Belakang
Etika merupakan Bahasa ataupun kata dari Bahasa Yunani, yaitu ethos atau taetha yang artinya
adalah adat istiadat, tempat tinggal, ataupun kebiasaan. Pengertian yang paling khusus atau mendasar,
etika merupakan satu kesatuan yang terdapat pada nilai pribadi yang digunakan untuk mengambil
sebuah keputusan apa yang paling tepat atau apa yang paling benar, dalam keadaan tertentu, membuat
keputusan apa yang konsisten dengan sistem nilai yang ada dalam organisasi dan diri pribadi. Pengertian
etika sering juga disebut sebagai moralitas dan itu merupakan aspek dari etika yang disebut sebagai
“integritas individu”.
Dalam kehidupan setiap individu pasti selalu dihadapkan pada sebuah pilihan dan harus
membuat keputusan. Sebagai contoh, para pemimpin Perusahaan harus membuat keputusan terkait
tujuan di dalam suatu organisasi, output seperti jasa ataupun produk apa yang akan di produksi,
bagaimana cara bentuk kerjasama dan membuat suatu usaha untuk mengatur dan menyelaraskan
peraturan, rencana dan Tindakan dalam seluruh unit kegiatan dan sebagainya, termasuk manajer tingkat
menengah sampai ke bawah.
Bagaimanapun dengan profesi akuntan yang sering dihadapkan pada beberapa alternatif pilihan
yang melintas dalam pikirannya. Sebagai seorang akuntan professional harus mampu bekerja sesuai
dengan prinsip dan aturan-aturan yang berlaku. Akuntan juga harus bertindak dengan etika yang baik
dalam melaksanakan tugasnya di dunia pekerjaan.
Ketika suatu permasalahan tertentu dihadapi oleh seorang akuntan professional, akuntan
dituntut untuk bisa melihat permasalahan dari beberapa sudut pandang yang berbeda. Akuntan
diharapkan dapat memberikan saran, rekomendasi atau solusi yang dapat memecahkan permasalahan
tersebut dengan hasil keputusan yang tidak merugikan orang lain atau menguntungkan beberapa pihal
saja. Namun sebelum akuntan dapat menerapkan cara-cara tersebut, akuntan harus mengetahui terlebih
dahulu teori-teori apa saja yang dapat membantu dalam mengambil sebuah keputusan bijak dengan
etika yang baik. Diperlukan suatu pembahasan mengenai berbagai macam teori etika dan bagaimana
mengembangkan suatu kerangka keputusan secara keseluruhan yang praktis berdasarkan pada upaya
untuk mengambil suatu tindakan yang diusulkan akan mempengaruhi pemangku kepentingan untuk
mengambil suatu keputusan.
2. TEORI ETIKA DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Defina Andany Wulan 231011900019
Indri Eliza Zahra 231011900022
Deni Arifin 231011900060
3. ETIKA &
MORAL
Brooks dan Dunn (2012) menggunakan
definisi dari Encyclopedia of Philosophy,
yang melihat etika dari tiga definisi,
yaitu:
1. Pola umum atau cara pandang
kehidupan
2. Sekumpulan aturan perilaku atau
kode moral
3. Pertanyaan mengenai cara pandang
kehidupan dan aturan prilaku
Dasar untuk Tindakan Beretika
Enlightened self Interest
Menurut Thomas Hobbes, manusia
memiliki kebutuhan dasar untuk
menjaga dan mempertahankan
kehidupannya
Menurut Adam Smith self-interest
mendorong terciptanya Kerjasama
ekonomi.
Indri Eliza Zahra
4. 1. Ekonomi adalah kegiatan Kerjasama Sosial
2. Pasar adalah kompetitif bukan konflik
Konsep Ekonomi Adam Smith
Indri Eliza Zahra
5. Teleologi : Utilitarianisme dan Impact Analysis
Menurut teori teleologi, suatu keputusan etika yang benar atau salah tergantung apakah keputusan
tersebut memberikan hasil yang positif atau negatif.
Teori Etika
Utilitarianisme mendefinisikan baik atau buruk dalam bentuk konsekuensi
kesenangan (pleasure) dan kesakitan (pain)
Indri Eliza Zahra
6. Utilitarianisme Tindakan/consequentialisme : tindakan yang secara etika
baik atau benar jika tindakan tersebut akan menghasilkan lebih banyak
kebaikan daripada keburukan
ALIRAN UTILITARINISME
Utilitarianisme Aturan : manusia mengikuti aturan yang akan menghasilkan
lebih banyak kebaikan daripada keburukan, dan menghindari aturan yang
menghasilkan kebalikannya
Indri Eliza Zahra
7. 1. Belum ada satu ukuran untuk kesenangan dan kebahagiaan
2. Permasalahan dalam distribusi dan intensitas kebahagiaan
3. Cakupan
4. Kepentingan minoritas yang terabaikan
5. Mengabaikan motivasi dan hanya berfokus pada konsekuensi
Kelemahan Utilitarianisme
Indri Eliza Zahra
8. Deontologi mengevaluasi perilaku beretika berdasarkan motivasi dari pengambil keputusan.
Immanuel Kant (1724-1804) merupakan tokoh utama dalam teori deontologi ini. Suatu kebaikan
yang tidak terbantahkan adalah niat baik, niat untuk mengikuti apapun yang menjadi alasan
untuk melakukan tindakan tersebut tanpa mempedulikan konsekuensi dari tindakan tersebut
terhadap diri sendiri.
Etika Deontologi : Motivasi untuk berprilaku
Deni Arifin
9. Categorical Imperative
Categorical Imperative & Practical Imperative
Hukum ini menuntut untuk bertindak dengan
mempertimbangkan bahwa orang lain yang berada dalam
situasi yang sama akan melakukan tindakan yang sama.
Aspek Categorical Imperative :
1. hukum mengandung kewajiban.
2. suatu tindakan yang beretika dengan benar jika dan hanya
jika tindakan tersebut konsisten secara universal
Practical Imperative
Setiap orang harus kita perlakukan sama,
sebagaimana kita memperlakukan diri sendiri. Kita
dapat memanfaatkan orang lain sepanjang orang
tersebut juga menjadi bagian dari tujuan kita.
Deni Arifin
10. categorical imperative tidak memberikan pedoman yang jelas untuk
memutuskan apa yang benar dan salah ketika dua hukum moral
bertentangan dan hanya satu yang dapat diikuti.
Kelemahan Teori Deontologi
Deni Arifin
11. David Hume (1711-1776), kebutuhan keadilan muncul karena :
1. Manusia tidak selalu bersifat baik dan penolong
2. Kelangkaan sumber daya
Justice and Fairness – Memeriksa Keseimbangan
Deni Arifin
Dengan keterbatasan sumber daya dan kemungkinan adanya seseorang yang memperoleh
manfaat lebih dengan pengorbanan orang lain, maka timbul kebutuhan mekanisme alokasi
manfaat dan beban secara adil kepada seluruh anggota masyarakat. Hume berargumentasi
justice sebagai mekanisme
12. Justice adalah proses pemberian atau alokasi sumber daya dan beban berdasarkan alasan rasional.
Justice and Fairness – Memeriksa Keseimbangan
Deni Arifin
Aspek Justice
1. Procedural Justice (proses penentuan alokasi),
berkepentingan dengan bagaimana justice
diadministrasikan.
2. Distributive justice (alokasi yang dilakukan),
kesamaan harus diperlakukan secara sama
sedangkan ketidaksamaan harus diperlakukan
secara tidak sama sesuai dengan proporsi
perbedaan yang terjadi.
Virtue Ethics berfokus kepada karakter
moral dari pengambil keputusan
13. Sniff Tests & Common Rules of Thumb – Preliminary Tests of the Ethicality of a Decision
Pengambilan Keputusan Beretika
Apakah saya nyaman jika tindakan atau keputusan ini muncul besok pagi di halaman pertama surat kabar
nasional?
Apakah saya bangga dengan keputusan ini?
Apakah ibu saya bangga dengan keputusan yang saya ambil?
Apakah Apakah keputusan ini sesuai dengan misi dan kode etik perusahaan?
Apakah saya nyaman dengan keputusan ini?
14. banyak eksekutif menggunakan semacam rule of thumb dalam proses pengambilan
keputusan beretika, sebagaimana contoh di bawah ini:
Pengambilan Keputusan Beretika
15. Stakeholder Impact Analysis
Pengambilan Keputusan Beretika
penerapan teori utilitarianisme dalam
keputusan bisnis. Kelebihan dari
stakeholder impact analysis ini adalah
memberikan kerangka analisis mengenai
pihak-pihak yang kemungkinan terkena
pengaruh dari keputusan yang diambil.
1. Analisis kepentingan dari pemangku kepentingan
2. Hitung dampak yang dapat dikuantifikasi
Laba
Dampak yang tidak tercakup dalam laba namun dapat diukur langsung
Dampak yang tidak tercakup dalam laba dan tidak dapat diukur langsung.
Hitung net present value dari selisih present value dari benefit dikurangi
present value dari biaya akibat tindakan yang sedang dipertimbangkan akan
dilakukan
Hitung risk benefit analysis
Identifikasi pemangku kepentingan yang berpotensi terkena pengaruh dari
keputusan dan buat peringkat.
3. Lakukan penilaian terhadap dampak yang tidak dapat dikuantifikasi.
a. Keadilan dan kesetaraan antar pemangku kepentingan.
b. b. Hak-hak dari pemangku kepentingan.