Etika utilitarianisme adalah aliran etika yang menilai baik buruk suatu tindakan berdasarkan manfaat yang didapat oleh sebanyak mungkin orang. Etika ini pertama kali dikembangkan oleh Jeremy Bentham pada abad ke-18 dengan prinsip bahwa tindakan yang menghasilkan manfaat terbesar bagi orang banyak adalah yang paling baik secara moral. Etika ini relevan diterapkan dalam bisnis dengan menganalisis manfaat dan
Makalah Etika Bisnis - Bisnis dan Etika Dalam Dunia ModernFajar Jabrik
Banyak faktor yang mempengaruhi dan menentukan kegiatan berbisnis. Sebagai kegiatan sosial, bisnis dengan banyak cara terjalin dengan kompleksitas masyarakat modern. Dalam kegiatan berbisnis, mengejar keuntungan adalah hal yang wajar, asalkan dalam mencapai keuntungan tersebut tidak merugikan banyak pihak. Jadi, dalam mencapai tujuan dalam kegiatan berbisnis ada batasnya. Kepentingan dan hak-hak orang lain perlu diperhatikan.
Perilaku etis dalam kegiatan berbisnis adalah sesuatu yang penting demi kelangsungan hidup bisnis itu sendiri. Bisnis yang tidak etis akan merugikan bisnis itu sendiri terutama jika dilihat dari perspektif jangka panjang. Bisnis yang baik bukan saja bisnis yang menguntungkan, tetapi bisnis yang baik adalah selain bisnis tersebut menguntungkan juga bisnis yang baik secara moral. Perilaku yang baik, juga dalam konteks bisnis, merupakan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai moral.
Makalah Etika Bisnis - Bisnis dan Etika Dalam Dunia ModernFajar Jabrik
Banyak faktor yang mempengaruhi dan menentukan kegiatan berbisnis. Sebagai kegiatan sosial, bisnis dengan banyak cara terjalin dengan kompleksitas masyarakat modern. Dalam kegiatan berbisnis, mengejar keuntungan adalah hal yang wajar, asalkan dalam mencapai keuntungan tersebut tidak merugikan banyak pihak. Jadi, dalam mencapai tujuan dalam kegiatan berbisnis ada batasnya. Kepentingan dan hak-hak orang lain perlu diperhatikan.
Perilaku etis dalam kegiatan berbisnis adalah sesuatu yang penting demi kelangsungan hidup bisnis itu sendiri. Bisnis yang tidak etis akan merugikan bisnis itu sendiri terutama jika dilihat dari perspektif jangka panjang. Bisnis yang baik bukan saja bisnis yang menguntungkan, tetapi bisnis yang baik adalah selain bisnis tersebut menguntungkan juga bisnis yang baik secara moral. Perilaku yang baik, juga dalam konteks bisnis, merupakan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai moral.
Bisnis harus menyadari tanggung jawabnya terhadap para pemangku kepentingan perusahaan dan membuat keputusan yang mencerminkan tanggung jawab ini --- Stakeholder Benefit.
Etika Bisnis - Etika Utilitarian Dalam BisnisSunu Puguh
Mata kuliah: Etika Bisnis
Prodi: S1 Manajemen
Pertemuan ke-6, membahas tentang etika yang banyak digunakan dalam bisnis yaitu etika utilitarian, beserta permasalahannya.
Bisnis harus menyadari tanggung jawabnya terhadap para pemangku kepentingan perusahaan dan membuat keputusan yang mencerminkan tanggung jawab ini --- Stakeholder Benefit.
Etika Bisnis - Etika Utilitarian Dalam BisnisSunu Puguh
Mata kuliah: Etika Bisnis
Prodi: S1 Manajemen
Pertemuan ke-6, membahas tentang etika yang banyak digunakan dalam bisnis yaitu etika utilitarian, beserta permasalahannya.
TEORI ETIKA DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN.pptxdefinaaw1
Belakang
Etika merupakan Bahasa ataupun kata dari Bahasa Yunani, yaitu ethos atau taetha yang artinya
adalah adat istiadat, tempat tinggal, ataupun kebiasaan. Pengertian yang paling khusus atau mendasar,
etika merupakan satu kesatuan yang terdapat pada nilai pribadi yang digunakan untuk mengambil
sebuah keputusan apa yang paling tepat atau apa yang paling benar, dalam keadaan tertentu, membuat
keputusan apa yang konsisten dengan sistem nilai yang ada dalam organisasi dan diri pribadi. Pengertian
etika sering juga disebut sebagai moralitas dan itu merupakan aspek dari etika yang disebut sebagai
“integritas individu”.
Dalam kehidupan setiap individu pasti selalu dihadapkan pada sebuah pilihan dan harus
membuat keputusan. Sebagai contoh, para pemimpin Perusahaan harus membuat keputusan terkait
tujuan di dalam suatu organisasi, output seperti jasa ataupun produk apa yang akan di produksi,
bagaimana cara bentuk kerjasama dan membuat suatu usaha untuk mengatur dan menyelaraskan
peraturan, rencana dan Tindakan dalam seluruh unit kegiatan dan sebagainya, termasuk manajer tingkat
menengah sampai ke bawah.
Bagaimanapun dengan profesi akuntan yang sering dihadapkan pada beberapa alternatif pilihan
yang melintas dalam pikirannya. Sebagai seorang akuntan professional harus mampu bekerja sesuai
dengan prinsip dan aturan-aturan yang berlaku. Akuntan juga harus bertindak dengan etika yang baik
dalam melaksanakan tugasnya di dunia pekerjaan.
Ketika suatu permasalahan tertentu dihadapi oleh seorang akuntan professional, akuntan
dituntut untuk bisa melihat permasalahan dari beberapa sudut pandang yang berbeda. Akuntan
diharapkan dapat memberikan saran, rekomendasi atau solusi yang dapat memecahkan permasalahan
tersebut dengan hasil keputusan yang tidak merugikan orang lain atau menguntungkan beberapa pihal
saja. Namun sebelum akuntan dapat menerapkan cara-cara tersebut, akuntan harus mengetahui terlebih
dahulu teori-teori apa saja yang dapat membantu dalam mengambil sebuah keputusan bijak dengan
etika yang baik. Diperlukan suatu pembahasan mengenai berbagai macam teori etika dan bagaimana
mengembangkan suatu kerangka keputusan secara keseluruhan yang praktis berdasarkan pada upaya
untuk mengambil suatu tindakan yang diusulkan akan mempengaruhi pemangku kepentingan untuk
mengambil suatu keputusan.
2. ETIKA UTILITARIANISME DALAM BISNIS
Pertama kali dikembangkan oleh Jeremy Bentham (1748-1832),
seorang dengan latar belakang keilmuan di bidang philosophy of Law,
yang berusaha mencari jawaban tentang apa yang menjadi dasar
moral yang dapat dijadikan pegangan untuk menerima suatu tindakan
atau kebijaksanaan publik sebagai lebih baik dibanding yang lain.
Lebih lanjut, Bentham menemukan bahwa dasar yang paling obyektif
adalah dengan melihat apakah suatu tindakan atau kebijaksanaan
membawa manfaat atau tidak.
Etika Utilitarian tidak mendasarkan penilaian mengenai baik buruknya
suatu kebijaksanaan berdasarkan apakah sesuai atau tidak dengan
nilai atau norma moral tertentu, melainkan pada akibat atau
konsekuensi atau pada tujuan yang ingin dicapai oleh kebijaksanaan
atau tindakan tersebut.
3. ETIKA UTILITARIANISME DALAM BISNIS
Pertama kali dikembangkan oleh Jeremy Bentham,
seorang dengan latar belakang keilmuan di bidang philosophy of
Law, yang berusaha mencari jawaban tentang apa yang menjadi
dasar moral yang dapat dijadikan pegangan untuk menerima
suatu tindakan atau kebijaksanaan publik sebagai lebih baik
dibanding yang lain.
Lebih lanjut, Bentham menemukan bahwa dasar yang paling
obyektif adalah dengan melihat apakah suatu tindakan atau
kebijaksanaan membawa manfaat atau tidak.
Etika Utilitarian tidak mendasarkan penilaian mengenai baik
buruknya suatu kebijaksanaan berdasarkan apakah sesuai atau
tidak dengan nilai atau norma moral tertentu, melainkan pada
akibat atau konsekuensi atau pada tujuan yang ingin dicapai oleh
kebijaksanaan atau tindakan tersebut.
Jeremy Bentham (1748-1832)
4. Merupakan aliran etika yang mempunyai relevansi
yang sangat kuat dengan dunia bisnis.
Antara kebijaksanaan dan kegiatan bisnis dengan
Etika Utilitarianisme terdapat kesamaan yaitu
keduanya bersifat teleologis.
Keduanya mengacu pada tujuan dan mendasarkan
baik buruknya suatu keputusan,
baik keputusan etis untuk utilitarianisme maupun
keputusan bisnis untuk kebijaksaan bisnis,
pada tujuan atau akibat atau hasil yang diperoleh
5. KRITERIA DAN PRINSIP
ETIKA UTILITARIANISME
Kriteria yang dapat dijadikan dasar obyektif sekaligus norma
untuk menilai suatu kebijasanaan atau tindakan :
◙ Manfaat
bahwa kebijaksanaan atau tindakan tertentu mendatangkan
manfaat atau kegunaan tertentu
◙ Manfaat terbesar
bahwa kebijaksanaan atau tindakan mendatangkan manfaat
yang lebih besar dibandingkan dengan kebijaksanaan atau
tindakan yang lain
◙ Manfaat terbesar bagi sebanyak mungkin orang
kebijaksanaan atau tindakan dinilai baik secara moral bila
mendatangkan manfaat bagi sebanyak mungkin orang
6. NILAI POSITIF ETIKA UTILITARIANISME
Daya tarik Etika Utilitarianisme terletak pada nilai positif :
® Rasionalitas
etika ini tidak didasarkan aturan-aturan kaku, tetapi memberi kriteria yang
obyektif dan rasional mengapa suatu tindakan dianggap baik.
Kriteria yang dapat diterima dan dibenarkan oleh semua pihak dan bisa
dijadikan pegangan dan rujukan konkrit.
® Kebebasan
setiap pelaku etika, bebas mengambil keputusan dan bertindak, tidak ada
paksaan bahwa seseorang harus bertindak menurut cara yang tertentu
yang tidak dipahami alasannya
® Universalitas
tindakan dinilai baik secara moral jika mendatangkan manfaat bukan saja
bagi pelakunya tetapi juga bagi semua pihak yang terkait.
Semakin banyak pihak yang mendapatkan manfaatnya, semakin baik
tindakan atau kebijaksanaan itu
7. UTILITARIANISME SEBAGAI
PROSES & STANDAR PENILAIAN
Disebut sebagai PROSES, ketika Etika Utilitarianisme berperan dalam
mekanisme pengambilan suatu keputusan, kebijaksanaan dan
bertindak. Etika Utilitarianisme dijadikan sebagai metode untuk bisa
mengambil keputusan yang tepat mengenai tindakan atau
kebijaksanaan yang akan dilakukan
Dalam hal ini ukuran yang dipakai adalah 3 kriteria :
manfaat, kebebasan dan universalitas
Disebut sebagai STANDAR PENILAIAN, ketika ketiga kriteria telah
diterapkan, seberapa besar kebijaksanaan atau tindakan yang
dilakukan mendatangkan manfaat bagi banyak orang
Kebijaksanaan atau tindakan dinilai dari hasil yang dicapai yaitu
berdasarkan manfaat terbesar yang dicapai bagi orang banyak,
dan dinilai jelek secara moral jika mendatangkan kerugian
bagi banyak pihak.
8. ANALISIS KEUNTUNGAN & KERUGIAN
Etika Utilitarianisme sangat cocok dan sering dipakai
untuk membuat perencanaan dan evaluasi terhadap
tindakan atau kebijaksanaan yang berkaitan dengan
kepentingan banyak pihak
Banyak diterapkan dalam berbagai aspek yang
berhubungan dengan kepentingan orang banyak.
Di bidang bisnis, Etika Utilitarianisme sangat relevan
diterapkan untuk menganalisis untung atau rugi suatu
kebijaksanaan yang lebih dikenal dengan istilah
the cost and benefit analysis.
9. Masalahnya
☻ Keuntungan atau kerugian jangan semata-mata bagi
perusahaan saja, tetapi juga bagi banyak pihak yang
berkepentingan.
☻ Keuntungan atau kerugian jangan hanya dimaknai dari
segi finansial, tetapi harus juga dari aspek moral seperti
kepuasan konsumen, hak karyawan dan kepentingan
pemegang saham.
☻ Penilaian keuntungan dan kerugian hendaknya dilihat
untuk jangka waktu panjang (long term benefits)
SIAPA YANG DIUNTUNGKAN ?
10. KELEMAHAN ETIKA UTILITARIANISME
Ditinjau dari aspek praktis, kelemahan Etika Utilitarianisme
dapat diuraikan sebagai berikut :
◘ Makna manfaat berbeda pada setiap orang atau pihak
(contoh : kasus impor beras, cabe, bawang merah, buah)
◘ Etika Utilitarianisme hanya memperhatikan akibat suatu
tindakan.
(suatu tindakan tidak baik tetapi mendatangkan manfaat)
◘ Etika Utilitarianisme tidak menganggap penting kemauan
atau motivasi seorang melakukan tindakan.
(motivasi yang baik tetapi menimbulkan kerugian, dinilai
tidak baik/etis)
11. Lanjutan :
◘ Variabel yang dinilai, tidak semuanya bisa diukur secara
kuantitatif.
◘ Sulit menentukan prioritas jika terjadi pertentangan di antara
3 kriteria (Tindakan I bermanfaat 40% dinikmati oleh 60%
orang, sedang Tindakan II bermanfaat 60% tetapi hanya
dinikmati oleh 20% orang)
◘ Karena menekankan penilaian terhadap manfaat bagi
banyak orang, maka Etika Utilitarianisme membenarkan
pengabaian kepentingan kelompok/golongan minoritas
12. JALAN KELUAR
Menimbang keuntungan atau nilai positif di satu pihak serta
kelemahan serta kekurangannya di pihak yang lain, maka
Etika Utilitarianisme diletakkan sebagai :
ETIKA ATURAN bukan sebagai ETIKA TINDAKAN
Dalam hal ini perlu diperhatikan :
Θ Dalam banyak hal kita perlu menggunakan perasaan atau
intuisi moral untuk mempertimbangkan apakah tindakan yang
akan dilakukan itu MANUSIAWI.
Artinya, bahwa karena manfaat dirasakan oleh sebagian
besar orang lain, maka semua orang yang berada pada
posisi seperti kita juga akan melakukan tindakan yang sama
dengan yang akan kita lakukan
13. Lanjutan :
Θ Karena suatu tindakan atau kebijaksanaan tertentu mungkin
saja berakibat merugikan atau mengorbankan kepentingan
kelompok atau golongan tertentu, maka pendekatan dan
komunikasi pribadi adalah langkah yang mempunyai nilai
moral yang besar artinya.
Simpati moral tersebut hendaknya dilengkapi dengan
mekanisme posisi netral (the impartial spectator – penonton
tak berpihak), agar kita bisa melihat persoalan itu lepas dari
kepentingan pribadi, perusahaan atau kepentingan mayoritas
yang diuntungkan