Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolorazmiarraga
Laporan kasus mengenai Pityriasis versicolor. Bahasan di dalamnya meliputi definisi, faktor risiko, epidemiologi, etiologi, patofisiologi, penegakan diagnosis (anamnesis dan pemeriksaan klinis, serta pemeriksaan penunjang), prognosis, dan pencegahan Pityriasis versicolor
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolorazmiarraga
Laporan kasus mengenai Pityriasis versicolor. Bahasan di dalamnya meliputi definisi, faktor risiko, epidemiologi, etiologi, patofisiologi, penegakan diagnosis (anamnesis dan pemeriksaan klinis, serta pemeriksaan penunjang), prognosis, dan pencegahan Pityriasis versicolor
Definisi dan Klasifikasi dari Dermatofitosis & Non - Dermatofitosis
Etiologi & Faktor Risiko dari Dermatofitosis & Non -Dermatofitosis
Patogenesis Dermatofitosis & Non - Dermatofitosis
Patofisiologi dan Manifestasi Klinis Dermatofitosis & Non -Dermatofitosis
Diagnosis (Anamnesis,P.Fisik,P.Penunjang) dari Dermatofitosis & Non-Dermatofitosis
Penatalaksanaan [ Farmako & Non – farmako
( Edukasi, Pencegahan ) ] dari Dermatofitosis & Non -Dermatofitosis
7. Prognosis dari Dermatofitosis & Non-Dermatofitosis
Definisi dan Klasifikasi dari Dermatofitosis & Non - Dermatofitosis
Etiologi & Faktor Risiko dari Dermatofitosis & Non -Dermatofitosis
Patogenesis Dermatofitosis & Non - Dermatofitosis
Patofisiologi dan Manifestasi Klinis Dermatofitosis & Non -Dermatofitosis
Diagnosis (Anamnesis,P.Fisik,P.Penunjang) dari Dermatofitosis & Non-Dermatofitosis
Penatalaksanaan [ Farmako & Non – farmako
( Edukasi, Pencegahan ) ] dari Dermatofitosis & Non -Dermatofitosis
7. Prognosis dari Dermatofitosis & Non-Dermatofitosis
PwC's - Redefining finance's role in the digital-ageTodd DeStefano
Finance functions within insurance companies are evolving and assisting supported businesses with actionable data and developing "what if" situations for mid course corrections to navigate the business through turbulant economic and competitive scenarios.
Mukjizat Nabi Muhammad SAW dan Penafian Terhadap Dakwaan OrientalisEzad Azraai Jamsari
Nota perkuliahan PBJJ bagi kursus PPPY1272 Fiqh Sirah, kursus WAJIB dari Jabatan Pengajian Arab dan Tamadun Islam, Fakulti Pengajian Islam, Universiti Kebangsaan Malaysia.
Fisiologi Sistem Integumen
Ilmu yang mempelajari fungsi, mekanisme, dan cara kerja dari organ jaringan dan sel-sel organisme dalam sistem integumen (sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan menginformasikan manusia terhadap lingkungan sekitarnya).
Handout morfologi dan terminologi penyakit kulit(1)
1. MORFOLOGI DAN TERMINOLOGI PENYAKIT
KULIT
Diana Tri Ratnasari, dr, SpKK
SKILL LAB
ILMU KESEHATAN KULIT & KELAMIN
2. EFLORESENSI PRIMER
• Makula:
perubahan warna kulit, biasanya berbatas tegas (pigmen,
vasodilatasi, ekstravasasi eritrosit, kongesti pembuluh darah)
• Papula:
penonjolan padat diatas permukaan kulit Ø < 0,5 cm
• Nodul:
penonjolan padat Ø >0,5 cm, infiltratnya bisa di
epidermis&dermis atau di subkutis
• Plak:
infiltrat padat, batas tegas, lempengan Ø > 1 cm
3.
4.
5.
6.
7. • Vesikel:
gelembung isi cairan serosa,batas tegas, mempunyai atap &
dasae ukuran <0,5 cm
(isi nanah pustula, isi darah vesikel hemoragik)
• Bula:
vesikel berukuran > 0,5 cm
• Kista:
penonjolan diatas permukaan kulit berupa kantong berisi
cairan serosa atau padat atau setengah padat kapsul (+)
• Urtika:
penonjolan diatas permukaan kulit akibat oedem setempat
dan dapat hilang perlahan
8.
9.
10.
11.
12. EFLORESENSI SEKUNDER
• Skuama:
pelepasan lapisan tanduk / stratum korneum
• Krusta:
cairan tubuh yang mengering diatas permukaan kulit
• Vegetasi:
erupsi kulit yang tumbuh ke permukaan dasar ulkus atau
kulit
• Guma:
infiltrat sirkumskrip, kronik, destruktif ke sekitarnya
13.
14.
15. • Erosi:
kehilangan jaringan yang tidak melebihi stratum basalis
(epidermis)
• Ekskoriasi:
kehilangan jaringan sampai startum papilare di dermis
• Ulkus:
kehilangan jaringan yang melebihi startum papilare
bentuk cawan tepi, dinding, dasar, isi
• Fisura (ragades):
kontinuitas kulit hilang belahan kulit tanpa kehilangan
jaringan
16.
17.
18.
19.
20. • Sikatriks/parut:
jaringan ikat yang menggantikan epidermis &
dermis yang hilang eutrofi, atrofi, atau
hipertrofi
• Keloid:
sikatriks hipertrofi pertumbuhannya berlebihan
melebihi ukuran awal luka
• Abses:
akumulasi pus di jaringan proses supurasi
batas tegas, dinding (+), tanda radang (+)
• Fistel &sinus:
saluran yang menghubungkan 2 rongga
tubuh+lingkungan luar (fistel),tubuh+tubuh (sinus)
21.
22.
23. Istilah –istilah lain
• Sklerosis:
pengerasan kulit dan jaringan dibawahnya difus
• Likenifikasi:
penebalan kulit relief kulit makin jelas
• Enantema dan eksantema lesi di mukosa (enantema) atau kulit
(eksantema) timbul serentak dan menghilang dlm waktu singkat
• Hiper/hipopigmentasi: penimbunan/berkurangnya pigmen kulit
24.
25.
26. UKURAN
• Miliar sebesar kepala jarum pentol
• Lentikuler sebesar biji jagung
• Gutata sebesar tetesan air
• Numular sebesar uang koin / logam
• Plakat sebesar telapak tangan org dewasa
Plakat > Numular > Gutata > Lentikuler > Miliar
27.
28. GAMBARAN / SUSUNAN / KONFIGURASI
• Linier lesi tersusun lurus mirip garis
• Sirsiner (anular) lesi tersusun bundar mirip cincin
• Arsiner lesi berbentuk ½ lingkaran
• Polisiklik beberapa lesi arsiner bersambung menjadi
satu
29.
30. • Irisformis lesi tersusun menyerupai iris mata
bagian tengah > gelap atau terdapat vesikel / bula
dengan halo di sekitarnya
• Konfluens dua atau beberapa lesi menyatu
• Korimbiformis lesi tersusun mirip induk ayam
dikelilingi anaknya ( lesi induk dikelilingi lesi satelit )
31.
32.
33. • Herpetiformis beberapa vesikel bergerombol di satu
tempat menyerupai herpes
• Monomorf lesi terdiri atas satu jenis morfologi
• Polimorf lesi terdiri atas bermacam-macam morfologi
• Multipel lesi berjumlah lebih dari satu atau berjumlah
banyak
• Soliter hanya ada satu lesi
34.
35.
36. DISTRIBUSI / PENYEBARAN
• Regional lesi terbatas di satu tempat
• Universal lesi tersebar hampir seluruh tubuh (
90-100% )
• Generalisata lesi tersebar di setiap bagian tubuh
( skalp, wajah, ekstremitas, abdomen, punggung )
50-90% luas permukaan tubuh
• Simetris lesi tersebar di kedua belahan tubuh
letak, bentuk, ukuran persis sama
37.
38.
39. • Bilateral lesi tersebar di kedua belahan tubuh
letak dan ukuran tidak perlu persis sama
• Unilateral lesi ditemukan di satu sisi tubuh
• Diseminata penjalaran dari satu lesi ke bagian
tubuh yang lain
• Fagadenik penjalaran yang meluas ke dalam dan
ke samping dari satu lesi
40.
41. • Diskret lesi tersebar satu persatu ada di
mana-mana
• Serpiginosa penjalaran lesi ke satu arah diikuti
proses penyembuhan di sisi yang ditinggalkan
• Batas lesi sirkumskrip ( batas tegas atau
perbedaan lesi dan kulit sehat terlihat jelas ) atau
difus ( batas tidak tegas )