2. Bronki : bronkus, Ektasis : dilatasi
Bronkiektasis : penyakit paru obstruktif
kronik dengan karakteristik dilatasi yang
abnormal dan permanen pada bronkus dan
bronkiolus yang disebabkan karena destruksi
otot polos bronkus, jaringan tulang rawan,
dan pembuluh darah. (diameter >2mm)
3. Negara barat : 1,3% dari populasi. Cenderung
turun dengan kemajuan dunia pengobatan
Indonesia : tidak ada laporan pasti. Penduduk
sosioekonomi rendah >>
RSUD Dr. Soetomo (1990) menempatkan
bronkiektasis pada urutan ke-7 terbanyak.
Dengan kata lain didapatkan 221 penderita
dari 11.018 (1,01%) pasien rawat inap.
Pria < wanita
60-80 th >>
4. Penyebab bronkiektasis yang pasti belum
diketahui, namun banyak faktor yang dapat
mengakibatkan terjadinya bronkiektasis :
1. Acquired Bronchiectasis
2. congenital Bronchiectasis
5. 1.Faktor Obstruksi
Sebagian besar cabang bronkus yg kecil
Akibat aspirasi mukus masuk ke dalam lumen
bronkus yang menyebabkan kolaps bagian distal
Keadaan ini menyebabkan tekanan intraluminaer
proksimal dilatasi bronkus
Bila terjadi infeksi pada bronkus yang mengalami
dilatasi ini serta terjadi destruksi dinding bronkus,
maka akan terjadi dilatasi bronkus yang permanen
AQUIRED BRONCHIECTASIS
6. Obstruksi dapat disebabkan :
Aspirasi benda asing
Mucous plaque
Bronhogenic carcinoma
Pembesaran KGB di hilus yang menyebabkan
bronkiektasis pada distal bronkus
Kondisi yang telah disebutkan diatas menyebabkan
gangguan mekanisme mucociliary cleareance dan
gangguan ini akan menyebabkan berkembangnya
infeksi bakteri
7. 2.Infeksi Paru Berulang (Recurrent Pulmonary
Infection)
Infeksi saluran nafas akut misalnya
bronkopneumonie destruksi jaringan
peribronkhial penarikan dinding bronkhus
dilatasi bronkhus
8. Bronkiektasis pada umumnya dijumpai pada
individu yang mempunyai recurrent dan infeksi
saluran pernapasan bawah dalam jangka waktu
lama
Seperti anak-anak ; penderita bronkopneumonia
akibat komplikasi sekunder seperti cacar, measle,
influenza yang akan menderita bronkiektasis pada
usia dewasa
9. 3.Inhalasi dan Aspirasi
Bronkiektasis pada umumnya dijumpai akibat
inhalasi oleh gas amoniak atau teraspirasi cairan
lambung
10. Sindroma kartagener : 20% penderita dengan
dextrocardia menderita bronkiektasis. Gejala
jelas bila kena infeksi : pertusis, influenza dan
morbili
Fibrosis kistik paru (cystic fibrosis)
Kelainan sistemik : gangguan rheumatologik,
inflammatory bowel disease, AIDS
Congenital Bronchiectasis
11. Induksi agen
infeksi & respon
host
Pelepasan sitokin,
oksida nitrit,
neutrofil protease
Proses inflamasi
Destruksi
komponen
muskular & elastis
dinding bronkus
Dilatasi bronkus yg
irreversibel/abn
Inflamasi kronik
Kerusakan sel silia
Gangguan proses
mucous clearance
pd bronkus
Penumpukan
mukus &
kolonisasi bakteri
Bronkiektasis
menetap
P
A
T
O
F
I
S
I
O
L
O
G
I
14. Foto thoraks paru :
Gambaran cincin-cincin kecil di daerah para-hiler/para-
kardial di atas dasar yang agak suram (infiltrat)
cincin ini adalah bayangan dinding bronkus yg menebal
dan mengalami dilatasi
Bila gambaran cincin terlalu banyak akan terbentuk
gambaran sarang tawon (honeycomb appearance ) di
darah parakardial ki atau ka atau ke-dua2nya
Bronkografi (dengan memasukkan lipiodol kedalam
broncheal tree):
Jelas terlihat pelebaran bronkus serta obliterasi
percabangan distalnya (gambaran bronkus yang
mendadak melebar dan hilang bagian distalnya)
CT scan juga dapat menunjukkan kelainan2 dasar ini.
(karena tanpa bahaya komplikasi dan lebih mudah ,
bronkografi sudah ditinggalkan!)
15. Pemeriksaan Laboratorium:
Darah (hanya dapat memperkuat dugaan saja):
Lekositosis ringan (tidak selalu) dg shift to the right
(pergeseran ke kanan)
tanda infeksi kronis Lekositosis berat dg shift to the left
bila ada eksaserasi akut
Kultur darah: bakteriemi (ttp sering -, bila +
kmgkinan metastasis pernanahan)
Analisis gas darah : hipoksemia ringan (semakin
parah penderita hipoksemia semakin nyata)
16. Sputum :
Makroskopis : indikasi bgmn keadaan penderita Makin
purulen makin bahaya.
infeksi Bau busuk indikasi infeksi bakteri anaerob.
Mikroskopis dengan Preparat Gram: Multi-bakteri (Gram
+/-, basil/kokus)
Kultur aerob/anaerob dengan tes resistensi- Perhatikan
bakteri yang jumlahnya paling banyak.
17. Konservatif – Antibiotika sesuai penyebab
- Drainase postural / Fisioterapi
- Mukolitik / Ekspektorans
Supportif - Memperbaiki keadaan umum
- Psikoterapi
Pembedahan - Reseksi bronkhus / percabangan bronkhus
yang rusak
22. Konservatif:
Menciptakan lingkungan yang kondusif bagi
pasien
Memperbaiki drainasse sekret bronkus. Caranya:
Melakukan drainase postural
Mencairkan sputum yang kental
Mengatur posisi tidur pasien
Mengontrol ISPA
23. Pengobatan dengan antibiotik atau cara lain
yang tepat, terhadap semua pneumoni yang
timbu pada anak, hal ini dapat mncegah
timblnya bronkiektasis
Vakinasi thdp pertusis dan lain lain juga
merupakan tindakan preventif terhadap
timbulnya bronkiektasis
24. Prognosis bergantung pada berat ringannya
erta luas penyakit saat pasien berobat
pertama kali. Serta pemilian obat yang tepat
dapat mempegarui prgnosis
Ada kasus yang tidak diobati, prognosis jelek.
Angka survivalnya hanya mencapai 5-15%.
Pada kematian tersebut biasanya disebabkan
pneumoni, empiema, payah jantung kanan,
dll
Pada kasus tanpa komplikasi bronkitis kronis
berat dan difus, biasanya disabilitinya yang
ringan