SlideShare a Scribd company logo
GLAUKOMA
A. KONSEP DASAR MEDIK
1. Pengertian
Glaukoma berasal dari kata Yunani glaukos berarti hijau kebiruan
yang memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaucoma.
Glaukoma adalah kondisi dimana peningkatan tekanan intraokuler
yang diakibatkan oleh perubahan patologis pada sudut iridokorneal yang
menghambat aliran keluar normal aqueus humor. Peningkatan tekanan ini
menyebabkan kerusakan struktural dan fungsional secara progresif pada
saraf optikus dan pada akhirnya dapat mengarah pada kebutaan.
2. Penyebab
Glaukoma terjadi karena tidak adekuatnya drainase aqueus humor
di bilik anterior mata sehingga terjadi peningkatan tekanan intraokuler
menyebabkan atrofi saraf optik dan kebutaan bila tidak teratasi.
3. Klasifikasi
Glaukoma dibagi atas :
a. Glaukoma primer
Klasifikasi dalam golongan ini berdasarkan gonioskopi pada glaukoma
primer tidak diketahui penyebabnya.
•

Glaukoma sudut bilik mata depan tertutup

•

Glaukoma sudut bilik mata depan terbuka.

b. Glaukoma sekunder
Glaukoma disini timbul sebagai akibat penyakit lain dalam bola mata,
jadi penyebabnya

diketahui

penggolongan ini berdasarkan atas

anatomi mata karena kelainan lensa :
•

Luksasi

•

Pembengkakan (intumesen)

•

Fakolitik

1
Karena kelainan uvea : uveitis, tumor
Karena trauma :
•

Perdarahan dalam bilik mata depan (hifema)

•

Perforasi kornea dan prolaps iris

Karena pembedahan
•

Bilik mata yang tidak cepat terbuka setelah pembedahan katerak
Lain penyebab

•

Rubeosis iridis (akibat trombose vena sentral)

•

Penggunaan kortikosteroid topical berlebihan.

c. Glaukoma kongenital
Glaukoma kongenital primer atau glaukoma infantile (buftalmus,
hidroftalmus). Glaukoma yang bertalian dengan kelainan kongenital
lain.
d. Glaukoma absolus
Keadaan terakhir suatu glaukoma, yaitu dengan kebutaan total dan
bola mata sering nyari.
Berdasarkan lamanya glaukoma dibagi atas :
a. Glaukoma akut
Glaukoma akut adalah penyakit mata yang disebabkan oleh tekanan
intaokuler yang meningkat mendadak sangat tinggi.

Penyababnya

dapat terjadi primer yaitu timbul pada mata yang memiliki bakat
bawaan berupa sudut bilik mata dengan sempit pada kedua mata.
b. Glaukoma Kronik
Glaukoma kronik adalah penyakit mata dengan gejala peningkatan
tekanan bola mata sehingga terjadi kerusakan dan fungsi mata yang
permanent. Biasanya disebabkan oleh keturunan dalam keluarga,
diabetes mellitus, arterosklerosis, pemakaian kortikosteroid jangka
panjang, myopia tinggi dan progresif.

2
4. Patoway
Faktor Keturunan
progresif

DM

Arteriosklerosis

Kortikosteroid jagka panjang

Myopia

TIO
Tindakan pembedahan

Missinterpretasi
tentang penyakit,
pengobatan dan
prognosa

Kurang
Pengetahuan

Perubahan status
kesehatan

Beban
Psikologis

Ansietas

Gangguan anatomik
Dan fungsi mata
Distensi area sekitar
Rongga orbita
Pelepasan mediator kimia
Merangsang saraf sensorik
Trigeminal (proses transmisi, transduksi
Modulasi dan presepsi)

Ketidak seimbagan
metabolic lensa dan
aquaus humor

Enzim
Perubahan selaput
halus pada lensa
Menghalang cahaya
yang masuk

Bayangan tdk ditangkap
oleh saraf optik

Nyeri
Tindakan invasive
(trabekulektomi)

Keterbatasan penglihatan

Resiko infeksi

Resiko Cedera
3

Signal tidak dipresepsikan
oleh nucleus germikulatum
lateral talamus

Gangguan presepsi
sensori visual
5. Manifestasi Klinis
a. Tanda :
 Pupil menyempit danmerah/mata keras dengan kornea berawan
(glaukoma darurat)
 Peningkatan air mata
 Peningkatan tekanan bola mata.
b. Gejala
 Perubahan

aktivitas

biasanya

sehubungan

dengan

gangguan

penglihatan.
 Mual/muntah
 Penglihatan berawan/kabur
 Tampak lingkaran cahaya kecil/Pelangi sekitara mata
 Kehilnagan penglihatan perifer
 Fotophobia
 Mata kabur
 Sakit kepala
 Nyeri tiba-tiba/berat menetap atau tekanan pada sekitar mata.
 Sinar terang menyebabkan silau dengan kehilangan bertahap
penglihatan perifer.
6. Pemeriksaan Penunjang
 Tonometri
 Gonioskopi
 Pemeriksaan perimetri slit lamp
 Kartu mata Snellen/mesin Telebinokular (tes ketajaman penglihatan
dan sentral penglihatan) : Mungkin terganggu dengan kerusakan
kornea, lensa, aquous atau vitreus humor, kesalahan refraksi, atau
penyakit syaraf atau penglihatan ke retina atau jalan optik.

4
 Lapang penglihatan : Penurunan mungkin disebabkan CSV, massa
tumor pada hipofisis/otak, karotis atau patologis arteri serebral atau
glaukoma.
 Pengukuran tonografi : Mengkaji intraokuler (TIO) (normal 12-25
mmHg)
 Pengukuran gonioskopi :Membantu membedakan sudut terbuka dari
sudut tertutup glaukoma.
 Tes Provokatif :digunakan dalam menentukan tipe glaukoma jika TIO
normal atau hanya meningkat ringan.
 Pemeriksaan oftalmoskopi:Mengkaji struktur internal okuler, mencatat
atrofi

lempeng

optik,

papiledema,

perdarahan

retina,

dan

mikroaneurisma.
 Darah lengkap, LED :Menunjukkan anemia sistemik/infeksi.
 EKG,

kolesterol

serum,

dan

pemeriksaan

lipid:

Memastikan

aterosklerosisi, PAK.
 Tes Toleransi Glukosa :menentukan adanya DM.
7. Penatalaksanaan
Bila diagnosis sudah dibuat maka klien harus memakai obat seumur
hidup untuk mencegah kebutaan. Tujuan pengobatan pada glaukoma
simpleks adalah untuk memperlancar pengeluaran cairan mat

(akueus

humor) atau usaha untuk mengurangi produksi cairan mata (akueus
humor).
Obat-obat yang biasa digunakan pada glaukoma adalah miotik,
bloker reseptor β-adrenergik, inhibitor karbonik anhidrase, antikolinergik.

5
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
 Aktivitas / Istrahat
Gejala :

Klien mengatakan aktivitasnya berkurang karena kurang

jelas dalam melihat
Tanda : Nampak berhati-hari kalau sedang berjalan
 Makanan / Cairan
Gejala : klien mengeluh pusing-pusing
Tanda : Klien Nampak mual dan muntah.
 Neurosensori
Gejala :

Klien mengeluh penglihatannya kabur, klien mengeluh
silau

Tanda

:

dengan

sinar

terang,

penglihatannya berawan
penglihatan kabur, kesulitan

klien

mengeluh

memfokuskan

kerja,

penglihatan perifer, papil menyempit dan merah, mata
keras dengan kornea berawan, peningkatan air mata.
 Nyeri / Kenyamanan
Gejala :

Klien mengeluh pusing tiba-tiba, klien mengeluh ada

tekanan pada daerah mata, sakit kepala
Tanda : Nampak menekan area mata
 Integritas ego
Gejala :

Klien mengeluh akan kondisi matanya, klien mengatakan

Tanda

kekhawatiran akan fungsi penglihatan
Klien nampak cemas akan kondisinya, ketakutan akan

:

tindakan pembedahan
 Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala :
Tanda :

Klien mengatakan riwayat keluarga glaucoma, DM
Riwayat stress, alergi, gangguan vasomotor (contoh
peningkatan

tekanan

endokrin.
6

vena),

ketidakseimbangan
b. Pengelompokan Data
Data subyektif :
 Klien mengatakan aktivitasnya berkurang karena kurang jelas dalam
melihat
 Klien mengeluh pusing-pusing
 Klien mengeluh penglihatannya kabur
 Klien mengeluh silau dengan sinar terang
 Klien mengeluh penglihatannya berawan
 Klien mengeluh pusing tiba-tiba
 Klien mengeluh ada tekanan pada daerah mata
 Sakit kepala (glaukoma akut)
 Klien mengatakan riwayat keluarga glaukoma, dm
 Klien mengeluh akan kondisi matanya
 Klien mengatakan kekhawatiran akan fungsi penglihatan
Data obyektif :
 Klien nampak mual dan muntah.
 Nampak berhati-hari dalam beraktivitas
 Penglihatan kabur
 Kesulitan memfokuskan kerja
 penglihatan perifer
 Papil menyempit dan merah
 Mata keras dengan kornea berawan
 Peningkatan air mata.
 Riwayat stress, alergi, gangguan vasomotor (contoh peningkatan
tekanan vena), ketidakseimbangan endokrin.
 Nampak menekan area mata akibat nyeri
 Klien nampak cemas akan kondisinya
 Ketakutan akan tindakan pembedahan

7
c. Analisa Data
Data
1
Ds :
 Klien mengeluh
pusing-pusing
 Sakit kepala
(glaukoma akut)
 Klien mengeluh
pusing tiba-tiba
 Klien mengeluh ada
tekanan pada daerah
mata
Do :
 Mata keras dengan
kornea berawan
 Papil menyempit dan
merah
 Nampak menekan
area mata

Ds :
 Klien mengatakan
aktivitasnya berkurang
karena kurang jelas
dalam melihat
 Klien mengeluh
penglihatannya kabur
 Klien mengeluh
penglihatannya
berawan
 Klien mengeluh silau
dengan sinar terang

Kemungkin Penyebab
2
Penyebab glukoma
↓
Peningkatan TIO
↓
Gangguan anatomik
Dan fungsi mata
↓
Distensi area sekitar
Rongga orbita

Masalah
3
Gangguan rasa
nyaman : nyeri

Tindakan invasive
(trabekulektomi)
Pelepasan
mediator kimia
Merangsang saraf sensorik
Trigeminal (proses transmisi,
transduksi
Modulasi dan presepsi)
↓
Nyeri
Penyebab glukoma
↓
Peningkatan TIO
↓
Gangguan anatomik
Dan fungsi mata
↓
Distensi area sekitar
Rongga orbita
↓
Ketidak seimbagan metabolik
lensa dan aquaus humor
8

Gangguan persepsi
sensori penglihatan
Do :
 Nampak berhati-hari
dalam beraktivitas
 Penglihatan kabur
 Mata keras dengan
kornea berawan
 penglihatan perifer
 Papil menyempit dan
merah
 Peningkatan air mata.
 Kesulitan
memfokuskan kerja
Ds :
 Ketakutan

akan

tindakan pembedahan
Do :
 Klien nampak cemas
akan kondisinya
 Klien

mengatakan

kekhawatiran

akan

fungsi penglihatan

Ds :
 Klien mengatakan
aktivitasnya berkurang
karena kurang jelas
dalam melihat
 Klien mengeluh
penglihatannya kabur

↓
Perubahan selaput halus pada
lensa
↓
Menghalang cahaya yang
masuk
↓
Bayangan tidak ditangkap oleh
saraf optik
↓
Signal tidak dipresepsikan oleh
nukleus germikulatum lateral
talamus
↓
Gangguan presepsi sensori
visual
Penyebab glukoma
↓
Peningkatan TIO
↓
Gangguan anatomik
Dan fungsi mata
↓
Tindakan pembadahan
↓
Perubahan pada status
kesehatan
↓
Beban psikologi
↓
Ansietas
Penyebab glukoma
↓
Peningkatan TIO
↓
Gangguan anatomik
Dan fungsi mata
↓
Distensi area sekitar
9

Ansietas

Resiko cidera
 Klien mengeluh silau
dengan sinar terang

Rongga orbita
↓

 Klien mengeluh

Ketidak seimbagan metabolik
lensa dan aquaus humor
↓
berawan
Perubahan selaput halus pada
lensa
Do :
↓
 Penglihatan kabur
Menghalang cahaya yang
masuk
 Nampak berhati-hari
↓
dalam beraktivitas
Bayangan tidak ditangkap oleh
 Kesulitan
saraf optik
↓
memfokuskan kerja
Signal tidak dipresepsikan oleh
nukleus germikulatum lateral
talamus
↓
Keterbatasan lapang pandang
↓
Resiko cidera
penglihatannya

d. Prioritas Masalah
1) Nyeri
2) Gangguan persepsi sensori penglihatan
3) Ansietas
4) Resiko cidera

10
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan intraokuler ditandai
dengan :
Ds :

 Klien mengeluh pusing-pusing
 Sakit kepala (glaukoma akut)
 Klien mengeluh pusing tiba-tiba

Do :

 Klien mengeluh ada tekanan pada daerah mata
 Mata keras dengan kornea berawan
 Papil menyempit dan merah

 Nampak menekan area mata
b. Gangguan persepsi sensori penglihatan

berhubungan

dengan

gangguan organ penglihatan ditandai dengan :
Ds :

 Klien mengatakan aktivitasnya berkurang karena kurang
jelas dalam melihat
 Klien mengeluh penglihatannya kabur
 Klien mengeluh penglihatannya berawan

Do :

 Klien mengeluh silau dengan sinar terang
 Nampak berhati-hari dalam beraktivitas
 Penglihatan kabur
 Mata keras dengan kornea berawan
 penglihatan perifer
 Papil menyempit dan merah
 Peningkatan air mata.

 Kesulitan memfokuskan kerja
c. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan ditandai
dengan :
Ds :
Do :

 Ketakutan akan tindakan pembedahan
 Klien nampak cemas akan kondisinya
 Klien mengatakan kekhawatiran akan fungsi penglihatan
11
d. Resiko cidera berhubungan dengan keterbatasan penglihatan ditandai
dengan :
Ds :

 Klien mengatakan aktivitasnya berkurang karena kurang
jelas dalam melihat
 Klien mengeluh penglihatannya kabur
 Klien mengeluh silau dengan sinar terang

Do :

 Klien mengeluh penglihatannya berawan
 Penglihatan kabur
 Nampak berhati-hari dalam beraktivitas
 Kesulitan memfokuskan kerja

12
3.

I m p le m e n tas i

4. Implementasi
N
o

Hari /
tanggal

1
1

2
Senin

Dx
3
Nyeri

Jam
4
08.00

24 – 04 - 09

1

2

Implementasi
5
1.Mengkaji tingkat nyeri
Hasil
Skala nyeri sedang dan nyeri tekan
didaerah sekitar mata
2.Menganjurkan klien untuk istrahat
didalam ruangan yang tenang
Hasil
Klien mau untuk mengikuti anjuran
perawat
3.mengajarkan klien tehnik distraksi
Hasil
Mengajak klien berbincang atau
memutar musik
4.menganjurkan
klien
untuk
menghindari rasa mual dan muntah
Hasil
Klien mau mengikuti anjurkan
perawat
5.menganjurkan pada klien untuk
tidak menggerakan kepala tibatiba, menggaruk mata.
Hasil
Klien mau mengikuti anjuran
perawat.
6.Penatalaksanaan dalam pemberian
analgesik sesuai kebutuhan.

4
13
2

Senin

Gangguan

08.00 1. Memastikan

24 – 04 - 09 persepsi

derajat

tipe

kehilangan penglihatan

sensori :

2. Mendorong klien mengekspresikan

penglihatan

perasaaan

tentang

kehilangan/kemungkinan
kehilangan penglihatan
Hasil
klien mau untuk mengekspresikan
perasaan

akan

fungsi

penglihatannya
3. Menunjukkan

pemberian

tetes

mata, contoh menghitung tetesan,
mengikuti jadwal, tidak salah dosis
4. Melakukan
pasien
3

Senin

Ansietas

tindakan

menangani

membantu
keterbatasan

penglihatan
08.00 1. Menggunakan

24 – 04 - 09

terapeutik

komunikasi

dalam

pendekatan

kepada klien.
Hasil
Klien kooperatif dan mau untuk
berbincang-bincang

dengan

perawat
2. Membantu

klien

mengungkapkan

untuk
perasaan

cemasnya.
Hasil
Klien mau untuk mengekspresikan
perasaan cemasnya
3. Menjelaskan pada klien tentang
kegiatan dari perioperatif.
14
4. Melibatkan

keluarga

dalam

pengambilan keputusan terhadap
4

Senin

Resiko

24 – 04 - 09

perawatan yang dilakukan
08.00 1. Mengorientasikan lingkungan staf

cidera

dan situasi lain di sekitar klien.
2. Menganjurkan
mempelajari

klien
kembali

ADL

untuk
yang

sering dilakukan.
3. Menganjurkan
meletakkan
dibutuhkan

klien
peralatan

pada

tempat

untuk
ynag
yang

sama dan mudah terjangkau
4. Menganjurkan keluarga klien untuk
membantu aktivitas klien seharihari

15

More Related Content

What's hot

asuhan keperawatan ablasio retina
asuhan keperawatan ablasio retinaasuhan keperawatan ablasio retina
asuhan keperawatan ablasio retina
nora ariski
 
Tipe keluarga
Tipe keluargaTipe keluarga
Tipe keluarga
budi-waluyo25
 
Tak halusinasi
Tak halusinasi Tak halusinasi
Tak halusinasi
Edhy Riawan
 
Woc diabetes-melitus
Woc diabetes-melitusWoc diabetes-melitus
Woc diabetes-melitus
dian sanjaya
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA MATA (KONJUNGTIVITIS)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA MATA (KONJUNGTIVITIS) ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA MATA (KONJUNGTIVITIS)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA MATA (KONJUNGTIVITIS)
pjj_kemenkes
 
134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi
nanang aw aw
 
Asuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berdukaAsuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Amalia Senja
 
Lp defisit perawatan diri
Lp defisit perawatan diriLp defisit perawatan diri
Lp defisit perawatan diri
ekasafitri55
 
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Utik Pariani
 
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada LukaKonsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
Sulistia Rini
 
INTERVENSI/RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GLAUKOMA PDF
INTERVENSI/RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GLAUKOMA PDFINTERVENSI/RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GLAUKOMA PDF
INTERVENSI/RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GLAUKOMA PDF
Baskoro Abdiansyah
 
Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
MeidaElliaPuspita
 
Askep thalasemia
Askep thalasemiaAskep thalasemia
Askep thalasemia
May Dwi Yuri Santoso
 

What's hot (20)

asuhan keperawatan ablasio retina
asuhan keperawatan ablasio retinaasuhan keperawatan ablasio retina
asuhan keperawatan ablasio retina
 
Tipe keluarga
Tipe keluargaTipe keluarga
Tipe keluarga
 
Tak halusinasi
Tak halusinasi Tak halusinasi
Tak halusinasi
 
Askep trauma kepala
Askep trauma kepalaAskep trauma kepala
Askep trauma kepala
 
Woc diabetes-melitus
Woc diabetes-melitusWoc diabetes-melitus
Woc diabetes-melitus
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA MATA (KONJUNGTIVITIS)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA MATA (KONJUNGTIVITIS) ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA MATA (KONJUNGTIVITIS)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA MATA (KONJUNGTIVITIS)
 
Askep diabetes mellitus AKPER PEMDA MUNA
Askep diabetes mellitus AKPER PEMDA MUNA Askep diabetes mellitus AKPER PEMDA MUNA
Askep diabetes mellitus AKPER PEMDA MUNA
 
Analisa data gagal jantung
Analisa data gagal jantungAnalisa data gagal jantung
Analisa data gagal jantung
 
Intervensi keperawatan anemia (recovered)
Intervensi keperawatan anemia (recovered)Intervensi keperawatan anemia (recovered)
Intervensi keperawatan anemia (recovered)
 
134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi
 
Asuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berdukaAsuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berduka
 
Asuhan Keperawatan Gerontik
Asuhan Keperawatan GerontikAsuhan Keperawatan Gerontik
Asuhan Keperawatan Gerontik
 
Lp defisit perawatan diri
Lp defisit perawatan diriLp defisit perawatan diri
Lp defisit perawatan diri
 
Askep gout (asam urat)
Askep gout (asam urat)Askep gout (asam urat)
Askep gout (asam urat)
 
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
 
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada LukaKonsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
 
Laporan kasus gastritis
Laporan kasus gastritisLaporan kasus gastritis
Laporan kasus gastritis
 
INTERVENSI/RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GLAUKOMA PDF
INTERVENSI/RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GLAUKOMA PDFINTERVENSI/RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GLAUKOMA PDF
INTERVENSI/RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GLAUKOMA PDF
 
Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
 
Askep thalasemia
Askep thalasemiaAskep thalasemia
Askep thalasemia
 

Similar to Glaukoma

Askep glaukoma.pptx
Askep glaukoma.pptxAskep glaukoma.pptx
Askep glaukoma.pptx
ssuser01dbde
 
Ppt glaukoma
Ppt glaukomaPpt glaukoma
Ppt glaukoma
Viktor Iwan
 
Askep glaukoma
Askep glaukomaAskep glaukoma
Askep glaukomaKANDA IZUL
 
tinjauan pustaka glaukoma pada mata .docx
tinjauan pustaka glaukoma pada mata .docxtinjauan pustaka glaukoma pada mata .docx
tinjauan pustaka glaukoma pada mata .docx
Desya5
 
Glukoma
GlukomaGlukoma
MAKALAH PEMERIKSAAN FISIK PERSEPSI SENSORIK KATARAK.pdf
MAKALAH PEMERIKSAAN FISIK PERSEPSI SENSORIK KATARAK.pdfMAKALAH PEMERIKSAAN FISIK PERSEPSI SENSORIK KATARAK.pdf
MAKALAH PEMERIKSAAN FISIK PERSEPSI SENSORIK KATARAK.pdf
1130016076ZAHROTULJA
 
Glaukoma akut ku
Glaukoma akut kuGlaukoma akut ku
Glaukoma akut kuyunuz
 
Katarak
KatarakKatarak
CR Glaukoma Simpleks.pptx
CR Glaukoma Simpleks.pptxCR Glaukoma Simpleks.pptx
CR Glaukoma Simpleks.pptx
kharismaMr1
 
GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptx
GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptxGANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptx
GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptx
NURULMUMINAH
 
Referat_Glaukoma Sudut Tertutup_Ida wahyuni.pptx
Referat_Glaukoma Sudut Tertutup_Ida wahyuni.pptxReferat_Glaukoma Sudut Tertutup_Ida wahyuni.pptx
Referat_Glaukoma Sudut Tertutup_Ida wahyuni.pptx
idawahyunimapsan
 
Referat Mata Kabur
Referat Mata KaburReferat Mata Kabur
Referat Mata Kabur
Kharima SD
 

Similar to Glaukoma (20)

Glaukoma cidera
Glaukoma cideraGlaukoma cidera
Glaukoma cidera
 
Glaukoma
GlaukomaGlaukoma
Glaukoma
 
Askep glaukoma.pptx
Askep glaukoma.pptxAskep glaukoma.pptx
Askep glaukoma.pptx
 
Ppt glaukoma
Ppt glaukomaPpt glaukoma
Ppt glaukoma
 
Askep glaukoma
Askep glaukomaAskep glaukoma
Askep glaukoma
 
tinjauan pustaka glaukoma pada mata .docx
tinjauan pustaka glaukoma pada mata .docxtinjauan pustaka glaukoma pada mata .docx
tinjauan pustaka glaukoma pada mata .docx
 
Glukoma
GlukomaGlukoma
Glukoma
 
MAKALAH PEMERIKSAAN FISIK PERSEPSI SENSORIK KATARAK.pdf
MAKALAH PEMERIKSAAN FISIK PERSEPSI SENSORIK KATARAK.pdfMAKALAH PEMERIKSAAN FISIK PERSEPSI SENSORIK KATARAK.pdf
MAKALAH PEMERIKSAAN FISIK PERSEPSI SENSORIK KATARAK.pdf
 
Katarak AKPER PEMKAB MUNA
Katarak AKPER PEMKAB MUNA Katarak AKPER PEMKAB MUNA
Katarak AKPER PEMKAB MUNA
 
Asuhan keperawatan trauma mata
Asuhan keperawatan trauma mataAsuhan keperawatan trauma mata
Asuhan keperawatan trauma mata
 
Glaukoma akut ku
Glaukoma akut kuGlaukoma akut ku
Glaukoma akut ku
 
Katarak
KatarakKatarak
Katarak
 
CR Glaukoma Simpleks.pptx
CR Glaukoma Simpleks.pptxCR Glaukoma Simpleks.pptx
CR Glaukoma Simpleks.pptx
 
Katarak
KatarakKatarak
Katarak
 
GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptx
GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptxGANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptx
GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptx
 
Referat_Glaukoma Sudut Tertutup_Ida wahyuni.pptx
Referat_Glaukoma Sudut Tertutup_Ida wahyuni.pptxReferat_Glaukoma Sudut Tertutup_Ida wahyuni.pptx
Referat_Glaukoma Sudut Tertutup_Ida wahyuni.pptx
 
Bab i mte
Bab i mte Bab i mte
Bab i mte
 
Trauma mata AKPER PEMKAB MUNA
Trauma mata AKPER PEMKAB MUNA Trauma mata AKPER PEMKAB MUNA
Trauma mata AKPER PEMKAB MUNA
 
Trauma mata
Trauma mataTrauma mata
Trauma mata
 
Referat Mata Kabur
Referat Mata KaburReferat Mata Kabur
Referat Mata Kabur
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Operator Warnet Vast Raha
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
Operator Warnet Vast Raha
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
Operator Warnet Vast Raha
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
Operator Warnet Vast Raha
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
Operator Warnet Vast Raha
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
Operator Warnet Vast Raha
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
Operator Warnet Vast Raha
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
Operator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Glaukoma

  • 1. GLAUKOMA A. KONSEP DASAR MEDIK 1. Pengertian Glaukoma berasal dari kata Yunani glaukos berarti hijau kebiruan yang memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaucoma. Glaukoma adalah kondisi dimana peningkatan tekanan intraokuler yang diakibatkan oleh perubahan patologis pada sudut iridokorneal yang menghambat aliran keluar normal aqueus humor. Peningkatan tekanan ini menyebabkan kerusakan struktural dan fungsional secara progresif pada saraf optikus dan pada akhirnya dapat mengarah pada kebutaan. 2. Penyebab Glaukoma terjadi karena tidak adekuatnya drainase aqueus humor di bilik anterior mata sehingga terjadi peningkatan tekanan intraokuler menyebabkan atrofi saraf optik dan kebutaan bila tidak teratasi. 3. Klasifikasi Glaukoma dibagi atas : a. Glaukoma primer Klasifikasi dalam golongan ini berdasarkan gonioskopi pada glaukoma primer tidak diketahui penyebabnya. • Glaukoma sudut bilik mata depan tertutup • Glaukoma sudut bilik mata depan terbuka. b. Glaukoma sekunder Glaukoma disini timbul sebagai akibat penyakit lain dalam bola mata, jadi penyebabnya diketahui penggolongan ini berdasarkan atas anatomi mata karena kelainan lensa : • Luksasi • Pembengkakan (intumesen) • Fakolitik 1
  • 2. Karena kelainan uvea : uveitis, tumor Karena trauma : • Perdarahan dalam bilik mata depan (hifema) • Perforasi kornea dan prolaps iris Karena pembedahan • Bilik mata yang tidak cepat terbuka setelah pembedahan katerak Lain penyebab • Rubeosis iridis (akibat trombose vena sentral) • Penggunaan kortikosteroid topical berlebihan. c. Glaukoma kongenital Glaukoma kongenital primer atau glaukoma infantile (buftalmus, hidroftalmus). Glaukoma yang bertalian dengan kelainan kongenital lain. d. Glaukoma absolus Keadaan terakhir suatu glaukoma, yaitu dengan kebutaan total dan bola mata sering nyari. Berdasarkan lamanya glaukoma dibagi atas : a. Glaukoma akut Glaukoma akut adalah penyakit mata yang disebabkan oleh tekanan intaokuler yang meningkat mendadak sangat tinggi. Penyababnya dapat terjadi primer yaitu timbul pada mata yang memiliki bakat bawaan berupa sudut bilik mata dengan sempit pada kedua mata. b. Glaukoma Kronik Glaukoma kronik adalah penyakit mata dengan gejala peningkatan tekanan bola mata sehingga terjadi kerusakan dan fungsi mata yang permanent. Biasanya disebabkan oleh keturunan dalam keluarga, diabetes mellitus, arterosklerosis, pemakaian kortikosteroid jangka panjang, myopia tinggi dan progresif. 2
  • 3. 4. Patoway Faktor Keturunan progresif DM Arteriosklerosis Kortikosteroid jagka panjang Myopia TIO Tindakan pembedahan Missinterpretasi tentang penyakit, pengobatan dan prognosa Kurang Pengetahuan Perubahan status kesehatan Beban Psikologis Ansietas Gangguan anatomik Dan fungsi mata Distensi area sekitar Rongga orbita Pelepasan mediator kimia Merangsang saraf sensorik Trigeminal (proses transmisi, transduksi Modulasi dan presepsi) Ketidak seimbagan metabolic lensa dan aquaus humor Enzim Perubahan selaput halus pada lensa Menghalang cahaya yang masuk Bayangan tdk ditangkap oleh saraf optik Nyeri Tindakan invasive (trabekulektomi) Keterbatasan penglihatan Resiko infeksi Resiko Cedera 3 Signal tidak dipresepsikan oleh nucleus germikulatum lateral talamus Gangguan presepsi sensori visual
  • 4. 5. Manifestasi Klinis a. Tanda :  Pupil menyempit danmerah/mata keras dengan kornea berawan (glaukoma darurat)  Peningkatan air mata  Peningkatan tekanan bola mata. b. Gejala  Perubahan aktivitas biasanya sehubungan dengan gangguan penglihatan.  Mual/muntah  Penglihatan berawan/kabur  Tampak lingkaran cahaya kecil/Pelangi sekitara mata  Kehilnagan penglihatan perifer  Fotophobia  Mata kabur  Sakit kepala  Nyeri tiba-tiba/berat menetap atau tekanan pada sekitar mata.  Sinar terang menyebabkan silau dengan kehilangan bertahap penglihatan perifer. 6. Pemeriksaan Penunjang  Tonometri  Gonioskopi  Pemeriksaan perimetri slit lamp  Kartu mata Snellen/mesin Telebinokular (tes ketajaman penglihatan dan sentral penglihatan) : Mungkin terganggu dengan kerusakan kornea, lensa, aquous atau vitreus humor, kesalahan refraksi, atau penyakit syaraf atau penglihatan ke retina atau jalan optik. 4
  • 5.  Lapang penglihatan : Penurunan mungkin disebabkan CSV, massa tumor pada hipofisis/otak, karotis atau patologis arteri serebral atau glaukoma.  Pengukuran tonografi : Mengkaji intraokuler (TIO) (normal 12-25 mmHg)  Pengukuran gonioskopi :Membantu membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup glaukoma.  Tes Provokatif :digunakan dalam menentukan tipe glaukoma jika TIO normal atau hanya meningkat ringan.  Pemeriksaan oftalmoskopi:Mengkaji struktur internal okuler, mencatat atrofi lempeng optik, papiledema, perdarahan retina, dan mikroaneurisma.  Darah lengkap, LED :Menunjukkan anemia sistemik/infeksi.  EKG, kolesterol serum, dan pemeriksaan lipid: Memastikan aterosklerosisi, PAK.  Tes Toleransi Glukosa :menentukan adanya DM. 7. Penatalaksanaan Bila diagnosis sudah dibuat maka klien harus memakai obat seumur hidup untuk mencegah kebutaan. Tujuan pengobatan pada glaukoma simpleks adalah untuk memperlancar pengeluaran cairan mat (akueus humor) atau usaha untuk mengurangi produksi cairan mata (akueus humor). Obat-obat yang biasa digunakan pada glaukoma adalah miotik, bloker reseptor β-adrenergik, inhibitor karbonik anhidrase, antikolinergik. 5
  • 6. B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian a. Pengumpulan Data  Aktivitas / Istrahat Gejala : Klien mengatakan aktivitasnya berkurang karena kurang jelas dalam melihat Tanda : Nampak berhati-hari kalau sedang berjalan  Makanan / Cairan Gejala : klien mengeluh pusing-pusing Tanda : Klien Nampak mual dan muntah.  Neurosensori Gejala : Klien mengeluh penglihatannya kabur, klien mengeluh silau Tanda : dengan sinar terang, penglihatannya berawan penglihatan kabur, kesulitan klien mengeluh memfokuskan kerja, penglihatan perifer, papil menyempit dan merah, mata keras dengan kornea berawan, peningkatan air mata.  Nyeri / Kenyamanan Gejala : Klien mengeluh pusing tiba-tiba, klien mengeluh ada tekanan pada daerah mata, sakit kepala Tanda : Nampak menekan area mata  Integritas ego Gejala : Klien mengeluh akan kondisi matanya, klien mengatakan Tanda kekhawatiran akan fungsi penglihatan Klien nampak cemas akan kondisinya, ketakutan akan : tindakan pembedahan  Penyuluhan / Pembelajaran Gejala : Tanda : Klien mengatakan riwayat keluarga glaucoma, DM Riwayat stress, alergi, gangguan vasomotor (contoh peningkatan tekanan endokrin. 6 vena), ketidakseimbangan
  • 7. b. Pengelompokan Data Data subyektif :  Klien mengatakan aktivitasnya berkurang karena kurang jelas dalam melihat  Klien mengeluh pusing-pusing  Klien mengeluh penglihatannya kabur  Klien mengeluh silau dengan sinar terang  Klien mengeluh penglihatannya berawan  Klien mengeluh pusing tiba-tiba  Klien mengeluh ada tekanan pada daerah mata  Sakit kepala (glaukoma akut)  Klien mengatakan riwayat keluarga glaukoma, dm  Klien mengeluh akan kondisi matanya  Klien mengatakan kekhawatiran akan fungsi penglihatan Data obyektif :  Klien nampak mual dan muntah.  Nampak berhati-hari dalam beraktivitas  Penglihatan kabur  Kesulitan memfokuskan kerja  penglihatan perifer  Papil menyempit dan merah  Mata keras dengan kornea berawan  Peningkatan air mata.  Riwayat stress, alergi, gangguan vasomotor (contoh peningkatan tekanan vena), ketidakseimbangan endokrin.  Nampak menekan area mata akibat nyeri  Klien nampak cemas akan kondisinya  Ketakutan akan tindakan pembedahan 7
  • 8. c. Analisa Data Data 1 Ds :  Klien mengeluh pusing-pusing  Sakit kepala (glaukoma akut)  Klien mengeluh pusing tiba-tiba  Klien mengeluh ada tekanan pada daerah mata Do :  Mata keras dengan kornea berawan  Papil menyempit dan merah  Nampak menekan area mata Ds :  Klien mengatakan aktivitasnya berkurang karena kurang jelas dalam melihat  Klien mengeluh penglihatannya kabur  Klien mengeluh penglihatannya berawan  Klien mengeluh silau dengan sinar terang Kemungkin Penyebab 2 Penyebab glukoma ↓ Peningkatan TIO ↓ Gangguan anatomik Dan fungsi mata ↓ Distensi area sekitar Rongga orbita Masalah 3 Gangguan rasa nyaman : nyeri Tindakan invasive (trabekulektomi) Pelepasan mediator kimia Merangsang saraf sensorik Trigeminal (proses transmisi, transduksi Modulasi dan presepsi) ↓ Nyeri Penyebab glukoma ↓ Peningkatan TIO ↓ Gangguan anatomik Dan fungsi mata ↓ Distensi area sekitar Rongga orbita ↓ Ketidak seimbagan metabolik lensa dan aquaus humor 8 Gangguan persepsi sensori penglihatan
  • 9. Do :  Nampak berhati-hari dalam beraktivitas  Penglihatan kabur  Mata keras dengan kornea berawan  penglihatan perifer  Papil menyempit dan merah  Peningkatan air mata.  Kesulitan memfokuskan kerja Ds :  Ketakutan akan tindakan pembedahan Do :  Klien nampak cemas akan kondisinya  Klien mengatakan kekhawatiran akan fungsi penglihatan Ds :  Klien mengatakan aktivitasnya berkurang karena kurang jelas dalam melihat  Klien mengeluh penglihatannya kabur ↓ Perubahan selaput halus pada lensa ↓ Menghalang cahaya yang masuk ↓ Bayangan tidak ditangkap oleh saraf optik ↓ Signal tidak dipresepsikan oleh nukleus germikulatum lateral talamus ↓ Gangguan presepsi sensori visual Penyebab glukoma ↓ Peningkatan TIO ↓ Gangguan anatomik Dan fungsi mata ↓ Tindakan pembadahan ↓ Perubahan pada status kesehatan ↓ Beban psikologi ↓ Ansietas Penyebab glukoma ↓ Peningkatan TIO ↓ Gangguan anatomik Dan fungsi mata ↓ Distensi area sekitar 9 Ansietas Resiko cidera
  • 10.  Klien mengeluh silau dengan sinar terang Rongga orbita ↓  Klien mengeluh Ketidak seimbagan metabolik lensa dan aquaus humor ↓ berawan Perubahan selaput halus pada lensa Do : ↓  Penglihatan kabur Menghalang cahaya yang masuk  Nampak berhati-hari ↓ dalam beraktivitas Bayangan tidak ditangkap oleh  Kesulitan saraf optik ↓ memfokuskan kerja Signal tidak dipresepsikan oleh nukleus germikulatum lateral talamus ↓ Keterbatasan lapang pandang ↓ Resiko cidera penglihatannya d. Prioritas Masalah 1) Nyeri 2) Gangguan persepsi sensori penglihatan 3) Ansietas 4) Resiko cidera 10
  • 11. 2. Diagnosa Keperawatan a. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan intraokuler ditandai dengan : Ds :  Klien mengeluh pusing-pusing  Sakit kepala (glaukoma akut)  Klien mengeluh pusing tiba-tiba Do :  Klien mengeluh ada tekanan pada daerah mata  Mata keras dengan kornea berawan  Papil menyempit dan merah  Nampak menekan area mata b. Gangguan persepsi sensori penglihatan berhubungan dengan gangguan organ penglihatan ditandai dengan : Ds :  Klien mengatakan aktivitasnya berkurang karena kurang jelas dalam melihat  Klien mengeluh penglihatannya kabur  Klien mengeluh penglihatannya berawan Do :  Klien mengeluh silau dengan sinar terang  Nampak berhati-hari dalam beraktivitas  Penglihatan kabur  Mata keras dengan kornea berawan  penglihatan perifer  Papil menyempit dan merah  Peningkatan air mata.  Kesulitan memfokuskan kerja c. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan ditandai dengan : Ds : Do :  Ketakutan akan tindakan pembedahan  Klien nampak cemas akan kondisinya  Klien mengatakan kekhawatiran akan fungsi penglihatan 11
  • 12. d. Resiko cidera berhubungan dengan keterbatasan penglihatan ditandai dengan : Ds :  Klien mengatakan aktivitasnya berkurang karena kurang jelas dalam melihat  Klien mengeluh penglihatannya kabur  Klien mengeluh silau dengan sinar terang Do :  Klien mengeluh penglihatannya berawan  Penglihatan kabur  Nampak berhati-hari dalam beraktivitas  Kesulitan memfokuskan kerja 12
  • 13. 3. I m p le m e n tas i 4. Implementasi N o Hari / tanggal 1 1 2 Senin Dx 3 Nyeri Jam 4 08.00 24 – 04 - 09 1 2 Implementasi 5 1.Mengkaji tingkat nyeri Hasil Skala nyeri sedang dan nyeri tekan didaerah sekitar mata 2.Menganjurkan klien untuk istrahat didalam ruangan yang tenang Hasil Klien mau untuk mengikuti anjuran perawat 3.mengajarkan klien tehnik distraksi Hasil Mengajak klien berbincang atau memutar musik 4.menganjurkan klien untuk menghindari rasa mual dan muntah Hasil Klien mau mengikuti anjurkan perawat 5.menganjurkan pada klien untuk tidak menggerakan kepala tibatiba, menggaruk mata. Hasil Klien mau mengikuti anjuran perawat. 6.Penatalaksanaan dalam pemberian analgesik sesuai kebutuhan. 4 13
  • 14. 2 Senin Gangguan 08.00 1. Memastikan 24 – 04 - 09 persepsi derajat tipe kehilangan penglihatan sensori : 2. Mendorong klien mengekspresikan penglihatan perasaaan tentang kehilangan/kemungkinan kehilangan penglihatan Hasil klien mau untuk mengekspresikan perasaan akan fungsi penglihatannya 3. Menunjukkan pemberian tetes mata, contoh menghitung tetesan, mengikuti jadwal, tidak salah dosis 4. Melakukan pasien 3 Senin Ansietas tindakan menangani membantu keterbatasan penglihatan 08.00 1. Menggunakan 24 – 04 - 09 terapeutik komunikasi dalam pendekatan kepada klien. Hasil Klien kooperatif dan mau untuk berbincang-bincang dengan perawat 2. Membantu klien mengungkapkan untuk perasaan cemasnya. Hasil Klien mau untuk mengekspresikan perasaan cemasnya 3. Menjelaskan pada klien tentang kegiatan dari perioperatif. 14
  • 15. 4. Melibatkan keluarga dalam pengambilan keputusan terhadap 4 Senin Resiko 24 – 04 - 09 perawatan yang dilakukan 08.00 1. Mengorientasikan lingkungan staf cidera dan situasi lain di sekitar klien. 2. Menganjurkan mempelajari klien kembali ADL untuk yang sering dilakukan. 3. Menganjurkan meletakkan dibutuhkan klien peralatan pada tempat untuk ynag yang sama dan mudah terjangkau 4. Menganjurkan keluarga klien untuk membantu aktivitas klien seharihari 15