PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
DIPLOMASI KERETA API DALAM UPAYA PROMOSI DAN EKSPANSI INDUSTRI STRATEGIS INDONESIA KE PASAR GLOBAL
1. DIPLOMASI KERETA API DALAM UPAYA PROMOSI DAN EKSPANSI
INDUSTRI STRATEGIS INDONESIA KE PASAR GLOBAL
Oleh:
Shinta Dwi Utami
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta
15 Agustus 2018
Evolusi yang terjadi di dunia internasional hingga saat ini telah memberikan begitu
banyak perkembangan dan perubahan mulai dari aktor hingga bentuk ancaman. Perubahan
bentuk ancaman dari simetris menjadi asimetris ini dapat membahayakan tatanan hingga
kepentingan nasional negara berupa security (keamanan) dan prosperity (kemakmuran). Terdapat
beberapa faktor yang dapat berpengaruh dalam upaya menjaga keamanan dan stabilitas suatu
negara, salah satunya adalah kekuatan militer. Sejatinya, negara yang memiliki kekuatan militer
yang baik akan mampu menahan serangan dan ancaman yang dapat membahayakan ketahanan
wilayah dan kedaulatan negaranya. Namun, upaya tersebut tidak dapat terjadi begitu saja dengan
hanya bermodalkan sumber daya manusia yang dimiliki oleh negara tersebut (untuk Indonesia,
TNI misalnya). Hal tersebut juga perlu didukung oleh instrumen lain berupa alat utama sistem
persenjataan (alutsista) yang merupakan komponen penting dalam upaya pertahanan dan
keamanan. Untuk itu, dibutuhkan industri strategis nasional yang berkapasitas dalam
memproduksi instrumen tersebut.
Menurut UU 3 no. 2014 tentang Perindustrian, industri strategis adalah industri yang
penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak, meningkatkan atau
menghasilkan nilai tambah sumber daya alam strategis, atau mempunyai kaitan dengan
kepentingan pertahanan serta keamanan negara dalam rangka pemenuhan tugas pemerintah
negara. Dalam hal ini, industri stategis tidak hanya berbicara mengenai alutsista saja namun juga
produk teknologi transportasi untuk kepentingan sipil dan militer secara mandiri. Kereta api
merupakan salah satu hasil produk yang diciptakan oleh industri strategis nasional Indonesia.
Pengelolaan industri strategis Indonesia dipegang oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Adapun BUMN strategis yang mengelola perkeretaapian ialah PT Industri Kereta Api (INKA)
dan PT Barata Indonesia.
2. Indonesia merupakan pelaku industri kereta api terbesar di Asia Tenggara. Produk
industri kereta api dalam negeri dapat dikatakan telah mampu memenuhi kebutuhan pesanan
pasar domestik, bahkan luar negeri khususnya ke negara berkembang dan kawasan regional. Hal
ini mendorong PT INKA dan PT Barata Indonesia sebagai untuk melakukan perluasan pasar ke
kawasan Amerika Tengah dan Selatan sebagai pasar non-tradisional yang potensial. Dengan
difasilitasi oleh Kementerian Luar Negeri RI, upaya promosi industri strategis untuk mendorong
penetrasi ke pasar non-tradisional tersebut dilakukan dengan membawa perwakilan dari kedutaan
besar negara sahabat di wilayah Amerika Tengah dan Selatan mengunjungi PT INKA di Madiun
dan PT Barata Indonesia di Gresik. Dalam kesempatan itu, para perwakilan negara memperoleh
informasi melalui paparan dari kedua direktur utama serta melakukan diskusi dengan jajaran
pimpinan kedua badan usaha milik negara (BUMN) tersebut.
Melalui kunjungan tersebut, upaya promosi yang dilakukan dapat dikatakan berhasil
karena dilaporkan bahwa upaya tersebut disambut baik dan juga mengesankan pihak-pihak
perwakilan negara sahabat di wilayah Amerika Tengah dan Selatan. Salah satu BUMN strategis
Kosta Rika yakni Instituto Costarricense de Ferrocarriles (INCOFER) bahkan tertarik dan
sedang dalam tahap pendekatan untuk memproduksi kereta api di negaranya melalui PT INKA.
Tidak hanya itu, PT Barata Indonesia juga memiliki salah satu produknya berupa bogie sudah
diekspor ke Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko. Terlebih, produk-produk PT INKA dan PT
Barata Indonesia dinilai memiliki keunggulan berupa kualitas yang baik dan harga yang relatif
terjangkau. Upaya-upaya diatas merupakan salah satu contoh pendekatan diplomasi ekonomi
yang apabila berhasil dapat sangat mendukung perekonomian domestik sebab arah pertumbuhan
ekonomi juga ditentukan oleh perkembangan sektor industrinya.
Langkah-langkah tersebut diatas telah menjadi momentum untuk mendorong kebangkitan
industri strategis, termasuk untuk merebut pasar global. PT INKA dan PT Barata Indonesia dapat
memanfaatkan lokasi geografis negara-negara Amerika Tengah dan Selatan yang berdekatan
dengan pasar Amerika Serikat yang sangat besar dan menjadikannya “tiket” untuk memasuki
pasar tersebut. Saat hal itu terjadi, layaknya PT INKA dan PT Barata Indonesia yang
memproduksi lokomotif penggerak kereta, kedua industri tersebut juga dapat menggerakan
sektor-sektor ekonomi lain dalam negeri untuk menjajaki pasar global khususnya Amerika
Serikat dan membuka peluang besar bagi Indonesia dalam bidang perekonomian, apalagi saat ini
3. sedang terjadi perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina yang juga dapat berimbas kepada
Indonesia.
Selain itu, pertumbuhan di sektor industri strategis juga dapat membuktikan bahwa
sumber daya manusia Indonesia tak kalah baik dan mampu bersaing dengan negara lain. Manfaat
lain keberadaan industri strategis pun sangat diyakini akan berdampak positif bagi pertahanan
dan keamanan dalam negeri. Hal ini mengingat pertahanan negara sangat membutuhkan industri
strategis nasional. Dengan track record industri strategis kereta api Indonesia yang cukup
memiliki reputasi yang baik, dapat dikatakan bahwa industri strategis nasional Indonesia sudah
cukup memiliki kepercayaan diri dalam meningkatkan kemandirian pemenuhan alat utama
sistem persenjataan (alutsista) dan pengembangan industri strategis nasionalnya. Hal ini dapat
pula mengantisipasi adanya embargo terhadap Indonesia.
Guna mencapai tujuan tersebut, program strategis yang dapat dilakukan oleh pemerintah
di Indonesia antara lain adalah meningkatkan penerapan kebijakan terkait penggunaan produk
dalam negeri, mengembangkan komponen pendukung dalam pengoperasian industry dengan
transfer of technology (ToT), meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM), serta
menciptakan regulasi dan menjalin kerja sama bisnis secara proaktif dengan negara-negara lain
untuk mendukung upaya promosi dan ekspansi industri strategis nasional Indonesia ke pasar
ekspor global. Namun, tidak hanya itu, diplomasi yang dilakukan melalui industri strategis kereta
api ini dapat pula membuka peluang investasi salah satunya dalam bentuk joint venture.
Terlepas daripada itu, semua hal diatas tidak akan dapat dilakukan apabila terdapat masih
kurangnya political will dari negara. Karena, apabila itu terjadi berarti akan berakibat pada
kurangnya dukungan pemerintah dalam restrukturisasi terhadap negara lain untuk mengurangi
ketergantungan teknologi pertahanan serta kurangnya dukungan pemerintah untuk meningkatkan
kapasitas dan daya saing industri domestik. Sehingga, alih-alih industri strategis nasional
Indonesia berupaya menjadi self-reliance dan mengharapkan negara lain untuk bergantung
kepada Indonesia, tetapi malah masih menerapkan kebijakan pengembangan industri strategis
dan pengadaan alutsista impor dari negara lain.