Abses paru adalah kapitas berisi cairan purulen di jaringan paru yang terbentuk akibat proses infeksi dan nekrosis. Abses paru dapat terjadi secara primer tanpa penyakit mendasar atau sekunder karena penyakit lain. Manifestasinya bervariasi mulai dari gejala sistemik hingga klinis respiratori. Diagnosa didukung dengan pemeriksaan imaging seperti rontgen dada dan CT scan. Terapi utama meliputi antibiotik selama
2. DEFINISI
• Abses paru adalah suatu kapitas dalam jaringan paru
yang berisi material purulen berisikan sel radang akibat
proses nekrotik permanen paru oleh proses infeksi
• Abses paru jarang terjadi pada anak
• Prevalensi 0,7 per 100.000 orang
• Laki-laki 1,6 kali lebih sering
3. Klasifikasi abses paru
• 1. abses paru primer abses paru terjadi tanpa
penyakit yang mendasari
• 2. abses paru sekunder abses terjadi karena adanya
penyakit yang mendasari atau abnormalitas paru
4. • Patogenesis dimulai dari pneumonitis yang menjadi
nekrosis membentuk kavitas dan abses
• Patofisiologi abses terjadi ketika lokal infeksi di
parenkim paru yang menjadi nekrotik dengan kavitas
melalui beberapa mekanisme
• 1. infeksi sekunder oleh karena imunitas yang menurun
atau karena virulensi organisme
• 2. pulmonary aspiration pada anak dengan defisit
neurologis (CP), abnormalitas esofageal
• 3. septik emboli endokarditis
• 4. penyebaran hematogen septikemia
10. Kavitas berdinding tebal, adanya cairan di
tengah konsolidasi paru. Air fluid level (+)
J.F. Johnson,W.E. Shiels, C.B. White and B.D.Williams,
Concealed pulmonary abscess: diagnosis by computed
tomography, Pediatrics 78 (1986), 283–286.
MRI tidak rutin dilakukan
J.F. Johnson,W.E. Shiels, C.B. White and B.D.Williams,
Concealed pulmonary abscess: diagnosis by computed
tomography, Pediatrics 78 (1986), 283–286.
11. • Ct scan digunakan untuk guide prosedur drainase
12.
13. TERAPI
1. Antibiotik
• Abses paru primer meliputi organisme yang berada di
saluran nafas atas (S. aureus, Streptococcus pneumoniae
and streptococcal species dan gram-negative bacilli) :
flucloxacillin and cefotaxime/ceftriaxone
• Abses paru sekunder : organisme anaerob+ S. aureus:
Klindamisin
• Antibiotik iv digunakan 2-3 minggu kemudian oral 4-8
minggu (pediatris respirology review (2007) 8, 77-84)
14. TERAPI
2. Jika terapi dengan antibiotik gagal maka dilakukan
drainase
3. Untuk abses paru perifer aspirasi perkutaneus dan
kateter dapat dilakukan dengan CT guidence
4. Pada kasis berat dapat dilakukan segmentektomi dan
lobektomi
15. KOMPLIKASI
• Abses paru dapat pecah spontan ke kompartemen yang
dekat menimbulkan empiema, piothorax atau
pneumothorax
Miller MA, Ben-Ami T, Daum RS. Bacterial pneumonia in neonates and older children. In: Taussig LM,
Landau LI, eds: Pediatric Respiratory Medicine. St Louis: Mosby, 1999.
Chidi CC, Mendelsohn HJ. Lung abscess. A study of the results of treatment based on 90 consecutive
cases. J Thorac Cardiovasc Surg 1974; 68: 168–172
• Terjadi hubungan antara kavitas abses dan ruang pleura
fistula bronkopleural
• Hoffer FA, Bloom DA, Colin AA, Fishman SJ. Lung abscess versus necrotising pneumonia: implications
for interventional therapy. Pediatr Radiol 1999; 29: 87–91
• Jika abses paru terjadi karena penyebaran secara
hematogen abses paru yang multipel.
Miller MA, Ben-Ami T, Daum RS. Bacterial pneumonia in neonates and
older children. In: Taussig LM, Landau LI, eds: Pediatric Respiratory
Medicine. St Louis: Mosby, 1999.
16. OUTCOME
• Morbiditas pada dewasa 15–20%
P.C. Chan, L.M. Huang, P.S. Wu et al., Clinical management
and outcome of childhood lung abscess: a 16-year experience, J Microbiol Immunol Infect 38
(2005), 183–188
• Mortalitas pada anak rendah 5% pada abses paru
sekunder
B. Hirshberg, M. Sklair-Levi, R. Nir-Paz, L. Ben-Sira, V. Krivoruk and M.R. Kramer, Factors predicting
mortality ofpatients with lung abscess, Chest 115 (1999), 746–750