SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
basicly peranan etika dalam bisnis pada pembahasan modul prof. hapzi ali di jabarkan:
 untuk membangun kultur bisnis yang sehat idealnya dimulai dari perumusan
etika yang akan digunakan sebagai norma perilaku sebelum aturan (hukum) perilaku dibuat
dan laksanakan atau aturan (norma) etika tersebut diwujudkan dalam bentuk aturan hukum.
 sebagai kontrol terhadap indivdu, pelaku dalam bisnis yaitu melalui penerapan kebiasaan
atau budaya moral atas pemahaman dan penghayatan nilai-nilai dalam prinsip moral
sebagai inti kekuatan suatu perusahaan dengan mengutamakan kejujuran,
bertanggung jawab, disiplin, berperilaku tanpa diskriminasi.
 etika bisnis hanya bisa berperan dalam suatu komunitas moral, tidak merupakan
komitmen individual sata, tetapi tercantum dalam suatu kerangka sosial.
berkaitan dengan hal tersebut sudah ada aturan yang konsen pada etika bisnis yang tertuang pada
:
1. Pasal 4, hak konsumen adalah :
Ayat 1 : “hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang
dan/atau jasa”.
Ayat 3 : “hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang
dan/atau jasa”.
2. Pasal 7, kewajiban pelaku usaha adalah :
Ayat 2 : “memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan”
3. Pasal 8
Ayat 1 : “Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barang dan/atau jasa
yang tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan dan ketentuan
peraturan perundang-undangan”
Ayat 4 : “Pelaku usaha yang melakukan pelanggaran pada ayat (1) dan ayat (2) dilarang
memperdagangkan barang dan/atau jasa tersebut serta wajib menariknya dari peredaran”
4. Pasal 19 :
Ayat 1 : “Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencemaran,
dan/atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang dan/atau jasa yang dihasilkan atau
diperdagangkan”
Ayat 2 : “Ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa pengembalian uang atau
penggantian barang dan/atau jasa yang sejenis atau setara nilainya, atau perawatan kesehatan
dan/atau pemberian santunan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku”
Ayat 3 : “Pemberian ganti rugi dilaksanakan dalam tenggang waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal
transaksi”
Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen Jouurnal (1988),
memberikan tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :
a)Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu,
dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-
besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya
serendah-rendahnya.
b) Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak
dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari
apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
c) Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan
bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun
secara kelompok.
pada saat ini pun penerapan dari pasal-pasal tersebut belumlah berjalan dengan baik , contoh
simpelnya ketika saya berbelanja barang online , barang yang saya lihat di akun online tersebut
tidak sesuai dengan barang yang saya terima. ketika saya mau return terhadap barang tersebut
sudah tidak bisa dengan berbagai macam alasan.
pelanggaran etika pertama adalah ketidak sesuaian barang yang ditawarkan dengan barang yang
diterima. pelanggaran kedua adalah hak konsumen untuk menukara barang yang tidak sesuai
pesanan yang di tolak. pelanggaran ketiga adalah tidak adanya kontrol dari pemerintah dalam
menjaga standarisasi produk-produk yang dijual secara public, secara umum banyak produk
bebas standarisasi yang sampai ketangan konsumen.
Daftar Pustaka :
Modul Business Ethic and Good Governance (TM3) ; Prof. Hapzi Ali
https://rizkiamaliafebriani.wordpress.com/2013/12/03/pasal-pasal-mengenai-etika-bisnis/
A. SEKILAS TEORI ETIKA
Etika bisnis adalah penerapan prinsip-prinsip etika yang umum pada suatu wilayah perilaku
manusia yang khusus yaitu kegiatan ekonomi dan bisnis. Secara konkret teori etika sering
difokuskan pada perbuatan baik dan buruk. Perbuatan baik adalah baik dari sudut moral, bukan
dari sudut teknis atau sebagainya.
Teori etika dapat membantu kita untuk menilai keputusan etis. Teori etika menyediakan kerangka
yang memungkinkan kita memastikan benar tidaknya keputusan moral kita. Suatu teori etika
membantu kita untuk mengambil keputusan moral yang tahan uji, jika ditanyakan tentang
dasarnya. Dalam kasus ini kita akan membahas teori tentang etika bisnis.
I. UTILITARISME
Utilitarisme berasal dari bahasa latin utilis yang berarti “ bermanfaat”. Menurut teori ini,
suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja
satu dua orang saja melainkan masyarakat keseluruhan. Dalam rangka pemikiran Utilitarisme,
criteria untuk menentukan baik buruknya suatu perbuatan adalah the greatest happiness of the
greatest number “ kebahagian terbesar dari jumlah orang terbesar”.
Contoh dalam kasus, kenapa melestarikan lingkungan hidup merupakan tanggung jawab
moral kita? Utilitarisme menjawab: karena hal ini membawa manfaat paling besar bagi umat
manusia sebagai keseluruhan, termasuk juga pada generasi sesudahnya.
Teori Utilitarisme cocok sekali dengan pemikiran ekonomis, yaitu cost-benefit analysis yang
banyak dipakai dalam konteks ekonomi. Sedangkan dalam konteks bisnis dengan melihat untung
dan rugi atau kredit dan debet.
Teori Utilitarisme juga menekan pentingnya konsekuensi perbuatan dalam menilai baik
buruknya. Kualitas moral suatu perbuatan baik buruknya tergantung pada konsekuensi atau akibat
yang dibawa olehnya. Jika suatu perbuatan mengakibatkan manfaat paling besar, artinya paling
memajukan kemakmuran, kesejahteraan, kebahagian masyarakat, maka perbuatan ini adalah baik.
Sebaliknya jika perbuatan membawa lebih banyak kerugian daripada manfaat, perbuatan ini harus
dinilai buruk.
Utilitarisme disebut juga sebagai teori teleologis ( dalam yunani telos= tujuan), karena
menurut teori ini kualitas etis suatu perbuatan diperoleh dengan dicapainya tujuan perbuatan.
Perbuatan yang memang bermaksud baik tetapi tidak menghasilkan apa-apa, menurut Utilitarisme
tidak pantas disebut baik. Salah satu contoh: menepati janji, berkata benar, atau menghormati hak
orang lain adalah baik karena hasil baik yang dicapai dengannya, bukan karena suatu sifat internal
dari perbuatan-perbuatan tersebut. Sedangkan mengingkari janji, berbohong dan mencuri adalah
perbuatan buruk karena akibat buruk yang dibawakannya, bukan karena sifat buruk dari perbuatan
itu. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa
menurut paham utilitarianisme, bisnis adalah etis apabila kegiatan yang dilakukannya
dapat memberikan sebesar besarnya manfaat pada konsumen dan masyarakat. Jadi, kebijaksanaan
atau tindakan bisnis yang baik adalah kebijakan yang menghasilkan berbagai hal yang baik, bukan
sebaliknya menimbulkan kerugian.
Kritik terhadap teori Utilitarisme, dimana tidak berhasil dalam dua paham etis yaitu
keadilan dan hak. Sebagai contoh, jika suatu perbuatan membawa manfaat sebesar-besarnya untuk
orang banyak, maka menurut Utilitarisme perbuatan itu dianggap baik. Akan tetapi bagaimana
kalau perbuatan tersebut serentak tidak adil bagi suatu kelompok tertentu atau melanggar hak
beberapa orang? Apakah perbuatan tersebut bernilai baik. Hal ini juga terlihat dalam manfaat
bisnis yang mengutamakan kepentingan masyarakat luas merupakan sebuah konsep bernilai tinggi
sehingga dalam praktek bisnis sesungguhnya dapat menimbulkan kesulitan bagi pelaku bisnis
secara signifikan. Pebisnis dengan level intelektual dan moralitas rendah akan sulit menentukan
prioritas mana yang akan didahulukan apakah itu kepentingan konsumen, masyarakat, karyawan
atau diri pebisnis sendiri. Bila hal tersebut terjadi maka tingkat peradaban pebisnis disuatu wilayah
tersebut masih rendah sehingga sulit menentukan kepentingan siapa akan didahulukan untuk
membentuk penciptaan keuntungan sekaligus memperoleh kesejahteraan masyarakat.
Jalan keluar untuk kasus di atas, beberapa Utilitaris mengusulkan untuk membedakan dua macam
Utilitarisme yaitu:
1) Utilitarisme perbuatan (act Utilitarisnism)
Disini, prinsip dasar Utilitarisnisme (manfaat terbesar bagi sejumlah orang banyak)
diterapkan pada perbuatan. Dipakai untuk menilai kualitas moral suatu perbuatan.
2) Utilitarisme aturan ( rule Utilitarisnism)
Prinsip dasar dari Utilitarisnisme tidak harus diterapkan atas perbuatan yang kita lakukan,
melainkan atas aturan moral yang kita terima bersama dalam masyarakat sebagai pegangan
bagi perilaku kita.
II. DEONTOLOGI
Istilah “deontology” berasal dari kata yunani deon yang berarti kewajiban. Yang menjadi
dasar bagi baik buruknya perbuatan adalah kewajiban. Konsekuensi perbuatan dalam hal ini tidak
boleh menjadi pertimbangan. Perbuatan tidak pernah menjadi baik karena hasilnya baik,
melainkan hanya karena wajib dilakukan. Jika kita lihat orang beragama berpegang pada pendirian
deontology ini. Untuk pertanyaan mengapa perbuatan ini baik dan perbuatan lain adalah buruk,
orang beragama menjawab: karena diperintahkan atau dilarang oleh tuhan.
Sedangkan menurut Kant, mengatakan suatu perbuatan adalah baik jika dilakukan karena
harus dilakukan atau dengan kata lain jika dilakukan karena kewajiban.
Jika dilihat konsep deontology berbeda dengan konsep utilitarisme. Utilitarisme mementingkan
konsekuensi perbuatan, sedangkan bagi deontology konsekuensi perbuatan tidak berperanan sama
sekali.
III. TEORI HAK
Teori hak paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau
perilaku. Teori hak merupakan suatu aspek dari teori deantologi, karena hak berkaitan dengan
kewajiban. Sehingga dapat dikatakan bahwa hak dan kewajiban bagaikan dua sisi mata uang logam
yang sama. Teori hak sangat cocok dengan pemikiran demokratis, yaitu hak didasarkan atas
martabat manusia dan martabat manusia itu sama. Entah seseorang itu kaya atau miskin, atau
dalam keadaan ekonomis yang sedang, dari segi martabatnya tidak ada perbedaan dan akibatnya
ia tidak boleh diperlakukan dengan cara berbeda.
Menurut kant sebagai orang yang meletakkan dasar filosofis untuk deontology,
menyatakan bahwa manusia merupakan suatu tujuan pada dirinya, karena itu manusia selalu harus
dihormati sebagai suatu tujuan sendiri dan tidak pernah boleh diperlakukan semata-mata sebagai
sarana demi tercapainya suatu tujuan lain.
Teori hak dalam etika bisnis, diterapkan lebih utama pada karyawan dengan menonjolkan
hak karyawan terhadap perusahaan. Karyawan mempunyai hak atas gaji adil, atau lingkungan
kerja yang sehat dan aman, dan seterusnya. Disamping itu teori hak juga diterapkan pada
konsumen, dimana konsumen berhak atas produk yang sehat serta aman dan sesuai dengan
harapannya .
IV. TEORI KEUTAMAAN
Menurut teori sebelumnya, baik buruknya perilaku manusia berdasarkan suatu prinsip atau
norma, kalau sesuai dengan norma, maka perbuatan tersebut adalah baik, dan kalau tidak sesuai,
perbuatan adalah buruk. Dalam konteks utilitarisme, suatu perbuatan adalah baik, jika membawa
kesenangan sebesar-besarnya bagi jumlah orang banyak. Dalam konsep deontology, suatu
perbuatan adalah baik, jika sesuai dengan prinsip. Namun menurut teori hak, perbuatan adalah
baik jika sesuai dengan hak manusia. Dan kesemua teori ini didasarkan atas prinsip (rule based).
Teori terakhir adalah teori keutamaan (virtue), yang memandang sikap atau akhlak seseorang.
Tidak ditanyakan: apakah suatu perbuatan tertentu adil, atau jujur atau murah hati, melainkan
apakah orang tersebut bersikap adil, jujur, murah hati dan sebagainya.
Keutamaan didefinisikan sebagai disposisi watak yang telah diperoleh seseorang dan
memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara moral. Seseorang adalah orang yang baik,
jika memiliki keutamaan. Hidup yang baik adalah hidup menurut keutamaan. Ada banyak
keutamaan dan semua keutamaan tidak sama pentingnya untuk setiap orang atau setiap bidang
kegiatan. Solomon membedakan keutamaan untuk pelaku bisnis individu dan keutamaan pada
taraf perusahaan. Keutamaan yang harus menandai pebisnis perorangan diantaranya: kejujuran,
fairness, kepercayaan, dan keuletan.
1) Keutamaan pertama: kejujuran. Orang yang mempunyai keutamaan kejujuran tidak
akan berbohong atau menipu dalam transaksi bisnis. Salah satu contohnya: pedagang
mobil bekas tidak jujur, bila ia mengatakan bahwa mesin mobil baru direvisi, padahal
revisi itu tidak pernah terjadi atau bila ia mempermainkan penghitung kilometer. Tentu
saja sipembeli harus kritis sebelum membeli. Setiap pembelian atau transaksi
mengandung resiko bahwa produk yang dibeli tidak seperti yang kita harapkan. Karena
itu perlu kita periksa dulu, sebelum pembelian menjadi final.
Kejujuran menuntut adanya keterbukaan dan kebenaran. Jika mitra bisnis ingin
bertanya, pebisnis yang jujur selalu bersedia memberi keterangan. Namun keterbukaan
itu tidak berarti si pebisnis harus membuka segala kartunya.
2) Keutamaan kedua, fairness atau “keadilan”. Fairness adalah kesediaan untuk
memberikan untuk memberikan apa yang wajar kepada semua orang dan dengan
“wajar” dimaksudkan apa yang bisa disetujui oleh semua pihak yang terlibat dalam
suatu transaksi. Insider trading adalah contoh cara berbisnis yang tidak fair. Yaitu
menjual saham atau membeli saham berdasarkan informasi dari dalam yang tidak
tersedia bagi umum.
3) Keutamaan ketiga, kepercayaan. Pebisnis yang memiliki keutamaan ini, bersedia untuk
menerima mitranya sebagai orang yang bisa diandalkan. Ada beberapa cara untuk
mengamankan kepercayaan, salah satunya adalah memberikan garansi dan jaminan.
Bila perdagangan mobil bekas adalah salah satu sector yang dicurigai, bisnis ini bisa
memberi garansi satu tahun untuk setiap mobil yang dijualnya, guna menciptakan
kepercayaan.
4) Keutamaan keempat adalah keuletan. Keuletan dalam bisnis cukup dekat dengan
keutamaan lebih umum yang disebut “ keberanian moral”.
Keutamaan lain yang perlu diterapkan dalam aktivitas bisnis diantaranya: keramahan, loyalitas,
kehormatan dan rasa malu. Keramahan tidak merupakan taktik saja dalam memikat para
pelanggan, tetapi menyangkut inti kehidupan dalam bisnis itu sendiri. Bagaimanapun juga bisnis
selalu mempunyai segi melayani sesama manusia. Loyalitas berarti bahwa karyawan tidak bekerja
semata-mata untuk mendapatkan gaji, tetapi mempunyai juga komitmen yang tulus dengan
perusahaan. Kehormatan adalah keutamaan yang membuat karyawan menjadi peka terhadap suka
dan duka serta sukses dan kegagalan perusahaan. Nasib perusahaan dirasakan sebagai nasibnya
sendiri. Ia merasa bangga, bila kinerja perusahaan bagus. Sebaliknya rasa malu membuat karyawan
solider dengan kesalahan perusahaan. Walaupun ia sendiri barangkali tidak salah , ia merasa malu
juga karena perusahaannya salah.
Daftar Pustaka :
Bertens, K. 2009. Pengantar Etika Bisnis. Yogyakarta: Kanisius,
Keraf, Sonny. 1998. Etika Bisnis : Tuntutan dan Relivansinya. Yogyakarta : Kanisius

More Related Content

What's hot

Be&gg,randy soulisa,hapziali,philosophicalethicsandbusiness,universitasme...
Be&gg,randy soulisa,hapziali,philosophicalethicsandbusiness,universitasme...Be&gg,randy soulisa,hapziali,philosophicalethicsandbusiness,universitasme...
Be&gg,randy soulisa,hapziali,philosophicalethicsandbusiness,universitasme...Randy Soulisa
 
Etika Bisnis, Konsep, Teori, Kasus, dan Penerapan
Etika Bisnis, Konsep, Teori, Kasus, dan PenerapanEtika Bisnis, Konsep, Teori, Kasus, dan Penerapan
Etika Bisnis, Konsep, Teori, Kasus, dan PenerapanBasyarAlAddar1
 
RESUME: Etika Bisnis – Tuntutan dan Relevansinya
RESUME: Etika Bisnis – Tuntutan dan RelevansinyaRESUME: Etika Bisnis – Tuntutan dan Relevansinya
RESUME: Etika Bisnis – Tuntutan dan RelevansinyaBasyarAlAddar1
 
BE&GG, Ruslan, Hapzi Ali, Ethical Decision Making Employer Responsibilities a...
BE&GG, Ruslan, Hapzi Ali, Ethical Decision Making Employer Responsibilities a...BE&GG, Ruslan, Hapzi Ali, Ethical Decision Making Employer Responsibilities a...
BE&GG, Ruslan, Hapzi Ali, Ethical Decision Making Employer Responsibilities a...Ruslan -
 
BE&GG, Ruslan, Hapzi Ali, Philosophical Ethics and Business, Universitas Merc...
BE&GG, Ruslan, Hapzi Ali, Philosophical Ethics and Business, Universitas Merc...BE&GG, Ruslan, Hapzi Ali, Philosophical Ethics and Business, Universitas Merc...
BE&GG, Ruslan, Hapzi Ali, Philosophical Ethics and Business, Universitas Merc...Ruslan -
 
BE & GG, Indra Sigit Anggita, Hapzi Ali, corporate social responsibility, Uni...
BE & GG, Indra Sigit Anggita, Hapzi Ali, corporate social responsibility, Uni...BE & GG, Indra Sigit Anggita, Hapzi Ali, corporate social responsibility, Uni...
BE & GG, Indra Sigit Anggita, Hapzi Ali, corporate social responsibility, Uni...PT. PLN (Persero)
 
10, sm, istiqmal fajar d, hapzi ali, business eticks, csr, dan risk manage...
10,  sm,  istiqmal fajar d,  hapzi ali, business eticks, csr, dan risk manage...10,  sm,  istiqmal fajar d,  hapzi ali, business eticks, csr, dan risk manage...
10, sm, istiqmal fajar d, hapzi ali, business eticks, csr, dan risk manage...istiqmalfajar
 
BE & GG, Warinah, Hapzi Ali, Implementation Ethics & Business, Universitas Me...
BE & GG, Warinah, Hapzi Ali, Implementation Ethics & Business, Universitas Me...BE & GG, Warinah, Hapzi Ali, Implementation Ethics & Business, Universitas Me...
BE & GG, Warinah, Hapzi Ali, Implementation Ethics & Business, Universitas Me...warinah warinah
 
CONSUMERLOGY ETHICS
CONSUMERLOGY ETHICSCONSUMERLOGY ETHICS
CONSUMERLOGY ETHICSNajla Q
 
3,BE&GG, Maksi Prima Dewi, Hapzi Ali, Ethics and Business,Environmental Ethic...
3,BE&GG, Maksi Prima Dewi, Hapzi Ali, Ethics and Business,Environmental Ethic...3,BE&GG, Maksi Prima Dewi, Hapzi Ali, Ethics and Business,Environmental Ethic...
3,BE&GG, Maksi Prima Dewi, Hapzi Ali, Ethics and Business,Environmental Ethic...MaksiPrimaDewi
 
Bab i etika tanggung jwb bisnis oleh stephanie tepp S1 akuntansi A UNJ 2016
Bab i etika tanggung jwb bisnis oleh stephanie tepp S1 akuntansi A UNJ 2016Bab i etika tanggung jwb bisnis oleh stephanie tepp S1 akuntansi A UNJ 2016
Bab i etika tanggung jwb bisnis oleh stephanie tepp S1 akuntansi A UNJ 2016stephaniejessey
 
1, be & gg, beny adhi, hapzi ali, concepts and theories of business ethic...
1, be & gg, beny adhi, hapzi ali, concepts and theories of business ethic...1, be & gg, beny adhi, hapzi ali, concepts and theories of business ethic...
1, be & gg, beny adhi, hapzi ali, concepts and theories of business ethic...beny adhi
 

What's hot (19)

Etika bisnis pdf
Etika bisnis pdfEtika bisnis pdf
Etika bisnis pdf
 
E t i k a, mm1
E t i k a, mm1E t i k a, mm1
E t i k a, mm1
 
Be&gg,randy soulisa,hapziali,philosophicalethicsandbusiness,universitasme...
Be&gg,randy soulisa,hapziali,philosophicalethicsandbusiness,universitasme...Be&gg,randy soulisa,hapziali,philosophicalethicsandbusiness,universitasme...
Be&gg,randy soulisa,hapziali,philosophicalethicsandbusiness,universitasme...
 
etika utilitarianisme
etika utilitarianismeetika utilitarianisme
etika utilitarianisme
 
Bab vii
Bab viiBab vii
Bab vii
 
Etika Bisnis, Konsep, Teori, Kasus, dan Penerapan
Etika Bisnis, Konsep, Teori, Kasus, dan PenerapanEtika Bisnis, Konsep, Teori, Kasus, dan Penerapan
Etika Bisnis, Konsep, Teori, Kasus, dan Penerapan
 
RESUME: Etika Bisnis – Tuntutan dan Relevansinya
RESUME: Etika Bisnis – Tuntutan dan RelevansinyaRESUME: Etika Bisnis – Tuntutan dan Relevansinya
RESUME: Etika Bisnis – Tuntutan dan Relevansinya
 
Bab ix
Bab ixBab ix
Bab ix
 
BE&GG, Ruslan, Hapzi Ali, Ethical Decision Making Employer Responsibilities a...
BE&GG, Ruslan, Hapzi Ali, Ethical Decision Making Employer Responsibilities a...BE&GG, Ruslan, Hapzi Ali, Ethical Decision Making Employer Responsibilities a...
BE&GG, Ruslan, Hapzi Ali, Ethical Decision Making Employer Responsibilities a...
 
BE&GG, Ruslan, Hapzi Ali, Philosophical Ethics and Business, Universitas Merc...
BE&GG, Ruslan, Hapzi Ali, Philosophical Ethics and Business, Universitas Merc...BE&GG, Ruslan, Hapzi Ali, Philosophical Ethics and Business, Universitas Merc...
BE&GG, Ruslan, Hapzi Ali, Philosophical Ethics and Business, Universitas Merc...
 
Etika bisnis baru
Etika bisnis baruEtika bisnis baru
Etika bisnis baru
 
BE & GG, Indra Sigit Anggita, Hapzi Ali, corporate social responsibility, Uni...
BE & GG, Indra Sigit Anggita, Hapzi Ali, corporate social responsibility, Uni...BE & GG, Indra Sigit Anggita, Hapzi Ali, corporate social responsibility, Uni...
BE & GG, Indra Sigit Anggita, Hapzi Ali, corporate social responsibility, Uni...
 
10, sm, istiqmal fajar d, hapzi ali, business eticks, csr, dan risk manage...
10,  sm,  istiqmal fajar d,  hapzi ali, business eticks, csr, dan risk manage...10,  sm,  istiqmal fajar d,  hapzi ali, business eticks, csr, dan risk manage...
10, sm, istiqmal fajar d, hapzi ali, business eticks, csr, dan risk manage...
 
BE & GG, Warinah, Hapzi Ali, Implementation Ethics & Business, Universitas Me...
BE & GG, Warinah, Hapzi Ali, Implementation Ethics & Business, Universitas Me...BE & GG, Warinah, Hapzi Ali, Implementation Ethics & Business, Universitas Me...
BE & GG, Warinah, Hapzi Ali, Implementation Ethics & Business, Universitas Me...
 
CONSUMERLOGY ETHICS
CONSUMERLOGY ETHICSCONSUMERLOGY ETHICS
CONSUMERLOGY ETHICS
 
3,BE&GG, Maksi Prima Dewi, Hapzi Ali, Ethics and Business,Environmental Ethic...
3,BE&GG, Maksi Prima Dewi, Hapzi Ali, Ethics and Business,Environmental Ethic...3,BE&GG, Maksi Prima Dewi, Hapzi Ali, Ethics and Business,Environmental Ethic...
3,BE&GG, Maksi Prima Dewi, Hapzi Ali, Ethics and Business,Environmental Ethic...
 
Bab i etika tanggung jwb bisnis oleh stephanie tepp S1 akuntansi A UNJ 2016
Bab i etika tanggung jwb bisnis oleh stephanie tepp S1 akuntansi A UNJ 2016Bab i etika tanggung jwb bisnis oleh stephanie tepp S1 akuntansi A UNJ 2016
Bab i etika tanggung jwb bisnis oleh stephanie tepp S1 akuntansi A UNJ 2016
 
1, be & gg, beny adhi, hapzi ali, concepts and theories of business ethic...
1, be & gg, beny adhi, hapzi ali, concepts and theories of business ethic...1, be & gg, beny adhi, hapzi ali, concepts and theories of business ethic...
1, be & gg, beny adhi, hapzi ali, concepts and theories of business ethic...
 
Softskill minggu 7
Softskill minggu 7Softskill minggu 7
Softskill minggu 7
 

Similar to BE&GG, Nuriman Novianto, Prof. Hapzi Ali, philosophical ethics and business, universitas mercu buana 2017

10, sm, marlia yusdarti, hapzi ali, business ethics, csr, risk management , u...
10, sm, marlia yusdarti, hapzi ali, business ethics, csr, risk management , u...10, sm, marlia yusdarti, hapzi ali, business ethics, csr, risk management , u...
10, sm, marlia yusdarti, hapzi ali, business ethics, csr, risk management , u...lia_auriga
 
9,be gg, ditta ayu anggraini, hapzi ali, corporate ethics rights, privileges,...
9,be gg, ditta ayu anggraini, hapzi ali, corporate ethics rights, privileges,...9,be gg, ditta ayu anggraini, hapzi ali, corporate ethics rights, privileges,...
9,be gg, ditta ayu anggraini, hapzi ali, corporate ethics rights, privileges,...dittaayua
 
10, sm, maharani gustianingtyas, hapzi ali, strategic management, business et...
10, sm, maharani gustianingtyas, hapzi ali, strategic management, business et...10, sm, maharani gustianingtyas, hapzi ali, strategic management, business et...
10, sm, maharani gustianingtyas, hapzi ali, strategic management, business et...MaharaniGustianingty
 
Be & gg, ade, hapzi ali, ethics and business, philosopphical and business...
Be & gg, ade, hapzi ali, ethics and business, philosopphical and business...Be & gg, ade, hapzi ali, ethics and business, philosopphical and business...
Be & gg, ade, hapzi ali, ethics and business, philosopphical and business...adecaswito
 
10, sm, agus daman, hapzi ali, business ethics, csr, risk management , unive...
10, sm, agus daman, hapzi ali, business ethics, csr, risk management  , unive...10, sm, agus daman, hapzi ali, business ethics, csr, risk management  , unive...
10, sm, agus daman, hapzi ali, business ethics, csr, risk management , unive...Agus Daman
 
Be & gg, ade, hapzi ali, ethics and business, philosophical and business,...
Be & gg, ade, hapzi ali, ethics and business, philosophical and business,...Be & gg, ade, hapzi ali, ethics and business, philosophical and business,...
Be & gg, ade, hapzi ali, ethics and business, philosophical and business,...adecaswito
 
10, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Business Ethics, CSR, and Risk Manag...
10, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Business Ethics, CSR, and Risk Manag...10, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Business Ethics, CSR, and Risk Manag...
10, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Business Ethics, CSR, and Risk Manag...AkfikaRizkySabilla
 
Analisis etika per makanan
Analisis etika per makananAnalisis etika per makanan
Analisis etika per makanansusanti daly
 
be gg. royhan jamaan, hapzi ali, corporate ethic rights, privileges, problem ...
be gg. royhan jamaan, hapzi ali, corporate ethic rights, privileges, problem ...be gg. royhan jamaan, hapzi ali, corporate ethic rights, privileges, problem ...
be gg. royhan jamaan, hapzi ali, corporate ethic rights, privileges, problem ...Royhan Jamaan
 
Be gg, novri yanto, hapzi ali, regulatory framework, rules and enforcement, u...
Be gg, novri yanto, hapzi ali, regulatory framework, rules and enforcement, u...Be gg, novri yanto, hapzi ali, regulatory framework, rules and enforcement, u...
Be gg, novri yanto, hapzi ali, regulatory framework, rules and enforcement, u...Novri Yanto
 
Business ethic csr risk management. UMB. 2019
Business ethic csr risk management. UMB. 2019Business ethic csr risk management. UMB. 2019
Business ethic csr risk management. UMB. 2019Donna Wibiananda Suryaman
 
BE & GG, Yosua Mickel Tumbelaka 55116120147, Hapzi Ali, Ethical Decision Maki...
BE & GG, Yosua Mickel Tumbelaka 55116120147, Hapzi Ali, Ethical Decision Maki...BE & GG, Yosua Mickel Tumbelaka 55116120147, Hapzi Ali, Ethical Decision Maki...
BE & GG, Yosua Mickel Tumbelaka 55116120147, Hapzi Ali, Ethical Decision Maki...yosua mickel
 
BE & GG, Yosua Mickel Tumbelaka 55116120147, Hapzi Ali, ETIKA BISNIS DAN IMPL...
BE & GG, Yosua Mickel Tumbelaka 55116120147, Hapzi Ali, ETIKA BISNIS DAN IMPL...BE & GG, Yosua Mickel Tumbelaka 55116120147, Hapzi Ali, ETIKA BISNIS DAN IMPL...
BE & GG, Yosua Mickel Tumbelaka 55116120147, Hapzi Ali, ETIKA BISNIS DAN IMPL...yosua mickel
 
Hannout Etika Bisnis
Hannout Etika BisnisHannout Etika Bisnis
Hannout Etika BisnisUsman Fadholy
 
BE GCG, Annisa Nurlestari, Hapzi Ali, Philosophical Ethics and Business di In...
BE GCG, Annisa Nurlestari, Hapzi Ali, Philosophical Ethics and Business di In...BE GCG, Annisa Nurlestari, Hapzi Ali, Philosophical Ethics and Business di In...
BE GCG, Annisa Nurlestari, Hapzi Ali, Philosophical Ethics and Business di In...Annisa Nurlestari
 
9, be gg, muhammad surya alam, hapzi ali,corporate ethics rights, privileges...
9, be  gg, muhammad surya alam, hapzi ali,corporate ethics rights, privileges...9, be  gg, muhammad surya alam, hapzi ali,corporate ethics rights, privileges...
9, be gg, muhammad surya alam, hapzi ali,corporate ethics rights, privileges...MuhammadSuryaAlam
 
BEGG, Cut Amanda Pravitadewi, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Philosophical...
BEGG, Cut Amanda Pravitadewi, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Philosophical...BEGG, Cut Amanda Pravitadewi, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Philosophical...
BEGG, Cut Amanda Pravitadewi, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Philosophical...Cut Amanda Pravitadewi
 
Resume etika bisnis bab 2
Resume etika bisnis bab 2Resume etika bisnis bab 2
Resume etika bisnis bab 2Teguh Wijayanto
 

Similar to BE&GG, Nuriman Novianto, Prof. Hapzi Ali, philosophical ethics and business, universitas mercu buana 2017 (20)

10, sm, marlia yusdarti, hapzi ali, business ethics, csr, risk management , u...
10, sm, marlia yusdarti, hapzi ali, business ethics, csr, risk management , u...10, sm, marlia yusdarti, hapzi ali, business ethics, csr, risk management , u...
10, sm, marlia yusdarti, hapzi ali, business ethics, csr, risk management , u...
 
Business ethics
Business ethicsBusiness ethics
Business ethics
 
9,be gg, ditta ayu anggraini, hapzi ali, corporate ethics rights, privileges,...
9,be gg, ditta ayu anggraini, hapzi ali, corporate ethics rights, privileges,...9,be gg, ditta ayu anggraini, hapzi ali, corporate ethics rights, privileges,...
9,be gg, ditta ayu anggraini, hapzi ali, corporate ethics rights, privileges,...
 
10, sm, maharani gustianingtyas, hapzi ali, strategic management, business et...
10, sm, maharani gustianingtyas, hapzi ali, strategic management, business et...10, sm, maharani gustianingtyas, hapzi ali, strategic management, business et...
10, sm, maharani gustianingtyas, hapzi ali, strategic management, business et...
 
Be & gg, ade, hapzi ali, ethics and business, philosopphical and business...
Be & gg, ade, hapzi ali, ethics and business, philosopphical and business...Be & gg, ade, hapzi ali, ethics and business, philosopphical and business...
Be & gg, ade, hapzi ali, ethics and business, philosopphical and business...
 
10, sm, agus daman, hapzi ali, business ethics, csr, risk management , unive...
10, sm, agus daman, hapzi ali, business ethics, csr, risk management  , unive...10, sm, agus daman, hapzi ali, business ethics, csr, risk management  , unive...
10, sm, agus daman, hapzi ali, business ethics, csr, risk management , unive...
 
Be & gg, ade, hapzi ali, ethics and business, philosophical and business,...
Be & gg, ade, hapzi ali, ethics and business, philosophical and business,...Be & gg, ade, hapzi ali, ethics and business, philosophical and business,...
Be & gg, ade, hapzi ali, ethics and business, philosophical and business,...
 
10, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Business Ethics, CSR, and Risk Manag...
10, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Business Ethics, CSR, and Risk Manag...10, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Business Ethics, CSR, and Risk Manag...
10, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Business Ethics, CSR, and Risk Manag...
 
Analisis etika per makanan
Analisis etika per makananAnalisis etika per makanan
Analisis etika per makanan
 
be gg. royhan jamaan, hapzi ali, corporate ethic rights, privileges, problem ...
be gg. royhan jamaan, hapzi ali, corporate ethic rights, privileges, problem ...be gg. royhan jamaan, hapzi ali, corporate ethic rights, privileges, problem ...
be gg. royhan jamaan, hapzi ali, corporate ethic rights, privileges, problem ...
 
Be gg, novri yanto, hapzi ali, regulatory framework, rules and enforcement, u...
Be gg, novri yanto, hapzi ali, regulatory framework, rules and enforcement, u...Be gg, novri yanto, hapzi ali, regulatory framework, rules and enforcement, u...
Be gg, novri yanto, hapzi ali, regulatory framework, rules and enforcement, u...
 
Business ethic csr risk management. UMB. 2019
Business ethic csr risk management. UMB. 2019Business ethic csr risk management. UMB. 2019
Business ethic csr risk management. UMB. 2019
 
BE & GG, Yosua Mickel Tumbelaka 55116120147, Hapzi Ali, Ethical Decision Maki...
BE & GG, Yosua Mickel Tumbelaka 55116120147, Hapzi Ali, Ethical Decision Maki...BE & GG, Yosua Mickel Tumbelaka 55116120147, Hapzi Ali, Ethical Decision Maki...
BE & GG, Yosua Mickel Tumbelaka 55116120147, Hapzi Ali, Ethical Decision Maki...
 
BE & GG, Yosua Mickel Tumbelaka 55116120147, Hapzi Ali, ETIKA BISNIS DAN IMPL...
BE & GG, Yosua Mickel Tumbelaka 55116120147, Hapzi Ali, ETIKA BISNIS DAN IMPL...BE & GG, Yosua Mickel Tumbelaka 55116120147, Hapzi Ali, ETIKA BISNIS DAN IMPL...
BE & GG, Yosua Mickel Tumbelaka 55116120147, Hapzi Ali, ETIKA BISNIS DAN IMPL...
 
Hannout Etika Bisnis
Hannout Etika BisnisHannout Etika Bisnis
Hannout Etika Bisnis
 
Etika bisnis
Etika bisnisEtika bisnis
Etika bisnis
 
BE GCG, Annisa Nurlestari, Hapzi Ali, Philosophical Ethics and Business di In...
BE GCG, Annisa Nurlestari, Hapzi Ali, Philosophical Ethics and Business di In...BE GCG, Annisa Nurlestari, Hapzi Ali, Philosophical Ethics and Business di In...
BE GCG, Annisa Nurlestari, Hapzi Ali, Philosophical Ethics and Business di In...
 
9, be gg, muhammad surya alam, hapzi ali,corporate ethics rights, privileges...
9, be  gg, muhammad surya alam, hapzi ali,corporate ethics rights, privileges...9, be  gg, muhammad surya alam, hapzi ali,corporate ethics rights, privileges...
9, be gg, muhammad surya alam, hapzi ali,corporate ethics rights, privileges...
 
BEGG, Cut Amanda Pravitadewi, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Philosophical...
BEGG, Cut Amanda Pravitadewi, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Philosophical...BEGG, Cut Amanda Pravitadewi, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Philosophical...
BEGG, Cut Amanda Pravitadewi, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Philosophical...
 
Resume etika bisnis bab 2
Resume etika bisnis bab 2Resume etika bisnis bab 2
Resume etika bisnis bab 2
 

More from NURIMAN NOVIANTO

More from NURIMAN NOVIANTO (12)

CV Nuriman Novianto
CV Nuriman NoviantoCV Nuriman Novianto
CV Nuriman Novianto
 
BE&GG, Nuriman Novianto, Prof. Hapzi Ali, Executive and director , universit...
BE&GG, Nuriman Novianto, Prof. Hapzi Ali,  Executive and director , universit...BE&GG, Nuriman Novianto, Prof. Hapzi Ali,  Executive and director , universit...
BE&GG, Nuriman Novianto, Prof. Hapzi Ali, Executive and director , universit...
 
ppt sidang akhir
ppt sidang akhirppt sidang akhir
ppt sidang akhir
 
Daftar pustaka dan lampiran
Daftar pustaka dan lampiranDaftar pustaka dan lampiran
Daftar pustaka dan lampiran
 
Bab v
Bab vBab v
Bab v
 
Bab iv
Bab ivBab iv
Bab iv
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Abstract
AbstractAbstract
Abstract
 
PENGARUH STORE ATMOSPHERE DAN PROMOSI PENJUALAN TERHADAP MINAT BELI DENGAN SH...
PENGARUH STORE ATMOSPHERE DAN PROMOSI PENJUALAN TERHADAP MINAT BELI DENGAN SH...PENGARUH STORE ATMOSPHERE DAN PROMOSI PENJUALAN TERHADAP MINAT BELI DENGAN SH...
PENGARUH STORE ATMOSPHERE DAN PROMOSI PENJUALAN TERHADAP MINAT BELI DENGAN SH...
 
Sertifikat DPM FEB-UMB
Sertifikat DPM FEB-UMBSertifikat DPM FEB-UMB
Sertifikat DPM FEB-UMB
 

Recently uploaded

Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 

Recently uploaded (20)

Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 

BE&GG, Nuriman Novianto, Prof. Hapzi Ali, philosophical ethics and business, universitas mercu buana 2017

  • 1. basicly peranan etika dalam bisnis pada pembahasan modul prof. hapzi ali di jabarkan:  untuk membangun kultur bisnis yang sehat idealnya dimulai dari perumusan etika yang akan digunakan sebagai norma perilaku sebelum aturan (hukum) perilaku dibuat dan laksanakan atau aturan (norma) etika tersebut diwujudkan dalam bentuk aturan hukum.  sebagai kontrol terhadap indivdu, pelaku dalam bisnis yaitu melalui penerapan kebiasaan atau budaya moral atas pemahaman dan penghayatan nilai-nilai dalam prinsip moral sebagai inti kekuatan suatu perusahaan dengan mengutamakan kejujuran, bertanggung jawab, disiplin, berperilaku tanpa diskriminasi.  etika bisnis hanya bisa berperan dalam suatu komunitas moral, tidak merupakan komitmen individual sata, tetapi tercantum dalam suatu kerangka sosial. berkaitan dengan hal tersebut sudah ada aturan yang konsen pada etika bisnis yang tertuang pada : 1. Pasal 4, hak konsumen adalah : Ayat 1 : “hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa”. Ayat 3 : “hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa”. 2. Pasal 7, kewajiban pelaku usaha adalah : Ayat 2 : “memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan” 3. Pasal 8 Ayat 1 : “Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barang dan/atau jasa yang tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan dan ketentuan peraturan perundang-undangan” Ayat 4 : “Pelaku usaha yang melakukan pelanggaran pada ayat (1) dan ayat (2) dilarang memperdagangkan barang dan/atau jasa tersebut serta wajib menariknya dari peredaran” 4. Pasal 19 : Ayat 1 : “Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencemaran, dan/atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang dan/atau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan” Ayat 2 : “Ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa pengembalian uang atau penggantian barang dan/atau jasa yang sejenis atau setara nilainya, atau perawatan kesehatan dan/atau pemberian santunan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku” Ayat 3 : “Pemberian ganti rugi dilaksanakan dalam tenggang waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal transaksi”
  • 2. Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen Jouurnal (1988), memberikan tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu : a)Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar- besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya. b) Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain. c) Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara kelompok. pada saat ini pun penerapan dari pasal-pasal tersebut belumlah berjalan dengan baik , contoh simpelnya ketika saya berbelanja barang online , barang yang saya lihat di akun online tersebut tidak sesuai dengan barang yang saya terima. ketika saya mau return terhadap barang tersebut sudah tidak bisa dengan berbagai macam alasan. pelanggaran etika pertama adalah ketidak sesuaian barang yang ditawarkan dengan barang yang diterima. pelanggaran kedua adalah hak konsumen untuk menukara barang yang tidak sesuai pesanan yang di tolak. pelanggaran ketiga adalah tidak adanya kontrol dari pemerintah dalam menjaga standarisasi produk-produk yang dijual secara public, secara umum banyak produk bebas standarisasi yang sampai ketangan konsumen. Daftar Pustaka : Modul Business Ethic and Good Governance (TM3) ; Prof. Hapzi Ali https://rizkiamaliafebriani.wordpress.com/2013/12/03/pasal-pasal-mengenai-etika-bisnis/ A. SEKILAS TEORI ETIKA Etika bisnis adalah penerapan prinsip-prinsip etika yang umum pada suatu wilayah perilaku manusia yang khusus yaitu kegiatan ekonomi dan bisnis. Secara konkret teori etika sering difokuskan pada perbuatan baik dan buruk. Perbuatan baik adalah baik dari sudut moral, bukan dari sudut teknis atau sebagainya. Teori etika dapat membantu kita untuk menilai keputusan etis. Teori etika menyediakan kerangka yang memungkinkan kita memastikan benar tidaknya keputusan moral kita. Suatu teori etika membantu kita untuk mengambil keputusan moral yang tahan uji, jika ditanyakan tentang dasarnya. Dalam kasus ini kita akan membahas teori tentang etika bisnis.
  • 3. I. UTILITARISME Utilitarisme berasal dari bahasa latin utilis yang berarti “ bermanfaat”. Menurut teori ini, suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang saja melainkan masyarakat keseluruhan. Dalam rangka pemikiran Utilitarisme, criteria untuk menentukan baik buruknya suatu perbuatan adalah the greatest happiness of the greatest number “ kebahagian terbesar dari jumlah orang terbesar”. Contoh dalam kasus, kenapa melestarikan lingkungan hidup merupakan tanggung jawab moral kita? Utilitarisme menjawab: karena hal ini membawa manfaat paling besar bagi umat manusia sebagai keseluruhan, termasuk juga pada generasi sesudahnya. Teori Utilitarisme cocok sekali dengan pemikiran ekonomis, yaitu cost-benefit analysis yang banyak dipakai dalam konteks ekonomi. Sedangkan dalam konteks bisnis dengan melihat untung dan rugi atau kredit dan debet. Teori Utilitarisme juga menekan pentingnya konsekuensi perbuatan dalam menilai baik buruknya. Kualitas moral suatu perbuatan baik buruknya tergantung pada konsekuensi atau akibat yang dibawa olehnya. Jika suatu perbuatan mengakibatkan manfaat paling besar, artinya paling memajukan kemakmuran, kesejahteraan, kebahagian masyarakat, maka perbuatan ini adalah baik. Sebaliknya jika perbuatan membawa lebih banyak kerugian daripada manfaat, perbuatan ini harus dinilai buruk. Utilitarisme disebut juga sebagai teori teleologis ( dalam yunani telos= tujuan), karena menurut teori ini kualitas etis suatu perbuatan diperoleh dengan dicapainya tujuan perbuatan. Perbuatan yang memang bermaksud baik tetapi tidak menghasilkan apa-apa, menurut Utilitarisme tidak pantas disebut baik. Salah satu contoh: menepati janji, berkata benar, atau menghormati hak orang lain adalah baik karena hasil baik yang dicapai dengannya, bukan karena suatu sifat internal dari perbuatan-perbuatan tersebut. Sedangkan mengingkari janji, berbohong dan mencuri adalah perbuatan buruk karena akibat buruk yang dibawakannya, bukan karena sifat buruk dari perbuatan itu. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa menurut paham utilitarianisme, bisnis adalah etis apabila kegiatan yang dilakukannya dapat memberikan sebesar besarnya manfaat pada konsumen dan masyarakat. Jadi, kebijaksanaan atau tindakan bisnis yang baik adalah kebijakan yang menghasilkan berbagai hal yang baik, bukan sebaliknya menimbulkan kerugian.
  • 4. Kritik terhadap teori Utilitarisme, dimana tidak berhasil dalam dua paham etis yaitu keadilan dan hak. Sebagai contoh, jika suatu perbuatan membawa manfaat sebesar-besarnya untuk orang banyak, maka menurut Utilitarisme perbuatan itu dianggap baik. Akan tetapi bagaimana kalau perbuatan tersebut serentak tidak adil bagi suatu kelompok tertentu atau melanggar hak beberapa orang? Apakah perbuatan tersebut bernilai baik. Hal ini juga terlihat dalam manfaat bisnis yang mengutamakan kepentingan masyarakat luas merupakan sebuah konsep bernilai tinggi sehingga dalam praktek bisnis sesungguhnya dapat menimbulkan kesulitan bagi pelaku bisnis secara signifikan. Pebisnis dengan level intelektual dan moralitas rendah akan sulit menentukan prioritas mana yang akan didahulukan apakah itu kepentingan konsumen, masyarakat, karyawan atau diri pebisnis sendiri. Bila hal tersebut terjadi maka tingkat peradaban pebisnis disuatu wilayah tersebut masih rendah sehingga sulit menentukan kepentingan siapa akan didahulukan untuk membentuk penciptaan keuntungan sekaligus memperoleh kesejahteraan masyarakat. Jalan keluar untuk kasus di atas, beberapa Utilitaris mengusulkan untuk membedakan dua macam Utilitarisme yaitu: 1) Utilitarisme perbuatan (act Utilitarisnism) Disini, prinsip dasar Utilitarisnisme (manfaat terbesar bagi sejumlah orang banyak) diterapkan pada perbuatan. Dipakai untuk menilai kualitas moral suatu perbuatan. 2) Utilitarisme aturan ( rule Utilitarisnism) Prinsip dasar dari Utilitarisnisme tidak harus diterapkan atas perbuatan yang kita lakukan, melainkan atas aturan moral yang kita terima bersama dalam masyarakat sebagai pegangan bagi perilaku kita. II. DEONTOLOGI Istilah “deontology” berasal dari kata yunani deon yang berarti kewajiban. Yang menjadi dasar bagi baik buruknya perbuatan adalah kewajiban. Konsekuensi perbuatan dalam hal ini tidak boleh menjadi pertimbangan. Perbuatan tidak pernah menjadi baik karena hasilnya baik, melainkan hanya karena wajib dilakukan. Jika kita lihat orang beragama berpegang pada pendirian deontology ini. Untuk pertanyaan mengapa perbuatan ini baik dan perbuatan lain adalah buruk, orang beragama menjawab: karena diperintahkan atau dilarang oleh tuhan. Sedangkan menurut Kant, mengatakan suatu perbuatan adalah baik jika dilakukan karena harus dilakukan atau dengan kata lain jika dilakukan karena kewajiban.
  • 5. Jika dilihat konsep deontology berbeda dengan konsep utilitarisme. Utilitarisme mementingkan konsekuensi perbuatan, sedangkan bagi deontology konsekuensi perbuatan tidak berperanan sama sekali. III. TEORI HAK Teori hak paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku. Teori hak merupakan suatu aspek dari teori deantologi, karena hak berkaitan dengan kewajiban. Sehingga dapat dikatakan bahwa hak dan kewajiban bagaikan dua sisi mata uang logam yang sama. Teori hak sangat cocok dengan pemikiran demokratis, yaitu hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat manusia itu sama. Entah seseorang itu kaya atau miskin, atau dalam keadaan ekonomis yang sedang, dari segi martabatnya tidak ada perbedaan dan akibatnya ia tidak boleh diperlakukan dengan cara berbeda. Menurut kant sebagai orang yang meletakkan dasar filosofis untuk deontology, menyatakan bahwa manusia merupakan suatu tujuan pada dirinya, karena itu manusia selalu harus dihormati sebagai suatu tujuan sendiri dan tidak pernah boleh diperlakukan semata-mata sebagai sarana demi tercapainya suatu tujuan lain. Teori hak dalam etika bisnis, diterapkan lebih utama pada karyawan dengan menonjolkan hak karyawan terhadap perusahaan. Karyawan mempunyai hak atas gaji adil, atau lingkungan kerja yang sehat dan aman, dan seterusnya. Disamping itu teori hak juga diterapkan pada konsumen, dimana konsumen berhak atas produk yang sehat serta aman dan sesuai dengan harapannya . IV. TEORI KEUTAMAAN Menurut teori sebelumnya, baik buruknya perilaku manusia berdasarkan suatu prinsip atau norma, kalau sesuai dengan norma, maka perbuatan tersebut adalah baik, dan kalau tidak sesuai, perbuatan adalah buruk. Dalam konteks utilitarisme, suatu perbuatan adalah baik, jika membawa kesenangan sebesar-besarnya bagi jumlah orang banyak. Dalam konsep deontology, suatu perbuatan adalah baik, jika sesuai dengan prinsip. Namun menurut teori hak, perbuatan adalah baik jika sesuai dengan hak manusia. Dan kesemua teori ini didasarkan atas prinsip (rule based). Teori terakhir adalah teori keutamaan (virtue), yang memandang sikap atau akhlak seseorang.
  • 6. Tidak ditanyakan: apakah suatu perbuatan tertentu adil, atau jujur atau murah hati, melainkan apakah orang tersebut bersikap adil, jujur, murah hati dan sebagainya. Keutamaan didefinisikan sebagai disposisi watak yang telah diperoleh seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara moral. Seseorang adalah orang yang baik, jika memiliki keutamaan. Hidup yang baik adalah hidup menurut keutamaan. Ada banyak keutamaan dan semua keutamaan tidak sama pentingnya untuk setiap orang atau setiap bidang kegiatan. Solomon membedakan keutamaan untuk pelaku bisnis individu dan keutamaan pada taraf perusahaan. Keutamaan yang harus menandai pebisnis perorangan diantaranya: kejujuran, fairness, kepercayaan, dan keuletan. 1) Keutamaan pertama: kejujuran. Orang yang mempunyai keutamaan kejujuran tidak akan berbohong atau menipu dalam transaksi bisnis. Salah satu contohnya: pedagang mobil bekas tidak jujur, bila ia mengatakan bahwa mesin mobil baru direvisi, padahal revisi itu tidak pernah terjadi atau bila ia mempermainkan penghitung kilometer. Tentu saja sipembeli harus kritis sebelum membeli. Setiap pembelian atau transaksi mengandung resiko bahwa produk yang dibeli tidak seperti yang kita harapkan. Karena itu perlu kita periksa dulu, sebelum pembelian menjadi final. Kejujuran menuntut adanya keterbukaan dan kebenaran. Jika mitra bisnis ingin bertanya, pebisnis yang jujur selalu bersedia memberi keterangan. Namun keterbukaan itu tidak berarti si pebisnis harus membuka segala kartunya. 2) Keutamaan kedua, fairness atau “keadilan”. Fairness adalah kesediaan untuk memberikan untuk memberikan apa yang wajar kepada semua orang dan dengan “wajar” dimaksudkan apa yang bisa disetujui oleh semua pihak yang terlibat dalam suatu transaksi. Insider trading adalah contoh cara berbisnis yang tidak fair. Yaitu menjual saham atau membeli saham berdasarkan informasi dari dalam yang tidak tersedia bagi umum. 3) Keutamaan ketiga, kepercayaan. Pebisnis yang memiliki keutamaan ini, bersedia untuk menerima mitranya sebagai orang yang bisa diandalkan. Ada beberapa cara untuk mengamankan kepercayaan, salah satunya adalah memberikan garansi dan jaminan. Bila perdagangan mobil bekas adalah salah satu sector yang dicurigai, bisnis ini bisa memberi garansi satu tahun untuk setiap mobil yang dijualnya, guna menciptakan kepercayaan.
  • 7. 4) Keutamaan keempat adalah keuletan. Keuletan dalam bisnis cukup dekat dengan keutamaan lebih umum yang disebut “ keberanian moral”. Keutamaan lain yang perlu diterapkan dalam aktivitas bisnis diantaranya: keramahan, loyalitas, kehormatan dan rasa malu. Keramahan tidak merupakan taktik saja dalam memikat para pelanggan, tetapi menyangkut inti kehidupan dalam bisnis itu sendiri. Bagaimanapun juga bisnis selalu mempunyai segi melayani sesama manusia. Loyalitas berarti bahwa karyawan tidak bekerja semata-mata untuk mendapatkan gaji, tetapi mempunyai juga komitmen yang tulus dengan perusahaan. Kehormatan adalah keutamaan yang membuat karyawan menjadi peka terhadap suka dan duka serta sukses dan kegagalan perusahaan. Nasib perusahaan dirasakan sebagai nasibnya sendiri. Ia merasa bangga, bila kinerja perusahaan bagus. Sebaliknya rasa malu membuat karyawan solider dengan kesalahan perusahaan. Walaupun ia sendiri barangkali tidak salah , ia merasa malu juga karena perusahaannya salah. Daftar Pustaka : Bertens, K. 2009. Pengantar Etika Bisnis. Yogyakarta: Kanisius, Keraf, Sonny. 1998. Etika Bisnis : Tuntutan dan Relivansinya. Yogyakarta : Kanisius