SlideShare a Scribd company logo
“ EKONOMI DAN KEADILAN“
Disusun Oleh :
1. (silahkan diisi) 120101101
2. Alifia Palokoto 12010110120062
3. (silahkan diisi) 120101101
4. (silahkan diisi) 120101101
5. (silahkan diisi) 1201
Dosen Pengampu :
Erman Denny Arfianto, S.E., M.M.
Eisha Lataruva, SE.,MM
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2012/2013
Antara ekonomi dan keadilan terjalin hubungan yang erat, karenanya keduanya
berasal dari sumber yang sama. Sumber itu adalah masalah kelangkaan. Ekonomi timbul
karena ketebatasan sumber daya. Barang yang tersedia selalu langka dank arena itu kita
akan mencarikan untuk membagikannya atau mendistriusikannya dengan paling baik.
Barang yang tersedia dalam keadaan melimpah ruah tidak mungkin akan muncul masalah
ekonomi karena barang itu tidak akan diperjual belikan dan akibatnya tidak akan diberikan
harga ekonomi sebagai ilmu yang akan didefinisikan sebagai berikut. “Ekonomi adalah studi
tentang cara bagaimana masyarakat menggunakan sumber daya yang langka untuk
memproduksikan komoditas-komoditasnya yang berharga dan mendistribusikannya antara
orang-orang yang berbeda Ekonom dan politikus dari Belgia Mark Eyskens, menyajikan
definisi yang senada ; ilmu ekonomi tak lain adalah refleksi tentang cara manusia
menggunakan dengan optimal sarana-sarana yang mengemukakan lebih banyak definisi.
Seandainya tidak ada kelangkaan, tidak akan ada ekonomi. Tetapi hal yang sama
dapat dikatakan juga tentang keadilan (atau sekurang-kurangnya tentang tipe keadilan yang
paling penting yaitu keadilan tributif); Selama barang yang tersedia dalam keadaan yang
melimpah tidak bisa memunculkan masalah keadilan. Masalah keadilan atau ketidakadilan
baru muncul jika tidak bersedia barang cukup bagi semua orang yang akan
menginginkannya. Adil tidaknya suatu keadaan selalu terkait juga dengan kelangkaan.
Tetapi untuk menyadari pentingnya keadilan (dan ekonomi) dalam situasi dunia yang
sekarang. Perlu kita ingat bahwa hampir tidak ada lagi barang yang tidak langka.
Hakikat Keadilan
Definisi sederhana yang ada pada zaman Kekaisaran Roma karena pada zaman ini
orang-orang Roma kuno terkenal dalam hal menciptakan suatu sistem hukum yang bagus
(Ius Romanum) yang masih dikagumi dan dipelajari hingga saat ini, bukan saja oleh para
sejarawan tetapi juga oleh para ahli hukum. Pengarang Roma, Ulpianus yang dalam hal ini
mengutip orang yang bernama Celsus, menggambarkan keadilan dengan singkat sekali
sebagai: “tribuere cuique suum”, atau dalam bahasa Indonesia: “memberikan kepada
seseorang yang dia empunya”. Dan bagi kita, titik tolak untuk refleksi tentang keadilan
memang sebaiknya menjadi demikian: keadilan adalah memberikan kepada setiap orang
apa yang menjadi haknya.
Ada tiga ciri khas yang selalu menandai keadilan:
1. keadilan tertuju pada orang lain atau keadilan selalu ditandai other-directedness (J.
Finnis). Mustahillah saya berlaku adil(atau tidak adil) terhadap diri saya sendiri. Kalau
orang berbicara tentang keadilan atau ketidak adilan terhadap dirinya sendiri, ia
hanya menggunakan kata itu dalam arti kiasan, bukan arti sesungguhnya. Masalah
keadilan atau ketidak adilan hanya bisa timbul dalam konteks antar-manusia. Bila
pada suatu saat hanya tinggal satu manusia lagi dibumi ini, masalah keadilan atau
ketidak adilan sudah tidak berperan lagi.
2. keadilan harus ditegakkan atau dilaksanakan. Sehingga keadilan mengikat kita dan
kita mempunyai kewajiban untuk menegakkan dan melaksanakan keadilan tersebut.
Ciri kedua ini disebabkan karena keadilan selalu berkaitan dengan hak yang harus
dipenuhi. Bila ciri pertama tadi menyatakan bahwa dalam konteks keadilan kita
selalu berurusan dengan hak orang lain, maksudnya kita bisa memberikan sesuatu
kepada orang lain karena rupa-rupa alasan. Kalau kita memberikan sesuatu karena
alasan keadilan, kita selalu harus atau wajib memberikannya. Sedangkan kalau kita
memberikan sesuatu karena alasan lain, kita tidak wajib memberikannya. Misalnya
kita memberikan minum kepada tamu untuk menghormati dia, kita tidak wajib
memberikannya. Namun bila kita memberikan sesuatu karena alasan keadilan, kita
harus memberikannya. Sebagai contoh majikan harus memberikan gaji yang adil
kepada karyawan.
3. keadilan menurut persamaan (equality). Atas dasar keadilan, kita harus memberikan
kepada setiap orang apa yang menjadi milik haknya, tanpa kecuali. Dewi Iustitia yang
memegang timbangan dalam tangannya, dalam mitologi Romawi digambarkan juga
dengan matanya yang tertutup kain, sifat ini menunjukkan kepada ciri ketiga yang
berarti keadilan harus dilaksanakan terhadap semua orang, tanpa melihat siapa
orangnya.
Pembagian Keadilan
1. Pembagian Klasik
Disebut pembagian klasik karena mempunyai tradisi yang panjang. Keadilan dapat
dibagi atas tiga, berkaitan dengan tiga kewajiban (atau hak) yang bisa dibedakan
disini. Keadilan dapat menyangkut kewajiban individu-individu terhadap masyarakat,
lalu kewajiban masyarakat terhadap individu-individu dan akhirnya kewajiban antara
individu-individu satu sama lain. Tiga macam keadilan ini masing-masing disebut
keadilan umum, distributif dan komutatif
a. Keadilan umum (general justice) : berdasarkan keadilan ini para anggota
masyarakat diwajibkan untuk memberi kepada masyarakat (secara konkret
berarti: negara) apa yang menjadi haknya. Keadilan umum ini menyajikan
landasan untuk paham common good (kebaikan umum atau kebaikan bersama).
Karena adanya common good, kita harus menempatkan kepentingan umum
diatas kepentingan pribadi.
b. Keadilan Distributif (distributive justice) : berdasarkan keadilan ini negara (secara
konkret berarti: pemerintah) harus membagi segalanya dengan cara yang sama
kepada para anggota masyarakat. Dalam bahasa Indonesia bisa dipakai nama
“keadilan membagi”. Diantara hal-hal yang dibagi oleh negara kepada para warga
ada hal-hal yang enak untuk didapat dan ada hal-hal yang justru tidak enak kalau
kena. Sebagai contoh dalam kategori pertama dapat disebut: perlindungan
hukum, tanda kehormatan, tunjangan bulanan untuk veteran, dan sebagainya.
Contoh untuk kategori kedua adalah kewajiban kerja bakti, ikut dalam ikut dalam
siskamling, besar kecilnya beban pajak, dan sebagainya. Tidak adil bila pemimpin
masyarakat mempraktekkan “pilih kasih” dalam membagi hal-hal yang enak
maupun tidak enak itu. Tidak adil, bila pemerintah mengistimewakan orang-
orang tertentu yang tidak mempunyai hak-hak khusus.
c. Keadilan Komutatif (commutative justice) : berdasarkan keadilan ini setiap orang
harus memberikan kepada orang lain apa yang menjadi haknya. Hal itu berlaku
pada taraf individual maupun sosial. Bukan saja individu satu harus memberikan
haknya kepada individu lain, melainkan juga kelompok satu kepada kelompok
lain. Keadilan komutatif dilanggar antara lain dengan mencuri, tidak
mengembalikan apa yang dipinjam, melukai atau membunuh seseorang.
Mengapa? Karena dengan semua perbuatan itu kita mengambil apa yang
menjadi hak seseorang. Misalnya, dengan membunuh seseorang kita mengambil
haknya, yaitu hak atas kehidupan.
2. Pembagian Pengarang Modern
Dikemukakan oleh beberapa pengarang modern tentang etika bisnis, khususnya
John Broatright dan Manuel Velasquez. Mereka menandaskan bahwa pembagian itu
melanjutkan pemikiran Aristoteles, diantaranya:
a. Keadilan Distributif (Distributive Justice): Benefits and burdens, hal-hal yang enak
untuk didapat maupun hal-hal yang menuntut pengorbanan, harus dibagi dengan
adil.
b. Keadilan Retributif (Retributive justice): berkaitan dengan terjadinya kesalahan.
Hukuman atau denda yang diberikan kepada orang yang bersalah haruslah
bersifat adil. Dan syarat yang harus dipenuhi agar hukuman dapat dinilai adil
adalah (a) orang atau instansi yang dihukum harus tahu apa yang dilakukan
dilakukannya dan harus dilakukannya dengan bebas. Jadi, syaratnya ialah
kesengajaan dan kebebasan. (b) harus dipastikan bahwa orang yang dihukum
benar-benar melakukan perbuatan yang salah dan kesalahannya harus
dibuktikan dengan meyakinkan. (c) hukuman harus konsisten dan proporsional
dengan pelanggaran yang dilakukan. Syarat konsistensi terpenuhi jika selalu
diambil tindakan terhadap suatu pelanggaran dan jika semua pelanggar
dikenakan hukumamn yang sama. Syarat proporsional terpenuhi jika hukuman
atau denda yang ditetapkan tidak melebihi kerugian yang diakibatkan.
3. Keadilan Individual dan Keadilan Sosial
Dua macam keadilan ini berbeda karena pelaksanaannya yang berbeda, pelaksanaan
keadilan individual tergantung pada kemauan atau keputusan satu orang (atau bisa
juga beberapa orang) saja. Dalam pelaksanaan keadilan sosial, satu orang atau
beberapa orang saja tidak berdaya. Pelaksanaan keadilan sosial tergantung pada
struktur-struktur masyarakat di bidang sosial-ekonomi, politik, budaya dan
sebagainya. Keadilan sosial tak terlaksana jika struktur-struktur masyarakat tidak
memungkinkan. Keadilan sosial terlaksana bila hak-hak sosial terpenuhi. Keadilan
individual terlaksana bila hak-hak indiviual terpenuhi. Tetapi perlu diakui keadilan
individual seringkali dapat dilaksanakan dengan sempurna. Karena kompleksitas
masyarakat modern, keadilan sosial tidak pernah dapat dilaksanakan dengan
sempurna.
Keadilan Distributif pada Khususnya
Dalam teori etika modern, sering disebut dua macam prinsip untuk keadilan
distributif :
1. Prinsip Formal
Prinsip formal menyatakan bahwa kasus-kasus yang sama harus diperlakukan
dengan cara yang sama, dan sebaliknya. Prinsip ini menolak perlakuan pilih kasih,
pandang bulu, atau memihak dengan cara berat sebelah sebagai tidak adil.
2. Prinsip Material
Prinsip-prinsip material keadilan distributif melengkapi prinsip formal. Prinsip-
prinsip material menunjuk pada salah satu aspek relevan yang bisa menjadi dasar
untuk membagi dengan adil hal-hal yang dicari oleh berbagai orang. Prinsip
keadilan distributif terwujud dengan beberapa prinsip material menurut
Beauchamp dan Bowie:
a. Kepada setiap orang bagian yang sama;
b. Kepada setiap orang sesuai dengan kebutuhan individualnya;
c. Kepada setiap orang sesuai dengan haknya;
d. Kepada setiap orang sesuai dengan usaha indivisualnya;
e. Kepada setiap orang sesuai dengan kontribusinya kepada masyarakat;
f. Kepada setiap orang sesuai dengan jasanya (merit).
Berdasarkan prinsip-prinsip material ini telah dibentuk beberapa teori keadilan
distributif. Tiga macam teori tersebur adalah:
a. Teori Egalitarianisme
Teori ini didasarkan atas prinsip pertama, mereka berpendapat bahwa kita
baru membagi dengan adil, bila semua orang mendapat bagian yang sama
(equal). Membagi dengan adil berarti membagi rata, “sama rata sama rasa”
merupakan sebuah semboyang egalitarian yang khas. Jika karena alasan apa
saja tidak semua orang mendapat bagian yang sama, menurut
egalitarianisme pembagian itu tidak adil betul.
b. Teori Sosialistis
Teori sosialistis tentang keadilan distributif memilih prinsip kebutuhan
sebagai dasarnya. Menurut mereka masyarakat diatur dengan adil, jika
kebutuhan semua warganya terpenuhi, seperti kebutuhan akan sandang,
pangan dan papan. Perlu diakui, kebutuhan dan kemampuan memang tidak
boleh diabaikan dalam melaksanakan keadilan distributif. Terutama dengan
adanya dua macam kritik, yang pertama, jika kebutuhan dijadikan satu-
satunya kriteria untuk melaksanakan keadilan di bidang penggajian, para
pekerja tidak akan merasa bermotivasi untuk bekerja keras. Gaji atau upah
yang diperoleh sudah dipastikan sebelum orang mulai bekerja, karena
kebutuhannya sudah jelas. Yang kedua menyangkut kemampuan sebagai
satu-satu nya alasan untuk membagi pekerjaan. Terutama dalam sosialisme
komunistis yang totaliter, prinsip ini mengakibatkan orang yang
berkemampuan harus menerima saja bila negara membagi pekerjaan
kepadanya. Cara mempraktekan keadilan distributif ini mengabaikan hak
seseorang untuk memilih profesinya sendiri.
c. Teori Liberalistis
Liberalisme justru menolak pembagian atas dasar kebutuhan sebagai tidak
adil. Karena manusia adalah makhluk bebas, kita harus membagi menurut
usaha-bebas dari individu-individu bersangkutan. Yang tidak berusaha tidak
mempunyai hak pula untuk memperoleh sesuatu. Liberalisme menolak
sebagai sangat tidak etis sikap free rider : benalu yang menumpang pada
usaha orang lain tanpa mengeluarkan air keringat sendiri. Orang seperti itu
tidak mengakui hak sesamanya untuk menikmati hasil jerih payahnya. Dalam
teori liberalistis tentang keadilan distributif digarisbawahi pentingnya dari
prinsip hak, usaha tapi secara khusus prinsip jasa atau prestasi.
John Rawls tentang Keadilan Distributif
John Rawis dilahirkan di Baltimore, Maryland Amerika Serikat, tahun 1921.
pendidikannya di bidang ekonomi dan filsafat. Sesuai dengan perang dunia II ia mengajar
sebagai profesor filsafat berturut-turut di Universitas Priceton, Universitas Cornell dan
Massachusets Institute of Technology. Dari tahun 1962 ia akan mengajarkan di Universitas
Hervard sampai memasuki masa pensiunnya Bukunya yang termasyhur berjudul A Theory of
Justice (1971) salah satu buku filsafat dari abad ke 20 yang paling banyak ditanggapi dan
akan dikomentari, bukan saja kalangan filsafat. Yang ditanggapi dan akan dikomentari bukan
saja kalangan filsafat melainkan juga diluarnya seperti para ahli ekonomi dan politik.
Pandangan Rawls tentang keadilan kadang-kadang disebut egalitarianisme. Hal itu pasti
tidak boleh dimengerti dalam arti egalitarianisme radikal. Tetapi titik tolaknya memang
egalitarian (prinsip material pertama). Rawls berpendapat, kita membagi dengan adil
masyarakat , jika kita membagi rata, kecuali ada alasan untuk membagi dengan cara lain.
Menurut Rawls, masalah keadilan distributif hanya muncul berkaitan dengan apa yang
tergantung pada kemauan manusia. Dimana manusia tidak bisa berpengaruh, disitu juga
tidak mungkin timbul soal keadilan. Yang harus dibagi dengan adil dalam masyarakat adalah
the social primary goods (nilai-nilai sosial yang primer). Artinya, hal-hal yang sangat kita
butuhkan untuk bisa hidup pantas sebagai manusia dan warga masyarakat. Menurut Rawls,
yang termasuk nilai-nilai sosial adalah:
1. Kebebasan-kebebasan dasar, seperti kebebasan mengemukakan pendapat,
kebebasan hati nurani dan kebebasan berkumpul, integritas pribadi dan kebabasan
politik;
2. Kebebasan bergerak dan kebebasan memilih profesi;
3. Kuasa dan keuntungan yang berkaitan dengan jabatan-jabatan dan posisi-posisi
penuh tanggung jawab;
4. Pendapatan dan milik;
5. Dasar-dasar sosial dari harga diri (self-respect).
Robert Nozick tentang Keadilan Distributif
Walaupun menjadi rekan sekerja sebagai profesor Filsafat di Universitas Hevard juga dalam
pemikiran tentang keadilan Robert Nozick (1938-) bisa dilihat sebagai antipode Rawls yang terutama
menjadi sasaran kritiknya adalah prinsip perbedaan dari Rawls nama Nozick menjadi terkenal karena
bukunya Anarchy State and Utopia (1974) yang akan menurut pemikiran liberalitisnya tentang
keadilan. Teorinya tentang keadilan distributif disebutnya “Entitlement theory” kata “Entitlement”
yang mudah dialihbahasakan dengan tepat, barangkali bisa kita terjemahkan sebagai “Landasan
hak” menurut Nozick kita akan memiliki sesuatu dengan adil, jika pemilikan itu berasal dari
keputusan bebas yang mempunyai landasan hak. Disini ada tiga kemungkinan yang akan
mengeluarkan tiga prinsip. Pertama prinsip “Original acquisitions” kita akan memperoleh sesuatu
untuk pertama kali dengan – misalnya – memproduksi hal itu. Kedua prinsip “Transfer” kita akan
memiliki sesuatu karena akan diberikan oleh orang lain. ketiga prinsip “rectifications of injustice” kita
mendapatkan seuatu kembali yang dulunya kalau kita akan memiliki sesuatu dnegan adil karena
landasan hak – misalnya kita akan membeli sebidang tanah atau kita dihadiahkan oleh orang lain –
kita akan menjadi pemilik yang sah dan terserah pada kita saja mau diapakan milik kita itu.
Nozick juga mempunyai dua keberatan mendasar terhadap prinsip-prinsip (material)
keadilan distributif yang tradisional. Pertama, prinsip-prinsip itu bersifat ahistoris dan
mempunyai pola yang ditentukan sebelumnya (patterned), karena tidak memperhatikan
bagaimana pembagian itu sampai terjadi. Keberatan kedua adalah bahwa prinsip-prinsip
tradisional menerapkan pada pembagian barang suatu pola yang ditentukan sebelumnya.
Prinsip-prinsip itu semua bersifat “patterned”. Sepintas lalu rupanya prinsip-prinsip Rawls
luput dari keberatan kedua ini karena dirumuskan dalam posisi asal (original position) ,
ketika semua anggota masyarakat masih sama. Tetapi menurut Nozick, prinsip perbedaan
Rawls terkena juga keberatan kedua ini, karena menurut pendapat Rawls kita dalam posisi
asal harus memihak pada mereka yang minimal beruntung dengan demikian kebebasan
dilanggar. Kesimpulan Nozick adalah bahwa keadilan ditegakkan, jika diakui bakat-bakat
dan sifat-sifat pribadi beserta segala konsekuensinya(seperti hasil kerja) sebagai satu-
satunya landasan hak (entitlement).
Keadilan Ekonomis
Dipandang dari perspektif sejarah, pengertian “keadilan ekonomis” tidak selalu
mendapat perhatian yang sama. Dalam zaman modern keadilan ekonomis tidak banyak
diperhatikan, sampai muncul lagi dengan kuatnya sekitar pertengahan abad ke-19 dan
berperan penting dalam demokrasi-demokrasi parlementer sepanjang abad ke-20. Bila kita
bicara tentang keadilan ekonomis, secara konkret kita sebenarnya lebih banyak membahas
ketidakadilan ekonomis, sebab pada kenyataannya kita soroti keadaan atau aspek-aspek
masyarakat yang tidak adil. Perhatian untuk keadilan secara konkret mengambil bentuk
mengusahakan perbaikan dari keadaan tidak adil. Orang modern yakin akan mendesaknya
usaha itu, karena seperti dikatakan Immanuel Kant –jauh lebih banyak orang menderita
akibat ketidakadilan daripada akibat bencana alam. Ketidak adilan yang disebabkan oleh
ulah manusia, dan karenanya harus diperbaiki juga oleh manusia. Keadilan harus berperan
pada tahap sosial maupun individual. Juga dalam konteks ekonomi dan bisnis. Keadilan
ekonomis harus diwujudkan dalam masyarakat, tetapi keadilan merupakan juga keutamaan
yang harus dimiliki oleh pelaku bisnis secara pribadi. Pebisnis pun tidak merupakan homo-
economicus saja, manusia yang hanya tertuju pada kependingan-diri yang ekonomis,
manusia yang hanya memperhatikan nilai-nilai ekonomis. Supaya dapat hidup dengan baik
disamping nilai-nilai ekonomis ia harus memberi tempat juga kepada nilai-nilai moral. Dan
dalam konteks ekonomi dan bisnis salah satu nilai moral terpenting adalah keadilan.
___

More Related Content

What's hot

3. komponen sistem informasi pemasaran modern
3. komponen sistem informasi pemasaran modern3. komponen sistem informasi pemasaran modern
3. komponen sistem informasi pemasaran modern
Izul chumzq
 
Contoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis Mahasiswa
Contoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis MahasiswaContoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis Mahasiswa
Contoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis Mahasiswa
Syafril Djaelani,SE, MM
 
Proposal Business Plan - business
Proposal Business Plan - businessProposal Business Plan - business
Proposal Business Plan - business
CyberSpace
 
Persepsi dan pengambilan keputusan individu
Persepsi dan pengambilan keputusan individuPersepsi dan pengambilan keputusan individu
Persepsi dan pengambilan keputusan individu
Yesica Adicondro
 
Hasil Observasi UMKM Kedai T-Minul - Manajemen Koperasi dan UMKM (Laporan)
Hasil Observasi UMKM Kedai T-Minul - Manajemen Koperasi dan UMKM (Laporan)Hasil Observasi UMKM Kedai T-Minul - Manajemen Koperasi dan UMKM (Laporan)
Hasil Observasi UMKM Kedai T-Minul - Manajemen Koperasi dan UMKM (Laporan)
M Abdul Aziz
 
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5
Judianto Nugroho
 
Power point pengantar bisnis
Power point pengantar bisnisPower point pengantar bisnis
Power point pengantar bisnis
diahandini
 
Etika Bisnis dalam MSDM
Etika Bisnis dalam MSDMEtika Bisnis dalam MSDM
Etika Bisnis dalam MSDM
reidjen raden
 
Tanggung Jawab Pelanggan, Karyawan, Pemegang Saham, Lingkungan dan Komunitas
Tanggung Jawab Pelanggan, Karyawan, Pemegang Saham, Lingkungan dan KomunitasTanggung Jawab Pelanggan, Karyawan, Pemegang Saham, Lingkungan dan Komunitas
Tanggung Jawab Pelanggan, Karyawan, Pemegang Saham, Lingkungan dan Komunitas
Randiarsa Saputra
 
Analisis lingkungan Bisnis
Analisis lingkungan BisnisAnalisis lingkungan Bisnis
Analisis lingkungan Bisnis
PT Lion Air
 
Makalah Etika Bisnis - Bisnis dan Etika Dalam Dunia Modern
Makalah Etika Bisnis - Bisnis dan Etika Dalam Dunia ModernMakalah Etika Bisnis - Bisnis dan Etika Dalam Dunia Modern
Makalah Etika Bisnis - Bisnis dan Etika Dalam Dunia Modern
Fajar Jabrik
 
Etika Bisnis Dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Etika Bisnis Dan Tanggung Jawab Sosial PerusahaanEtika Bisnis Dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Etika Bisnis Dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Alvin Tokan
 
Nilai Waktu dari Uang
Nilai Waktu dari UangNilai Waktu dari Uang
Nilai Waktu dari Uang
Trisnadi Wijaya
 
Aspek manajemen pada studi kelayakan bisnis+Studi Kasus-STIE Putra Bangsa
Aspek manajemen pada studi kelayakan bisnis+Studi Kasus-STIE Putra BangsaAspek manajemen pada studi kelayakan bisnis+Studi Kasus-STIE Putra Bangsa
Aspek manajemen pada studi kelayakan bisnis+Studi Kasus-STIE Putra Bangsa
siti nurlaeli
 
Contoh kasus dalam perusahaan
Contoh kasus dalam perusahaanContoh kasus dalam perusahaan
Contoh kasus dalam perusahaan
Putrii Wiidya
 
BMP EKMA4213 Manajemen Keuangan
BMP EKMA4213 Manajemen KeuanganBMP EKMA4213 Manajemen Keuangan
BMP EKMA4213 Manajemen Keuangan
Mang Engkus
 
Bab 12 keseimbangan pasar uang dan barang
Bab 12   keseimbangan pasar uang dan barangBab 12   keseimbangan pasar uang dan barang
Bab 12 keseimbangan pasar uang dan barangYusron Blacklist
 
Analisis SWOT PT INDOFOOD
Analisis SWOT PT INDOFOODAnalisis SWOT PT INDOFOOD
Analisis SWOT PT INDOFOOD
Alfrianty Sauran
 
Makalah lingkungan bisnis ( pengantar bisnis)
Makalah lingkungan  bisnis ( pengantar bisnis)Makalah lingkungan  bisnis ( pengantar bisnis)
Makalah lingkungan bisnis ( pengantar bisnis)
Ruhilatul Ilma
 

What's hot (20)

3. komponen sistem informasi pemasaran modern
3. komponen sistem informasi pemasaran modern3. komponen sistem informasi pemasaran modern
3. komponen sistem informasi pemasaran modern
 
Contoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis Mahasiswa
Contoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis MahasiswaContoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis Mahasiswa
Contoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis Mahasiswa
 
Proposal Business Plan - business
Proposal Business Plan - businessProposal Business Plan - business
Proposal Business Plan - business
 
Persepsi dan pengambilan keputusan individu
Persepsi dan pengambilan keputusan individuPersepsi dan pengambilan keputusan individu
Persepsi dan pengambilan keputusan individu
 
Hasil Observasi UMKM Kedai T-Minul - Manajemen Koperasi dan UMKM (Laporan)
Hasil Observasi UMKM Kedai T-Minul - Manajemen Koperasi dan UMKM (Laporan)Hasil Observasi UMKM Kedai T-Minul - Manajemen Koperasi dan UMKM (Laporan)
Hasil Observasi UMKM Kedai T-Minul - Manajemen Koperasi dan UMKM (Laporan)
 
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5
 
Power point pengantar bisnis
Power point pengantar bisnisPower point pengantar bisnis
Power point pengantar bisnis
 
Etika Bisnis dalam MSDM
Etika Bisnis dalam MSDMEtika Bisnis dalam MSDM
Etika Bisnis dalam MSDM
 
Bab 8 multiplier
Bab 8   multiplierBab 8   multiplier
Bab 8 multiplier
 
Tanggung Jawab Pelanggan, Karyawan, Pemegang Saham, Lingkungan dan Komunitas
Tanggung Jawab Pelanggan, Karyawan, Pemegang Saham, Lingkungan dan KomunitasTanggung Jawab Pelanggan, Karyawan, Pemegang Saham, Lingkungan dan Komunitas
Tanggung Jawab Pelanggan, Karyawan, Pemegang Saham, Lingkungan dan Komunitas
 
Analisis lingkungan Bisnis
Analisis lingkungan BisnisAnalisis lingkungan Bisnis
Analisis lingkungan Bisnis
 
Makalah Etika Bisnis - Bisnis dan Etika Dalam Dunia Modern
Makalah Etika Bisnis - Bisnis dan Etika Dalam Dunia ModernMakalah Etika Bisnis - Bisnis dan Etika Dalam Dunia Modern
Makalah Etika Bisnis - Bisnis dan Etika Dalam Dunia Modern
 
Etika Bisnis Dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Etika Bisnis Dan Tanggung Jawab Sosial PerusahaanEtika Bisnis Dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Etika Bisnis Dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
 
Nilai Waktu dari Uang
Nilai Waktu dari UangNilai Waktu dari Uang
Nilai Waktu dari Uang
 
Aspek manajemen pada studi kelayakan bisnis+Studi Kasus-STIE Putra Bangsa
Aspek manajemen pada studi kelayakan bisnis+Studi Kasus-STIE Putra BangsaAspek manajemen pada studi kelayakan bisnis+Studi Kasus-STIE Putra Bangsa
Aspek manajemen pada studi kelayakan bisnis+Studi Kasus-STIE Putra Bangsa
 
Contoh kasus dalam perusahaan
Contoh kasus dalam perusahaanContoh kasus dalam perusahaan
Contoh kasus dalam perusahaan
 
BMP EKMA4213 Manajemen Keuangan
BMP EKMA4213 Manajemen KeuanganBMP EKMA4213 Manajemen Keuangan
BMP EKMA4213 Manajemen Keuangan
 
Bab 12 keseimbangan pasar uang dan barang
Bab 12   keseimbangan pasar uang dan barangBab 12   keseimbangan pasar uang dan barang
Bab 12 keseimbangan pasar uang dan barang
 
Analisis SWOT PT INDOFOOD
Analisis SWOT PT INDOFOODAnalisis SWOT PT INDOFOOD
Analisis SWOT PT INDOFOOD
 
Makalah lingkungan bisnis ( pengantar bisnis)
Makalah lingkungan  bisnis ( pengantar bisnis)Makalah lingkungan  bisnis ( pengantar bisnis)
Makalah lingkungan bisnis ( pengantar bisnis)
 

Similar to Ekonomi dan keadilan di dalam etika bisnis

EKONOMI DAN KEADILAN
EKONOMI DAN KEADILAN EKONOMI DAN KEADILAN
EKONOMI DAN KEADILAN
PinkanRamadhani
 
Teori keadilan perspektif filsafat hukum islam
Teori keadilan perspektif filsafat hukum islamTeori keadilan perspektif filsafat hukum islam
Teori keadilan perspektif filsafat hukum islam
Nurul Jannah
 
Bab vii nilai filosofis sila v
Bab vii nilai filosofis sila vBab vii nilai filosofis sila v
Bab vii nilai filosofis sila v
fanny oktaviani
 
Makalah peradilan pajak
Makalah peradilan pajakMakalah peradilan pajak
Makalah peradilan pajak
Septian Muna Barakati
 
Makalah peradilan pajak
Makalah peradilan pajakMakalah peradilan pajak
Makalah peradilan pajak
Warnet Raha
 
Tugas pancasila
Tugas pancasilaTugas pancasila
Tugas pancasila
Shon Tp
 
MATERI BAB 3 EKONOMI DAN KEADILAN unmer.pdf
MATERI BAB 3 EKONOMI DAN KEADILAN unmer.pdfMATERI BAB 3 EKONOMI DAN KEADILAN unmer.pdf
MATERI BAB 3 EKONOMI DAN KEADILAN unmer.pdf
AlviansyahDickySaput
 
Tata Kelola Demokrasi Pembangunan
Tata Kelola Demokrasi PembangunanTata Kelola Demokrasi Pembangunan
Tata Kelola Demokrasi Pembangunan
adetriputra3
 
Theory of Justice.pptx
Theory of Justice.pptxTheory of Justice.pptx
Theory of Justice.pptx
ssuserd52c0c
 
Kritik terhadap "Keadilan" versi Pancasila
Kritik terhadap "Keadilan" versi PancasilaKritik terhadap "Keadilan" versi Pancasila
Kritik terhadap "Keadilan" versi Pancasila
Seftyana Ayu Susanti
 
Bab iii-keterbukaan-keadilan
Bab iii-keterbukaan-keadilanBab iii-keterbukaan-keadilan
Bab iii-keterbukaan-keadilanRezz Jb
 
Ppt theory of justice
Ppt theory of justicePpt theory of justice
Ppt theory of justice
Brigita Manohara
 
ASPEK - ASPEK PERSOALAN FILSAFAT HUKUM.pdf
ASPEK - ASPEK PERSOALAN FILSAFAT HUKUM.pdfASPEK - ASPEK PERSOALAN FILSAFAT HUKUM.pdf
ASPEK - ASPEK PERSOALAN FILSAFAT HUKUM.pdf
TatthyZebua
 
Bab iii-keterbukaan-dan-keadilan1
Bab iii-keterbukaan-dan-keadilan1Bab iii-keterbukaan-dan-keadilan1
Bab iii-keterbukaan-dan-keadilan1Wikiwikpunana Uyuun
 
Adil
AdilAdil
Adil
Agus Tri
 
DEMOKRASI - PPKN - DJOKO AW
DEMOKRASI - PPKN - DJOKO AWDEMOKRASI - PPKN - DJOKO AW
DEMOKRASI - PPKN - DJOKO AW
Djoko Adi Walujo
 

Similar to Ekonomi dan keadilan di dalam etika bisnis (20)

Bab 3
Bab 3Bab 3
Bab 3
 
EKONOMI DAN KEADILAN
EKONOMI DAN KEADILAN EKONOMI DAN KEADILAN
EKONOMI DAN KEADILAN
 
Teori keadilan perspektif filsafat hukum islam
Teori keadilan perspektif filsafat hukum islamTeori keadilan perspektif filsafat hukum islam
Teori keadilan perspektif filsafat hukum islam
 
Bab vii nilai filosofis sila v
Bab vii nilai filosofis sila vBab vii nilai filosofis sila v
Bab vii nilai filosofis sila v
 
Keadilan dalam Bisnis
Keadilan dalam BisnisKeadilan dalam Bisnis
Keadilan dalam Bisnis
 
Makalah peradilan pajak
Makalah peradilan pajakMakalah peradilan pajak
Makalah peradilan pajak
 
Keadilan Dalam Bisnis
Keadilan Dalam BisnisKeadilan Dalam Bisnis
Keadilan Dalam Bisnis
 
Makalah peradilan pajak
Makalah peradilan pajakMakalah peradilan pajak
Makalah peradilan pajak
 
Makalah peradilan pajak
Makalah peradilan pajakMakalah peradilan pajak
Makalah peradilan pajak
 
Tugas pancasila
Tugas pancasilaTugas pancasila
Tugas pancasila
 
MATERI BAB 3 EKONOMI DAN KEADILAN unmer.pdf
MATERI BAB 3 EKONOMI DAN KEADILAN unmer.pdfMATERI BAB 3 EKONOMI DAN KEADILAN unmer.pdf
MATERI BAB 3 EKONOMI DAN KEADILAN unmer.pdf
 
Tata Kelola Demokrasi Pembangunan
Tata Kelola Demokrasi PembangunanTata Kelola Demokrasi Pembangunan
Tata Kelola Demokrasi Pembangunan
 
Theory of Justice.pptx
Theory of Justice.pptxTheory of Justice.pptx
Theory of Justice.pptx
 
Kritik terhadap "Keadilan" versi Pancasila
Kritik terhadap "Keadilan" versi PancasilaKritik terhadap "Keadilan" versi Pancasila
Kritik terhadap "Keadilan" versi Pancasila
 
Bab iii-keterbukaan-keadilan
Bab iii-keterbukaan-keadilanBab iii-keterbukaan-keadilan
Bab iii-keterbukaan-keadilan
 
Ppt theory of justice
Ppt theory of justicePpt theory of justice
Ppt theory of justice
 
ASPEK - ASPEK PERSOALAN FILSAFAT HUKUM.pdf
ASPEK - ASPEK PERSOALAN FILSAFAT HUKUM.pdfASPEK - ASPEK PERSOALAN FILSAFAT HUKUM.pdf
ASPEK - ASPEK PERSOALAN FILSAFAT HUKUM.pdf
 
Bab iii-keterbukaan-dan-keadilan1
Bab iii-keterbukaan-dan-keadilan1Bab iii-keterbukaan-dan-keadilan1
Bab iii-keterbukaan-dan-keadilan1
 
Adil
AdilAdil
Adil
 
DEMOKRASI - PPKN - DJOKO AW
DEMOKRASI - PPKN - DJOKO AWDEMOKRASI - PPKN - DJOKO AW
DEMOKRASI - PPKN - DJOKO AW
 

More from Yesica Adicondro

Strategi Tata Letak
Strategi Tata LetakStrategi Tata Letak
Strategi Tata Letak
Yesica Adicondro
 
Konsep Balanced Score Card
Konsep Balanced Score Card Konsep Balanced Score Card
Konsep Balanced Score Card
Yesica Adicondro
 
Makalah kelompok Analisis Taksi Bakri
Makalah kelompok Analisis Taksi BakriMakalah kelompok Analisis Taksi Bakri
Makalah kelompok Analisis Taksi Bakri
Yesica Adicondro
 
Makalah kelompok Analisis Taksi Bakri
Makalah kelompok Analisis Taksi BakriMakalah kelompok Analisis Taksi Bakri
Makalah kelompok Analisis Taksi Bakri
Yesica Adicondro
 
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
Yesica Adicondro
 
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
Yesica Adicondro
 
Makalah kelompok 3 gudang garam
Makalah kelompok 3 gudang garamMakalah kelompok 3 gudang garam
Makalah kelompok 3 gudang garam
Yesica Adicondro
 
Makalah Perusahaan Gudang Garam
Makalah Perusahaan Gudang GaramMakalah Perusahaan Gudang Garam
Makalah Perusahaan Gudang Garam
Yesica Adicondro
 
Makalah kelompok 2 garuda citilink PPT
Makalah kelompok 2 garuda citilink PPTMakalah kelompok 2 garuda citilink PPT
Makalah kelompok 2 garuda citilink PPT
Yesica Adicondro
 
Makalah kelompok 2 garuda citilink
Makalah kelompok 2 garuda citilinkMakalah kelompok 2 garuda citilink
Makalah kelompok 2 garuda citilink
Yesica Adicondro
 
Dmfi leaflet indonesian
Dmfi leaflet indonesianDmfi leaflet indonesian
Dmfi leaflet indonesian
Yesica Adicondro
 
Dmfi booklet indonesian
Dmfi booklet indonesian Dmfi booklet indonesian
Dmfi booklet indonesian
Yesica Adicondro
 
Makalah kinerja operasi Indonesia PPT
Makalah kinerja operasi Indonesia PPT Makalah kinerja operasi Indonesia PPT
Makalah kinerja operasi Indonesia PPT
Yesica Adicondro
 
Makalah kinerja operasi Indonesia
Makalah kinerja operasi IndonesiaMakalah kinerja operasi Indonesia
Makalah kinerja operasi Indonesia
Yesica Adicondro
 
Business process reengineering PPT
Business process reengineering PPTBusiness process reengineering PPT
Business process reengineering PPT
Yesica Adicondro
 
Business process reengineering Makalah
Business process reengineering Makalah Business process reengineering Makalah
Business process reengineering Makalah
Yesica Adicondro
 
PPT Balanced Scorecard
PPT Balanced Scorecard PPT Balanced Scorecard
PPT Balanced Scorecard
Yesica Adicondro
 
Makalah Balanced Scorecard
Makalah Balanced Scorecard Makalah Balanced Scorecard
Makalah Balanced Scorecard
Yesica Adicondro
 
Analisis Manajemen strategik PT garuda citilink
Analisis Manajemen strategik PT garuda citilinkAnalisis Manajemen strategik PT garuda citilink
Analisis Manajemen strategik PT garuda citilink
Yesica Adicondro
 

More from Yesica Adicondro (20)

Strategi Tata Letak
Strategi Tata LetakStrategi Tata Letak
Strategi Tata Letak
 
Konsep Balanced Score Card
Konsep Balanced Score Card Konsep Balanced Score Card
Konsep Balanced Score Card
 
Makalah kelompok Analisis Taksi Bakri
Makalah kelompok Analisis Taksi BakriMakalah kelompok Analisis Taksi Bakri
Makalah kelompok Analisis Taksi Bakri
 
Makalah kelompok Analisis Taksi Bakri
Makalah kelompok Analisis Taksi BakriMakalah kelompok Analisis Taksi Bakri
Makalah kelompok Analisis Taksi Bakri
 
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
 
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
 
Makalah kelompok 3 gudang garam
Makalah kelompok 3 gudang garamMakalah kelompok 3 gudang garam
Makalah kelompok 3 gudang garam
 
Makalah Perusahaan Gudang Garam
Makalah Perusahaan Gudang GaramMakalah Perusahaan Gudang Garam
Makalah Perusahaan Gudang Garam
 
Makalah kelompok 2 garuda citilink PPT
Makalah kelompok 2 garuda citilink PPTMakalah kelompok 2 garuda citilink PPT
Makalah kelompok 2 garuda citilink PPT
 
Makalah kelompok 2 garuda citilink
Makalah kelompok 2 garuda citilinkMakalah kelompok 2 garuda citilink
Makalah kelompok 2 garuda citilink
 
Dmfi leaflet indonesian
Dmfi leaflet indonesianDmfi leaflet indonesian
Dmfi leaflet indonesian
 
Dmfi booklet indonesian
Dmfi booklet indonesian Dmfi booklet indonesian
Dmfi booklet indonesian
 
Makalah kinerja operasi Indonesia PPT
Makalah kinerja operasi Indonesia PPT Makalah kinerja operasi Indonesia PPT
Makalah kinerja operasi Indonesia PPT
 
Makalah kinerja operasi Indonesia
Makalah kinerja operasi IndonesiaMakalah kinerja operasi Indonesia
Makalah kinerja operasi Indonesia
 
Business process reengineering PPT
Business process reengineering PPTBusiness process reengineering PPT
Business process reengineering PPT
 
Business process reengineering Makalah
Business process reengineering Makalah Business process reengineering Makalah
Business process reengineering Makalah
 
PPT Balanced Scorecard
PPT Balanced Scorecard PPT Balanced Scorecard
PPT Balanced Scorecard
 
Makalah Balanced Scorecard
Makalah Balanced Scorecard Makalah Balanced Scorecard
Makalah Balanced Scorecard
 
Analisis Manajemen strategik PT garuda citilink
Analisis Manajemen strategik PT garuda citilinkAnalisis Manajemen strategik PT garuda citilink
Analisis Manajemen strategik PT garuda citilink
 
analisis PPT PT Japfa
analisis PPT PT Japfaanalisis PPT PT Japfa
analisis PPT PT Japfa
 

Recently uploaded

PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
helenenolaloren
 
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptxPERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
AzisahAchmad
 
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).pptpph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
mediamandirinusantar
 
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
GalihHardiansyah2
 
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptxBAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
arda89
 
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdekaMateri Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
13FitriDwi
 
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faizppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
Alfaiz21
 
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke KlojenGrass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
PavingBlockBolong
 
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDFJasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Rajaclean
 
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptxAUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
indrioktuviani10
 
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdfPPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
MuhammadIqbal24956
 
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
RahmanAnshari3
 
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
aciambarwati
 
hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...
hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...
hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...
hanhan140379
 
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptxPPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
MiscoTamaela1
 
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaanStrategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
fatamorganareborn88
 
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptxPOWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
EchaNox
 
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioningbauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
wear7
 
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baikkinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
HalomoanHutajulu3
 
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWINSUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
SUNDABET
 

Recently uploaded (20)

PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
 
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptxPERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
 
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).pptpph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
 
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
 
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptxBAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
 
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdekaMateri Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
 
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faizppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
 
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke KlojenGrass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
 
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDFJasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
 
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptxAUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
 
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdfPPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
 
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
 
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
 
hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...
hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...
hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...
 
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptxPPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
 
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaanStrategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
 
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptxPOWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
 
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioningbauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
 
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baikkinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
 
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWINSUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
 

Ekonomi dan keadilan di dalam etika bisnis

  • 1. “ EKONOMI DAN KEADILAN“ Disusun Oleh : 1. (silahkan diisi) 120101101 2. Alifia Palokoto 12010110120062 3. (silahkan diisi) 120101101 4. (silahkan diisi) 120101101 5. (silahkan diisi) 1201 Dosen Pengampu : Erman Denny Arfianto, S.E., M.M. Eisha Lataruva, SE.,MM FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS DIPONEGORO 2012/2013
  • 2. Antara ekonomi dan keadilan terjalin hubungan yang erat, karenanya keduanya berasal dari sumber yang sama. Sumber itu adalah masalah kelangkaan. Ekonomi timbul karena ketebatasan sumber daya. Barang yang tersedia selalu langka dank arena itu kita akan mencarikan untuk membagikannya atau mendistriusikannya dengan paling baik. Barang yang tersedia dalam keadaan melimpah ruah tidak mungkin akan muncul masalah ekonomi karena barang itu tidak akan diperjual belikan dan akibatnya tidak akan diberikan harga ekonomi sebagai ilmu yang akan didefinisikan sebagai berikut. “Ekonomi adalah studi tentang cara bagaimana masyarakat menggunakan sumber daya yang langka untuk memproduksikan komoditas-komoditasnya yang berharga dan mendistribusikannya antara orang-orang yang berbeda Ekonom dan politikus dari Belgia Mark Eyskens, menyajikan definisi yang senada ; ilmu ekonomi tak lain adalah refleksi tentang cara manusia menggunakan dengan optimal sarana-sarana yang mengemukakan lebih banyak definisi. Seandainya tidak ada kelangkaan, tidak akan ada ekonomi. Tetapi hal yang sama dapat dikatakan juga tentang keadilan (atau sekurang-kurangnya tentang tipe keadilan yang paling penting yaitu keadilan tributif); Selama barang yang tersedia dalam keadaan yang melimpah tidak bisa memunculkan masalah keadilan. Masalah keadilan atau ketidakadilan baru muncul jika tidak bersedia barang cukup bagi semua orang yang akan menginginkannya. Adil tidaknya suatu keadaan selalu terkait juga dengan kelangkaan. Tetapi untuk menyadari pentingnya keadilan (dan ekonomi) dalam situasi dunia yang sekarang. Perlu kita ingat bahwa hampir tidak ada lagi barang yang tidak langka. Hakikat Keadilan Definisi sederhana yang ada pada zaman Kekaisaran Roma karena pada zaman ini orang-orang Roma kuno terkenal dalam hal menciptakan suatu sistem hukum yang bagus (Ius Romanum) yang masih dikagumi dan dipelajari hingga saat ini, bukan saja oleh para sejarawan tetapi juga oleh para ahli hukum. Pengarang Roma, Ulpianus yang dalam hal ini mengutip orang yang bernama Celsus, menggambarkan keadilan dengan singkat sekali sebagai: “tribuere cuique suum”, atau dalam bahasa Indonesia: “memberikan kepada seseorang yang dia empunya”. Dan bagi kita, titik tolak untuk refleksi tentang keadilan memang sebaiknya menjadi demikian: keadilan adalah memberikan kepada setiap orang apa yang menjadi haknya. Ada tiga ciri khas yang selalu menandai keadilan: 1. keadilan tertuju pada orang lain atau keadilan selalu ditandai other-directedness (J. Finnis). Mustahillah saya berlaku adil(atau tidak adil) terhadap diri saya sendiri. Kalau orang berbicara tentang keadilan atau ketidak adilan terhadap dirinya sendiri, ia hanya menggunakan kata itu dalam arti kiasan, bukan arti sesungguhnya. Masalah keadilan atau ketidak adilan hanya bisa timbul dalam konteks antar-manusia. Bila pada suatu saat hanya tinggal satu manusia lagi dibumi ini, masalah keadilan atau ketidak adilan sudah tidak berperan lagi. 2. keadilan harus ditegakkan atau dilaksanakan. Sehingga keadilan mengikat kita dan kita mempunyai kewajiban untuk menegakkan dan melaksanakan keadilan tersebut. Ciri kedua ini disebabkan karena keadilan selalu berkaitan dengan hak yang harus
  • 3. dipenuhi. Bila ciri pertama tadi menyatakan bahwa dalam konteks keadilan kita selalu berurusan dengan hak orang lain, maksudnya kita bisa memberikan sesuatu kepada orang lain karena rupa-rupa alasan. Kalau kita memberikan sesuatu karena alasan keadilan, kita selalu harus atau wajib memberikannya. Sedangkan kalau kita memberikan sesuatu karena alasan lain, kita tidak wajib memberikannya. Misalnya kita memberikan minum kepada tamu untuk menghormati dia, kita tidak wajib memberikannya. Namun bila kita memberikan sesuatu karena alasan keadilan, kita harus memberikannya. Sebagai contoh majikan harus memberikan gaji yang adil kepada karyawan. 3. keadilan menurut persamaan (equality). Atas dasar keadilan, kita harus memberikan kepada setiap orang apa yang menjadi milik haknya, tanpa kecuali. Dewi Iustitia yang memegang timbangan dalam tangannya, dalam mitologi Romawi digambarkan juga dengan matanya yang tertutup kain, sifat ini menunjukkan kepada ciri ketiga yang berarti keadilan harus dilaksanakan terhadap semua orang, tanpa melihat siapa orangnya. Pembagian Keadilan 1. Pembagian Klasik Disebut pembagian klasik karena mempunyai tradisi yang panjang. Keadilan dapat dibagi atas tiga, berkaitan dengan tiga kewajiban (atau hak) yang bisa dibedakan disini. Keadilan dapat menyangkut kewajiban individu-individu terhadap masyarakat, lalu kewajiban masyarakat terhadap individu-individu dan akhirnya kewajiban antara individu-individu satu sama lain. Tiga macam keadilan ini masing-masing disebut keadilan umum, distributif dan komutatif a. Keadilan umum (general justice) : berdasarkan keadilan ini para anggota masyarakat diwajibkan untuk memberi kepada masyarakat (secara konkret berarti: negara) apa yang menjadi haknya. Keadilan umum ini menyajikan landasan untuk paham common good (kebaikan umum atau kebaikan bersama). Karena adanya common good, kita harus menempatkan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi. b. Keadilan Distributif (distributive justice) : berdasarkan keadilan ini negara (secara konkret berarti: pemerintah) harus membagi segalanya dengan cara yang sama kepada para anggota masyarakat. Dalam bahasa Indonesia bisa dipakai nama “keadilan membagi”. Diantara hal-hal yang dibagi oleh negara kepada para warga ada hal-hal yang enak untuk didapat dan ada hal-hal yang justru tidak enak kalau kena. Sebagai contoh dalam kategori pertama dapat disebut: perlindungan hukum, tanda kehormatan, tunjangan bulanan untuk veteran, dan sebagainya. Contoh untuk kategori kedua adalah kewajiban kerja bakti, ikut dalam ikut dalam siskamling, besar kecilnya beban pajak, dan sebagainya. Tidak adil bila pemimpin masyarakat mempraktekkan “pilih kasih” dalam membagi hal-hal yang enak maupun tidak enak itu. Tidak adil, bila pemerintah mengistimewakan orang- orang tertentu yang tidak mempunyai hak-hak khusus. c. Keadilan Komutatif (commutative justice) : berdasarkan keadilan ini setiap orang harus memberikan kepada orang lain apa yang menjadi haknya. Hal itu berlaku pada taraf individual maupun sosial. Bukan saja individu satu harus memberikan haknya kepada individu lain, melainkan juga kelompok satu kepada kelompok lain. Keadilan komutatif dilanggar antara lain dengan mencuri, tidak
  • 4. mengembalikan apa yang dipinjam, melukai atau membunuh seseorang. Mengapa? Karena dengan semua perbuatan itu kita mengambil apa yang menjadi hak seseorang. Misalnya, dengan membunuh seseorang kita mengambil haknya, yaitu hak atas kehidupan. 2. Pembagian Pengarang Modern Dikemukakan oleh beberapa pengarang modern tentang etika bisnis, khususnya John Broatright dan Manuel Velasquez. Mereka menandaskan bahwa pembagian itu melanjutkan pemikiran Aristoteles, diantaranya: a. Keadilan Distributif (Distributive Justice): Benefits and burdens, hal-hal yang enak untuk didapat maupun hal-hal yang menuntut pengorbanan, harus dibagi dengan adil. b. Keadilan Retributif (Retributive justice): berkaitan dengan terjadinya kesalahan. Hukuman atau denda yang diberikan kepada orang yang bersalah haruslah bersifat adil. Dan syarat yang harus dipenuhi agar hukuman dapat dinilai adil adalah (a) orang atau instansi yang dihukum harus tahu apa yang dilakukan dilakukannya dan harus dilakukannya dengan bebas. Jadi, syaratnya ialah kesengajaan dan kebebasan. (b) harus dipastikan bahwa orang yang dihukum benar-benar melakukan perbuatan yang salah dan kesalahannya harus dibuktikan dengan meyakinkan. (c) hukuman harus konsisten dan proporsional dengan pelanggaran yang dilakukan. Syarat konsistensi terpenuhi jika selalu diambil tindakan terhadap suatu pelanggaran dan jika semua pelanggar dikenakan hukumamn yang sama. Syarat proporsional terpenuhi jika hukuman atau denda yang ditetapkan tidak melebihi kerugian yang diakibatkan. 3. Keadilan Individual dan Keadilan Sosial Dua macam keadilan ini berbeda karena pelaksanaannya yang berbeda, pelaksanaan keadilan individual tergantung pada kemauan atau keputusan satu orang (atau bisa juga beberapa orang) saja. Dalam pelaksanaan keadilan sosial, satu orang atau beberapa orang saja tidak berdaya. Pelaksanaan keadilan sosial tergantung pada struktur-struktur masyarakat di bidang sosial-ekonomi, politik, budaya dan sebagainya. Keadilan sosial tak terlaksana jika struktur-struktur masyarakat tidak memungkinkan. Keadilan sosial terlaksana bila hak-hak sosial terpenuhi. Keadilan individual terlaksana bila hak-hak indiviual terpenuhi. Tetapi perlu diakui keadilan individual seringkali dapat dilaksanakan dengan sempurna. Karena kompleksitas masyarakat modern, keadilan sosial tidak pernah dapat dilaksanakan dengan sempurna. Keadilan Distributif pada Khususnya Dalam teori etika modern, sering disebut dua macam prinsip untuk keadilan distributif : 1. Prinsip Formal Prinsip formal menyatakan bahwa kasus-kasus yang sama harus diperlakukan dengan cara yang sama, dan sebaliknya. Prinsip ini menolak perlakuan pilih kasih, pandang bulu, atau memihak dengan cara berat sebelah sebagai tidak adil. 2. Prinsip Material Prinsip-prinsip material keadilan distributif melengkapi prinsip formal. Prinsip- prinsip material menunjuk pada salah satu aspek relevan yang bisa menjadi dasar
  • 5. untuk membagi dengan adil hal-hal yang dicari oleh berbagai orang. Prinsip keadilan distributif terwujud dengan beberapa prinsip material menurut Beauchamp dan Bowie: a. Kepada setiap orang bagian yang sama; b. Kepada setiap orang sesuai dengan kebutuhan individualnya; c. Kepada setiap orang sesuai dengan haknya; d. Kepada setiap orang sesuai dengan usaha indivisualnya; e. Kepada setiap orang sesuai dengan kontribusinya kepada masyarakat; f. Kepada setiap orang sesuai dengan jasanya (merit). Berdasarkan prinsip-prinsip material ini telah dibentuk beberapa teori keadilan distributif. Tiga macam teori tersebur adalah: a. Teori Egalitarianisme Teori ini didasarkan atas prinsip pertama, mereka berpendapat bahwa kita baru membagi dengan adil, bila semua orang mendapat bagian yang sama (equal). Membagi dengan adil berarti membagi rata, “sama rata sama rasa” merupakan sebuah semboyang egalitarian yang khas. Jika karena alasan apa saja tidak semua orang mendapat bagian yang sama, menurut egalitarianisme pembagian itu tidak adil betul. b. Teori Sosialistis Teori sosialistis tentang keadilan distributif memilih prinsip kebutuhan sebagai dasarnya. Menurut mereka masyarakat diatur dengan adil, jika kebutuhan semua warganya terpenuhi, seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan. Perlu diakui, kebutuhan dan kemampuan memang tidak boleh diabaikan dalam melaksanakan keadilan distributif. Terutama dengan adanya dua macam kritik, yang pertama, jika kebutuhan dijadikan satu- satunya kriteria untuk melaksanakan keadilan di bidang penggajian, para pekerja tidak akan merasa bermotivasi untuk bekerja keras. Gaji atau upah yang diperoleh sudah dipastikan sebelum orang mulai bekerja, karena kebutuhannya sudah jelas. Yang kedua menyangkut kemampuan sebagai satu-satu nya alasan untuk membagi pekerjaan. Terutama dalam sosialisme komunistis yang totaliter, prinsip ini mengakibatkan orang yang berkemampuan harus menerima saja bila negara membagi pekerjaan kepadanya. Cara mempraktekan keadilan distributif ini mengabaikan hak seseorang untuk memilih profesinya sendiri. c. Teori Liberalistis Liberalisme justru menolak pembagian atas dasar kebutuhan sebagai tidak adil. Karena manusia adalah makhluk bebas, kita harus membagi menurut usaha-bebas dari individu-individu bersangkutan. Yang tidak berusaha tidak mempunyai hak pula untuk memperoleh sesuatu. Liberalisme menolak sebagai sangat tidak etis sikap free rider : benalu yang menumpang pada usaha orang lain tanpa mengeluarkan air keringat sendiri. Orang seperti itu tidak mengakui hak sesamanya untuk menikmati hasil jerih payahnya. Dalam teori liberalistis tentang keadilan distributif digarisbawahi pentingnya dari prinsip hak, usaha tapi secara khusus prinsip jasa atau prestasi.
  • 6. John Rawls tentang Keadilan Distributif John Rawis dilahirkan di Baltimore, Maryland Amerika Serikat, tahun 1921. pendidikannya di bidang ekonomi dan filsafat. Sesuai dengan perang dunia II ia mengajar sebagai profesor filsafat berturut-turut di Universitas Priceton, Universitas Cornell dan Massachusets Institute of Technology. Dari tahun 1962 ia akan mengajarkan di Universitas Hervard sampai memasuki masa pensiunnya Bukunya yang termasyhur berjudul A Theory of Justice (1971) salah satu buku filsafat dari abad ke 20 yang paling banyak ditanggapi dan akan dikomentari, bukan saja kalangan filsafat. Yang ditanggapi dan akan dikomentari bukan saja kalangan filsafat melainkan juga diluarnya seperti para ahli ekonomi dan politik. Pandangan Rawls tentang keadilan kadang-kadang disebut egalitarianisme. Hal itu pasti tidak boleh dimengerti dalam arti egalitarianisme radikal. Tetapi titik tolaknya memang egalitarian (prinsip material pertama). Rawls berpendapat, kita membagi dengan adil masyarakat , jika kita membagi rata, kecuali ada alasan untuk membagi dengan cara lain. Menurut Rawls, masalah keadilan distributif hanya muncul berkaitan dengan apa yang tergantung pada kemauan manusia. Dimana manusia tidak bisa berpengaruh, disitu juga tidak mungkin timbul soal keadilan. Yang harus dibagi dengan adil dalam masyarakat adalah the social primary goods (nilai-nilai sosial yang primer). Artinya, hal-hal yang sangat kita butuhkan untuk bisa hidup pantas sebagai manusia dan warga masyarakat. Menurut Rawls, yang termasuk nilai-nilai sosial adalah: 1. Kebebasan-kebebasan dasar, seperti kebebasan mengemukakan pendapat, kebebasan hati nurani dan kebebasan berkumpul, integritas pribadi dan kebabasan politik; 2. Kebebasan bergerak dan kebebasan memilih profesi; 3. Kuasa dan keuntungan yang berkaitan dengan jabatan-jabatan dan posisi-posisi penuh tanggung jawab; 4. Pendapatan dan milik; 5. Dasar-dasar sosial dari harga diri (self-respect). Robert Nozick tentang Keadilan Distributif Walaupun menjadi rekan sekerja sebagai profesor Filsafat di Universitas Hevard juga dalam pemikiran tentang keadilan Robert Nozick (1938-) bisa dilihat sebagai antipode Rawls yang terutama menjadi sasaran kritiknya adalah prinsip perbedaan dari Rawls nama Nozick menjadi terkenal karena bukunya Anarchy State and Utopia (1974) yang akan menurut pemikiran liberalitisnya tentang keadilan. Teorinya tentang keadilan distributif disebutnya “Entitlement theory” kata “Entitlement” yang mudah dialihbahasakan dengan tepat, barangkali bisa kita terjemahkan sebagai “Landasan hak” menurut Nozick kita akan memiliki sesuatu dengan adil, jika pemilikan itu berasal dari keputusan bebas yang mempunyai landasan hak. Disini ada tiga kemungkinan yang akan mengeluarkan tiga prinsip. Pertama prinsip “Original acquisitions” kita akan memperoleh sesuatu untuk pertama kali dengan – misalnya – memproduksi hal itu. Kedua prinsip “Transfer” kita akan memiliki sesuatu karena akan diberikan oleh orang lain. ketiga prinsip “rectifications of injustice” kita mendapatkan seuatu kembali yang dulunya kalau kita akan memiliki sesuatu dnegan adil karena landasan hak – misalnya kita akan membeli sebidang tanah atau kita dihadiahkan oleh orang lain – kita akan menjadi pemilik yang sah dan terserah pada kita saja mau diapakan milik kita itu. Nozick juga mempunyai dua keberatan mendasar terhadap prinsip-prinsip (material) keadilan distributif yang tradisional. Pertama, prinsip-prinsip itu bersifat ahistoris dan mempunyai pola yang ditentukan sebelumnya (patterned), karena tidak memperhatikan
  • 7. bagaimana pembagian itu sampai terjadi. Keberatan kedua adalah bahwa prinsip-prinsip tradisional menerapkan pada pembagian barang suatu pola yang ditentukan sebelumnya. Prinsip-prinsip itu semua bersifat “patterned”. Sepintas lalu rupanya prinsip-prinsip Rawls luput dari keberatan kedua ini karena dirumuskan dalam posisi asal (original position) , ketika semua anggota masyarakat masih sama. Tetapi menurut Nozick, prinsip perbedaan Rawls terkena juga keberatan kedua ini, karena menurut pendapat Rawls kita dalam posisi asal harus memihak pada mereka yang minimal beruntung dengan demikian kebebasan dilanggar. Kesimpulan Nozick adalah bahwa keadilan ditegakkan, jika diakui bakat-bakat dan sifat-sifat pribadi beserta segala konsekuensinya(seperti hasil kerja) sebagai satu- satunya landasan hak (entitlement). Keadilan Ekonomis Dipandang dari perspektif sejarah, pengertian “keadilan ekonomis” tidak selalu mendapat perhatian yang sama. Dalam zaman modern keadilan ekonomis tidak banyak diperhatikan, sampai muncul lagi dengan kuatnya sekitar pertengahan abad ke-19 dan berperan penting dalam demokrasi-demokrasi parlementer sepanjang abad ke-20. Bila kita bicara tentang keadilan ekonomis, secara konkret kita sebenarnya lebih banyak membahas ketidakadilan ekonomis, sebab pada kenyataannya kita soroti keadaan atau aspek-aspek masyarakat yang tidak adil. Perhatian untuk keadilan secara konkret mengambil bentuk mengusahakan perbaikan dari keadaan tidak adil. Orang modern yakin akan mendesaknya usaha itu, karena seperti dikatakan Immanuel Kant –jauh lebih banyak orang menderita akibat ketidakadilan daripada akibat bencana alam. Ketidak adilan yang disebabkan oleh ulah manusia, dan karenanya harus diperbaiki juga oleh manusia. Keadilan harus berperan pada tahap sosial maupun individual. Juga dalam konteks ekonomi dan bisnis. Keadilan ekonomis harus diwujudkan dalam masyarakat, tetapi keadilan merupakan juga keutamaan yang harus dimiliki oleh pelaku bisnis secara pribadi. Pebisnis pun tidak merupakan homo- economicus saja, manusia yang hanya tertuju pada kependingan-diri yang ekonomis, manusia yang hanya memperhatikan nilai-nilai ekonomis. Supaya dapat hidup dengan baik disamping nilai-nilai ekonomis ia harus memberi tempat juga kepada nilai-nilai moral. Dan dalam konteks ekonomi dan bisnis salah satu nilai moral terpenting adalah keadilan. ___