Dokumen tersebut membahas tentang saluran pencernaan dan mekanisme kerja obat-obatan yang berkaitan dengan saluran pencernaan, khususnya lambung. Secara singkat, dibahas tentang hiperasiditas lambung, penyebabnya, dan kelompok obat-obatan yang digunakan untuk mengobati hiperasiditas lambung seperti antasida, antagonis reseptor H2, dan pompa proton inhibitor serta mekanisme kerja masing-masing obat tersebut.
Menurut FI edisi III
Kapsul adalah bentuk sediaan obat terbungkus dalam suatu cangkang kapsul keras dan lunak.
Menurut FI edisi IV
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras dan lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin, tetapi dapat juga dibuat dari pati atau bahan lain yang sesuai.
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Surya Amal
Absorpsi obat adaah peran yang terpenting untuk akhirnya menentukan efektifitas obat. Sebelum obat diabsorpsi,terlebih dahulu obat itu larut dalam cairan biologis. Kelarutan (serta cepat lambatnya melarut) menentukan banyaknya obat terabsorpsi.
Dokumen tersebut membahas tentang pasta sebagai sediaan farmasi semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat untuk pemakaian topikal. Dibahas pula karakteristik, penggolongan, metode pembuatan, contoh formula standar, perbedaan dengan salep, serta keuntungan dan kerugian pasta. Dokumen ini menyimpulkan bahwa kelebihan pasta adalah mengikat cairan luka dan melekat lebih lama pada kulit, sement
1. Dokumen tersebut berisi daftar singkatan dan artinya yang sering digunakan dalam resep obat Latin. 2. Singkatan-singkatan itu meliputi waktu pemberian obat, cara pemberian obat, jenis obat, dan instruksi lainnya. 3. Daftar tersebut berguna untuk memahami resep-resep obat kuno yang menggunakan bahasa Latin.
Menurut FI edisi III
Kapsul adalah bentuk sediaan obat terbungkus dalam suatu cangkang kapsul keras dan lunak.
Menurut FI edisi IV
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras dan lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin, tetapi dapat juga dibuat dari pati atau bahan lain yang sesuai.
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Surya Amal
Absorpsi obat adaah peran yang terpenting untuk akhirnya menentukan efektifitas obat. Sebelum obat diabsorpsi,terlebih dahulu obat itu larut dalam cairan biologis. Kelarutan (serta cepat lambatnya melarut) menentukan banyaknya obat terabsorpsi.
Dokumen tersebut membahas tentang pasta sebagai sediaan farmasi semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat untuk pemakaian topikal. Dibahas pula karakteristik, penggolongan, metode pembuatan, contoh formula standar, perbedaan dengan salep, serta keuntungan dan kerugian pasta. Dokumen ini menyimpulkan bahwa kelebihan pasta adalah mengikat cairan luka dan melekat lebih lama pada kulit, sement
1. Dokumen tersebut berisi daftar singkatan dan artinya yang sering digunakan dalam resep obat Latin. 2. Singkatan-singkatan itu meliputi waktu pemberian obat, cara pemberian obat, jenis obat, dan instruksi lainnya. 3. Daftar tersebut berguna untuk memahami resep-resep obat kuno yang menggunakan bahasa Latin.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai sediaan cair (liquid) yang mencakup definisi, jenis (larutan, suspensi, emulsi), jenis sediaan liquid (obat terlarut, sebagian terlarut, tidak terlarut), keuntungan dan kerugian, metode pembuatan (larutan, suspensi, emulsi), dan contoh formulasi dasar liquid seperti larutan telinga, tetes hidung, kumur, minum, eliksir, sirup.
Ilmu yang mempelajari kinetika absorpsi, distribusi dan eliminasi (yakni, ekskresi dan metabolisme) obat pada manusia atau hewan dan menggunakan informasi ini untuk meramalkan efek perubahan-perubahan dalam takaran, rejimen takaran, rute pemberian, dan keadaan fisiologis pada penimbunan dan disposisi obat.
Bioavailabilitas (ketersediaan hayati) ialah jumlah relatif (persentase) dari obat yang masuk ke sirkulasi sistemik sesudah pemberian obat dalam sediaan tertentu, serta kecepatan peningkatan kadar obat dalam sirkulasi sistemik. Sedangkan studi bioekivalensi dilakukan karena banyak produk obat yang dianggap ekivalen farmasetik tidak memberi efek terapetik yang sebanding pada penderita.
1. Krim adalah sediaan setengah padat berupa emulsi yang mengandung air minimal 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. Terdapat dua tipe krim yaitu emulsi minyak dalam air dan dispersi mikrokristal asam lemak dalam air.
2. Krim digunakan untuk memberikan efek pelembab atau emolien pada kulit serta sebagai pembawa zat obat. Jenis emulsi yang digunakan tergantung pada sifat z
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOLSurya Amal
Aerosol Farmasetik adalah sediaan yang dikemas di bawah tekanan, mengandung zat aktif terapetik yang dilepas pada saat sistem katup yang sesuai ditekan.
Dokumen tersebut membahas tentang pembuatan sirup parasetamol. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan tentang latar belakang parasetamol dan sirup, dasar teori pembuatan sirup, preformulasi parasetamol, analisis permasalahan dalam pembuatan sirup parasetamol, dan pendekatan formula pembuatan sirup parasetamol.
Dokumen tersebut membahas tentang eliksir sebagai sediaan farmasi cair yang mengandung alkohol sebagai pelarut utama. Eliksir biasanya mengandung 5-10% alkohol dan digunakan untuk menghantarkan obat dalam tubuh. Dokumen ini juga menjelaskan cara pembuatan eliksir dan contoh perhitungan konstanta dielektrik untuk campuran pelarut eliksir.
Laporan ini membahas tentang pembuatan sediaan eliksir parasetamol. Terdapat tujuan pembuatan yaitu mahasiswa dapat membuat dan mengevaluasi sediaan eliksir parasetamol dengan baik serta membuat kemasannya. Dokumen ini juga menjelaskan teori, bahan, perhitungan, dan penetapan dosis eliksir parasetamol.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pembuatan tablet vitamin C menggunakan metode cetak langsung. Metode ini digunakan karena vitamin C tidak stabil pada pemanasan dan cepat teroksidasi, sehingga tidak cocok dengan metode granulasi basah. Tablet dibuat menggunakan campuran vitamin C, amprotab, pati, avicel, magnesium stearat, dan talk sebagai bahan pengisi. Evaluasi granul dan tablet dilakukan untuk mengetahui sifat alir, organoleptik
Emulsi adalah sediaan yang mengandung dua fase yang tidak bercampur, dimana salah satu fase terdispersi dalam fase lainnya dengan bantuan bahan pengemulsi. Stabilitas emulsi dipengaruhi oleh ukuran partikel, konsentrasi fase dalam, dan viskositas fase luar. Emulsi dibuat dengan mencampurkan bahan obat, bahan pengemulsi, dan pembawa secara hati-hati.
Dokumen tersebut membahas tentang aplikasi farmakokinetika klinis dalam merancang aturan dosis obat secara individual untuk mencapai respon terapeutik optimal dan meminimalkan efek samping, dengan mempertimbangkan variasi antar individu dalam farmakokinetika dan farmakodinamika."
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...pjj_kemenkes
1. Dokumen tersebut membahas tentang penggolongan obat-obat yang bekerja pada sistem saraf pusat dan otonom serta antibiotika.
2. Obat-obat tersebut dikelompokkan menjadi penstimulasi atau penghambatan sistem saraf pusat, analgesik-antipiretik, antiepilepsi, psikofarmaka, obat sistem saraf otonom, dan antibiotika.
3. Jenis obat yang dijelaskan meliputi amfetamin, metilfenidat
GERD atau penyakit lambung akibat refluks asam lambung merupakan masalah kesehatan yang umum dengan prevalensi 10-20% di negara barat. Penyebab utamanya adalah gangguan refluks asam lambung ke esofagus yang dapat disebabkan oleh relaksasi sfinkter esofagus bawah atau faktor anatomi seperti hernia hiatus. Pengobatan GERD bertujuan mengurangi gejala, frekuensi refluks, dan mencegah komplik
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai sediaan cair (liquid) yang mencakup definisi, jenis (larutan, suspensi, emulsi), jenis sediaan liquid (obat terlarut, sebagian terlarut, tidak terlarut), keuntungan dan kerugian, metode pembuatan (larutan, suspensi, emulsi), dan contoh formulasi dasar liquid seperti larutan telinga, tetes hidung, kumur, minum, eliksir, sirup.
Ilmu yang mempelajari kinetika absorpsi, distribusi dan eliminasi (yakni, ekskresi dan metabolisme) obat pada manusia atau hewan dan menggunakan informasi ini untuk meramalkan efek perubahan-perubahan dalam takaran, rejimen takaran, rute pemberian, dan keadaan fisiologis pada penimbunan dan disposisi obat.
Bioavailabilitas (ketersediaan hayati) ialah jumlah relatif (persentase) dari obat yang masuk ke sirkulasi sistemik sesudah pemberian obat dalam sediaan tertentu, serta kecepatan peningkatan kadar obat dalam sirkulasi sistemik. Sedangkan studi bioekivalensi dilakukan karena banyak produk obat yang dianggap ekivalen farmasetik tidak memberi efek terapetik yang sebanding pada penderita.
1. Krim adalah sediaan setengah padat berupa emulsi yang mengandung air minimal 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. Terdapat dua tipe krim yaitu emulsi minyak dalam air dan dispersi mikrokristal asam lemak dalam air.
2. Krim digunakan untuk memberikan efek pelembab atau emolien pada kulit serta sebagai pembawa zat obat. Jenis emulsi yang digunakan tergantung pada sifat z
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOLSurya Amal
Aerosol Farmasetik adalah sediaan yang dikemas di bawah tekanan, mengandung zat aktif terapetik yang dilepas pada saat sistem katup yang sesuai ditekan.
Dokumen tersebut membahas tentang pembuatan sirup parasetamol. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan tentang latar belakang parasetamol dan sirup, dasar teori pembuatan sirup, preformulasi parasetamol, analisis permasalahan dalam pembuatan sirup parasetamol, dan pendekatan formula pembuatan sirup parasetamol.
Dokumen tersebut membahas tentang eliksir sebagai sediaan farmasi cair yang mengandung alkohol sebagai pelarut utama. Eliksir biasanya mengandung 5-10% alkohol dan digunakan untuk menghantarkan obat dalam tubuh. Dokumen ini juga menjelaskan cara pembuatan eliksir dan contoh perhitungan konstanta dielektrik untuk campuran pelarut eliksir.
Laporan ini membahas tentang pembuatan sediaan eliksir parasetamol. Terdapat tujuan pembuatan yaitu mahasiswa dapat membuat dan mengevaluasi sediaan eliksir parasetamol dengan baik serta membuat kemasannya. Dokumen ini juga menjelaskan teori, bahan, perhitungan, dan penetapan dosis eliksir parasetamol.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pembuatan tablet vitamin C menggunakan metode cetak langsung. Metode ini digunakan karena vitamin C tidak stabil pada pemanasan dan cepat teroksidasi, sehingga tidak cocok dengan metode granulasi basah. Tablet dibuat menggunakan campuran vitamin C, amprotab, pati, avicel, magnesium stearat, dan talk sebagai bahan pengisi. Evaluasi granul dan tablet dilakukan untuk mengetahui sifat alir, organoleptik
Emulsi adalah sediaan yang mengandung dua fase yang tidak bercampur, dimana salah satu fase terdispersi dalam fase lainnya dengan bantuan bahan pengemulsi. Stabilitas emulsi dipengaruhi oleh ukuran partikel, konsentrasi fase dalam, dan viskositas fase luar. Emulsi dibuat dengan mencampurkan bahan obat, bahan pengemulsi, dan pembawa secara hati-hati.
Dokumen tersebut membahas tentang aplikasi farmakokinetika klinis dalam merancang aturan dosis obat secara individual untuk mencapai respon terapeutik optimal dan meminimalkan efek samping, dengan mempertimbangkan variasi antar individu dalam farmakokinetika dan farmakodinamika."
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...pjj_kemenkes
1. Dokumen tersebut membahas tentang penggolongan obat-obat yang bekerja pada sistem saraf pusat dan otonom serta antibiotika.
2. Obat-obat tersebut dikelompokkan menjadi penstimulasi atau penghambatan sistem saraf pusat, analgesik-antipiretik, antiepilepsi, psikofarmaka, obat sistem saraf otonom, dan antibiotika.
3. Jenis obat yang dijelaskan meliputi amfetamin, metilfenidat
GERD atau penyakit lambung akibat refluks asam lambung merupakan masalah kesehatan yang umum dengan prevalensi 10-20% di negara barat. Penyebab utamanya adalah gangguan refluks asam lambung ke esofagus yang dapat disebabkan oleh relaksasi sfinkter esofagus bawah atau faktor anatomi seperti hernia hiatus. Pengobatan GERD bertujuan mengurangi gejala, frekuensi refluks, dan mencegah komplik
Este documento clasifica y describe las hemorragias digestivas altas agudas, que se originan proximal al ligamento de Treitz. Describe las causas más comunes como úlcera péptica, desgarros de Mallory-Weiss, gastritis por estrés y lesiones de Dieulafoy. Explica los signos de alarma, el tratamiento endoscópico y médico, incluyendo la reanimación para la inestabilidad hemodinámica.
The document discusses analysis of cryptography algorithms by focusing on combining the RC6 and GOST methods for encrypting and decrypting files. It references 20 sources on topics including RC6 and GOST algorithms, cryptography, data security, and encryption of bitmap images. The document also discusses generally classifying data into secret and non-secret categories, with secret data requiring strong security measures.
Dokumen tersebut membahas penghambat sintesis protein yang bekerja pada subunit 30S dan 50S dari ribosom, serta mekanisme kerja dan spektrum beberapa golongan antibiotik seperti tetrasiklin, aminoglikosida, makrolida, kloramfenikol, dan oksazolidinon. Antibiotik-antibiotik tersebut dapat menghambat proses translasi dengan berikatan pada bagian tertentu dari ribosom.
Dokumen ini berisi daftar 5 referensi buku yang terdiri atas 2 sumber anonim yaitu Farmakope Indonesia edisi ketiga dan keempat, 1 sumber Martin et al tentang Farmasi Fisika, 1 sumber Moechtar tentang Farmasi Fisika bagian Larutan dan Sistem Dipersi, dan 1 sumber Syamsuni tentang Ilmu Resep.
Presentasi kasus diare akut dehidrasi ringansedang : Sub SMF/Divisi Tropik In...Soroy Lardo
Kontribusi Sub SMF/Divisi Tropik Infeksi Departemen Penyakit Dalam untuk IDC (Infectious Diseases Community) Indonesia Army Central Hospital Gatot Soebroto
Dokumen tersebut membahas tentang definisi farmakologi sebagai ilmu yang mempelajari obat dan cara kerjanya pada sistem biologi, serta penggolongan obat berdasarkan keamanan, cara pemakaian, sumber, bentuk sediaan, dan keamanan selama kehamilan."
Sistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaanMina Audina
Dokumen tersebut membahas tentang sistem pencernaan dan berbagai gangguan yang dapat terjadi pada sistem pencernaan manusia beserta penjelasan mengenai beberapa jenis obat-obatan untuk menangani gangguan tersebut.
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obatpjj_kemenkes
Modul ini membahas tentang penggolongan obat, termasuk obat jantung seperti glikosida jantung, antiangina, dan antidistritmia. Modul ini juga menjelaskan jenis, indikasi, dosis dan efek samping dari berbagai obat jantung beserta contoh-contohnya.
Dokumen tersebut membahas tentang farmakodinamika yang mempelajari efek dan mekanisme kerja obat pada tubuh. Terdapat empat mekanisme kerja obat yaitu interaksi obat-reseptor, substrat-enzim, ion channel, dan sitotoksik. Dokumen juga menjelaskan berbagai faktor yang mempengaruhi kerja obat serta interaksi antar obat.
Dokumen tersebut membahas pengaruh cara pemberian obat terhadap absorbsi dan efek sedatif obat. Secara umum dibahas tentang latar belakang, tujuan percobaan, dasar teori mengenai rute pemberian obat, alat dan bahan yang digunakan, serta cara kerja dan perhitungan dosis obat dalam percobaan menggunakan hewan coba tikus."
Interaksi obat dapat terjadi melalui beberapa mekanisme, yaitu interaksi secara farmasetik, farmakokinetik, dan farmakodinamik. Interaksi farmakokinetik meliputi absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi obat, yang dapat mempengaruhi kadar obat dalam darah dan efektivitas atau toksisitasnya. Sedangkan interaksi farmakodinamik terjadi pada tempat kerja obat sehingga dapat menimbulkan e
Dokumen tersebut membahas tentang penghambat pompa proton (PPI) dan antihistamin. PPI bekerja dengan menghambat enzim pompa proton pada sel parietal lambung untuk menghambat sekresi asam lambung, sedangkan antihistamin bekerja dengan menghambat reseptor histamin. Dokumen ini juga menjelaskan mekanisme kerja, indikasi, efek samping, dan interaksi obat dari beberapa jenis PPI seperti omeprazol, ranitidin,
Dokumen tersebut membahas tentang tiga kelompok obat, yaitu analgesik, antipiretik, dan anestetik. Analgesik berfungsi mengurangi rasa nyeri, antipiretik menurunkan demam, sedangkan anestetik menghilangkan rasa sakit dengan menghilangkan kesadaran. Ketiga kelompok obat tersebut dibedakan berdasarkan sistem kerja farmakologisnya.
"[Ringkasan]"
Farmakologi membahas tentang zat kimia yang dapat mempengaruhi proses hidup, termasuk sejarah, sumber, efek, mekanisme kerja, absorpsi, distribusi, biotransformasi, dan ekskresi obat. Farmakologi juga mempelajari penggunaan obat secara rasional untuk pencegahan, diagnosa, dan pengobatan penyakit.
Dokumen tersebut membahas penatalaksanaan keperawatan pasien dengan keracunan dan overdosis obat. Beberapa poin penting yang diangkat adalah prinsip-prinsip penanganan awal pasien keracunan seperti mencegah absorpsi racun, mengeluarkan racun, pengobatan simptomatik, dan penggunaan antidot. Dokumen ini juga membahas tindakan stabilisasi pasien dan penanganan gigitan ular secara umum."
Dokumen tersebut membahas tentang sistem saraf otonom dan neurotransmiter yang bekerja pada sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Juga dibahas mengenai obat-obat yang bekerja sebagai agonis atau antagonis pada kedua sistem saraf otonom tersebut."
Dokumen tersebut membahas tentang psikofarmaka yang merupakan obat-obatan untuk gangguan jiwa. Dokumen menjelaskan definisi psikofarmaka, konsep psikofarmakologi, golongan psikofarmaka beserta jenis obatnya, efek samping, dan peran perawat dalam pemberian obat psikofarmaka."
Dokumen tersebut membahas penggunaan tanaman obat tradisional untuk mengobati berbagai penyakit, termasuk kanker, obesitas, dislipidemia, asma bronkiale, dan lainnya. Tanaman-tanaman tersebut digunakan secara tunggal atau dikombinasikan, seperti benalu mangga dan pegagan untuk kanker, jati belanda dan kunci pepet untuk obesitas, serta temulawak dan mengkudu untuk menurunkan kolesterol.
Dokumen tersebut membahas tentang farmakologi sistem pencernaan, termasuk obat-obat yang bekerja pada lambung dan usus besar. Dibahas mengenai mekanisme kerja dan penggunaan klinis antagonis H2-reseptor, proton pump inhibitor, dan antasida dalam pengobatan ulkus peptik dan refluks esofagus. Juga dibahas mengenai obat-obat yang bekerja pada usus besar untuk mengobati konstipasi dan diare.
Dokumen tersebut membahas prinsip kerja obat, meliputi aksi obat pada target molekul seperti reseptor, absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi obat di dalam tubuh, serta hubungan antara dosis dan respon terhadap obat.
This document provides guidelines for the assessment and management of chronic pain. It defines chronic pain and discusses the chronic pain population. It emphasizes a multidimensional approach to evaluation and treatment planning. The guidelines cover initial patient evaluation, including history, exam, testing and diagnosis. It stresses the importance of developing a written treatment plan with defined goals. The plan should utilize a combination of treatment approaches which are discussed in later sections, including pharmacotherapy, psychological therapies, interventional techniques, rehabilitation and surgery.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi farmakologi sebagai ilmu yang mempelajari obat dan cara kerjanya pada sistem biologi, serta penggolongan obat berdasarkan keamanan, cara pemakaian, sumber, bentuk sediaan, dan keamanan selama kehamilan."
Buku saku ini membahas tentang penanganan pasien flu burung oleh apoteker, mencakup pengenalan penyakit, farmakoterapi, pencegahan, dan peran apoteker dalam memberikan pharmaceutical care seperti konseling dan penyuluhan untuk mendukung pengobatan dan pemulihan pasien.
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Jantung KoronerSainal Edi Kamal
Buku saku ini membahas penatalaksanaan pasien sindrom koroner akut dengan fokus pada definisi, patogenesis, stratifikasi risiko, triase, penatalaksanaan, farmakoterapi, dan rencana asuhan kefarmasian. Sindrom koroner akut merupakan manifestasi penting dari penyakit jantung koroner yang sering menyebabkan kematian dan membutuhkan penanganan tim medis multidisplin. Buku ini diharapkan dapat memperbaiki kemampuan apoteker dalam member
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Rematik ArtritisSainal Edi Kamal
Buku saku ini membahas penatalaksanaan pasien penyakit arthritis rematik dengan pendekatan pharmaceutical care. Terdapat uraian mengenai epidemiologi, etiologi, manifestasi klinis, diagnosa, dan terapi untuk osteoarthritis dan gout arthritis."
Pedoman ini memberikan panduan bagi apoteker dalam pelayanan kefarmasian untuk ibu hamil dan menyusui, mencakup proses kehamilan dan menyusui, farmakokinetika obat, serta tatalaksana pelayanan farmasi meliputi pengkajian resep, pemantauan penggunaan obat, dan edukasi."
Buku saku ini membahas tentang penanganan penyakit tuberculosis secara
komprehensif, mulai dari pengenalan penyakit, diagnosis, terapi, obat, masalah
terapi, dan peran apoteker dalam penanganannya.
Buku saku ini membahas peran apoteker dalam penatalaksanaan hipertensi, termasuk asesmen, perencanaan, implementasi, dan monitoring pelayanan kefarmasian. Hipertensi merupakan penyakit kardiovaskular umum yang berisiko menyebabkan komplikasi serius seperti serangan jantung dan stroke.
Buku saku ini membahas pengenalan dan penatalaksanaan diabetes melitus, termasuk klasifikasi, etiologi, diagnosis, komplikasi, terapi, dan peran apoteker. Diabetes diklasifikasi menjadi tipe 1 yang bergantung pada insulin dan tipe 2 yang tidak bergantung pada insulin. Buku ini menjelaskan pendekatan penatalaksanaan diabetes melalui terapi gizi, obat, dan kerja sama tim medis untuk mencegah komplikasi penyakit.
[Ringkasan]
Buku saku ini membahas tentang penatalaksanaan asma, penyakit pernapasan kronis yang ditandai dengan inflamasi dan hiperreaktivitas saluran napas. Asma disebabkan oleh interaksi antara faktor genetik dan lingkungan seperti alergen, polusi udara, dan infeksi. Gejalanya berupa batuk, sesak napas, dan napas berbunyi. Pengobatan bertujuan mengontrol inflamasi dan mengendalikan gejala.
"[Ringkuman]"
Dokumen tersebut membahas tentang pengenalan penyakit asma, termasuk etiologi, patogenesis, faktor risiko, gejala, dan klasifikasi penyakit asma. Asma merupakan penyakit inflamasi saluran napas kronis yang ditandai dengan hiperresponsif bronkus dan sumbatan saluran napas yang bersifat reversibel. Berbagai faktor lingkungan dan genetik berperan dalam patogenesisnya.
Dokumen tersebut membahas tentang proses pengambilan keputusan dalam organisasi, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan, prinsip-prinsip dasar dalam pengambilan keputusan, dan pendekatan sistematis untuk mengambil keputusan yang tepat.
The document discusses the benefits of meditation for reducing stress and anxiety. Regular meditation practice can calm the mind and help prevent worrying thoughts. Meditation lowers stress levels in the body by inducing a relaxation response that counters the stress response.
Dokumen tersebut tidak mengandung teks atau informasi apa pun, hanya berisi baris-baris garis horizontal. Oleh karena itu, saya tidak dapat merangkumnya dalam 3 kalimat atau kurang karena tidak ada informasi yang dapat dirangkum.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
4. Kerja Obat
Efekobatterjadikarnainteraksifisiko- kimiawiantaraobatataumetabolitaktifdenganreseptorataubagiantertentudaritubuh.
Untukmencapaitempatkerjanyamakaobatharusmelalui3proses:
1.FaseFarmasetik
2.FaseFarmakokinetik
3.FaseFarmakodinamik
5. Fase Farmasetika
Fase yang dipengaruhi antara lain oleh cara pembuatan obat, bentuk sediaan obat dan zat tambahan yang digunakan.
Tablet terdegradasi granul
Partikel kecil pelepasan zat aktif
Zat aktif terdisolusi absorpsi
Larutan ˃suspensi ˃serbuk ˃kapsul ˃ tablet ˃tablet salut
27. Conc
Waktu
To
T1
T2
T3
MEC
To -T1 = Mula
To –T2 = Puncak, T1 –T3 = Lama Kerja Obat
28. Indeks Terapetik dan Batasan Terapetik
•Mengukur batas keamanan suatu obat , yaitu dengan mengukur ratio dosis terapetik efektif dan dosis lethal
•Atau= IT
•IT kecil = batas keamanan tipis
•IT besar = batas keamanan lebar
•IT kecil = diperlukan batas terapetik berulang, misal ; 3 X 1 dll
ED50
LD50
29. KURVA IT
% tase hewan
Yang ber-respon
0
50
100
Dosis
ED50
LD50
30. DOSIS PEMBEBANAN
•Jika diinginkan efek segera
•Untuk mencapai MEC yang cepat, dan selanjutnya diberi dosis biasa
•Misal : Digoksin (Digitalis) atau digitalisasi (pembebanan)
EFEKSAMPING
–Efek samping = efek fisiologis yang tidak diinginkan atau diinginkan
–Efek Merugikan = reaksi obat yang merugikan
–Efek toksik = menimbulkan toksisitas
39. 1. Hiperasiditas
a. Antasida
Antasida adalah sediaan basa lemah yang digunakan untuk menetralisir kelebihan asam lambung
Mekanisme kerja obat :
Basa lemah meningkatkan pH lumen lambung dengan menetralkan asam lambung
44. b. AntagonisReseptorH2
Mekanismekerjaobat:
ObattersebutsecarakompetitifdanreversibelberikatandenganreseptorH2diselparietal, menyebabkanberkurangnyaproduksi(cAMP) dansekresihistamine yang menstimulasisekresiasamlambung. InteraksiantarasiklikAMP danjalurkalsiummenyebabkaninhibisiparsialasetilkolindangastrinyang menstimulasisekresiasam
45. Efek samping :
Sakit kepala, pusing, mual, diare, obstipasi, sakit otot dan sendi, sistem saraf pusat (kecemasan, halusinasi terutama pada orang tua dan konsumsi jangka panjang), penurunan transaminase serum.
Gineokomasti (ranitidine/jarang terjadi)
46. Interaksi Obat :
Meningkatkan kadar fenitoin, warfarin, teofilin, benzodiazepin, β-bloker, vasodilator dalam darah
54. e. Analog Prostaglandin
Obat yg mirip prostaglandin sehingga disebut analog prostaglandin, suatu senyawa yang dibutuhkan untuk perlindungan mukosa lambung dan
menghambat seksresi HCl
Obat : Misoprostol
59. Obat Sukralfat yang dijual dipasaran :
NamaObat
BentukSediaan
Pabrik
Inpepsa(sukralfat)
Suspensi500mg/5ml
Fahrenheit
Ulcumag(sukralfat)
Kaplet500mg
pyridam
Ulcidex(sukralfat)
Tablet1 g
DexaMedica
Musin(sukralfat)
Suspensi500mg/5ml
otto
Neciblok(sukralfat)
Kaplet500mg
Kalbe Farma
Ulsafate(sukralfat)
Tablet1 g
Kaplet500mg
DexaMedica
60. 2. Digestiva
Digestiva adalah obat yang digunakan untuk membantu proses pencernaan lambung-usus terutama pada keadaan difensiensi zat pembantu pencernaan.
63. 3. Antiemesis
Obat yang digunakan untuk menekan mual atau muntah adalah ANTIEMESIS. Neurotrensmiter yang terlibat dalam proses terjadinya muntah adalah : Dopamin, histamin, serotonin,
68. 4. Antidiare
Diare terjadi karena adanya rangsangan terhadap saraf otonom di dinding usus sehingga menimbulkan reflek mempercepat peristaltik usus
69. Anti diare adalah obat yg digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri, kuman, virus, cacing, atau keracunan makanan. Obat antidiare bekerja dg memperlambat kerja peristaltik
70. Mekanisme kerja :
Menyerap racun
Menekan perstaltik usus
Menciutkan selaput usus
Melindungi selaput lendir usus yang luka
83. 8. Antikolinergik/Antimuskarinik (antispasmodik)
Mekanisme kerja obat :
Bekerja dengan menghambat sekresi asam melalui reseptor muskarin.
Menurunkan motilitas gastrointestinal dan digunakan utk mengurangi spasme pd sindrom iritasi usus
88. PENDAHULUAN
•Golongan obat yang dapat menghilangkan rasa sakit/nyeri disebut
analgetika
•Obat antipiretika adalah obat yang dapat menurunkan suhu demam tubuh
89. NYERI:
Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan
90. DEMAM:
Panas suhu tubuh > 37°C dengan gejala penyerta infeksi. Suhu > 37°C limfosit & makrofag lebih aktif; suhu > 40 -41°C menjadi kritis & fatal (tidak terkendalikan oleh tubuh).
Reseptor suhu & pusat termoregulasi terletak di hipotalamus.
91. PENGGOLONGAN
Analgesik dibagi dua yaitu :
1. Analgesik opioid / analgesik narkotika
–Obat yang berasal dari opium-morfin,
–Senyawa semisintetik morfin, dan
–Senyawa sintetik yang berefek seperti morfin.
Golongan obat analgesik opioid dpt menimbulkan adiksi/ketergantungan
92. •Analgesik sendiri dibagi dua yaitu :
•Analgesik opioid / analgesik narkotika Analgesik opioidmerupakan kelompok obat yang memiliki sifat-sifat seperti opium atau morfin. Golongan obat ini terutama digunakan untuk meredakan atau menghilangkan rasa nyeri.
–Obat yang berasal dari opium-morfin,
–Senyawa semisintetik morfin, dan
–Senyawa sintetik yang berefek seperti
93. •Analgesik sendiri dibagi dua yaitu :
•Analgesik opioid / analgesik narkotika Analgesik opioidmerupakan kelompok obat yang memiliki sifat-sifat seperti opium atau morfin. Golongan obat ini terutama digunakan untuk meredakan atau menghilangkan rasa nyeri.
–Obat yang berasal dari opium-morfin,
–Senyawa semisintetik morfin, dan
–Senyawa sintetik yang berefek seperti morfin.Tetap
94. –semua analgesik opioid menimbulkan adiksi/ketergantungan, maka usaha untuk mendapatkan suatu analgesik yang ideal masih tetap diteruskan dengan tujuan mendapatkan analgesik yang sama kuat dengan morfin tanpa bahaya adiksi.
•Ada 3 golongan obat ini yaitu : Analgesik lainnya,Seperti golongan salisilat seperti aspirin, golongan para amino fenol seperti paracetamol, dan golongan lainnya seperti ibuprofen, asam mefenamat, naproksen/naproxen dan banyak lagi.
95. GOLONGAN NSAID (OAINS) ASAM KARBOKSILAT
Asam Salisilat
Asam Propionat
Asam Fenil Asetat
Asam Mefenamat
Asam Karbo HeterosiklikASAM ENOLAT
Pyrazolone
OksikamNON-ACIDIC
96. MEKANISME KERJA
Menghambat kerja enzim siklooksigenase-2 (Cox-2) sehingga tidak terbentuk prostaglandin sebagai penyebab nyeri atau inflamasi
97. PROSES INFLAMASI :
Ketika ada rangsangan/stimulus (kimia, mekanik) yang menyebabkan terjadinya kerusakan pada selaput membran sel maka leukosit mengeluarkan enzim lisosomal sehingga terjadi mobilisasi dari fosfolipid, dan terjadilah pelepasan asam arachidonat (prekussor eicosinoid, asam lemak). Adanya enzim siklooksigenase-2 (Cox-2) mampu mengubah as. arachidonat menjadi PROSTAGLANDIN yang menyebabkan terjadinya INFLAMASIatau PERADANGAN.
98. SINTESA
Jika membran sel mengalami kerusakan, maka enzim fosfolipase diaktifkan untuk mengubah fosfolipida yang terdapat di jaringan menjadi asam arachidonat (asam lemak takjenuh) kemudian oleh enzim siklooksigenase diubah menjadi asam endoperoksida dan menjadi PROSTAGLANDIN
99. •Mekanisme nyeri secara sederhana dimulai dari transduksi stimuli akibat kerusakan jaringan dalam saraf sensorik
•menjadi aktivitas listrik kemudian ditransmisikan melalui serabut saraf bermielin A delta dan saraf tidak bermielin C ke
•kornu dorsalis medula spinalis, talamus, dan korteks serebri. Impuls listrik tersebut dipersepsikan dan didiskriminasikan
100. •sebagai kualitas dan kuantitas nyeri setelah mengalami modulasi sepanjang saraf perifer dan disusun saraf pusat.
•Rangsangan yang dapat membangkitkan nyeri dapat berupa rangsangan mekanik, suhu (panas atau dingin) dan agen
•kimiawi yang dilepaskan karena trauma/inflamasi.
101. •Nyeri dapat diklasifikasikan berdasarkan onset, akut atau kronik. Nyeri akut biasanya berkaitan dengan kerusakan
•jaringan akut yang durasinya antara beberapa jam sampai beberapa hari. Biasanya intensitasnya tajam, lebih terlokalisir,
•dirasakan selama kelainan patologik masih ada di jaringan. Setelah periode penyembuhan, reseptor nyeri segera pulih
102. •dengan nilai ambang stimulus yang normal. Nyeri kronik timbul setelah proses akut membaik atau berkaitan dengan
•jejas non spesifik. Nyeri ini menetap lebih dari tiga bulan. Intensitasnya lebih tumpul namun sensasinya terus menerus.
103. •Berdasar patofisiologinya nyeri dibedakan menjadi nyeri nosiseptif yang timbul akibat stimulasi reseptor nyeri yang
•berasal dari organ visceral atau somatik. Stimulus nyeri berkaitan dengan inflamasi jaringan, deformasi mekanik, injuri
104. •yang sedang berlangsung atau destruksi. Nyeri neuropatik berasal dari suatu proses pada sistem saraf sentral maupun
•perifer. Misal neuropati diabetika, neuralgia trigeminal, neuralgia paska herpes.
•Nyeri psikologik timbul sebagai reaksi konversi seperti gangguan somatisasi dan reaksi histeri. Nyeri campuran atau
105. •nonspesifik biasanya dipandang sebagai nyeri dengan mekanisme yang tidak diketahui atau dicurigai mempunyai
•mekanisme yang bermacam-macam. Contoh nyeri kepala rekuren.
•Nosiseptor: serabut syaraf yang mentransmisikan nyeri
146. Efek samping
Supresi SSP pada saat tidur
Rebound Phenomen
Disinhibiting efect yang menyebabkan perilaku penyerangan dan ganas pada
penggunaan golongan benzodiazepine dalam waktu yang lama
158. Sistem Saraf Simpatis
Fungsi dari sistem saraf simpatik adalah sebagai berikut.
•Mempercepat denyut jantung
•Memperlebar pembuluh darah
•Relaksasibronkus
•Mempertinggi tekanan darah
•Memperlambat gerak peristaltis
•Memperlebar pupil
•Menurunkan sekresi ludah
159. Sistem Saraf Parasimpatis
Sistemsarafparasimpatikmemilikifungsiyangberkebalikandenganfungsisistemsarafsimpatik.Misalnyapadasistemsarafsimpatikberfungsimempercepatdenyutjantung,sedangkanpadasistemsarafparasimpatikakanmemperlambatdenyutjantung
160. Sel Saraf (Neuron) danImpuls
Sistemsarafterdiriatassel-selsarafyangdisebutneuron.Neuronbergabungmembentuksuatujaringanuntukmengantarkanimpuls(rangsangan). Satuselsaraftersusundaribadansel, dendrit,danakson.
193. b. Menurunkan AkumulasiHal ini terjadi karena adanya penurunan penetrasi AB sehingga obat tersebut tidak sampai pada tempat terget karena adanya lapisan lipopolisakarida atau dengan adanya siklus efluks sehingga organisme terlindungi.
c. Inaktivasi Oleh Enzim
Adanya enzim –laktamase akan menghancurkan penisilin dan sefalosporin serta asetiltransferase dapat mengubah kloramfenikol menjadi lebih aktif.
194. A.Umur
Neonatus dan manula untuk pemberian AM harus disesuaikan dengan keadaannya masing-masing. Ini disebabkan pada neonatus organ tua system tubuhnya belum berkembang sempurna dan pada manula terjadi kemunduran fungsi organ sehingga dapat timbul efek toksik.
B.Kehamilan
Pada ibu hamil pemberian obat AM harus melalui pertimbangan yang seksama karena kemungkinan timbulnya efek pada fetus tergantung pada daya obat menembus sawar uri serta usia janin. Pemberian streptomisin pada kehamilan tua dapat berefek ketulian pada bayi dan pada trisemester pertama dapat menimbulkan teratogenik.
Farmakodinamik dan Farmakokinetik
195. C. GenetikFaktor genetik dapat menimbulkan efek berbeda terhadap obat. Contohnya defesiensi enzim G6PD dapat menimbulkan hemolisispada pemberian sulfonamide, kloramfenikol, dapson dannitrofurantoin.
D.Keadaan Patologik Tubuh Hospes
Pemberian AM harus selalu memperhatikan kemungkinnan adanya gangguan fungsi dan sistem organ terutama hati dan ginjal. Sirosis hati dapat meningkatkan toksisitas tetrasiklin, memperpanjang waktu paruh eliminasi linkomisin sehingga menimbulkan bahaya toksik sedangkan pada insufisiensi ginjal dapat menimbulkan intoksikasi terutama pada streptomisin dan kanamisin.
196. 1.Reaksi Alergi
Reaksi ini sangat berkaitan dengan sistem imun individu, dimana penentuan reaksi alergi sukar ditentukan karena orang yang pernah mengalami reaksi alergi dengan penisilin tidak selalu reaksi ini pada pemberian berulang sebaliknya orang tidak memiliki riwayat alergi dapat terserang alergi pada pemberian berulang.
2.Reaksi Idiosinkrasi
Gejala ini adalah reaksi abnormal yang diturunkan secara genetik pada AM tertentu. Sekitar 10% orang kulit hitam mengalami anemia hemolitik berat bila mendapat primakuin (kekurangan enzim G6PD)
3.Reaksi Toksik
Efek toksik dapat ditimbulkan oleh semua jenis AM terhadap hospes. Misalnya golongan tetrasiklin yang dapat mengganggu pertumbuhan jaringan tulang, termasuk gigi akibat deposisi kompleks tetrasiklin kalsium-ortofosfat.
EfekSamping
197. a.Dosis Kurang
Dosis Penisilin G untuk pengobatan meningitis oleh pneumokokus jauh lebih tinggi di bandingkan dosis untuk pengobatan infeksi saluran napas bawah walaupun oleh kuman yang sama.
b.Masa Terapi Kurang
Para ahli kebanyakan melakukan individualisasi masa terapi yang disesuaikan dengan tercapainya respon klinik yang di kehendaki.Tetapi untuk penyakit faringitis (S. pyogenes),osteomielitis,endokarditis,lepra dan tuberculosis paru tetap di pertahankan masa terapi yang walau efek klinis cepat terlihat
Kegagalan Terapi
199. e. AM Kurang Tepat
Seorang klinikus harus dapat mengetahui jenis AM yang secara klinik efektif pada suatu kuman tertentu, misalnya infeksi oleh S. Faecalisialah ampisilin, walaupun secara in vitrokuman tsb sensitive juga pada Gentamisin dan Sefamandol.
f. Faktor Pasien
Buruknya pertahanan tubuh pasien adalah salah satu penyebab AM, contohnya AIDS yang dapat mengganggu mekanisme pertahanan badan.
201. Kombinasi AM
1.PengobatanInfeksiCampuran
infeksipascabedahabdominalseringdisebabkanolehkumananaerob(AMmetronidazol, klindamisin)dankumanaerob(AMgentamisin)
2.PengobatanAwalInfeksiBerat
infeksiseptisemia,meningitispurulenta,dll.
kombinasidiperlukandgnsegerakarnaketerlambatandapatmembahayakanpasiensedangkankumanpenyebabbelumdiketahui
202. 3.Mendapatkan efek sinergi
sinergisme terjadi bila kombinasi menghasilkan efek yg lebih besar dari kedua AM,
infeksi Pseudomonas pd pasien neutropenia diberikan : aminoglikosida & karbenisilin
4.Memperlambat resistensi
bila mutasi merupakan mekanisme timbulnya resistensi maka kombinasi AM merupakan cara memperlambat resistensi