Dokumen tersebut membahas tentang peran sektor industri dalam pembangunan ekonomi Indonesia, meliputi jenis-jenis industri, strategi pembangunan industri, dan tantangan dalam meningkatkan daya saing ekspor produk industri."
Menguraikan tentang toeri-teori dalam ilmu wilayah seperti export base model, teori pertumbuhan jalur cepat, teori pusat pertumbuhan, teori neo-klasik, model kumulatif kausatif, model interregional, dan teori jaringan keterkaitan desa-kota.
Menguraikan tentang toeri-teori dalam ilmu wilayah seperti export base model, teori pertumbuhan jalur cepat, teori pusat pertumbuhan, teori neo-klasik, model kumulatif kausatif, model interregional, dan teori jaringan keterkaitan desa-kota.
Materi ini guna memenuhi mata kuliah Sejarah Pemikiran dan Sistem Ekonomi. Adapun pembahasannya tentang aliran-aliran yang terdapat dalam ilmu ekonomi seperti pemikiran tokoh dari aliran Fisiokrat dan Merkantilisme.
Aliran Fisiokrat adalah suatu paham yang mengutamakan segi pertanian dan kebebasan.
Sedangkan aliran Merkantilisme sangat mengutamakan hal-hal yang menyangkut keduniawian, dimana jika suatu negara ingin maju/makmur maka negara itu harus melakukan perdagangan dengan negara lain.
Matakuliah Teori Ekonomi Mikro Lanjutan Pascasarjana Universitas Negeri Padang.
- Alcia Junia Monasari
- Imaamul Muttaqiin
- Katarina Elvi Manihuruk
Eksternalitas Positif
Eksternalitas Negatif
Ekternalitas Antar Perusahaan
MENGATASI EKSTERNALITAS NEGATIF
Kualitas Lingkungan Hidup Indonesia Mengkhawatirkan
Barang Publik
Konsekuensi Barang Publik
Materi ini guna memenuhi mata kuliah Sejarah Pemikiran dan Sistem Ekonomi. Adapun pembahasannya tentang aliran-aliran yang terdapat dalam ilmu ekonomi seperti pemikiran tokoh dari aliran Fisiokrat dan Merkantilisme.
Aliran Fisiokrat adalah suatu paham yang mengutamakan segi pertanian dan kebebasan.
Sedangkan aliran Merkantilisme sangat mengutamakan hal-hal yang menyangkut keduniawian, dimana jika suatu negara ingin maju/makmur maka negara itu harus melakukan perdagangan dengan negara lain.
Matakuliah Teori Ekonomi Mikro Lanjutan Pascasarjana Universitas Negeri Padang.
- Alcia Junia Monasari
- Imaamul Muttaqiin
- Katarina Elvi Manihuruk
Eksternalitas Positif
Eksternalitas Negatif
Ekternalitas Antar Perusahaan
MENGATASI EKSTERNALITAS NEGATIF
Kualitas Lingkungan Hidup Indonesia Mengkhawatirkan
Barang Publik
Konsekuensi Barang Publik
Dalam tugas Pengelolaan Pendidikan, kelompok kami mendapat tugas untuk menjelaskan tetentang Sistem Pendidikan Nasional Indonesia, dan di dalam nya terdapat poin-poin pertanyaan dari Dosen Pembimbing yaitu Bpk. Dr. Nur Aedi, M.Pd.
Selamat membaa, mohon kritik dan saran
Laporan Statistik Kinerja Berbagai Sektor Industri di Indonesia 2016. Laporan ini Berisi:
PERTUMBUHAN INDUSTRI
PERTUMBUHAN INVESTASI
PERTUMBUHAN EKSPOR - IMPOR HASIL PERTANIAN
PERTUMBUHAN EKSPOR - IMPOR HASIL INDUSTRI
KINERJA INDUSTRI MOBIL
KINERJA INDUSTRI SEPEDA MOTOR
KINERJA INDUSTRI ALAT BERAT
KINERJA INDUSTRI TEKSTIL
KINERJA INDUSTRI MINYAK & GAS BUMI
KINERJA INDUSTRI BATUBARA
KINERJA INDUSTRI TEMBAGA
KINERJA INDUSTRI NIKEL
KINERJA INDUSTRI BAUKSIT
KINERJA INDUSTRI PEMBANGKIT LISTRIK
KINERJA INDUSTRI SEMEN
KINERJA INDUSTRI PARIWISATA
KINERJA INDUSTRI PROPERTI
KINERJA INDUSTRI HOTEL
KINERJA INDUSTRI PENERBANGAN
KINERJA INDUSTRI KERETA API
KINERJA INDUSTRI PELAYARAN
KINERJA INDUSTRI TELEKOMUNIKASI
KINERJA INDUSTRI PERBANKAN
KINERJA INDUSTRI ASURANSI
Istilah industrialisasi secara ekonomi diartikan sebagai kegiatan mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau barang setengah jadi, dapat pula diartikan sebagai himpunan perusahaan-perusahaan sejenis dimana kata industry dirangkai dengan kata yang menerangkan jenis industrinya. Misalnya, industry obat-obatan, industry garmen, industry perkayuan, dsb.
Disampaikan Oleh Sutiah LPKP
dalam Sosialisasi Internal di OPD Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jawa Timur
Tanggal : 28 Oktober 2019
Sub Bab :
1. Jumlah Uang Beredar
2. Uang Inti
3. Money Multiplier
4. JUB dan Monetery Base
5. Kebijakan Moneter
6. Instrumen Kebijakan Moneter
7. Efektifitas Kebijakan Moneter
Sub Bab :
1. Perkembangan Teori Moneter
2. Perkembangan Teori Kuantitas Uang dari Mahzab Klasik
3. Teori Kuantitas Sederhana - Ricardo
4. Transaction Equation atau Transaction Velocity Approach
5. Income Flow Equation of Exchange
6. Cambridge Equation of Exchange
7. Cash Balance Equation
8. Income Version
9. Income Payment Approach - J.M. Keynes
10. Permintaan Uang untuk Transaksi Berjaga-jaga
11. Kurva Permintaan Uang untuk Transaksi Berjaga-jaga
12. Permintaan Uang untuk Spekulasi
13. Kurva Permintaan Uang untuk Spekulasi
14. Fungsi Permintaan Uang dari Keynes
15. Kurva Permintaan Uang Total
16. Perbedaan Teori Moneter Klasik dan Teori Moneter Keynes
Sub Bab :
1. Sejarah Uang
2. Definisi Uang
3. Peran dan Fungsi Uang
4. Kriteria Uang
5. Nilai Uang
6. Arti Penting Uang dalam Perekonomian
7. Netralitas Uang
8. Macam - macam Uang di Indonesia
2. PERAN SEKTOR INDUSTRI
DALAM PEMBANGUNAN
EKONOMI
Proses industrialisasi dan pembangunan
industri merupakan satu jalur kegiatan untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti
tingkat hidup yang lebih maju maupun taraf
hidup yang lebih bermutu.
Peranan industri dalam perkembangan
struktural pada suatu perekonomian
indikatornya adalah sumbangan sektor industri
pengolahan (manufacturing) terhadap PDB,
tenaga kerja yang terserap, serta sumbangan
komoditi industri terhadap ekspor barang dan
Jasa mengalami perbaikan atau sebaliknya
(Arsyad, 2004:354)
3. JENIS / MACAM-MACAM
INDUSTRI BERDASARKAN
TEMPAT BAHAN BAKU
1. Industri ekstraktif
Industri ekstraktif adalah industri yang bahan baku diambil
langsung dari alam sekitar.
Contoh : pertanian, perkebunan, perhutanan, perikanan,
peternakan, pertambangan, dan lain lain.
2. Industri nonekstaktif
Industri nonekstaktif adalah industri yang bahan baku didapat
dari tempat lain selain alam sekitar.
3. Industri fasilitatif
Industri fasilitatif adalah industri yang produk utamanya
adalah berbentuk jasa yang dijual kepada para konsumennya.
Contoh : Asuransi, perbankan, transportasi, ekspedisi, dan lain
sebagainya.
4. GOLONGAN / MACAM
INDUSTRI BERDASARKAN
BESAR KECIL MODAL
1. Industri padat modal
adalah industri yang dibangun dengan modal
yang jumlahnya besar untuk kegiatan
operasional maupun pembangunannya
2. Industri padat karya
adalah industri yang lebih dititik beratkan pada
sejumlah besar tenaga kerja atau pekerja dalam
pembangunan serta pengoperasiannya.
5. Jenis-jenis industri berdasarkan klasifikasi atau
penjenisannya
(Berdasarkan SK Menteri Perindustrian No.19/M/I/1986)
1. Industri kimia dasar
contoh: seperti industri semen, obat-obatan, kertas,
pupuk, dsb.
2. Industri mesin dan logam dasar
misalnya seperti industri pesawat terbang, kendaraan
bermotor, tekstil.
3. Industri kecil
Contoh seperti industri roti, kompor minyak, makanan
ringan, es, minyak goreng curah
4. Aneka industri
misalkan: seperti industri pakaian, industri makanan dan
minuman, dan lain-lain.
6. JENIS-JENIS INDUSTRI
BERDASARKAN JUMLAH
TENAGA KERJA
1. Industri rumah tangga, Adalah industri yang jumlah
karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 1-4 orang.
2. Industri kecil, Adalah industri yang jumlah karyawan/
tenaga kerja berjumlah antara 5-19 orang.
3. Industri sedang atau industri menengah, Adalah
industri yang jumlah karyawan/tenaga kerja berjumlah
antara 20-99 orang.
4. Industri besar, Adalah industri yang jumlah karyawan/
tenaga kerja berjumlah antara 100 orang atau lebih.
7. PENGGOLONGAN INDUSTRI BERDASAKAN PEMILIHAN
LOKASI
1. Industri yang berorientasi pada pasar (market oriented
industry)
Adalah industri yang didirikan sesuai dengan lokasi potensi target konsumen.
2. Industri yang berorientasi pada tenaga kerja (man power
oriented industry)
Adalah industri yang berada pada lokasi di pusat pemukiman penduduk
karena bisanya jenis industri tersebut membutuhkan banyak
pekerja/pegawai untuk lebih efektif dan efisien.
3. Industri yang berorientasi pada bahan baku (supply oriented
industry)
Adalah jenis industri yang mendekati lokasi di mana bahan baku berada
untuk memangkas atau memotong biaya transportasi yang besar.
4. Industri yang tidak terkait oleh persyaratan yang lain
Yaitu industri yang dapat didirikan dimana saja, karena bahan baku, tenaga
kerja, dan pasarnya sangat luas serta dapat ditemukan dimana saja.
8. FASE PEMBANGUNAN INDUSTRI INDONESIA
1 Orde Lama 2 Orde Baru Krisis dan
- Pendalaman struktur
industri sejauh mungkin
terkait dengan sektor
ekonomi lainnya.
- Pengembangan industri
permesinan dan
elektronika
- Pengembangan indutri
kecil
- Pengembangan ekspor
hasil industri
- Pengembangan Litbang
terapan, rancang
bangun dan
perekayasaan, serta
perangkat lunak
- Pengembangan
kewiraswastaan dan
tenaga profesi
- Replita I Industri terfokus
pada sektor pertanian;
- Replita II Pengembangan
Industri bahan mentah
domestik terkait pertanian
- Replita III Melindungi
pengusaha lemah secara
ekonomi, promosi ekspor
padat karya dan industri
broad based
- Replita IV penyetaraan
sektor indsutri dengan
sektor pertanian,
pengembangan industri
substitusi impor,
penguasaan teknologi,
pengembangan orientasi
ekspor
- Replita V swasembada,
mengahsilkan barang
- Fokus utama pada BUMN
yang bergerak dalam
sektor manufaktur
- Adanya privatisasi
perusahaan domestik dan
nasionalisasi perusahaan
asing (De Javasche Bank,
Garuda Indonesia
Airways,
- Lahirnya RUE (Rencana
Urgensi Ekonomi) yang
kemudian diganti dengan
REPLITA
- Lahirnya Program
Benteng untuk wiraswasta
pribumi dengan
memberikan lisensi impor
Pemulihan 3
9. STRUKTUR INDUSTRI
Menurut kriteria UNIDO (United Nations for Industrial Development
Organization) negara-negara dikelompokkan sebagai berikut:
Kelompok negara non-industri apabila sumbangan sektor
industri terhadap PDB kurang dari 10%
Kelompok negara dalam proses industrialisasi apabila
sumbangan tersebut antara 10%-20%
Kelompok negara semi industri jika sumbangan tersebut
antara 20%-30%
Kelompok negara industri jika sumbangan tersebut lebih dari
30%
10. STRUKTUR INDUSTRI
Struktur industri di Indonesia masih dangkal (shallow) dan tidak
seimbang (unbalanced). Berbagai studi menunjukkan bahwa kaitan
ekonomis antara industri skala besar, menengah, dan kecil masih
sangat minim. Selain itu, struktur industri di Indonesia juga masih
kuasi-monopolistik dan oligopolistik. Rasio konsentrasi untuk
melihat struktur industri sebagai berikut:
1. Rata-rata tingkat konsentrasi sektor manufaktur sebesar 47%,
lebih tinggi dibanding konsentrasi industri di negara maju
(Inggris 22% dan AS 36%)
2. Berdasarkan standart internasional, industri berstruktur
oligopoli bila 4 perusahan terbesar dalam industri yang sama
memiliki konsentrasi di atas 40%. Sehingga dapat dikatakan
struktur pasar industri manufaktur Indonesia berciri oligopolis
(Mudrajat, 234:2010).
11. RASIO KONSENTRASI
DALAM SEKTOR
MANUFAKTUR
(Pangsa 4 Perusahaan terbesar, dalam %)
Sumber: diolah dari BPS; Mudrajat, 2010: 258
13. LAJU PERTUMBUHAN
INDUSTRI PENGOLAHAN
DI INDONESIA
* Angka Sementara Sumber: BPS, 2013
** Angka Sangat Sementara
14. REFORMASI KEBIJAKAN
INDUSTRI
Struktur industri yang umumnya oligopolistik dan terkonsentrasi
akan rentan terhadap gejolak eksternal yang tercermin dari
rendahnya kandungan teknologi, ketergantungan yang tinggi
pada barang modal dan input antara dari luar negeri, serta
lemahnya keterkaitan antar industri (Kuncoro, 2010:276).
Kebijakan industri tradisional yaitu penentuan target sektor dan
industri dengan mengabaikan dimana letak lokasi industri
(Aspasial).
Perspektif spasial pembangunan industri dengan berbasis kluster
(Industrial cluster) merupakan strategi pembangunan nasional
yang telah diatur dalam Perpres No. 28 tahun 2008 tentang
kebijakan industri nasional.
15. INDUSTRI SUBSTITUSI
IMPOR
Alasan Penting.
Utk mengurangi atau menghemat devisa
Melakukan proteksi impor
Memenuhi kebutuhan sendiri akan berbagai
barang industri.
Semangat kemerdekaan di bidang ekonomi di nsb
mengembangkan kegiatan ekonomi di dalam
negeri
Masalah ISI:
Kualitas barang yang dihasilkan di Dalam Negeri
sebagai barang substitusi import sering lebih rendah
daripada hasil produksi Luar Negeri, sehingga sulit
untuk di ekspor.
BIAYA PRODUKSI, biaya (modal) awal industrialisasi
sangat besar sementara modal terbatas, sehingga
terpaksa mendatangkan modal dari luar negeri.
16. INDUSTRI PROMOSI
EKSPOR
Menurut Anne Krueger (1978) wakil presiden bank
dunia, menerangkan bahwa Industri Promosi Ekspor ini
dapat mendorong pertumbuhan disebabkan karena:
Kaitan sektor pertanian dan sektor industri
Skala ekonomis (economies of scale)
Meningkatnya Persaingan
Dampak Kekurangan divisa
Masalah IPE:
Elastisitas pasar internasional sangat rendah
Adanya kebijakan proteksi oleh negara-negara
maju terhadap produk yang berteknologi
sederhana
17. Kebijakan Industri Nasional (Top Down Policy) sesuai amanat
Perpres No. 28 tahun 2008 Tentang Kebijakan Industri Nasional
Industri
Penunjang
Industri Kreatif
FOKUS
Agro
1. Elektronik
2. Telekomunikasi
3. Komputer dan
peralatannya
1. Kendaraan
bermotor
2. Perkapalan
3. Kerdirgantaraan
4. perkeretaapian
Elektronika
dan
Telematika
Basis Industri
Manufaktur
1. Pengolahan kelapa sawit 5. Pengolahan kopi 9. Furniture
2. Karet dan barang karet 6. Gula 10. Pengolahan ikan
3. Kakao 7. Hasil Tembakau 11. Kertas
4. Pengolahan kelapa 8. Pengolahan buah 12. Pengolahan susu
Sumber: Kuncoro, 2010:278
20. DAYA SAING INDUSTRI
DALAM NEGERI DI ASEAN
Sumber: Kementerian Perindustrian, 2012
21. DAYA SAING INDUSTRI
INDONESIA DI DUNIA
Global Competitiveness Index (GCI)
Sumber: World Economic Forum, 2012-2013
Berdasarkan data WEF
2013 menunjukkan
posisi Indonesia berada
di peringkat 50 (dari
144 negara), dan posisi
ini relatif memburuk
dibandingkan posisinya
pada periode
sebelumnya (2011-2012)
yakni di peringkat 46
(dari 142 negara), atau
untuk periode 20102011
di peringkat 44 (dari 139
negara)
22. STRATEGI INDUSTRI
INDONESIA MENGHADAPI
ME-ASEAN (AEC)
Dalam menghadapi pasar tunggal di ASEAN yang akan dimulai pada
Desember 2015 mendatang, orientasi kebijakan industri yang
berorientasi pada daya saing dengan atau tanpa investor asing.
Beberapa kebijakan yang berorientasi pada daya saing yaitu:
Pengembangan kawasan industri
Peningkatan kemampuan teknologi dan inovasi
Hilirisasi industri
Peningkatan standarisasi produk industri
Modernisasi pabrik-pabrik
Mendorong ekspor produk unggulan
23. URGENSI PENGUTAMAAN
EKSPOR
Depresi yang sangat tajam tidak serta-merta meningkatkan
ekspor sehingga, sisi supply juga mengalami ganguan karena
ketergantungan yang tinggi terhadap impor barang modal dan
bahan baku.
Guncangan ekonomi global yang terjadi berdampak pada
penurunan produksi karena keterbatasan barang modal dan
tidak adanya pengeluaran investasi.
Peluang penigkatan produksi terbuka lebar seiring dengan
membaiknya perekonomian regional dan global.
24. DAYA SAING INDUSTRI
EKSPOR DALAM NEGERI
DI ASEAN
Sumber: IMF, World Economic Outlook Database, April 2014
25. DAYA SAING INDUSTRI
IMPOR DALAM NEGERI DI
ASEAN
Sumber: IMF, World Economic Outlook Database, April 2014
26. TINGKAT CURRENT
ACCOUNT INDONESIA
DI ASEAN
Sumber: IMF, World Economic Outlook Database, April 2014
27. TINGKAT KINERJA EKSPOR-IMPOR
INDONESIA
DI DUNIA
Indonesia meraih daya saing industri manufaktur pada sumber
daya alam sejak tahun yaitu dengan RCA lebih dari 1.
Revealed Comparative Advantage (RCA) adalah indeks yang
mengukur kinerja ekspor suatu komoditas dengan mengevaluasi
peranan ekspor suatu komoditas dalam ekspor total suatu negara
yang menunjukkan daya saing ekspor komoditi tersebut di pasar
dunia.
Nilai indeks yang lebih dari satu menunjukkan pangsa pasar
komoditas yang diekspor didalam total ekspor suatu negara lebih
besar daripada pangsa rata-rata dari komoditas yang
besangkutan dengan ekspor dunia.
28. TINGKAT KINERJA EKSPOR
INDONESIA
DI DUNIA
Industri Revealed Comparative Advantage (RCA) tahun 2010
29. POTENSI PENINGKATAN
EKSPOR PRODUK INDUSTRI:
KASUS TPT (TEKSTIL DAN
PRODUK TEKSTIL(
Peran industri TPT dapat dilihat dengan menggunakan indikator
seberapa besar dampak lanjutan dari perkembangan industri
terserbut.
Indikator yang dapat digunakan adalah Multiplier (angka
pengganda). Multiplier adalah angka yang menunjukkan dampak
perubahan satu unit permintaan akhir terhadap output (output
multiplier), pendapatan (income multiplier) dan nilai tambah
(Value- added multiplier).
Semakin tinggi angka multiplier tersebut, maka semakin besar
pula kontribusi suatu industri dalam menciptakan output,
pendapatan, ataupun value-added
30. PENTINGNYA INFRASTRUKTUR
DALAM PEMBANGUNAN
INDUSTRI
Infrastruktur merupakan instrumen untuk memperlancar
berputarnya roda perekonomian sebagai akselerasi
pembangunan. Semakin tersedianya infratsruktur, akan
merangsang pembangunan disuatu daerah. Sehingga
pembangunan yang berjalan cepat akan menuntut tersedianya
infrastruktur agar pembangunan tidak tersendat.
Perbaikan infrastruktur pada umunya akan dapat meningkatkan
mobilitas penduduk, menciptakan stabilisasi dan mengurangi
disparitas harga antar daerah, terciptanya efisiensi harga, serta
dapat menimbulkan spesialisasi daerah.
31. BEBAN PENGADAAN
INFRASTRUKTUR
Infrastruktur dapat dikategorikan private goods atau quasi
public goods yang dapat disediakan atau diproduksi oleh
swasta.
Investasi yang diperlukan memerlukan dana yang besar dan
merupakan investasi jangka panjang sehingga sedikit sekali
investor yang mau masuk ke sektor ini.
Terdapat dua sifat barang dan jasa yang mengakibatkan suatu
barang/jasa dikategorikan publiic goods atau private goods.
Rivalry adalah jika suatu barang/jasa tidak dapat dinikmati
secara bersamaan oleh dua orang atau lebih.
nonrivalry adalah jika suatu barang/jasa bisa dinikmati oleh
dua orang atau lebih tanpa mengganggu satu sama lain.