SlideShare a Scribd company logo
1 of 75
LAPORAN KASUS
INISIASI PEMBERIAN OAT PADA PASIEN TB
DENGAN HIV
Diajukan Kepada :
Pembimbing : Dr. dr. Soroy Lardo, Sp.PD, FINASIM
Disusun Oleh :
Reza Angga Pratama 1410221025
Pendahuluan
• HIV atau Human Immunodeficiency Virus
adalah sejenis virus yang
menyerang/menginfeksi sel darah putih yang
menyebabkan turunnya kekebalan tubuh
manusia. AIDS atau Acquired Immune
Deficiency Syndrome adalah sekumpulan
gejala penyakit yang timbul karena turunnya
kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi oleh
HIV.
• Di seluruh dunia pada tahun 2013 ada 35 juta
orang hidup dengan HIV yang meliputi 16 juta
perempuan dan 3,2 juta anak berusia <15 tahun.
• Jumlah infeksi baru HIV pada tahun 2013 sebesar
2,1juta yang terdiri dari 1,9 juta dewasa dan
240.000 anak berusia <15 tahun. Jumlah
kematian akibat AIDS sebanyak 1,5 juta yang
terdiri dari 1,3 juta dewasa dan 190.000 anak
berusia <15 tahun.1
• Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu infeksi
oportunistik (IO) tersering pada orang dengan
HIV/AIDS (ODHA) di Indonesia. Infeksi HIV
memudahkan terjadinya infeksi Mycobacterium
tuberculosis.
• Meskipun risiko TB turun 70-90% pada pasien
yang meminum ART, TB masih merupakan
penyebab tersering kematian pada penderita HIV.
Pada tahun 2012, 4.1 juta orang yang terdaftar
pengobatan HIV denga TB, meningkat dari 3.5
juta ditahun 2011.
Tinjauan Pustaka
HIV/AIDS
• Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS)
adalah kumpulan gejala atau penyakit yang
diakibatkan karena penurunan kekebalan
tubuh akibat adanya infeksi oleh Human
Imunodeficiency Virus (HIV) yang termasuk
famili retroviridae.
• AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi HIV.3
ETIOLOGI
HIV merupakan suatu virus RNA bentuk sferis dengan
diameter 1000 angstrom yang termasuk retrovirus dari
family lentivirus.
Strukturnya terdiri dari lapisan luar atau envelop yang terdiri
atas glikoprotein gp120 yang melekat pada glikoprotein gp4.
Dibagian dalamnya terdapat lapisan kedua yang terdiri dari
protein p17. Setelah itu terdapat inti HIV yang dibentuk oleh
protein p24. Didalam inti terdapat komponen penting terdiri
dari 2 buah rantai RNA dan enzim reverse transkriptase 3
Transmisi
• HIV bisa ditularkan oleh kontak seksual baik
homoseksual atau heteroseksual, oleh darah
atau produk darah, dan oleh infeksi ibu ke bayi
baik intrapartum, perinatal, atau oleh ASI.4
Patogenesis
• Limfosit CD4+ (sel T helper atau Th)
merupakan target utama infeksi HIV karena
virus mempunyai afinitas terhadap molekul
permukaan CD4.
• Kejadian infeksi HIV primer dapat dipelajari
pada model infeksi akut Simian
Immunodeficiency Virus (SIV).
• SIV dapat menginfeksi limfosit CD4+dan
monosit pada mukosa vagina. Virus dibawa
oleh antigen presenting cells ke kelenjar getah
bening regional.
• Pada model ini, virus dideteksi pada kelenjar
getah bening dalah 5 hari setelah inokulasi.
• Sel individual di kelenjar getah bening yang
mengekspresikan SIV dapat dideteksi dengan
hibridisasi in situ dalam 7 sampai 14 hari setelah
inokulasi.
• Viremia SIV dideteksi 7 – 21 hari setelah infeksi.
• Jumlah sel yang mengekspresikan virus dijaringan
limfoid kemudian menurun secara cepatdan
dihubungkan sementara dengan pembentukan
respon imun spesifik.
• Koinsiden dengan menghilangnyaviremia
adalah peningkatan sel limfosit CD8.
• Replikasi HIV berada dalam keadaan steady-
state beberapa bulan setelah infeksi. Kondisi
ini bertahan relative stabil selama beberapa
tahun, namun lamanya sangat bervariasi
Diagnosis
• Test standar skrining darah untuk infeksi HIV
berdasarkan pada deteksi antibody HIV.
Platform yang umum adalah ELISA, juga
disebut sebagai enzim immunoassay (EIA) 
sensitivitas > 99.5%.
• Ketika EIA test yang sangat sensitive 
dikonfirmasi dengan western blot.
• Hasil tes dinyatakan positif bila tes penyaring
dua kali positif ditambah dengan tes
konfirmasi dengan WB positif.
Stadium klinis
Stadium 1 Asimptomatik
Tidak ada penurunan berat badan
Tidak ada gejala atau hanya : Limfadenopati Generalisata Persisten
Stadium 2 Sakit ringan
Penurunan BB 5-10%
ISPA berulang, misalnya sinusitis atau otitis
Herpes zoster dalam 5 tahun terakhir
Luka di sekitar bibir (keilitis angularis)
Ulkus mulut berulang
Ruam kulit yang gatal (seboroik atau prurigo -PPE)
Dermatitis seboroik
Infeksi jamur kuku
Stadium 3 Sakit sedang
Penurunan berat badan > 10%
Diare, Demam yang tidak diketahui penyebabnya, lebih dari 1 bulan
Kandidosis oral atau vaginal
Oral hairy leukoplakia
TB Paru dalam 1 tahun terakhir
Infeksi bakterial yang berat (pneumoni, piomiositis, dll)
TB limfadenopati
Gingivitis/Periodontitis ulseratif nekrotikan akut
Anemia (Hb <8 g%), netropenia (<5000/ml), trombositopeni kronis
(<50.000/ml)
Stadium 4 Sakit berat (AIDS)
Sindroma wasting HIV
Pneumonia pnemosistis*, Pnemoni bakterial yang berat berulang
Herpes Simpleks ulseratif lebih dari satu bulan.
Kandidosis esophageal
TB Extraparu*
Sarkoma kaposi
Retinitis CMV*
Abses otak Toksoplasmosis*
Encefalopati HIV
Meningitis Kriptokokus*
Infeksi mikobakteria non-TB meluas
Tuberculosis
• Tuberkulosis ( TB ) adalah suatu penyakit
infeksi menular yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis (MTB).
• Kuman batang aerobik dan tahan asam ini,
merupakan organisme patogen maupun
saprofit.
• Jalan masuk untuk organisme MTB adalah
saluran pernafasan, saluran pencernaan, dan
luka terbuka pada kulit.
• Sebagian besar infeksi TB menyebar lewat
udara, melalui terhirupnya nukleus droplet
yang berisikan organisme basil tuberkel dari
seseorang yang terinfeksi.
Gejala klinis
Gejala respiratorik :
• Batuk ≥ 2 minggu
• Batuk darah
• Sesak nafas
• Nyeri dada
Gejala sistemik
• Demam
• Malaise
• Keringat malam
• Anoreksia
• BB menurun
Gejala TB ekstraparu
• Limfadenitis TB : terjadi
pembesaran yang lambat
dan tidak nyeri dari KGB
• Meningitis TB : terlihat
gejala meningitis
• Pleuritis TB : gejala sesak
nafas dan kadang nyeri
dada pada sisi yang rongga
pleuranya terdapat cairan
Pemeriksaan Fisik :
• Kelainan paru pada umumnya terletak didaerah lobus superior
terutama didaerah apeks dan segmen posteriot, serta didaerah
apeks lobus posterior. Biasa ditemukan :
• Suara nafas bronkial
• Amforik
• Suara nafas melemah
• Ronkhi basah
• Tanda – tanda penarikan paru diafragma, mediastinum
• Peluritis TB : pada perkusi ditemukan redup atau pekak, pada
auskultasi suara nafas yang melemah sampai tidak terdengar pada
sisi yang terdapat cairan
• Limfadenitis TB : pembesaran KGB tersering didaerah leher, kadang
didaerah ketiak. Pemebesaran tersebut dapat menjadi cold abscess.
Pemeriksaan bakteriologi :
• Pemeriksaan mikroskopis
• Pemeriksaan biakan
Pemeriksaan radiologi :
Gambaran radiologi yang dicurigai
lesi TB aktif adalah :
• Bayangan berawan/nodular
disegmen apical dan posterior
lobus atas paru dan segemn
superior lobus bawah
• Kavitas terutama lebih dari
satu, dikelilingi oleh baying
opak berawan atau nodular
• Bayangan bercak milier
• Efusi pleura unilateral
(umumnya) atau bilateral
(jarang)
• Gambaran radiologi yang
disurigai lesi TB inaktif
• Fibrotic
• Kalsifikasi
• Schwarte atau penebalan
pleura
Jenis Pemeriksaan
Infeksi dini (CD4
>200/mm3
Infeksi lanjut
(CD4<200/mm3)
Sputum mikroskopis Sering positif Sering negatif
TB ekstra pulmonal Jarang Umum atau banyak
Mikobakteriemia Tidak ada Ada
Tubekulin Positif Negatif
Foto thoraks
aktivasi TB, kaviti di
puncak
Tipikal pimer TB milier
atau intestisial
Adenopati hilus atau
mediastinum
Tidak ada Ada
Efusi pleura Tidak ada Ada
Pemberian OAT pada pasien TB
dengan HIV
• Pada prinsipnya, pemberian OAT pada odha
tidak berbeda dengan HIV negative
• Interaksi antar OAT dan ARV terutama efek
hepatotoksisitasnya harus sangat
diperhatikan.3
• Rekomendasi untuk pengobatan TB dengan
HIV pada orang dewasa sama dengan orang
dengan TB yang tidak terinfeksi HIV yang
mana pengobatannya selama 6 bulan terdiri
atas :
– Fase awal terdiri atas isoniazid, rifampisisn,
pirazinamid, dan etambutol selama 2 bulan lalu
diikuti dengan
– Isoniazid dan rifampisin selama 4 bulan
• Pengobatan antituberculosis (OAT) harus
diinisiasi atau diberikan pertama, diikuti oleh
obat ARV bila memungkinkan dalam 8 minggu
pertama pengobatan.10
DATA DASAR
• Nama : Tn. TS
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Usia : 22 tahun
• Alamat : Jalan Kramat Kwitang ,
Senen.
• Pekerjaan : Swasta
• Status Pernikahan : belum menikah
• Tanggal masuk RS : 29 Desember 2015
• Tanggal Pemeriksaan : 11 Januari 2016
DATA DASAR
Autoanamnesa pada 28 Maret 2014
• Keluhan utama :
Sesak nafas ketika batuk sejak 2 hari SMRS
DATA DASAR
Riwayat penyakit sekarang :
• Lima bulan SMRS, pasien mulai mengeluh batuk –
batuk. Batuk berdahak berwarna kehijauan, tidak
berdarah, diare (-), mual (-), muntah (-), makan (+)
normal, minum (+) normal, BAB (+) normal, BAK (+)
normal.
• Pasien mengaku sudah datang berobat keklinik dan
diberi obat, tetapi batuk diakui tidak kunjung sembuh.
Pasien mengaku mengeluhkan demam hilang timbul
(+) yang hilang dengan paracetamol namun muncul
kembali, tidak kunjung sembuh, menggigil (-).
DATA DASAR
• Satu minggu SMRS, pasien datang ke rumah
sakit MMA dengan keluhan batuk – batuk
yang tidak kunjung sembuh.
• Pasien mengaku batuk – batuk tersebut sudah
dialami sejak bulan juli 2015, semakin hari
semakin memberat, tidak berdarah, berdahak
berwarna kehijauan. demam (+), keringat
ketika malam hari (+).
DATA DASAR
• Di rumah sakit MMA dilakukan foto thorax
tanggal 20 Desember 2015 dengan hasil kesan
TB paru dan hasil test HIV dengan
menggunakan rapid test yang dilakukan pada
tanggal 22 Desember 2015 yaitu anti HIV
screening (+).
• Pasien dirawat inap seminggu dan diberikan
obat OAT lalu pasien dirujuk ke RSPAD Gatot
soebroto.
DATA DASAR
• Pasien datang ke IGD RSPAD Gatot Soebroto
dengan keluhan sesak nafas ketika batuk sejak 1
hari SMRS. Pasien mengaku sesak nafas
bertambah berat ketika batuk – batuk. Batuk (+)
berdahak berwarna kehijauan, tidak berdarah,.
Demam (-), diare (-), mual (-), muntah (-), lemas
(+), makan (+) menurun, minum (+) normal, BAB
(+) normal, BAK (+) normal.
• Pasien mengaku berat badannya turun dari 53 kg
menjadi 47 kg dalam kurun waktu 3 minggu.
DATA DASAR
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat hipertensi disangkal.
• Riwayat diabetes disangkal.
• Riwayat penyakit ginjal dan jantung disangkal.
• Riwayat asma disangkal
• Riwayat alergi disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
• Riwayat HIV tidak ada
• Riwayat batuk lama tidak ada
• Riwayat hipertensi tidak ada.
• Riwayat diabetes tidak ada.
• Riwayat penyakit ginjal dan jantung tidak ada.
• Riwayat asma dan alergi tidak ada
DATA DASAR
Riwayat Pengobatan
• Pasien sedang mendapatkan pengobatan OAT yaitu,
rifampisin 1x450 mg, INH 1x300 mg, etambutol 1x1000 mg,
pirazinamid 1x1000 mg sejak 1 minggu SMRS.
Riwayat Pribadi, Sosial Ekonomi dan Budaya
• Pasien bekerja sebagai SPG dan sering pulang sampai pagi.
Sejak SMA kelas 1, pasien mengaku sering ke club malam
dan pernah melakukan hubungan sex dengan beberapa
teman SPGnya. Pasien merokok sejak usia 17 tahun, dan
mengkonsumsi alkohol. Pasien mengaku menggunakan
narkoba tetapi penggunaan jarum suntik disangkal.
Keadaan sosio ekonomi keluarga pasien adalah menengah
kebawah.
Pemeriksaan Fisik
• Dilakukan pada tanggal 11 Januari 2016 pukul 10.00
WIB
• Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : compos mentis
Pemeriksaan Fisik
• Vital Sign
• Tekanan darah : 110/70 mmHg
• Frekuensi Nadi : 80 x/menit, isi dan tekanan
cukup, teratur
• Frekuensi nafas : 24 x/menit
• Suhu : 36.5 °C
• Berat badan : 47 kg
• Tinggi badan : 165 cm
• IMT : 17.26 kg/m2 (underweight)
Pemeriksaan Fisik
• Status Generalisata
• Kepala : Normochepal
• Rambut : Warna hitam,pendek,
tidak mudah dicabut, distribusi merata
• Wajah : Simetris, pigmentasi (-),
tanda-tanda radang (-)
• Mata : Konjungtiva anemis +/+,
sklera anikterik, kedudukan bola mata simetris,
pupil bulat isokor, reflek cahaya langsung maupun
tidak langsung positif, edema palpebra tidak ada.
Visus tidak diperiksa.
Pemeriksaan fisik
• Mulut : Bibir pucat (-), oral thrush pada
lidah (+), gusi berdarah (-), papil lidah atrofi (-
), stomatitis (+)
Pemeriksaan Fisik
• Telinga : Discharge (-), nyeri tekan
tragus (-), pendengaran normal
• Hidung : Deformitas (-), deviasi septum
(-), sekret (-)
• Tenggorokan : Faring hiperemis (-), T1-T1
tenang, uvula ditengah
• Leher : Kelenjar getah bening dan
tiroid tidak teraba, JVP 5-2 cmH2O
Pemeriksaan fisik
Jantung
• Inspeksi : Pulsasi ictus cordis tidak tampak
• Palpasi : Pulsasi ictus cordis teraba pada ICS V
linea midclavicula sinistra, tidak kuat angkat
• Perkusi : Batas kanan ICS V linea parasternalis
dekstra; batas kiri ICS V linea midclavicula
sinistra ; batas atas ICS III linea parasternalis
sinistra
• Auskultasi : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan Fisik
Paru
• Inspeksi : Bentuk normal, gerak kedua
hemitoraks simetris pada saat statis dan
dinamis
• Palpasi : Fremitus taktil kanan = kiri
• Perkusi : Sonor di hemithoraks kiri dan kanan
• Auskultasi : Suara napas vesikuler +/+
menurun, rhonki basah kasar +/+, rhonki
basah halus -/-, wheezing -/-
Pemeriksaan fisik
Abdomen
• Inspeksi : Tampak datar, tidak terlihat
dilatasi vena
• Auskultasi : Bising usus (+) normal
• Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), nyeri lepas
(-), Murphy sign (-) dan tidak teraba
pembesaran hati dan lien.
• Perkusi : Timpani diseluruh regio abdomen,
nyeri ketok CVA (-)
Pemeriksaan Fisik
• Urogenital : Tidak diperiksa
• Ekstremitas : akral hangat, CRT≤ 2 detik,
edema (-), sianosis (-),turgor kembali dengan
cepat
Pemeriksaan Penunjang
IMUNOLOGI (RAPIDTEST)
Di RS MMA
22 DESEMBER 2015
NILAI NILAI RUJUKAN
CD4+
Anti HIV Sreening
MENYUSUL
POSITIF NEGATIF
ALERGI DAN
IMUNOLOGI
Di RSCM
22 DESEMBER 2015
NILAI NILAI RUJUKAN
CD4
Limfosit (CD5+) absolut
Sel T (CD3+) persen
Sel T (CD3+) absolut
Sel T (CD4+) persen
Sel T (CD4+) absolut
1059/uL
68%
720 sel/uL
4%
45 sel/uL
1000 – 4000
55 – 84
690 – 2540
31 – 60
410 - 1590
Pemeriksaan Penunjang
JENIS PEMERIKSAAN
HEMATOLOGI RUTIN
5 Januari 2015
NILAI NILAI RUJUKKAN
Hemoglobin
Hematokrit
Eritrosit
Leukosit
Trombosit
MCV
MCH
MCHC
11.6*
33*
4.4
6750
435000*
75*
26*
35
12-16 g/dl
37-47%
4.3-6.0 juta/µL
4800-10.800/µL
150000-400000/µL
80-96 fL
27-32 pg
32-36 g/dl
KIMIA KLINIK
Ureum
Kreatinin
Natrium (Na)
Kalium (K)
Klorida (Cl)
15*
0.7
136
4.1
106*
20-50 mg/dl
05-1.5 mg/dl
135-147 mmol/L
3.5-5.0 mmol/L
95-105 mmol/L
Pemeriksaan Penunjang
IMUNOSEROLOGI
6 JANUARI 2016
HASIL NILAI RUJUKAN
Procalcitonin <0.05 <0.5 ng/dl : normal atau
kemungkinan infeksi lokal
0.5- <1.2 ng/dl: kemungkinan
sepsis, harus diinterpretasikan
bersamaan dengan riwayat pasien
dan disarankan periksa ulang (6-
24 jam)
>2 ng/dl: resiko tinggi
sepsis/infeksi sistemik
Pemeriksaan Penunjang
MIKROBIOLOGI
30 DESEMBER 2015
NILAI NILAI RUJUKAN
Pemeriksaan BTA
- jenis bahan
- tanggal diperiksa
- hasil
Sputum
30/12/2015
Negative Negative
MIKROBIOLOGI
31 DESEMBER 2015
NILAI NILAI RUJUKAN
Pemeriksaan BTA 2
- jenis bahan
- tanggal diperiksa
- hasil
Sputum
31/12/2015
Negative Negative
MIKROBIOLOGI
5 DESEMBER 2015
NILAI NILAI RUJUKAN
Pemeriksaan BTA
- jenis bahan
- tanggal diperiksa
- hasil
Sputum
5/1/2016
Negative Negative
Pemeriksaan Penunjang
• X-ray Thoraks PA 20/12/2015
• Jantung : kesan tidak membesar
• Tampak infiltrate diperihiler kanan – kiri dan pericardial
kanan - kiri serta lapangan atas paru kanan.
• Kedua hilus suram.
• Sinus kostofrenikus dan lengkung diafragma kanan –
kiri baik.
• Jaringan lunak dan tulang – tulang dinding dada baik.
• Kesan : infiltrate di perihiler kanan – kiri dan
parakardial kanan kiri serta lapangan atas paru kanan
DD pneumonia, TB paru.
• X-ray Thoraks 04/01/2016
• Jantung : kesan tidak membesar, CTR <50
• Aorta dan mediastinum superior tidak membesar
• Trakea ditengah. Kedua hilus tidak menebal.
• Tampak infitrat disuprahiler kanan, perihiler dan
parakardial bilateral
• Sinus costofrenikus lancip dan diafragma licin
• Tulang – tulang intak
• Kesan : pneumonia
Resume
Pasien seorang laki – laki, Tn TS 22 tahun datang
dengan keluhan sesak nafas ketika batuk sejak 1
hari SMRS. Pasien sudah diagnosis HIV (+) dan TB
(+) dalam pengobatan OAT sejak 1 minggu SMRS.
Pasien mengaku sesak nafas bertambah berat
ketika batuk – batuk. Batuk (+) berdahak
berwarna kehijauan, tidak berdarah. Pasien mulai
mengeluh batuk – batuk sejak 5 bulan SMRS.
Pasien mengaku mengeluhkan demam hilang
timbul (+) yang hilang dengan paracetamol
namun muncul kembali dan tidak kunjung
sembuh.
Satu minggu SMRS, pasien datang ke rumah sakit
MMA dengan keluhan batuk – batuk yang tidak
kunjung sembuh, keringat ketika malam hari (+),
dan pasien dirawat 1 minggu di rumah sakit
MMA.
Pasien mengaku berat badannya turun dari 53 kg
menjadi 47 kg dalam kurun waktu 3 minggu.
Resume
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum
pasien tampak sakit sedang, kesadaran kompos mentis,
TD = 110/70 mmHg, nadi 80x/menit, RR 24x/menit, T=
36.5oC, konjungtiva pucat (+), oral thrush pada lidah (+),
stomatitis (+), suara vesikuler (+) menurun, suara ronkhi
basah kasar (+) kedua lapang paru.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan nilai
Hb, Ht, nilai MCV, MHC, menurun. Anti HIV
screening positif, nilai CD4+ rendah.
Pada pemeriksaan BTA negative. Dari
pemeriksaan radiologi menunjukkan infiltrate
kedua paru DD TB paru, pneumonia.
Daftar Masalah
• HIV dengan TB paru BTA negatif DD
Pneumonia dan Candidiasis oral
• Anemia hipokromik mikrositer ec Penyakit
Kronik
Pengkajian
HIV dengan TB paru BTA negatif DD pneumonia
dan kandidiasis oral
Atas dasar:
Anamnesis:
- keluhan sesak nafas ketika batuk sejak 1 hari SMRS.
- Pasien sudah diagnosis HIV (+) dan TB (+) dan dalam pengobatan OAT sejak 1
minggu SMRS.
- Batuk (+) berdahak berwarna kehijauan, tidak berdarah, sejak 5 bulan SMRS.
- Pasien mengaku mengeluhkan demam hilang timbul (+) yang hilang dengan
paracetamol namun muncul kembali dan tidak kunjung sembuh.,
- Pasien mengeluhkan keringat ketika malam hari (+)
- Pasien mengaku berat badannya turun dari 53 kg menjadi 47 kg dalam kurun
waktu 3 minggu.
Pengkajian
Pemeriksaan fisik :
• lidah terdapat oral thrush(+),
• stomatitis (+),
• paru terdengar ronkhi basah kasar (+).
Pemeriksaan penunjang :
• rapid test = Anti HIV screening positif
• CD4+ = 45 sel/uL
• Pemeriksaan BTA 3x = negatif
• Foto xray tampak infiltrate di perihiler kanan – kiri dan
parakardial kanan kiri serta lapangan atas paru kanan
Pengkajian
Rencana :
Diagnostik : - DPL
: - kultur darah
: - evaluasi CD4+
Pengkajian
Terapi
• Isolasi Rawat inap
• Nasal kanul O2 3 – 4 LPM
• Diet biasa 1900 kalori
• IVFD Nacl 0.9% 500 cc/12jam
• Tigecyclin 2x 50 mg IV
• Cotrimoxazole 1x960 mg PO
• Ambroxol 3x1 cth
• Parasetamol 3x500 mg PO
• Vitamin C 2x1 ampul IV
• Rifampisin 1x450 mg
• Isoniazid 1x300 mg
• Etambutol 1x1000 mg
• Pirazinamid 1x100 mg
Edukasi : - memberikan konseling mengenai penyakitnya, pengobatannya, dan cara
pencegahan penularan ke orang lain
Pengkajian
Anemia Hipokromik Mikrositer ec Penyakit
Kronik
Atas dasar :
Anamnesis:
Pasien mengeluhkan lemas, makannya menurun, BB menurun.
Pemeriksaan fisik:
Konjungtiva anemis +/+
Pemeriksaan penunjang:
Hb: 11.6*
Ht: 33*
MCV: 75* fL,
MCH: 26*Pg,
Pengkajian
Rencana :
• Diagnostik: cek ulang Hb, Ht, MCV, MHC,
MCHC
• Terapi: vitamin B6 3x1 tab
• Edukasi: - menganjurkan pasien memakan
makanan yang bergizi terutama yang kaya
akan zat besi, seperti: daging, sayuran hijau.
FOLLOW UP
Tanggal 10 Januari 2015 S: demam (+) keringet dingin, sesak nafas (+), mual (-), muntah (+) 3x isi air, sakit kepala (+),
makan (+) menurun, minum (+) normal, BAK (+) normal, BAB (+) normal, sariawan (+)
O: KU: tampak sakit sedang, Kesadaran: compos mentis. TD: 125/80 mmHg, nadi : 100
xmenit/, RR: 28x/menit, T: 38oC. konjungtiva pucat +/+, lidah: oral thrush (+). Paru: auskultasi
suara vesicular (+) menurun dan ronkhi basah kasar (+).
A: 1. HIV dengan TB Paru BTA negative DD pneumonia dan Candidiasis oral
2. Anemia Hipokromik Mikrositer ec Penyakit Kronik
P :
- Nasal kanul O2 3 – 4 LPM
- Diet biasa 1900 kalori
- IVFD Nacl 0.9% 500 cc/12jam
- Cotrimoxazole 1x960 mg PO
- Ambroxol 3x1 cth
- Parasetamol 3x500 mg PO
- Vitamin C 2x1 ampul IV
- Rifampisin 1x450 mg
- Isoniazid 1x300 mg
- Etambutol 1x1000 mg
- Pirazinamid 1x100 mg
Tanggal 11 Januari 2016 S: demam (-) keringet dingin, sesak nafas (+), mual (-), muntah (-), sakit kepala (+), makan (+)
menurun, minum (+) menurun, BAK (+) normal, BAB (+) normal, sariawan (+), susah tidur (+)
O: KU: tampak sakit sedang, Kesadaran: compos mentis. TD: 120/80 mmHg, nadi : 100
xmenit/, RR: 28x/menit, T: 37.5oC. konjungtiva pucat +/+, lidah: oral thrush (+). Paru:
auskultasi suara vesicular (+) menurun dan ronkhi basah kasar (+).
A: 1. HIV dengan TB Paru BTA negative DD pneumonia dan Candidiasis oral
2. Anemia Hipokromik Mikrositer ec Penyakit Kronik
P :
- Nasal kanul O2 5 LPM
- Diet biasa 1900 kalori
- IVFD Nacl 0.9% 500 cc/12jam
- Cotrimoxazole 1x960 mg PO
- Ambroxol 3x1 cth
- Parasetamol 3x500 mg PO
- Vitamin C 2x1 ampul IV
- Rifampisin 1x450 mg
- Isoniazid 1x300 mg
- Etambutol 1x1000 mg
- Pirazinamid 1x100 mg
Tanggal 12 Desember
2016
S: demam (+) keringet dingin, sesak nafas (+), mual (-), muntah (-), sakit kepala (+), makan (+)
menurun, minum (+) menurun, BAK (+) normal, BAB (+) normal, sariawan (+), susah tidur (+)
O: KU: tampak sakit sedang, Kesadaran: compos mentis. TD: 100/60 mmHg, nadi : 120
xmenit/, RR: 35x/menit, T: 38oC. konjungtiva pucat +/+, lidah: oral thrush (+). Paru: auskultasi
suara vesicular (+) menurun dan ronkhi basah kasar (+).
A: 1. HIV dengan TB Paru BTA negative DD pneumonia dan Candidiasis oral
2. Anemia Hipokromik Mikrositer ec Penyakit Kronik
P : - evaluasi DPL, CD4,
- Nasal kanul O2 5 LPM
- Diet biasa 1900 kalori
- IVFD Nacl 0.9% 500 cc/12jam
- Cotrimoxazole 1x960 mg PO
- Ambroxol 3x1 cth
- Parasetamol 3x500 mg PO
- Vitamin C 2x1 ampul IV
- Rifampisin 1x450 mg
- Isoniazid 1x300 mg
- Etambutol 1x1000 mg
- Pirazinamid 1x100 mg
Prognosis
• Quo ad Vitam : ad malam
• Quo ad Functionam: ad malam
• Quo ad Sanationam: ad malam
Kesimpulan
• HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah
sejenis virus yang menyerang/menginfeksi sel
darah putih yang menyebabkan turunnya
kekebalan tubuh manusia.
• AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome
adalah sekumpulan gejala penyakit yang timbul
karena turunnya kekebalan tubuh yang
disebabkan infeksi oleh HIV. Akibat menurunnya
kekebalan tubuh maka orang tersebut sangat
mudah terkena berbagai penyakit infeksi (infeksi
oportunistik) yang sering berakibat fatal
• Tuberkulosis (TB) adalah infeksi oportunistik yang
tersering pada ODHA di Indonesia. Gejala TB
pada penderita HIV dan non HIV tidak berbeda.
• Masalah koinfeksi tuberculosis dengan HIV
merupakan masalah yang sering dihadapi di
Indonesia. Pada prinsipnya, pemberian OAT pada
odha tidak berbeda dengan HIV negative.Interaksi
antar OAT dan ARV terutama efek
hepatotoksisitasnya harus sangat diperhatikan.
Daftar pustaka
• Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Situasi dan Analisis HIV AIDS. Jakarta: kementerian
kesehatan RI, 2014. 1p
• UNAIDS. Briefing Book. The Joint United Nations Programme on HIV/AIDS, 2014.
• Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata MK, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 5.
Jakarta: InternaPublishing, 2009
• Kasper DL, Fauci AS, Longo DL, Hauser SL, Jameson JL, Loscalzo. Harrison’s Principles of Internal
Medicine. 19th ed. The United States of America: McGraw-Hill, 2015
• Isbaniyah F. dkk. Tuberkulosis: Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia.
Jakarta: PDPI, 2011
• Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberculosis. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI, 2014
• Malaysia Health Technology Assessment Section. Management of Tuberculosis. Malaysia. 3rded.
Malaysia: Malaysia Health Technology Assessment Section, 2012
• WHO Europe Region. Management of Tuberculosis and HIV Coinfection.
• Scientific Committee on AIDS and STI. Recommendation on The Management of Human
Immunodeficiency Virus and Tuberculosis Coinfection. Hongkong: Scientific Committee on AIDS and
STI, 2015
• WHO. WHO Policy on Collaborative TB/HIV activities Guidelines for National Programmes and
Other Stakeholders. Switzerland: WHO, 2012
Terima kasih 

More Related Content

What's hot

What's hot (18)

Pencegahan penyakit menular
Pencegahan penyakit menularPencegahan penyakit menular
Pencegahan penyakit menular
 
Sitem pernafasan
Sitem pernafasanSitem pernafasan
Sitem pernafasan
 
Survei dbd
Survei dbdSurvei dbd
Survei dbd
 
Infeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemihInfeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemih
 
Bakteri Yang Merugikan Kehidupan- SMAN 1 Depok X MIA 2 (Kelompok 8)
Bakteri Yang Merugikan Kehidupan- SMAN 1 Depok X MIA 2 (Kelompok 8)Bakteri Yang Merugikan Kehidupan- SMAN 1 Depok X MIA 2 (Kelompok 8)
Bakteri Yang Merugikan Kehidupan- SMAN 1 Depok X MIA 2 (Kelompok 8)
 
Aids
AidsAids
Aids
 
Campak
CampakCampak
Campak
 
Infeksi pada neonatus
Infeksi pada neonatusInfeksi pada neonatus
Infeksi pada neonatus
 
Imunisasi campak pada anak
Imunisasi campak pada anakImunisasi campak pada anak
Imunisasi campak pada anak
 
Obat herbal sipilis atau raja singa
Obat herbal sipilis atau raja singaObat herbal sipilis atau raja singa
Obat herbal sipilis atau raja singa
 
Askep hiv
Askep hivAskep hiv
Askep hiv
 
Penyakit Menular Seksual
Penyakit Menular Seksual Penyakit Menular Seksual
Penyakit Menular Seksual
 
Penyakit menular seksual
Penyakit menular seksualPenyakit menular seksual
Penyakit menular seksual
 
Demam tifoid
Demam tifoidDemam tifoid
Demam tifoid
 
Tb
TbTb
Tb
 
Power point penyakit seksual
Power point penyakit seksualPower point penyakit seksual
Power point penyakit seksual
 
cara mengobati sipilis dengan alami
cara mengobati sipilis dengan alamicara mengobati sipilis dengan alami
cara mengobati sipilis dengan alami
 
Referat dhf
Referat dhfReferat dhf
Referat dhf
 

Similar to Laporan kasus Inisiasi Pemberian OAT pada Pasien TB dengan HIV (Reza Angga Pratama)

penatalaksanaan-tb-paru-pada-pasien-hiv.pptx
penatalaksanaan-tb-paru-pada-pasien-hiv.pptxpenatalaksanaan-tb-paru-pada-pasien-hiv.pptx
penatalaksanaan-tb-paru-pada-pasien-hiv.pptxwisnukuncoro11
 
Presentasi HIV MTS fix.pptx
Presentasi HIV MTS fix.pptxPresentasi HIV MTS fix.pptx
Presentasi HIV MTS fix.pptxdanagambus
 
Asuhan Keperawatan Imunodefisiensi
Asuhan Keperawatan ImunodefisiensiAsuhan Keperawatan Imunodefisiensi
Asuhan Keperawatan ImunodefisiensiFransiska Oktafiani
 
Konsep hiv
Konsep hivKonsep hiv
Konsep hivAnggaN7
 
Asuhan Keperawatan Wanita Hamil HIV-AIDS
Asuhan Keperawatan Wanita Hamil HIV-AIDSAsuhan Keperawatan Wanita Hamil HIV-AIDS
Asuhan Keperawatan Wanita Hamil HIV-AIDSFransiska Oktafiani
 
Hiv aids-180204062937-dikonversi
Hiv aids-180204062937-dikonversiHiv aids-180204062937-dikonversi
Hiv aids-180204062937-dikonversiPaijo Warto
 
ns ain kel 4.pptx
ns ain kel 4.pptxns ain kel 4.pptx
ns ain kel 4.pptxAlyLiah
 
Konsep & asuhan keperawatan pasien hiv
Konsep & asuhan keperawatan pasien hivKonsep & asuhan keperawatan pasien hiv
Konsep & asuhan keperawatan pasien hivDwiKartikaRukmi
 
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptPPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptTriUmiana1
 
Investigasi Klinis_TB dan HIV_DIM.pdf
Investigasi Klinis_TB dan HIV_DIM.pdfInvestigasi Klinis_TB dan HIV_DIM.pdf
Investigasi Klinis_TB dan HIV_DIM.pdfAdra10
 
5.Materi Investigasi Klinis_TB dan HIV_ DIM.pptx
5.Materi Investigasi Klinis_TB dan HIV_ DIM.pptx5.Materi Investigasi Klinis_TB dan HIV_ DIM.pptx
5.Materi Investigasi Klinis_TB dan HIV_ DIM.pptxAdra10
 
Klasifikasi stadium klinis hiv aids menurut who AKPER PEMKAB MUNA
Klasifikasi stadium klinis hiv aids menurut who AKPER PEMKAB MUNA Klasifikasi stadium klinis hiv aids menurut who AKPER PEMKAB MUNA
Klasifikasi stadium klinis hiv aids menurut who AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 

Similar to Laporan kasus Inisiasi Pemberian OAT pada Pasien TB dengan HIV (Reza Angga Pratama) (20)

penatalaksanaan-tb-paru-pada-pasien-hiv.pptx
penatalaksanaan-tb-paru-pada-pasien-hiv.pptxpenatalaksanaan-tb-paru-pada-pasien-hiv.pptx
penatalaksanaan-tb-paru-pada-pasien-hiv.pptx
 
Presentasi HIV MTS fix.pptx
Presentasi HIV MTS fix.pptxPresentasi HIV MTS fix.pptx
Presentasi HIV MTS fix.pptx
 
Materi HIV & AIDS
Materi HIV & AIDSMateri HIV & AIDS
Materi HIV & AIDS
 
Asuhan Keperawatan Imunodefisiensi
Asuhan Keperawatan ImunodefisiensiAsuhan Keperawatan Imunodefisiensi
Asuhan Keperawatan Imunodefisiensi
 
Konsep hiv
Konsep hivKonsep hiv
Konsep hiv
 
HIV
HIVHIV
HIV
 
Pptne hiv
Pptne hivPptne hiv
Pptne hiv
 
Asuhan Keperawatan Wanita Hamil HIV-AIDS
Asuhan Keperawatan Wanita Hamil HIV-AIDSAsuhan Keperawatan Wanita Hamil HIV-AIDS
Asuhan Keperawatan Wanita Hamil HIV-AIDS
 
Hiv aids-180204062937-dikonversi
Hiv aids-180204062937-dikonversiHiv aids-180204062937-dikonversi
Hiv aids-180204062937-dikonversi
 
Tbc
TbcTbc
Tbc
 
ns ain kel 4.pptx
ns ain kel 4.pptxns ain kel 4.pptx
ns ain kel 4.pptx
 
Kelompok 11
Kelompok 11Kelompok 11
Kelompok 11
 
Ppt campak
Ppt campakPpt campak
Ppt campak
 
Konsep & asuhan keperawatan pasien hiv
Konsep & asuhan keperawatan pasien hivKonsep & asuhan keperawatan pasien hiv
Konsep & asuhan keperawatan pasien hiv
 
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptPPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
 
Investigasi Klinis_TB dan HIV_DIM.pdf
Investigasi Klinis_TB dan HIV_DIM.pdfInvestigasi Klinis_TB dan HIV_DIM.pdf
Investigasi Klinis_TB dan HIV_DIM.pdf
 
5.Materi Investigasi Klinis_TB dan HIV_ DIM.pptx
5.Materi Investigasi Klinis_TB dan HIV_ DIM.pptx5.Materi Investigasi Klinis_TB dan HIV_ DIM.pptx
5.Materi Investigasi Klinis_TB dan HIV_ DIM.pptx
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Klasifikasi stadium klinis hiv aids menurut who AKPER PEMKAB MUNA
Klasifikasi stadium klinis hiv aids menurut who AKPER PEMKAB MUNA Klasifikasi stadium klinis hiv aids menurut who AKPER PEMKAB MUNA
Klasifikasi stadium klinis hiv aids menurut who AKPER PEMKAB MUNA
 
Hiv dan konseling
Hiv dan konselingHiv dan konseling
Hiv dan konseling
 

More from soroylardo1

Bintara Teritorial
Bintara TeritorialBintara Teritorial
Bintara Teritorialsoroylardo1
 
Efektifitas Ekstrak Kulit Batang Cempedak
Efektifitas Ekstrak Kulit Batang Cempedak Efektifitas Ekstrak Kulit Batang Cempedak
Efektifitas Ekstrak Kulit Batang Cempedak soroylardo1
 
Laporan Kasus Cardiac Assessment in Non Cardiac Surgery (Sabrina Erriyanti)
Laporan Kasus Cardiac Assessment in Non Cardiac Surgery (Sabrina Erriyanti)Laporan Kasus Cardiac Assessment in Non Cardiac Surgery (Sabrina Erriyanti)
Laporan Kasus Cardiac Assessment in Non Cardiac Surgery (Sabrina Erriyanti)soroylardo1
 
Laporan Jaga RSPAD Malaria (Azlan Sain)
Laporan Jaga RSPAD Malaria (Azlan Sain)Laporan Jaga RSPAD Malaria (Azlan Sain)
Laporan Jaga RSPAD Malaria (Azlan Sain)soroylardo1
 
Laporan Jaga RSPAD (Jessica Putri Natalia S)
Laporan Jaga RSPAD (Jessica Putri Natalia S)Laporan Jaga RSPAD (Jessica Putri Natalia S)
Laporan Jaga RSPAD (Jessica Putri Natalia S)soroylardo1
 
IDC Potensi Riset RSPAD Gatot Soebroto
IDC Potensi Riset RSPAD Gatot SoebrotoIDC Potensi Riset RSPAD Gatot Soebroto
IDC Potensi Riset RSPAD Gatot Soebrotosoroylardo1
 
LAKESMIL SEBAGAI CENTER OF EXCELLENT LITBANG KESAD
LAKESMIL SEBAGAI CENTER OF EXCELLENT LITBANG KESAD LAKESMIL SEBAGAI CENTER OF EXCELLENT LITBANG KESAD
LAKESMIL SEBAGAI CENTER OF EXCELLENT LITBANG KESAD soroylardo1
 
Foto lakesmil mou dan menkes
Foto lakesmil mou dan menkesFoto lakesmil mou dan menkes
Foto lakesmil mou dan menkessoroylardo1
 
Journal Reading Non TB (Willy)
Journal Reading Non TB (Willy)Journal Reading Non TB (Willy)
Journal Reading Non TB (Willy)soroylardo1
 
Journal Reading RVT pada HIV AIDS (Artati)
Journal Reading RVT pada HIV AIDS (Artati)Journal Reading RVT pada HIV AIDS (Artati)
Journal Reading RVT pada HIV AIDS (Artati)soroylardo1
 
Journal Reading Cardiac Manifestation in Dengue Infection (Nuriza)
Journal Reading Cardiac Manifestation in Dengue Infection (Nuriza)Journal Reading Cardiac Manifestation in Dengue Infection (Nuriza)
Journal Reading Cardiac Manifestation in Dengue Infection (Nuriza)soroylardo1
 
Journal Reading Mycardial Disfunction Sepsis (Akbar)
Journal Reading Mycardial Disfunction Sepsis (Akbar)Journal Reading Mycardial Disfunction Sepsis (Akbar)
Journal Reading Mycardial Disfunction Sepsis (Akbar)soroylardo1
 
Journal Reading Stem Cell dengan HIV (sharon)
Journal Reading Stem Cell dengan HIV (sharon) Journal Reading Stem Cell dengan HIV (sharon)
Journal Reading Stem Cell dengan HIV (sharon) soroylardo1
 
Referat chikungunya
Referat chikungunyaReferat chikungunya
Referat chikungunyasoroylardo1
 
Gagal ginjal akut pada malaria
Gagal ginjal akut pada malariaGagal ginjal akut pada malaria
Gagal ginjal akut pada malariasoroylardo1
 
Bronkiektasis dechy
Bronkiektasis dechyBronkiektasis dechy
Bronkiektasis dechysoroylardo1
 
Atrial fibrilitation with gea nuriza
Atrial fibrilitation with gea nurizaAtrial fibrilitation with gea nuriza
Atrial fibrilitation with gea nurizasoroylardo1
 
Approach acute diarrhea with comorbid diseases
Approach acute diarrhea with comorbid diseasesApproach acute diarrhea with comorbid diseases
Approach acute diarrhea with comorbid diseasessoroylardo1
 
Abdominal Pain with Choledecolhitasis
Abdominal Pain with CholedecolhitasisAbdominal Pain with Choledecolhitasis
Abdominal Pain with Choledecolhitasissoroylardo1
 

More from soroylardo1 (20)

Bintara Teritorial
Bintara TeritorialBintara Teritorial
Bintara Teritorial
 
Efektifitas Ekstrak Kulit Batang Cempedak
Efektifitas Ekstrak Kulit Batang Cempedak Efektifitas Ekstrak Kulit Batang Cempedak
Efektifitas Ekstrak Kulit Batang Cempedak
 
Laporan Kasus Cardiac Assessment in Non Cardiac Surgery (Sabrina Erriyanti)
Laporan Kasus Cardiac Assessment in Non Cardiac Surgery (Sabrina Erriyanti)Laporan Kasus Cardiac Assessment in Non Cardiac Surgery (Sabrina Erriyanti)
Laporan Kasus Cardiac Assessment in Non Cardiac Surgery (Sabrina Erriyanti)
 
Laporan Jaga RSPAD Malaria (Azlan Sain)
Laporan Jaga RSPAD Malaria (Azlan Sain)Laporan Jaga RSPAD Malaria (Azlan Sain)
Laporan Jaga RSPAD Malaria (Azlan Sain)
 
Laporan Jaga RSPAD (Jessica Putri Natalia S)
Laporan Jaga RSPAD (Jessica Putri Natalia S)Laporan Jaga RSPAD (Jessica Putri Natalia S)
Laporan Jaga RSPAD (Jessica Putri Natalia S)
 
IDC Potensi Riset RSPAD Gatot Soebroto
IDC Potensi Riset RSPAD Gatot SoebrotoIDC Potensi Riset RSPAD Gatot Soebroto
IDC Potensi Riset RSPAD Gatot Soebroto
 
LAKESMIL SEBAGAI CENTER OF EXCELLENT LITBANG KESAD
LAKESMIL SEBAGAI CENTER OF EXCELLENT LITBANG KESAD LAKESMIL SEBAGAI CENTER OF EXCELLENT LITBANG KESAD
LAKESMIL SEBAGAI CENTER OF EXCELLENT LITBANG KESAD
 
Foto lakesmil mou dan menkes
Foto lakesmil mou dan menkesFoto lakesmil mou dan menkes
Foto lakesmil mou dan menkes
 
Journal Reading Non TB (Willy)
Journal Reading Non TB (Willy)Journal Reading Non TB (Willy)
Journal Reading Non TB (Willy)
 
Journal Reading RVT pada HIV AIDS (Artati)
Journal Reading RVT pada HIV AIDS (Artati)Journal Reading RVT pada HIV AIDS (Artati)
Journal Reading RVT pada HIV AIDS (Artati)
 
Journal Reading Cardiac Manifestation in Dengue Infection (Nuriza)
Journal Reading Cardiac Manifestation in Dengue Infection (Nuriza)Journal Reading Cardiac Manifestation in Dengue Infection (Nuriza)
Journal Reading Cardiac Manifestation in Dengue Infection (Nuriza)
 
Journal Reading Mycardial Disfunction Sepsis (Akbar)
Journal Reading Mycardial Disfunction Sepsis (Akbar)Journal Reading Mycardial Disfunction Sepsis (Akbar)
Journal Reading Mycardial Disfunction Sepsis (Akbar)
 
Journal Reading Stem Cell dengan HIV (sharon)
Journal Reading Stem Cell dengan HIV (sharon) Journal Reading Stem Cell dengan HIV (sharon)
Journal Reading Stem Cell dengan HIV (sharon)
 
Referat chikungunya
Referat chikungunyaReferat chikungunya
Referat chikungunya
 
Gagal ginjal akut pada malaria
Gagal ginjal akut pada malariaGagal ginjal akut pada malaria
Gagal ginjal akut pada malaria
 
Yellow fever
Yellow feverYellow fever
Yellow fever
 
Bronkiektasis dechy
Bronkiektasis dechyBronkiektasis dechy
Bronkiektasis dechy
 
Atrial fibrilitation with gea nuriza
Atrial fibrilitation with gea nurizaAtrial fibrilitation with gea nuriza
Atrial fibrilitation with gea nuriza
 
Approach acute diarrhea with comorbid diseases
Approach acute diarrhea with comorbid diseasesApproach acute diarrhea with comorbid diseases
Approach acute diarrhea with comorbid diseases
 
Abdominal Pain with Choledecolhitasis
Abdominal Pain with CholedecolhitasisAbdominal Pain with Choledecolhitasis
Abdominal Pain with Choledecolhitasis
 

Recently uploaded

Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxdrrheinz
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxJasaketikku
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 

Recently uploaded (20)

Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 

Laporan kasus Inisiasi Pemberian OAT pada Pasien TB dengan HIV (Reza Angga Pratama)

  • 1. LAPORAN KASUS INISIASI PEMBERIAN OAT PADA PASIEN TB DENGAN HIV Diajukan Kepada : Pembimbing : Dr. dr. Soroy Lardo, Sp.PD, FINASIM Disusun Oleh : Reza Angga Pratama 1410221025
  • 2. Pendahuluan • HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah sejenis virus yang menyerang/menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia. AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV.
  • 3. • Di seluruh dunia pada tahun 2013 ada 35 juta orang hidup dengan HIV yang meliputi 16 juta perempuan dan 3,2 juta anak berusia <15 tahun. • Jumlah infeksi baru HIV pada tahun 2013 sebesar 2,1juta yang terdiri dari 1,9 juta dewasa dan 240.000 anak berusia <15 tahun. Jumlah kematian akibat AIDS sebanyak 1,5 juta yang terdiri dari 1,3 juta dewasa dan 190.000 anak berusia <15 tahun.1
  • 4. • Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu infeksi oportunistik (IO) tersering pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Indonesia. Infeksi HIV memudahkan terjadinya infeksi Mycobacterium tuberculosis. • Meskipun risiko TB turun 70-90% pada pasien yang meminum ART, TB masih merupakan penyebab tersering kematian pada penderita HIV. Pada tahun 2012, 4.1 juta orang yang terdaftar pengobatan HIV denga TB, meningkat dari 3.5 juta ditahun 2011.
  • 6. HIV/AIDS • Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala atau penyakit yang diakibatkan karena penurunan kekebalan tubuh akibat adanya infeksi oleh Human Imunodeficiency Virus (HIV) yang termasuk famili retroviridae. • AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi HIV.3
  • 7. ETIOLOGI HIV merupakan suatu virus RNA bentuk sferis dengan diameter 1000 angstrom yang termasuk retrovirus dari family lentivirus. Strukturnya terdiri dari lapisan luar atau envelop yang terdiri atas glikoprotein gp120 yang melekat pada glikoprotein gp4. Dibagian dalamnya terdapat lapisan kedua yang terdiri dari protein p17. Setelah itu terdapat inti HIV yang dibentuk oleh protein p24. Didalam inti terdapat komponen penting terdiri dari 2 buah rantai RNA dan enzim reverse transkriptase 3
  • 8.
  • 9. Transmisi • HIV bisa ditularkan oleh kontak seksual baik homoseksual atau heteroseksual, oleh darah atau produk darah, dan oleh infeksi ibu ke bayi baik intrapartum, perinatal, atau oleh ASI.4
  • 10. Patogenesis • Limfosit CD4+ (sel T helper atau Th) merupakan target utama infeksi HIV karena virus mempunyai afinitas terhadap molekul permukaan CD4.
  • 11. • Kejadian infeksi HIV primer dapat dipelajari pada model infeksi akut Simian Immunodeficiency Virus (SIV). • SIV dapat menginfeksi limfosit CD4+dan monosit pada mukosa vagina. Virus dibawa oleh antigen presenting cells ke kelenjar getah bening regional. • Pada model ini, virus dideteksi pada kelenjar getah bening dalah 5 hari setelah inokulasi.
  • 12. • Sel individual di kelenjar getah bening yang mengekspresikan SIV dapat dideteksi dengan hibridisasi in situ dalam 7 sampai 14 hari setelah inokulasi. • Viremia SIV dideteksi 7 – 21 hari setelah infeksi. • Jumlah sel yang mengekspresikan virus dijaringan limfoid kemudian menurun secara cepatdan dihubungkan sementara dengan pembentukan respon imun spesifik.
  • 13. • Koinsiden dengan menghilangnyaviremia adalah peningkatan sel limfosit CD8. • Replikasi HIV berada dalam keadaan steady- state beberapa bulan setelah infeksi. Kondisi ini bertahan relative stabil selama beberapa tahun, namun lamanya sangat bervariasi
  • 14.
  • 15. Diagnosis • Test standar skrining darah untuk infeksi HIV berdasarkan pada deteksi antibody HIV. Platform yang umum adalah ELISA, juga disebut sebagai enzim immunoassay (EIA)  sensitivitas > 99.5%. • Ketika EIA test yang sangat sensitive  dikonfirmasi dengan western blot.
  • 16. • Hasil tes dinyatakan positif bila tes penyaring dua kali positif ditambah dengan tes konfirmasi dengan WB positif.
  • 17.
  • 18.
  • 19. Stadium klinis Stadium 1 Asimptomatik Tidak ada penurunan berat badan Tidak ada gejala atau hanya : Limfadenopati Generalisata Persisten Stadium 2 Sakit ringan Penurunan BB 5-10% ISPA berulang, misalnya sinusitis atau otitis Herpes zoster dalam 5 tahun terakhir Luka di sekitar bibir (keilitis angularis) Ulkus mulut berulang Ruam kulit yang gatal (seboroik atau prurigo -PPE) Dermatitis seboroik Infeksi jamur kuku
  • 20. Stadium 3 Sakit sedang Penurunan berat badan > 10% Diare, Demam yang tidak diketahui penyebabnya, lebih dari 1 bulan Kandidosis oral atau vaginal Oral hairy leukoplakia TB Paru dalam 1 tahun terakhir Infeksi bakterial yang berat (pneumoni, piomiositis, dll) TB limfadenopati Gingivitis/Periodontitis ulseratif nekrotikan akut Anemia (Hb <8 g%), netropenia (<5000/ml), trombositopeni kronis (<50.000/ml)
  • 21. Stadium 4 Sakit berat (AIDS) Sindroma wasting HIV Pneumonia pnemosistis*, Pnemoni bakterial yang berat berulang Herpes Simpleks ulseratif lebih dari satu bulan. Kandidosis esophageal TB Extraparu* Sarkoma kaposi Retinitis CMV* Abses otak Toksoplasmosis* Encefalopati HIV Meningitis Kriptokokus* Infeksi mikobakteria non-TB meluas
  • 22. Tuberculosis • Tuberkulosis ( TB ) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis (MTB). • Kuman batang aerobik dan tahan asam ini, merupakan organisme patogen maupun saprofit.
  • 23. • Jalan masuk untuk organisme MTB adalah saluran pernafasan, saluran pencernaan, dan luka terbuka pada kulit. • Sebagian besar infeksi TB menyebar lewat udara, melalui terhirupnya nukleus droplet yang berisikan organisme basil tuberkel dari seseorang yang terinfeksi.
  • 24. Gejala klinis Gejala respiratorik : • Batuk ≥ 2 minggu • Batuk darah • Sesak nafas • Nyeri dada Gejala sistemik • Demam • Malaise • Keringat malam • Anoreksia • BB menurun Gejala TB ekstraparu • Limfadenitis TB : terjadi pembesaran yang lambat dan tidak nyeri dari KGB • Meningitis TB : terlihat gejala meningitis • Pleuritis TB : gejala sesak nafas dan kadang nyeri dada pada sisi yang rongga pleuranya terdapat cairan
  • 25. Pemeriksaan Fisik : • Kelainan paru pada umumnya terletak didaerah lobus superior terutama didaerah apeks dan segmen posteriot, serta didaerah apeks lobus posterior. Biasa ditemukan : • Suara nafas bronkial • Amforik • Suara nafas melemah • Ronkhi basah • Tanda – tanda penarikan paru diafragma, mediastinum • Peluritis TB : pada perkusi ditemukan redup atau pekak, pada auskultasi suara nafas yang melemah sampai tidak terdengar pada sisi yang terdapat cairan • Limfadenitis TB : pembesaran KGB tersering didaerah leher, kadang didaerah ketiak. Pemebesaran tersebut dapat menjadi cold abscess.
  • 26. Pemeriksaan bakteriologi : • Pemeriksaan mikroskopis • Pemeriksaan biakan Pemeriksaan radiologi : Gambaran radiologi yang dicurigai lesi TB aktif adalah : • Bayangan berawan/nodular disegmen apical dan posterior lobus atas paru dan segemn superior lobus bawah • Kavitas terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh baying opak berawan atau nodular • Bayangan bercak milier • Efusi pleura unilateral (umumnya) atau bilateral (jarang) • Gambaran radiologi yang disurigai lesi TB inaktif • Fibrotic • Kalsifikasi • Schwarte atau penebalan pleura
  • 27. Jenis Pemeriksaan Infeksi dini (CD4 >200/mm3 Infeksi lanjut (CD4<200/mm3) Sputum mikroskopis Sering positif Sering negatif TB ekstra pulmonal Jarang Umum atau banyak Mikobakteriemia Tidak ada Ada Tubekulin Positif Negatif Foto thoraks aktivasi TB, kaviti di puncak Tipikal pimer TB milier atau intestisial Adenopati hilus atau mediastinum Tidak ada Ada Efusi pleura Tidak ada Ada
  • 28. Pemberian OAT pada pasien TB dengan HIV • Pada prinsipnya, pemberian OAT pada odha tidak berbeda dengan HIV negative • Interaksi antar OAT dan ARV terutama efek hepatotoksisitasnya harus sangat diperhatikan.3
  • 29. • Rekomendasi untuk pengobatan TB dengan HIV pada orang dewasa sama dengan orang dengan TB yang tidak terinfeksi HIV yang mana pengobatannya selama 6 bulan terdiri atas : – Fase awal terdiri atas isoniazid, rifampisisn, pirazinamid, dan etambutol selama 2 bulan lalu diikuti dengan – Isoniazid dan rifampisin selama 4 bulan
  • 30.
  • 31. • Pengobatan antituberculosis (OAT) harus diinisiasi atau diberikan pertama, diikuti oleh obat ARV bila memungkinkan dalam 8 minggu pertama pengobatan.10
  • 32.
  • 33. DATA DASAR • Nama : Tn. TS • Jenis kelamin : Laki-laki • Usia : 22 tahun • Alamat : Jalan Kramat Kwitang , Senen. • Pekerjaan : Swasta • Status Pernikahan : belum menikah • Tanggal masuk RS : 29 Desember 2015 • Tanggal Pemeriksaan : 11 Januari 2016
  • 34. DATA DASAR Autoanamnesa pada 28 Maret 2014 • Keluhan utama : Sesak nafas ketika batuk sejak 2 hari SMRS
  • 35. DATA DASAR Riwayat penyakit sekarang : • Lima bulan SMRS, pasien mulai mengeluh batuk – batuk. Batuk berdahak berwarna kehijauan, tidak berdarah, diare (-), mual (-), muntah (-), makan (+) normal, minum (+) normal, BAB (+) normal, BAK (+) normal. • Pasien mengaku sudah datang berobat keklinik dan diberi obat, tetapi batuk diakui tidak kunjung sembuh. Pasien mengaku mengeluhkan demam hilang timbul (+) yang hilang dengan paracetamol namun muncul kembali, tidak kunjung sembuh, menggigil (-).
  • 36. DATA DASAR • Satu minggu SMRS, pasien datang ke rumah sakit MMA dengan keluhan batuk – batuk yang tidak kunjung sembuh. • Pasien mengaku batuk – batuk tersebut sudah dialami sejak bulan juli 2015, semakin hari semakin memberat, tidak berdarah, berdahak berwarna kehijauan. demam (+), keringat ketika malam hari (+).
  • 37. DATA DASAR • Di rumah sakit MMA dilakukan foto thorax tanggal 20 Desember 2015 dengan hasil kesan TB paru dan hasil test HIV dengan menggunakan rapid test yang dilakukan pada tanggal 22 Desember 2015 yaitu anti HIV screening (+). • Pasien dirawat inap seminggu dan diberikan obat OAT lalu pasien dirujuk ke RSPAD Gatot soebroto.
  • 38. DATA DASAR • Pasien datang ke IGD RSPAD Gatot Soebroto dengan keluhan sesak nafas ketika batuk sejak 1 hari SMRS. Pasien mengaku sesak nafas bertambah berat ketika batuk – batuk. Batuk (+) berdahak berwarna kehijauan, tidak berdarah,. Demam (-), diare (-), mual (-), muntah (-), lemas (+), makan (+) menurun, minum (+) normal, BAB (+) normal, BAK (+) normal. • Pasien mengaku berat badannya turun dari 53 kg menjadi 47 kg dalam kurun waktu 3 minggu.
  • 39. DATA DASAR Riwayat Penyakit Dahulu • Riwayat hipertensi disangkal. • Riwayat diabetes disangkal. • Riwayat penyakit ginjal dan jantung disangkal. • Riwayat asma disangkal • Riwayat alergi disangkal Riwayat Penyakit Keluarga • Riwayat HIV tidak ada • Riwayat batuk lama tidak ada • Riwayat hipertensi tidak ada. • Riwayat diabetes tidak ada. • Riwayat penyakit ginjal dan jantung tidak ada. • Riwayat asma dan alergi tidak ada
  • 40. DATA DASAR Riwayat Pengobatan • Pasien sedang mendapatkan pengobatan OAT yaitu, rifampisin 1x450 mg, INH 1x300 mg, etambutol 1x1000 mg, pirazinamid 1x1000 mg sejak 1 minggu SMRS. Riwayat Pribadi, Sosial Ekonomi dan Budaya • Pasien bekerja sebagai SPG dan sering pulang sampai pagi. Sejak SMA kelas 1, pasien mengaku sering ke club malam dan pernah melakukan hubungan sex dengan beberapa teman SPGnya. Pasien merokok sejak usia 17 tahun, dan mengkonsumsi alkohol. Pasien mengaku menggunakan narkoba tetapi penggunaan jarum suntik disangkal. Keadaan sosio ekonomi keluarga pasien adalah menengah kebawah.
  • 41. Pemeriksaan Fisik • Dilakukan pada tanggal 11 Januari 2016 pukul 10.00 WIB • Keadaan Umum : Tampak sakit sedang • Kesadaran : compos mentis
  • 42. Pemeriksaan Fisik • Vital Sign • Tekanan darah : 110/70 mmHg • Frekuensi Nadi : 80 x/menit, isi dan tekanan cukup, teratur • Frekuensi nafas : 24 x/menit • Suhu : 36.5 °C • Berat badan : 47 kg • Tinggi badan : 165 cm • IMT : 17.26 kg/m2 (underweight)
  • 43. Pemeriksaan Fisik • Status Generalisata • Kepala : Normochepal • Rambut : Warna hitam,pendek, tidak mudah dicabut, distribusi merata • Wajah : Simetris, pigmentasi (-), tanda-tanda radang (-) • Mata : Konjungtiva anemis +/+, sklera anikterik, kedudukan bola mata simetris, pupil bulat isokor, reflek cahaya langsung maupun tidak langsung positif, edema palpebra tidak ada. Visus tidak diperiksa.
  • 44. Pemeriksaan fisik • Mulut : Bibir pucat (-), oral thrush pada lidah (+), gusi berdarah (-), papil lidah atrofi (- ), stomatitis (+)
  • 45. Pemeriksaan Fisik • Telinga : Discharge (-), nyeri tekan tragus (-), pendengaran normal • Hidung : Deformitas (-), deviasi septum (-), sekret (-) • Tenggorokan : Faring hiperemis (-), T1-T1 tenang, uvula ditengah • Leher : Kelenjar getah bening dan tiroid tidak teraba, JVP 5-2 cmH2O
  • 46. Pemeriksaan fisik Jantung • Inspeksi : Pulsasi ictus cordis tidak tampak • Palpasi : Pulsasi ictus cordis teraba pada ICS V linea midclavicula sinistra, tidak kuat angkat • Perkusi : Batas kanan ICS V linea parasternalis dekstra; batas kiri ICS V linea midclavicula sinistra ; batas atas ICS III linea parasternalis sinistra • Auskultasi : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
  • 47. Pemeriksaan Fisik Paru • Inspeksi : Bentuk normal, gerak kedua hemitoraks simetris pada saat statis dan dinamis • Palpasi : Fremitus taktil kanan = kiri • Perkusi : Sonor di hemithoraks kiri dan kanan • Auskultasi : Suara napas vesikuler +/+ menurun, rhonki basah kasar +/+, rhonki basah halus -/-, wheezing -/-
  • 48. Pemeriksaan fisik Abdomen • Inspeksi : Tampak datar, tidak terlihat dilatasi vena • Auskultasi : Bising usus (+) normal • Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), Murphy sign (-) dan tidak teraba pembesaran hati dan lien. • Perkusi : Timpani diseluruh regio abdomen, nyeri ketok CVA (-)
  • 49. Pemeriksaan Fisik • Urogenital : Tidak diperiksa • Ekstremitas : akral hangat, CRT≤ 2 detik, edema (-), sianosis (-),turgor kembali dengan cepat
  • 50. Pemeriksaan Penunjang IMUNOLOGI (RAPIDTEST) Di RS MMA 22 DESEMBER 2015 NILAI NILAI RUJUKAN CD4+ Anti HIV Sreening MENYUSUL POSITIF NEGATIF ALERGI DAN IMUNOLOGI Di RSCM 22 DESEMBER 2015 NILAI NILAI RUJUKAN CD4 Limfosit (CD5+) absolut Sel T (CD3+) persen Sel T (CD3+) absolut Sel T (CD4+) persen Sel T (CD4+) absolut 1059/uL 68% 720 sel/uL 4% 45 sel/uL 1000 – 4000 55 – 84 690 – 2540 31 – 60 410 - 1590
  • 51. Pemeriksaan Penunjang JENIS PEMERIKSAAN HEMATOLOGI RUTIN 5 Januari 2015 NILAI NILAI RUJUKKAN Hemoglobin Hematokrit Eritrosit Leukosit Trombosit MCV MCH MCHC 11.6* 33* 4.4 6750 435000* 75* 26* 35 12-16 g/dl 37-47% 4.3-6.0 juta/µL 4800-10.800/µL 150000-400000/µL 80-96 fL 27-32 pg 32-36 g/dl KIMIA KLINIK Ureum Kreatinin Natrium (Na) Kalium (K) Klorida (Cl) 15* 0.7 136 4.1 106* 20-50 mg/dl 05-1.5 mg/dl 135-147 mmol/L 3.5-5.0 mmol/L 95-105 mmol/L
  • 52. Pemeriksaan Penunjang IMUNOSEROLOGI 6 JANUARI 2016 HASIL NILAI RUJUKAN Procalcitonin <0.05 <0.5 ng/dl : normal atau kemungkinan infeksi lokal 0.5- <1.2 ng/dl: kemungkinan sepsis, harus diinterpretasikan bersamaan dengan riwayat pasien dan disarankan periksa ulang (6- 24 jam) >2 ng/dl: resiko tinggi sepsis/infeksi sistemik
  • 53. Pemeriksaan Penunjang MIKROBIOLOGI 30 DESEMBER 2015 NILAI NILAI RUJUKAN Pemeriksaan BTA - jenis bahan - tanggal diperiksa - hasil Sputum 30/12/2015 Negative Negative MIKROBIOLOGI 31 DESEMBER 2015 NILAI NILAI RUJUKAN Pemeriksaan BTA 2 - jenis bahan - tanggal diperiksa - hasil Sputum 31/12/2015 Negative Negative MIKROBIOLOGI 5 DESEMBER 2015 NILAI NILAI RUJUKAN Pemeriksaan BTA - jenis bahan - tanggal diperiksa - hasil Sputum 5/1/2016 Negative Negative
  • 54. Pemeriksaan Penunjang • X-ray Thoraks PA 20/12/2015
  • 55. • Jantung : kesan tidak membesar • Tampak infiltrate diperihiler kanan – kiri dan pericardial kanan - kiri serta lapangan atas paru kanan. • Kedua hilus suram. • Sinus kostofrenikus dan lengkung diafragma kanan – kiri baik. • Jaringan lunak dan tulang – tulang dinding dada baik. • Kesan : infiltrate di perihiler kanan – kiri dan parakardial kanan kiri serta lapangan atas paru kanan DD pneumonia, TB paru.
  • 56. • X-ray Thoraks 04/01/2016
  • 57. • Jantung : kesan tidak membesar, CTR <50 • Aorta dan mediastinum superior tidak membesar • Trakea ditengah. Kedua hilus tidak menebal. • Tampak infitrat disuprahiler kanan, perihiler dan parakardial bilateral • Sinus costofrenikus lancip dan diafragma licin • Tulang – tulang intak • Kesan : pneumonia
  • 58. Resume Pasien seorang laki – laki, Tn TS 22 tahun datang dengan keluhan sesak nafas ketika batuk sejak 1 hari SMRS. Pasien sudah diagnosis HIV (+) dan TB (+) dalam pengobatan OAT sejak 1 minggu SMRS. Pasien mengaku sesak nafas bertambah berat ketika batuk – batuk. Batuk (+) berdahak berwarna kehijauan, tidak berdarah. Pasien mulai mengeluh batuk – batuk sejak 5 bulan SMRS. Pasien mengaku mengeluhkan demam hilang timbul (+) yang hilang dengan paracetamol namun muncul kembali dan tidak kunjung sembuh. Satu minggu SMRS, pasien datang ke rumah sakit MMA dengan keluhan batuk – batuk yang tidak kunjung sembuh, keringat ketika malam hari (+), dan pasien dirawat 1 minggu di rumah sakit MMA. Pasien mengaku berat badannya turun dari 53 kg menjadi 47 kg dalam kurun waktu 3 minggu.
  • 59. Resume Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien tampak sakit sedang, kesadaran kompos mentis, TD = 110/70 mmHg, nadi 80x/menit, RR 24x/menit, T= 36.5oC, konjungtiva pucat (+), oral thrush pada lidah (+), stomatitis (+), suara vesikuler (+) menurun, suara ronkhi basah kasar (+) kedua lapang paru. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan nilai Hb, Ht, nilai MCV, MHC, menurun. Anti HIV screening positif, nilai CD4+ rendah. Pada pemeriksaan BTA negative. Dari pemeriksaan radiologi menunjukkan infiltrate kedua paru DD TB paru, pneumonia.
  • 60. Daftar Masalah • HIV dengan TB paru BTA negatif DD Pneumonia dan Candidiasis oral • Anemia hipokromik mikrositer ec Penyakit Kronik
  • 61. Pengkajian HIV dengan TB paru BTA negatif DD pneumonia dan kandidiasis oral Atas dasar: Anamnesis: - keluhan sesak nafas ketika batuk sejak 1 hari SMRS. - Pasien sudah diagnosis HIV (+) dan TB (+) dan dalam pengobatan OAT sejak 1 minggu SMRS. - Batuk (+) berdahak berwarna kehijauan, tidak berdarah, sejak 5 bulan SMRS. - Pasien mengaku mengeluhkan demam hilang timbul (+) yang hilang dengan paracetamol namun muncul kembali dan tidak kunjung sembuh., - Pasien mengeluhkan keringat ketika malam hari (+) - Pasien mengaku berat badannya turun dari 53 kg menjadi 47 kg dalam kurun waktu 3 minggu.
  • 62. Pengkajian Pemeriksaan fisik : • lidah terdapat oral thrush(+), • stomatitis (+), • paru terdengar ronkhi basah kasar (+). Pemeriksaan penunjang : • rapid test = Anti HIV screening positif • CD4+ = 45 sel/uL • Pemeriksaan BTA 3x = negatif • Foto xray tampak infiltrate di perihiler kanan – kiri dan parakardial kanan kiri serta lapangan atas paru kanan
  • 63. Pengkajian Rencana : Diagnostik : - DPL : - kultur darah : - evaluasi CD4+
  • 64. Pengkajian Terapi • Isolasi Rawat inap • Nasal kanul O2 3 – 4 LPM • Diet biasa 1900 kalori • IVFD Nacl 0.9% 500 cc/12jam • Tigecyclin 2x 50 mg IV • Cotrimoxazole 1x960 mg PO • Ambroxol 3x1 cth • Parasetamol 3x500 mg PO • Vitamin C 2x1 ampul IV • Rifampisin 1x450 mg • Isoniazid 1x300 mg • Etambutol 1x1000 mg • Pirazinamid 1x100 mg Edukasi : - memberikan konseling mengenai penyakitnya, pengobatannya, dan cara pencegahan penularan ke orang lain
  • 65. Pengkajian Anemia Hipokromik Mikrositer ec Penyakit Kronik Atas dasar : Anamnesis: Pasien mengeluhkan lemas, makannya menurun, BB menurun. Pemeriksaan fisik: Konjungtiva anemis +/+ Pemeriksaan penunjang: Hb: 11.6* Ht: 33* MCV: 75* fL, MCH: 26*Pg,
  • 66. Pengkajian Rencana : • Diagnostik: cek ulang Hb, Ht, MCV, MHC, MCHC • Terapi: vitamin B6 3x1 tab • Edukasi: - menganjurkan pasien memakan makanan yang bergizi terutama yang kaya akan zat besi, seperti: daging, sayuran hijau.
  • 68. Tanggal 10 Januari 2015 S: demam (+) keringet dingin, sesak nafas (+), mual (-), muntah (+) 3x isi air, sakit kepala (+), makan (+) menurun, minum (+) normal, BAK (+) normal, BAB (+) normal, sariawan (+) O: KU: tampak sakit sedang, Kesadaran: compos mentis. TD: 125/80 mmHg, nadi : 100 xmenit/, RR: 28x/menit, T: 38oC. konjungtiva pucat +/+, lidah: oral thrush (+). Paru: auskultasi suara vesicular (+) menurun dan ronkhi basah kasar (+). A: 1. HIV dengan TB Paru BTA negative DD pneumonia dan Candidiasis oral 2. Anemia Hipokromik Mikrositer ec Penyakit Kronik P : - Nasal kanul O2 3 – 4 LPM - Diet biasa 1900 kalori - IVFD Nacl 0.9% 500 cc/12jam - Cotrimoxazole 1x960 mg PO - Ambroxol 3x1 cth - Parasetamol 3x500 mg PO - Vitamin C 2x1 ampul IV - Rifampisin 1x450 mg - Isoniazid 1x300 mg - Etambutol 1x1000 mg - Pirazinamid 1x100 mg
  • 69. Tanggal 11 Januari 2016 S: demam (-) keringet dingin, sesak nafas (+), mual (-), muntah (-), sakit kepala (+), makan (+) menurun, minum (+) menurun, BAK (+) normal, BAB (+) normal, sariawan (+), susah tidur (+) O: KU: tampak sakit sedang, Kesadaran: compos mentis. TD: 120/80 mmHg, nadi : 100 xmenit/, RR: 28x/menit, T: 37.5oC. konjungtiva pucat +/+, lidah: oral thrush (+). Paru: auskultasi suara vesicular (+) menurun dan ronkhi basah kasar (+). A: 1. HIV dengan TB Paru BTA negative DD pneumonia dan Candidiasis oral 2. Anemia Hipokromik Mikrositer ec Penyakit Kronik P : - Nasal kanul O2 5 LPM - Diet biasa 1900 kalori - IVFD Nacl 0.9% 500 cc/12jam - Cotrimoxazole 1x960 mg PO - Ambroxol 3x1 cth - Parasetamol 3x500 mg PO - Vitamin C 2x1 ampul IV - Rifampisin 1x450 mg - Isoniazid 1x300 mg - Etambutol 1x1000 mg - Pirazinamid 1x100 mg
  • 70. Tanggal 12 Desember 2016 S: demam (+) keringet dingin, sesak nafas (+), mual (-), muntah (-), sakit kepala (+), makan (+) menurun, minum (+) menurun, BAK (+) normal, BAB (+) normal, sariawan (+), susah tidur (+) O: KU: tampak sakit sedang, Kesadaran: compos mentis. TD: 100/60 mmHg, nadi : 120 xmenit/, RR: 35x/menit, T: 38oC. konjungtiva pucat +/+, lidah: oral thrush (+). Paru: auskultasi suara vesicular (+) menurun dan ronkhi basah kasar (+). A: 1. HIV dengan TB Paru BTA negative DD pneumonia dan Candidiasis oral 2. Anemia Hipokromik Mikrositer ec Penyakit Kronik P : - evaluasi DPL, CD4, - Nasal kanul O2 5 LPM - Diet biasa 1900 kalori - IVFD Nacl 0.9% 500 cc/12jam - Cotrimoxazole 1x960 mg PO - Ambroxol 3x1 cth - Parasetamol 3x500 mg PO - Vitamin C 2x1 ampul IV - Rifampisin 1x450 mg - Isoniazid 1x300 mg - Etambutol 1x1000 mg - Pirazinamid 1x100 mg
  • 71. Prognosis • Quo ad Vitam : ad malam • Quo ad Functionam: ad malam • Quo ad Sanationam: ad malam
  • 72. Kesimpulan • HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah sejenis virus yang menyerang/menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia. • AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV. Akibat menurunnya kekebalan tubuh maka orang tersebut sangat mudah terkena berbagai penyakit infeksi (infeksi oportunistik) yang sering berakibat fatal
  • 73. • Tuberkulosis (TB) adalah infeksi oportunistik yang tersering pada ODHA di Indonesia. Gejala TB pada penderita HIV dan non HIV tidak berbeda. • Masalah koinfeksi tuberculosis dengan HIV merupakan masalah yang sering dihadapi di Indonesia. Pada prinsipnya, pemberian OAT pada odha tidak berbeda dengan HIV negative.Interaksi antar OAT dan ARV terutama efek hepatotoksisitasnya harus sangat diperhatikan.
  • 74. Daftar pustaka • Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Situasi dan Analisis HIV AIDS. Jakarta: kementerian kesehatan RI, 2014. 1p • UNAIDS. Briefing Book. The Joint United Nations Programme on HIV/AIDS, 2014. • Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata MK, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 5. Jakarta: InternaPublishing, 2009 • Kasper DL, Fauci AS, Longo DL, Hauser SL, Jameson JL, Loscalzo. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 19th ed. The United States of America: McGraw-Hill, 2015 • Isbaniyah F. dkk. Tuberkulosis: Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta: PDPI, 2011 • Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberculosis. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2014 • Malaysia Health Technology Assessment Section. Management of Tuberculosis. Malaysia. 3rded. Malaysia: Malaysia Health Technology Assessment Section, 2012 • WHO Europe Region. Management of Tuberculosis and HIV Coinfection. • Scientific Committee on AIDS and STI. Recommendation on The Management of Human Immunodeficiency Virus and Tuberculosis Coinfection. Hongkong: Scientific Committee on AIDS and STI, 2015 • WHO. WHO Policy on Collaborative TB/HIV activities Guidelines for National Programmes and Other Stakeholders. Switzerland: WHO, 2012