SlideShare a Scribd company logo
Skenario 5

 Glaukoma berasal dari kata Yunani berarti Hijau
Kebiruan yang memberi kesan warna tersebut pada
penderita Glaukoma.
 Ditandai dengan :
• Meningkatknya tekanan intra ocular.
• Atrofi Nervus Optikus.
• Menciutnya lapangan pandang.
Definisi

 Penyakit ini disebabkan :
 Bertambahnya produksi aquos humor oleh badan
siliar.
 Berkurangnya dreinase aquos humor di daerah
Camera Oculi atau Celah pupil
Etiologi

Klasifikasi
Glaukoma
Primer
Glaukoma
Kongenital
Glaukoma
Sekunder
Glaukoma
Absolut

 Glaukoma dengan etiologi idiopatik.
 Didapatkan pada penderita :
• Riwayat gangguan anatomis produksi aquos humor
atau Camera Oculi Sempit
• Kelainan pertumbuhan COA (goniodisgenesis dan
trabekulodisgenesis)
Bersifat bilateral, tidak selalu simetris dengan sudut
bilik mata terbuka atau tertutup.
Glaukoma Primer

Glaukoma Kongenital
Terbagi atas :
 Primer atau Infantil
 Menyertai Kelainan kongenital lainnya.
 Glaukoma kongenital primer adalah suatu glaukoma pada anak
dengan trabekulodisgenesis tetapi tanpa anomaly ocular dan
sistemik dari perkembangan dan atau tanpa ada penyakit okular
yang menyebabkan peningkatan TIO
 Terbagi atas :
• glaucoma infantum: terdapat pada waktu lahir atau pada umur
1- 3tahun
• glaucoma yuvenilis: terdapat pada anak yang > 3 tahun

Glaukoma Sekunder
Di sebabkan oleh :
 Perubahan Lensa
 Kelainan Uvea
 Trauma
 Bedah
 Rubeosis
 Steroid dan lainnya

 Merupakan stadium akhir Glaukoma
(Tertutup/Terbuka ) dimana sudah terjadi kebutaan
total akibat TIO meningkat.
 Penderita terlihat :
• Bilik mata dangkal
• Papil atrofi dengan eksavasi glaukomatosa
• Mata keras seperti batu
• Rasa nyeri.
Glaukoma Absolut
Def etio klas glaukoma

More Related Content

What's hot

Handout morfologi dan terminologi penyakit kulit(1)
Handout morfologi dan terminologi penyakit kulit(1)Handout morfologi dan terminologi penyakit kulit(1)
Handout morfologi dan terminologi penyakit kulit(1)
Iva Maria
 
Referat kegawatdaruratan mata
Referat kegawatdaruratan mataReferat kegawatdaruratan mata
Referat kegawatdaruratan mata
evafar
 
Pemeriksaan sensibilitas kornea dan inspeksi kornea fluoresein
Pemeriksaan sensibilitas kornea dan inspeksi kornea fluoreseinPemeriksaan sensibilitas kornea dan inspeksi kornea fluoresein
Pemeriksaan sensibilitas kornea dan inspeksi kornea fluoresein
prastika1
 

What's hot (20)

193897174 case-bedah-hemoroid
193897174 case-bedah-hemoroid193897174 case-bedah-hemoroid
193897174 case-bedah-hemoroid
 
Laporan kasus pterigium
Laporan kasus pterigium Laporan kasus pterigium
Laporan kasus pterigium
 
Skrinning & Penatalaksanaan Paska Operasi Katarak
Skrinning & Penatalaksanaan Paska Operasi KatarakSkrinning & Penatalaksanaan Paska Operasi Katarak
Skrinning & Penatalaksanaan Paska Operasi Katarak
 
Laporan Kasus Bell's palsy
Laporan Kasus Bell's palsyLaporan Kasus Bell's palsy
Laporan Kasus Bell's palsy
 
Handout morfologi dan terminologi penyakit kulit(1)
Handout morfologi dan terminologi penyakit kulit(1)Handout morfologi dan terminologi penyakit kulit(1)
Handout morfologi dan terminologi penyakit kulit(1)
 
Trauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala BeratTrauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
 
Pembedahan pada mata
Pembedahan pada mataPembedahan pada mata
Pembedahan pada mata
 
Referat kegawatdaruratan mata
Referat kegawatdaruratan mataReferat kegawatdaruratan mata
Referat kegawatdaruratan mata
 
Preskas ablasio retina revision
Preskas ablasio retina revision Preskas ablasio retina revision
Preskas ablasio retina revision
 
Lapkas onkologi
Lapkas onkologiLapkas onkologi
Lapkas onkologi
 
Katarak Imatur
Katarak ImaturKatarak Imatur
Katarak Imatur
 
ambliopia
ambliopiaambliopia
ambliopia
 
Penatalaksanaan vulnus degloving
Penatalaksanaan vulnus deglovingPenatalaksanaan vulnus degloving
Penatalaksanaan vulnus degloving
 
Pemeriksaan sensibilitas kornea dan inspeksi kornea fluoresein
Pemeriksaan sensibilitas kornea dan inspeksi kornea fluoreseinPemeriksaan sensibilitas kornea dan inspeksi kornea fluoresein
Pemeriksaan sensibilitas kornea dan inspeksi kornea fluoresein
 
Gangguan lapang pandang by Gabriella
Gangguan lapang pandang by GabriellaGangguan lapang pandang by Gabriella
Gangguan lapang pandang by Gabriella
 
Muscle relaxants in anesthesia
Muscle relaxants in anesthesiaMuscle relaxants in anesthesia
Muscle relaxants in anesthesia
 
Stroke Basic Knowledge Bhs Indonesia
Stroke Basic Knowledge Bhs IndonesiaStroke Basic Knowledge Bhs Indonesia
Stroke Basic Knowledge Bhs Indonesia
 
2. konjungtiva
2. konjungtiva2. konjungtiva
2. konjungtiva
 
Partus lama
Partus lamaPartus lama
Partus lama
 
Power point anatomi_&_fisio._mata
Power point anatomi_&_fisio._mataPower point anatomi_&_fisio._mata
Power point anatomi_&_fisio._mata
 

Viewers also liked

Viewers also liked (16)

Ana Marin-presentation-
Ana Marin-presentation-Ana Marin-presentation-
Ana Marin-presentation-
 
oDifferential diagnosis oa
oDifferential diagnosis oaoDifferential diagnosis oa
oDifferential diagnosis oa
 
4th World Multiplication Table Day - summary
4th World Multiplication Table Day - summary4th World Multiplication Table Day - summary
4th World Multiplication Table Day - summary
 
IV Światowy Dzień Tabliczki Mnożenia - podsumowanie akcji
IV Światowy Dzień Tabliczki Mnożenia - podsumowanie akcjiIV Światowy Dzień Tabliczki Mnożenia - podsumowanie akcji
IV Światowy Dzień Tabliczki Mnożenia - podsumowanie akcji
 
Final PPP Slide Show
Final PPP Slide ShowFinal PPP Slide Show
Final PPP Slide Show
 
Spyder Electronics
Spyder ElectronicsSpyder Electronics
Spyder Electronics
 
Fisiologi pengecapan
Fisiologi pengecapanFisiologi pengecapan
Fisiologi pengecapan
 
CUTANEUS LARVA MIGRAN / CREEPING ERUPTION
CUTANEUS LARVA MIGRAN / CREEPING ERUPTIONCUTANEUS LARVA MIGRAN / CREEPING ERUPTION
CUTANEUS LARVA MIGRAN / CREEPING ERUPTION
 
Definisi dan klasifikasi acl
Definisi dan klasifikasi aclDefinisi dan klasifikasi acl
Definisi dan klasifikasi acl
 
Definisi etiologi non dermato dan dermato
Definisi etiologi non dermato dan dermatoDefinisi etiologi non dermato dan dermato
Definisi etiologi non dermato dan dermato
 
Definisi dan klasifikasi konjungtivitis
Definisi dan klasifikasi konjungtivitisDefinisi dan klasifikasi konjungtivitis
Definisi dan klasifikasi konjungtivitis
 
Manifestasi dan patofisiologi
Manifestasi dan patofisiologiManifestasi dan patofisiologi
Manifestasi dan patofisiologi
 
Cara kerja Anti Retro Viral
Cara kerja Anti Retro ViralCara kerja Anti Retro Viral
Cara kerja Anti Retro Viral
 
Anatomi hidung dan tenggorokan
Anatomi hidung dan tenggorokanAnatomi hidung dan tenggorokan
Anatomi hidung dan tenggorokan
 
Cardiovascular adi
Cardiovascular adiCardiovascular adi
Cardiovascular adi
 
BIM - Building Information Modelling
BIM - Building Information ModellingBIM - Building Information Modelling
BIM - Building Information Modelling
 

Similar to Def etio klas glaukoma (18)

Karakteristik penderita glaukoma thn 2011
Karakteristik penderita glaukoma thn 2011Karakteristik penderita glaukoma thn 2011
Karakteristik penderita glaukoma thn 2011
 
Presentasi WGW. 2023.pptx
Presentasi WGW. 2023.pptxPresentasi WGW. 2023.pptx
Presentasi WGW. 2023.pptx
 
Glaukoma (1).pptx PDF Kmb 2 keperawatann
Glaukoma (1).pptx PDF Kmb 2 keperawatannGlaukoma (1).pptx PDF Kmb 2 keperawatann
Glaukoma (1).pptx PDF Kmb 2 keperawatann
 
Presentasi WGW 2023.pptx
Presentasi WGW 2023.pptxPresentasi WGW 2023.pptx
Presentasi WGW 2023.pptx
 
106227936 low-tension-glaucoma
106227936 low-tension-glaucoma106227936 low-tension-glaucoma
106227936 low-tension-glaucoma
 
tinjauan pustaka glaukoma pada mata .docx
tinjauan pustaka glaukoma pada mata .docxtinjauan pustaka glaukoma pada mata .docx
tinjauan pustaka glaukoma pada mata .docx
 
Askep glukoma
Askep glukomaAskep glukoma
Askep glukoma
 
Dr.amyta : "apakah saya menderita glaukoma?"
Dr.amyta : "apakah saya menderita glaukoma?"Dr.amyta : "apakah saya menderita glaukoma?"
Dr.amyta : "apakah saya menderita glaukoma?"
 
Glaukoma akut ku
Glaukoma akut kuGlaukoma akut ku
Glaukoma akut ku
 
Kelainan mata
Kelainan mataKelainan mata
Kelainan mata
 
Askep glaukoma.pptx
Askep glaukoma.pptxAskep glaukoma.pptx
Askep glaukoma.pptx
 
Ppt glaukoma
Ppt glaukomaPpt glaukoma
Ppt glaukoma
 
Glaukoma AKPER PEMKAB MUNA
Glaukoma AKPER PEMKAB MUNA Glaukoma AKPER PEMKAB MUNA
Glaukoma AKPER PEMKAB MUNA
 
Glaukoma
GlaukomaGlaukoma
Glaukoma
 
Glaukoma cidera
Glaukoma cideraGlaukoma cidera
Glaukoma cidera
 
CR Glaukoma Simpleks.pptx
CR Glaukoma Simpleks.pptxCR Glaukoma Simpleks.pptx
CR Glaukoma Simpleks.pptx
 
Esotropia
EsotropiaEsotropia
Esotropia
 
Glaukoma
GlaukomaGlaukoma
Glaukoma
 

Recently uploaded

materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdahmateri tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
tien148950
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
YernimaDaeli1
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
jualobat34
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.KChest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
danangandi
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
jualobat34
 
Resisten antibiotik kelompok delapan ppt
Resisten antibiotik kelompok delapan pptResisten antibiotik kelompok delapan ppt
Resisten antibiotik kelompok delapan ppt
HamzahNasir2
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
HanifaYR
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
pinkhocun
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 

Recently uploaded (20)

TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.pptPenyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
 
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptxPosyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
 
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKKOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
 
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdahmateri tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptx
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptxPeran orang tua dalam mendidik anak.pptx
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptx
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.KChest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
 
Resisten antibiotik kelompok delapan ppt
Resisten antibiotik kelompok delapan pptResisten antibiotik kelompok delapan ppt
Resisten antibiotik kelompok delapan ppt
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
 
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIAKEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
 
JENIS OBAT ANTIEMETIK DALAM FARMAKOLOGI.pptx
JENIS OBAT ANTIEMETIK DALAM FARMAKOLOGI.pptxJENIS OBAT ANTIEMETIK DALAM FARMAKOLOGI.pptx
JENIS OBAT ANTIEMETIK DALAM FARMAKOLOGI.pptx
 
Peritonitis dan Optek Perforasi Gaster.pptx
Peritonitis  dan Optek Perforasi Gaster.pptxPeritonitis  dan Optek Perforasi Gaster.pptx
Peritonitis dan Optek Perforasi Gaster.pptx
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
 

Def etio klas glaukoma

  • 2.   Glaukoma berasal dari kata Yunani berarti Hijau Kebiruan yang memberi kesan warna tersebut pada penderita Glaukoma.  Ditandai dengan : • Meningkatknya tekanan intra ocular. • Atrofi Nervus Optikus. • Menciutnya lapangan pandang. Definisi
  • 3.   Penyakit ini disebabkan :  Bertambahnya produksi aquos humor oleh badan siliar.  Berkurangnya dreinase aquos humor di daerah Camera Oculi atau Celah pupil Etiologi
  • 4.
  • 6.   Glaukoma dengan etiologi idiopatik.  Didapatkan pada penderita : • Riwayat gangguan anatomis produksi aquos humor atau Camera Oculi Sempit • Kelainan pertumbuhan COA (goniodisgenesis dan trabekulodisgenesis) Bersifat bilateral, tidak selalu simetris dengan sudut bilik mata terbuka atau tertutup. Glaukoma Primer
  • 7.
  • 8.  Glaukoma Kongenital Terbagi atas :  Primer atau Infantil  Menyertai Kelainan kongenital lainnya.  Glaukoma kongenital primer adalah suatu glaukoma pada anak dengan trabekulodisgenesis tetapi tanpa anomaly ocular dan sistemik dari perkembangan dan atau tanpa ada penyakit okular yang menyebabkan peningkatan TIO  Terbagi atas : • glaucoma infantum: terdapat pada waktu lahir atau pada umur 1- 3tahun • glaucoma yuvenilis: terdapat pada anak yang > 3 tahun
  • 9.
  • 10.  Glaukoma Sekunder Di sebabkan oleh :  Perubahan Lensa  Kelainan Uvea  Trauma  Bedah  Rubeosis  Steroid dan lainnya
  • 11.   Merupakan stadium akhir Glaukoma (Tertutup/Terbuka ) dimana sudah terjadi kebutaan total akibat TIO meningkat.  Penderita terlihat : • Bilik mata dangkal • Papil atrofi dengan eksavasi glaukomatosa • Mata keras seperti batu • Rasa nyeri. Glaukoma Absolut

Editor's Notes

  1. . Glaukoma Pigmentasi Sindroma depresi pigmen ditandai oleh pengendapan abnormal pigmen di bilik mata depan – terutama di anyaman trabekular, yang sesuai perkiraan akan mengganggu aliran keluar aqueous, dan di permukaan kornea posterior (Krukenberg’s spindle) – disertai defek transiluminasi iris. Studi dengan ultrasonografi menunjukan perlakuan iris berkontak dengan zonula atau processus ciliares, mengindikasikan pengelupasan granul-granul pigmen dari permukaan belakang iris akibat friksi, dan menimbulkan efek transiluminasi iris. Sindrom ini paling sering terjadi pada pria miopia berusia antara 25 dan 40 tahun yang memiliki bilik mata depan yang dalam dengan sudut bilik mata yang lebar.1 Temuan klinis glaukoma pigmentasi dapat berupa: 4 § Krukenberg’s spindle pada endotel kornea. § Nyeri. § Penurunan lapangan pandang setelah berolahraga atau saat pupil berdilatasi. § Degenerasi serabut saraf optik (miopia) yang berjalan secara progresif. Kelainan pigmentasi dapat terjadi jika tanpa disertai glaukoma, tetapi orang-orang ini harus dianggap sebagai ”tersangka glaukoma”. Hingga 10% dari mereka akan mengalami glaukoma dalam 5 tahun dan 15% dalam 15 tahun (glaukoma pigmentasi). Pernah dilaporkan beberapa pedigere glaukoma pigmentasi herediter autosomal dominan, dan satu gen untuk sindrom dispersi pigmen dipetakan pada kromosom 7.1 Tetapi miotik maupun iridotomi perifer dengan laser telah menunjukkan mampu mengembalikan konfigurasi iris yang abnormal, tetapi masih belum jelas apakah keduanya memberikan keuntungan jangka panjang bagi perkembangan dan perburukan glaukoma. (Karena pasien biasanya penderita miopia berusia muda, terapi miotik kurang dapat ditoleransi, kecuali jika diberikan dalam bentuk pilokaprin sekali sehari, lebih disukai pada malam hari).1 Baik sindrom depersi pigmen maupun glaukoma pigmentasi khas dengan kecenderungannya mengalami episode-episode penigkatan tekanan intraokular secara bermakna – terutama setelah berolahraga atau dilatasi pupil – dan glaukoma pigmentasi akan berkembang dengan cepat. Masalah selanjutnya adalah glaukoma pigmentasi biasanya timbul pada usia muda; ini meningkatkan kemungkinan diperlukannya tindakan bedah drainase glaukoma disertai terapi antimetabolit. Trabekuloplasti dengan laser sering digunakan pada keadaan ini, tetapi kecil kemungkinan dapat menghilangkan kebutuhan akan bedah drainase.7 2. 4. 2. Glaukoma Pseudoeksfoliasi Pada sindrom eksfoliasi terlihat endapan-endapan bahan berserat warna putih di permukaan anterior lensa ( berbeda dengan eksfoliasi kapsul lensa sejati akibat terpajan radiasi inframerah, yakni,”katarak glassblower”), di processus ciliares, zonula, permukaan posterior iris, melayang bebas di bilik mata depan, dan di anyaman trabekular (bersama dengan peningkatan pigmentasi). Secara histologis, endapan-endapan tersebut juga dapat dideteksi di konjungtiva, yang mengisyaratkan bahwa kelainan sebenarnya terjadi lebih luas. Penyakit ini biasanya dijumpai pada orang berusia lebih dari 65 tahun dan secara khusus, dilaporkan sering terjadi pada bangsa Skandinavia walaupun tidak menutup kemungkinan adanya bias. Risiko kumulatif berkembangnya glaukoma adalah 5% dalam 5 tahun dan 15% dalam 10 tahun. Terapinya sama dengan terapi glaukoma sudut terbuka. Insidens timbulnya komplikasi saat beda katarak lebih tinggi daripada dengan sindrom pseudoeksfoliasi.1 2. 4. 3. Glaukoma Akibat Kelainan Lensa a. Dislokasi Lensa Lensa kristalina dapat mengalami dislokasi akibat trauma atau secara spontan, misalnya pada sindrom Marfan. Dislokasi anterior dapat menimbulkan sumbatan pada apertura pupil yang menyebabkan iris bombe dan penutupan sudut. Dislokasi posterior ke dalam vitreus juga berkaitan dengan glaukoma meskipun mekanismenya belum jelas. Hal ini mungkin disebabkan oleh kerusakan sudut pada waktu dislokasi traumatik.1 Pada dislokasi anterior, terapi definitifnya adalah ekstaksi lensa segera setelah tekanan intraokular terkontrol secara medis. Pada dislokasi posterior, lensa biasaanya dibiarkan dan glaukoma diobati sebagai glaukoma sudut terbuka primer.8 b. Intumesensi Lensa Lensa dapat menyerap cukup banyak cairan sewaktu mengalami perubahan-perubahan katarak sehingga ukurannya membesar secara bermakna. Lensa ini kemudian dapat melanggar batas bilik depan, menimbulkan sumbatan pupil dan pendesakan sudut, serta menyebabkan glaukoma sudut tertutup. Terapi berupa ekstraksi lensa, segera setelah tekanan intraokular terkontrol secara medis.1 c. Glaukoma Fakolitik Sebagian katarak stadium lanjut dapat mengalami kebocoran kapsul lensa anterior, dan memungkinkan protein-protein lensa yang mencair masuk ke dalam bilik mata depan. Terjadi reaksi peradangan di bilik mata depan, anyaman trabekular menjadi edema dan tersumbat oleh protein-protein lensa, dan menimbulkan peningkatan tekanan intraokular akut. Ekstraksi lensa merupakan terapi definitif, dilakukan segera setelah tekanan intraokular terkontrol secara medis dan terapi steroid topikal telah mengurangi peradangan intraokular.1 2. 4. 4. Glaukoma Akibat Kelainan Traktus Uvealis a. Uveitis Tekanan intraokular pada uveitis biasanya di bawah normal karena corpus ciliare yang meradang berfungsi kurang baik. Namun, dapat pula terjadi peningkatan tekanan intraokular melalui beberapa mekanisme yang berlainan. Anyaman trabekular dapat tersumbat oleh sel-sel radang dari bilik mata depan, disertai edema sekunder, atau kadang-kadang dapat terlibat dalam proses peradangan yang secara spesifik mengenai sel-sel trabekular (trabekulitis). Salah satu penyebab meningkatnya tekanan intraokular pada individu dengan uveitis adalah penggunaan steroid topikal. Uveitis kronik atau rekuren menyebakan gangguan fungsi trabekula yang permanen, sinekia anterior perifer, dan kadang-kadang neovaskularisasi sudut; semua kelainan tersebut meningkatkan kemungkinan glaukoma sekunder. Seklusio pupilae akibat sinekia posterior 360 derajat menimbulkan iris bombe dan glaukoma sudut tertutup akut. Sindrom-sindrom uveitis yang cenderung berkaitan dengan glaukoma sekunder adalah seklitis heterokromik Fuchs, uveitis anterior akut terkait-HLA-B27, dan uveitis akibat herpes zoster dan herpes simpleks.1 Terapi terutama ditujukan untuk mengontrol uveitis disertai pemberian terapi glaukoma sesuai keperluan; miotik dihindari karena dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya sinekia posterior. Latanoprost mungkin juga harus dihentikan karena dilaporkan menimbulkan eksaserbasi dan reaktivitasi uveitis. Terapi jangka panjang, diantaranya tindakan bedah, sering diperlukan karena kerusakan anyaman trabekular bersifat ireversibel.9 Penutupan sudut akut akibat seklusi pupil dapat dipulihkan dengan midriasis intensif, tetapi sering memerlukan iridotomi perifer dengan laser atau iridektomi bedah. Setiap uveitis dengan kecenderungan pembentukan sinekia posterior harus diterapi dengan midriatik selama uveitisnya aktif untuk mengurangi resiko seklusi pupil.1 b. Tumor Melanoma traktus uvealis dapat menimbulkan glaukoma akibat pergeseran corpus ciliare ke anterior yang menyebabkan penutupan-penutupan sekunder, meluas ke sudut pigmen, dan neovaskularisasi sudut. Biasaanya diperlukan enukleasi.1 c. Pembengkakan Corpus Ciliare Rotasi corpus ciliare ke depan, menyebabkan pergeseran diafragma iris-lensa ke anterior dan glaukoma sudut tertutup sekunder; rotasi ini juga dapat terjadi akibat bedah vitreoretina atau krioterapi retina, pada uveitis posterior, dan pada terapi topiramate.1 2. 4. 5. Sindroma Iridokornea Endotel (ICE) Sindrom irikornea endotel terdapat beberapa tanda yaitu atropi iris, sindrom chandler, sindrom nevus iris. Kelainan idiopatik pada dewasa muda yang jarang ini biasanya unilateral dan bermanisfestasi sebagai kompensasi kornea, glaukoma, dan kelainan iris (corectopia dan polycoria).1 2. 4. 6. Glaukoma Akibat Trauma Cedera konstusio bola mata dapat disertai dengan peningkatan dini tekanan intraokular akibat perdarahan kedalam bilik mata depan (hifema). Darah bebas menyumbat anyaman trabekular, yang juga mengalami edema akibat cedera. Terapi awal dilakukan dengan obat-obatan, tetapi mungkin diperlukan tindakan bedah bila tekanannya tetap tinggi, yang kemungkinan besar terjadi bila ada episode perdarahan kedua.1 Cedera kontusio berefek lambat pada tekanan intraokular; efek ini timbul akibat kerusakan langsung pada sudut. Selang waktu antara cedera dan timbulnya glaukoma mungkin menyamarkan hubungan tersebut. Secara klinis, bilik mata depan tampak lebih dalam daripada mata yang satunya, dan gonioskopi memperlihatkan resesi sudut. Terapi medis biasanya efektif, tetapi mungkin diperlukan tindakan bedah.6 Laserasi atau robek akibat kontusio pada segmen anterior sering disertai dengan hilangnya bilik mata depan. Apabila bilik mata tidak segera dibentuk kembali setelah cedera – baik secara spontan, dengan inkarserasi iris kedalam luka, atau secara bedah – akan terbentuk sinekia anterior perifer dan menyebabkan penutupan sudut yang ireversibel.1 2. 4. 7. Glaukoma Setelah Tindakan Bedah Okular a. Glaukoma Sumbatan Siliaris (Glaukoma Maligna) Tindakan bedah pada mata yang menimbulkan peningkatan tekanan intraokular yang bermakna dan sudut sempit atau tertutup dapat menyebabkan glaukoma sumbatan siliaris. Segera setelah pembedahan, tekanan intraokular meningkat hebat dan lensa terdorong ke depan akibat penimbunan aqueous di dalam dan di belakang korpus vitreum. Pasien awalnya merasakan penglihatan jauh yang kabur, tetapi penglihatan dekatnya membaik. Ini diikuti dengan nyeri dan peradangan.1 Terapi terdiri atas siklopelgik, midriatik, penekanan HA, dan obat-obat hiperosmotik. Obat hiperosmotik digunakan untuk menciutkan korpus vitreum dan membiarkan lensa bergeser ke belakang.5 Mungkin diperlukan sklerotomi posterior, vitrektomi, dan bahkan ekstraksi lensa.1 b. Sinekia Anterior Perifer Seperti halnya trauma pada segmen anterior, tindakan bedah yang menyebabkan mendatarnya bilik mata depan akan menimbulkan pembentukan sinekia anterior perifer. Diperlukan pembentukkan kembali bilik mata depan melalui tindakan bedah dengan segera apabila hal tersebut tidak terjadi secara spontan.1 2. 4. 8. Glaukoma Neovaskular Neovaskularisasi iris (rubeosis iridis) dan sudut bilik mata depan paling sering disebabkan oleh iskemia retina yang luas seperti yang terjadi pada retinopati diabetik stadium lanjut dan oklusi vena sentralis retina. Glaukoma mula-mula timbul akibat sumbatan sudut olah membran fibrovaskular, tetapi kontraksi membran selanjutnya menyebabkan penutupan sudut.1 Glaukoma vaskular yang telah terbentuk sulit diatasi dan terapi sering tidak memuaskan baik rangsangan neovaskularisai maupun peningkatan TIO perlu ditangani. Pada banyak kasus, terjadi kehilangan penglihatan dan diperlukan prosedur siklodestruktif untuk mengontrol TIO.1 2. 4. 9. Glaukoma Akibat Peningkatan Tekanan Vena Episklera Peningkatan tekanan vena episklera dapat berperan menimbulkan glaukoma pada sindrom Struge-Weber, yang juga terdapat anomali perkembangan sudut, dan fistula karotis-kavernosa, yang juga dapat menyebabkan neovaskularisasi sudut akibat iskemia mata yang luas. Terapi medis tidak dapat menurunkan TIO di bawah tingkat tekanan vena episklera yang meningkat secara abnormal, dan tindakan bedah berkaitan dengan resiko komplikasi yang tinggi.1 2. 4. 10. Glaukoma Akibat Steroid Kortikosteroid intraokular, periokular dan topikal dapat menimbulkan sejenis glaukoma yang mirip dengan glaukoma sudut terbuka primer, terutama pada individu dengan riwayat penyakit ini pada keluarganya, dan akan memperparah peningkatan TIO pada para pengidap glaukoma sudut terbuka primer. Penghentian pengobatan biasanya menghilangkan efek-efek tersebut, tetapi dapat terjadi kerusakan permanen apabila keadaan tersebut tidak disadari dalam waktu lama. Apabila terapi steroid topikal mutlak diperlukan, terapi glaukoma secara medis biasanya dapat mengontrol TIO. Terapi steroid sistemik jarang menyebabkan peningkatan TIO. Pasien yang mendapatkan terapi steroid topikal atau sistemik harus menjalani tonometri dan oftalmoskopi secara periodik, terutama apabila terdapat riwayat glaukoma dalam keluarga.1