1. Dokumen tersebut merangkum tentang penyakit bronkiektasis, yaitu kelainan pada dinding bronkus yang menyebabkan perubahan struktur dan fungsi bronkus. 2. Bronkiektasis dapat disebabkan oleh infeksi, obstruksi saluran napas, atau faktor genetik dan dapat menimbulkan komplikasi seperti pneumonia, pleuritis, atau gagal jantung. 3. Tatalaksananya meliputi tindakan konservatif seperti drain

1. REFERAT
BRONKIEKTASIS
Pembimbing :
dr. M.Yanuar Fajar, Sp.P
Disusun Oleh :
Desy Dian Pertiwi 1210221037

2. BAB I.
PENDAHULUAN
penyakit yang
cukup tingggi
insidennya sejajar
dg penyakit
endemik
saat ini sering trjd
pascainfeksi yg
sering insidennya di
Negara berkembang
Di Indonesia belum
ada laporan tentang
angka yang pasti
cukup sering
ditemukan di klinik
dan dapat diderita
mulai anak, bahkan
kelainan kongenital
prevalensi
diperkirakan 1,3%
dari populasi yang
ada

3. BAB II.
TINJAUAN
PUSTAKA

4. Definisi
• Suatu penyakit yang ditandai dengan adanya
dilatasi dan distorsi bronkus lokal yang bersifat
patologis dan berjalan kronik, presisten atau
ireversibel.
• Kelainan bronkus disebabkan perubahan dalam
dinding bronkus berupa destruksi elemen
elastis, otot polos bronkus, tulang rawan dan
pembuluh darah.

5. ANATOMI

6. FISIOLOGI
1. Struktur & Fungsi saluran napas
• Sel epitel permukaan
• Kelenjar submukosa
• Lapisan mukosa
2. Mekanisme klirens saluran napas

7. Etiologi
Kongenital
Didapat
Infeksi
Obstruksi

8. Patogenesis
• Faktor:
– Obstruksi bronkus
– Infeksi bronkus
– Penyakit tertentu
– Instrinsik dalam
bronkus

9. Patologi
Makroskopis
Klasifikasi Reid:
• BE silindris
• BE Varikosa
• BE sakuler/kistik
• >> sel inflamasi &
mucus
• Destruksi lap.elastin
dinding bronkus &
fibrosis
• >> neutrofil
• >> mononuklear
Mikroskopis

10. Klasifikasi (Brewis)
1. Bronkiektasis Ringan
2. Bronkiektasis Sedang
3. Bronkiektasis Berat
• Batuk, sputum hijau
• Produksi sputum saat
perubahan posisi
• Hemoptisis ringan
• Fungsi paru normal
• Tampak sehat
• Batuk produktif,
setiap saat, hijau
• Bau mulut
• Hemoptisis
• Ronkhi basah kasar
• Tampak sehat
• Fungsi paru & foto
thorax normal
• Batuk produktif,
sputum >>, kotor &
berbau
• Dispnea
• Sianosis
• Clubbing finger (+)
• Ronkhi basah kasar
• Hemoptisis & nyeri
pleura
• Foto thorax
abnormal
• Infeksi piogenik (+)

11. Diagnosis
• Batuk, sputum >>
• Fx.
Memperberat/meringan
kan
• Hemoptisis
• Dispnea
• Demam berulang
• Ins: Batuk darah, masif,
clubbing finger (+)
• Pal: Fremitus melemah
• Per: sonor-hipersonor
• Aus: ronkhi (+).
Wheezing (+)
Anamnesa Px. Fisik

12. Variabel PPOK Bronkiektasis
Penyebab Merokok Infeksi/genetik/imun defek
Infeksi Sekunder Primer
Predominan organisme
dalam sputum
Streptococcus pneumoniae,
Heamophilus influenzae
Heamophilus influenzae,
Pseudomonas aeroginosa
Obstruksi saluran
napas dan
hiperresponsif
+ +
Rontgen thoraks Hiperlusens, hiperinflasi,
dilatasi saluran napas
Dilatasi dan penebalan
saluran napas, mukous plug
Sputum Mukoid, jernih Purulen, 3 lapis

13. Px. Penunjang
Spirometri
Bronkografi
Rontgen thorax
CT Scan
 FEV1, /N FVC• Ring shadow
• Tramline Shadow
• Tubular shadow
( (B)

14. Komplikasi
1. Pneumonia dg/- Atelektasis
2. Pleuritis
3. Hemoptisis
4. Korpulmonale
5. Kegagalan bernapas

15. Tatalaksana
Tatalaksana
Konservatif
Umum
Khusus
Pembedahan

16. Tatalaksana Umum
• Lingkungan yg baik & tepat
• Drainase sekret bronkus
– Drainase postural
– Cairkan sputum yg kental
– Mengatur posisi tempat tidur
– Kontrol ISPA

17. Tatalaksana Khusus
• Kemoterapi
• Drainase sekret dengan bronkoskop
• Simptomatik
• Bronkodilator  Obstruksi bronkus (+)
• Oksigen  hipoksia (+)
• Hemostatik  hemoptisis (+)
• Antibiotik  demam (+)

18. Tatalaksana Pemebedahan
• Tujuan
– Pengangkatan tumor -> menghilangkan obstruksi
– Pengangkatan lobus yg rusak
• Indikasi
– Pasien yg tidak berespon dg tindakan konservatif
– Infeksi berulang
– Hemoptisis masif
• KI
– Bronkiektasis dg PPOK
– Bronkiektasis berat
– Komplikasi korpulmonal kronik dekompensata

19. Prognosis
• Berat-ringan penyakit & luas kerusakan
bronkus
• Kasus berat & tdk diobati  5-15 th
• Meningkatkan angkat Kematian:
– Pneumonia
– Empiema
– Gagal jantung kanan
– Hemoptisis masif