Materi kuliah kimdas tentang Larutan penyangga. Cari lebih bayak lagi materi kuliah semester 1 di:
http://muhammadhabibielecture.blogspot.com/2014/12/kuliah-semester-1-thp-ftp-ub.html. Font untuk presentasi ini bisa didownload di: http://www.fontsquirrel.com/fonts/orbitron
Dokumen tersebut berisi soal-soal tentang asam basa dan konsep Bronsted-Lowry. Secara garis besar, dokumen menjelaskan tentang sifat asam basa berbagai zat kimia seperti ion, senyawa organik, dan garam serta reaksi protolisisnya sesuai dengan teori asam basa.
Laporan praktikum kimia dasar tentang percobaan larutan buffer menjelaskan cara pembuatan larutan buffer dari asam asetat dan basa asetat serta amonia dan garam amonium, pengukuran pH larutan buffer secara teoritis dan praktis, pengaruh pengenceran dan penambahan asam basa terhadap pH larutan buffer.
Tujuan percobaan ini adalah untuk memahami sistem buffer dan bagaimana buffer dapat mempertahankan pH larutan meskipun ditambahkan asam atau basa. Percobaan ini melibatkan pengukuran pH larutan non-buffer dan buffer setelah penambahan asam dan basa. Hasilnya menunjukkan bahwa pH larutan buffer tetap konstan sedangkan pH larutan non-buffer mengalami perubahan yang signifikan.
Materi kuliah kimdas tentang Larutan penyangga. Cari lebih bayak lagi materi kuliah semester 1 di:
http://muhammadhabibielecture.blogspot.com/2014/12/kuliah-semester-1-thp-ftp-ub.html. Font untuk presentasi ini bisa didownload di: http://www.fontsquirrel.com/fonts/orbitron
Dokumen tersebut berisi soal-soal tentang asam basa dan konsep Bronsted-Lowry. Secara garis besar, dokumen menjelaskan tentang sifat asam basa berbagai zat kimia seperti ion, senyawa organik, dan garam serta reaksi protolisisnya sesuai dengan teori asam basa.
Laporan praktikum kimia dasar tentang percobaan larutan buffer menjelaskan cara pembuatan larutan buffer dari asam asetat dan basa asetat serta amonia dan garam amonium, pengukuran pH larutan buffer secara teoritis dan praktis, pengaruh pengenceran dan penambahan asam basa terhadap pH larutan buffer.
Tujuan percobaan ini adalah untuk memahami sistem buffer dan bagaimana buffer dapat mempertahankan pH larutan meskipun ditambahkan asam atau basa. Percobaan ini melibatkan pengukuran pH larutan non-buffer dan buffer setelah penambahan asam dan basa. Hasilnya menunjukkan bahwa pH larutan buffer tetap konstan sedangkan pH larutan non-buffer mengalami perubahan yang signifikan.
Dokumen tersebut membahas tentang larutan penyangga, meliputi pengertian dan prinsip kerjanya, rumus penghitungan pH buffer, jenis buffer seperti buffer salmiak dan asetat, serta contoh penggunaannya di bidang ilmu pangan seperti asam laktat dan fosfat.
Dokumen tersebut membahas tentang sifat larutan penyangga dan cara kerjanya dalam mempertahankan pH ketika ditambahkan asam, basa, atau pengencer. Larutan penyangga terdiri atas campuran asam/basa lemah dan garamnya. Ketika ditambahkan asam atau basa, akan terjadi reaksi netralisasi sehingga pH tetap. Larutan penyangga ujiannya adalah campuran asam asetat dan garamnya serta campuran amonia dan gar
Laporan praktikum biologi sel dan molekuler buffer ajengajeng narulita
Larutan penyangga (buffer) dibuat dari campuran asam lemah dan basa konjugasinya atau sebaliknya. Laporan ini menjelaskan pembuatan buffer Na-fosfat 0,2 M dengan pH 6,5-7,5, serta dasar teori dan macam-macam buffer seperti buffer fosfat, buffer cacodylat, buffer tris, dan buffer asetat beserta cara pembuatannya.
Dokumen tersebut membahas tentang larutan penyangga dan fungsinya dalam tubuh makhluk hidup. Larutan penyangga dapat mempertahankan pH terhadap penambahan asam atau basa. Larutan penyangga dalam tubuh terdiri dari hemoglobin, karbonat, dan fosfat yang bekerja bersama-sama untuk menjaga pH darah tetap stabil antara 7,35-7,45.
Titrasi netralisasi digunakan untuk menentukan kadar analit yang bersifat asam atau basa dengan menggunakan air sebagai pelarut dan berbagai indikator seperti fenolftalein dan jingga metil. Titrasi yang layak dilakukan jika terjadi reaksi sempurna pada titik akhir sehingga garis kurva menjadi tajam.
Titrasi adalah metode analisis kuantitatif untuk menentukan kadar suatu larutan dengan menitrasi larutan yang diuji dengan larutan baku secara bertahap hingga titik akhir. Terdapat beberapa teori asam-basa seperti teori Arrhenius, Brønsted-Löwry, dan Lewis beserta prosedur titrasi dan perhitungannya pada titik ekuivalen.
Dokumen tersebut membahas tentang larutan penyangga, termasuk definisi, contoh, rumus untuk menghitung pH larutan penyangga, dan fungsinya. Dilakukan eksperimen untuk membuat larutan penyangga asetat dan mengujinya dengan menambahkan asam atau basa kecil untuk mengamati perubahan pH-nya.
Dokumen tersebut berisi soal-soal tentang pH dan larutan penyangga. Beberapa soal membahas tentang penentuan pH dari larutan asam, basa, dan garam tertentu berdasarkan konsentrasi dan tetapan ionisasi atau hasil kali kelarutan. Soal lain membahas tentang reaksi antara asam dan basa untuk membentuk larutan penyangga dan menentukan jumlah zat yang dibutuhkan.
Dokumen tersebut membahas tentang asam basa, termasuk teori-teori asam basa, tetapan kesetimbangan pengionan, konsentrasi ion H+ dan pH, indikator asam basa, serta campuran penahan."
Praktikum ini bertujuan untuk membuat dan menstandarisasi larutan standar HCl 0,1 M dan NaOH 0,1 M serta menggunakannya untuk menentukan kadar asam asetat pada cuka perdagangan. Larutan HCl distandarisasi dengan boraks sebagai larutan standar primer, sedangkan NaOH distandarisasi dengan asam oksalat. Kedua larutan standar kemudian digunakan untuk menentukan kadar asam asetat pada cuka melalui
1. Percobaan membuat dan mengukur pH tiga jenis larutan buffer: sitrat, fosfat, dan borat-NaOH.
2. Hasilnya menunjukkan pH larutan buffer sitrat berkisar antara 2-5, fosfat antara 6-8, dan borat-NaOH antara 9-10.
3. pH terukur mendekati pH teoritis pada literatur, menunjukkan buffer berfungsi menstabilkan pH.
Larutan penyangga adalah larutan yang dapat menahan perubahan pH ketika ditambahkan asam atau basa. Larutan penyangga dapat dibuat dari campuran asam lemah dan garamnya, atau basa lemah dan garamnya. Larutan penyangga memiliki berbagai penerapan seperti dalam obat-obatan, industri, dan menjaga keseimbangan pH tubuh.
Larutan penyangga dapat mempertahankan pHnya walaupun terdapat penambahan asam atau basa, karena larutan tersebut mengandung asam lemah dan basa konjugasinya yang dapat saling bereaksi untuk mengikat ion H+ dan OH-.
Dokumen tersebut membahas tentang larutan penyangga, meliputi pengertian dan prinsip kerjanya, rumus penghitungan pH buffer, jenis buffer seperti buffer salmiak dan asetat, serta contoh penggunaannya di bidang ilmu pangan seperti asam laktat dan fosfat.
Dokumen tersebut membahas tentang sifat larutan penyangga dan cara kerjanya dalam mempertahankan pH ketika ditambahkan asam, basa, atau pengencer. Larutan penyangga terdiri atas campuran asam/basa lemah dan garamnya. Ketika ditambahkan asam atau basa, akan terjadi reaksi netralisasi sehingga pH tetap. Larutan penyangga ujiannya adalah campuran asam asetat dan garamnya serta campuran amonia dan gar
Laporan praktikum biologi sel dan molekuler buffer ajengajeng narulita
Larutan penyangga (buffer) dibuat dari campuran asam lemah dan basa konjugasinya atau sebaliknya. Laporan ini menjelaskan pembuatan buffer Na-fosfat 0,2 M dengan pH 6,5-7,5, serta dasar teori dan macam-macam buffer seperti buffer fosfat, buffer cacodylat, buffer tris, dan buffer asetat beserta cara pembuatannya.
Dokumen tersebut membahas tentang larutan penyangga dan fungsinya dalam tubuh makhluk hidup. Larutan penyangga dapat mempertahankan pH terhadap penambahan asam atau basa. Larutan penyangga dalam tubuh terdiri dari hemoglobin, karbonat, dan fosfat yang bekerja bersama-sama untuk menjaga pH darah tetap stabil antara 7,35-7,45.
Titrasi netralisasi digunakan untuk menentukan kadar analit yang bersifat asam atau basa dengan menggunakan air sebagai pelarut dan berbagai indikator seperti fenolftalein dan jingga metil. Titrasi yang layak dilakukan jika terjadi reaksi sempurna pada titik akhir sehingga garis kurva menjadi tajam.
Titrasi adalah metode analisis kuantitatif untuk menentukan kadar suatu larutan dengan menitrasi larutan yang diuji dengan larutan baku secara bertahap hingga titik akhir. Terdapat beberapa teori asam-basa seperti teori Arrhenius, Brønsted-Löwry, dan Lewis beserta prosedur titrasi dan perhitungannya pada titik ekuivalen.
Dokumen tersebut membahas tentang larutan penyangga, termasuk definisi, contoh, rumus untuk menghitung pH larutan penyangga, dan fungsinya. Dilakukan eksperimen untuk membuat larutan penyangga asetat dan mengujinya dengan menambahkan asam atau basa kecil untuk mengamati perubahan pH-nya.
Dokumen tersebut berisi soal-soal tentang pH dan larutan penyangga. Beberapa soal membahas tentang penentuan pH dari larutan asam, basa, dan garam tertentu berdasarkan konsentrasi dan tetapan ionisasi atau hasil kali kelarutan. Soal lain membahas tentang reaksi antara asam dan basa untuk membentuk larutan penyangga dan menentukan jumlah zat yang dibutuhkan.
Dokumen tersebut membahas tentang asam basa, termasuk teori-teori asam basa, tetapan kesetimbangan pengionan, konsentrasi ion H+ dan pH, indikator asam basa, serta campuran penahan."
Praktikum ini bertujuan untuk membuat dan menstandarisasi larutan standar HCl 0,1 M dan NaOH 0,1 M serta menggunakannya untuk menentukan kadar asam asetat pada cuka perdagangan. Larutan HCl distandarisasi dengan boraks sebagai larutan standar primer, sedangkan NaOH distandarisasi dengan asam oksalat. Kedua larutan standar kemudian digunakan untuk menentukan kadar asam asetat pada cuka melalui
1. Percobaan membuat dan mengukur pH tiga jenis larutan buffer: sitrat, fosfat, dan borat-NaOH.
2. Hasilnya menunjukkan pH larutan buffer sitrat berkisar antara 2-5, fosfat antara 6-8, dan borat-NaOH antara 9-10.
3. pH terukur mendekati pH teoritis pada literatur, menunjukkan buffer berfungsi menstabilkan pH.
Larutan penyangga adalah larutan yang dapat menahan perubahan pH ketika ditambahkan asam atau basa. Larutan penyangga dapat dibuat dari campuran asam lemah dan garamnya, atau basa lemah dan garamnya. Larutan penyangga memiliki berbagai penerapan seperti dalam obat-obatan, industri, dan menjaga keseimbangan pH tubuh.
Larutan penyangga dapat mempertahankan pHnya walaupun terdapat penambahan asam atau basa, karena larutan tersebut mengandung asam lemah dan basa konjugasinya yang dapat saling bereaksi untuk mengikat ion H+ dan OH-.
Laporan ini membahas praktikum pH asam-basa yang meliputi tujuan, alat dan bahan, dasar teori, cara kerja, dan hasil pengamatan. Tujuannya adalah menentukan pH larutan dengan indikator dan menemukan rumus asam kuat, basa kuat, asam lemah, dan basa lemah berdasarkan pengukuran pH. Hasilnya menunjukkan perbedaan pH antara asam dan basa kuat versus lemah serta pengaruh pengenceran terhadap perub
Dokumen tersebut membahas tentang larutan penyangga. Larutan penyangga dapat mempertahankan nilai pHnya apabila ditambahkan sedikit asam, basa, atau air. Larutan penyangga terbentuk dari campuran asam lemah dan basa konjugasinya atau basa lemah dan asam konjugasinya. Larutan penyangga berperan penting dalam tubuh manusia dan farmasi karena dapat menjaga kestabilan pH.
Dokumen membahas tentang larutan penyangga atau buffer, yaitu larutan yang dapat mempertahankan pH-nya walaupun ditambahkan asam atau basa. Larutan penyangga terdiri dari campuran asam lemah dan garam basa konjugasinya atau basa lemah dan garam asam konjugasinya. Dokumen juga menjelaskan cara kerja, contoh, dan fungsi larutan penyangga.
Dokumen tersebut membahas tentang larutan penyangga, termasuk pengertian, jenis, prinsip kerja, peran dalam tubuh, dan cara pembuatan larutan penyangga. Larutan penyangga dapat mempertahankan pH akibat penambahan asam atau basa, dan terdiri dari campuran asam/basa lemah dengan basa/asam konjugasinya.
Larutan Buffer (Penyangga) Kimia SMA Kelas XI Semester Genapdasi anto
Larutan penyangga adalah larutan yang dapat mempertahankan pHnya meskipun terdapat penambahan asam atau basa. Terdapat dua jenis larutan penyangga, yaitu penyangga asam dan penyangga basa. Penyangga asam terdiri dari asam lemah dan basa konjugasinya, sedangkan penyangga basa terdiri dari basa lemah dan asam konjugasinya. pH larutan penyangga dapat dihitung menggunakan konstanta as
Dokumen tersebut membahas tentang larutan penyangga dan hidrolisis. Secara singkat, larutan penyangga adalah larutan yang dapat mempertahankan pHnya dengan mengandung zat yang mencegah perubahan konsentrasi ion hidrogen. Larutan penyangga berperan penting dalam tubuh untuk menjaga keseimbangan asam basa darah. Hidrolisis adalah reaksi garam dengan air yang menghasilkan ion-ionnya dan dapat mempengaruhi pH lar
Larutan Penyangga (Buffer) Materi Asam Basa Kelas XIamaliadeww
Larutan penyangga mampu mempertahankan nilai pHnya meskipun ditambah asam, basa, atau diencerkan. Larutan penyangga asam bekerja dengan mengubah konsentrasi asam lemah dan basa konjugasinya, sedangkan larutan penyangga basa bekerja dengan mengikat ion H+ dari asam yang ditambahkan. Sistem larutan penyangga penting untuk menjaga keseimbangan pH dalam tubuh, seperti pH darah dan cairan sel.
Larutan penyangga adalah larutan yang dapat mempertahankan kisaran pHnya apabila terjadi upaya untuk menaikkan atau menurunkan pH. Larutan penyangga dapat dibuat dari campuran asam lemah dan basa konjugasinya atau basa lemah dan asam konjugasinya. pH larutan penyangga dapat dihitung menggunakan rumus yang melibatkan tetapan ionisasi, jumlah mol asam/basa lemah, dan jumlah
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Buffer
1. Persamaan Henderson-Haselbalch
• Dengan menggunakan persamaan Handerson-Haselbalch, dapat ditentukan
tingkat ionisasi asam asetat pada pH tertentu.
• Nilai pKa suatu molekul obat terkait dengan formulasi sediaan obat dan juga
dalam desain metode analisis untuk keperluan penentuan kadarnya
(persentasi ionisasi obat).
Copy right : hendri.apt@gmail.com 1
2. Larutan Bufer
Copy right : hendri.apt@gmail.com 2
If a strong base is added to a buffer If a strong acid is added to a buffer
buffer solution resists marked changes
in pH that would otherwise result from
addition of an acid or base.
3. Koefisien partisi
• pemahaman koefisien partisi (P) dan hubungannya dengan pH bermanfaat
dalam ekstraksi dan analisis senyawa obat.
• Semakin besar nilai P maka semakin banyak senyawa dalam pelarut organik.
• Nilai P yang sering juga dinyatakan dengan nilai log P tergantung pada pelarut
organik tertentu yang digunakan untuk pengukuran.
• Beberapa pengukuran koefisien partisi dilakukan dengan menggunakan partisi
air dan n-oktanol.
• nilai P = 10 berarti 10 bagian senyawa berada dalam lapisan organik dan 1
bagian berada dalam lapisan air.
• Jika suatu senyawa, asam atau basa, mengalami ionisasi sebesar 50 % (pH =
Pka) maka koefisien partisinya setengah dari koefisien partisi obat-obat yang
tidak mengalami ionisasi
Copy right : hendri.apt@gmail.com 3
4. Pembagian senyawa obat organik
SENYAWA
ORGANIK
ASAM LEMAH R-COOH
MOLEKUL NETRAL NON IONIK
GARAM ORGANIK
R-COONa, Ar-COONa,
RNH2.HCl, ArNH2.HCL,
NaOAr
BASA LEMAH R-NH2, Ar-NH2
Copy right : hendri.apt@gmail.com 4
5. Asam lemah
• Sukar larut dalam air, kecuali asam organik suku rendah (asam
asetat, asam propionat, asam barbiturat)
• Larut dalam pelarut organik (eter, kloroform, heksan, etanol)
• Contoh : asam salisilat, asam benzoat, asam asetilsalisilat
(asetosal).
Copy right : hendri.apt@gmail.com 5
Asam asetilsalisilat
Asam benzoat
6. Basa lemah
• Sukar larut dalam air
• Larut dalam pelarut organik (eter, kloroform, heksan, etanol)
• Contoh : alkaloida (kinin, kodein, morfine, papaverin),
antihistamin (CTM, prometazin)
Copy right : hendri.apt@gmail.com 6
papaverin
prometazine
7. Garam organik
• Larut dalam air dan tidak larut dalam pelarut organik
• Contoh : C6H5COONa, Na benzoat, Tiamin HCl, Kodein HCl,
Papaverin HCl, Na salisilat, Tetrasiklin HCl, Morfine HCl,
Piridoksin HCl.
Copy right : hendri.apt@gmail.com 7
Tiamin HCl
Na benzoat
Na Salisilat
8. Molekul netral
• Umumnya sukar larut dalam air
• Contoh : kloramfenikol, parasetamol.
Copy right : hendri.apt@gmail.com 8
paracetamol
9. Profil fisiko-kimia molekul obat … (1)
Parasetamol
• obat analgetika antipiretika
dengan gugus amida
• gugus amida (netral), gugus
hidroksi fenolik (asam
sangat lemah, pKa 9,5)
• hampir semua amida sangat
stabil terhadap hidrolisis
aspirin
• obat analgetika-antipiretika
• gugus asam karboksilat (asam
lemah, pKa 3,5), ester fenolik
(tidak stabil)
• koefisien partisi yang tidak
terionisasi pada pH asam P = ±
631 (oktanol/air)
• dapat mengalami hidrolisis
ester dengan cepat oleh OH-
Copy right : hendri.apt@gmail.com 9
10. Profil fisiko-kimia molekul obat … (2)
5-fluoro urasil
• obat antikanker
• gugus ureida nitrogen A
(asam, pKa 7,0), gugus ureida
nitrogen B (asam sangat
lemah, pKa 13,00)
• koofesien partisi dalam bentuk
tak terionisasi P = ± 0,13
(oktanol/air)
• molekul cukup stabil
sulfadiazin
• obat antibakteri
• gugus cincin diazin (basa
sangat lemah, pKa 2), gugus
nitrogen sulfonamid (asam
lemah, pKa 6,5), gugus amin
aromatis (basa lemah, pKa < 2)
• koofesien partisi dalam bentuk
tak terionisasi P = ± 0,55
(oktanol/air)
Copy right : hendri.apt@gmail.com 10
11. 7. 5 CAMPURAN PENAHAN
BUFER ASAM (ASAM LEMAH DAN GARAMNYA)
CH3COOH H+ + CH3COO-
Ca Ca
NaCH3COO Na+ + CH3COO-
Cg Cg
Terjadi efek ion senama
[CH3COOH] Ca
[H+] = Ka = Ka
[CH3COO-] Cg
BUFER BASA (BASA LEMAH DAN GARAMNYA)
NH4OH NH4
+ + OH-
Cb Cb
NH4Cl NH4
+ + Cl-
Cg Cg
[NH4OH] Cb
[OH-] = Kb = Kb
[NH4
+] Cg
12. Profil fisiko-kimia molekul obat … (3)
isoprenalin
• obat simpatomimetik
• gugus amin sekunder(basa, pKa
8,6), gugus benzil alkohol (netral),
gugus katekol (asam lemah, pKa
10-12)
• koofesien partisi dalam bentuk
tak terionisasi sangat mudah
larut dalam air
• molekul mudah dioksidasi
paparan sinar/udara
prednisolon
• obat kortikosteroid
• gugus keton(netral), gugus
alkohol primer, sekunder, tersier
(netral)
• koofesien partisi dalam P = ± 70
(oktanol/air), tidak mengalami
ionisasi.
• reaksi eliminasi karena pengaruh
panas pada ester berlangsung
secara cepat.
Copy right : hendri.apt@gmail.com 12
13. Mekanisme kerja campuran penahan (bufer asam)
• Bila ada x mol H+ ditambahkan ke dalam bufer asam,
maka jumlah garam berkurang, jumlah asam bertambah
NaCH3COO Na+ + CH3COO-
CH3COOH H+ + CH3COO-
mmol asam + x
[H+] = Ka
mmol garam - x
• Bila ada x mol OH- ditambahkan ke dalam bufer asam,
maka jumlah asam berkurang, jumlah garam bertambah
NaCH3COO Na+ + CH3COO-
CH3COOH H+ + CH3COO-
mmol asam - x
[H+] = Ka
mmol garam + x
H+
OH-
14. DAYA TAHAN CAMPURAN PENAHAN
Mol H+ atau OH- yang harus ditambahkan ke dalam 1 liter
larutan bufer agar pH-nya berubah satu satuan
+ asam + basa
pH = 3 pH = 4 pH = 5
Yang mempengaruhi daya tahan bufer:
Konsentrasi penyusun bufer
Perbandingan [asam] / [garam] atau [basa] /
[garam]
Kapasitas maksimum bila,
[asam] [basa]
atau = 1
[garam] [garam]
pH - 1 Bufer awal pH + 1
15. Contoh 7.9
Berapakah pH campuran penahan yang terbuat dari
a. CH3COOH 0,1 M dan NaCH3COO 0,1 M
b. CH3COOH 0,01 M dan NaCH3COO 0,01 M
c. CH3COOH 0,1 M dan NaCH3COO 0,01 M
d. NH4OH 0,1 M dan NH4Cl 0,1 M
e. NH4OH 0,001 M dan NH4Cl 0,001 M
f. NH4OH 0,1 M dan NH4Cl 0,01 M
g. C6H5COOH 0,1 M dan NaC6H5COO 0,1 M
a. [H+] = Ka.Ca/Cg = 1,76x10-5 x 0,1/0,1 =1,76x10-5; pH = 4,75
d. [OH-] = Kb.Cb/Cg = 1,76x10-5 x 0,1/0,1 = 1,76x10-5
pOH = 4,75; pH = 14 – 4,75 = 9,25
Penyelesaian
16. Contoh 7.10
Berapakah perubahan pH bila ke dalam 1L campuran penahan
yang terdiri dari asam format 1M dan natrium format 0,5M
ditambahkan :
a. 0,1 mol HCl b. 0,1 mol NaOH
pH awal: [H+] = Ka.Ca/Cg = 1,77x10-4 x 1/0,5 = 3,54x10-4
pH = 3,45
a. HCl akan bereaksi dengan garam natrium format
NaHCOO + HCl NaCl + HCOOH
[NaHCOO] menjadi (0,5 – 0,1)M = 0,4 M
[HCOOH] = (1+0,1)M = 1,1 M
[H+] = 1,77x10-4 x 1,1/0,4 = 4,87x10-4; pH = 3,31
Perubahan pH = 3,45 – 3,31 = 0,14
Penyelesaian
17. b. NaOH akan bereaksi dengan asam format membentuk
garam format.
HCOOH + NaOH NaHCOO + H2O
[HCOOH] menjadi (1 – 0,1)M = 0,9 M
[NaHCOO] = (0,5 + 0,1)M = 0,6 M
[H+] = 1,77x10-4 x 0,9/0,6 = 2,66x10-4; pH = 3,58
Perubahan pH = 3,58 – 3,45 = 0,13
18. 7. 6 APLIKASI ASAM, BASA, DAN
CAMPURAN PENAHAN
Penentuan kuantitas suatu bahan
contohnya: penentuan kadar asam cuka
dalam suatu produk industri
Penggunaan campuran penahan dalam:
pengujian kualitas air (kesadahan)
pemisahan asam amino atau protein dengan
kromatografi kolom
19. LATIHAN SOAL-SOAL
1. Tunjukkanlah pasangan asam-basa konjugasi untuk reaksi
berikut:
a. HNO3 + N2H4 NO3
- + N2H5
b. CN- + H3O+ HCN + H2O
c. HIO3 + HC2O4
- IO3
- + H2C2O4
d. S2- + H2O HS- + OH-
2. Berapa pH larutan yang terbentuk bila dicampurkan
sejumlah volume yang sama dari larutan:
a. pH 2 dan pH 6
b. pH 2 dan pH 12
c. pH 9 dan pH 12
20. 3. Hitunglah pH larutan yang terbuat dari:
a. 50 g NaOH (dianggap murni) dalam 500 mL larutan
b. 50 mL NH4OH 0,1 M dicampurkan dengan 200 mL air
c. 25 g Natrium asetat dilarutkan menjadi 250 mL larutan
d. pengenceran larutan NH4CN 0,1 M dengan faktor 4x
4. Hitunglah pH campuran penahan yang dibuat dari:
a. asam benzoat 0,1 M dan natrium benzoat 0,1 M
b. asam benzoat 0,020 M dan garam natrium benzoat 0,025 M
c. ammonium hidroksida 0,01 M dan amonium klorida 0,008 M