1. 1
Perkuat Pasar Modal Butuh Dukungan Seluruh Pihak
Oleh: Damayanti
Pasar modal merupakan sektor jasa keuangan yang berperan tinggi terhadap
pertumbuhan ekonomi. Selama bertahun-tahun, pasar modal telah menjadi jantung ekonomi
Indonesiadengan menyediakan dana untuk digunakan oleh para pelaku yang
membutuhkannya baik oleh perusahaan swasta maupun pemerintah. Tahun 2014, sudah ada
501 perusahaan besar yang masuk dalam IPO (initial public offering). Ini merupakan prestasi
yang bagus, dan diharapkan dapat lebih meningkat lagi mengingat potensi pertumbuhan
ekonomi Indonesia sangat besar.
Hasil riset McKinsey menyebutkan Indonesia merupakan ekonomi terbesar ke-16 di
dunia pada 2012. Pada 2030, akan meningkat menjadi ke-7. Jumlah yang masuk dalam kelas
konsumeris pada 2012 sekitar 45 juta, di tahun 2030 akan mencapai 135 juta. Jumlah tenaga
kerja terampil akan meningkat menjadi 113 juta dari 55 juta, dan $1,8 triliun peluang pasar di
sektor layanan konsumen, pertanian, perikanan, sumber daya alam, dan pendidikan yang
dapat dikembangkan di masa yang akan datang. Ini menjadi peluang yang harus
dimanfaatkan oleh seluruh penduduk.
Dengan jumlah perusahaan yang masih minim dibandingkan dengan negara-negara
ASEAN lainnya, seharusnya implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN menjadi
momentum bagi seluruh penduduk untuk segera berpikir memajukan produk dan jasa yang
dihasilkan bangsa ini. Terlebih bagi pemerintah baru dan seluruh regulator yang berwenang
dalam menentukan arah pasar modal.
Ada begitu banyak Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Badan Usaha Milik Negara
(BUMN), perusahaan-perusahaan lokal yang berpotensi go public tapi hingga kini belum
masuk dalam daftar Bursa Efek Indonesia (BEI). Sementara, tuntutan akan barang dan jasa di
Tanah Air terus mendesak. Sungguh aneh hingga kini Indonesia terus mengekspor barang
mentah kemudian mengimpor kembali produk tersebut setelah menjadi barang jadi. Indonesia
bukan tidak punya banyak tenaga kerja atau sumber daya alam. Namun, mengapa hingga kini
Indonesia belum mampu menjadi negara industri, dan pasar modalnya tidak dimanfaatkan
secara maksimal?
Indonesia Berdaya Saing
Inilah yang harus dipikirkan bersama! Jika semakin banyak perusahaan masuk ke
dalam daftar BEI, itu artinya perusahaan akan mendapatkan dana yang lebih melimpah untuk
membuka industri, merekrut tenaga kerja, meningkatkan ouput, dan mengubah yang tadinya
perusahaan lokal menjadi multinasional bahkan mampu bersaing di tingkat regional maupun
global. Sebenarnya secara konsep ini sangatlah mudah. Namun pada kenyataannya konsep ini
sulit terealisasi karena cita-cita untuk mewujudkan Indonesia berdaya saing itu tentu
membutuhkan dukungan seluruh penduduk. Artinya, setiap warga memiliki kewajiban dan
kesempatan untuk turut bersumbangsih dalam meningkatkan daya saing pasar modal.
2. 2
Yang paling memainkan peran besar antara lain: pemerintah, pengusaha, dan para
regulator. Pemerintah baik pemerintah pusat dan pemerintah daerah semestinya berinisiatif
untuk mendorong perusahaan-perusahaan yang berpotensi untuk go public. Para pengusaha
seharusnya berlomba-lomba memanfaatkan kesempatan mendapatkan dana dari pasar modal
dan memajukan perusahaan. Dengan begitu, mereka berkontribusi besar dalam menyerap
tenaga kerja sekaligus menunjang ekonomi bangsa. Para regulator juga turut berperan
mengedukasi, mengarahkan, dan membina para pengusaha untuk mengenal lebih dalam
tentang cara memperoleh pembiayaan dari pasar modal.
Untuk mewujudkan harapan agar perusahaan-perusahaan di Tanah Air tumbuh maju,
pun tidak terlepas dari dukungan dan keseriusan para peneliti, akademisi, dan seluruh
kalangan untuk mendorong terciptanya konsep, gagasan, dan inovasi baru. Kita perlu
bersinergi untuk mewujudkan bagaimana produk, jasa, sumber daya manusia, industri, dan
lainnya menjadi lebih berdaya saing.
Ada berbagai entitas utama di pasar modal yang menjadi garda terdepan untuk
memikirkankan upaya yang harus dikerahkan untuk meningkatkan pasar modal pada pasar
bebas ASEAN. Seluruh Self Regulatory Organization (SRO) yakni BEI, KSEI (Kustodian
Sentral Efek Indonesia), KPEI (Kliring Penjaminan Efek Indonesia), serta Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) harus segera mendirikan struktur regulasi pasar modal modern dan koheren,
menegakkan proses keadilan hukum, mengimplementasikan model laporan perusahaan yang
berlaku untuk regional dan global, dan memperbesar kesempatan penciptaan kekayaan yang
dapat meningkatkan minat bagi para calon investor. Selain itu, menjaga keyakinan dan
membuat para investor merasa aman atas dana mereka.
Tantangan
Untuk mewujudkan pasar modal yang kuat tentu terdapat tantangan. Misalnya, pasar
saham global melemah secara signifikan selama dekade terakhir. Sebagai bangsa kita harus
mengakui kenyataan ini dan fakta lain yang serupa dan bertindak segera dengan tepat waktu
karena kompetisi regional kian mendekat.
Jika dikategorikan, tantangan pasar modal dapat ditinjau dari sisi eksternal dan
internal. Dari sisi eksternal antara lain: Pertama, keterbukaan pasar khususnya pada pasar
bebas ASEAN tentu menciptakan kompetisi yang semakin ketat. Kompetisi yang lebih besar
menciptakan akses yang lebih besar ke sejumlah jenis produk dan layanan, menurunkan biaya
modal bagi para pebisnis dan investor.
Kedua, kebebasan secara geografis. Dengan kemajuan teknologi, bisnis dan jasa
keuangan tidak terikat oleh kendala fisik terkait dengan lokasi geografis tertentu. Akibatnya,
banyak kegiatan pasar modal mungkin bisa jadi pindah ke luar negeri, yang dianggap lebih
menarik dengan biaya investasi yang lebih murah.
Ketiga, kompetisi peraturan yang sengit. Kualitas regulasi yang dirancang dan
dibangun oleh negara-negara ASEAN untuk pasar regional 2015 tentu akan lebih baik, yang
secara agresif mampu meraih pangsa keuangan yang lebih besar. Para regulator semestinya
3. 3
telah memikirkan strategi baru guna menarik perhatian para investor domestik dan asing
untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.
Ditinjau dari sisi internal tantangan tersebut antara lain: pertama, meningkatkan
partisipasi masyarkat di pasar modal. Hasil survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
menunjukkan indeks literasi pasar modal merupakan yang terendah di antara seluruh sektor
jasa keuangan yang ada. Hanya 3,79 persen jumlah penduduk yang masuk dalam kategori
well literate atau memiliki pemahaman terhadap pasar modal. Sementara indeks utilitas
produk dan jasa pasar modal hanya 0,11 persen yang artinya dari setiap 1000 penduduk,
hanya 1 yang memanfaatkan pasar modal sebagai wahana berinvestasi.
Keempat, risiko proses hukum yang kurang efisien. Kehadiran OJK diharapkan
mampu meningkatkan pengawasan hukum dan penyelesaian sengketa antara para pelaku
pasar modal yang berkonflik.
Kelima, struktur regulasi yang kurang mendukung. Transaksi yang dapat dilakukan
tanpa batas pada MEA memunculkan kebutuhan pelayanan yang dinamis bagi investor
domestik maupun internasional. Regulasi seharusnya terkoordinasi dengan baik serta tidak
tumpang tindih maupun terlalu kompleks, yang bisa memicu penambahan biaya yang tidak
perlu, merusak upaya percepatan, efektivitas, dan pengawasan yang efisien, serta berperan
mendorong perusahaan-perusahaan lokal untuk masuk ke dalam daftar IPO. Semoga seluruh
pihak mampu menjawab tantangan ini!
Catatan: Telah terbit baik di media online maupun cetak Harian Analisa
Untuk link tautan online: http://analisadaily.com/news/read/perkuat-pasar-modal-butuh-
dukungan-seluruh-pihak/75377/2014/10/24
Terbit di Kolom Opini Jumat, 24 Oktober 2014
Biodata Singkat
Nama : Damayanti
Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 9 Desember 1989
No Handphone : 0852-9773-2855
Alamat Rumah : Jalan Tangguk Bongkar 8 No.73 Mandala, Medan, Sumut
Pekerjaan : Reporter Ekonomi Harian Analisa
Email : damayanti_sinaga@yahoo.co.id