GEOMETRI RUANG-garis & bidang sejajar, perpotongan tiga buah bidang, dua bida...Agung Wee-Idya
1. Dokumen tersebut membahas tentang garis dan bidang sejajar, termasuk membuktikan proposisi-proposisi geometri mengenai garis dan bidang sejajar melalui pembuktian langsung dengan contoh gambar.
Matematika Hindu berkembang sejak abad ke-26 SM hingga abad ke-14 M. Peradaban Lembah Sungai Indus pada 2800-1800 SM mengatur kota-kota secara geometris. Bangsa India mengembangkan sistem angka tempat dengan bilangan nol pada abad ke-6 M. Tokoh-tokoh seperti Aryabhata dan Brahmagupta mengembangkan aritmatika dengan bilangan nol dan negatif.
GEOMETRI RUANG-garis & bidang sejajar, perpotongan tiga buah bidang, dua bida...Agung Wee-Idya
1. Dokumen tersebut membahas tentang garis dan bidang sejajar, termasuk membuktikan proposisi-proposisi geometri mengenai garis dan bidang sejajar melalui pembuktian langsung dengan contoh gambar.
Matematika Hindu berkembang sejak abad ke-26 SM hingga abad ke-14 M. Peradaban Lembah Sungai Indus pada 2800-1800 SM mengatur kota-kota secara geometris. Bangsa India mengembangkan sistem angka tempat dengan bilangan nol pada abad ke-6 M. Tokoh-tokoh seperti Aryabhata dan Brahmagupta mengembangkan aritmatika dengan bilangan nol dan negatif.
Rencana pelaksanaan pembelajaran ini membahas tentang transformasi matematika pada materi pokok transformasi untuk siswa kelas XI Program MIPA. Pembelajaran akan meliputi konsep translasi, refleksi, rotasi, dan dilatasi beserta contoh-contohnya dalam kehidupan sehari-hari serta kaitannya dengan konsep matriks. Tujuan pembelajaran adalah agar siswa dapat memahami keempat jenis transformasi tersebut dan mampu men
Bahan Ajar Materi Bilangan Berpangkat K13 untuk Kelas VII SMPIra Marion
Dokumen ini berisikan bahan ajar yang berisikan materi bilangan berpangkat bulat positif dimana dipelajari siswa-siswi SMP kelas VII. Semoga bahan ajar ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca.
Buku ajar ini membahas tentang konsep geometri dasar seperti kongruensi pada segitiga, sifat-sifat segiempat, teorema Pythagoras, perbandingan seharga garis dan kesebangunan, beberapa teorema pada garis istimewa pada segitiga dan lingkaran. Peserta diharapkan dapat memahami konsep-konsep tersebut dan mampu menyelesaikan masalah-masalah geometri.
Bilangan bulat terdiri dari bilangan cacah (0, 1, 2, 3, ...) dan negatifnya (-1, -2, -3, ...; -0 adalah sama dengan 0 sehingga tidak lagi dimasukkan secara terpisah). Bilangan bulat dapat dituliskan tanpa komponen desimal atau pecahan.
Kesebangunan dua segitiga dan contoh soalnyaMakna Pujarka
The document discusses properties of congruent triangles in three sentences or less:
Two triangles are congruent if (1) their corresponding sides are proportional or (2) their corresponding angles are equal in measure. Several examples demonstrate how to prove triangles are congruent by showing their corresponding sides are proportional or corresponding angles are equal. Proportionality of corresponding sides and equality of corresponding angles are used to determine missing side lengths in various triangle scenarios.
Pengembangan bahan ajar ini dapat digunakan sebagai referensi belajar bagi peserta didik dalam memahami materi peluang khususnya pada peluang empiris dan teoritis kelas VIII semester II.
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah jika power point ini bisa bermanfaat untuk semuanya. Karena saya masih belajar mohon tidak memakan mentah-mentah konten dari tayangan ini. Kritik dan saran sangat diharapkan. Terima Kasih.
Muhamad Husni Mubaraq
@ID_baraq
Mohon tinggalkan komentar atau pesan
Dokumen tersebut membahas tentang geometri netral dan beberapa teorema yang terkait dengan geometri netral seperti teorema tentang jumlah sudut dalam segitiga, sifat-sifat persegi panjang, dan hubungan antara keberadaan persegi panjang dengan jumlah sudut dalam segitiga.
Rencana pelaksanaan pembelajaran ini membahas tentang transformasi matematika pada materi pokok transformasi untuk siswa kelas XI Program MIPA. Pembelajaran akan meliputi konsep translasi, refleksi, rotasi, dan dilatasi beserta contoh-contohnya dalam kehidupan sehari-hari serta kaitannya dengan konsep matriks. Tujuan pembelajaran adalah agar siswa dapat memahami keempat jenis transformasi tersebut dan mampu men
Bahan Ajar Materi Bilangan Berpangkat K13 untuk Kelas VII SMPIra Marion
Dokumen ini berisikan bahan ajar yang berisikan materi bilangan berpangkat bulat positif dimana dipelajari siswa-siswi SMP kelas VII. Semoga bahan ajar ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca.
Buku ajar ini membahas tentang konsep geometri dasar seperti kongruensi pada segitiga, sifat-sifat segiempat, teorema Pythagoras, perbandingan seharga garis dan kesebangunan, beberapa teorema pada garis istimewa pada segitiga dan lingkaran. Peserta diharapkan dapat memahami konsep-konsep tersebut dan mampu menyelesaikan masalah-masalah geometri.
Bilangan bulat terdiri dari bilangan cacah (0, 1, 2, 3, ...) dan negatifnya (-1, -2, -3, ...; -0 adalah sama dengan 0 sehingga tidak lagi dimasukkan secara terpisah). Bilangan bulat dapat dituliskan tanpa komponen desimal atau pecahan.
Kesebangunan dua segitiga dan contoh soalnyaMakna Pujarka
The document discusses properties of congruent triangles in three sentences or less:
Two triangles are congruent if (1) their corresponding sides are proportional or (2) their corresponding angles are equal in measure. Several examples demonstrate how to prove triangles are congruent by showing their corresponding sides are proportional or corresponding angles are equal. Proportionality of corresponding sides and equality of corresponding angles are used to determine missing side lengths in various triangle scenarios.
Pengembangan bahan ajar ini dapat digunakan sebagai referensi belajar bagi peserta didik dalam memahami materi peluang khususnya pada peluang empiris dan teoritis kelas VIII semester II.
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah jika power point ini bisa bermanfaat untuk semuanya. Karena saya masih belajar mohon tidak memakan mentah-mentah konten dari tayangan ini. Kritik dan saran sangat diharapkan. Terima Kasih.
Muhamad Husni Mubaraq
@ID_baraq
Mohon tinggalkan komentar atau pesan
Dokumen tersebut membahas tentang geometri netral dan beberapa teorema yang terkait dengan geometri netral seperti teorema tentang jumlah sudut dalam segitiga, sifat-sifat persegi panjang, dan hubungan antara keberadaan persegi panjang dengan jumlah sudut dalam segitiga.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang konsep-konsep geometri dasar seperti jenis-jenis segitiga, cara melukis segitiga istimewa dan garis-garis khusus pada segitiga seperti garis tinggi, bagi, sumbu dan berat beserta contoh soal latihannya.
Berikut ini adalah jawaban latihan 2.1:
1.
2.
3.
4.
5.
6. a.
b. Tidak bisa dilukis karena tidak memenuhi syarat segitiga (jumlah dua sisi harus lebih besar dari sisi ketiga).
Deskripsi materi kuliah geometri bidang smster ii 2013muslimint
Mata kuliah Geometri Bidang membahas tentang konsep-konsep geometri dasar seperti titik, garis, bidang, sudut, segitiga, segi empat, lingkaran, dan segi banyak. Materi kuliah ini mencakup teorema-teorema segitiga, segi empat, lingkaran, serta hubungan antara unsur-unsur geometri. Tujuannya adalah memahami konsep-konsep geometri dasar dan dapat menerapkan teorema-teoremanya dalam pe
Bab 1 dokumen tersebut membahas tentang peralatan dan teknik dasar menggambar garis, meliputi penjelasan tentang meja gambar, jenis-jenis pensil gambar beserta cara penggunaannya, penghapus, jangka, trek pen, sablon, rapido, dan penggunaan mesin gambar.
Sifat komutatif hanya berlaku pada penjumlahan dan perkalian. Pada pengurangan dan pembagian, sifat komutatif tidak berlaku. Berikut penjelasannya:
- Penjumlahan dan perkalian:
a + b = b + a
a x b = b x a
- Pengurangan dan pembagian:
a - b ≠ b - a
a ÷ b ≠ b ÷ a
Contoh:
- 5 - 3 ≠ 3 - 5
- 10 ÷ 2 ≠ 2 ÷ 10
J
Dokumen tersebut meringkas hasil penelitian tindakan kelas yang bertujuan meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Hang Kasturi Batam pada materi lingkaran melalui penggunaan software Geogebra. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan signifikan hasil belajar siswa antara siklus I dan II dengan presentase kelulusan masing-masing 43,3% dan 86,7%. Penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran matemat
Analisis Perbandingan Metode K-Means dan Metode Naïve Bayes Untuk Visualisascomnets
Tesis ini membandingkan metode K-Means dan Naive Bayes untuk visualisasi dan klasifikasi serangan brute force SSH dan Telnet menggunakan dataset ISCX dan DARPA. Hasilnya menunjukkan bahwa kedua metode mampu mendeteksi serangan dengan tingkat akurasi 72-99% tergantung dataset dan alat yang digunakan. Metode Naive Bayes cenderung lebih akurat dibanding K-Means.
Salah satu kajian Artificial Intelligenceadalah logika fuzzy. Logika fuzzy (logika samar) merupakan logika yang berhadapan dengan konsep kebenaran sebagian, dimana logika klasik menyatakan bahwa segala hal dapat diekpresikan dalam istilah binary (0 atau 1). Logika fuzzy memungkinkan nilai keanggotaan antara 0 dan 1. Berbagai teori dalam pengembangan logika fuzzy menunjukkan bahwa pada dasarnya logika fuzzy dapat digunakan untuk memodelkan berbagai sistem. Logika fuzzy dianggap mampu memetakan suatu input dan output dengan tidak mengabaikan faktor-faktor yang ada. Konsep fuzzy telah diterapkan dalam berbagai segi kehidupan, sebagai contoh dalam bidang perekonomian yaitu dalam pada penetapan suku bunga pada bank. Teori himpunan fuzzy diterapkan dengan berbagai cara ke dalam berbagai macam disiplin ilmu. Sehingga aplikasi teori ini dapat ditemukan kecerdasan buatan, teori pengambilan keputusan, ilmu komputer, teknik kendali, ilmu manajemen, robotika, dan lain-lain. Bandar Udara Hang Nadim Batam adalah Bandar Udara yang terletak di pulau Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Bandar udara ini menghubungkan Kota Batam dengan Bandar Udara di seluruh Indonesia. Beberapa pesawat penerbangan yang beroperasi di Bandar Udara Hang Nadim Batam diantaranya, Garuda Indonesia Air, Citilink Air, Lion Air, Sriwijaya Air, dan lain sebagainya. Kesemuanya itu dikelola oleh berbagai macam perusahaan maskapai penerbangan yang menjadi operator dibawah kontrol dari Unit Pelaksana Tugas (UPT) Bandar Udara Hang Nadim Batam. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan terhadap 50 orang responden, dengan metode skala likert responden menyatakan cukup puas. Ini berarti Bandar Udara Hang Nadim Batam, cukup berhasil memberikan layanan yang terbaik atau cukup memuaskan kepada para penumpang, baik dari Dimensi Kehandalan (Reliability), Dimensi Daya Tanggap (Responsiveness), Dimensi Kepastian (Assurance), Dimensi Empati (Emphaty) dan Dimensi Berwujud (Tangible) secara keseluruhan penumpang pesawat udara merasa cukup puas, dengan rata-rata presentase sebesar 71 % (35,5 dari 50 responden). Sedangkan hasil tidak jauh berbeda juga terlihat pada uji coba Fuzzy Logic metode Mamdani dilihat dari hasil nilai output untuk kepuasan penumpang sebesar 150 (dengan range 50-250) yang artinya tingkat kepuasan penumpang cukup puas akan pelayanan yang diberikan oleh Bandar Udara Hang Nadim, Kota Batam.
Dokumen tersebut membahas tentang garis dan sudut dalam geometri. Materi tersebut menjelaskan definisi titik, garis, dan sudut, jenis-jenis sudut seperti lancip, siku-siku, tumpul, lurus, dan refleks, serta cara mengukur dan menggambar sudut menggunakan busur.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang jenis-jenis segitiga dan cara melukis berbagai garis-garis istimewa pada segitiga seperti garis tinggi, bagi, sumbu dan berat. Langkah-langkah dasar untuk melukis setiap jenis garis dijelaskan beserta contoh soal latihan.
Dokumen tersebut membahas tentang alat-alat gambar dan cara menggunakannya dalam menggambar teknik, jenis-jenis garis dan huruf, serta cara membuat gambar-gambar geometri seperti lingkaran, segi-n, oval, dan ellips.
P ower point seminar matematika (strata 1)RinaZahara
Dokumen tersebut menjelaskan Teorema Miquel tentang tiga lingkaran yang dihasilkan dari tiga titik sembarang pada tiga sisi sebuah segitiga. Teorema ini menyatakan bahwa ketiga lingkaran tersebut akan berpotongan di satu titik yang disebut Titik Miquel. Dokumen tersebut mendemonstrasikan bukti geometris teorema ini dengan menggambar segitiga dan titik-titik sembarang, lalu melukis lingkaran-lingkaran
Apa yang dimaksud dengan melukis sudut?
melukis sudut adalah membuat dua buah garis lurus yang arahnya tertentu yang dilakukan dengan busur. Pada pembahasan ini kita akan berlatih untuk melukis sudut-sudut yang besarnya 30°, 45°, dan 60°.
Dokumen tersebut membahas tentang garis dan sudut dalam geometri. Garis didefinisikan sebagai deretan titik yang memanjang ke dua arah, sedangkan sudut didefinisikan sebagai daerah yang dibentuk oleh pertemuan dua garis. Dokumen tersebut juga membahas berbagai sifat dan kedudukan garis serta satuan dan operasi dasar pada sudut.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
1. DIKTAT GEOMETRI
DISUSUN UNTUK PERKULIAHAN GEOMETRI
PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PENYUSUN:
Nyimas Aisyah
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
INDERALAYA
2009
DAFTAR ISI
Halaman
2. ii
BAB 1 : Lukisan Dasar ........................................................................................
A. Melukis Sudut .......................................................................................
Latihan ..........................................................................................................
B. Melukis Garis ............................................................................................
Latihan ..........................................................................................................
C. Melukis Segitiga .......................................................................................
Latihan ..........................................................................................................
D. Melukis Bangun Ruang ............................................................................
BAB 1 : Bangun Ruang .......................………..……............................................
A. Bangun Ruang Sisi Datar .........................................................................
Latihan .........................................................................................................
B. Bangun Ruang Sisi Lengkung .................................................................
Latihan .........................................................................................................
BAB 3 : Bangun Datar .......................…….…..……............................................
A. Bangun Datar Segitiga .............................................................................
Latihan .........................................................................................................
A. Bangun Datar Segiempat .........................................................................
Latihan .........................................................................................................
BAB 4 : Geometri Dimensi Tiga ........…….…..……............................................
A. Kedudukan Titik, Garis, dan Bidang dalam Ruang ..................................
B. Proyeksi .....................................................................................................
C. Jarak .........................................................................................................
D. Sudut .........................................................................................................
BAB V: IRISAN BIDANG .................................................................................
A. Menggambar Irisan Bidang dengan Sumbu Afinitas .............................
B. Menggambar Irisan Bidang Menggunakan Perpotongan Bidang Diagonal
C. Menggambar Irisan Bidang Menggunakan Perluasan Bidang Sisi
D. Menggambar Irisan Bidang Menggunakan Bidang Diagonal pada Limas
E. Menggambar Irisan Bidang Menggunakan Perluasan Bidang Tegak
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................
1
1
6
7
10
11
13
12
14
14
23
26
31
31
31
36
37
41
42
42
45
51
60
65
65
68
70
73
74
78
3. 3
BAB 1
LUKISAN DASAR
A. MELUKIS SUDUT
1. Melukis Sudut yang Sama Dengan Sudut yang Diketahui
Untuk melukis suatu sudut yang besarnya sama dengan sudut lain dapat ditempuh
dengan beberapa cara. Salah satu cara yang paling mudah adalah dengan mengukur sudut
yang diketahui dengan menggunakan busur derajat. Namun cara ini kurang tepat terutama
apabila pengukurannya kurang teliti. Agar hasil yang diperoleh lebih baik, maka alat bantu
yang digunakan sebaiknya adalah jangka dan mistar. Adapun langkah-langkah untuk melukis
sudut yang sama dengan sudut yang diketahui adalah sebagai berikut.
Diketahui: Sudut A
Lukislah: Sudut B = sudut A
Langkah-langkah melukis:
1. Buat busur lingkaran dengan titik pusat A memotong kedua kaki sudut di C dan D.
Pindahkan busur itu di B memotong garis l di titik E.
2. Buat busur lingkaran dengan titik pusat C melalui titik D. Pindahkan busur itu pada titik
E, sehingga memotong busur pertama tadi di titik F.
3. Tarik garis m memotong titik B dan titik F. Garis l dan m adalah kaki sudut. Sudut B
sama besar dengan sudut A.
4. 4
2. Melukis Sudut-sudut Istimewa
Untuk melukis sudut-sudut istimewa, sebenarnya Anda dapat menggunakan
penggaris dam busur. Namun untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lagi, Anda dapat
menggunakan penggaris dan jangka. Adapun langkah-langkah untuk melukis sudut-sudut
istimewa tersebut adalah sebagai berikut.
(a) Sudut 90o
(Sudut Siku-siku)
Diketahui: garis l dan titik A
Lukislah: Sudut A = 90o
Langkah-langkah melukis (Cara I):
1. Buat busur lingkaran dengan titik pusat A memotong garis l di B.
2. Pindahkan busur itu ke titik B sehingga memotong busur pertama di C.
3. Pindahkan busur itu ke titik C sedemikian hingga memotong garis yang ditarik melalui
titik B dan C di titik D.
4. Tarik garis m melalui A dan D, maka didapatlah sudut A = 90o
(siku-siku).
Langkah-langkah melukis (Cara II):
1. Buat lingkaran sembarang yang memotong garis l di titik A dan B.
2. Tarik garis tengah lingkaran itu melalui titik B dan memotong lingkaran di C
3. Tarik garis m melalui A dan C, maka didapatlah sudut A = 90o
(siku-siku).
5. 5
Langkah-langkah melukis (Cara III):
1. Buat busur lingkaran dengan pusat titik A hingga memotong garis l di B dan C.
2. Buat busur lain dengan pusat di titik B
3. Pindahkan busur itu ke titik C hingga keduanya berpotongan di D.
4. Tarik garis m melalui A dan D, maka didapatlah sudut A = 90o
(siku-siku).
(b) Sudut 60o
Diketahui: garis l dan titik A pada l.
Lukislah: sudut A = 60o
Langkah-langkah melukis:
1. Buat busur sembarang dengan titik pusat A dan memotong garis l di B.
2. Pindahkan busur itu ke titik B dan memotong busur pertama di C.
3. Tarik garis m melalui A dan C, maka didapat sudut A = 60o
.
6. 6
(c) Sudut 45o
Diketahui: garis l dan titik A pada l.
Lukislah: sudut A = 45o
Langkah-langkah melukis:
1. Ambil titik B sembarang pada garis l.
2. Buat garis t tegak lurus l melalui B
3. Buat busur lingkaran dengan jaris-jaris BA dan titik pusat B yang memotong garis l di C.
4. Tarik garis m melalui A dan C, maka didapat sudut A = 45o
.
(d) Sudut 30o
Diketahui: garis l dan titik A pada l.
Lukislah: sudut A = 30o
Langkah-langkah melukis:
1. Buat busur sembarang dengan titik pusat A dan memotong garis l di B.
2. Pindahkan busur itu ke titik B dan memotong busur pertama di C.
3. Pindahkan lagi busur itu ke titik C hingga memotong busur kedua di D
4. Tarik garis m melalui A dan D, maka didapat sudut A = 30o
.
Latihan
1. Lukislah dengan cermat ketiga garis tinggi segitiga lancip.?
7. 7
2. Lukislah sudut yang sama besar dengan sudut-sudut di bawah ini.
(a) (b) B
A
3. Lukislah jajargenjang ABCD dengan panjang sisi berdekatan masing-masing 6 cm dan
10 cm. Kedua sisi ini mengapit sudut 60o
.
B. MELUKIS GARIS
1. Melukis Sebuah Garis Tegak Lurus
Untuk melukis sebuah garis tegak lurus dengan garis lain yang melalui titik di luar
garis lain itu sebenarnya dapat Anda lakukan dengan menggunakan sepasang penggaris siku-
siku saja. Namun untuk mendapatkan lukisan yang lebih baik, Anda dapat menggunakan satu
penggaris dan jangka. Adapun langkah-langkah untuk melukis garis tegak lurus dengan
menggunakan jangka adalah sebagai berikut.
Diketahui: garis l dan titik A di luar garis l.
Lukislah: garis m l melalui A
Langkah-langkah melukis:
1. Buat busur sembarang dengan pusat A hingga memotong garis l di B dan C.
2. Pindahkan busur itu ke B dan C sehingga didapat perpotongan busur di D.
3. Tarik garis melalui A dan D, maka didapat garis m garis l.
2. Melukis Dua Garis yang Saling Sejajar
Untuk melukis dua garis yang sejajar dengan garis lain melalui yang diketahui
sebenarnya dapat Anda lakukan dengan menggunakan sebuah penggaris siku-siku dan sebuah
8. 8
penggaris biasa. Namun untuk mendapatkan lukisan yang lebih baik, Anda dapat
menggunakan satu penggaris dan jangka. Adapun langkah-langkah untuk melukis dua garis
yang saling sejajar dengan menggunakan jangka adalah sebagai berikut.
Diketahui: garis l dan titik A di luar garis l.
Lukislah: garis m // l melalui A
Langkah-langkah melukis:
1. Buat garis sembarang melalui A dan memotong garis l di B.
2. Lukis sudut dengan A sebagai titik sudut yang besarnya sama dengan sudut B dan
berseberangan dengannya.
3. Didapatlah garis m // l
3. Melukis Sebuah Garis Bagi Sudut
Garis Bagi Sudut adalah garis yang ditarik dari salah satu titik sudut dan membagi
sama besar sudut tersebut. Adapun langkah-langkah melukis garis bagi sudut tersebut adalah
sebagai berikut.
Diketahui: sudut A
Lukislah : garis bagi sudut A
Langkah-langkah melukis:
1. Lukis busur lingkaran dengan pusat A dan jari-jari r1, sehingga busur tersebut memotong
kaki-kaki sudut A di titik B dan C.
2. Lukis busur lingkaran dengan pusat B dan C, jari-jari r2, sehingga kedua busur
berpotongan di titik D.
3. Lukis garis yang melalui titik A dan D, maka didapat garis bagi sudut A.
9. 9
4. Melukis Garis Sumbu Sebuah Ruas Garis
Garis Sumbu sebuah ruas garis adalah garis tegak lurus terhadap ruas garis yang
diketahui dan memotong sama panjang ruas garis diketahui tersebut. Untuk melukis sumbu
ruas garis ini diperlukan penggaris dan mistar, dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Diketahui ruas garis AB
2. Lukis dua busur lingkaran masing-masing di atas dan di bawah ruas garis AB dengan
pusat A dan jari-jari r.
3. Dengan cara yang sama lukis pula dua busur lingkaran dengan pusat B dan jari-jari r,
sehingga busur yang terletak di atas ruas garis AB berpotongan di titik K dan busur yang
terletak di bawah ruas garis AB berpotongan di titik L.
4. Hubungkan K dan L, maka didapat garis KL yang merupakan sumbu ruas garis AB.
5. Membagi Ruas Garis Menjadi n Bagian yang Sama Panjang
10. 10
Untuk menjamin ketepatan pembagian garis menjadi n bagian yang sama panjang,
maka sebaiknya digunakan penggaris dan jangka. Adapun langkah-langkah membagi ruas
garis tersebut adalah sebagai berikut.
Diketahui: garis AB
Lukislah : pembagian AB menjadi 5 bagia yang sama panjang
Langkah-langkah melukis:
1. Buatlah garis g sembarang melalui salah satu ujung ruang garis AB (misalkan di A)
dengan membentuk sudut tertentu (tidak nol) dengan AB.
2. Dengan menggunakan jangka, lukiskan pada garis g titik C, D, E, F, G sedemikian hingga
AC = CD = DE = EF = FG.
3. Hubungkan B dan G.
4. Lukiskan garis-garis sejajar GB, yang masing-masing melalui titik-titik C, D, R, F.
Misalkan garis-garis ini memotong AB berturur-turut di K, L, M, dan N.
5. Maka didapatlah pembagian AB menjadi 5 bagian yang sama panjang.
Latihan
Kerjakan latihan berikut ini!
1. Bagilah garis AB = 6 cm menjadi 6 bagian yang sama panjang.
2. Lukislah garis berat melalui A dan garis bagi melalui B pada Δ ABC tumpul.
3. Lukislah sudut 15o
4. Lukislah belahketupat PQRS, dengan ketentuan sebagai berikut.
a. Salah satu diagonal belahketupat adalah garis g
b. Titik P di luar g
c. P merupakan salah satu titik sudut belahketupat.
11. 11
5. Lukislah ruas garis yang panjangnya 3/5 dari panjang ruas garis AB = 7 cm.
C. MELUKIS SEGITIGA
Untuk melukis segitiga yang diketahui unsur-unsurnys tidak dapat hanya dengan
menggunakan penggaris saja. Anda mungkin tidak akan mengalami kesulitan untuk
mengukur sisi pertama dan kedua, tetapi akan mengalami kesulitan pada saat melukis sisi
yang ketiga segitiga sesuai dengan ukuran yang ditetapkan. Oleh karena itu penggunaan
penggaris dan jangka menjadi keharusan.
1. Melukis Segitiga Jika Diketahui Sisi-sisinya
Diketahui: ruas garis a, b, c
Lukislah : segitiga yang sisi-sisisnya a, b, c
Langkah-langkah melukis:
1. Buat ruas garis a = BC
2. Buat busur lingkaran dengan pusatnya salah satu ujung garis a jari-jarinya = b.
3. Buat busur lingkaran dengan jari-jari c dan pusatnya terletak pada ujung lain garis a.
4. Kedua busur tadi berpotongan di A.
5. Maka didapat Δ ABC dengan sisi-sisi a, b, c.
12. 12
2. Melukis Segitiga Jika Diketahui Sisi, Sudut, Sisi
Diketahui: ruas garis a, sudut α, dan ruas garis b
Lukislah : segitiga
Langkah-langkah melukis:
1. Buat ruas garis b = AB
2. Ukur sudut α pada titik B
3. Ukur ruas garis a pada garis yangdidapat, maka didapat Δ ABC.
3. Melukis Segitiga Jika Diketahui Sudut, Sisi, Sudut
Diketahui: sudut α, ruas garis a, dan sudut β
Lukislah : segitiga
Langkah-langkah melukis:
1. Buat ruas garis a = BC
2. Dengan menggunakan busur derajat, ukur sudut α dengan A sebagai titik sudut dan ukur
sudut β dengan dan B sebagai titik sudut.
3. Dari pengukuran sudut α dan β didapat dua garis yang berpotongan di C.
13. 13
4. Maka didapat Δ ABC.
4. Melukis Segitiga Jika Diketahui Sisi, Sisi, Sudut
Diketahui: ruas garis a, b dan sudut α
Lukislah : segitiga
Langkah-langkah melukis:
1. Buat garis a = BC
2. Ukur sudut α pada titik C dengan menggunakan busur derajat.
3. Gambar busur lingkaran dengan pusat B dan jari-jari r, sehingga meotong kaki sudut C di
titik A (Selain A ada titik lain, makakah itu?)
4. Tarik garis BA, maka didapat Δ ABC.
Lukisan (Silahkan Anda coba!)
Latihan
Kerjakan latihan berikut ini!
1. Lukislah Δ ABC, jika diketahui AB = 6 cm, ABC = 75o
dan BC = 7,5 cm.
14. 14
2. Lukislah segitiga siku-siku samakaki dengan panjang kakinya 5 cm
3. Lukislah segitiga samasisi dengan panjang sisi 6 cm.
4. Lukislah Δ ABC, jika diketahui AB = 7 cm, BC = 3 cm, dan BCA = 100o
5. Lukislah Δ ABC, jika diketahui ABC = 60o
, BC = 4 cm, dan BCA = 95o
.
6. Lukis suatu Δ ABC jika diketahui
a. panjang alasnya AB adalah a satuan
b. tinggi dari titik C ke AB adalah t satuan
c. panjang salah satu kaki (BC) adalah b satuan
7. Lukis suatu Δ ABC jika diketahui
a. panjang alasnya AB adalah a satuan
b. panjang garis tinggi dari C sama dengan t satuan
c. besar sudut puncak C adalah α
8. Hidayat melakukan permainan pada suatu kegiatan pramuka. Hidayat harus menemukan
sebuah benda. Untuk menemukan benda tersebut, Hidayat harus berjalan sejauh 10
langkah ke depan kemudian berjalan 15 langkah ke arah Tenggara. Setelah mendapatkan
benda tersebut, Hidayat berjalan kembali ke tempat semula. Gambarkan perjalanan
Hidayat untuk mendapatkan benda tersebut sampai kembali ke tempat semula.
D. MELUKIS BANGUN RUANG
Bangun ruang dapat dilukiskan pada bidang datar. Untuk mendapatkan hasil lukis
yang proporsional ada beberapa langkah dan istilah yang diperlukan. Istilah-istilah tersebut
adalah sebagai berikut.
1. Bidang frontal adalah bidang gambar.
2. Bidang ortogonal adalah bidang yang tegak lurus dengan bidang frontal.
3. Garis frontal adalah garis yang terletak pada bidang frontal.
4. Garis ortogonal adalah garis yang tegak lurus terhadap bidang frontal.
5. Sudut surut adalah sudut antaraa bidang frontal dan ke arah kiri ke bidang ortogonal.
6. Perbandingan proyeksi adalah perbandingan panjang garis pada lukisan dengan
panjang garis yang sebenarnya.
Sedangkan langkah-langkah untuk melukiskan kubus adalah sebagai berikut.
1. Lukis bidang frontal dengan ukuran yang sebenarnya.
2. Cari panjang salah satu garis ortogonal dengan menggunakan perbandingan proyeksi.
15. 15
3. Pada bidang frontal, tentukan titik yaang menjadi titik pertemuan antara garis frontal
dengan garis ortogonal.
4. Dengan menggunakan sudut surut dan ukuran garis ortogonal (langkah 2), buat garis
ortogonal.
5. Buat garis ortogonal lain.
6. Hubungkan titik-titik ujung dari garis ortogonal.
Contoh:
Lukislah kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 4 cm. Perbandingan proyeksinya ⅓, dan
sudut surutnya 450
serta bidang ABFE sebagai bidang frontalnya.
Langkah-langkah melukiskan kubus ABCD.EFGH di atas sebagai berikut.
1. Buat bidang frontal, yaitu bidang ABFE dengan ukuran 4 cm x 4 cm.
2. Salah satu garis ortogonal adalah AD, dengan panjang AD yang sebenarnya 4 cm.
Panjang AD pada lukisan = ⅓ x 4 cm = 1⅓ cm.
3. Titik A adalah titik pertemuan antara garis frontal AB dangaris ortogonal AD.
Pada titik A ini akan dibuat garis ortogonal dengan menggunakan busur derajat.
4. Letakkan titik tengah busur derajat berimpit dengan titik A.
Dari garis frontal AB, tentukan arah 450
berlawanan arah dengan jarum jam, beri tanda.
Tarik garis dari titik A ke tanda yang sudah diberi tadi, ukur dari titik A tersebut garis
sepanjang 1⅓ cm. Itulah garis AD.
5. Buatlah garis ortogonal lainnya yaitu, EH, BC, dan FG dengan ukuran 1⅓ cm.
6. Hubungkan titik D dengan titik C, titik C dengan titik G, titik G dengan titik H, dan
titik H dengan titik D, sehingga terbentuklah kubus ABCD.EFGH.
Contoh 2:
Diketahui kubus KLMN.PQRS berukuran 6 cm. Lukislah kubus tersebut dengan bidang
LMRQ sebagai bidang frontal, dengan perbandingan proyeksi ⅓ dan sudut surutnya 600
.
Langkah-langkah melukis kubus KLMN. PQRS:
1. Bidang frontal adalah bidang ………., dengan ukuran ………….
2. Salah satu garis ortogonal adalah ……….. .
Panjang LK yang sebenarnya adalah ……….
Panjang LK pada lukisan adalah = ……..……..…….
3. Titik pertemuan garis frontal LM dengan gais orogonal LK adalah titik ……. .
16. 16
4. Letakkan titik tengah busur berhimpit dengan titik …..
Dari garis frontal horizontal LM. Ditentukan arah ……. berlawanan arah dengan arah
jarum jam, dan diberi tanda. Tarik garis dari titik L ke tampat yang telah diberi tanda
tadi. Ukur dari titik L garis sepanjang 2 cm dan beri nama titik …… .
5. Buat garis ortogonal yang lain yang sejajar dengan LK yaitu:………………………….
6. Hubungkan titik ……. dengan titik ……. ; titik ……. dengan titik ……. ; titik …….
dengan titik ……. ; dan titik ……. dengan titik ……. .
Latihan
Kerjakan latihan berikut ini!
1. Diketahui limas segiempat beraturan T.ABCD dengan ukuran alasnya 4 cm dan tinggi 6
cm. Titik K berada di tengah-tengah AD dan titik L berada di tengah-tengah BC. Bidang
KLT sebagai bidang frontal, garis KL sebagai garis frontal horizontal dengan sudut surut
600
dan perbandingan proyeksinyaa ½. Lukislah limas tersebut.
2. Diketahui bidang empat beraturan T.ABC dengan TA = AB = 4 cm, D pertengahan rusuk
BC. Lukislah bidang empat tersebut dengan bidang TAD frontal, AD horizontal, sudut
surut 60o
, dan perbandingan orthogonal
4
3
.
Teorema 2:
Dua segitiga akan kongruen jika satu sisi yang seletak sama panjang dan dua sudut yang
seletak pada sisi tersebut sama besar. (Sd – S – Sd).
Teorema 3 :
Dua segitiga akan kongruen jika satu sisi yang seletak sama panjang dan dua susut yang
seletak sama besar (S – Sd – Sd)
Teorema 4 :
Dua segitiga akan kongruen jika ketiga sisi yang seletak sama panjang (S – S – S).
Latihan!
1. Buktikan dalil-dalil kesebangunan segitiga.
2. Buktikan Teorema 2 kekongruenan segitiga.
17. 17
3. Buktikan Teorema 3 kekongruenan segitiga.
4. Buktikan Teorema 4 kekongruenan segitiga.
5. Misalkan ABC PQR dan PQR DEF, buktikanlah bahwa ABC DEF
6. Perhatikan Gambar 3-4 di bawah ini.
P
Q
O
S R
Gambar 3-4
Jika PQ = 4 cm dan OQ = 3 cm, tentukanlah panjang OS, SR, dan OR.
7. B
E
F
A D C
Gambar 3-5
Perhatikan Gambar 2-5 di samping.
Diketahui : AB = AC, AD = 4 cm, dan BD = 3 cm
a. Buktikan bahwa :
i . ABD ACE
ii. BFE CFD
b. Tentukanlanh panjang AB, AC, DC, CE, AE, DF.
3. Garis-garis Istimewa dalam Segitiga
1. Garis tinggi
Garis tinggi suatu segitiga adalah garis yang membagi tegak lurus sisi di depan titik
sudut segitiga tersebut.
Perhatikan ABC di samping, dan buktikanlah
bahwa ketiga garis tinggi dalam ABC tersebut
melalui satu titik.
Bukti :
Perhatikan ABC pada Gambar di samping.
Melalui titik A, B, dan C ditarik garis-garis yang
masing-masing sejajar dengan sisi dihadapan titik
D C F
Q
R
O
A P B
18. 18
sudut itu. Apabila garis-garis itu berpotongan di
D, E, dan F, maka DE // CB, EF // AC, DF // AB.
Perhatikan segi-4 ABFC.
AB // CF, AC // BF ABFC adalah jajargenjang
AB = CF
Analog untuk segi-4 ABCD dan segi-4 ACBF,
sehingga didapat : ..... = ..... dan ..... = .....
CE = .... = .... C ................................. DF
Analog : A ................................. DE
B ................................. EF
Berdasarkan sifat di atas, maka didapat bahwa
OD = ......, OE = ......, dan OF = .......
Karena O AQ, O BR, dan O CP dan AQ,
BR, dan CP adalah garis tinggi pada ABC,
maka terbukti bahwa AQ, BR, dan CP melalui
satu titik, yaitu titik O.
E
(Gunakan sifat berikut : “
Diketahui ruas garis AB. Jika
ada sebuah garis g yang melalui
titik tengah dan tegak lurus ruas
garis itu, maka x g, berlaku
XA = XB”)
2. Garis berat
Garis berat suatu segitiga adalah garis yang membagi dua sama panjang sisi di depan
titik sudut tersebut. Perhatikan ABC pada gambar di bawah ini.
C
E P’ D
P
A F B
Buktikanlah :
Ketiga garis berat dalam ABC di atas melalui satu titik, yang disebut titik berat segitiga.
19. 19
Bukti :
Perhatikan ABC di atas.
AD dan BE adalah garis berat dalam ABC BD = DC dan AF = BF.
Misalkan AD dan BE berpotongan di P, akan dibuktikan bahwa CF juga akan melalui P.
Perhatikan CED dan CAB.
CE : CA = CD : CB = 2 : 1 (...................................)
Akibatnya AB // ED dan ED : AB = CE : CA = 1 : 2.
DEP = ABP dan EPD = APB (................................................)
EPD .... APB.
Akibatnya EP : PB = ED : AB = 1 : 2 = DP : AP.
Misalkan CF adalah garis berat yang melalui C dan memotong EB di P’, maka dengan
cara yang sama dapat dibuktikan bahwa EP’ : P’B = 1 : 2.
Dengan demikian diperoleh EP =
3
1
EB dan EP’ =
3
1
EB atau .... = .....
Jadi terbukti bahwa CF adalah garis berat yang memotong EB di P.
3. Garis bagi
Garis bagi suatu segitiga adalah garis yang membagi dua sudut segitiga menjadi dua
bagian yang sama besar. Perhatikan ABC pada gambar berikut.
C
E D
X
o
o *
A B
Karena Garis AD adalah garis bagi dari BAC, maka semua titik pada AD letaknya
sama jauh dari AC dan AB (Mengapa ?).
20. 20
Karena Garis BE adalah garis bagi dari ABC, maka semua titik pada BE letaknya sama
jauh dari BA dan BC (Mengapa ?).
Misalkan AD dan BE berpotongan di titik X, maka berarti X letaknya sama jauh dari AC
dan AB dan juga dari BA dan BC (Mengapa ?).
Jadi X letaknya sama jauh dari CA dan CB, yang berarti bahwa X terletak pada garis bagi
dari ACB atau CX adalah terletak pada garis bagi dari ACB.
Dengan demikian terbukti bahwa ketiga garis bagi ini melalui pada satu titik.
Latihan!
1. Dalam sebuah ABC, BD dan AE adalah garis-garis berat yang masing-masing melalui
titik sudut B dan A. Buktikan bahwa garis DE // AB.
2. Dalam sebuah ABC, BD dan AE adalah garis-garis berat yang masing-masing melalui
titik sudut B dan A. Kedua garis berat ini berpotongan di titik Z. Buktikan bahwa :
a) DE =
2
1
AB
b) AZ : ZE = BZ : ZD = 2 : 1
3. Perhatikan Gambar 3-6 berikut.
H
C
D
o
o
A B E
Gambar 3-6
Misalkan pada ABC di atas, AD adalah garis bagi dari BAC, BE adalah garis bagi
dari sudut luar CBF dan CH adalah garis bagi dari sudut luar GBC. Buktikan bahwa
ketiga garis bagi ini akan berpotongan pada satu titik.
4. Buktikan bahwa garis tinggi suatu segitiga sama kaki akan membagi segitiga menjadi dua
segitiga yang kongruen.
5. Garis tinggi pada hipotenusa suatu segitiga siku-siku sama kaki sama dengan setengah
panjang hipotenusanya. Buktikan !
6. Buktikan bahwa kedua garis bagi sudut alas suatu segitiga sama kaki sama panjang.