Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika 1955 (KTA-A) diadakan di Bandung, Indonesia untuk mempromosikan kerja sama ekonomi dan kebudayaan antara negara-negara Asia dan Afrika, menentang kolonialisme, dan menegaskan prinsip-prinsip seperti non-blok dan penentuan nasib sendiri. Hasilnya adalah Dasa Sila Bandung yang menegaskan hak asasi manusia, kedaulatan negara, dan penyelesaian damai sengk
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
KAA1955
1. OLEH KELOMPOK2
NURUL AMANI SIREGAR
MAY TRINANDA SAPUTRI MALAU
WIEWIEK SIMANJUNTAK
DEVI MONIKA SINAGA
SELLY SINAGA
WITA
2. Konferensi Tingkat Tinggi Asia–Afrika (disingkat KTT Asia
Afrika atau KAA; kadang juga disebut Konferensi Bandung)
adalah sebuah konferensi antara negara-
negara Asia dan Afrika yang kebanyakan baru saja
memperoleh kemerdekaan yang diselenggarakan
oleh Indonesia, India, Sri Lanka, Pakistan dan Myanmar.
KONFERENSI ASIA AFRIKA
(KAA)
3. Disebabkan oleh lahirnya dua blok kekuatan yang
bertentangan secara ideologi maupun kepentingan,
yaitu Blok Barat dan Blok Timur. Blok Barat dipimpin
oleh Amerika Serikat dan Blok Timur dipimpin oleh Uni
Sovyet. Tiap-tiap blok berusaha menarik negara-
negara Asia dan Afrika agar menjadi pendukung
mereka.
ASAL MULA?
4. Pemerintah Indonesia melakukan pendekatan melalui saluran
diplomatik kepada 18 negara Asia Afrika. Maksudnya, untuk
mengetahui sejauh mana pendapat negara-negara tersebut
terhadap ide mengadakan Konferensi Asia Afrika. Dalam pendekatan
tersebut dijelaskan bahwa tujuan utama konferensi itu ialah untuk
membicarakan kepentingan bersama bangsa-bangsa Asia Afrika
pada saat itu, mendorong terciptanya perdamaian dunia, dan
mempromosikan Indonesia sebagai tempat konferensi. Ternyata pada
umumnya negara-negara yang dihubungi menyambut baik ide
tersebut dan menyetujui Indonesia sebagai tuan rumahnya, walaupun
dalam hal waktu dan peserta konferensi terdapat berbagai pendapat
yang berbeda.
USAHA PERSIAPAN KONFERENSI
ASIA AFRIKA
5. Untuk mematangkan gagasan masalah persidangan
Asia-Afrika, diadakan persidangan bogor. Dalam
persidangan ini dirumuskan lebih rinci tentang tujuan
persidangan, serta siapa saja yang akan diundang.
Ketika perencanaan mengenai Konferensi telah
selesai di rumuskan, undangan pun segara di kirim.
PERSIDANGAN BOGOR
(28-29 DESEMBER 1954)
6. Lokasi bertempat di Gedung Merdeka Bandung. Pelaksaan tersebut
di Koordinasikan oleh Mentri Luar Negeri Indonesia sendiri yakni
“Roeslan Abdulgani” yang diadakan pada tanggal 18-24 April 1955.
Adapun tujuannya adalah:
1. Mempromosikan kerjasama ekonomi dan kebudayann Asia-
Afrika.
2. Melawan kolonialisme atau neokolonialisme AS, Uni Soviet atau
negara Imprelialis lainnya.
PELAKSANAAN KAA 18—24 APRIL 1955
7. Konferensi ini merefleksikan apa yang mereka pandang sebagai
• Ketidakinginan kekuatan-kekuatan baran berkonsultasi dengan mereka
tentang keputusan-keputusan yang memengaruhi Asia pada masa
perang dingin.
• Kekhawatiran mengenai ketegangan antara Republik Rakyat Tiongkok
dan Amerika Serikat.
• Keinginan untuk membentangkan fondasi bagi hubungan yang damai
antara tiongkok dengan mereka dan pihak barat.
• Pertentangan terhadap kolonialisme
• Keinginan indonesia untuk memromosikan hak mereka hak mereka
dalam pertentangan dengan belanda mengenai Irian Barat.
8. Hasil pertemuan dari Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika ini tertuang pada
“Dasasila Bandung”. Adapun isi daripada Dasasila Bandung tersebut adalah:
1) Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta asas-asas
yang termuat di dalam piagam PBB
2) Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa.
3) Mengakui persamaan semua suku bangsa dan persamaan semua bangsa,
besar maupun kecil.
4) Tidak melakukan campur tangan atau intervensi dalam soalan-soalan
dalam negeri negara lain.
5) Menghormati hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri sendiri secara
sendirian mahupun secara kolektif, yang sesuai dengan Piagam PBB.
9. 6) (a) Tidak menggunakan peraturan-peraturan dan pertahanan kolektif
untuk bertindak bagi kepentingan khusus dari salah satu negara-negara
besar, (b) Tidak melakukan campur tangan terhadap negara lain
7) Tidak melakukan tindakan ataupun ancaman agresi mahupun
penggunaan kekerasan terhadap integritas teritorial atau
kemerdekaan politik suatu negara.
8) Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan cara damai,
seperti perundingan, persetujuan, arbitrasi, atau penyelesaian masalah
hukum , ataupun lain-lain cara damai, menurut pilihan pihak-pihak yang
bersangkutan, yang sesuai dengan Piagam PBB.
9) Memajukan kepentingan bersama dan kerjasama.
10) Menghormati hukum dan kewajiban–kewajiban internasional
10. “Semogakita dapat meneruskan perjalanan kita diatas jalan yang telah
kita pilih bersama-sama dansemoga konferensi Bandung ini tetap
tegak sebagai sebuah mercusuar yang membimbing kemajuan di
masa depan dari Asia dan Afrika”
“May we continue on the way we have
taken together and may the Bandung
Conference stay as a beacon guiding
the future progress of Asia and
Africa”