2. Pengertian Budaya Organisasi
Budaya organisasi adalah sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh
para anggota yang membedakan suatu organisasi dari organisasi-
organisasi lainnya. Sistem makna bersama ini adalah
sekumpulan karakteristik kunci yang dijunjung tinggi oleh organisasi.
Dengan kata budaya organisasi mencerminkan cara staf melakukan sesuatu
(membuat keputusan, melayani pasien, dan lain-lain) yang dapat dilihat
kasat mata dan dirasakan terutama oleh orang diluar organisasi tersebut.
3. Fungsi Budaya Organisasi
Budaya organisasi menurut Tika (2006) memiliki beberapa fungsi yaitu:
1. Sebagai batas pembeda terhadap lingkungan, organisasi maupun
kelompok lain,
2. Sebagai perekat bagi staf dalam suatu organisasi,
3. Mempromosikan stabilitas sistem sosial,
4. Sebagai mekanisme kontrol dalam memandu dan membentuk sikap serta
perilaku staf,
5. Sebagai integrator,
6. Membentuk perilaku bagi para staf,
7. Sebagai sarana untuk menyelesaikan masalah-masalah pokok organisasi,
8. Sebagai acuan dalam menyusun perencanaan perusahaan,
9. Sebagai alat komunikasi,
10.Sebagai penghambat berinovasi.
4. Fungsi Budaya Organisasi
Menurut Robbins (2008) budaya organisasi mempunyai fungsi yaitu ;
1. Memberi batasan untuk mendefinisikan peran sehingga memperlihatkan
perbedaan yang jelas antar organisasi,
2. Memberikan pengertian identitas terhadap sesuatu yang lebih besar
dibandinglan minat anggota organisasi secara perorangan,
3. Menunjukkan stabilitas sistem sosial,
4. Memberikan pengertian dan mekanisme pengendalian yang dapat dijadikan
pedoman untuk membentuk sikap dan perilaku anggota organisasi,
5. Pada akhirnya budaya organisasi dapat membentuk pola pikir dan perilaku
anggota organisasi.
5. Manfaat Budaya Organisasi
Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh kedua belah pihak, baik
organisasi maupun para anggotanya.
Manfaat tersebut adalah memberikan pedoman bagi tindakan pengambilan
keputusan, mempertinggi komitmen organisasi, menambah perilaku
konsistensi perilaku para anggota organisasi danmengurangi keraguan para
anggota organisasi, karena budaya memberitahukan pada mereka sesuatu
dilakukan dan dianggap penting (Mangkunegara, 2007).
6. Tipologi Budaya Organisasi
Ada beberapa tipologi budaya organisasi. Kotter dan Heskett (1998)
mengkategorisasi jenis budaya organisasi menjadi tiga yaitu ;
1. budaya kuat dan budaya lemah;
2. budaya yang memiliki kecocokan strategik; dan
3. budaya adaptif.
7. Budaya Kuat & Budaya Lemah
Robbins (1990) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan budaya yang
kuat adalah budaya di mana nilai-nilai inti dipegang secara intensif dan dianut
bersama secara meluas. Makin banyak anggota yang menerima nilai-nilai inti
dan makin besar komitmen mereka pada nilai-nilai itu, maka makin kuat pula
budaya tersebut. Sebaliknya organisasi yang berbudaya lemah, nilai-nilai yang
dianut tidak begitu kuat sehingga jati diri organisasi tidak begitu menonjol dan
kemungkinan besar nilai-nilai yang dianut pun berubah setiap pergantian
pimpinan atau sesuai dengan kebijakan pimpinan yang baru.
8. Budaya yang Memiliki Kecocokan Strategik
Jenis budaya yang cocok secara strategik memiliki
perspektif yang menegaskan tidak ada resep umum
untuk menyatakan seperti apa hakikat budaya yang
baik itu, hanya apabila “cocok” dengan konteksnya.
Konteks itu dapat berupa kondisi objektif dari
organisasinya, segmen usahanya yang dispesifikasi
oleh strategi organisasi atau strategi bisnisnya
sendiri. Konsep kecocokan sangat bermanfaat
khususnya dalam menjelaskan perbedaanperbedaan
kinerja jangka pendek dan menengah. Esensi
konsepnya mengatakan bahwa suatu budaya yang
seragam tidak akan berfungsi. Oleh karena itu,
beberapa variasi dibutuhkan untuk mencocokan
tuntutan-tuntutan spesifik dari bisnis-bisnis yang
berbeda itu.
9. Budaya Adaptif
Budaya adaptif didasari pemikiran bahwa organisasi merupakan sistem terbuka
dan dinamis yang dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan.
Untuk dapat meraih sukses dalam lingkungan yang senantiasa berubah,
organisasi harus tanggap terhadap kemungkinan-kemungkinan yang akan
terjadi, dapat membaca kecenderungan-kecenderungan penting dan
melakukan penyesuaian secara cepat. Budaya organisasi adaptif
memungkinkan organisasi mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi
tanpa harus berbenturan dengan perubahan itu sendiri.
10. Karakteristik Budaya Organisasi
Selanjutnya, Luthans (1992) memaparkan karakteristik budaya organisasi
sebagai berikut:
Peraturan-peraturan perilaku yang harus dipenuhi ;
• Norma-norma
• Nilai-nilai yang dominan
• Filosofi
• Aturan-aturan
• Iklim organisasi.
Semua karakteristik budaya organisasi tersebut tidak dapat dipisahkan satu
dengan yang lainnya, dalam arti bahwa unsur-unsur tersebut mencerminkan
budaya yang berlaku dalam suatu jenis organisasi, baik yang berorientasi pada
pelayanan jasa maupun organisasi yang menghasilkan produk barang.
11. Kreatifitas Individu dan Team
Individu yang Kreatif :
• Kefasihan Konseptual,
• Orisinilitas,
• Memisahkan secara obyektif sumber dan esensi dalam mengevaluasi
informasi,
• Menunda penelitian final,
• Tidak otoriter,
• Menerima desakan-desakan dorongan batin,
• Independensi penilaian, tidak komformis, melihat diri sebagai pribadi yang
berbeda,
• Hidup penuh fantasi, kaya, khas, antusias dan orientasi realitas yang
superior, terkontrol.
12. Kreatifitas Individu dan Team
Organisasi yang Kreatif :
• Mempunyai orang-orang yang memiliki kepastian untuk menggali gagasan-
gagasan baru,
• Membuka saluran komunikasi,
• Kebijakan personel yang heterogen,
• Mencakup tipe-tipe marjinal dan tidak umum,
• Memberi toleransi terjadinya keanehan,
• Mempunyai k=pendekatan yang obyektif, yang berfondasi pada fakta,
realitas,
• Memilih dan mempromosi berdasarkan kinerja saja,
• Lebih desentralis, diversifikatif,
• Para karyawan mengalami rasa senang, antusiasme,
• Dan masih banyak lagi..
13. Proses Inovasi dalam Organisasi
Menurut Zaltman, Duncan dan Holbek (Ibrahim, 1988: 143)
Tahap
Permulaan
(Inisiasi)
Pengetahuan dan
Kesadaran
Pembentukan
sikap terhadap
inovasi
Pengambilan
keputusan
Tahap
Implementasi
Permulaan
Implementasi
Kelanjutan
Pembinaan
14. Sumber
• Riadi, Muchlisin, “Fungsi, Dimensi dan Pembentukan Budaya Organisasi”, 19 April 2015,
http://www.kajianpustaka.com/2014/06/fungsi-dimensi-pembentukan-budaya-organisasi.html
• http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_organisasi
• http://www.psychologymania.com/2013/01/tipologi-budaya-organisasi.html
• http://perilakuorganisasi.com/perbandingan-individu-kreatif-dan-organisasi-kreatif.html