
 
Sap gagal ginjal
Sap gagal ginjalSap gagal ginjal
Sap gagal ginjal
 
10516757.ppt
10516757.ppt10516757.ppt
10516757.ppt
 
Nefritis
NefritisNefritis
Nefritis
 
Kelainan sistem ekskresi
Kelainan sistem ekskresiKelainan sistem ekskresi
Kelainan sistem ekskresi
 
Hepatsure
HepatsureHepatsure
Hepatsure
 
Hasan_Sirosis.pptx
Hasan_Sirosis.pptxHasan_Sirosis.pptx
Hasan_Sirosis.pptx
 
Nama_NIM_Kelas_Kelompok 1 AC_Tugas Kasus Farter 2.pptx
Nama_NIM_Kelas_Kelompok 1 AC_Tugas Kasus Farter 2.pptxNama_NIM_Kelas_Kelompok 1 AC_Tugas Kasus Farter 2.pptx
Nama_NIM_Kelas_Kelompok 1 AC_Tugas Kasus Farter 2.pptx
 
Farmasi klinik dili
Farmasi klinik diliFarmasi klinik dili
Farmasi klinik dili
 
Penyakit liver
Penyakit liverPenyakit liver
Penyakit liver
 
Efek samping obat
Efek samping obat Efek samping obat
Efek samping obat
 
Sap gagal ginjal
Sap gagal ginjalSap gagal ginjal
Sap gagal ginjal
 
hipertensi.ppt
hipertensi.ppthipertensi.ppt
hipertensi.ppt
 
Makalah kelainan metabolisme (2)
Makalah kelainan metabolisme (2)Makalah kelainan metabolisme (2)
Makalah kelainan metabolisme (2)
 
Makalah kelainan metabolisme
Makalah kelainan metabolismeMakalah kelainan metabolisme
Makalah kelainan metabolisme
 
Tugas kelainan pada organ ekskresi
Tugas kelainan pada organ ekskresiTugas kelainan pada organ ekskresi
Tugas kelainan pada organ ekskresi
 
Penyakit Ginjal Kronis akibat Kegagalan Homeostastis(1).pptx
Penyakit Ginjal Kronis akibat Kegagalan Homeostastis(1).pptxPenyakit Ginjal Kronis akibat Kegagalan Homeostastis(1).pptx
Penyakit Ginjal Kronis akibat Kegagalan Homeostastis(1).pptx
 
Tiroid 1
Tiroid 1Tiroid 1
Tiroid 1
 

Recently uploaded

456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 

Recently uploaded (18)

456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 

FarmakoterapiHati

  • 1. FARMAKOTERAPI PADA PASIEN DENGAN KONDISI PATOLOGIS PENYAKIT HATI NOVEMBER 21, 2013LEAVE A COMMENT Hati merupakan organ yang sangat penting dalam pengaturan homeostatis tubuh meliputi: – Metabolisme – Biotransformasi – Sintesis – Penyimpanan – Imunologi Hati dapat mempertahankan fungsinya bila terjadi gangguan ringan. Pada gangguan berat terjadi gangguan fungsi yang serius dan berakibat fatal. Penyakit hati adalah suatu istilah untuk sekumpulan kondisi-kondisi, penyakit-penyakit dan infeksi-infeksi yang mempengaruhi sel-sel, jaringan-jaringan, struktur dan fungsi dari hati. PENYEBAB DAN RISIKO PENYAKIT Penyakit hati dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang bervariasi. Penyebab- penyebabnya termasuk: – Kerusakan-kerusakan bawaan sejak lahir atau kelainan-kelainan hati yang hadir pada kelahiran – Kelainan-kelainan metabolisme atau kerusakan dalam proses dasar tubuh – Infeksi-infeksi virus atau bakteri – Alkohol atau keracunan oleh racun – Obat-obat terentu yang merupakan racun bagi hati – Kekurangan Gizi (nutrisi)
  • 2. – Trauma atau luka Penyakit-penyakit hati yang kemungkinan besar terjadi pada anak-anak termasuk: – Alagille’s syndrome, suatu kondisi dimana saluran empedu menyempit dan memburuk, terutama pada tahun pertama kehidupan – Alpha 1- antitrypsin deficiency, suatu penyakit hati genetik pada anak yang dapat menuju ke hepatitis dan sirosis hati – Biliary atresia, suatu kondis dimana saluran empedu yang terbentang dari hati ke usus halus adalah terlalu kecil penampangnya atau sama sekali tidak ada – Galactosemia, suatu penyakit keturunan dimana tubuh tidak dapat mentoleransi gula-gula tertentu didalam susu. Gula-gula ini dapat memperluas, menyebabkan kerusakan yang serius terhadap hati dan organ-organ lainnya dari tubuh. – Hemorrhagic telangiectasia, suatu kondisi dimana pembuluh darah yang tipis mengizinkan perdarahan yang mudah dan sering dari kulit dan saluran pencernaan – Hepatitis aktif kronis, suatu peradangan hati yang menyebabkan luka yang meninggalkan parut dan gangguan fungsi hati – Kanker hati, yang dapat berasal dari kanker pada bagian tubuh lainnya yang telah menyebar ke hati – Neonatal hepatitis, adalah hepatitis pada bayi baru lahir yang terjadi pada beberapa bulan pertama kelahiran – Reye’s syndrome, suatu kondisi yang menyebabkan meluasnya lemak di hati. Pada beberapa kasus kondisi ini dikaitkan dengan penggunaan aspirin, terutama yang berhubungan dengan chickenpox, influenza, atau penyakit-penyakit lainnya dengan demam – Thalassemia, satu grup dari anemia yang diwariskan, atau jumlah darah merah yang rendah – Tyrosinemia, suatu kelainan yang menyebabkan persoalan serius dengan metabolisme hati – Wilson’s disease, suatu kondisi warisan (keturunan) yang menyebabkan meluasnya dari mineral tembaga didalam hati Penyakit-penyakit hati yang kemungkinan besar terjadi pada orang dewasa termasuk:
  • 3. – Batu empedu, yang mungkin dapat menyumbat saluran empedu – Hemochromatosis, suatu kondisi yang menyebabkan tubuh menyerap dan menyimpan terlalu banyak besi. Penumpukan dari besi menyebabkan kerusakan hati dan organ-organ lainnya – Hepatitis, suatu peradangan dan infeksi dari hati disebabkan oleh salah satu dari beberapa virus-virus – Penyakit cystic dari hati, yang menyebabkan luka-luka dan massa-massa yang terisi cairan di hati – Porphyria, suatu kondisi yang menyebabkan kesalahan fungsi dalam bagaimana tubuh menggunakan porphyrins. Porphyrins adalah sangat penting pada pembuatan haemoglobin didalam sel darah merah, untuk mengangkut oksigen keseluruh tubuh – Primary sclerosing cholangitis, suatu kondisi yang menyebabkan saluran empedu dari hati menyempit karena peradangan dan luka goresan – Sarcoidosis, suatu penyakit yang menyebabkan suatu perluasan dari luka-luka di hati dan organ-organ lainnya dari tubuh – Sirosis, suatu kondisi serius yang menyebabkan jaringan dan sel-sel hati diganti oleh jaringan parut – Type I glycogen storage disease, yang menyebabkan persoalan pada pengontrolan gula darah ketika sesorang sedang puasa Penyakit hati yang berhubungan dengan alkohol termasuk:  Hepatitis alkoholik  Penyakit fatty liver yang menyebabkan pembesaran hati  Sirosis alkoholik HAL-HAL YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN DALAM PEMBERIAN OBAT YANG DIMETABOLISME DI HATI  Obat-obat hepatotoksik. Obat ini umumnya menyebabkan toksik pada pasien dengan gangguan fungsi hati.  Ikatan protein Hati merupakan sumber utama dalam sintesis protein plasma (misalnya; albumin).Pada gangguan hati, jumlah protein plasma akan berkurang, sehingga protein yang tersedia untuk berikatan sedikit, dan obat yang bebas akan banyak. Hal ini dapat meningkatkan efek dan toksisitas, terutama untuk obat yang memiliki indeks terapeutik sempit dan ikatannya dengan protein plasma tinggi.
  • 4.  Antikoagulan dan obat-obat yang menyebabkan pendarahan. Hati merupakan tempat utama dalam pembentukan faktor pembekuan darah dan akan terjadi resiko pendaharan pada penderita yang kondisi hatinya buruk. EFEK PENYAKIT HATI TERHADAP AKTIVITAS FARMAKOLOGI OBAT 1. Perubahan terhadap parameter farmakokinetika obat 2. Perubahan farmakodinamika akibat proses penyakit yang terjadi Efek penyakit hati terhadap farmakokinetika obat terutama disebabkan oleh  Obat dimetabolisme oleh satu atau lebih enzim pada sel didalam bagian2 hati yang berbeda.  Beberapa obat dan metabolitnya diekskresikan melalui sekresi bilier Penyakit hati dapat mengakibatkan antara lain:  Akumulasi obat  Kegagalan membentuk metabolit aktif/inaktif  Peningkatan ba oral  Efek lain yang terkait ikatan protein dan fungsi ginjal PANDUAN UMUM DALAM PERESEPAN OBAT PADA GANGGUAN HATI  Hindari obat-obat hepatotoksik.  Gunakan obat-obat yang aman untuk ginjal sebagai pilihan.  Monitor efek samping obat untuk obat yang aman untuk hati.  Hindari obat yang meningkatkan resiko pendarahan.  Hindari obat-obat sedatif jika ada resiko ensepalopati hepatika.  Pada kelainan hati sedang dan berat dapat dilakukan pengurangan dosis untuk obat yang dimetabolisme utama di hati atau meningkatkan interval untuk semua obat yang kurang aman untuk hati.  Jika albumin rendah pertimbangkan untuk menurunkan dosis obat yang ikatan proteinnya tinggi.  Obat yang mempengaruhi keseimbangan elektrolit harus digunakan secara hati- hati dan harus dimonitor.  Pada pilihannya gunakan obat lama, obat yang dibuat dengan baik, jika dalam pengalaman penggunaan obat menyebabkan gangguan hati.  Sedapat mungkin gunakan dosis terendah dan tingkatkan kehati-hatian berdasarkan respon efek sampingnya TERAPI PADA PENYAKIT HATI  Terapi tanpa obat  Terapi dengan obat  Terapi dengan vaksinasi  Terapi transplantasi hati TERAPI TANPA OBAT
  • 5.  Diet seimbang, jumlah kalori yang dibutuhkan sesuai dengan tinggi badan, berat badan dan aktivitas.  Diet rendah protein, banyak makan sayur dan buah serta melakukan aktivitas sesuai kemampuan untuk mencegah sembelit  Manjalankan pola hidup teratur  Konsultasi dengan petugas kesehatan TERAPI OBAT  Aminoglikosida: – untuk abses hati yang disebabkan karena bakteri. Diberikan tiga kali dalam sehari secara teratur selama tujuh hari berturut-turut atau atas anjuran dokter  Antiamuba: – dehydroemetine, diiodohydroxyquinoline, diloxanide furoate, emetine, etofamide, metronidazole, secnidazole, teclozan, tibroquinol, tinidazole adalah preparat yang digunakan untuk amubiasis. Dengan terapi ini maka risiko terjadinya abses hati karena amuba dapat diminimalkan  Antimalaria: klorokuin, dapat juga digunakan untuk mengobati amubiasis. Obat ini mencegah perkembangan abses hati yang disebabkan oleh amuba.  Antivirus: Lamivudine adalah obat antivirus yang efektif untuk penderita hepatitis B. Obat ini mempengaruhi proses replikasi DNA dan membatasi kemampuan virus hepatitis B berproliferasi. Pengobatan dengan lamivudine akan menghasilkan HBV menjadi negatif pada semua pasien selama 1 bulan. Dalam pengobatan Anti Retroviral (ARV) pada koinfeksi hepatitis C, saat ini tersedia ARV gratis di Indonesia. ARV yang tersedia gratis adalah Duviral (Zidovudine + Lamivudine) dan Neviral (Nevirapine). Sedangkan Efavirenz (Stocrin) tersedia gratis dalam jumlah yang amat terbatas. Didanosine atau Stavudine tidak boleh diminum untuk penderita sedang mendapat pengobatan Interferon dan Ribavirin, karena beratnya efek samping faal hati.  Thymosin alpha 1 adalah suatu imunomodulator yang dapat digunakan pada terapi hepatitis B kronik sebagai monoterapi atau terapi kombinasi dengan interferon.  Diuretik tertentu, seperti Spironolactone dan furosemid dapat membantu mengatasi edema yang menyertai sirosis hati, dengan atau tanpa asites. Obat ini tidak boleh diberikan pada pasien dengan gangguan keseimbangan elektrolit atau gangguan ginjal berat karena menyebabkan ekskresi elektrolit  Kolagogum, kolelitolitik dan hepatic protector, golongan ini digunakan untuk melindungi hati dari kerusakan yang lebih berat akibat hepatitis dan kondisi lain. Misalnya: kalsium pantotenate, L-ornitine-L-aspartate, lactose, metadoxine, phosphatidyl choline, silymarin dan ursodeoxycholic acid  Multivitamin dengan mineral, golongan ini digunakan sebagai terapi, Sebagai terapi penunjang pada pasien hepatitis dan penyakit hati lainnya. Vitamin terdiri dari vitamin larut lemak (A, D, E, K) dan vitamin larut air (C dan B).  Terapi dengan Vaksinasi, Interferon mempunyai sistem imun alamiah tubuh dan bertugas untuk melawan virus. Obat ini bermanfaat dalam menangani hepatitis B, C dan D. Imunoglobulin hepatitis B dapat membantu mencegah berulangnya hepatitis B setelah transplantasi hati.
  • 6.  Terapi dengan Transplantasi Hati, dewasa ini merupakan terapi yang diterima untuk kegagalan hati fulminan yang tak dapat pulih dan untuk komplikasi-komplikasi penyakit hati kronis tahap akhir. Penentuan saat transplantasi hati sangat kompleks. Para pasien dengan kegagalan hati fulminan dipertimbangkan untuk transplantasi bila terdapat tanda-tanda ensefalopati lanjut, koagulapati mencolok (waktu prothrombin 20 menit) atau hipoglikemia. Pada pasien dengan penyakit hati kronis dipertimbangkan untuk transplantasi bila terdapat komplikasi-komplikasi yang meliputi asites refrakter, peritonitis bakterial spontan, ensefalopati, perdarahan varises atau gangguan parah pada fungsi sintesis dengan koagulopati atau hipoalbuminemia. PRINSIP PENGGUNAAN OBAT PADA PENDERITA GANGGUAN HATI YANG BERAT:  Usahakan memilih obat yang eliminasinya melalui ekskresi ginjal.  Hindari penggunaan obat depresan SSP, diuretik, obat yang menyebabkan konstipasi, antikoagulan oral, kontrasepsi oral, dan obat hepatotoksik.  Lakukan penyesuaian dosis Obat-obat berikut ini memerlukan perhatian khusus pada penderita gangguan hati: 1. Sedatif (benzodiazepin, opioid) : dapat menimbulkan koma. 2. Diuretik : ensefalopati 3. Warfarin, AINS, aspirin : penurunan atau gangguan produksi faktor pembekuan darah dapat menimbulkan risiko perdarahan 4. INH dan rifampisin : mempengaruhi enzim hati 5. Parasetamol, halotan, isoniazid : terkait dosis BEBERAPA PILIHAN DALAM PENATALAKSANAAN DOSIS OBAT PADA PASIEN KERUSAKAN FUNGSI HATI  mengurangi dosis obat tetapi interval dosis normal,  menggunakan dosis normal tetapi memperpanjang interval obat,  dan memodifikasi dosis serta interval pemberian obat PERTIMBANGAN DOSIS PADA PENYAKIT HATI Dosis dan interval pemberian obat yang akan diberikan pada pasien dengan gangguan hati harus mempertimbangkan hal-hal berikut: 1. Sifat dan Keparahan Penyakit Jenis dan keparahan penyakit hati mempengaruhi farmakokinetiak obat dalam porsi yang tidak sama besar 1. Eliminasi Obat Secara umum obat dimetabolisme dalam tubuh dalam dua bentuk:  Fraksi obat yang dieliminasikan dalam bentuk asalnya, fe  Fraksi obat yang dimetabolisme, 1-fe
  • 7. Fraksi ini dapat ditentukan dari klirens hepatik (ClH) dan klirens tubuh total (Cl). Fraksi ini memungkinkan untuk mengetahui klirens total saat fungsi hati berkurang. Obat dengan fe kecil, sangat dipengaruhi oleh fungsi hati 1. Rute Adminitrasi Obat Jika obat mengalami first fast effect sebagian obat akan hilang karena metabolism presistemik dan bioavaibilitasnya akan meningkat. Pengurangan secara terus-menerus terjadi pada kliren hepatic dan pada efek first fast hasilnya kan meningkatkan konsentrasi stdy state untk obat yg diguanakan secara oral. 1. Ikatan Protein Hati mempoduksi albumin dan alfa 1 asam glikoprotein adalh dua senyawa protein yang menikat obat2 asam dan basa terutama dalam darah. Pasien dengan sirosis produksi protein ini berkurang sehingga obat bebas meningkat dlm darah karena kurangnya ikatan protein 1. Laju Darah Hepatik dan Bersihan Intrinsik Aliran darah ke hati menurun pada pasien sirosis karena sel hati digantikan oleh jaringan yang tidak berfungsi yg mana akan meningkatkan tekanan dari dalm organ menyebabkan tekanan vena portal tinggi dan juga aliran darah disekitar hati. Penurunan aliran darah hati menyebabkan sebagian obat tetap mengandalkan sel hati dan menekan kliren hepatic obat sehingga meningkatkan bioavaibilitas obat. 1. Obstruksi Bilier Ekskresi bilier dari beberapa obat dan metabolit terutama konjungat glukoronida akan berkurang. 1. Perubahan Secara Farmakodinamik Sensitivitas jaringan dapat terganggu. 1. Range Terapetik PENENTUAN DOSIS PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT HATI Uji lab terbatas dalam menentukan fungsi hati aspartese aminotransferase dan alanine amino transferase mendeteksi kerusakan sel hati, bukan menunjukkan fungsi hati sedangkan serum bilirubin hanya suatu ukuran untuk menentukan obstruksi bilier. Tak ada tes tunggal yang akurat untuk mengetahui fungsi hati total. Umumnya untuk mengetahui kemampuan hati mematabolime obat yaitu dengan menentukan nilai child pugh pada pasien Penyesuaian dengan menggunakan metode Child`s Pugh score digunakan sebagai suatu pendekatan untuk menyesuaikan dosis pada pasien dengan penyakit hati. Prinsip umum penggunaan obat pada pasien penyakit hati yang berat, adalah : 1. Sedapat mungkin dipilih obat yang eliminasinya terutama melalui ekskresi ginjal.
  • 8. 2. Hindarkan penggunaan : obat-obat yang mendepresi susunan saraf pusat (terutama morfin), diuretic tiazid dan diuretic kuat, obat-obat yang menyebabkan konstipasi, antikoagulan oral, kontrasepsi oral, dan obat-obat hepatotoksik. 3. Gunakan dosis yang lebih rendah dari normal, terutama obat-obat yang eliminasi utamanya melalui metabolism hati, dengan cara 1. menurunkan dosis dengan interval pemberian normal 2. memberikan dosis biasa dengan memperpanjang interval pemberian 3. mengatur besarnya dosis sekaligus interval pemberian Tidak ada pedoman umum untuk menghitung berapa besar dosis yang harus diturunkan, maka gunakan educated guess atau bila ada, ikuti petunjuk dari pabrik obat yang bersangkutan. Kemudian monitor respon klinik pasien, dan bila perlu monitor kadar obat dalam plasma, serta uji fungsi hati pada pasien dengan fungsi hati yang berfluktuasi. Penjelasan beberapa obat yang tidak dibolehkan atau dihindarkan penggunaannya pada pasien penyakit hati : 1. Morfin : merupakan obat yang dimetabolisme terutama pada hati. Jika diberikan pada pasien dengan gangguan fungsi hati maka akan memperlama kerja hati dalam metabolisme obat sehingga akan memperparah fungsi hati serta morfin atau golongan opiod lainnya akan terakumulasi pada hati dan dapat meningkatkan kadar opiod dalam plasma, sehingga dapat meningkatkan efek samping yang mungkin muncul. 2. Diuretic tiazid dan diuretic kuat merupakan obat-obat yang seutuhnya dimetabolisme di hati. 3. Obat-obat hepatotoksik : obat-obat ini akan mempercepat perusakan dari sel-sel hati. PENENTUAN DOSIS BERDASARKAN CHILD`S PUGH SKOR Tes/ gejala Nilai point 1 Nilai poin 2 Nilai poin 3 Total bilirubin (mg/dl)Serum albumin (g/dl) Waktu protrombin (sec) Ascites Pembesaran hati < 2.0>3.5 <4 Tidak ada Tidak ada 2.0-3.02.8-3.5 4-6 Samar2 Sedang >3.0<2.8 >6 Sedang Beberapa Skor 8–9 penurunan sekitar 25% dari dosis awal dari obat-obat yang terutama (60%) dimetabolisme oleh hati. Skor 10 atau lebih penurunan yang signifikan (sekitar 50%) dari dosis awal dari obat- obat yang terutama dimetabolisme oleh hati. Contoh: Dosis lazim dari suatu obat yang 95 % dimetabolisme hati adalah 500 mg setiap 6 jam dan dosis total per hari adalah 2000 mg. Untuk pasien sirosis hati dengan skor 12
  • 9. (Child-Pugh score), dosis awal harus dikurangi 50% dari dosis awal menjadi 1000 mg/hari. Obat dapat diresepkan pada pasien 250 mg setiap 12 jam. Pasien harus dimonitor ketat untuk efek farmakologis dan efek toksik dari pengobatan, dan dosis dapat disesuaikan sesuai kebutuhan pasien. OBAT-OBAT YANG DIMETABOLISME TERUTAMA PADA ORGAN HATI  Lidokain  Procainamide  Quinidine  Phenytoin  Carbamazepine  Valproic acid  Phenobarbital  Ethosuximide  Cyclosporine  Tacrolimus  Theophyline  Diazepam  Isoniazid Beberapa contoh obat-obatan indeks terapi sempit yang lebih dari 60% dieliminasikan pada hati seperti (FDA, 1988):  Aminophylline  Carbamazepine  Clindamycin  Clonidine  Valproic Acid  Warfarin sodium  Theophylline  Guanethidine  Quinidine gluconate  Isoproterenol  Levoxyine  Prazosin  Procainamide  Phenytoin  Minoxidil  Oxytriphylline Obat-obat yang menginduksi kerusakan hati:  ACE inhibitor : gangguan kolestatik  PCT : kerusakan sel hati  Alkohol : hepatitis dan sirosis  Aldesleukin  Allupurinol : hepatitis dan kerusakan sel hati  Aminoglutetimid : kolestasis
  • 10.  Asam amino salisilat : dapat menimbulkan reaksi hipersensitivitas  Amiodaron : sirosis dan hepatitis  Amoxicilin dan asam klafulanat : kolestasis Pada BNF 57 tertera banyak obat yang harus dihindari pemakaiannya karena dapat menyebabkan kerusakan pada hati,diantaranya obat golongan: 1. Antivirus : abacavir 2. Antigipertensi : ACE inhibitor 3. NSAID : asiklofenak 4. Antikoagulan : Acenokumarol 5. Opioid analgetik : alfentanil 6. Anxyolitik dan hipnotik : alprazolam 7. Diuretik : golongan thiazid 8. Gol.statin : atorvastatin 9. Kontrasepsi : desogestrol 10. Sulfonilurea : glibenklamid