SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
PATOFISIOLOGI HATI, KANTUNG
EMPEDU, DAN PANKREAS
Muhammad Reza Pahlevi, S.Pd., M.Si.
ANATOMI DAN FISIOLOGI
• Hati adalah organ yang terletak di bagian kanan atas
perut. Hati, saluran empedu dan pankreas ; ketiganya
terkait erat dengan fisiologi pencernaan
• Fungsi hati ;
– Fungsi pembentukan dan Eksresi empedu. Ini mrp fungsi utama
hati.
– Fungsi metabolik yi metabolisme lipid, KH dan protein,
penimbunan vitamin dan mineral, konjugasi dan eksresi steroid
– Fungsi pertahanan tubuh : detoksifikasi sejumlah zat endogen
dan eksogen serta perlindungan terhadap mikroorganisme
(terbentuknya imunoglobulin)
• Hati mengeksresikan sekitar 1 L empedu tiap hari
• Unsur utama empedu adlh air (96%), garam empedu,
elektrolit, fosfolipid, kolesterol, garam anorganik, dan
pigmen empedu (bilirubin terkonjugasi).
• Garam empedu penting untuk pencernaan dan absorpsi
lipid dlm usus halus.
• Bilirubin adlh hasil akhir metabolisme dan secara fisiologis
tdk penting, namun merupakan petunjuk adanya penyakit
pada organ hati karena bilirubin cenderung mewarnai
jaringan dan cairan yg kontak dengannya.
• Selain lipid, hati juga berperan penting dalam metab KH,
dan protein
• Pada metab KH, monosakarida dari usus halus dirubah
menjadi glikogen dan disimpan dlm hati (glikogenesis),
kmdn glukosa dilepaskan ke dalam darah (glikogenolisis)
untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Glukosa di metab untuk
menghasilkan panas dan energi. Hati juga mampu
mensintesa glukosa dari protein dan lemak.
• Pada metab protein, dimana hati mensintesis semua
protein plasma (kecuali gamma globulin), diantaranya
albumin, protrombin, fibrinogen, dan faktor-faktor
pembekuan darah yg lain.
• Kandung empedu ; berfungsi menyimpan dan
memekatkan empedu.
• Dalam kandung empedu, pembuluh limfe dan pembuluh
darah, mengabsorbsi air dan garam2 anorganik, sehingga
empedu dlm kandung empedu kira-kira 5xlebih pekat
dibandingkan empedu hati.
• Secara berkala kandung empedu akan mengosongkan isinya
ke duodenum mll kontraksi lapisan ototnya dan relaksasi
sfingter Oddi. Hormon kolesistokinin dilepaskan dari sel
duodenal akibat hasil pencernaan dari protein dan lipid yg
merangsang terjadinya kontraksi kandung empedu
• Pankreas ; dibentuk dari 2 sel yg mempunyai fungsi yg
berbeda.
• Sel-sel eksokrin (asini)menghasilkan getah pankreas.
• Sel-sel endokrin, yaitu insulin dan glukagon untuk metabolisme KH
• Perubahan patologi pada hati, kandung empedu dan pankreas
adalah ;
– peradangan, (hepatitis, kolesistitis, misal pada batu empedu
dan pankreatitis)
– Fibrosis (sirosis hati dan peradangan kronis)
– Neoplasma ; jarang ditemukan
– Ikhterus ; jaringan tubuh berwarna kuning) merupakan gejala
yang sering ditemukan dan timbul akibat gangguan eksresi
bilirubin
UJI DIAGNOSA
1. Albumin adalah protein yang dibuat khusus
oleh hati.
Kadar Albumin mengalami penurunan : pada
penyakit hati kronis, seperti sirosis, sindrom
nefrotik, Gizi buruk atau katabolisme protein
berlebihan juga dapat menyebabkan
hypoalbuminaemia. Waktu paruh albumin
sekitar 20 hari. Albumin tidak dianggap
sebagai penanda utama kelainan fungsi hati
karena kurang sensitive. Nilai normal : 3,9-
5,0 g / dL
2.Alanine transaminase (ALT) disebut
Serum glutamat piruvat transaminase
(SGPT) atau Alanin aminotransferase
(ALAT) adalah enzim dalam hepatosit
(sel hati). Enzim ini mengkatalis reaksi
glutamat + piruvat ⇌ α-ketoglutarate +
alanin. Ketika sel hati rusak, maka
enzim ini ke masuk ke dalam darah. ALT
meningkat secara dramatis dalam
kerusakan hati akut, seperti hepatitis
atau overdosis parasetamol
(asetaminofen). Nilai normal : 9-60 IU/L
3. SGOT. Aspartate transaminase (AST) juga disebut
Serum glutamat oksaloasetat transaminase (SGOT) atau
aspartate aminotransferase (ASAT) mirip dengan ALT,
merupakan enzim yang diproduksi oleh sel-sel parenkim
hati. Peran enzim ini dibutuhkan dalam reaksi aspartate
+ alpha-ketoglutarate <-> oxaloacetate dan glutamat.
Kadar enzim ini meningkat pada kerusakan hati akut.
Juga ditemukan dalam sel darah merah, otot jantung dan
tulang sehingga bukan menjadi petanda khusus pada
hati saja. Rasio AST - ALT kadang-kadang digunakan
untuk membedakan antara penyebab kerusakan hati
dengan kelainan lainnya. Nilai normal nya : 10-40 IU /L
4. Alkaline phosphatase (ALP) adalah enzim hidrolase yang
bertanggung jawab untuk menghilangkan gugus fosfat
dari berbagai jenis molekul, termasuk nukleotida , protein
, dan alkaloid. Nilai normalnya : 30-120 IU /L
5.Bilirubin total. Nilai normalnya : 0,1-1,2 mg / dL
Bilirubin merupakan produk pemecahan heme
(bagian dari hemoglobin dalam sel darah
merah). Hati bertanggung jawab untuk
membersihkan bilirubin dalam darah. Hal ini
dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut:
bilirubin diserap oleh hepatosit/ sel hati ,
dikonjugasi dengan gula (diubah agar larut
dalam air), dan disekresi ke dalam empedu
yang dikeluarkan ke dalam usus. Peningkatan
bilirubin total menyebabkan penyakit kuning.
Peningkatan bilirubin total menyebabkan penyakit
kuning , yang merupakan petanda sejumlah
masalah berikut:
Prehepatik, produksi bilirubin meningkat. Hal ini
dapat terjadi karena beberapa penyebab, termasuk
anemi hemolitik dan pendarahan internal.
Hepatika, masalah dengan hati, yang tercermin
sebagai kekurangan metabolisme bilirubin
(misalnya serapan oleh hepatosit berkurang,
gangguan konjugasi bilirubin, dan reduksi sekresi
bilirubin oleh hepatosit). Dalam beberapa keadaan
akan berkembang menjadi sirosis dan hepatitis.
Posthepatika, obstruksi saluran empedu, ditandai
dengan gangguan ekskresi bilirubin. Obstruksi
dapat ditemukan baik dalam hati atau di saluran
empedu.
KELAINAN FUNGSI HATI
1. Ikhterus
• Ikhterus ; penimbunan pigmen empedu dlm tubuh
menyebabkan perubahan warna jaringan menjadi kuning
• Jaringan yg mudah terkena pertama kali ; jar permukaan yg
kaya elastin seperti sklera dan permukaan bawah lidah
• Bilirubin terbentuk dari pemecahan eritrosit tua atau akibat
destruksi eritrosit.
• Mekanisme patofisiologi ikterik ;
– Pembentukan bilirubin yg berlebihan
– Gangguan pengambilan bilirubin tak terkonjugasi oleh sel
hati
– Gangguan konjugasi bilirubin
– Penurunan eksresi bilirubin terkonjugasi dlm empedu
akibat faktor intrahepatik dan ekstrahepatik atau
obstruksi mekanis
1. Pembentukan bilirubin yg berlebihan ;
– Penyakit hemolitik atau peningkatan laju destruksi
eritrosit mrp kan penyebab tersering pembentukan
bilirubin yg berlebihan dimana suplai bilirubin tak
terkonjugasi melebihi kemampuan hati
– Akibat peningkatan beban bilirubin thd hati terjadi
peningkatan pembentukan urobilinogen shg peningkatan
eksresi dalam feses dan urin. Feses dan urin berwarna
lebih gelap
– Pada orang dewasa, pembentukan bilirubin yang
berlangsung kronis dapat menyebabkan terbentuknya batu
empedu
– Pengobatan ; memperbaiki penyakit hemolitik
2. Gangguan pengambilan bilirubin tak terkonjugasi
oleh sel hati
– Yaitu akibat gangguan ambilan bilirubin tak
terkonjugasi terikat-albumin oleh sel hati yang
memisahkan dan mengikat bilirubin terhadap
protein penerima.
– Penyebab ; defisiensi protein penerima
3. Gangguan konjugasi bilirubin ;
– Yi akibat gangguan enzim glukoronil transferase dalam
mengkatalisis terjadinya bilirubin konjugasi
– Misalnya ikhterus neonatal ; hiperbilirubinemia tak
terkonjugasi yg timbul pada hari kedua dan kelima setelah
lahir. Hal ini disebabkan oleh imaturasi enzim glukoronil
transferase
– Apabila kadar bilirubin melampaui 20mg/dl, menyebabkan
kernikterus (timbul akibat penimbunan bilirubin tak
terkonjugasi pada daerah ganglia basalis yg banyak
mengandung lemak
– Pengobatan ; fototerapi (pemajanan sinar biru pada kulit
bayi)
4. Penurunan eksresi bilirubin terkonjugasi dlm empedu
akibat faktor intrahepatik (mengenai sel hati) dan
ekstrahepatik (mengenai saluran empedu di luar hati) atau
obstruksi mekanis
– Menyebabkan terjadinya hiperbilirubin terkonjugasi yg
larut dalam air sehingga dapat dieksresikan dalam urin dan
menimbulkan bilirubinemia serta urin bewarna gelap
– Urobilinogen feses dan urobilinogen urin akan rendah
sehingga feses menjadi pucat
– Ikhterus akibat hiperbilirubinemia terkonjugasi biasanya
lebih kuning dibandingkan akibat hiperbilirubinemia tak
terkonjugasi
– Obstruksi total aliran empedu ; kolestatik
KELAINAN FUNGSI HATI
2. Hepatitis virus
• Penyebab ; virus hepatitis A, B, C, D, E, F dan G ; yang dapat
dibedakan berdasarkan penandaan serologi (Ag dan Ab)
• Penularan ;
– Hep A (HAV), mrp viru RNA, dideteksi dlm feses pada akhir masa
inkubasi dan praikhterik, ditularkan peroral dgn menelan makanan
yg sudah terkontaminasi feses
– Hep B, mrp virus DNA, penyebab utama hepatitis akut, kronis,
sirosis, dan ca hati. Penularannya mll parenteral dan menembus
membran mukosa, terutama mll hubungan seksual
– Hep C, mrp virus RNA, ditularkan mll parenteral, dan transfusi
darah
– Hep D, virus RNA, penularan terutama mll serum
– Hep E, virus RNA, ditularkan secara enterik mll jalur fekal-oral
– Hep F dan G. HFV masih diperdebatkan, HGV mrp flavivirus RNA
ditularkan terutama mll air.
• Patologi ; perubahan morfologi yg terjadi mirip untuk berbagai
virus yg berlainan. Hati tampak berukuran dan berwarna normal,
tp kadang2 agak edema, membesar dan teraba nyeri ditepian.
Secara histologi terjadi cedera dan nekrosis dan peradangan.
Pada bbrp kasus dapat mengakibatkan gagal hati fulminan dan
kematian
• Gambaran klinis ; gejala prodromal, (1-2 minggu pertama) ; rasa
malas, malaise, anoreksia, sakit kepala, demam ringan. Fase
prodromal diikuti Fase ikhterik terjadi selama 4-6 minggu. Bbrp
sblm ikhterus, penderita merasa lbh sehat, nafsu makan
meningkat, demam mereda disertai urin menjadi gelap dan feses
memucat.
• Pada pemeriksaan ; hati membesar, terasa nyeri, limfa terasa
membesar, peningkatan SGOT dan SGPT
• Pengobatan ;
– Tidak ada yg spesifik, harus dilakukan tirah baring, diet
rendah lemak, dan tinggi KH, pemberian makanan secara iv
bila pasien selalu muntah,
– Pengobatan dgn interferon-α
• Pencegahan
– Penyediaan makanan dan minuman yg bersih dan aman
– Pemakaian kateter, jarum suntik, spuit sekali pakai
– Imunisasi sebelum dan setelah pajanan virus
– Pemberian vaksinasi dan imunoglobulin
KELAINAN FUNGSI HATI
3. SIROSIS HATI
• Sirosis adlh peny hati kronis yg ditandai dgn distorsi
arsitekstur hati normal (fibrosis dan nodul sel hati
menggantikan parenkim normal) dan hilangnya fungsi.
• Istilah sirosis sinonim dgn penyakit atau kegagalan hati
stadium akhir; penyakit ini bersifat irreversible dan tidak
dapat disembuhkan kecuali dgn transplantasi hati
• Penyebab sirosis yg terpenting adalh alkoholisme kronis
(sirosis laennec), hepatitis virus (sirosis postnekrotik
terutama infeksi HCV dan HBV), dan penyakit biliar (sirosis
biliar)
• Alkohol menimbulkan efek toksik lgsg terhadap hati yg
meningkat pada saat malnutrisi. Ditandai dgn pembentukan jar
parut dan secara histologi tjd nekrosis hepatoseluler dan
infiltrasi PMN dihati.
• Pada nekrosis pasca nekrotik terjadi stlh nekrosis berbecak
pada jar hati. Selain inf virus jg bisa akibat intoksikasi oleh
bahan kimia industri, racun ataupun obat-obatan seperti CCl4,
metil dopa, dll
• Sirosis biliaris dimana sirosis dimulai disekitar duktus biliaris
dimana statis empedu menyebabkan penumpukan empedu di
dlm massa hati dan kerusakan sel-sel hati. Secara histologi
hati membesar, keras, bergranula halus, dan berwarna
kehijauan
• Gambaran klinis ;
– Sirosis bersifat laten selama bertahun tahun, dan perubahan
patologis yg terjadi berkembang lambat hingga akhirnya
gejala yg timbul menyadarkan akan adanya kondisi ini. Selama
masa laten yg panjang, terjadi kemunduran fungsi hati secara
bertahap
– Gejala dini tidak spesifik ; kelelahan, anoreksia, dispepsia,
flatulen, perubahan kebiasaan defekasi (konstipasi atau
diare), BB sedikit berkurang, mual muntah umumnya pada pagi
hari, hati mengeras
– Manifestasi gagal hepatoselular ; ikterus, edema perifer,
eritema palmaris (telapak tangan merah). Manifestasi pada
hipertensi portal splenomegali, varises esofagus dan lambung,
asites (bisa jg pada kegagalan hepatoselular)
• Hipertensi portal ; peningkatan tekanan vena porta akibat
peningkatan resistensi thd aliran darah mll hati, sehingga
menurunnya aliran keluar mll vena hepatika dan meningkatnya
aliran masuk yg menghasilkan beban berlebihan pada sistem
portal
• Komplikasi ; perdarahan pada saluran cerna yaitu perdarahan
dari varises esofagus yg disebabkan oleh tukak lambung dan
duodenum, pasien datang dgn melena atau hematemesis melena
• Pendarahan diatasi dgn alat triple lumen dan minnesota , serta
pemberian vasopresin, pemasangan NG tube untuk mengetahui
asal pendarahan
KELAINAN FUNGSI HATI
4. Kolelitiasis dan kolesistitis
• Kolelitiasis / batu empedu; endapan satu atau lebih komponen
empedu
• Komposisi utamanya adlh pigmen, kolesterol. Batu pigmen tdd
garam kalsium, karbonat, fosfat dan as lemak rantai panjang.
• Kolesistitis ; peradangan kronis pada empedu
• Penyebab batu empedu ; faktor predisposisi yg terpenting adlh
gangguan metab yg menyebabkan terjadinya perubahan komposisi
empedu, stasis empedu, dan infeksi kandung empedu.
• Gambaran klinis ; gejala timbul bila batu menyumbat aliran
empedu. Dimana terdapat nyeri hebat mendadak pada
epigastrum, atau abdomen kuadran atas kanan, nyeri berlangsung
lama, nyeri menyebar ke punggung dan bahu kanan, berkeringat
banyak, nausea dan muntah,
• Gambaran klinis …
– Kadang-kadang batu dapat menembus ddg kandung empedu
dan menyebabkan peradangan hebat , menyebabkan
terjadinya peritonitis atau menyebabkan ruptur ddg kandung
empedu
– Pengobatan ; menghindari makanan yg mgdg lemak tinggi,
istirahat, pemberian cairan iv, analgetik dan antibiotik. Asam
empedu oral dapat diberikan untuk melarutkan kolesterol
pada batu empedu.
– Batu empedu dapat dipecah dengan gelombang syok
ekstrakorporeal, mll metode yg disebut LITOTRIPSI
– Pengobatan lain adalh dgn pembedahan.

More Related Content

Similar to 10516757.ppt

Relin yesika 1201022 ganguan fungsi hati
Relin yesika 1201022 ganguan fungsi hatiRelin yesika 1201022 ganguan fungsi hati
Relin yesika 1201022 ganguan fungsi hatirelin yesika
 
Diet pada penyakit hati
Diet pada penyakit hatiDiet pada penyakit hati
Diet pada penyakit hatiwokwok
 
Organ Hati
Organ HatiOrgan Hati
Organ Hati97vania
 
1102016041_Baiq Dwi Praptini Eva Fitri_ Tugas Mandiri PBL SK2 Blok Ginjal dan...
1102016041_Baiq Dwi Praptini Eva Fitri_ Tugas Mandiri PBL SK2 Blok Ginjal dan...1102016041_Baiq Dwi Praptini Eva Fitri_ Tugas Mandiri PBL SK2 Blok Ginjal dan...
1102016041_Baiq Dwi Praptini Eva Fitri_ Tugas Mandiri PBL SK2 Blok Ginjal dan...ve fitri
 
Penyakit gagal ginjal kronis
Penyakit gagal ginjal kronisPenyakit gagal ginjal kronis
Penyakit gagal ginjal kronisasfar12
 
Chronic kidney disease
Chronic kidney diseaseChronic kidney disease
Chronic kidney diseaseAni Nuraeni
 
Pola hubungan antara kadar bilirubin serum
Pola hubungan antara kadar bilirubin serumPola hubungan antara kadar bilirubin serum
Pola hubungan antara kadar bilirubin serumNugroho Tristyanto
 
Kelainan fungsi ginjal
Kelainan fungsi ginjalKelainan fungsi ginjal
Kelainan fungsi ginjalAfrina Kurnia
 
Materi Diet Hati, Kandung Empedu dan Pankreas
Materi Diet Hati, Kandung Empedu dan PankreasMateri Diet Hati, Kandung Empedu dan Pankreas
Materi Diet Hati, Kandung Empedu dan PankreasDwi Handayani
 
tutorial-Sirosis hepatis
tutorial-Sirosis hepatistutorial-Sirosis hepatis
tutorial-Sirosis hepatisEma Wahyuni
 
Fisiologi Ginjal dan saluran kemih.pptx
Fisiologi Ginjal dan saluran kemih.pptxFisiologi Ginjal dan saluran kemih.pptx
Fisiologi Ginjal dan saluran kemih.pptxSusanFitriaCandradew
 
Sistem ekskresi manusia (asli)
Sistem ekskresi manusia (asli)Sistem ekskresi manusia (asli)
Sistem ekskresi manusia (asli)Farida Nuridaeni
 

Similar to 10516757.ppt (20)

Relin yesika 1201022 ganguan fungsi hati
Relin yesika 1201022 ganguan fungsi hatiRelin yesika 1201022 ganguan fungsi hati
Relin yesika 1201022 ganguan fungsi hati
 
Askep sirosis
Askep sirosisAskep sirosis
Askep sirosis
 
Definisi
DefinisiDefinisi
Definisi
 
1
11
1
 
Diet pada penyakit hati
Diet pada penyakit hatiDiet pada penyakit hati
Diet pada penyakit hati
 
Organ Hati
Organ HatiOrgan Hati
Organ Hati
 
1102016041_Baiq Dwi Praptini Eva Fitri_ Tugas Mandiri PBL SK2 Blok Ginjal dan...
1102016041_Baiq Dwi Praptini Eva Fitri_ Tugas Mandiri PBL SK2 Blok Ginjal dan...1102016041_Baiq Dwi Praptini Eva Fitri_ Tugas Mandiri PBL SK2 Blok Ginjal dan...
1102016041_Baiq Dwi Praptini Eva Fitri_ Tugas Mandiri PBL SK2 Blok Ginjal dan...
 
Sistem ekskresi
Sistem ekskresiSistem ekskresi
Sistem ekskresi
 
Penyakit gagal ginjal kronis
Penyakit gagal ginjal kronisPenyakit gagal ginjal kronis
Penyakit gagal ginjal kronis
 
Chronic kidney disease
Chronic kidney diseaseChronic kidney disease
Chronic kidney disease
 
Percobaan III
Percobaan IIIPercobaan III
Percobaan III
 
Pola hubungan antara kadar bilirubin serum
Pola hubungan antara kadar bilirubin serumPola hubungan antara kadar bilirubin serum
Pola hubungan antara kadar bilirubin serum
 
Kelainan fungsi ginjal
Kelainan fungsi ginjalKelainan fungsi ginjal
Kelainan fungsi ginjal
 
Materi Diet Hati, Kandung Empedu dan Pankreas
Materi Diet Hati, Kandung Empedu dan PankreasMateri Diet Hati, Kandung Empedu dan Pankreas
Materi Diet Hati, Kandung Empedu dan Pankreas
 
88875407 kmb-jurnal-1
88875407 kmb-jurnal-188875407 kmb-jurnal-1
88875407 kmb-jurnal-1
 
tutorial-Sirosis hepatis
tutorial-Sirosis hepatistutorial-Sirosis hepatis
tutorial-Sirosis hepatis
 
Tgas pa dokter bainudin
Tgas pa dokter bainudinTgas pa dokter bainudin
Tgas pa dokter bainudin
 
Gagal ginjal
Gagal ginjalGagal ginjal
Gagal ginjal
 
Fisiologi Ginjal dan saluran kemih.pptx
Fisiologi Ginjal dan saluran kemih.pptxFisiologi Ginjal dan saluran kemih.pptx
Fisiologi Ginjal dan saluran kemih.pptx
 
Sistem ekskresi manusia (asli)
Sistem ekskresi manusia (asli)Sistem ekskresi manusia (asli)
Sistem ekskresi manusia (asli)
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 

10516757.ppt

  • 1. PATOFISIOLOGI HATI, KANTUNG EMPEDU, DAN PANKREAS Muhammad Reza Pahlevi, S.Pd., M.Si.
  • 2. ANATOMI DAN FISIOLOGI • Hati adalah organ yang terletak di bagian kanan atas perut. Hati, saluran empedu dan pankreas ; ketiganya terkait erat dengan fisiologi pencernaan • Fungsi hati ; – Fungsi pembentukan dan Eksresi empedu. Ini mrp fungsi utama hati. – Fungsi metabolik yi metabolisme lipid, KH dan protein, penimbunan vitamin dan mineral, konjugasi dan eksresi steroid – Fungsi pertahanan tubuh : detoksifikasi sejumlah zat endogen dan eksogen serta perlindungan terhadap mikroorganisme (terbentuknya imunoglobulin)
  • 3.
  • 4. • Hati mengeksresikan sekitar 1 L empedu tiap hari • Unsur utama empedu adlh air (96%), garam empedu, elektrolit, fosfolipid, kolesterol, garam anorganik, dan pigmen empedu (bilirubin terkonjugasi). • Garam empedu penting untuk pencernaan dan absorpsi lipid dlm usus halus. • Bilirubin adlh hasil akhir metabolisme dan secara fisiologis tdk penting, namun merupakan petunjuk adanya penyakit pada organ hati karena bilirubin cenderung mewarnai jaringan dan cairan yg kontak dengannya.
  • 5. • Selain lipid, hati juga berperan penting dalam metab KH, dan protein • Pada metab KH, monosakarida dari usus halus dirubah menjadi glikogen dan disimpan dlm hati (glikogenesis), kmdn glukosa dilepaskan ke dalam darah (glikogenolisis) untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Glukosa di metab untuk menghasilkan panas dan energi. Hati juga mampu mensintesa glukosa dari protein dan lemak. • Pada metab protein, dimana hati mensintesis semua protein plasma (kecuali gamma globulin), diantaranya albumin, protrombin, fibrinogen, dan faktor-faktor pembekuan darah yg lain.
  • 6. • Kandung empedu ; berfungsi menyimpan dan memekatkan empedu. • Dalam kandung empedu, pembuluh limfe dan pembuluh darah, mengabsorbsi air dan garam2 anorganik, sehingga empedu dlm kandung empedu kira-kira 5xlebih pekat dibandingkan empedu hati. • Secara berkala kandung empedu akan mengosongkan isinya ke duodenum mll kontraksi lapisan ototnya dan relaksasi sfingter Oddi. Hormon kolesistokinin dilepaskan dari sel duodenal akibat hasil pencernaan dari protein dan lipid yg merangsang terjadinya kontraksi kandung empedu
  • 7. • Pankreas ; dibentuk dari 2 sel yg mempunyai fungsi yg berbeda. • Sel-sel eksokrin (asini)menghasilkan getah pankreas. • Sel-sel endokrin, yaitu insulin dan glukagon untuk metabolisme KH • Perubahan patologi pada hati, kandung empedu dan pankreas adalah ; – peradangan, (hepatitis, kolesistitis, misal pada batu empedu dan pankreatitis) – Fibrosis (sirosis hati dan peradangan kronis) – Neoplasma ; jarang ditemukan – Ikhterus ; jaringan tubuh berwarna kuning) merupakan gejala yang sering ditemukan dan timbul akibat gangguan eksresi bilirubin
  • 8. UJI DIAGNOSA 1. Albumin adalah protein yang dibuat khusus oleh hati. Kadar Albumin mengalami penurunan : pada penyakit hati kronis, seperti sirosis, sindrom nefrotik, Gizi buruk atau katabolisme protein berlebihan juga dapat menyebabkan hypoalbuminaemia. Waktu paruh albumin sekitar 20 hari. Albumin tidak dianggap sebagai penanda utama kelainan fungsi hati karena kurang sensitive. Nilai normal : 3,9- 5,0 g / dL
  • 9. 2.Alanine transaminase (ALT) disebut Serum glutamat piruvat transaminase (SGPT) atau Alanin aminotransferase (ALAT) adalah enzim dalam hepatosit (sel hati). Enzim ini mengkatalis reaksi glutamat + piruvat ⇌ α-ketoglutarate + alanin. Ketika sel hati rusak, maka enzim ini ke masuk ke dalam darah. ALT meningkat secara dramatis dalam kerusakan hati akut, seperti hepatitis atau overdosis parasetamol (asetaminofen). Nilai normal : 9-60 IU/L
  • 10. 3. SGOT. Aspartate transaminase (AST) juga disebut Serum glutamat oksaloasetat transaminase (SGOT) atau aspartate aminotransferase (ASAT) mirip dengan ALT, merupakan enzim yang diproduksi oleh sel-sel parenkim hati. Peran enzim ini dibutuhkan dalam reaksi aspartate + alpha-ketoglutarate <-> oxaloacetate dan glutamat. Kadar enzim ini meningkat pada kerusakan hati akut. Juga ditemukan dalam sel darah merah, otot jantung dan tulang sehingga bukan menjadi petanda khusus pada hati saja. Rasio AST - ALT kadang-kadang digunakan untuk membedakan antara penyebab kerusakan hati dengan kelainan lainnya. Nilai normal nya : 10-40 IU /L 4. Alkaline phosphatase (ALP) adalah enzim hidrolase yang bertanggung jawab untuk menghilangkan gugus fosfat dari berbagai jenis molekul, termasuk nukleotida , protein , dan alkaloid. Nilai normalnya : 30-120 IU /L
  • 11. 5.Bilirubin total. Nilai normalnya : 0,1-1,2 mg / dL Bilirubin merupakan produk pemecahan heme (bagian dari hemoglobin dalam sel darah merah). Hati bertanggung jawab untuk membersihkan bilirubin dalam darah. Hal ini dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut: bilirubin diserap oleh hepatosit/ sel hati , dikonjugasi dengan gula (diubah agar larut dalam air), dan disekresi ke dalam empedu yang dikeluarkan ke dalam usus. Peningkatan bilirubin total menyebabkan penyakit kuning.
  • 12. Peningkatan bilirubin total menyebabkan penyakit kuning , yang merupakan petanda sejumlah masalah berikut: Prehepatik, produksi bilirubin meningkat. Hal ini dapat terjadi karena beberapa penyebab, termasuk anemi hemolitik dan pendarahan internal. Hepatika, masalah dengan hati, yang tercermin sebagai kekurangan metabolisme bilirubin (misalnya serapan oleh hepatosit berkurang, gangguan konjugasi bilirubin, dan reduksi sekresi bilirubin oleh hepatosit). Dalam beberapa keadaan akan berkembang menjadi sirosis dan hepatitis. Posthepatika, obstruksi saluran empedu, ditandai dengan gangguan ekskresi bilirubin. Obstruksi dapat ditemukan baik dalam hati atau di saluran empedu.
  • 13. KELAINAN FUNGSI HATI 1. Ikhterus • Ikhterus ; penimbunan pigmen empedu dlm tubuh menyebabkan perubahan warna jaringan menjadi kuning • Jaringan yg mudah terkena pertama kali ; jar permukaan yg kaya elastin seperti sklera dan permukaan bawah lidah • Bilirubin terbentuk dari pemecahan eritrosit tua atau akibat destruksi eritrosit. • Mekanisme patofisiologi ikterik ; – Pembentukan bilirubin yg berlebihan – Gangguan pengambilan bilirubin tak terkonjugasi oleh sel hati – Gangguan konjugasi bilirubin – Penurunan eksresi bilirubin terkonjugasi dlm empedu akibat faktor intrahepatik dan ekstrahepatik atau obstruksi mekanis
  • 14. 1. Pembentukan bilirubin yg berlebihan ; – Penyakit hemolitik atau peningkatan laju destruksi eritrosit mrp kan penyebab tersering pembentukan bilirubin yg berlebihan dimana suplai bilirubin tak terkonjugasi melebihi kemampuan hati – Akibat peningkatan beban bilirubin thd hati terjadi peningkatan pembentukan urobilinogen shg peningkatan eksresi dalam feses dan urin. Feses dan urin berwarna lebih gelap – Pada orang dewasa, pembentukan bilirubin yang berlangsung kronis dapat menyebabkan terbentuknya batu empedu – Pengobatan ; memperbaiki penyakit hemolitik
  • 15. 2. Gangguan pengambilan bilirubin tak terkonjugasi oleh sel hati – Yaitu akibat gangguan ambilan bilirubin tak terkonjugasi terikat-albumin oleh sel hati yang memisahkan dan mengikat bilirubin terhadap protein penerima. – Penyebab ; defisiensi protein penerima
  • 16. 3. Gangguan konjugasi bilirubin ; – Yi akibat gangguan enzim glukoronil transferase dalam mengkatalisis terjadinya bilirubin konjugasi – Misalnya ikhterus neonatal ; hiperbilirubinemia tak terkonjugasi yg timbul pada hari kedua dan kelima setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh imaturasi enzim glukoronil transferase – Apabila kadar bilirubin melampaui 20mg/dl, menyebabkan kernikterus (timbul akibat penimbunan bilirubin tak terkonjugasi pada daerah ganglia basalis yg banyak mengandung lemak – Pengobatan ; fototerapi (pemajanan sinar biru pada kulit bayi)
  • 17. 4. Penurunan eksresi bilirubin terkonjugasi dlm empedu akibat faktor intrahepatik (mengenai sel hati) dan ekstrahepatik (mengenai saluran empedu di luar hati) atau obstruksi mekanis – Menyebabkan terjadinya hiperbilirubin terkonjugasi yg larut dalam air sehingga dapat dieksresikan dalam urin dan menimbulkan bilirubinemia serta urin bewarna gelap – Urobilinogen feses dan urobilinogen urin akan rendah sehingga feses menjadi pucat – Ikhterus akibat hiperbilirubinemia terkonjugasi biasanya lebih kuning dibandingkan akibat hiperbilirubinemia tak terkonjugasi – Obstruksi total aliran empedu ; kolestatik
  • 18. KELAINAN FUNGSI HATI 2. Hepatitis virus • Penyebab ; virus hepatitis A, B, C, D, E, F dan G ; yang dapat dibedakan berdasarkan penandaan serologi (Ag dan Ab) • Penularan ; – Hep A (HAV), mrp viru RNA, dideteksi dlm feses pada akhir masa inkubasi dan praikhterik, ditularkan peroral dgn menelan makanan yg sudah terkontaminasi feses – Hep B, mrp virus DNA, penyebab utama hepatitis akut, kronis, sirosis, dan ca hati. Penularannya mll parenteral dan menembus membran mukosa, terutama mll hubungan seksual – Hep C, mrp virus RNA, ditularkan mll parenteral, dan transfusi darah – Hep D, virus RNA, penularan terutama mll serum – Hep E, virus RNA, ditularkan secara enterik mll jalur fekal-oral – Hep F dan G. HFV masih diperdebatkan, HGV mrp flavivirus RNA ditularkan terutama mll air.
  • 19. • Patologi ; perubahan morfologi yg terjadi mirip untuk berbagai virus yg berlainan. Hati tampak berukuran dan berwarna normal, tp kadang2 agak edema, membesar dan teraba nyeri ditepian. Secara histologi terjadi cedera dan nekrosis dan peradangan. Pada bbrp kasus dapat mengakibatkan gagal hati fulminan dan kematian • Gambaran klinis ; gejala prodromal, (1-2 minggu pertama) ; rasa malas, malaise, anoreksia, sakit kepala, demam ringan. Fase prodromal diikuti Fase ikhterik terjadi selama 4-6 minggu. Bbrp sblm ikhterus, penderita merasa lbh sehat, nafsu makan meningkat, demam mereda disertai urin menjadi gelap dan feses memucat. • Pada pemeriksaan ; hati membesar, terasa nyeri, limfa terasa membesar, peningkatan SGOT dan SGPT
  • 20. • Pengobatan ; – Tidak ada yg spesifik, harus dilakukan tirah baring, diet rendah lemak, dan tinggi KH, pemberian makanan secara iv bila pasien selalu muntah, – Pengobatan dgn interferon-α • Pencegahan – Penyediaan makanan dan minuman yg bersih dan aman – Pemakaian kateter, jarum suntik, spuit sekali pakai – Imunisasi sebelum dan setelah pajanan virus – Pemberian vaksinasi dan imunoglobulin
  • 21. KELAINAN FUNGSI HATI 3. SIROSIS HATI • Sirosis adlh peny hati kronis yg ditandai dgn distorsi arsitekstur hati normal (fibrosis dan nodul sel hati menggantikan parenkim normal) dan hilangnya fungsi. • Istilah sirosis sinonim dgn penyakit atau kegagalan hati stadium akhir; penyakit ini bersifat irreversible dan tidak dapat disembuhkan kecuali dgn transplantasi hati • Penyebab sirosis yg terpenting adalh alkoholisme kronis (sirosis laennec), hepatitis virus (sirosis postnekrotik terutama infeksi HCV dan HBV), dan penyakit biliar (sirosis biliar)
  • 22. • Alkohol menimbulkan efek toksik lgsg terhadap hati yg meningkat pada saat malnutrisi. Ditandai dgn pembentukan jar parut dan secara histologi tjd nekrosis hepatoseluler dan infiltrasi PMN dihati. • Pada nekrosis pasca nekrotik terjadi stlh nekrosis berbecak pada jar hati. Selain inf virus jg bisa akibat intoksikasi oleh bahan kimia industri, racun ataupun obat-obatan seperti CCl4, metil dopa, dll • Sirosis biliaris dimana sirosis dimulai disekitar duktus biliaris dimana statis empedu menyebabkan penumpukan empedu di dlm massa hati dan kerusakan sel-sel hati. Secara histologi hati membesar, keras, bergranula halus, dan berwarna kehijauan
  • 23. • Gambaran klinis ; – Sirosis bersifat laten selama bertahun tahun, dan perubahan patologis yg terjadi berkembang lambat hingga akhirnya gejala yg timbul menyadarkan akan adanya kondisi ini. Selama masa laten yg panjang, terjadi kemunduran fungsi hati secara bertahap – Gejala dini tidak spesifik ; kelelahan, anoreksia, dispepsia, flatulen, perubahan kebiasaan defekasi (konstipasi atau diare), BB sedikit berkurang, mual muntah umumnya pada pagi hari, hati mengeras – Manifestasi gagal hepatoselular ; ikterus, edema perifer, eritema palmaris (telapak tangan merah). Manifestasi pada hipertensi portal splenomegali, varises esofagus dan lambung, asites (bisa jg pada kegagalan hepatoselular)
  • 24. • Hipertensi portal ; peningkatan tekanan vena porta akibat peningkatan resistensi thd aliran darah mll hati, sehingga menurunnya aliran keluar mll vena hepatika dan meningkatnya aliran masuk yg menghasilkan beban berlebihan pada sistem portal • Komplikasi ; perdarahan pada saluran cerna yaitu perdarahan dari varises esofagus yg disebabkan oleh tukak lambung dan duodenum, pasien datang dgn melena atau hematemesis melena • Pendarahan diatasi dgn alat triple lumen dan minnesota , serta pemberian vasopresin, pemasangan NG tube untuk mengetahui asal pendarahan
  • 25. KELAINAN FUNGSI HATI 4. Kolelitiasis dan kolesistitis • Kolelitiasis / batu empedu; endapan satu atau lebih komponen empedu • Komposisi utamanya adlh pigmen, kolesterol. Batu pigmen tdd garam kalsium, karbonat, fosfat dan as lemak rantai panjang. • Kolesistitis ; peradangan kronis pada empedu • Penyebab batu empedu ; faktor predisposisi yg terpenting adlh gangguan metab yg menyebabkan terjadinya perubahan komposisi empedu, stasis empedu, dan infeksi kandung empedu. • Gambaran klinis ; gejala timbul bila batu menyumbat aliran empedu. Dimana terdapat nyeri hebat mendadak pada epigastrum, atau abdomen kuadran atas kanan, nyeri berlangsung lama, nyeri menyebar ke punggung dan bahu kanan, berkeringat banyak, nausea dan muntah,
  • 26. • Gambaran klinis … – Kadang-kadang batu dapat menembus ddg kandung empedu dan menyebabkan peradangan hebat , menyebabkan terjadinya peritonitis atau menyebabkan ruptur ddg kandung empedu – Pengobatan ; menghindari makanan yg mgdg lemak tinggi, istirahat, pemberian cairan iv, analgetik dan antibiotik. Asam empedu oral dapat diberikan untuk melarutkan kolesterol pada batu empedu. – Batu empedu dapat dipecah dengan gelombang syok ekstrakorporeal, mll metode yg disebut LITOTRIPSI – Pengobatan lain adalh dgn pembedahan.