SlideShare a Scribd company logo
Dedy Riyanto, SE, M.Kom.
STIE PERTIWI
Materi
 Kuosien Differensiasi dan Derivatif
 Penotasian
 Kaidah-kaidah Diferensiasi
 Hakekat derivatif dan diferensial
 Derivatif dari derivatif
 Hubungan antara Fungsi dan derivatifnya
 Penerapan Ekonomi
TOKOH KALKULUS
Sir Isaac Newton Gottfried Wilhelm
Leibniz
Kuosien Differensiasi dan Derivatif
 y = f(x) dan terdapat tambahan variabel bebas x sebesar
 Maka :
)()(
)(
)(
)(
xfxxfy
yxxfy
xxfyy
xfy




(1)
 ∆ x adalah tambahan x, sedangkan ∆ y
adalah tambahan y akibat adanya
tambahan x. Jadi ∆y timbul karena
adanya ∆x.
 Apabila pada persamaan (1) ruas kiri dan
ruas kanan sama-sama dibagi ∆x, maka
diperoleh
x
xfxxf
x
y




 )()(
Kuosien Differensiasi dan Derivatif
Kuosien Differensiasi dan Derivatif
 Bentuk ∆y/ ∆x inilah yang disebut
sebagai hasil bagi perbedaan atau
kuosien diferensi (difference quotient),
yang mencerminkan tingkat perubahan
rata-rata variabel terikat y terhadap
perubahan variabel bebas x
 Proses penurunan fungsi disebut juga
proses diferensiasi  merupakan
penentuan limit suatu kuosien diferensi
(∆x sangat kecil)
 Hasil proses diferensiasi dinamakan
turunan atau derivatif (derivative).
Kuosien Differensiasi dan Derivatif
Jika y = f(x)
Maka kuosien diferensinya :
x
xfxxf
xx
y
x
x
xfxxf
x
y












)()(
0
lim
0
lim
)()(
Penotasian
 Cara penotasian dari turunan suatu fungsi dapat
dilakukan dengan beberapa macam :
dx
xdf
dx
dy
xfyxfy
x
y
x
xx
)(
)()('
0
lim '




10
∆x sangat kecil maka = ∆y / ∆x
Kuosien diferensi ∆y/ ∆x slope / lereng dari
garis kurva y = f(x)
Paling lazim
digunakan
Kaidah-kaidah diferensiasi
1. Diferensiasi konstanta
Jika y = k, dimana k adalah konstanta, maka
dy/dx = 0
contoh : y = 5  dy/dx = 0
2. Diferensiasi fungsi pangkat
Jika y = xn, dimana n adalah konstanta, maka
dy/dx = nxn-1
contoh : y=x3dy/dx=3x3-1=3x2
3. Diferensiasi perkalian konstanta dengan
fungsi
Jika y = kv, dimana v = h(x),
 dy/dx = k dv/dx
contoh : y = 5x3  dy/dx = 5(3x2) = 15x2
4. Diferensiasi pembagian konstanta dengan
fungsi
jika y = k/v, dimana v=h(x), maka :
6
2
23
2
3
15
)(
)3(5
,
5
:
x
x
x
x
dx
dy
x
ycontoh 
Kaidah-kaidah diferensiasi
5. Diferensiasi penjumlahan (pengurangan) fungsi
jika y = u + v, dimana u = g(x) dan v = h(x)
maka dy/dx = du/dx + dv/dx
contoh : y = 4x2 + x3  u = 4x2 du/dx = 8x
 v = x3 dv/dx = 3x2
dy/dx =du/dx + dv/dx = 8x + 3x2
6. Diferensiasi perkalian fungsi
Jika y = uv, dimana u = g(x) dan v = h(x)
444322
32
20812)8)(()3)(4(
))(4(:
xxxxxxx
dx
du
v
dx
dv
u
dx
dy
xxycontoh
dx
du
v
dx
dv
u
dx
dy
maka



7. Diferensiasi pembagian fungsi
Jika y = u/v. dimana u = g(x) dan v = h(x)
2
26
44
23
223
2
3
2
2
4
4128
)(
)3)(4()8)((
4
:












x
xx
xx
x
xxxx
v
dx
dv
u
dx
du
v
dx
dy
x
x
ycontoh
v
dx
dv
u
dx
du
v
dx
dy
maka
8. Diferensiasi Fungsi Komposit
Jika y=f(u) sedangkan u=g(x),dengan bentuk lain
y=f{g(x)}, maka :
25232
2
2323
12096)12)(54(2)12(2
2,12
54:)54(:
xxxxxu
dx
du
du
dy
dx
dy
u
du
dy
x
dx
du
uyxumisalxycontoh
dx
du
du
dy
dx
dy




9. Diferensiasi Fungsi Berpangkat
Jika y=un, dimana u=g(x) dan n adalah konstanta, maka dy/dx =nun-1
.(du/dx)
Contoh :
25231
2323
12096)12)(54(2
1254:,)54(
xxxx
dx
du
nu
dx
dy
x
dx
du
xumisalxy
n



10. Diferensiasi Fungsi Logaritmik
Jika y = alog x, maka
5ln2
1
ln
1
,2log:
ln
1
5


axdx
dy
ycontoh
axdx
dy
11. Diferensiasi fungsi logaritmik-Napier
Jika y = ln x, maka dy/dx = 1/x
Contoh : y = ln 5, dy/dx = 1/x = 1/5
12. Diferensiasi fungsi Komposit-Logaritmik-Napier
Jika y = ln u, dimana u = g(x), maka :
)6(
5
)2(
5
)3(
)2(1
)2(
5
)2(
)3(
:misalkan
2
3
ln:contoh
1
22
2






















xxxx
x
dx
du
udx
dy
xdx
du
x
x
u
x
x
y
dx
du
udx
dy
13. Diferensiasi fungsi Komposit logaritmik
Jika y = nln x, maka dy/dx = 1/xln n
Contoh : y = 3ln 2, dy/dx = 1/x ln n = 1/ 2 ln 3
14. Diferensiasi fungsi Komposit-Logaritmik-Napier-
Berpangkat
Jika y = (ln u)n, dimana u = g(x) dan n adalah konstanta,
maka :
 
 
 32
32
2
2
32
5ln
6
)10(5ln3
5
11
105:misalkan
5ln:contoh
1
x
x
xx
xdx
du
udu
dy
dx
dy
x
dx
du
xu
xy
dx
du
udu
dy
dx
dy





15. Diferensiasi fungsi Eksponensial
Jika y = ax, dimana a adalah konstanta, maka :
1ln,/maka,
5ln5ln
5:contoh
ln




esebabedxdyeyhaldalam
aa
dx
dy
y
aa
dx
dy
xx
xx
x
x
15. Diferensiasi fungsi Komposit - Eksponensial
Jika y = au, dimana u=g(x) dan a adalah konstanta, maka :
9ln9)6()6)(9(ln9ln
6/43
9:contoh
ln
4343
2
43
22
2






xxu
x
u
xx
dx
du
aa
dx
dy
xdxduxuMisalkan
y
dx
du
aa
dx
dy
16. Diferensiasi fungsi Kompleks
Jika y = uv, dimana u=g(x) dan v=h(x), maka :
Contoh : y=4xx
3
Misalkan u = 4xdu/dx = 4
v = x3 dv/dx = 3x2
dx
dv
uu
dx
du
vu
dx
dy vv
 
ln1
)4ln34(4
4ln1216
)3(4ln4)4(4)(
ln
2
22
213
1
3
33
33
xx
xxx
xxxxx
dx
dv
uu
dx
du
vu
dx
dy
x
xx
xx
vv








17. Diferensiasi fungsi Balikan
Jika y = f(x), dimana x=g(y) adalah fungsi-fungsi yang saling
berbalikan(inverse function), maka
Contoh : x=5y+0.5y4
dydxdx
dy
/
1

3
3
25
1
/
1
25
ydydxdx
dy
y
dy
dx



Latihan
 Diferensialkan fungsi-fungsi berikut :
xxxya 742) 23

)62)(4() 2
 xxyb
62
4
)
2



x
x
yc
2
25
) 




 

x
x
yd
3
53
32
) 








x
x
ye
7
72
)
4


xx
yf
7
72
)
4


xx
yg
Kuosien diferensial tak lain adalah lereng dari
kurva y=f(x). Sedangkan derivatif dy/dx adalah lim( )
untuk x 0 . Jika x sangat kecil,
itu sendiri.
xy  /
xy  /
xyxyLim
x


/)/(
0
dx
dy
x
y
x
f(x)y
x
y







0
lim
kurvadarilereng
dy/dx  terdiri dari 2 suku, dy dinamakan diferensial
y, dx merupakan diferensial dari x.
Diferensial dari x : dx = ∆x
Diferensial dari y : dy=(dy/dx) ∆x
Variabel terikat
 dy/dx  lereng taksiran (approximated slope)
dari kurva y = f(x) pada kedudukan x tertentu.
 ∆y/∆x  lereng yang sesungguhnya (the true
slope)
 Lereng taksiran ini dapat lebih besar (over
estimated), atau lebih kecil (under estimated),
atau sama dengan lereng sesungguhnya
(teragantung pada jenis fungsinya dan besar
kecilnya perubahan pada variabel bebas)
 Fungsi y = f(x) yang linier, lereng taksiran =
lereng sesungguhnya, berapapun ∆x  dy/dx
= ∆y/ ∆x
∆x = dx
P
Q
R
∆y = dy
y = f(x) Perubahan x = ∆x
Perubahan y = ∆y
Diferensial x = dx
Diferensial y = dy
Kuosien diferensi =
∆y/ ∆x
Derivatif = dy/dx
dy/dx = ∆y/ ∆x
 Fungsi y = f(x) yang non-linier
∆x = dx
P
S
R
Q
QS=dx
QR=∆y
P Q
R
S
∆x = dx
QR=dy
QS=∆x
(a) (b)
y y
x x0 0
dy > ∆y
Over-estimated
dy < ∆y
Under-estimated
Tergantung pada derajatnya, sesungguhnya setiap fungsi
dapat diturunkan lebih dari satu kali.
Fungsi awal
Turunan Pertama
Turunan Ketiga
Turunan Ke-n
)(xfy 
dx
xdf
dx
dy
xfy
)(
)('' 
2
2
2
2
)(
)(""
dx
xfd
dx
yd
xfy 
n
n
n
n
nn
dx
xfd
dx
yd
xfy
)(
)( 
Derivatif yang diperoleh dari derivatif sebuah fungsi
dinamakan derivatif berderajat lebih tinggi.
Besar kecilnya harga atau nilai derivatif pertama dan
kedua dapat digunakan untuk menentukan posisi-
posisi khusus dari kurva fungsi yang bersangkutan.
0/
6/'''
86/''
583/'
754)(
:
44'
33
22
2
23





dxydy
dxydy
xdxydy
xxdxdyy
xxxxfy
contoh
v
 Dengan mengetahui hub. antara fungsi dan
derivatifnya  besarnya turunan pertama dan
turunan kedua  akan bisa dikenali bentuk gambar
dari fungsi tersebut
 Kita akan mengetahui kurva menaik atau menurun,
titik ekstrim dan juga titik beloknya.
konstanta2/'''
linearfungsi82/''
kuadratfungsi58/'
kubikfungsi5124
3
1)(
:
33
22
2
23




dxydy
xdxydy
xxdxdyy
xxxxfy
contoh
Perhatikan pengurangan derajat fungsi pada masing-
masing turunannya
 Turunan pertama dari sebuah fungsi non-linear dapat
digunakan untuk menentukan apakah kurva dari fungsi
yang bersangkutan menaik atau menurun pada kedudukan
tertentu.
Lereng
positif
fungsi
menaik
Lereng negatif
fungsi
menurun
Lereng nol
Lereng nol
y = f(x)
f’(a) > 0, y = f(x) menaik
f’(a) < 0, y = f(x)menurun
Uji Tanda
 Apabila turunan pertama f’(x) = 0, berarti
y = f(x) berada di titik ekstrim
 Untuk menentukan apakah titik ekstrim
tersebut merupakan titik maksimum ataukah
minimum, maka perlu dilakukan uji tanda
terhadap f’(a) = 0.
 Jika f’(x) > 0 untuk x < a dan f’(x) < 0 untuk x >
a, maka titik ekstrimnya adalah titik maksimum.
 Jika f’(x) < 0 untuk x < a dan f’(x) > 0 untuk x >
a, maka titik ekstrimnya adalah titik minimum.
Titik ekstrim fungsi parabolik
 Turunan pertama dari fungsi parabolik y = f(x) berguna
untuk menentukan letak titik ekstrimnya.
 Sedangkan turunan kedua berguna untuk mengetahui
jenis titik ekstrim yang bersangkutan.
 Perhatikan fungsi parabolik berikut dan turunan-
turunannya, serta hubungan secara grafik.
y = f(x) = x2 - 8x + 12 ………….fungsi parabolik
y’ = f’(x) = dy/dx = 2x – 8 …….fungsi linear
y” = f”(x) = d2y/dx2 = 2 ……….konstanta
 Parabola y = f(x) = x2 - 8x + 12 , mencapai titik ekstrim –
dalam hal ini titik minimum yaitu (4, -4)
y’ = 0, nilai variabel bebas x = 4. x = 4  dimasukkan ke
dalam persamaan Parabola  didapat nilai y = -4
42 6
-4
-8
2
12
(4,-4)
y” = 2
x
y
y’= 2x - 8
y = x2 – 8x + 12
0
 Parabola y = f(x) mencapai titik ekstrim pada y’ = 0
 Jika y” < 0 : bentuk parabolanya terbuka ke bawah,
titik ekstrimnya adalah titik maksimum.
 Jika y” > 0 : bentuk parabolanya terbuka ke atas, titik
ekstrimnya adalah titik minimum.
Titik Ekstrim dan Titik Belok Fungsi Kubik
 Titik maksimum atau minimum fungsi kubik,
serta titik beloknya dapat dicari melalui turunan
pertama dan kedua dari fungsi tersebut.
 Perhatikan fungsi kubik dan turunannya berikut :
y = 1/3x3 – 3x2 + 8x – 3 ………….fungsi kubik
y’ = x2 – 6x + 8 ……………………fungsi kuadratik
y” = 2x – 6 ………………………..fungsi linear
 Jika y’ = 0,
x2 – 6x + 8 = 0
(x – 2)(x – 4) = 0  x1 = 2, x2 = 4
 Untuk x1 = 2 dimasukkan pada persamaan kubik

maka y = 3.67 (2, 3.67)  titik ekstrim maksimum
 Untuk x1 = 2 apabila dimasukkan dalam turunan
ke dua, maka y” = -2 < 0 (turunan kedua negatif)
 Untuk x2 = 4 dimasukkan pada persamaan kubik

maka y = 2.33 (4, 2.33)  titik ekstrim minimum
 Untuk x2 = 4 apabila dimasukkan dalam turunan
ke dua, maka y” = 2 > 0 (turunan kedua positif)
 Jika y” = 0  2x – 6 = 0  x = 3, nilai x = 3
dimasukkan dalam persamaan kubik 
didapatkannilai y = 3  titik belok (3,3)
32 4
-4
-6
2
8
(3,-1)
y” = 2
x
y
y’’= 2x – 6
y’ = x2 – 6x + 8
0
-2
3.67 y = 1/3x3 – 3x2 + 8x + 3
(3,3)
(2,3.67)
(4,2.33)
 Fungsi Kubik y = f(x) mencapai titik ekstrim pada
y’ = 0
 Jika y” < 0 pada y’ = 0, maka titik ekstrimnya
adalah titik maksimum
 Jika y” > 0 pada y’ = 0, maka titik ekstrimnya
adalah titik minimum
 Fungsi kubik y = f(x) berada di titik belok pada y”
= 0
Permintaan Marjinal
 Apabila 2 macam barang mempunyai hubungan dalam
penggunaannya, maka permintaan atas masing-masing
barang akan fungsional terhadap harga kedua barang
tersebut
 Jika Qda = f(Pa, Pb) dan Qdb = f(Pa, Pb) maka:



a
a
P
Qd
Permintaan marjinal
akan A berkenaan
dengan Pa



b
a
P
Qd
Permintaan marjinal
akan A berkenaan
dengan Pb



a
b
P
Qd
Permintaan marjinal
akan B berkenaan
dengan Pa



b
b
P
Qd
Permintaan marjinal
akan B berkenaan
dengan Pb
Elastisitas Permintaan Parsial
 Elastisitas permintaan (price elasticity of demand)
Jika Qda = f(Pa, Pb) dan Qdb = f(Pa, Pb), maka elastisitas
permintaan atas perubahan harga barang itu sendiri:
1) Barang a
2) Barang b
b
b
b
b
b
b
b
Qd
P
P
Qd
P
Qd
d 






%
%

a
a
a
a
a
a
a
Qd
P
P
Qd
P
Qd
d 






%
%

Elastisitas Permintaan Parsial
 Elastisitas Silang (cross elasticity of demand)
Jika Qda = f(Pa, Pb) dan Qdb = f(Pa, Pb), maka elastisitas
silang yang mengukur kepekaan perubahan permintaan
suatu barang berkenaan dengan perubahan harga barang
lainnya:
1) Elastisitas silang barang a dengan barang b
2) Elastisitas silang barang b dengan barang a
b
a
a
b
a
b
ba
Qd
P
P
Qd
P
Qd







%
%

a
b
b
a
b
a
ab
Qd
P
P
Qd
P
Qd







%
%

Elastisitas Permintaan Parsial
 Elastisitas Silang (cross elasticity of demand)
 Jika dan < 0 untuk Pa dan Pb tertentu, maka
hubungan antara barang a dan barang b adalah saling
melengkapi (komplementer); karena kenaikan
harga salah satu barang akan diikuti penurunan
permintaan atas keduanya
 Jika dan > 0 untuk Pa dan Pb tertentu, maka
hubungan antara barang a dan barang b adalah saling
menggantikan (substitusi); karena kenaikan harga
salah satu barang akan diikuti kenaikan permintaan
barang lainnya
ab ba
ab ba
Contoh (1) Elastisitas 2 Barang
 Fungsi permintaan atas 2 barang ditunjukkan sbb:
Qda(Pa
2)(Pb
3) – 1 = 0
Qdb(Pa
3)(Pb) – 1 = 0
 Hitunglah elastisitas permintaan masing-masing barang
dan bagaimanakah hubungan antara kedua barang
tersebut?
1) Elastisitas permintaan:
manipulasi bentuk persamaan permintaan:
32
32
1 


 ba
ba
a PP
PP
Qd 13
3
1 


 ba
ba
b PP
PP
Qd
Contoh (1) Elastisitas 2 Barang
1) Elastisitas permintaan:
cari Qda’ dan Qdb’:
bentuk persamaan elastisitas permintaannya:
Barang a: elastis, barang b: elastis-uniter
33
2 



ba
a
a
PP
P
Qd 23 



ba
b
b
PP
P
Qd
22 32
33



 

ba
a
ba
a
a
a
a
a
PP
P
PP
Qd
P
P
Qd
d
113
23



 

ba
b
ba
b
b
b
b
b
PP
P
PP
Qd
P
P
Qd
d
Contoh (1) Elastisitas 2 Barang
2) Elastisitas silang:
cari turunan pertama atas a dan b:
bentuk persamaan elastisitas silangnya:
Hubungan kedua barang adalah komplementer
14
3 



ba
a
b
PP
P
Qd42
3 



ba
b
a
PP
P
Qd
33 32
42



 

ba
b
ba
a
b
b
a
ab
PP
P
PP
Qd
P
P
Qd

33 13
14



 

ba
a
ba
b
a
a
b
ba
PP
P
PP
Qd
P
P
Qd

Fungsi Biaya Gabungan
 Andaikan sebuah perusahaan memproduksi 2 barang A
dan B, dimana fungsi permintaan atas kedua barang
dicerminkan oleh QA dan QB sedangkan fungsi biaya C =
f(QA, QB)
maka:
Penerimaan dari barang A: RA = QA x PA = f(QA)
Penerimaan dari barang B: RB = QB x PB = f(QB)
Penerimaan total: R = RA + RB = f(QA) + f(QB)
 Fungsi keuntungannya:
П = R – C = [f(QA) + f(QB)] – f(QA, QB) = g(QA, QB)
Fungsi Biaya Gabungan
 Keuntungan akan optimum ketika П’ = 0:
 Titik optimum adalah maksimum jika П’’ < 0:
0


AQ
0


BQ
02
2



AQ
02
2



BQ
Contoh (2) Fungsi Biaya Gabungan
 Biaya total yg dikeluarkan sebuah perusahaan yg
memproduksi dua barang, X dan Y, adalah:
C = QX
2 + 3QY
2 +QXQY
Harga jual per unit masing-masing barang adalah PX = 7
dan PY = 20
 Berapa unit tiap barang harus diproduksi agar
keuntungan maksimum?
 Berapakah besarnya keuntungan maksimum?
 Berapa unit tiap barang harus diproduksi agar
keuntungan maksimum?
RX = PXQX = 7QX RY = PYQY = 20QY
R = 7QX + 20QY
П = 7QX + 20QY – QX
2 – 3QY
2 – QXQY
7 – 2(20 – 6QY) – QY = 0
33 – 11QY = 0 → QY = 3
QY = 3 → 20 – 6(3) – QX = 0 → QX = 2
027 


YX
X
QQ
Q
0620 


XY
Y
QQ
Q
Contoh (2) Fungsi Biaya Gabungan
Contoh (2) Fungsi Biaya Gabungan
Jika ПXX dan ПYY < 0 maka titik maksimum:
 Besarnya keuntungan maksimum:
П = 7(2) + 20(3) – (2)2 – 3(3)2 – (2)(3)
П = 37
 Soal ini juga dapat diselesaikan melalui persamaan
marjinalnya, П akan maksimum ketika MR = MC:
MRX = MCX dan MRY = MCY
022
2



XQ
062
2



YQ
MU dan Keseimbangan Konsumsi
 Jika kepuasan konsumen U dan barang-barang yg
dikonsumsinya qi = (i = 1, 2, 3, …, n) maka:
U = f(q1, q2, q3, …, qn )
 Seandainya untuk penyerderhanaan, diasumsikan bahwa
seorang konsumen hanya mengkonsumsi 2 macam
barang, X dan Y, maka fungsi utilitasnya:
U = f(x, y)
Fungsi utilitas U = f(x, y) merupakan persamaan kurva
indiferensi (indifference curve)—kurva yg menunjukkan
berbagai kombinasi konsumsi X dan Y yang memberikan
tingkat kepuasan yang sama
MU dan Keseimbangan Konsumsi
 Derivatif pertama dari U terhadap X dan Y merupakan
fungsi utilitas marjinal parsialnya:
 Budget Line (garis anggaran):
garis yang mencerminkan kemampuan konsumen
membeli berbagai macam barang berkenaan dgn harga
masing-masing barang dan pendapatan konsumen. Jika
M adalah pendapatan konsumen dan Px dan Py harga
barang X dan Y maka:
M = xPx + yPy



x
U
Utilitas marjinal
berkenaan dengan
barang X



y
U
Utilitas marjinal
berkenaan dengan
barang Y
MU dan Keseimbangan Konsumsi
 Keseimbangan konsumsi—suatu keadaan atau tingkat
kombinasi konsumsi beberapa barang yang memberikan
tingkat kepuasan optimum—tercapai pada saat kurva
indiferensi bersinggungan (tangent) dengan budget line
konsumen
 Optimalisasi dpt diselesaikan dengan membentuk
persamaan Lagrange dan derivatif pertama = 0:
L = f(x, y) + λ(xPx + yPy – M)
  0, 


xx Pyxf
x
L
   0, 


yy Pyxf
y
L

MU dan Keseimbangan Konsumsi
 Manipulasi Lx dan Ly:
 Utilitas marjinal (MU) = U’ = f ‘(x, y), maka:
Keseimbangan konsumsi tercapai apabila hasilbagi
utilitas marjinal dari setiap barang atas harganya adalah
sama
   
x
x
xx
P
yxf
Pyxf
x
L ,
0, 



 
 
y
y
yy
P
yxf
Pyxf
y
L ,
0, 



   
y
y
x
x
P
yxf
P
yxf ,,

y
Y
x
X
P
MU
P
MU

Contoh (3) Utilitas Optimum
 Kepuasan seorang konsumen dari mengkonsumsi barang
X dan Y ditunjukkan oleh persamaan:
U = x2y3
Jumlah pendapatan konsumen Rp 1000 dan harga barang
X dan Y adalah Rp 25 dan Rp 50
 Carilah fungsi utilitas marjinal untuk setiap barang
 Berapakah utilitas marjinal jika konsumen
mengkonsumsi 14 unit X dan 13 unit Y?
 Apakah dengan mengkonsumsi 14 unit X dan 13 unit Y
konsumen memaksimumkan utilitasnya?
Jika tidak, carilah kombinasi barang X dan Y akan
memberikan tingkat kepuasan optimum
Contoh (3) Utilitas Optimum
 Carilah fungsi utilitas marjinal untuk setiap barang
 Berapakah utilitas marjinal jika konsumen
mengkonsumsi 14 unit X dan 13 unit Y?
3
2xy
x
U


 22
3 yx
y
U



  6151613)14(2 3



x
U     9937213143 22



y
U
Contoh (3) Utilitas Optimum
 Apakah dengan mengkonsumsi 14 unit X dan 13 unit Y
konsumen memaksimumkan utilitasnya?
 Kombinasi X dan Y yg memaksimumkan utilitas:
50
99372
25
61516

y
y
x
x
P
MU
P
MU
50
3
25
2 223
yxxy
P
MU
P
MU
y
y
x
x

  223223
34322 yxxyyxxy 
xy
x
x
y
y
4
3
4
3 2
2
3

Contoh (10) Utilitas Optimum
 Kombinasi X dan Y yg memaksimumkan utilitas:
 Substitusi nilai y = ¾ x kedalam persamaan λ:
x = 16, maka
Utilitas maksimum:
010005025 


yx
L

1601000
4
3
5025 





 xxx
  1216
4
3
 yy
    4423681216
3232
 yxu
MP dan Keseimbangan Produksi
 Jika jumlah keluaran P dan input yang digunakan xj = (j =
1, 2, 3, …, n) maka fungsi produksinya:
P = f(x1, x2, x3, …, xn )
 Seandainya diasumsikan bahwa seorang produsen hanya
menggunakan 2 macam input, K dan L, maka fungsi
produksinya:
P = f(k, l)
Fungsi produksi P = f(k, l) merupakan persamaan kurva
isoquant—kurva yg menunjukkan berbagai kombinasi
penggunaan input K dan L yang memberikan tingkat
produksi yang sama
MP dan Keseimbangan Produksi
 Derivatif pertama dari P terhadap K dan L merupakan
fungsi produk marjinal parsialnya:
 Isocost:
garis yang mencerminkan kemampuan produsen
membeli berbagai macam input berkenaan dgn harga
masing-masing input dan jumlah dana yg dimiliki. Jika M
adalah jumlah dana yg dianggarkan, PK dan PL harga
input K dan L maka:
M = K x PK + L x PL



k
P
Produksi marjinal
berkenaan dengan
input K



l
P
Produksi marjinal
berkenaan dengan
input Y
MP dan Keseimbangan Produksi
 Keseimbangan produksi—suatu keadaan atau tingkat
penggunaan kombinasi faktor-faktor produksi secara
optimum, yakni tingkat produksi maksimum dengan
kombinasi biaya terendah (least cost combination)—
tercapai pada saat kurva isoquant bersinggungan
(tangent) dgn isocost
 Optimalisasi dpt diselesaikan dengan membentuk
persamaan Lagrange dan derivatif pertama = 0:
Z = f(K, L) + λ(KPK + LPL – M)
  0, 


KK PLKf
K
Z
   0, 


LL PLKf
L
Z

MP dan Keseimbangan Produksi
 Manipulasi Lx dan Ly:
 Utilitas marjinal (MP) = P’ = f ‘(K, L), maka:
Produksi optimum dgn kombinasi biaya terendah akan
tercapai jika hasibagi produk marginal masing-masing
input terhadap harganya adalah sama
   
K
K
KK
P
LKf
PLKf
K
Z ,
0, 



   
L
L
LL
P
LKf
PLKf
L
Z ,
0, 



   
L
L
K
K
P
LKf
P
LKf ,,

L
L
K
K
P
MU
P
MP

Fungsi Produksi Cobb-Douglas
 Dinyatakan dengan:
dimana:
A : Total factor productivity
K : Capital
L : Labor
α dan β : elastisitas output
 Jika:
α + β = 1 → constant return to scale
α + β > 1 → increasing return to scale
α + β < 1 → decreasing return to scale

LAKP 
Contoh (4) Utilitas Optimum
 Seorang produsen mencadangkan Rp 96 untuk membeli
input K dan L. Harga per unit input K adalah 4 rupiah
dan input L adalah 3 rupiah. Jika fungsi produksi adalah
P = 12KL, berapa unit tiap input harus digunakan agar
produksi optimum dan berapakah produksi optimum
tersebut?
Sekian dan Trimakasih

More Related Content

What's hot

Contoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode SimpleksContoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode SimpleksReza Mahendra
 
Matematika Ekonomi - Hubungan Non Linear
Matematika Ekonomi - Hubungan Non LinearMatematika Ekonomi - Hubungan Non Linear
Matematika Ekonomi - Hubungan Non Linear
Dayana Florencia
 
[Modul] matematika ekonomi
[Modul] matematika ekonomi[Modul] matematika ekonomi
[Modul] matematika ekonomi
heru putra
 
Fungsi non linier
Fungsi non linierFungsi non linier
Penerapan kalkulus Diferensial pada Matematika Ekonomi
Penerapan kalkulus Diferensial pada Matematika EkonomiPenerapan kalkulus Diferensial pada Matematika Ekonomi
Penerapan kalkulus Diferensial pada Matematika Ekonomi
Nailul Hasibuan
 
Diferensial fungsi sederhana.pptx
Diferensial fungsi sederhana.pptxDiferensial fungsi sederhana.pptx
Diferensial fungsi sederhana.pptxJohan Sampoerno
 
Sebaran peluang-bersama
Sebaran peluang-bersamaSebaran peluang-bersama
Sebaran peluang-bersama
Welly Dian Astika
 
Pert. 2.optimisasi ekonomi
Pert. 2.optimisasi ekonomiPert. 2.optimisasi ekonomi
Pert. 2.optimisasi ekonomi
Novia Putri
 
Metode Simplek Minimasi
Metode Simplek MinimasiMetode Simplek Minimasi
Metode Simplek MinimasiSiti Zuariyah
 
Bab vi konsep dasar teori diferensial
Bab vi    konsep dasar teori diferensialBab vi    konsep dasar teori diferensial
Bab vi konsep dasar teori diferensialTajus Yamani
 
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Mayawi Karim
 
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Kristalina Dewi
 
DIFERENSIAL PARSIAL/3/EKOMA/1
DIFERENSIAL PARSIAL/3/EKOMA/1DIFERENSIAL PARSIAL/3/EKOMA/1
DIFERENSIAL PARSIAL/3/EKOMA/1muliajayaabadi
 
Matematika bisnis-kel-8
Matematika bisnis-kel-8Matematika bisnis-kel-8
Matematika bisnis-kel-8Haidar Bashofi
 
Diferensial fungsi-majemuk
Diferensial fungsi-majemukDiferensial fungsi-majemuk
Diferensial fungsi-majemuk
Dani Ibrahim
 
PENELITIAN OPERASIONAL - PROGRAMA LINIER - METODE PRIMAL DUAL
PENELITIAN OPERASIONAL - PROGRAMA LINIER - METODE PRIMAL DUALPENELITIAN OPERASIONAL - PROGRAMA LINIER - METODE PRIMAL DUAL
PENELITIAN OPERASIONAL - PROGRAMA LINIER - METODE PRIMAL DUAL
Universitas Qomaruddin, Gresik, Indonesia
 
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsen
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsenMatematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsen
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsen
Harya Wirawan
 
Integral bab-14-kuliah-matematika-ekonomi.news
Integral bab-14-kuliah-matematika-ekonomi.news Integral bab-14-kuliah-matematika-ekonomi.news
Integral bab-14-kuliah-matematika-ekonomi.news Haidar Bashofi
 
Penerapan fungsi non linier
Penerapan fungsi non linierPenerapan fungsi non linier
Penerapan fungsi non linier
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 

What's hot (20)

Contoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode SimpleksContoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode Simpleks
 
Matematika Ekonomi - Hubungan Non Linear
Matematika Ekonomi - Hubungan Non LinearMatematika Ekonomi - Hubungan Non Linear
Matematika Ekonomi - Hubungan Non Linear
 
[Modul] matematika ekonomi
[Modul] matematika ekonomi[Modul] matematika ekonomi
[Modul] matematika ekonomi
 
Fungsi non linier
Fungsi non linierFungsi non linier
Fungsi non linier
 
Penerapan kalkulus Diferensial pada Matematika Ekonomi
Penerapan kalkulus Diferensial pada Matematika EkonomiPenerapan kalkulus Diferensial pada Matematika Ekonomi
Penerapan kalkulus Diferensial pada Matematika Ekonomi
 
Diferensial fungsi sederhana.pptx
Diferensial fungsi sederhana.pptxDiferensial fungsi sederhana.pptx
Diferensial fungsi sederhana.pptx
 
Sebaran peluang-bersama
Sebaran peluang-bersamaSebaran peluang-bersama
Sebaran peluang-bersama
 
Pert. 2.optimisasi ekonomi
Pert. 2.optimisasi ekonomiPert. 2.optimisasi ekonomi
Pert. 2.optimisasi ekonomi
 
Metode Simplek Minimasi
Metode Simplek MinimasiMetode Simplek Minimasi
Metode Simplek Minimasi
 
Bab vi konsep dasar teori diferensial
Bab vi    konsep dasar teori diferensialBab vi    konsep dasar teori diferensial
Bab vi konsep dasar teori diferensial
 
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
 
Minggu 10_Teknik Analisis Regresi
Minggu 10_Teknik Analisis RegresiMinggu 10_Teknik Analisis Regresi
Minggu 10_Teknik Analisis Regresi
 
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
 
DIFERENSIAL PARSIAL/3/EKOMA/1
DIFERENSIAL PARSIAL/3/EKOMA/1DIFERENSIAL PARSIAL/3/EKOMA/1
DIFERENSIAL PARSIAL/3/EKOMA/1
 
Matematika bisnis-kel-8
Matematika bisnis-kel-8Matematika bisnis-kel-8
Matematika bisnis-kel-8
 
Diferensial fungsi-majemuk
Diferensial fungsi-majemukDiferensial fungsi-majemuk
Diferensial fungsi-majemuk
 
PENELITIAN OPERASIONAL - PROGRAMA LINIER - METODE PRIMAL DUAL
PENELITIAN OPERASIONAL - PROGRAMA LINIER - METODE PRIMAL DUALPENELITIAN OPERASIONAL - PROGRAMA LINIER - METODE PRIMAL DUAL
PENELITIAN OPERASIONAL - PROGRAMA LINIER - METODE PRIMAL DUAL
 
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsen
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsenMatematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsen
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsen
 
Integral bab-14-kuliah-matematika-ekonomi.news
Integral bab-14-kuliah-matematika-ekonomi.news Integral bab-14-kuliah-matematika-ekonomi.news
Integral bab-14-kuliah-matematika-ekonomi.news
 
Penerapan fungsi non linier
Penerapan fungsi non linierPenerapan fungsi non linier
Penerapan fungsi non linier
 

Viewers also liked

Matek topik 12_13_14_joel
Matek topik 12_13_14_joelMatek topik 12_13_14_joel
Matek topik 12_13_14_joelhartantoahock
 
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)
Yunus Thariq
 
Matematika Ekonomi Diferensiasi fungsi sederhana
Matematika Ekonomi Diferensiasi fungsi sederhanaMatematika Ekonomi Diferensiasi fungsi sederhana
Matematika Ekonomi Diferensiasi fungsi sederhana
lia170494
 
Penerapan fungsi linier
Penerapan fungsi linierPenerapan fungsi linier
Penerapan fungsi linierloloping
 
Latihan + jawaban mikro 1 (uts) - FEUI
Latihan + jawaban mikro 1 (uts) - FEUILatihan + jawaban mikro 1 (uts) - FEUI
Latihan + jawaban mikro 1 (uts) - FEUI
Farah Fauziah Hilman
 

Viewers also liked (6)

Matek topik 12_13_14_joel
Matek topik 12_13_14_joelMatek topik 12_13_14_joel
Matek topik 12_13_14_joel
 
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)
 
Matematika Ekonomi Diferensiasi fungsi sederhana
Matematika Ekonomi Diferensiasi fungsi sederhanaMatematika Ekonomi Diferensiasi fungsi sederhana
Matematika Ekonomi Diferensiasi fungsi sederhana
 
Penerapan fungsi linier
Penerapan fungsi linierPenerapan fungsi linier
Penerapan fungsi linier
 
Latihan + jawaban mikro 1 (uts) - FEUI
Latihan + jawaban mikro 1 (uts) - FEUILatihan + jawaban mikro 1 (uts) - FEUI
Latihan + jawaban mikro 1 (uts) - FEUI
 
Keuntungan maksimum
Keuntungan maksimumKeuntungan maksimum
Keuntungan maksimum
 

Similar to Differensial fungsi sederhana

141_20220523052455_Matek PPT8_Diferensial Fungsi Sederhana.ppt
141_20220523052455_Matek PPT8_Diferensial Fungsi Sederhana.ppt141_20220523052455_Matek PPT8_Diferensial Fungsi Sederhana.ppt
141_20220523052455_Matek PPT8_Diferensial Fungsi Sederhana.ppt
FahmiAchtaPratama2
 
DIFERENSIAL_POWER_POINT.pptx
DIFERENSIAL_POWER_POINT.pptxDIFERENSIAL_POWER_POINT.pptx
DIFERENSIAL_POWER_POINT.pptx
Arrisqunurulhuda
 
Math11. diferensial-fungsi-sederhana-lanjutan
Math11. diferensial-fungsi-sederhana-lanjutanMath11. diferensial-fungsi-sederhana-lanjutan
Math11. diferensial-fungsi-sederhana-lanjutan
Dani Ibrahim
 
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3   turunan dan aturan rantaiPertemuan 3   turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantai
Senat Mahasiswa STIS
 
Kalkulus
KalkulusKalkulus
Kalkulus
Richy Krisna
 
Pertemuan x diferensial
Pertemuan x diferensialPertemuan x diferensial
Pertemuan x diferensial
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Kalkulus_diferensial.ppt
Kalkulus_diferensial.pptKalkulus_diferensial.ppt
Kalkulus_diferensial.ppt
KRESNASUGIARTO
 
aturan pencarian turunan
aturan pencarian turunanaturan pencarian turunan
aturan pencarian turunan
Fazar Ikhwan Guntara
 
Fisika matematika bab4 differensial danintegral
Fisika matematika bab4 differensial danintegralFisika matematika bab4 differensial danintegral
Fisika matematika bab4 differensial danintegralRozaq Fadlli
 
Pertemuan 4 turunan fungsi implisit
Pertemuan 4   turunan fungsi implisitPertemuan 4   turunan fungsi implisit
Pertemuan 4 turunan fungsi implisit
Senat Mahasiswa STIS
 
1. Fungsi 2 peubah kalkulus lanjutanssss
1. Fungsi 2 peubah kalkulus lanjutanssss1. Fungsi 2 peubah kalkulus lanjutanssss
1. Fungsi 2 peubah kalkulus lanjutanssss
bgjeenet
 
Kalkulus turunan dan integral
Kalkulus turunan dan integralKalkulus turunan dan integral
Kalkulus turunan dan integral
Hanifa Zulfitri
 
Matematika bisnis7
Matematika bisnis7Matematika bisnis7
Matematika bisnis7Amri Sandy
 
1-MATEMATIKA EKONOMI - derivatif 29apr12.pptx
1-MATEMATIKA EKONOMI - derivatif 29apr12.pptx1-MATEMATIKA EKONOMI - derivatif 29apr12.pptx
1-MATEMATIKA EKONOMI - derivatif 29apr12.pptx
RoiManullang1
 
Diferensial
DiferensialDiferensial
Diferensial
Budiman M. Said
 
Matematika dasar
Matematika dasarMatematika dasar
Matematika dasarFaisal Amir
 
Makalah kalkulus lanjut
Makalah kalkulus lanjutMakalah kalkulus lanjut
Makalah kalkulus lanjutEnggar Dewa
 

Similar to Differensial fungsi sederhana (20)

141_20220523052455_Matek PPT8_Diferensial Fungsi Sederhana.ppt
141_20220523052455_Matek PPT8_Diferensial Fungsi Sederhana.ppt141_20220523052455_Matek PPT8_Diferensial Fungsi Sederhana.ppt
141_20220523052455_Matek PPT8_Diferensial Fungsi Sederhana.ppt
 
DIFERENSIAL_POWER_POINT.pptx
DIFERENSIAL_POWER_POINT.pptxDIFERENSIAL_POWER_POINT.pptx
DIFERENSIAL_POWER_POINT.pptx
 
turunan
turunanturunan
turunan
 
Math11. diferensial-fungsi-sederhana-lanjutan
Math11. diferensial-fungsi-sederhana-lanjutanMath11. diferensial-fungsi-sederhana-lanjutan
Math11. diferensial-fungsi-sederhana-lanjutan
 
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3   turunan dan aturan rantaiPertemuan 3   turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantai
 
Kalkulus
KalkulusKalkulus
Kalkulus
 
Pertemuan x diferensial
Pertemuan x diferensialPertemuan x diferensial
Pertemuan x diferensial
 
Kalkulus_diferensial.ppt
Kalkulus_diferensial.pptKalkulus_diferensial.ppt
Kalkulus_diferensial.ppt
 
aturan pencarian turunan
aturan pencarian turunanaturan pencarian turunan
aturan pencarian turunan
 
Fisika matematika bab4 differensial danintegral
Fisika matematika bab4 differensial danintegralFisika matematika bab4 differensial danintegral
Fisika matematika bab4 differensial danintegral
 
Pertemuan 4 turunan fungsi implisit
Pertemuan 4   turunan fungsi implisitPertemuan 4   turunan fungsi implisit
Pertemuan 4 turunan fungsi implisit
 
1. Fungsi 2 peubah kalkulus lanjutanssss
1. Fungsi 2 peubah kalkulus lanjutanssss1. Fungsi 2 peubah kalkulus lanjutanssss
1. Fungsi 2 peubah kalkulus lanjutanssss
 
TURUNAN
TURUNAN TURUNAN
TURUNAN
 
Kalkulus turunan dan integral
Kalkulus turunan dan integralKalkulus turunan dan integral
Kalkulus turunan dan integral
 
Matematika bisnis7
Matematika bisnis7Matematika bisnis7
Matematika bisnis7
 
Integral 2
Integral 2Integral 2
Integral 2
 
1-MATEMATIKA EKONOMI - derivatif 29apr12.pptx
1-MATEMATIKA EKONOMI - derivatif 29apr12.pptx1-MATEMATIKA EKONOMI - derivatif 29apr12.pptx
1-MATEMATIKA EKONOMI - derivatif 29apr12.pptx
 
Diferensial
DiferensialDiferensial
Diferensial
 
Matematika dasar
Matematika dasarMatematika dasar
Matematika dasar
 
Makalah kalkulus lanjut
Makalah kalkulus lanjutMakalah kalkulus lanjut
Makalah kalkulus lanjut
 

More from Eko Mardianto

Skripsi judul dan Daftar isi
Skripsi judul dan Daftar isiSkripsi judul dan Daftar isi
Skripsi judul dan Daftar isi
Eko Mardianto
 
Daftar Isi
Daftar IsiDaftar Isi
Daftar Isi
Eko Mardianto
 
Halaman Judul
Halaman JudulHalaman Judul
Halaman Judul
Eko Mardianto
 
Daftar Pustaka
Daftar PustakaDaftar Pustaka
Daftar Pustaka
Eko Mardianto
 
Bab Tiga
Bab TigaBab Tiga
Bab Tiga
Eko Mardianto
 
Bab Satu
Bab SatuBab Satu
Bab Satu
Eko Mardianto
 
Bab Dua
Bab DuaBab Dua
Bab Dua
Eko Mardianto
 
Panduan Proposal Sekripsi 2017
Panduan Proposal Sekripsi 2017Panduan Proposal Sekripsi 2017
Panduan Proposal Sekripsi 2017
Eko Mardianto
 
Keputusan 6
Keputusan  6Keputusan  6
Keputusan 6
Eko Mardianto
 
Keputusan 5
Keputusan  5Keputusan  5
Keputusan 5
Eko Mardianto
 
Keputusan 1
Keputusan 1Keputusan 1
Keputusan 1
Eko Mardianto
 
Evaluasi Kinerja 3
Evaluasi Kinerja 3Evaluasi Kinerja 3
Evaluasi Kinerja 3
Eko Mardianto
 
Evaluasi Kinerja 1
Evaluasi Kinerja 1Evaluasi Kinerja 1
Evaluasi Kinerja 1
Eko Mardianto
 
Evaluasi Kinerja 2
Evaluasi Kinerja 2Evaluasi Kinerja 2
Evaluasi Kinerja 2
Eko Mardianto
 
Evaluasi Kinerja 5
Evaluasi Kinerja 5Evaluasi Kinerja 5
Evaluasi Kinerja 5
Eko Mardianto
 
Fungsi IF , Hlookup dan Vlookup
Fungsi IF , Hlookup dan VlookupFungsi IF , Hlookup dan Vlookup
Fungsi IF , Hlookup dan Vlookup
Eko Mardianto
 
Fungsi Datedif
Fungsi DatedifFungsi Datedif
Fungsi Datedif
Eko Mardianto
 
Panduan Lengkap Menguasai SPSS 17
Panduan Lengkap Menguasai SPSS 17Panduan Lengkap Menguasai SPSS 17
Panduan Lengkap Menguasai SPSS 17
Eko Mardianto
 
Belajar SPSS Versi 17
Belajar SPSS Versi 17Belajar SPSS Versi 17
Belajar SPSS Versi 17
Eko Mardianto
 
Manajemen Operasional
Manajemen OperasionalManajemen Operasional
Manajemen Operasional
Eko Mardianto
 

More from Eko Mardianto (20)

Skripsi judul dan Daftar isi
Skripsi judul dan Daftar isiSkripsi judul dan Daftar isi
Skripsi judul dan Daftar isi
 
Daftar Isi
Daftar IsiDaftar Isi
Daftar Isi
 
Halaman Judul
Halaman JudulHalaman Judul
Halaman Judul
 
Daftar Pustaka
Daftar PustakaDaftar Pustaka
Daftar Pustaka
 
Bab Tiga
Bab TigaBab Tiga
Bab Tiga
 
Bab Satu
Bab SatuBab Satu
Bab Satu
 
Bab Dua
Bab DuaBab Dua
Bab Dua
 
Panduan Proposal Sekripsi 2017
Panduan Proposal Sekripsi 2017Panduan Proposal Sekripsi 2017
Panduan Proposal Sekripsi 2017
 
Keputusan 6
Keputusan  6Keputusan  6
Keputusan 6
 
Keputusan 5
Keputusan  5Keputusan  5
Keputusan 5
 
Keputusan 1
Keputusan 1Keputusan 1
Keputusan 1
 
Evaluasi Kinerja 3
Evaluasi Kinerja 3Evaluasi Kinerja 3
Evaluasi Kinerja 3
 
Evaluasi Kinerja 1
Evaluasi Kinerja 1Evaluasi Kinerja 1
Evaluasi Kinerja 1
 
Evaluasi Kinerja 2
Evaluasi Kinerja 2Evaluasi Kinerja 2
Evaluasi Kinerja 2
 
Evaluasi Kinerja 5
Evaluasi Kinerja 5Evaluasi Kinerja 5
Evaluasi Kinerja 5
 
Fungsi IF , Hlookup dan Vlookup
Fungsi IF , Hlookup dan VlookupFungsi IF , Hlookup dan Vlookup
Fungsi IF , Hlookup dan Vlookup
 
Fungsi Datedif
Fungsi DatedifFungsi Datedif
Fungsi Datedif
 
Panduan Lengkap Menguasai SPSS 17
Panduan Lengkap Menguasai SPSS 17Panduan Lengkap Menguasai SPSS 17
Panduan Lengkap Menguasai SPSS 17
 
Belajar SPSS Versi 17
Belajar SPSS Versi 17Belajar SPSS Versi 17
Belajar SPSS Versi 17
 
Manajemen Operasional
Manajemen OperasionalManajemen Operasional
Manajemen Operasional
 

Recently uploaded

Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdekaMateri Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
13FitriDwi
 
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdfPPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
MuhammadIqbal24956
 
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).pptstudi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
SendowoResiden
 
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaanStrategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
fatamorganareborn88
 
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke KlojenGrass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
PavingBlockBolong
 
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
RahmanAnshari3
 
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptxPERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
AzisahAchmad
 
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptxBAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
arda89
 
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
aciambarwati
 
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptxPOWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
EchaNox
 
PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
helenenolaloren
 
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptxPPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
MiscoTamaela1
 
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioningbauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
wear7
 
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baikkinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
HalomoanHutajulu3
 
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDFJasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Rajaclean
 
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).pptpph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
mediamandirinusantar
 
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faizppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
Alfaiz21
 
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptxAUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
indrioktuviani10
 
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWINSUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
SUNDABET
 
hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...
hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...
hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...
hanhan140379
 

Recently uploaded (20)

Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdekaMateri Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
 
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdfPPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
 
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).pptstudi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
 
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaanStrategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
 
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke KlojenGrass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
 
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
 
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptxPERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
 
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptxBAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
 
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
 
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptxPOWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
 
PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
 
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptxPPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
 
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioningbauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
 
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baikkinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
 
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDFJasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
 
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).pptpph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
 
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faizppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
 
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptxAUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
 
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWINSUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
 
hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...
hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...
hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...
 

Differensial fungsi sederhana

  • 1. Dedy Riyanto, SE, M.Kom. STIE PERTIWI
  • 2. Materi  Kuosien Differensiasi dan Derivatif  Penotasian  Kaidah-kaidah Diferensiasi  Hakekat derivatif dan diferensial  Derivatif dari derivatif  Hubungan antara Fungsi dan derivatifnya  Penerapan Ekonomi
  • 3. TOKOH KALKULUS Sir Isaac Newton Gottfried Wilhelm Leibniz
  • 4.
  • 5. Kuosien Differensiasi dan Derivatif  y = f(x) dan terdapat tambahan variabel bebas x sebesar  Maka : )()( )( )( )( xfxxfy yxxfy xxfyy xfy     (1)
  • 6.  ∆ x adalah tambahan x, sedangkan ∆ y adalah tambahan y akibat adanya tambahan x. Jadi ∆y timbul karena adanya ∆x.  Apabila pada persamaan (1) ruas kiri dan ruas kanan sama-sama dibagi ∆x, maka diperoleh x xfxxf x y      )()( Kuosien Differensiasi dan Derivatif
  • 7. Kuosien Differensiasi dan Derivatif  Bentuk ∆y/ ∆x inilah yang disebut sebagai hasil bagi perbedaan atau kuosien diferensi (difference quotient), yang mencerminkan tingkat perubahan rata-rata variabel terikat y terhadap perubahan variabel bebas x  Proses penurunan fungsi disebut juga proses diferensiasi  merupakan penentuan limit suatu kuosien diferensi (∆x sangat kecil)  Hasil proses diferensiasi dinamakan turunan atau derivatif (derivative).
  • 8. Kuosien Differensiasi dan Derivatif Jika y = f(x) Maka kuosien diferensinya : x xfxxf xx y x x xfxxf x y             )()( 0 lim 0 lim )()(
  • 9.
  • 10. Penotasian  Cara penotasian dari turunan suatu fungsi dapat dilakukan dengan beberapa macam : dx xdf dx dy xfyxfy x y x xx )( )()(' 0 lim '     10 ∆x sangat kecil maka = ∆y / ∆x Kuosien diferensi ∆y/ ∆x slope / lereng dari garis kurva y = f(x) Paling lazim digunakan
  • 11.
  • 12. Kaidah-kaidah diferensiasi 1. Diferensiasi konstanta Jika y = k, dimana k adalah konstanta, maka dy/dx = 0 contoh : y = 5  dy/dx = 0 2. Diferensiasi fungsi pangkat Jika y = xn, dimana n adalah konstanta, maka dy/dx = nxn-1 contoh : y=x3dy/dx=3x3-1=3x2
  • 13. 3. Diferensiasi perkalian konstanta dengan fungsi Jika y = kv, dimana v = h(x),  dy/dx = k dv/dx contoh : y = 5x3  dy/dx = 5(3x2) = 15x2 4. Diferensiasi pembagian konstanta dengan fungsi jika y = k/v, dimana v=h(x), maka : 6 2 23 2 3 15 )( )3(5 , 5 : x x x x dx dy x ycontoh  Kaidah-kaidah diferensiasi
  • 14. 5. Diferensiasi penjumlahan (pengurangan) fungsi jika y = u + v, dimana u = g(x) dan v = h(x) maka dy/dx = du/dx + dv/dx contoh : y = 4x2 + x3  u = 4x2 du/dx = 8x  v = x3 dv/dx = 3x2 dy/dx =du/dx + dv/dx = 8x + 3x2 6. Diferensiasi perkalian fungsi Jika y = uv, dimana u = g(x) dan v = h(x) 444322 32 20812)8)(()3)(4( ))(4(: xxxxxxx dx du v dx dv u dx dy xxycontoh dx du v dx dv u dx dy maka   
  • 15. 7. Diferensiasi pembagian fungsi Jika y = u/v. dimana u = g(x) dan v = h(x) 2 26 44 23 223 2 3 2 2 4 4128 )( )3)(4()8)(( 4 :             x xx xx x xxxx v dx dv u dx du v dx dy x x ycontoh v dx dv u dx du v dx dy maka
  • 16. 8. Diferensiasi Fungsi Komposit Jika y=f(u) sedangkan u=g(x),dengan bentuk lain y=f{g(x)}, maka : 25232 2 2323 12096)12)(54(2)12(2 2,12 54:)54(: xxxxxu dx du du dy dx dy u du dy x dx du uyxumisalxycontoh dx du du dy dx dy    
  • 17. 9. Diferensiasi Fungsi Berpangkat Jika y=un, dimana u=g(x) dan n adalah konstanta, maka dy/dx =nun-1 .(du/dx) Contoh : 25231 2323 12096)12)(54(2 1254:,)54( xxxx dx du nu dx dy x dx du xumisalxy n   
  • 18. 10. Diferensiasi Fungsi Logaritmik Jika y = alog x, maka 5ln2 1 ln 1 ,2log: ln 1 5   axdx dy ycontoh axdx dy
  • 19. 11. Diferensiasi fungsi logaritmik-Napier Jika y = ln x, maka dy/dx = 1/x Contoh : y = ln 5, dy/dx = 1/x = 1/5 12. Diferensiasi fungsi Komposit-Logaritmik-Napier Jika y = ln u, dimana u = g(x), maka : )6( 5 )2( 5 )3( )2(1 )2( 5 )2( )3( :misalkan 2 3 ln:contoh 1 22 2                       xxxx x dx du udx dy xdx du x x u x x y dx du udx dy
  • 20. 13. Diferensiasi fungsi Komposit logaritmik Jika y = nln x, maka dy/dx = 1/xln n Contoh : y = 3ln 2, dy/dx = 1/x ln n = 1/ 2 ln 3 14. Diferensiasi fungsi Komposit-Logaritmik-Napier- Berpangkat Jika y = (ln u)n, dimana u = g(x) dan n adalah konstanta, maka :      32 32 2 2 32 5ln 6 )10(5ln3 5 11 105:misalkan 5ln:contoh 1 x x xx xdx du udu dy dx dy x dx du xu xy dx du udu dy dx dy     
  • 21. 15. Diferensiasi fungsi Eksponensial Jika y = ax, dimana a adalah konstanta, maka : 1ln,/maka, 5ln5ln 5:contoh ln     esebabedxdyeyhaldalam aa dx dy y aa dx dy xx xx x x
  • 22. 15. Diferensiasi fungsi Komposit - Eksponensial Jika y = au, dimana u=g(x) dan a adalah konstanta, maka : 9ln9)6()6)(9(ln9ln 6/43 9:contoh ln 4343 2 43 22 2       xxu x u xx dx du aa dx dy xdxduxuMisalkan y dx du aa dx dy
  • 23. 16. Diferensiasi fungsi Kompleks Jika y = uv, dimana u=g(x) dan v=h(x), maka : Contoh : y=4xx 3 Misalkan u = 4xdu/dx = 4 v = x3 dv/dx = 3x2 dx dv uu dx du vu dx dy vv   ln1 )4ln34(4 4ln1216 )3(4ln4)4(4)( ln 2 22 213 1 3 33 33 xx xxx xxxxx dx dv uu dx du vu dx dy x xx xx vv        
  • 24. 17. Diferensiasi fungsi Balikan Jika y = f(x), dimana x=g(y) adalah fungsi-fungsi yang saling berbalikan(inverse function), maka Contoh : x=5y+0.5y4 dydxdx dy / 1  3 3 25 1 / 1 25 ydydxdx dy y dy dx   
  • 25. Latihan  Diferensialkan fungsi-fungsi berikut : xxxya 742) 23  )62)(4() 2  xxyb 62 4 ) 2    x x yc 2 25 )         x x yd 3 53 32 )          x x ye 7 72 ) 4   xx yf 7 72 ) 4   xx yg
  • 26.
  • 27. Kuosien diferensial tak lain adalah lereng dari kurva y=f(x). Sedangkan derivatif dy/dx adalah lim( ) untuk x 0 . Jika x sangat kecil, itu sendiri. xy  / xy  / xyxyLim x   /)/( 0 dx dy x y x f(x)y x y        0 lim kurvadarilereng dy/dx  terdiri dari 2 suku, dy dinamakan diferensial y, dx merupakan diferensial dari x. Diferensial dari x : dx = ∆x Diferensial dari y : dy=(dy/dx) ∆x Variabel terikat
  • 28.  dy/dx  lereng taksiran (approximated slope) dari kurva y = f(x) pada kedudukan x tertentu.  ∆y/∆x  lereng yang sesungguhnya (the true slope)  Lereng taksiran ini dapat lebih besar (over estimated), atau lebih kecil (under estimated), atau sama dengan lereng sesungguhnya (teragantung pada jenis fungsinya dan besar kecilnya perubahan pada variabel bebas)
  • 29.  Fungsi y = f(x) yang linier, lereng taksiran = lereng sesungguhnya, berapapun ∆x  dy/dx = ∆y/ ∆x ∆x = dx P Q R ∆y = dy y = f(x) Perubahan x = ∆x Perubahan y = ∆y Diferensial x = dx Diferensial y = dy Kuosien diferensi = ∆y/ ∆x Derivatif = dy/dx dy/dx = ∆y/ ∆x
  • 30.  Fungsi y = f(x) yang non-linier ∆x = dx P S R Q QS=dx QR=∆y P Q R S ∆x = dx QR=dy QS=∆x (a) (b) y y x x0 0 dy > ∆y Over-estimated dy < ∆y Under-estimated
  • 31.
  • 32. Tergantung pada derajatnya, sesungguhnya setiap fungsi dapat diturunkan lebih dari satu kali. Fungsi awal Turunan Pertama Turunan Ketiga Turunan Ke-n )(xfy  dx xdf dx dy xfy )( )(''  2 2 2 2 )( )("" dx xfd dx yd xfy  n n n n nn dx xfd dx yd xfy )( )( 
  • 33. Derivatif yang diperoleh dari derivatif sebuah fungsi dinamakan derivatif berderajat lebih tinggi. Besar kecilnya harga atau nilai derivatif pertama dan kedua dapat digunakan untuk menentukan posisi- posisi khusus dari kurva fungsi yang bersangkutan. 0/ 6/''' 86/'' 583/' 754)( : 44' 33 22 2 23      dxydy dxydy xdxydy xxdxdyy xxxxfy contoh v
  • 34.
  • 35.  Dengan mengetahui hub. antara fungsi dan derivatifnya  besarnya turunan pertama dan turunan kedua  akan bisa dikenali bentuk gambar dari fungsi tersebut  Kita akan mengetahui kurva menaik atau menurun, titik ekstrim dan juga titik beloknya.
  • 37.
  • 38.  Turunan pertama dari sebuah fungsi non-linear dapat digunakan untuk menentukan apakah kurva dari fungsi yang bersangkutan menaik atau menurun pada kedudukan tertentu. Lereng positif fungsi menaik Lereng negatif fungsi menurun Lereng nol Lereng nol y = f(x) f’(a) > 0, y = f(x) menaik f’(a) < 0, y = f(x)menurun
  • 39. Uji Tanda  Apabila turunan pertama f’(x) = 0, berarti y = f(x) berada di titik ekstrim  Untuk menentukan apakah titik ekstrim tersebut merupakan titik maksimum ataukah minimum, maka perlu dilakukan uji tanda terhadap f’(a) = 0.  Jika f’(x) > 0 untuk x < a dan f’(x) < 0 untuk x > a, maka titik ekstrimnya adalah titik maksimum.  Jika f’(x) < 0 untuk x < a dan f’(x) > 0 untuk x > a, maka titik ekstrimnya adalah titik minimum.
  • 40. Titik ekstrim fungsi parabolik  Turunan pertama dari fungsi parabolik y = f(x) berguna untuk menentukan letak titik ekstrimnya.  Sedangkan turunan kedua berguna untuk mengetahui jenis titik ekstrim yang bersangkutan.  Perhatikan fungsi parabolik berikut dan turunan- turunannya, serta hubungan secara grafik. y = f(x) = x2 - 8x + 12 ………….fungsi parabolik y’ = f’(x) = dy/dx = 2x – 8 …….fungsi linear y” = f”(x) = d2y/dx2 = 2 ……….konstanta  Parabola y = f(x) = x2 - 8x + 12 , mencapai titik ekstrim – dalam hal ini titik minimum yaitu (4, -4) y’ = 0, nilai variabel bebas x = 4. x = 4  dimasukkan ke dalam persamaan Parabola  didapat nilai y = -4
  • 41. 42 6 -4 -8 2 12 (4,-4) y” = 2 x y y’= 2x - 8 y = x2 – 8x + 12 0
  • 42.  Parabola y = f(x) mencapai titik ekstrim pada y’ = 0  Jika y” < 0 : bentuk parabolanya terbuka ke bawah, titik ekstrimnya adalah titik maksimum.  Jika y” > 0 : bentuk parabolanya terbuka ke atas, titik ekstrimnya adalah titik minimum.
  • 43. Titik Ekstrim dan Titik Belok Fungsi Kubik  Titik maksimum atau minimum fungsi kubik, serta titik beloknya dapat dicari melalui turunan pertama dan kedua dari fungsi tersebut.  Perhatikan fungsi kubik dan turunannya berikut : y = 1/3x3 – 3x2 + 8x – 3 ………….fungsi kubik y’ = x2 – 6x + 8 ……………………fungsi kuadratik y” = 2x – 6 ………………………..fungsi linear
  • 44.  Jika y’ = 0, x2 – 6x + 8 = 0 (x – 2)(x – 4) = 0  x1 = 2, x2 = 4  Untuk x1 = 2 dimasukkan pada persamaan kubik  maka y = 3.67 (2, 3.67)  titik ekstrim maksimum  Untuk x1 = 2 apabila dimasukkan dalam turunan ke dua, maka y” = -2 < 0 (turunan kedua negatif)  Untuk x2 = 4 dimasukkan pada persamaan kubik  maka y = 2.33 (4, 2.33)  titik ekstrim minimum  Untuk x2 = 4 apabila dimasukkan dalam turunan ke dua, maka y” = 2 > 0 (turunan kedua positif)  Jika y” = 0  2x – 6 = 0  x = 3, nilai x = 3 dimasukkan dalam persamaan kubik  didapatkannilai y = 3  titik belok (3,3)
  • 45. 32 4 -4 -6 2 8 (3,-1) y” = 2 x y y’’= 2x – 6 y’ = x2 – 6x + 8 0 -2 3.67 y = 1/3x3 – 3x2 + 8x + 3 (3,3) (2,3.67) (4,2.33)
  • 46.  Fungsi Kubik y = f(x) mencapai titik ekstrim pada y’ = 0  Jika y” < 0 pada y’ = 0, maka titik ekstrimnya adalah titik maksimum  Jika y” > 0 pada y’ = 0, maka titik ekstrimnya adalah titik minimum  Fungsi kubik y = f(x) berada di titik belok pada y” = 0
  • 47.
  • 48. Permintaan Marjinal  Apabila 2 macam barang mempunyai hubungan dalam penggunaannya, maka permintaan atas masing-masing barang akan fungsional terhadap harga kedua barang tersebut  Jika Qda = f(Pa, Pb) dan Qdb = f(Pa, Pb) maka:    a a P Qd Permintaan marjinal akan A berkenaan dengan Pa    b a P Qd Permintaan marjinal akan A berkenaan dengan Pb    a b P Qd Permintaan marjinal akan B berkenaan dengan Pa    b b P Qd Permintaan marjinal akan B berkenaan dengan Pb
  • 49. Elastisitas Permintaan Parsial  Elastisitas permintaan (price elasticity of demand) Jika Qda = f(Pa, Pb) dan Qdb = f(Pa, Pb), maka elastisitas permintaan atas perubahan harga barang itu sendiri: 1) Barang a 2) Barang b b b b b b b b Qd P P Qd P Qd d        % %  a a a a a a a Qd P P Qd P Qd d        % % 
  • 50. Elastisitas Permintaan Parsial  Elastisitas Silang (cross elasticity of demand) Jika Qda = f(Pa, Pb) dan Qdb = f(Pa, Pb), maka elastisitas silang yang mengukur kepekaan perubahan permintaan suatu barang berkenaan dengan perubahan harga barang lainnya: 1) Elastisitas silang barang a dengan barang b 2) Elastisitas silang barang b dengan barang a b a a b a b ba Qd P P Qd P Qd        % %  a b b a b a ab Qd P P Qd P Qd        % % 
  • 51. Elastisitas Permintaan Parsial  Elastisitas Silang (cross elasticity of demand)  Jika dan < 0 untuk Pa dan Pb tertentu, maka hubungan antara barang a dan barang b adalah saling melengkapi (komplementer); karena kenaikan harga salah satu barang akan diikuti penurunan permintaan atas keduanya  Jika dan > 0 untuk Pa dan Pb tertentu, maka hubungan antara barang a dan barang b adalah saling menggantikan (substitusi); karena kenaikan harga salah satu barang akan diikuti kenaikan permintaan barang lainnya ab ba ab ba
  • 52. Contoh (1) Elastisitas 2 Barang  Fungsi permintaan atas 2 barang ditunjukkan sbb: Qda(Pa 2)(Pb 3) – 1 = 0 Qdb(Pa 3)(Pb) – 1 = 0  Hitunglah elastisitas permintaan masing-masing barang dan bagaimanakah hubungan antara kedua barang tersebut? 1) Elastisitas permintaan: manipulasi bentuk persamaan permintaan: 32 32 1     ba ba a PP PP Qd 13 3 1     ba ba b PP PP Qd
  • 53. Contoh (1) Elastisitas 2 Barang 1) Elastisitas permintaan: cari Qda’ dan Qdb’: bentuk persamaan elastisitas permintaannya: Barang a: elastis, barang b: elastis-uniter 33 2     ba a a PP P Qd 23     ba b b PP P Qd 22 32 33       ba a ba a a a a a PP P PP Qd P P Qd d 113 23       ba b ba b b b b b PP P PP Qd P P Qd d
  • 54. Contoh (1) Elastisitas 2 Barang 2) Elastisitas silang: cari turunan pertama atas a dan b: bentuk persamaan elastisitas silangnya: Hubungan kedua barang adalah komplementer 14 3     ba a b PP P Qd42 3     ba b a PP P Qd 33 32 42       ba b ba a b b a ab PP P PP Qd P P Qd  33 13 14       ba a ba b a a b ba PP P PP Qd P P Qd 
  • 55. Fungsi Biaya Gabungan  Andaikan sebuah perusahaan memproduksi 2 barang A dan B, dimana fungsi permintaan atas kedua barang dicerminkan oleh QA dan QB sedangkan fungsi biaya C = f(QA, QB) maka: Penerimaan dari barang A: RA = QA x PA = f(QA) Penerimaan dari barang B: RB = QB x PB = f(QB) Penerimaan total: R = RA + RB = f(QA) + f(QB)  Fungsi keuntungannya: П = R – C = [f(QA) + f(QB)] – f(QA, QB) = g(QA, QB)
  • 56. Fungsi Biaya Gabungan  Keuntungan akan optimum ketika П’ = 0:  Titik optimum adalah maksimum jika П’’ < 0: 0   AQ 0   BQ 02 2    AQ 02 2    BQ
  • 57. Contoh (2) Fungsi Biaya Gabungan  Biaya total yg dikeluarkan sebuah perusahaan yg memproduksi dua barang, X dan Y, adalah: C = QX 2 + 3QY 2 +QXQY Harga jual per unit masing-masing barang adalah PX = 7 dan PY = 20  Berapa unit tiap barang harus diproduksi agar keuntungan maksimum?  Berapakah besarnya keuntungan maksimum?
  • 58.  Berapa unit tiap barang harus diproduksi agar keuntungan maksimum? RX = PXQX = 7QX RY = PYQY = 20QY R = 7QX + 20QY П = 7QX + 20QY – QX 2 – 3QY 2 – QXQY 7 – 2(20 – 6QY) – QY = 0 33 – 11QY = 0 → QY = 3 QY = 3 → 20 – 6(3) – QX = 0 → QX = 2 027    YX X QQ Q 0620    XY Y QQ Q Contoh (2) Fungsi Biaya Gabungan
  • 59. Contoh (2) Fungsi Biaya Gabungan Jika ПXX dan ПYY < 0 maka titik maksimum:  Besarnya keuntungan maksimum: П = 7(2) + 20(3) – (2)2 – 3(3)2 – (2)(3) П = 37  Soal ini juga dapat diselesaikan melalui persamaan marjinalnya, П akan maksimum ketika MR = MC: MRX = MCX dan MRY = MCY 022 2    XQ 062 2    YQ
  • 60. MU dan Keseimbangan Konsumsi  Jika kepuasan konsumen U dan barang-barang yg dikonsumsinya qi = (i = 1, 2, 3, …, n) maka: U = f(q1, q2, q3, …, qn )  Seandainya untuk penyerderhanaan, diasumsikan bahwa seorang konsumen hanya mengkonsumsi 2 macam barang, X dan Y, maka fungsi utilitasnya: U = f(x, y) Fungsi utilitas U = f(x, y) merupakan persamaan kurva indiferensi (indifference curve)—kurva yg menunjukkan berbagai kombinasi konsumsi X dan Y yang memberikan tingkat kepuasan yang sama
  • 61. MU dan Keseimbangan Konsumsi  Derivatif pertama dari U terhadap X dan Y merupakan fungsi utilitas marjinal parsialnya:  Budget Line (garis anggaran): garis yang mencerminkan kemampuan konsumen membeli berbagai macam barang berkenaan dgn harga masing-masing barang dan pendapatan konsumen. Jika M adalah pendapatan konsumen dan Px dan Py harga barang X dan Y maka: M = xPx + yPy    x U Utilitas marjinal berkenaan dengan barang X    y U Utilitas marjinal berkenaan dengan barang Y
  • 62. MU dan Keseimbangan Konsumsi  Keseimbangan konsumsi—suatu keadaan atau tingkat kombinasi konsumsi beberapa barang yang memberikan tingkat kepuasan optimum—tercapai pada saat kurva indiferensi bersinggungan (tangent) dengan budget line konsumen  Optimalisasi dpt diselesaikan dengan membentuk persamaan Lagrange dan derivatif pertama = 0: L = f(x, y) + λ(xPx + yPy – M)   0,    xx Pyxf x L    0,    yy Pyxf y L 
  • 63. MU dan Keseimbangan Konsumsi  Manipulasi Lx dan Ly:  Utilitas marjinal (MU) = U’ = f ‘(x, y), maka: Keseimbangan konsumsi tercapai apabila hasilbagi utilitas marjinal dari setiap barang atas harganya adalah sama     x x xx P yxf Pyxf x L , 0,         y y yy P yxf Pyxf y L , 0,         y y x x P yxf P yxf ,,  y Y x X P MU P MU 
  • 64. Contoh (3) Utilitas Optimum  Kepuasan seorang konsumen dari mengkonsumsi barang X dan Y ditunjukkan oleh persamaan: U = x2y3 Jumlah pendapatan konsumen Rp 1000 dan harga barang X dan Y adalah Rp 25 dan Rp 50  Carilah fungsi utilitas marjinal untuk setiap barang  Berapakah utilitas marjinal jika konsumen mengkonsumsi 14 unit X dan 13 unit Y?  Apakah dengan mengkonsumsi 14 unit X dan 13 unit Y konsumen memaksimumkan utilitasnya? Jika tidak, carilah kombinasi barang X dan Y akan memberikan tingkat kepuasan optimum
  • 65. Contoh (3) Utilitas Optimum  Carilah fungsi utilitas marjinal untuk setiap barang  Berapakah utilitas marjinal jika konsumen mengkonsumsi 14 unit X dan 13 unit Y? 3 2xy x U    22 3 yx y U      6151613)14(2 3    x U     9937213143 22    y U
  • 66. Contoh (3) Utilitas Optimum  Apakah dengan mengkonsumsi 14 unit X dan 13 unit Y konsumen memaksimumkan utilitasnya?  Kombinasi X dan Y yg memaksimumkan utilitas: 50 99372 25 61516  y y x x P MU P MU 50 3 25 2 223 yxxy P MU P MU y y x x    223223 34322 yxxyyxxy  xy x x y y 4 3 4 3 2 2 3 
  • 67. Contoh (10) Utilitas Optimum  Kombinasi X dan Y yg memaksimumkan utilitas:  Substitusi nilai y = ¾ x kedalam persamaan λ: x = 16, maka Utilitas maksimum: 010005025    yx L  1601000 4 3 5025        xxx   1216 4 3  yy     4423681216 3232  yxu
  • 68. MP dan Keseimbangan Produksi  Jika jumlah keluaran P dan input yang digunakan xj = (j = 1, 2, 3, …, n) maka fungsi produksinya: P = f(x1, x2, x3, …, xn )  Seandainya diasumsikan bahwa seorang produsen hanya menggunakan 2 macam input, K dan L, maka fungsi produksinya: P = f(k, l) Fungsi produksi P = f(k, l) merupakan persamaan kurva isoquant—kurva yg menunjukkan berbagai kombinasi penggunaan input K dan L yang memberikan tingkat produksi yang sama
  • 69. MP dan Keseimbangan Produksi  Derivatif pertama dari P terhadap K dan L merupakan fungsi produk marjinal parsialnya:  Isocost: garis yang mencerminkan kemampuan produsen membeli berbagai macam input berkenaan dgn harga masing-masing input dan jumlah dana yg dimiliki. Jika M adalah jumlah dana yg dianggarkan, PK dan PL harga input K dan L maka: M = K x PK + L x PL    k P Produksi marjinal berkenaan dengan input K    l P Produksi marjinal berkenaan dengan input Y
  • 70. MP dan Keseimbangan Produksi  Keseimbangan produksi—suatu keadaan atau tingkat penggunaan kombinasi faktor-faktor produksi secara optimum, yakni tingkat produksi maksimum dengan kombinasi biaya terendah (least cost combination)— tercapai pada saat kurva isoquant bersinggungan (tangent) dgn isocost  Optimalisasi dpt diselesaikan dengan membentuk persamaan Lagrange dan derivatif pertama = 0: Z = f(K, L) + λ(KPK + LPL – M)   0,    KK PLKf K Z    0,    LL PLKf L Z 
  • 71. MP dan Keseimbangan Produksi  Manipulasi Lx dan Ly:  Utilitas marjinal (MP) = P’ = f ‘(K, L), maka: Produksi optimum dgn kombinasi biaya terendah akan tercapai jika hasibagi produk marginal masing-masing input terhadap harganya adalah sama     K K KK P LKf PLKf K Z , 0,         L L LL P LKf PLKf L Z , 0,         L L K K P LKf P LKf ,,  L L K K P MU P MP 
  • 72. Fungsi Produksi Cobb-Douglas  Dinyatakan dengan: dimana: A : Total factor productivity K : Capital L : Labor α dan β : elastisitas output  Jika: α + β = 1 → constant return to scale α + β > 1 → increasing return to scale α + β < 1 → decreasing return to scale  LAKP 
  • 73. Contoh (4) Utilitas Optimum  Seorang produsen mencadangkan Rp 96 untuk membeli input K dan L. Harga per unit input K adalah 4 rupiah dan input L adalah 3 rupiah. Jika fungsi produksi adalah P = 12KL, berapa unit tiap input harus digunakan agar produksi optimum dan berapakah produksi optimum tersebut?