3. Kebudayaan Suku Bangsa Bugis
~ Bugis merupakan suku yang berasal dari
Sulawesi Selatan. Menurut sensus penduduk tahun
2000, jumlah orang bugis sekitar 6 juta jiwa yang
menyebar di berbagai wialayah Indonesia seperti
Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Papua,
Jakarta, Kalimatan Timu dan Kalimatan Selatan.
Nah, pada kesempatan kali ini Zona Siswa akan
menghadirkan penjelasan mengenai Kebudayaan
Suku Bangsa Bugis yang mencakup sistem
kepercayaan, kekerabatan, politik, ekonomi,
kesenian, dan pakaian adat. Semoga bermanfaat.
Sistem Kepercayaan/religi
Banyak tinggal di Kabupaten Maros, Sulawesi
Selatan. Mereka penganut Islam yang taat.
Masyarakat Bugis juga masih percaya dengan
satu dewa tunggal yang mempunyai nama-
nama sebagai berikut.
•Patoto-e : dewa penentu nasib.
•Dewata Seuwa-e : dewa tunggal.
•Turie a’rana : kehendak tertinggi.
B. Sistem Kekerabatan
Perkawinan yang ideal di Makassar sebagai berikut.
Assialang Marola adalah perkawinan antara saudara sepupu
sederajat kesatu baik dari pihak ayah/ibu.
Assialanna Memang adalah perkawinan antara saudara sepupu
sederajat kedua baik dari pihak ayah/ibu.
Perkawinan yang dilarang adalah perkawinan anak dengan ayah/ibu
dan menantu dengan mertua. Kegiatan-kegiatan sebelum
perkawinan, meliputi:
Mappuce-puce: meminang gadis,
Massuro : menentukan tanggal pernikahan,
Maddupa : mengundang dalam pesta perkawinan.
4. C. Sistem Politik
Masyarakat Bugis Makassar kebanyakan mendiami
Kabupaten Maros dan Pangkajene. Mereka tinggal di
sebuah kampung yang terdiri atas 10 – 20 buah rumah.
Kampung pusat ditandai dengan pohon beringin besar yang
dianggap keramat dan dipimpin oleh kepala kampung
disebut matowa. Gabungan kampung disebut wanua sama
dengan kecamatan.
Lapisan masyarakat Bugis Makassar sebelum kolonial
Belanda adalah:
ana’ karung yaitu lapisan kaum kerabat raja,
to-maradeka yaitu lapisan orang merdeka,
ata yaitu lapisan budak.
D. Sistem Ekonomi
Mata pencaharian masyarakat Bugis-Makassar yaitu
pertanian, pelayaran, dan perdagangan. Masyarakat
Bugis Makassar juga telah mewarisi hukum niaga.
Ammana Gappa dalam bukunya Ade’allopiloping
Bicaranna Pabbalue yang ditulis pada abad ke-17,
menyebutkan sambil berlayar mereka berdagang di
pulau-pulau di Indonesia. Selain itu mereka juga
membuat kerajinan rumah tangga seperti tenunan
sarung
Mata pencarian
Karena masyarakat Bugis tersebar di dataran rendah
yang subur dan pesisir, maka kebanyakan dari
masyarakat Bugis hidup sebagai petani dan nelayan.
Mata pencaharian lain yang diminati orang Bugis
adalah pedagang dan perompak. Selain itu masyarakat
Bugis juga mengisi birokrasi pemerintahan dan
menekuni bidang pendidikan.
Selain sebagai perompak, karena jiwa merantau dan
loyalitasnya terhadap persahabatan orang-orang Bugis
terkenal sebagai serdadu bayaran. Orang-orang Bugis
sebelum konflik terbuka dengan Belanda mereka salah
satu serdadu Belanda yang setia. Mereka banyak
membantu Belanda, yakni saat pengejaran Trunojoyo
di Jawa Timur, penaklukan pedalaman Minangkabau
melawan pasukan Paderi, serta membantu orang-
orang Eropa ketika melawan Ayuthaya di Thailand.[5]
Orang-orang Bugis juga.
E. Sistem Kesenian
Rumah adat suku bangsa Bugis Makassar berupa
panggung yang terdiri atas 3 bagian sebagai
berikut.
1.Kalle balla : untuk tamu,tidur,dan makan.
2.Pammakkang : untuk menyimpan pusaka.
3.Passiringan : untuk menyimpan alat pertanian.
5. Seni Tari
Tari Pakarena
Tari Pakarena Merupakan tarian khas Sulawesi Selatan, Nama Pakarena sendiri di ambil dari
bahasa setempat, yaitu karena yang artinya main. Tarian ini pada awalnya hanya
dipertunjukkan di istana kerajaan, namun dalam perkembangannya tari Pakarena lebih
memasyarakat di kalangan rakyat.
Tari Pakarena memberikan kesan kelembutan. Hal tersebut mencerminkan watak
perempuan yang lembut, sopan, setia, patuh dan hormat pada laki-laki terutama pada
suami. Sepanjang Pertunjukan Tari Pakarena selalu diiringi dengan gerakan lembut para
penarinya sehingga menyulitkan bagi masyarakat awam untuk mengadakan babak pada
tarian tersebut.
Tari Paduppa Bosara
Tari Padupa Bosara merupakan
sebuah tarian yang mengambarkan
bahwa orang bugis kedatangan atau
dapat dikatakan sebagai tari selamat
datang dari Suku Bugis. Orang Bugis
jika kedtangan tamu senantisa
menghidangkan bosara sebagai
tanda kehormatan
6. Rumah Adat Bugis Makassar adalah rumah panggung kayu
Rumah Panggung kayu mewakili sebuah tradisi yang bertahan
lama, tradisi yang juga tersebar luas di dunia Melayu. Bentuk
dasar rumah adalah sebuah kerangka kayu dimana tiang
menahan lantai dan atap dari berbagai bahan. Keanekaragaman
bahan kian meningkat dalam dunia kontemporer setelah
pendirian rumah menjadi kian dikomoditikan. Keunikan Rumah
Bugis dibanding rumah panggung Sumatera dan Kalimantan
adalah bentuknya yang memanjang ke belakang dengan
tambahan disamping bangunan utama dan bagian depan (orang
bugis menyebutnya lego – lego, makassar : dego - dego). Rumah
adat Bugis mencerminkan sebuah estetika tersendiri yang
menjadikannya obyek budaya materil yang indah. Bagian –
bagian utama rumah terdiri dari Tiang utama (alliri), terdiri dari
4 batang setiap barisnya. Jumlahnya tergantung jumlah ruangan
yang akan dibuat, tetapi pada umumnya, terdiri dari 3 / 4 baris
alliri. Jadi totalnya ada 12 batang alliri, Padongko, yaitu bagian
rumah yang menjadi penyambung dari alliri di setiap barisnya,
serta Pattoppo, yaitu bagian rumah yang menjadi pengait paling
atas dari alliri paling tengah tiap barisnya.
7. Teknologi dan Peralatan
Hidup
Dengan terciptanya peralatan untuk hidup
yang berbeda, maka secaraperlahan tapi
pasti, tatanan kehidupan perorangan,
dilanjutkan berkelompok,kemudian
membentuk sebuah masyarakat, akan
penataannya bertumpu pada sifat-sifat
peralatan untuk hidup tersebut. Peralatan
hidup ini dapat pula disebut sebagaihasil
manusia dalam mencipta. Dengan bahasa
umum, hasil ciptaan yang berupaperalatan
fisik disebut teknologi dan proses
penciptaannya dikatakan ilmupengetahuan
dibidang teknik.Sejak dahulu, suku Bugis di
Sulawesi Selatan terkenal sebagai
pelautyang ulung. Mereka sangat piawai
dalam mengarungi lautan dan samudera
luashingga ke berbagai kawasan di
Nusantara dengan menggunakan perahu
Pinisi
peralatan
Perahu Pinisi
Sepeda Dan Bendi
Hasil dari peralatan besi Koleksi Tenun Tradisional