SlideShare a Scribd company logo
BAB II

                             TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Pengertian Skizofrenia
           Skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang dalam kebanyakan kasus bersifat
     sangat serius, berkelanjutan dan dapat mengakibatkan kendala social, emosional dan
     kognitif (pengenalan, pengetahuan, daya membedakan; cognitus = dikenali). Skizofrenia
     juga penyebab terpenting gangguan psikotis, dimana periode psikotis diselingi periode
     normal saat pasien dapat berfungsi baik. Timbulnya penyakit ini secara menyelinap dan
     mendadak. Penyebabnya berkaitan dengan terganggunya keseimbangan sistem kimiawi
     rumit di otak. Dewasa ini ditetapkan karena adanya faktor lingkungan dan teori infeksi
     virus selama perkembangan janin pada kehamilan telah menghambat pertumbuhan
     antara lain neuron dopaminerg ke bagian-bagian tertentu dari otak. Teori dopamine
     mengatakan bahwa skizofrenia disebabkan oleh hiperaktivitas sistem dopamine di
     bagian limbis otak. Hal ini yang dapat menimbulkan gejala psikotis positif, sedangkan
     di bagian otak lain (cortex frontal) aktivitas dopamine justru berkurang, yang
     menimbulkan gejala negatif.

2.2. Antipsikotik

           Antipsikotik (juga disebut neuroleptics) adalah kelompok obat-obatan psikoaktif
    umum tetapi tidak secara khusus digunakan untuk mengobati psikosis, yang ditandai
    oleh skizofrenia. Obat antipsikotik memiliki beberapa sinonim antara lain neuroleptik
    dan transquilizer mayor. Seiring waktu berbagai antipsikotik telah dikembangkan.
    Antipsikotik generasi pertama, yang dikenal sebagai antipsikotik tipikal, ditemukan pada
    1950-an. Sebagian besar obat-obatan pada generasi kedua, yang dikenal sebagai
    antipsikotik atipikal, baru-baru ini telah dikembangkan, meskipun antipsikotik atipikal
    pertama, clozapine ditemukan pada 1950-an dan diperkenalkan secara klinis pada 1970-
    an.Kedua kelas obat -obatan cenderung untuk memblokir reseptor di otak jalur dopamin,
    tetapi obat -obatan ant ipsikot ik mencakup berbagai target reseptor.
           Dopamin merupakan salah satu neurotransmitter pada manusia yang sangat
    berperan pada mekanisme terjadinya gangguan psikotik. Dopamin sendiri diproduksi
    pada beberapa area di otak, termasuk subtantia nigra dan area ventral tegmental.
    Dopamin jua merupakan neurohormon yang dihasilkan oleh hipotalamus. Fungsi utama
    hormon ini adalah menghambat pembentukan prolaktin dan lobus anterior kelenjar
    pituitary. Domain memiliki banyak fugsi di otak, termasuk peran pentingnya pada
    perilaku dan kognisi,pergerakan volunter, motivasi, penghambat produksi prolaktin
    (berperan dalam masa menyusui), tidur mood, perhatian, dan proses belajar.
Dopaminergik neuron (neuron yang menggunakan dopamin sebagai neuro transmitter
utamanya terdapat pada area ventral tegmental (AVT) pada midbrain, substantia nigra
pars compacta dan nucleus arcuata pada hipotalamus, jalur dopaminergik merupakan
jalur neural pada otak yang mengirimkan dopamin dari satu regio di otak ke regio
lainnya.

Ada 4 jalur dopaminergik:

        1. Jalur mesolimbic

            Jalur mesolimbic mengirimkan dopamin dari area vent ral tegmental (AVT)
            , ke nucleus accumbens. AVT terletak pada daerah midbrain dan nucleus
            accumbens pada sistem limbic.

        2. Jalur mesocort ical
           Jalur mesocortical mengirimkan dopamine dari AVT ke frontal korteks.
           Gangguan pada jalur ini berhubungan dengan skizofrenia.

        3. Jalur Nigrost riatal
           Jalur nigrostrialtal mengirimkan dopamin dari subtantia nigra ke striatum.
           Jalur ini berhubungan dengan control motorik dan degenerasi pada jalur ini
           berhubungan dengan penyaikit parkinson.

        4. Jalur tuberoinfundibular
           Jalur tuberoinfundibular mengirimkan dopamin dari hipotalamus ke kelenjar
           pituitary. Jalur ini mempengaruhi hormon tertentu termasuk prolaktin.
           Skizofrenia berhubungan dengan peningkatan aktifitas pada jalur
           mesolimbik dan jalur mesocortical dopaminergik.

       Dopamin memiliki reseptor yang berguna untuk menerima sinyal yang dikirimkan
dari satu bagian otak ke bagian yang lainnya. Reseptor dopamin sebenarnya dibagi
menjadi 2 tipe ( D1 dan D2 ). Saat ini terdapat 5 reseptor dopamin yang digolongkan
ke alam 2 t ipe ini. Reseptor yang menyerupai D1 termasuk D1 dan D5. Sementara
yang menyerupai D2 adalah D2,D3,D4 . Penelitian terbaru menggunakan single photon
emission computed tomography (SPECT) menunjukkan bahwa pada skizofrenia terdapat
lebih banyak reseptor D2 yang di tempati. Hal ini menunjukkan stimulasi dopaminergik
yang lebih hebat. Hal ini menyebabkan semua obat-obatan antipsikotik ditujukan untuk
memblokade reseptor ini. Obat-obatan antipsikotik atipikial selain memblokade reseptor
dopamin, ia juga memblokade reseptor serotonin 5HT2. Neurotransmit terserotonin
sendiri punya banyak pengaruh diantaranya terhadap kecemasan, nafsu makan, kognisi,
prose belajar, memori, mood, mual, tidur.
Penemuan obat generasi yang lebih baru biasanya ditujukan untuk mengoreksi
    kekurangan obat sebelumnya, atau untuk memperoleh obat yang lebih efektif serta
    memiliki efek samping yang lebih kecil. Tujuan ini berhasil diraih oleh obat
    antipsikotik generasi kedua. Menurut sebuah studi teranyar, dipublikasikan dalam
    Journal of Clinical Psychiatry edisi Desember 2007, antipsikotik generasi kedua yang
    diberikan secara int ramuscular, ternyata efektif mengurangi agitasi dan lebih minim
    efek ekstrapiramidalnya dibanding dengan antipsikotik generasi pertama.

2.3. Klasifikasi Antipsikotik

    1. Antipsikotik Tipikal (Antipsikotik Generasi Pertama)

        Adapun beberapa contohnya antara lain;

         a. Derifat Fenotiazin
         b. Derifat Butirofenon
         c. Derifat Thioxanthenes
    2. Anti Psikotik Atipikal

        Adapun contohnya antara lain:

          a. Clozapine (Clozaril)
          b. Olanzapine (Zyprexa)
          c. Risperidone (Risperdal)
          d. Quet iapine (Seroquel)
          e. Ziprasidone (Geodon)Amisulpride (Solian)
          f. Asenapine
          g. Paliperidone
          h. I lioperidone (Fanapt )
          i. Zotepine
          j. Sert indole
2.4. Penggunaan Antipsikotik

    A. Antipsikotik Tipikal

        1. KLOROPROMAZIN
                  Prototip kelompok ini adalah kloropromazin (CPZ). Pembahasan terutama
           mengenai CPZ dengan mengemukakan tentang fenot iazin lain bila ada KIMIA.
           Klorpromazin (CPZ) adalah 2-klor-N- (dimet il-aminopropil)-fenot iazin.
           Derivate fenot iazin lain didapat dengan cara substitusi pada tempat 2 dan 10
           inti fenotiazin.
FARMAKODINAMIK.
              CPZ(Largactil) berefek farmakodinamik sangat luas. Largactil diambil dari
       kata largeaction. Efek pada Susunan Saraf Pusat, CPZ menimbulkan efek sedasi
       yang disertai sikap acuh tak acuh terhadap rangsang dari lingkungan. Pada
       pemakaian lama, dapat timbul toleransi terhadap efek sedasi. Timbulnya sedasi
       amat     tergantung dari status emosional penderita sebelum minum obat.
       Klorpromazin berefek antpsikosis terlepas dari efek sedasinya. Reflex terkondisi
       yang diajarkan pada tikus hilang oleh CPZ. Pada manusia kepandaian pekerjaan
       tangan yang memerlukan kecekatan dan daya pemikiran berkurang. Aktivitas
       motorik diganggu antara lain terlihat sebagai efek kataleptik pada tikus. CPZ
       menimbulkan efek menenangkan pda hewan buas. Efek ini juga dimiliki oleh
       obat lain, misalnya barbiturate, narkotik, meprobamat, dan klordiazepoksid.
       Berbeda dengan barbiturate, CPZ tidak dapat mencegah timbulnya konvulsi
       akibat rangang list rik
       maupun rangsang oleh obat . Semua derivate fenot iazin mempengaruhi ganglia
basal, sehingga
       menimbulkan gejala parkinsonisme (efek ekst rapiramidal).
       CPZ dapat mengurangi atau mencegah muntah yang disebabkan oleh rangsang
pada
       chemoreceptor t rigger zone. Muntah yang disebabkan oleh kelainan saluran
cerna atau vest ibuler,
       kurang dipengaruhi tetapi fenot iazin potensi t inggi dapat berguna untuk keadaan
tersebut .
       Fenot iazin yang terutama potensinya rendah menurunkan ambang bangkitan
ehingga
       penggunaannya pada pasien epilepsy harus sangat berhat i-hat i. Derivate
piperazin dapat
       digunakan secara aman pada penderita epilepsy bila dosis diberikan bertahap dan
bersama
       ant ikonvulsan.
       Efek pada Otot Rangka.
       CPZ dapat menimbulkan relaksasi otot skelet yang berada dalam keadaan spast
ic. Cara kerja
       relaksasi ini diduga bersifat sent ral sebab sambungan saraf otot dan medulla
spinalis t idakdipengaruhi CPZ.
       Efek pada Endokrin.
       CPZ menghambat ovulasi dan menst ruasi. CPZ juga menghambat sekresi
ACTH. Efek terhadap
       system endokrin ini terjadi berdasarkan efeknya terhadap hipotalamus.
Semua fenot iazin, kecuali klozapin menimbulkan hiperprolakt inemia lewat
penghambatan efek
       ent ral dopamin
       CPZ dapat menimbulkan hipotensi berdasarkan beberapa hal yaitu : (1) ref lek
presor yang pent ing
       untuk mempertahankan tekanan darah dihambat oleh CPZ; (2) CPZ berefek α-
bloker; dan (3) CPZ
       menimbulkan efek inot ropik negat ive pada jantung. Toleransi dapat t imbul
terhadap efek
       hipotensif CPZ.
       FARMAKOKINETIK. Pada umumnya semua fent iazin diabsorbsi dengan baik
bila diberikan per oral
       maupun parenteral. Penyebaran luas ke semua jaringan dengan kadar tert inggi di
paru-paru, hat i,
       kelenjar suprarenal, dan limpa. Ebagian fenot iazin mengalami hidroksilasi dan
konyugai, sebagian
       lain diubah menjadi sufoksid yang kemudian diekskresi bersama feses dan urin.
Setelah pemberian
       CPZ dosis besar, maka masih ditemukan ekkresi CPZ atau metabolitnya selama 6-
12 bulan.
       EFEK SAMPING. Batas keamanan CPZ cukup lebar sehingga obat ini cukup
aman. Efek samping
       umumnya merupakan efek perluasan farmakodinamiknya. Gejala idiosinkrasi
mungkin t imbul berupa
       ikterus, dermat it is dan leucopenia. Reaksi ini disertai eosinof ilia dalam darah
perifer.
       Neurologik.      Pada dosis berlebihan, semua derivate fenot iazin dapat
menyebabkan gejala
       ekst rapiramidal serupa dengan yang terlihat pada parkinsonisme. Dikenal 6
gejala sindrom
       neurologic yang karakterist ik dari obat ini. Empat diantaranya biasa terjadi
sewaktu obat diminum,
       yaitu distonia akut , akat isia, parkinsonisme dan sindrom neurolept ik malignant
yang terakhir jarang
       terjadi. Dua sindrom yang terjadi setelah pengobatan berbulan-bulan sampai
bertahun-bertahun
       berupa t remor perioral (jarang) dan diskinesia Tardif .
       Kardiovaskular. Hipotensi ortostat ik sering terlihat pada penderita dengan
system vasomotor yang
labil. Takar lajak t ioridazin (lebih dari 300 mg)menyebabkan aritmia vent ricular
dan blok jantung.
       Karena efek terhadap jantung mungkin adit if dengan ant it ioridazin dan
pimozoid dapat
       menyebabkan kelainan EKG mirip hipokalemia. Efek samping hipotermia dapat
digunakan pada
       terapi hibernasi. Efek ant ikolinergik berupa takikardia, mulut dan tenggorok
kering sering terjadi
       pada pemberian fenot iazin. Perlu digunakan berhat i-hat i pada penderita
glaucoma dan hipert rof i
       prostat ,
       INDIKASI . Indikasi utama fenot iazin adalah skizof renia gangguan psikosis
yang tersering
       ditemukan. Gejala psikot ik yang dipengaruhi secara baik oleh fenot iazin dan ant
ipsikosis lain ialah
       ketegangan, hiperakt ivitas, combat iveness, host ility, halusinasi, delusi akut ,
susah t idur, anoreksia,
       perhat ian diri yang buruk, negat ivism, dan kadang-kadang mengatasi sifat
menarik diri.
       Pengaruhnya terhadap insight , judgement , daya ingat dan orientasi kurang.
Pemebreian
       ant ipsikot ik sangat memudahkan perawatan pasien. Walaupun ant ipsikosi
angat bermanfaat untuk
       mengatasi gekala psikosis akut , namun pengunaan ant ipsikosis saja t idak
mencukupi untuk
       merawat pasien psikot ik. Perawatan, perlindungan, dan dukungan mental
spiritual terhadap pasien
       sangat lah pent ing.
       Semua ant ipsikosis kecuali mesoridazin, molindon, t ioridazin, dan klozapin
mempunyai efek
       ant iemet ic.
       Domperidon. Derivate benzimidazolin ini secara in vit ro merupakan antagonis
dopamine, sepert iCPZ. Obat ini diindikasikan pada mual dan muntah, jadi efek obat
ini secara klini sangat mirip
       metoklopramid. Domperidon mencegah efek ref luks esophagus berdasarkan efek
peningkatan
       tonus sf ingter esophagus bagian bawah. Penelit ian terbatas melaporkan bahwa
hasilnya
       memuaskan untuk dyspepsia pacamakan pada penderita diabetes dengan gat
roparesis; mual dan
muntah pada gast roenterit is dan akibat radiasi dan hemodialisis. Obat ini
kurang berguna untuk
       mengatasi mual pascabedah, akibat narkot ik dan kemoterapi kanker.
       CPZ merupakan obat terpilih untuk mnghilangkan hiccup. Obat ini hanya
diberikan pada hiccup
       yang berlangsung berhari-hari sangat mengganggu. Penyebab hiccup seringkali t
idak dapat
       ditemukan, tetapi nervositas dan kelainan di esophagus atau lambung mungkin
merupakan
       kausanya. Dalam hal yang terakhir, terapi kausal harus dilakukan.
       Efek ekst rapiramidal t idak terjadi, mungkin karena obat ini t idak melewat i
sawar-darah otak. Dosis
       oral, 10 mg diberikan 4 kali sehari 15-30 menit ebelum makan. Dosis rectal 60
mg per kali. Dosis IM,
       10 mg maksimum 6 kali sehari dan dosis IM pada anak 0,1-0,2 mg/kgBB, 3-6 kali
sehari. Tetapi
       sediaan yang ada saat ini hanya tablet 50 mg dan sirup.
       SEDIAAN. Klorpromazin tersedia dalam bentuk tablet 25 mg dan larutan sunt ik
25 mg/ml. larutan
       CPZ dapat berubah warna menjadi merah jambu oleh pengaruh cahaya.
       Perfenazin tersedia sebagai obat sunt ik tablet 2 dan 4 mg.
       Tioridazin teredia dalam bentuk tablet 25 mg.
       Flufenazin teredia dalam bentuk tablet 1 mg. masa kerja f lufenazin cukup lama,
sampai 24jam.
       TIORIDAZIN
       Kelebihan obat ini adalah relat ive jarang menyebabkan rasa kantuk yang berart i.
Akt if itas
       Ant ikolinergiknya jelas dan bias menyebabkan disfungsi seksual, termasuk
ejakulasi ret rograde.
       Dosis t inggi bias menyebabkan degenerasi ret ina, walaupun jarang terjadi.
Tioridazin dapat
       menyebabkan aritmia vent rikel dan kini merupakan obat lini kedua.
       Akt if itas sedat ive dan ant ikolinergiknya kurang dibandingkan klorpromazin,
tetapi obat ini mungkin
       menyebabkan gangguan pergerakan pada orang lanjut usia,.
       2)BUTIROFENON.
       Haloperidol berguna untuk menenangkan keadaan mania penderita psikosis yang
karena hal
       tertentu t idak dapat diberi fenot iazin. Reaksi ekst rapiramidal t imbul pada 80%
penderita yang
diobat i haloperidol. Oksipert in merupakan derivate but irofenon yang banyak
persamaannya
       dengan CPZ. Oksipert in berefek blockade adrenergic dan ant iemet ic serta dapat
menimbulkan
       parkinsonisme pada manusia dan katalepsi pada hewan.
       FARMAKOLOGI . St ruktur haloperidol berbeda dengan fenot iazin, tetapi but
irofenon
       memperlihatkan banyak sifat farmakologi fenot iazin. Pada orang normal, efek
haloperidol mirip
       fenot iazin piperazin. Haloperidol memperlihatkan ant ipsikot ik yang kuat dan
efekt if untuk fase
       mania penyakit manic depresif dan skizof renia. Efek fenot iazin piperazin dan
but irofenon berbeda
       secara kuant itat if karena but irofenon selain menghambat efek dopamine juga
menghambat turn
       overratenya.
       Efek pada SUSUNAN SARAF PUSAT.
       Haloperidol menenangkan dan menyebabkan t idur pada orang yang mengalami
eksitasi. Efeksedat ive haloperidol kurang kuat disbanding CPZ yakni memperlambat
dan menghambat jumlah
       gelombang teta. Haloperidol dan CPZ sama kuat menurunkan ambang rangsang
konvusif .
       Haloperidol menghambat system dopamine dan hipotalamus. Juga menghambat
muntah yang
       dit imbulkan oleh apomorf in.
       Efek pada system saraf otonom. Efek haloperidol terhadap system saraf otonom
lebih kecil
       daripada efek ant ipsikot ik lain. Walaupun demikian haloperidol dapat
menyebabkan pandangan
       kabur (blurring of vision). Obat ini menghambat akt ivasi reseptor α yang
disebabkan oleh amin
       simpatomimet ik, tetapi hambatannya t idak sekuat hambatan CPZ.
       Efek pada Sistem Kardiovaskular dan respirasi.
       Haloperidol menyebabkan hipotensi, tetapi t idak sesering dan sehebat CPZ.
Haloperidol
       menyebabkan takikardia meskipun kelainan EKG belum pernah dilaporkan.
Klorpromazin atau
       haloperidol dapat menimbulkan potensiasi dengan obat penghambat respirasi.
       Efek pada Sistem Endokrin
       Sepert i CPZ, haloperidol menyebabkan galaktore dan repons endokrin lain.
FARMAKOKINETIK. Haloperidol cepat diserap dari saluran cerna. Kadar
puncaknya dalam plasma
        tercapai dalam waktu 206 jam sejak menelan obat , menetap sampai 72 jam dan
masih dapat
        ditemukan dalam plasma sampai berminggu-minggu. Obat ini dit imbun dalam
hat i dan kira-kira 1%
        dari dosis yang diberikan diekskresikan melalui empedu. Ekskresi haloperidol
lambat melalui ginjal,
        kira-kira 4e0% obat dikeluarkan selama 5 hari sesudah pemberian dosis tunggal.
        EFEK SAMPING DAN INTOKSIKASI . Haloperidol menimbulkan reaksi ekst
rapiramidal dengan
        insidens yang t inggi terutama pada penderita usia muda. Pengobatan dengan
haloperidol harus
        dimulai dengan hat i-hat i. Dapat terjadi depresi akibat reversi keadaan mania
atau sebagai efek
        samping yang sebenarnya. Perubahan hematologic ringan dan selintas dapat
terjadi tetapi hanya
        agranulositosis sering dilaporkan. Frekuensi kejadian ikterus akibat haloperidol
rendah. Haloperidol
        sebaiknya t idak diberikan pada wanita hamil sampai terdapat bukt i bahwa obat
ini t idak
        menimbulkan efek teratogenik.
        INDIKASI . Indikasi utama haloperidol ialah untuk psikosis. But irofenon
merupakan obat pilihan untuk
        mengobat i sindrom Gilles de la Touret te, suatu kelainan neurologic yang aneh
yang ditandai
        dengan kejang otot hebat , menyeringai (grimacing) dan explosive ut terances of
foul explet ives
        (coprolalia, mengeluarkan kata-kata jorok).
        B.OBAT ANTIPSIKOTIK ATIPIKAL
        Obat -obatan jenis ini disebut at ipikal karena obat ini berhubungan dngan
insidensi gangguan
        pergerakan yang lebih rendah dan ditoleransi lebih baik daripada ant ipsikosis
lainnya. Mekanisme
        kerja secara umum obat ini adalah dengan menghambat reseptor diopamin D2
dan reseptor
        serotonin 5HT2.
        1)KLOZAPIN.
        Merupakan salah satu golongan obat ini yang menunjukkan efek ant ipsikosi
lemah. Prof il
farmakologiknya at ipikal bila dibandingkan ant ipsikosis yang lain. Terutama
resiko t imblnya efek
       samping ekst rapiramidal obat ini sangat minimal, dan kadar prolakt in serum
pada manusia t idak
       dit ingkatkan. Diskinesia Tardif belum pernah dilaporkan terjadi pada pasien
yang diberi obat ini,
       walaupun beberapa pasien telah diobat i hingga 10 tahun. Dibandingkan terhadap
psikot ropik yang
       lain, klozapin menunjukkan efek dopaminergik lemah, tetapi dapat
mempengaruhi fungsi sarafdopamine pada system mesolimbik-mesokort ikal otak; yang
berhubungan dengan fungsi
       emosional dan mental yang lebih t inggi, yang berbeda dari dopamine neuron di
daera nigrost riatal
       (daerah gerak) dan tuberinfundibular (daerah neuroendokrin).
       Klozapin efekt if untuk mengont rol gejala-gejala psikosis dan skizof renia baik
yang posit if
       (iritabilitas) maupun yang negat ive (social disinterest dan incompetence,
personal neatness). Efek
       yang bermanfaat terlihat dalam waktu 2 minggu, diikut i perbaikan secara
bertahap pada minggu-
       minggu berikutnya. Obat ini berguna untuk pengobatan pasien yang ref rakter
dan terganggu berat
       selama pengobatan. Selain itu, karena risiko efek samping ekst rapiramidal yangs
sangat rendah,
       obat ini cocok untuk pasien yang menunjukkan gejala ekst rapiramidal yang berat
bila diberikan
       ant ipsikosis yang lain, maka penggunaannya hanya dibatasi pada pasien yang
resisten atau t idak
       dapat mentoleransi ant ipsikosis yang lain. Pasien yang diberi klozapin perlu
dipantau jumlah sel
       darah put ihnya set iap minggu.
       EFEK SAMPING DAN INTOKSIKASI . Agranulositosis merupakan efek
samping utama yang yang
       dit imbulkan pada pengobatan dengan klozapin. Pada pasien yang mendapata
klozapin selama 4
       minggu atau lebih, resiko terjadinya kira-kira 1,2%. Gejala ini paling sering t
imbul 6-18 minggu
       setelah pemberian obat . Pengobatan dengan obat ini t idak boleh lebih dari 6
minggu kecuali bila
       terlihat adanya perbaikan.
Efek samping lain yang dapat terjadi antara lain hipertermia, takikardia, sedasi,
pusing kepala,
       hipersalivasi.
       Gejala takar lajak meliput i antara lain: kantuk, letargi, koma, disorientasi,
delirium, takikardia, depresi
       napas, aritmia, kejang dan hipertemia.
       FARMAKOKINETIK. Klozapin diabsorbsi secara cepat dan sempurna pada
pemberian per oral;
       kadar puncak plasma tercapai pada kira-kira 1,6 jam setelah pemberian obat .
Klozapin secara
       ekstensif diikat protein plasma (>95%), obat ini dimetabolisme hampir
sempurna sebelum diekskresi
       lewat urin dan t inja, dengan waktu paruh rata-rata 11,8 jam.
       2)Olanzapine (Zyprexa) –
       Digunakan untuk mengobat i gangguan psikot ik termasuk skizof renia, akut
manic episode, dan
       pemeliharaan dari gangguan bipolar. Dosing 2.5 to 20 mg per day. Dosis 2,5-20
mg per hari.
       3)Risperidone (Risperdal)
       Dosis 0,25-6 mg per hari dan dit it rasi ke atas; dibagi dianjurkan dosis t it rasi
awal sampai selesai,
       dan pada saat obat dapat diberikan sekali dalam sehari. Digunakan of f -label
untuk mengobat i
       sindrom Touret te dan gangguan kecemasan.
       4)Quet iapine (Seroquel)
       Digunakan terutama untuk mengobat i gangguan bipolar dan skizof renia, dan “of
f -label” untuk
       mengobat i kronis insomnia dan sindrom kaki resah, melainkan obat penenang
yang kuat . Dosis
       dimulai pada 25 mg dan terus sampai maksimum 800 mg per hari, tergantung
pada keparahan dari
       gejala (s) sedang dirawat .
       5)Ziprasidone (Geodon)
       Disetujui pada tahun 2006 [rujukan?] Untuk mengobat i gangguan bipolar. Dosis
20 mg dua kali
       sehari pada awalnya sampai 80 mg dua kali sehari. Termasuk efek samping yang
berkepanjangan
       Interval QT di jantung, yang dapat berbahaya bagi pasien dengan penyakit
jantung atau merekayang memakai obat lain yang memperpanjang interval QT.
       6)Amisulpride (Solian)
Selekt if dopamin antagonis. Dosis yang lebih t inggi (lebih dari 400 mg) bert
indak atas post -sinapt ik
       reseptor dopamin yang mengakibatkan pengurangan dalam gejala posit if skizof
renia, sepert i
       psikosis. Dosis yang lebih rendah, bagaimanapun, bert indak atas dopamin
autoreceptors,
       mengakibatkan peningkatan dopamin t ransmisi, memperbaiki gejala negat if
skizof renia. Dosis
       rendah amisulpride juga telah terbukt i mempunyai ant idepresan dan anxiolyt ic
efek non-pasien
       skizof renia, menyebabkan dysthymia dan fobia sosial. . Amisulpride belum
disetujui untuk digunakan
       oleh Food and Drug Administ rat ion di Amerika Serikat .
       7)Asenapine
       adalah 5-HT2A-dan D2-reseptor antagonis yang sedang dikembangkan untuk
pengobatan
       skizof renia dan mania akut berhubungan dengan gangguan bipolar.
       Derivat if dari risperidone yang disetujui pada tahun 2006.
       8)Ilioperidone (Fanapt ) – Approved by the FDA on May 6, 2009. I lioperidone
(Fanapt ) – Disetujui
       oleh FDA pada 6 Mei 2009.
       9) ZOTEPINE.
       Sebuah ant ipsikot ik at ipikal diindikasikan untuk skizof renia akut dan kronis. I
t was approved in
       Japan circa 1982 and Germany in 1990, respect ively. Ini disetujui di Jepang
sekitar tahun 1982 dan
       Jerman pada tahun 1990, masing-masing.
       10)Sert indole
       dikembangkan oleh perusahaan farmasi Denmark H. Lundbeck . . Sepert i ant
ipsikot ik at ipikal yang
       lain, itu diyakini telah antagonis akt ivitas pada reseptor dopamin dan serotonin di
otak.
       PEMILIHAN SEDIAAN
       Berbeda dengan ant ibiot ic, obat golongan ini merupakan obat simtomat ik.
Disini pemilihan obat
       ditujukan untuk sejauh mungkin menghilangkan gejala penyakit dalam rangka
pemulihan kesehatan
       mental penderita, obat dengan efek samping seringan mungkin, dan bebas
interaksi merugikan
       dengan obat lain yang mungkin diperlukan.
Pemilihan sediaan obat ant ipsikosis dapat didasarkan atas st rukur kimia serta
efek farmakologik
       yang menyertainya. Berhubung perbedaan antargolongan ant ipsikosis lebih
nyata daripa
       perbedaan masing-masing obat dalam golongannya, maka cukup dipilih salah
satu obat dari t iap
       golongan untuk tujuan tertentu.
       Menonjolnya salah satu gejala umumnya bukan merupakan patokan dalam
pemilihan obat . Tidak
       perlu mengenal semua obat psikot ik untuk pengobatan jangka panjang, tetapi 1
atau 2 obat dari
       t iap kelompok perlu dikenal secara baik efeknya maupun efek sampingnya.
Pedoman terbaik dalam
       memilih obat secara individual ialah riwayat respons pasien terhadap obat .
       Kecendurungan pengobatan saat ini ialah meninggalkan obat ant ipsikosis
berpotensi rendah,
       misalnya klorpromazin, dan t ioridazin, kearah penggunaan obat berpotensi t
inggi, misalnya
       t iot iksen, haloperidol dan f lufenazin.
       Pada saat ini penggunaan klozapin dibatasi hanya diindikasikan pada pasien yang
gagal diobat idosis t inggi ant ipsikosis konvensional dan yang mengalami diskinesia
Tardif berat ; sehubungan
       dengan efek agranulositosis dan kejang yang disebabkannya.
       Sebagai pedoman pemilihan ant ipsikosis dapat disebutkan hal-hal sebagai
berikut : (1) bila resiko
       t idak diketahui atau t idak ada komplikasi yang diketahui sebelumnya maka
pilihan jatuh pada
       fenot iazin berpotensi t inggi ; (2)bila kepatuhan penderita (compliance) dalam
menggunakan obat
       t idak terjamin, maka pilihan jatuh pada f lufenazin oral dan kemudian t iap dua
minggu diberikan
       sunt ikan f lufenazin enantan dan ekanoat ; (3) bila penderita mempunyai riwayat
penyakit
       kardiovaskular atau st roke sehingga hipotensi merupakan hal yang
membahayakan maka pilihan
       jatuh pada fenot iazin piperazin atau haloperidol; (4)bila karena alasan usia atau
factor penyakit ,
       terdapat resiko efek samping gejala ekst rapiramidal yang nyata, maka pilihan
jatuh pada t ioridazin;
(5) t ioridazin t idak boleh digunakan apabila terdapat gangguan ejakulasi; (6)
bila efek sedasi berat
       perlu dihindari, maka pilihan jatuh pada haloperidol atau fenot iazin piperazin;
dan (7) bila penderita
       mempunyai kelainan hepar atau cenderung menderita ikterus, haloperidol
merupakan obat yang
       paling aman pada stadium awal pengobatan.
       Pemilihan jenis obat ant i psikosis mempert imbangkan gejala psikosis yang
dominan dan efek
       samping obat . Pergant ian obat disesuaikan dengan dosis ekuivalen.misalnya
contoh sebagai
       berikut : CPZ dan Thioridazine yang efek sedat ive kuat , terutama digunakan
terhadap sindrom
       psikosis dengan gejala dominan: gaduh gelisah, hiperakt if , susah t idur,
kekacauan pikiran,
       perasaan, perliaku, dan lain sebagainya.          Sedangkan Trif luoroperazine,
Fluphenzine dan Haloperidol
       yang efek samping sedat if lemah digunakan terhadap Sindrom psikosis dengan
gejala dominan :
       apat is, menarik diri, persaan tumpul, kehilangan minat , dan inisiat if , hipoakt if ,
waham halusinasi dan
       lain-lain. Tetapi obat yang terakhir ini paling mudah menyebabkan gejala ekst
rapiramidal, pada
       pasien yang rentan terhadap efek samping tersebut , perlu digant ikan dengan
Thioridazine (dosis
       ekuivalen) di mana efek samping ekst rapiramidalnya sangat ringan. Untuk
Pasien yang sampai
       t imbul “Tardive Dyskinesia” obat ant ipsikot ik yang tanpa efek samping ekst
rapiramidalnya adalah
       Clozapine
       KESIMPULAN
       1. Pengobatan ant ipsikot ik ditujukan untuk menghambat akt if itas berlebihan
pada
       neurot ransmit ter otak utamanya dopamin.
       2. Obat -obatan ant ipsikot ik terbagi atas 2 jenis yaitu golongan t ipikal yang
hanya bekerja
       dengan menghambar reseptor dopamin D2 dan golongan at ipikal yang selain
menghambat
       reseptor dopamin D2, dia juga menghambat reseptor serotonin 5HT2
3. Pemberian obat -obatan ant ipsikot ik didasarkan pada gejala klinis yang t
imbul dan efek
       samping masing-masing obat .
       Kategori Referat Kedokteran : : Kata Kunci: amfetamin, ant ipsikot ik, but
irofenon, gangguan jiwa,
       obat , skizof renia, t ioridazin,protap diare, indikasi oksigenasi, penatalaksanaan
oliguria, jurnal
       berhubungan dengan lansia, contoh penyakit hipert rof i, contoh epidemi,
hiperglikemia sindrom,
       hipotensi pada lansia, lichen planus, makalah ant ikonvulsan, pinositosis dan
contohnya, makalah
       kt i parasitologi, pengert ian konka, makalah hipert ropi labia minora, mekanisme
polarisasi, st roke
       hemoragik sap, st roke hemoragik journal, indikasi oksitosin, askep imunodef
isiensi, askep pada
       kanker      hat    i0    Komentar      http://www.artikelkedokteran.com/865/obat-
antipsikotik.html October 17, 2012

More Related Content

What's hot

Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
pjj_kemenkes
 
antikonvulsi_anti parkinson_psikotropik
antikonvulsi_anti parkinson_psikotropikantikonvulsi_anti parkinson_psikotropik
antikonvulsi_anti parkinson_psikotropikStikes BTH Tasikmalaya
 
Psikofarmaka ppt antiansietas
Psikofarmaka ppt  antiansietas Psikofarmaka ppt  antiansietas
Psikofarmaka ppt antiansietas Titis Utami
 
Obat susunan saraf
Obat susunan sarafObat susunan saraf
Obat susunan saraf
Kampus-Sakinah
 
Obat sistem saraf pusat
Obat sistem saraf pusatObat sistem saraf pusat
Obat sistem saraf pusatbarkah1933
 
antikonvulsi anti-parkinson-psikotropik
antikonvulsi anti-parkinson-psikotropikantikonvulsi anti-parkinson-psikotropik
antikonvulsi anti-parkinson-psikotropik
Stikes BTH Tasikmalaya
 
Farmakologi Sistem Saraf
Farmakologi Sistem SarafFarmakologi Sistem Saraf
Farmakologi Sistem Saraf
Dedi Kun
 
Stimulan sistem saraf pusat (ssp)
Stimulan sistem saraf pusat (ssp)Stimulan sistem saraf pusat (ssp)
Stimulan sistem saraf pusat (ssp)
riizqii
 
Obat obatan sistem ssp
Obat obatan sistem sspObat obatan sistem ssp
Obat obatan sistem ssp
Putri Cavaluna
 
Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)
Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)
Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)
Bagus Utomo
 
Neurotransmitter
NeurotransmitterNeurotransmitter
Neurotransmitter
atika rizki
 
Obat analgetika, antipiretik, dan antiinflamasi
Obat analgetika, antipiretik, dan antiinflamasiObat analgetika, antipiretik, dan antiinflamasi
Obat analgetika, antipiretik, dan antiinflamasi
Dilla Novita
 
Obat anastesi lokal dan umum
Obat anastesi lokal dan umumObat anastesi lokal dan umum
Obat anastesi lokal dan umumTitis Utami
 
Obat sistem saraf pusat
Obat sistem saraf pusatObat sistem saraf pusat
Obat sistem saraf pusat
Fina Ratih Wiraputri
 

What's hot (20)

Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
 
antikonvulsi_anti parkinson_psikotropik
antikonvulsi_anti parkinson_psikotropikantikonvulsi_anti parkinson_psikotropik
antikonvulsi_anti parkinson_psikotropik
 
Kep jiwa antipsikotik AKPER PEMKAB MUNA
Kep jiwa antipsikotik AKPER PEMKAB MUNAKep jiwa antipsikotik AKPER PEMKAB MUNA
Kep jiwa antipsikotik AKPER PEMKAB MUNA
 
Psikofarmaka ppt antiansietas
Psikofarmaka ppt  antiansietas Psikofarmaka ppt  antiansietas
Psikofarmaka ppt antiansietas
 
Obat gangguan ssp
Obat gangguan sspObat gangguan ssp
Obat gangguan ssp
 
Obat susunan saraf
Obat susunan sarafObat susunan saraf
Obat susunan saraf
 
Obat sistem saraf pusat
Obat sistem saraf pusatObat sistem saraf pusat
Obat sistem saraf pusat
 
antikonvulsi anti-parkinson-psikotropik
antikonvulsi anti-parkinson-psikotropikantikonvulsi anti-parkinson-psikotropik
antikonvulsi anti-parkinson-psikotropik
 
Obat antipsikosis
Obat antipsikosisObat antipsikosis
Obat antipsikosis
 
Farmakologi Sistem Saraf
Farmakologi Sistem SarafFarmakologi Sistem Saraf
Farmakologi Sistem Saraf
 
Stimulan sistem saraf pusat (ssp)
Stimulan sistem saraf pusat (ssp)Stimulan sistem saraf pusat (ssp)
Stimulan sistem saraf pusat (ssp)
 
Obat obatan sistem ssp
Obat obatan sistem sspObat obatan sistem ssp
Obat obatan sistem ssp
 
Antidepresi
AntidepresiAntidepresi
Antidepresi
 
Obat sistem saraf
Obat sistem sarafObat sistem saraf
Obat sistem saraf
 
Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)
Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)
Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)
 
Penatalaksanaan gg-jiwa
Penatalaksanaan gg-jiwaPenatalaksanaan gg-jiwa
Penatalaksanaan gg-jiwa
 
Neurotransmitter
NeurotransmitterNeurotransmitter
Neurotransmitter
 
Obat analgetika, antipiretik, dan antiinflamasi
Obat analgetika, antipiretik, dan antiinflamasiObat analgetika, antipiretik, dan antiinflamasi
Obat analgetika, antipiretik, dan antiinflamasi
 
Obat anastesi lokal dan umum
Obat anastesi lokal dan umumObat anastesi lokal dan umum
Obat anastesi lokal dan umum
 
Obat sistem saraf pusat
Obat sistem saraf pusatObat sistem saraf pusat
Obat sistem saraf pusat
 

Similar to Tinjauan pustaka skizofrenia

psikofarma4.pptx
psikofarma4.pptxpsikofarma4.pptx
psikofarma4.pptx
KarmilaPanigoro
 
Antipsikotik (Terjemahan Bahasa Indonesia, 3.0)
Antipsikotik (Terjemahan Bahasa Indonesia, 3.0)Antipsikotik (Terjemahan Bahasa Indonesia, 3.0)
Antipsikotik (Terjemahan Bahasa Indonesia, 3.0)
Lautan Jiwa
 
11. Materi Benzodiazepin.pptx
11. Materi Benzodiazepin.pptx11. Materi Benzodiazepin.pptx
11. Materi Benzodiazepin.pptx
AsepWahyudi13
 
Obat gangguan ssp
Obat gangguan sspObat gangguan ssp
Obat gangguan ssp
Marito Simanungkalit
 
antidepresiva (Farmakologi PPT)
antidepresiva  (Farmakologi PPT)antidepresiva  (Farmakologi PPT)
antidepresiva (Farmakologi PPT)
Nova Rizky
 
Kuliah neurotransmiter 2019 dikonversi
Kuliah neurotransmiter 2019 dikonversiKuliah neurotransmiter 2019 dikonversi
Kuliah neurotransmiter 2019 dikonversi
ElviraYunita2
 
SISTEM SARAF OTONOM.pptx
SISTEM SARAF OTONOM.pptxSISTEM SARAF OTONOM.pptx
SISTEM SARAF OTONOM.pptx
elly394769
 
Makalah psikofarmaka
Makalah psikofarmakaMakalah psikofarmaka
Makalah psikofarmaka
Operator Warnet Vast Raha
 
Parkinson
ParkinsonParkinson
Parkinson
gassantoxoxo
 
Skizofrenia
Skizofrenia Skizofrenia
Skizofrenia
fikri asyura
 
Obat Emergensi dan Anestesi.pdf
Obat Emergensi dan Anestesi.pdfObat Emergensi dan Anestesi.pdf
Obat Emergensi dan Anestesi.pdf
thedoctor43
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
SyarifahNurulMaulida1
 
Schizopherenia -skizofrenia
Schizopherenia  -skizofreniaSchizopherenia  -skizofrenia
Schizopherenia -skizofrenia
Agilannadarajan4
 
FARMAKOLOGI SISTEM SYARAF OTONOM.pdf
FARMAKOLOGI SISTEM SYARAF OTONOM.pdfFARMAKOLOGI SISTEM SYARAF OTONOM.pdf
FARMAKOLOGI SISTEM SYARAF OTONOM.pdf
YonetaSrangenge1
 
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf
nataliaayp
 
3.1.5.1 psikofarmakoterapi
3.1.5.1   psikofarmakoterapi3.1.5.1   psikofarmakoterapi
3.1.5.1 psikofarmakoterapi
Ahmad Muhtar
 

Similar to Tinjauan pustaka skizofrenia (20)

psikofarma4.pptx
psikofarma4.pptxpsikofarma4.pptx
psikofarma4.pptx
 
Praktikum sedasi
Praktikum sedasi Praktikum sedasi
Praktikum sedasi
 
Antipsikotik (Terjemahan Bahasa Indonesia, 3.0)
Antipsikotik (Terjemahan Bahasa Indonesia, 3.0)Antipsikotik (Terjemahan Bahasa Indonesia, 3.0)
Antipsikotik (Terjemahan Bahasa Indonesia, 3.0)
 
Depresi & mania AKPER PEMKAB MUNA
Depresi & mania AKPER PEMKAB MUNA Depresi & mania AKPER PEMKAB MUNA
Depresi & mania AKPER PEMKAB MUNA
 
Depresi & mania
Depresi & maniaDepresi & mania
Depresi & mania
 
11. Materi Benzodiazepin.pptx
11. Materi Benzodiazepin.pptx11. Materi Benzodiazepin.pptx
11. Materi Benzodiazepin.pptx
 
Obat gangguan ssp
Obat gangguan sspObat gangguan ssp
Obat gangguan ssp
 
antidepresiva (Farmakologi PPT)
antidepresiva  (Farmakologi PPT)antidepresiva  (Farmakologi PPT)
antidepresiva (Farmakologi PPT)
 
Kuliah neurotransmiter 2019 dikonversi
Kuliah neurotransmiter 2019 dikonversiKuliah neurotransmiter 2019 dikonversi
Kuliah neurotransmiter 2019 dikonversi
 
Percobaan
Percobaan Percobaan
Percobaan
 
SISTEM SARAF OTONOM.pptx
SISTEM SARAF OTONOM.pptxSISTEM SARAF OTONOM.pptx
SISTEM SARAF OTONOM.pptx
 
Makalah psikofarmaka
Makalah psikofarmakaMakalah psikofarmaka
Makalah psikofarmaka
 
Parkinson
ParkinsonParkinson
Parkinson
 
Skizofrenia
Skizofrenia Skizofrenia
Skizofrenia
 
Obat Emergensi dan Anestesi.pdf
Obat Emergensi dan Anestesi.pdfObat Emergensi dan Anestesi.pdf
Obat Emergensi dan Anestesi.pdf
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
Schizopherenia -skizofrenia
Schizopherenia  -skizofreniaSchizopherenia  -skizofrenia
Schizopherenia -skizofrenia
 
FARMAKOLOGI SISTEM SYARAF OTONOM.pdf
FARMAKOLOGI SISTEM SYARAF OTONOM.pdfFARMAKOLOGI SISTEM SYARAF OTONOM.pdf
FARMAKOLOGI SISTEM SYARAF OTONOM.pdf
 
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf
 
3.1.5.1 psikofarmakoterapi
3.1.5.1   psikofarmakoterapi3.1.5.1   psikofarmakoterapi
3.1.5.1 psikofarmakoterapi
 

Recently uploaded

ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 

Recently uploaded (20)

ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 

Tinjauan pustaka skizofrenia

  • 1. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Skizofrenia Skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang dalam kebanyakan kasus bersifat sangat serius, berkelanjutan dan dapat mengakibatkan kendala social, emosional dan kognitif (pengenalan, pengetahuan, daya membedakan; cognitus = dikenali). Skizofrenia juga penyebab terpenting gangguan psikotis, dimana periode psikotis diselingi periode normal saat pasien dapat berfungsi baik. Timbulnya penyakit ini secara menyelinap dan mendadak. Penyebabnya berkaitan dengan terganggunya keseimbangan sistem kimiawi rumit di otak. Dewasa ini ditetapkan karena adanya faktor lingkungan dan teori infeksi virus selama perkembangan janin pada kehamilan telah menghambat pertumbuhan antara lain neuron dopaminerg ke bagian-bagian tertentu dari otak. Teori dopamine mengatakan bahwa skizofrenia disebabkan oleh hiperaktivitas sistem dopamine di bagian limbis otak. Hal ini yang dapat menimbulkan gejala psikotis positif, sedangkan di bagian otak lain (cortex frontal) aktivitas dopamine justru berkurang, yang menimbulkan gejala negatif. 2.2. Antipsikotik Antipsikotik (juga disebut neuroleptics) adalah kelompok obat-obatan psikoaktif umum tetapi tidak secara khusus digunakan untuk mengobati psikosis, yang ditandai oleh skizofrenia. Obat antipsikotik memiliki beberapa sinonim antara lain neuroleptik dan transquilizer mayor. Seiring waktu berbagai antipsikotik telah dikembangkan. Antipsikotik generasi pertama, yang dikenal sebagai antipsikotik tipikal, ditemukan pada 1950-an. Sebagian besar obat-obatan pada generasi kedua, yang dikenal sebagai antipsikotik atipikal, baru-baru ini telah dikembangkan, meskipun antipsikotik atipikal pertama, clozapine ditemukan pada 1950-an dan diperkenalkan secara klinis pada 1970- an.Kedua kelas obat -obatan cenderung untuk memblokir reseptor di otak jalur dopamin, tetapi obat -obatan ant ipsikot ik mencakup berbagai target reseptor. Dopamin merupakan salah satu neurotransmitter pada manusia yang sangat berperan pada mekanisme terjadinya gangguan psikotik. Dopamin sendiri diproduksi pada beberapa area di otak, termasuk subtantia nigra dan area ventral tegmental. Dopamin jua merupakan neurohormon yang dihasilkan oleh hipotalamus. Fungsi utama hormon ini adalah menghambat pembentukan prolaktin dan lobus anterior kelenjar pituitary. Domain memiliki banyak fugsi di otak, termasuk peran pentingnya pada perilaku dan kognisi,pergerakan volunter, motivasi, penghambat produksi prolaktin (berperan dalam masa menyusui), tidur mood, perhatian, dan proses belajar.
  • 2. Dopaminergik neuron (neuron yang menggunakan dopamin sebagai neuro transmitter utamanya terdapat pada area ventral tegmental (AVT) pada midbrain, substantia nigra pars compacta dan nucleus arcuata pada hipotalamus, jalur dopaminergik merupakan jalur neural pada otak yang mengirimkan dopamin dari satu regio di otak ke regio lainnya. Ada 4 jalur dopaminergik: 1. Jalur mesolimbic Jalur mesolimbic mengirimkan dopamin dari area vent ral tegmental (AVT) , ke nucleus accumbens. AVT terletak pada daerah midbrain dan nucleus accumbens pada sistem limbic. 2. Jalur mesocort ical Jalur mesocortical mengirimkan dopamine dari AVT ke frontal korteks. Gangguan pada jalur ini berhubungan dengan skizofrenia. 3. Jalur Nigrost riatal Jalur nigrostrialtal mengirimkan dopamin dari subtantia nigra ke striatum. Jalur ini berhubungan dengan control motorik dan degenerasi pada jalur ini berhubungan dengan penyaikit parkinson. 4. Jalur tuberoinfundibular Jalur tuberoinfundibular mengirimkan dopamin dari hipotalamus ke kelenjar pituitary. Jalur ini mempengaruhi hormon tertentu termasuk prolaktin. Skizofrenia berhubungan dengan peningkatan aktifitas pada jalur mesolimbik dan jalur mesocortical dopaminergik. Dopamin memiliki reseptor yang berguna untuk menerima sinyal yang dikirimkan dari satu bagian otak ke bagian yang lainnya. Reseptor dopamin sebenarnya dibagi menjadi 2 tipe ( D1 dan D2 ). Saat ini terdapat 5 reseptor dopamin yang digolongkan ke alam 2 t ipe ini. Reseptor yang menyerupai D1 termasuk D1 dan D5. Sementara yang menyerupai D2 adalah D2,D3,D4 . Penelitian terbaru menggunakan single photon emission computed tomography (SPECT) menunjukkan bahwa pada skizofrenia terdapat lebih banyak reseptor D2 yang di tempati. Hal ini menunjukkan stimulasi dopaminergik yang lebih hebat. Hal ini menyebabkan semua obat-obatan antipsikotik ditujukan untuk memblokade reseptor ini. Obat-obatan antipsikotik atipikial selain memblokade reseptor dopamin, ia juga memblokade reseptor serotonin 5HT2. Neurotransmit terserotonin sendiri punya banyak pengaruh diantaranya terhadap kecemasan, nafsu makan, kognisi, prose belajar, memori, mood, mual, tidur.
  • 3. Penemuan obat generasi yang lebih baru biasanya ditujukan untuk mengoreksi kekurangan obat sebelumnya, atau untuk memperoleh obat yang lebih efektif serta memiliki efek samping yang lebih kecil. Tujuan ini berhasil diraih oleh obat antipsikotik generasi kedua. Menurut sebuah studi teranyar, dipublikasikan dalam Journal of Clinical Psychiatry edisi Desember 2007, antipsikotik generasi kedua yang diberikan secara int ramuscular, ternyata efektif mengurangi agitasi dan lebih minim efek ekstrapiramidalnya dibanding dengan antipsikotik generasi pertama. 2.3. Klasifikasi Antipsikotik 1. Antipsikotik Tipikal (Antipsikotik Generasi Pertama) Adapun beberapa contohnya antara lain; a. Derifat Fenotiazin b. Derifat Butirofenon c. Derifat Thioxanthenes 2. Anti Psikotik Atipikal Adapun contohnya antara lain: a. Clozapine (Clozaril) b. Olanzapine (Zyprexa) c. Risperidone (Risperdal) d. Quet iapine (Seroquel) e. Ziprasidone (Geodon)Amisulpride (Solian) f. Asenapine g. Paliperidone h. I lioperidone (Fanapt ) i. Zotepine j. Sert indole 2.4. Penggunaan Antipsikotik A. Antipsikotik Tipikal 1. KLOROPROMAZIN Prototip kelompok ini adalah kloropromazin (CPZ). Pembahasan terutama mengenai CPZ dengan mengemukakan tentang fenot iazin lain bila ada KIMIA. Klorpromazin (CPZ) adalah 2-klor-N- (dimet il-aminopropil)-fenot iazin. Derivate fenot iazin lain didapat dengan cara substitusi pada tempat 2 dan 10 inti fenotiazin.
  • 4. FARMAKODINAMIK. CPZ(Largactil) berefek farmakodinamik sangat luas. Largactil diambil dari kata largeaction. Efek pada Susunan Saraf Pusat, CPZ menimbulkan efek sedasi yang disertai sikap acuh tak acuh terhadap rangsang dari lingkungan. Pada pemakaian lama, dapat timbul toleransi terhadap efek sedasi. Timbulnya sedasi amat tergantung dari status emosional penderita sebelum minum obat. Klorpromazin berefek antpsikosis terlepas dari efek sedasinya. Reflex terkondisi yang diajarkan pada tikus hilang oleh CPZ. Pada manusia kepandaian pekerjaan tangan yang memerlukan kecekatan dan daya pemikiran berkurang. Aktivitas motorik diganggu antara lain terlihat sebagai efek kataleptik pada tikus. CPZ menimbulkan efek menenangkan pda hewan buas. Efek ini juga dimiliki oleh obat lain, misalnya barbiturate, narkotik, meprobamat, dan klordiazepoksid. Berbeda dengan barbiturate, CPZ tidak dapat mencegah timbulnya konvulsi akibat rangang list rik maupun rangsang oleh obat . Semua derivate fenot iazin mempengaruhi ganglia basal, sehingga menimbulkan gejala parkinsonisme (efek ekst rapiramidal). CPZ dapat mengurangi atau mencegah muntah yang disebabkan oleh rangsang pada chemoreceptor t rigger zone. Muntah yang disebabkan oleh kelainan saluran cerna atau vest ibuler, kurang dipengaruhi tetapi fenot iazin potensi t inggi dapat berguna untuk keadaan tersebut . Fenot iazin yang terutama potensinya rendah menurunkan ambang bangkitan ehingga penggunaannya pada pasien epilepsy harus sangat berhat i-hat i. Derivate piperazin dapat digunakan secara aman pada penderita epilepsy bila dosis diberikan bertahap dan bersama ant ikonvulsan. Efek pada Otot Rangka. CPZ dapat menimbulkan relaksasi otot skelet yang berada dalam keadaan spast ic. Cara kerja relaksasi ini diduga bersifat sent ral sebab sambungan saraf otot dan medulla spinalis t idakdipengaruhi CPZ. Efek pada Endokrin. CPZ menghambat ovulasi dan menst ruasi. CPZ juga menghambat sekresi ACTH. Efek terhadap system endokrin ini terjadi berdasarkan efeknya terhadap hipotalamus.
  • 5. Semua fenot iazin, kecuali klozapin menimbulkan hiperprolakt inemia lewat penghambatan efek ent ral dopamin CPZ dapat menimbulkan hipotensi berdasarkan beberapa hal yaitu : (1) ref lek presor yang pent ing untuk mempertahankan tekanan darah dihambat oleh CPZ; (2) CPZ berefek α- bloker; dan (3) CPZ menimbulkan efek inot ropik negat ive pada jantung. Toleransi dapat t imbul terhadap efek hipotensif CPZ. FARMAKOKINETIK. Pada umumnya semua fent iazin diabsorbsi dengan baik bila diberikan per oral maupun parenteral. Penyebaran luas ke semua jaringan dengan kadar tert inggi di paru-paru, hat i, kelenjar suprarenal, dan limpa. Ebagian fenot iazin mengalami hidroksilasi dan konyugai, sebagian lain diubah menjadi sufoksid yang kemudian diekskresi bersama feses dan urin. Setelah pemberian CPZ dosis besar, maka masih ditemukan ekkresi CPZ atau metabolitnya selama 6- 12 bulan. EFEK SAMPING. Batas keamanan CPZ cukup lebar sehingga obat ini cukup aman. Efek samping umumnya merupakan efek perluasan farmakodinamiknya. Gejala idiosinkrasi mungkin t imbul berupa ikterus, dermat it is dan leucopenia. Reaksi ini disertai eosinof ilia dalam darah perifer. Neurologik. Pada dosis berlebihan, semua derivate fenot iazin dapat menyebabkan gejala ekst rapiramidal serupa dengan yang terlihat pada parkinsonisme. Dikenal 6 gejala sindrom neurologic yang karakterist ik dari obat ini. Empat diantaranya biasa terjadi sewaktu obat diminum, yaitu distonia akut , akat isia, parkinsonisme dan sindrom neurolept ik malignant yang terakhir jarang terjadi. Dua sindrom yang terjadi setelah pengobatan berbulan-bulan sampai bertahun-bertahun berupa t remor perioral (jarang) dan diskinesia Tardif . Kardiovaskular. Hipotensi ortostat ik sering terlihat pada penderita dengan system vasomotor yang
  • 6. labil. Takar lajak t ioridazin (lebih dari 300 mg)menyebabkan aritmia vent ricular dan blok jantung. Karena efek terhadap jantung mungkin adit if dengan ant it ioridazin dan pimozoid dapat menyebabkan kelainan EKG mirip hipokalemia. Efek samping hipotermia dapat digunakan pada terapi hibernasi. Efek ant ikolinergik berupa takikardia, mulut dan tenggorok kering sering terjadi pada pemberian fenot iazin. Perlu digunakan berhat i-hat i pada penderita glaucoma dan hipert rof i prostat , INDIKASI . Indikasi utama fenot iazin adalah skizof renia gangguan psikosis yang tersering ditemukan. Gejala psikot ik yang dipengaruhi secara baik oleh fenot iazin dan ant ipsikosis lain ialah ketegangan, hiperakt ivitas, combat iveness, host ility, halusinasi, delusi akut , susah t idur, anoreksia, perhat ian diri yang buruk, negat ivism, dan kadang-kadang mengatasi sifat menarik diri. Pengaruhnya terhadap insight , judgement , daya ingat dan orientasi kurang. Pemebreian ant ipsikot ik sangat memudahkan perawatan pasien. Walaupun ant ipsikosi angat bermanfaat untuk mengatasi gekala psikosis akut , namun pengunaan ant ipsikosis saja t idak mencukupi untuk merawat pasien psikot ik. Perawatan, perlindungan, dan dukungan mental spiritual terhadap pasien sangat lah pent ing. Semua ant ipsikosis kecuali mesoridazin, molindon, t ioridazin, dan klozapin mempunyai efek ant iemet ic. Domperidon. Derivate benzimidazolin ini secara in vit ro merupakan antagonis dopamine, sepert iCPZ. Obat ini diindikasikan pada mual dan muntah, jadi efek obat ini secara klini sangat mirip metoklopramid. Domperidon mencegah efek ref luks esophagus berdasarkan efek peningkatan tonus sf ingter esophagus bagian bawah. Penelit ian terbatas melaporkan bahwa hasilnya memuaskan untuk dyspepsia pacamakan pada penderita diabetes dengan gat roparesis; mual dan
  • 7. muntah pada gast roenterit is dan akibat radiasi dan hemodialisis. Obat ini kurang berguna untuk mengatasi mual pascabedah, akibat narkot ik dan kemoterapi kanker. CPZ merupakan obat terpilih untuk mnghilangkan hiccup. Obat ini hanya diberikan pada hiccup yang berlangsung berhari-hari sangat mengganggu. Penyebab hiccup seringkali t idak dapat ditemukan, tetapi nervositas dan kelainan di esophagus atau lambung mungkin merupakan kausanya. Dalam hal yang terakhir, terapi kausal harus dilakukan. Efek ekst rapiramidal t idak terjadi, mungkin karena obat ini t idak melewat i sawar-darah otak. Dosis oral, 10 mg diberikan 4 kali sehari 15-30 menit ebelum makan. Dosis rectal 60 mg per kali. Dosis IM, 10 mg maksimum 6 kali sehari dan dosis IM pada anak 0,1-0,2 mg/kgBB, 3-6 kali sehari. Tetapi sediaan yang ada saat ini hanya tablet 50 mg dan sirup. SEDIAAN. Klorpromazin tersedia dalam bentuk tablet 25 mg dan larutan sunt ik 25 mg/ml. larutan CPZ dapat berubah warna menjadi merah jambu oleh pengaruh cahaya. Perfenazin tersedia sebagai obat sunt ik tablet 2 dan 4 mg. Tioridazin teredia dalam bentuk tablet 25 mg. Flufenazin teredia dalam bentuk tablet 1 mg. masa kerja f lufenazin cukup lama, sampai 24jam. TIORIDAZIN Kelebihan obat ini adalah relat ive jarang menyebabkan rasa kantuk yang berart i. Akt if itas Ant ikolinergiknya jelas dan bias menyebabkan disfungsi seksual, termasuk ejakulasi ret rograde. Dosis t inggi bias menyebabkan degenerasi ret ina, walaupun jarang terjadi. Tioridazin dapat menyebabkan aritmia vent rikel dan kini merupakan obat lini kedua. Akt if itas sedat ive dan ant ikolinergiknya kurang dibandingkan klorpromazin, tetapi obat ini mungkin menyebabkan gangguan pergerakan pada orang lanjut usia,. 2)BUTIROFENON. Haloperidol berguna untuk menenangkan keadaan mania penderita psikosis yang karena hal tertentu t idak dapat diberi fenot iazin. Reaksi ekst rapiramidal t imbul pada 80% penderita yang
  • 8. diobat i haloperidol. Oksipert in merupakan derivate but irofenon yang banyak persamaannya dengan CPZ. Oksipert in berefek blockade adrenergic dan ant iemet ic serta dapat menimbulkan parkinsonisme pada manusia dan katalepsi pada hewan. FARMAKOLOGI . St ruktur haloperidol berbeda dengan fenot iazin, tetapi but irofenon memperlihatkan banyak sifat farmakologi fenot iazin. Pada orang normal, efek haloperidol mirip fenot iazin piperazin. Haloperidol memperlihatkan ant ipsikot ik yang kuat dan efekt if untuk fase mania penyakit manic depresif dan skizof renia. Efek fenot iazin piperazin dan but irofenon berbeda secara kuant itat if karena but irofenon selain menghambat efek dopamine juga menghambat turn overratenya. Efek pada SUSUNAN SARAF PUSAT. Haloperidol menenangkan dan menyebabkan t idur pada orang yang mengalami eksitasi. Efeksedat ive haloperidol kurang kuat disbanding CPZ yakni memperlambat dan menghambat jumlah gelombang teta. Haloperidol dan CPZ sama kuat menurunkan ambang rangsang konvusif . Haloperidol menghambat system dopamine dan hipotalamus. Juga menghambat muntah yang dit imbulkan oleh apomorf in. Efek pada system saraf otonom. Efek haloperidol terhadap system saraf otonom lebih kecil daripada efek ant ipsikot ik lain. Walaupun demikian haloperidol dapat menyebabkan pandangan kabur (blurring of vision). Obat ini menghambat akt ivasi reseptor α yang disebabkan oleh amin simpatomimet ik, tetapi hambatannya t idak sekuat hambatan CPZ. Efek pada Sistem Kardiovaskular dan respirasi. Haloperidol menyebabkan hipotensi, tetapi t idak sesering dan sehebat CPZ. Haloperidol menyebabkan takikardia meskipun kelainan EKG belum pernah dilaporkan. Klorpromazin atau haloperidol dapat menimbulkan potensiasi dengan obat penghambat respirasi. Efek pada Sistem Endokrin Sepert i CPZ, haloperidol menyebabkan galaktore dan repons endokrin lain.
  • 9. FARMAKOKINETIK. Haloperidol cepat diserap dari saluran cerna. Kadar puncaknya dalam plasma tercapai dalam waktu 206 jam sejak menelan obat , menetap sampai 72 jam dan masih dapat ditemukan dalam plasma sampai berminggu-minggu. Obat ini dit imbun dalam hat i dan kira-kira 1% dari dosis yang diberikan diekskresikan melalui empedu. Ekskresi haloperidol lambat melalui ginjal, kira-kira 4e0% obat dikeluarkan selama 5 hari sesudah pemberian dosis tunggal. EFEK SAMPING DAN INTOKSIKASI . Haloperidol menimbulkan reaksi ekst rapiramidal dengan insidens yang t inggi terutama pada penderita usia muda. Pengobatan dengan haloperidol harus dimulai dengan hat i-hat i. Dapat terjadi depresi akibat reversi keadaan mania atau sebagai efek samping yang sebenarnya. Perubahan hematologic ringan dan selintas dapat terjadi tetapi hanya agranulositosis sering dilaporkan. Frekuensi kejadian ikterus akibat haloperidol rendah. Haloperidol sebaiknya t idak diberikan pada wanita hamil sampai terdapat bukt i bahwa obat ini t idak menimbulkan efek teratogenik. INDIKASI . Indikasi utama haloperidol ialah untuk psikosis. But irofenon merupakan obat pilihan untuk mengobat i sindrom Gilles de la Touret te, suatu kelainan neurologic yang aneh yang ditandai dengan kejang otot hebat , menyeringai (grimacing) dan explosive ut terances of foul explet ives (coprolalia, mengeluarkan kata-kata jorok). B.OBAT ANTIPSIKOTIK ATIPIKAL Obat -obatan jenis ini disebut at ipikal karena obat ini berhubungan dngan insidensi gangguan pergerakan yang lebih rendah dan ditoleransi lebih baik daripada ant ipsikosis lainnya. Mekanisme kerja secara umum obat ini adalah dengan menghambat reseptor diopamin D2 dan reseptor serotonin 5HT2. 1)KLOZAPIN. Merupakan salah satu golongan obat ini yang menunjukkan efek ant ipsikosi lemah. Prof il
  • 10. farmakologiknya at ipikal bila dibandingkan ant ipsikosis yang lain. Terutama resiko t imblnya efek samping ekst rapiramidal obat ini sangat minimal, dan kadar prolakt in serum pada manusia t idak dit ingkatkan. Diskinesia Tardif belum pernah dilaporkan terjadi pada pasien yang diberi obat ini, walaupun beberapa pasien telah diobat i hingga 10 tahun. Dibandingkan terhadap psikot ropik yang lain, klozapin menunjukkan efek dopaminergik lemah, tetapi dapat mempengaruhi fungsi sarafdopamine pada system mesolimbik-mesokort ikal otak; yang berhubungan dengan fungsi emosional dan mental yang lebih t inggi, yang berbeda dari dopamine neuron di daera nigrost riatal (daerah gerak) dan tuberinfundibular (daerah neuroendokrin). Klozapin efekt if untuk mengont rol gejala-gejala psikosis dan skizof renia baik yang posit if (iritabilitas) maupun yang negat ive (social disinterest dan incompetence, personal neatness). Efek yang bermanfaat terlihat dalam waktu 2 minggu, diikut i perbaikan secara bertahap pada minggu- minggu berikutnya. Obat ini berguna untuk pengobatan pasien yang ref rakter dan terganggu berat selama pengobatan. Selain itu, karena risiko efek samping ekst rapiramidal yangs sangat rendah, obat ini cocok untuk pasien yang menunjukkan gejala ekst rapiramidal yang berat bila diberikan ant ipsikosis yang lain, maka penggunaannya hanya dibatasi pada pasien yang resisten atau t idak dapat mentoleransi ant ipsikosis yang lain. Pasien yang diberi klozapin perlu dipantau jumlah sel darah put ihnya set iap minggu. EFEK SAMPING DAN INTOKSIKASI . Agranulositosis merupakan efek samping utama yang yang dit imbulkan pada pengobatan dengan klozapin. Pada pasien yang mendapata klozapin selama 4 minggu atau lebih, resiko terjadinya kira-kira 1,2%. Gejala ini paling sering t imbul 6-18 minggu setelah pemberian obat . Pengobatan dengan obat ini t idak boleh lebih dari 6 minggu kecuali bila terlihat adanya perbaikan.
  • 11. Efek samping lain yang dapat terjadi antara lain hipertermia, takikardia, sedasi, pusing kepala, hipersalivasi. Gejala takar lajak meliput i antara lain: kantuk, letargi, koma, disorientasi, delirium, takikardia, depresi napas, aritmia, kejang dan hipertemia. FARMAKOKINETIK. Klozapin diabsorbsi secara cepat dan sempurna pada pemberian per oral; kadar puncak plasma tercapai pada kira-kira 1,6 jam setelah pemberian obat . Klozapin secara ekstensif diikat protein plasma (>95%), obat ini dimetabolisme hampir sempurna sebelum diekskresi lewat urin dan t inja, dengan waktu paruh rata-rata 11,8 jam. 2)Olanzapine (Zyprexa) – Digunakan untuk mengobat i gangguan psikot ik termasuk skizof renia, akut manic episode, dan pemeliharaan dari gangguan bipolar. Dosing 2.5 to 20 mg per day. Dosis 2,5-20 mg per hari. 3)Risperidone (Risperdal) Dosis 0,25-6 mg per hari dan dit it rasi ke atas; dibagi dianjurkan dosis t it rasi awal sampai selesai, dan pada saat obat dapat diberikan sekali dalam sehari. Digunakan of f -label untuk mengobat i sindrom Touret te dan gangguan kecemasan. 4)Quet iapine (Seroquel) Digunakan terutama untuk mengobat i gangguan bipolar dan skizof renia, dan “of f -label” untuk mengobat i kronis insomnia dan sindrom kaki resah, melainkan obat penenang yang kuat . Dosis dimulai pada 25 mg dan terus sampai maksimum 800 mg per hari, tergantung pada keparahan dari gejala (s) sedang dirawat . 5)Ziprasidone (Geodon) Disetujui pada tahun 2006 [rujukan?] Untuk mengobat i gangguan bipolar. Dosis 20 mg dua kali sehari pada awalnya sampai 80 mg dua kali sehari. Termasuk efek samping yang berkepanjangan Interval QT di jantung, yang dapat berbahaya bagi pasien dengan penyakit jantung atau merekayang memakai obat lain yang memperpanjang interval QT. 6)Amisulpride (Solian)
  • 12. Selekt if dopamin antagonis. Dosis yang lebih t inggi (lebih dari 400 mg) bert indak atas post -sinapt ik reseptor dopamin yang mengakibatkan pengurangan dalam gejala posit if skizof renia, sepert i psikosis. Dosis yang lebih rendah, bagaimanapun, bert indak atas dopamin autoreceptors, mengakibatkan peningkatan dopamin t ransmisi, memperbaiki gejala negat if skizof renia. Dosis rendah amisulpride juga telah terbukt i mempunyai ant idepresan dan anxiolyt ic efek non-pasien skizof renia, menyebabkan dysthymia dan fobia sosial. . Amisulpride belum disetujui untuk digunakan oleh Food and Drug Administ rat ion di Amerika Serikat . 7)Asenapine adalah 5-HT2A-dan D2-reseptor antagonis yang sedang dikembangkan untuk pengobatan skizof renia dan mania akut berhubungan dengan gangguan bipolar. Derivat if dari risperidone yang disetujui pada tahun 2006. 8)Ilioperidone (Fanapt ) – Approved by the FDA on May 6, 2009. I lioperidone (Fanapt ) – Disetujui oleh FDA pada 6 Mei 2009. 9) ZOTEPINE. Sebuah ant ipsikot ik at ipikal diindikasikan untuk skizof renia akut dan kronis. I t was approved in Japan circa 1982 and Germany in 1990, respect ively. Ini disetujui di Jepang sekitar tahun 1982 dan Jerman pada tahun 1990, masing-masing. 10)Sert indole dikembangkan oleh perusahaan farmasi Denmark H. Lundbeck . . Sepert i ant ipsikot ik at ipikal yang lain, itu diyakini telah antagonis akt ivitas pada reseptor dopamin dan serotonin di otak. PEMILIHAN SEDIAAN Berbeda dengan ant ibiot ic, obat golongan ini merupakan obat simtomat ik. Disini pemilihan obat ditujukan untuk sejauh mungkin menghilangkan gejala penyakit dalam rangka pemulihan kesehatan mental penderita, obat dengan efek samping seringan mungkin, dan bebas interaksi merugikan dengan obat lain yang mungkin diperlukan.
  • 13. Pemilihan sediaan obat ant ipsikosis dapat didasarkan atas st rukur kimia serta efek farmakologik yang menyertainya. Berhubung perbedaan antargolongan ant ipsikosis lebih nyata daripa perbedaan masing-masing obat dalam golongannya, maka cukup dipilih salah satu obat dari t iap golongan untuk tujuan tertentu. Menonjolnya salah satu gejala umumnya bukan merupakan patokan dalam pemilihan obat . Tidak perlu mengenal semua obat psikot ik untuk pengobatan jangka panjang, tetapi 1 atau 2 obat dari t iap kelompok perlu dikenal secara baik efeknya maupun efek sampingnya. Pedoman terbaik dalam memilih obat secara individual ialah riwayat respons pasien terhadap obat . Kecendurungan pengobatan saat ini ialah meninggalkan obat ant ipsikosis berpotensi rendah, misalnya klorpromazin, dan t ioridazin, kearah penggunaan obat berpotensi t inggi, misalnya t iot iksen, haloperidol dan f lufenazin. Pada saat ini penggunaan klozapin dibatasi hanya diindikasikan pada pasien yang gagal diobat idosis t inggi ant ipsikosis konvensional dan yang mengalami diskinesia Tardif berat ; sehubungan dengan efek agranulositosis dan kejang yang disebabkannya. Sebagai pedoman pemilihan ant ipsikosis dapat disebutkan hal-hal sebagai berikut : (1) bila resiko t idak diketahui atau t idak ada komplikasi yang diketahui sebelumnya maka pilihan jatuh pada fenot iazin berpotensi t inggi ; (2)bila kepatuhan penderita (compliance) dalam menggunakan obat t idak terjamin, maka pilihan jatuh pada f lufenazin oral dan kemudian t iap dua minggu diberikan sunt ikan f lufenazin enantan dan ekanoat ; (3) bila penderita mempunyai riwayat penyakit kardiovaskular atau st roke sehingga hipotensi merupakan hal yang membahayakan maka pilihan jatuh pada fenot iazin piperazin atau haloperidol; (4)bila karena alasan usia atau factor penyakit , terdapat resiko efek samping gejala ekst rapiramidal yang nyata, maka pilihan jatuh pada t ioridazin;
  • 14. (5) t ioridazin t idak boleh digunakan apabila terdapat gangguan ejakulasi; (6) bila efek sedasi berat perlu dihindari, maka pilihan jatuh pada haloperidol atau fenot iazin piperazin; dan (7) bila penderita mempunyai kelainan hepar atau cenderung menderita ikterus, haloperidol merupakan obat yang paling aman pada stadium awal pengobatan. Pemilihan jenis obat ant i psikosis mempert imbangkan gejala psikosis yang dominan dan efek samping obat . Pergant ian obat disesuaikan dengan dosis ekuivalen.misalnya contoh sebagai berikut : CPZ dan Thioridazine yang efek sedat ive kuat , terutama digunakan terhadap sindrom psikosis dengan gejala dominan: gaduh gelisah, hiperakt if , susah t idur, kekacauan pikiran, perasaan, perliaku, dan lain sebagainya. Sedangkan Trif luoroperazine, Fluphenzine dan Haloperidol yang efek samping sedat if lemah digunakan terhadap Sindrom psikosis dengan gejala dominan : apat is, menarik diri, persaan tumpul, kehilangan minat , dan inisiat if , hipoakt if , waham halusinasi dan lain-lain. Tetapi obat yang terakhir ini paling mudah menyebabkan gejala ekst rapiramidal, pada pasien yang rentan terhadap efek samping tersebut , perlu digant ikan dengan Thioridazine (dosis ekuivalen) di mana efek samping ekst rapiramidalnya sangat ringan. Untuk Pasien yang sampai t imbul “Tardive Dyskinesia” obat ant ipsikot ik yang tanpa efek samping ekst rapiramidalnya adalah Clozapine KESIMPULAN 1. Pengobatan ant ipsikot ik ditujukan untuk menghambat akt if itas berlebihan pada neurot ransmit ter otak utamanya dopamin. 2. Obat -obatan ant ipsikot ik terbagi atas 2 jenis yaitu golongan t ipikal yang hanya bekerja dengan menghambar reseptor dopamin D2 dan golongan at ipikal yang selain menghambat reseptor dopamin D2, dia juga menghambat reseptor serotonin 5HT2
  • 15. 3. Pemberian obat -obatan ant ipsikot ik didasarkan pada gejala klinis yang t imbul dan efek samping masing-masing obat . Kategori Referat Kedokteran : : Kata Kunci: amfetamin, ant ipsikot ik, but irofenon, gangguan jiwa, obat , skizof renia, t ioridazin,protap diare, indikasi oksigenasi, penatalaksanaan oliguria, jurnal berhubungan dengan lansia, contoh penyakit hipert rof i, contoh epidemi, hiperglikemia sindrom, hipotensi pada lansia, lichen planus, makalah ant ikonvulsan, pinositosis dan contohnya, makalah kt i parasitologi, pengert ian konka, makalah hipert ropi labia minora, mekanisme polarisasi, st roke hemoragik sap, st roke hemoragik journal, indikasi oksitosin, askep imunodef isiensi, askep pada kanker hat i0 Komentar http://www.artikelkedokteran.com/865/obat- antipsikotik.html October 17, 2012