Laporan kasus Inisiasi Pemberian OAT pada Pasien TB dengan HIV (Reza Angga Pratama)
1. LAPORAN KASUS
INISIASI PEMBERIAN OAT PADA PASIEN TB
DENGAN HIV
Diajukan Kepada :
Pembimbing : Dr. dr. Soroy Lardo, Sp.PD, FINASIM
Disusun Oleh :
Reza Angga Pratama 1410221025
2. Pendahuluan
• HIV atau Human Immunodeficiency Virus
adalah sejenis virus yang
menyerang/menginfeksi sel darah putih yang
menyebabkan turunnya kekebalan tubuh
manusia. AIDS atau Acquired Immune
Deficiency Syndrome adalah sekumpulan
gejala penyakit yang timbul karena turunnya
kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi oleh
HIV.
3. • Di seluruh dunia pada tahun 2013 ada 35 juta
orang hidup dengan HIV yang meliputi 16 juta
perempuan dan 3,2 juta anak berusia <15 tahun.
• Jumlah infeksi baru HIV pada tahun 2013 sebesar
2,1juta yang terdiri dari 1,9 juta dewasa dan
240.000 anak berusia <15 tahun. Jumlah
kematian akibat AIDS sebanyak 1,5 juta yang
terdiri dari 1,3 juta dewasa dan 190.000 anak
berusia <15 tahun.1
4. • Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu infeksi
oportunistik (IO) tersering pada orang dengan
HIV/AIDS (ODHA) di Indonesia. Infeksi HIV
memudahkan terjadinya infeksi Mycobacterium
tuberculosis.
• Meskipun risiko TB turun 70-90% pada pasien
yang meminum ART, TB masih merupakan
penyebab tersering kematian pada penderita HIV.
Pada tahun 2012, 4.1 juta orang yang terdaftar
pengobatan HIV denga TB, meningkat dari 3.5
juta ditahun 2011.
6. HIV/AIDS
• Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS)
adalah kumpulan gejala atau penyakit yang
diakibatkan karena penurunan kekebalan
tubuh akibat adanya infeksi oleh Human
Imunodeficiency Virus (HIV) yang termasuk
famili retroviridae.
• AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi HIV.3
7. ETIOLOGI
HIV merupakan suatu virus RNA bentuk sferis dengan
diameter 1000 angstrom yang termasuk retrovirus dari
family lentivirus.
Strukturnya terdiri dari lapisan luar atau envelop yang terdiri
atas glikoprotein gp120 yang melekat pada glikoprotein gp4.
Dibagian dalamnya terdapat lapisan kedua yang terdiri dari
protein p17. Setelah itu terdapat inti HIV yang dibentuk oleh
protein p24. Didalam inti terdapat komponen penting terdiri
dari 2 buah rantai RNA dan enzim reverse transkriptase 3
8.
9. Transmisi
• HIV bisa ditularkan oleh kontak seksual baik
homoseksual atau heteroseksual, oleh darah
atau produk darah, dan oleh infeksi ibu ke bayi
baik intrapartum, perinatal, atau oleh ASI.4
10. Patogenesis
• Limfosit CD4+ (sel T helper atau Th)
merupakan target utama infeksi HIV karena
virus mempunyai afinitas terhadap molekul
permukaan CD4.
11. • Kejadian infeksi HIV primer dapat dipelajari
pada model infeksi akut Simian
Immunodeficiency Virus (SIV).
• SIV dapat menginfeksi limfosit CD4+dan
monosit pada mukosa vagina. Virus dibawa
oleh antigen presenting cells ke kelenjar getah
bening regional.
• Pada model ini, virus dideteksi pada kelenjar
getah bening dalah 5 hari setelah inokulasi.
12. • Sel individual di kelenjar getah bening yang
mengekspresikan SIV dapat dideteksi dengan
hibridisasi in situ dalam 7 sampai 14 hari setelah
inokulasi.
• Viremia SIV dideteksi 7 – 21 hari setelah infeksi.
• Jumlah sel yang mengekspresikan virus dijaringan
limfoid kemudian menurun secara cepatdan
dihubungkan sementara dengan pembentukan
respon imun spesifik.
13. • Koinsiden dengan menghilangnyaviremia
adalah peningkatan sel limfosit CD8.
• Replikasi HIV berada dalam keadaan steady-
state beberapa bulan setelah infeksi. Kondisi
ini bertahan relative stabil selama beberapa
tahun, namun lamanya sangat bervariasi
14.
15. Diagnosis
• Test standar skrining darah untuk infeksi HIV
berdasarkan pada deteksi antibody HIV.
Platform yang umum adalah ELISA, juga
disebut sebagai enzim immunoassay (EIA)
sensitivitas > 99.5%.
• Ketika EIA test yang sangat sensitive
dikonfirmasi dengan western blot.
16. • Hasil tes dinyatakan positif bila tes penyaring
dua kali positif ditambah dengan tes
konfirmasi dengan WB positif.
17.
18.
19. Stadium klinis
Stadium 1 Asimptomatik
Tidak ada penurunan berat badan
Tidak ada gejala atau hanya : Limfadenopati Generalisata Persisten
Stadium 2 Sakit ringan
Penurunan BB 5-10%
ISPA berulang, misalnya sinusitis atau otitis
Herpes zoster dalam 5 tahun terakhir
Luka di sekitar bibir (keilitis angularis)
Ulkus mulut berulang
Ruam kulit yang gatal (seboroik atau prurigo -PPE)
Dermatitis seboroik
Infeksi jamur kuku
20. Stadium 3 Sakit sedang
Penurunan berat badan > 10%
Diare, Demam yang tidak diketahui penyebabnya, lebih dari 1 bulan
Kandidosis oral atau vaginal
Oral hairy leukoplakia
TB Paru dalam 1 tahun terakhir
Infeksi bakterial yang berat (pneumoni, piomiositis, dll)
TB limfadenopati
Gingivitis/Periodontitis ulseratif nekrotikan akut
Anemia (Hb <8 g%), netropenia (<5000/ml), trombositopeni kronis
(<50.000/ml)
21. Stadium 4 Sakit berat (AIDS)
Sindroma wasting HIV
Pneumonia pnemosistis*, Pnemoni bakterial yang berat berulang
Herpes Simpleks ulseratif lebih dari satu bulan.
Kandidosis esophageal
TB Extraparu*
Sarkoma kaposi
Retinitis CMV*
Abses otak Toksoplasmosis*
Encefalopati HIV
Meningitis Kriptokokus*
Infeksi mikobakteria non-TB meluas
22. Tuberculosis
• Tuberkulosis ( TB ) adalah suatu penyakit
infeksi menular yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis (MTB).
• Kuman batang aerobik dan tahan asam ini,
merupakan organisme patogen maupun
saprofit.
23. • Jalan masuk untuk organisme MTB adalah
saluran pernafasan, saluran pencernaan, dan
luka terbuka pada kulit.
• Sebagian besar infeksi TB menyebar lewat
udara, melalui terhirupnya nukleus droplet
yang berisikan organisme basil tuberkel dari
seseorang yang terinfeksi.
24. Gejala klinis
Gejala respiratorik :
• Batuk ≥ 2 minggu
• Batuk darah
• Sesak nafas
• Nyeri dada
Gejala sistemik
• Demam
• Malaise
• Keringat malam
• Anoreksia
• BB menurun
Gejala TB ekstraparu
• Limfadenitis TB : terjadi
pembesaran yang lambat
dan tidak nyeri dari KGB
• Meningitis TB : terlihat
gejala meningitis
• Pleuritis TB : gejala sesak
nafas dan kadang nyeri
dada pada sisi yang rongga
pleuranya terdapat cairan
25. Pemeriksaan Fisik :
• Kelainan paru pada umumnya terletak didaerah lobus superior
terutama didaerah apeks dan segmen posteriot, serta didaerah
apeks lobus posterior. Biasa ditemukan :
• Suara nafas bronkial
• Amforik
• Suara nafas melemah
• Ronkhi basah
• Tanda – tanda penarikan paru diafragma, mediastinum
• Peluritis TB : pada perkusi ditemukan redup atau pekak, pada
auskultasi suara nafas yang melemah sampai tidak terdengar pada
sisi yang terdapat cairan
• Limfadenitis TB : pembesaran KGB tersering didaerah leher, kadang
didaerah ketiak. Pemebesaran tersebut dapat menjadi cold abscess.
26. Pemeriksaan bakteriologi :
• Pemeriksaan mikroskopis
• Pemeriksaan biakan
Pemeriksaan radiologi :
Gambaran radiologi yang dicurigai
lesi TB aktif adalah :
• Bayangan berawan/nodular
disegmen apical dan posterior
lobus atas paru dan segemn
superior lobus bawah
• Kavitas terutama lebih dari
satu, dikelilingi oleh baying
opak berawan atau nodular
• Bayangan bercak milier
• Efusi pleura unilateral
(umumnya) atau bilateral
(jarang)
• Gambaran radiologi yang
disurigai lesi TB inaktif
• Fibrotic
• Kalsifikasi
• Schwarte atau penebalan
pleura
27. Jenis Pemeriksaan
Infeksi dini (CD4
>200/mm3
Infeksi lanjut
(CD4<200/mm3)
Sputum mikroskopis Sering positif Sering negatif
TB ekstra pulmonal Jarang Umum atau banyak
Mikobakteriemia Tidak ada Ada
Tubekulin Positif Negatif
Foto thoraks
aktivasi TB, kaviti di
puncak
Tipikal pimer TB milier
atau intestisial
Adenopati hilus atau
mediastinum
Tidak ada Ada
Efusi pleura Tidak ada Ada
28. Pemberian OAT pada pasien TB
dengan HIV
• Pada prinsipnya, pemberian OAT pada odha
tidak berbeda dengan HIV negative
• Interaksi antar OAT dan ARV terutama efek
hepatotoksisitasnya harus sangat
diperhatikan.3
29. • Rekomendasi untuk pengobatan TB dengan
HIV pada orang dewasa sama dengan orang
dengan TB yang tidak terinfeksi HIV yang
mana pengobatannya selama 6 bulan terdiri
atas :
– Fase awal terdiri atas isoniazid, rifampisisn,
pirazinamid, dan etambutol selama 2 bulan lalu
diikuti dengan
– Isoniazid dan rifampisin selama 4 bulan
30.
31. • Pengobatan antituberculosis (OAT) harus
diinisiasi atau diberikan pertama, diikuti oleh
obat ARV bila memungkinkan dalam 8 minggu
pertama pengobatan.10
32.
33. DATA DASAR
• Nama : Tn. TS
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Usia : 22 tahun
• Alamat : Jalan Kramat Kwitang ,
Senen.
• Pekerjaan : Swasta
• Status Pernikahan : belum menikah
• Tanggal masuk RS : 29 Desember 2015
• Tanggal Pemeriksaan : 11 Januari 2016
35. DATA DASAR
Riwayat penyakit sekarang :
• Lima bulan SMRS, pasien mulai mengeluh batuk –
batuk. Batuk berdahak berwarna kehijauan, tidak
berdarah, diare (-), mual (-), muntah (-), makan (+)
normal, minum (+) normal, BAB (+) normal, BAK (+)
normal.
• Pasien mengaku sudah datang berobat keklinik dan
diberi obat, tetapi batuk diakui tidak kunjung sembuh.
Pasien mengaku mengeluhkan demam hilang timbul
(+) yang hilang dengan paracetamol namun muncul
kembali, tidak kunjung sembuh, menggigil (-).
36. DATA DASAR
• Satu minggu SMRS, pasien datang ke rumah
sakit MMA dengan keluhan batuk – batuk
yang tidak kunjung sembuh.
• Pasien mengaku batuk – batuk tersebut sudah
dialami sejak bulan juli 2015, semakin hari
semakin memberat, tidak berdarah, berdahak
berwarna kehijauan. demam (+), keringat
ketika malam hari (+).
37. DATA DASAR
• Di rumah sakit MMA dilakukan foto thorax
tanggal 20 Desember 2015 dengan hasil kesan
TB paru dan hasil test HIV dengan
menggunakan rapid test yang dilakukan pada
tanggal 22 Desember 2015 yaitu anti HIV
screening (+).
• Pasien dirawat inap seminggu dan diberikan
obat OAT lalu pasien dirujuk ke RSPAD Gatot
soebroto.
38. DATA DASAR
• Pasien datang ke IGD RSPAD Gatot Soebroto
dengan keluhan sesak nafas ketika batuk sejak 1
hari SMRS. Pasien mengaku sesak nafas
bertambah berat ketika batuk – batuk. Batuk (+)
berdahak berwarna kehijauan, tidak berdarah,.
Demam (-), diare (-), mual (-), muntah (-), lemas
(+), makan (+) menurun, minum (+) normal, BAB
(+) normal, BAK (+) normal.
• Pasien mengaku berat badannya turun dari 53 kg
menjadi 47 kg dalam kurun waktu 3 minggu.
39. DATA DASAR
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat hipertensi disangkal.
• Riwayat diabetes disangkal.
• Riwayat penyakit ginjal dan jantung disangkal.
• Riwayat asma disangkal
• Riwayat alergi disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
• Riwayat HIV tidak ada
• Riwayat batuk lama tidak ada
• Riwayat hipertensi tidak ada.
• Riwayat diabetes tidak ada.
• Riwayat penyakit ginjal dan jantung tidak ada.
• Riwayat asma dan alergi tidak ada
40. DATA DASAR
Riwayat Pengobatan
• Pasien sedang mendapatkan pengobatan OAT yaitu,
rifampisin 1x450 mg, INH 1x300 mg, etambutol 1x1000 mg,
pirazinamid 1x1000 mg sejak 1 minggu SMRS.
Riwayat Pribadi, Sosial Ekonomi dan Budaya
• Pasien bekerja sebagai SPG dan sering pulang sampai pagi.
Sejak SMA kelas 1, pasien mengaku sering ke club malam
dan pernah melakukan hubungan sex dengan beberapa
teman SPGnya. Pasien merokok sejak usia 17 tahun, dan
mengkonsumsi alkohol. Pasien mengaku menggunakan
narkoba tetapi penggunaan jarum suntik disangkal.
Keadaan sosio ekonomi keluarga pasien adalah menengah
kebawah.
41. Pemeriksaan Fisik
• Dilakukan pada tanggal 11 Januari 2016 pukul 10.00
WIB
• Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : compos mentis
42. Pemeriksaan Fisik
• Vital Sign
• Tekanan darah : 110/70 mmHg
• Frekuensi Nadi : 80 x/menit, isi dan tekanan
cukup, teratur
• Frekuensi nafas : 24 x/menit
• Suhu : 36.5 °C
• Berat badan : 47 kg
• Tinggi badan : 165 cm
• IMT : 17.26 kg/m2 (underweight)
43. Pemeriksaan Fisik
• Status Generalisata
• Kepala : Normochepal
• Rambut : Warna hitam,pendek,
tidak mudah dicabut, distribusi merata
• Wajah : Simetris, pigmentasi (-),
tanda-tanda radang (-)
• Mata : Konjungtiva anemis +/+,
sklera anikterik, kedudukan bola mata simetris,
pupil bulat isokor, reflek cahaya langsung maupun
tidak langsung positif, edema palpebra tidak ada.
Visus tidak diperiksa.
46. Pemeriksaan fisik
Jantung
• Inspeksi : Pulsasi ictus cordis tidak tampak
• Palpasi : Pulsasi ictus cordis teraba pada ICS V
linea midclavicula sinistra, tidak kuat angkat
• Perkusi : Batas kanan ICS V linea parasternalis
dekstra; batas kiri ICS V linea midclavicula
sinistra ; batas atas ICS III linea parasternalis
sinistra
• Auskultasi : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
47. Pemeriksaan Fisik
Paru
• Inspeksi : Bentuk normal, gerak kedua
hemitoraks simetris pada saat statis dan
dinamis
• Palpasi : Fremitus taktil kanan = kiri
• Perkusi : Sonor di hemithoraks kiri dan kanan
• Auskultasi : Suara napas vesikuler +/+
menurun, rhonki basah kasar +/+, rhonki
basah halus -/-, wheezing -/-
48. Pemeriksaan fisik
Abdomen
• Inspeksi : Tampak datar, tidak terlihat
dilatasi vena
• Auskultasi : Bising usus (+) normal
• Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), nyeri lepas
(-), Murphy sign (-) dan tidak teraba
pembesaran hati dan lien.
• Perkusi : Timpani diseluruh regio abdomen,
nyeri ketok CVA (-)
49. Pemeriksaan Fisik
• Urogenital : Tidak diperiksa
• Ekstremitas : akral hangat, CRT≤ 2 detik,
edema (-), sianosis (-),turgor kembali dengan
cepat
50. Pemeriksaan Penunjang
IMUNOLOGI (RAPIDTEST)
Di RS MMA
22 DESEMBER 2015
NILAI NILAI RUJUKAN
CD4+
Anti HIV Sreening
MENYUSUL
POSITIF NEGATIF
ALERGI DAN
IMUNOLOGI
Di RSCM
22 DESEMBER 2015
NILAI NILAI RUJUKAN
CD4
Limfosit (CD5+) absolut
Sel T (CD3+) persen
Sel T (CD3+) absolut
Sel T (CD4+) persen
Sel T (CD4+) absolut
1059/uL
68%
720 sel/uL
4%
45 sel/uL
1000 – 4000
55 – 84
690 – 2540
31 – 60
410 - 1590
52. Pemeriksaan Penunjang
IMUNOSEROLOGI
6 JANUARI 2016
HASIL NILAI RUJUKAN
Procalcitonin <0.05 <0.5 ng/dl : normal atau
kemungkinan infeksi lokal
0.5- <1.2 ng/dl: kemungkinan
sepsis, harus diinterpretasikan
bersamaan dengan riwayat pasien
dan disarankan periksa ulang (6-
24 jam)
>2 ng/dl: resiko tinggi
sepsis/infeksi sistemik
53. Pemeriksaan Penunjang
MIKROBIOLOGI
30 DESEMBER 2015
NILAI NILAI RUJUKAN
Pemeriksaan BTA
- jenis bahan
- tanggal diperiksa
- hasil
Sputum
30/12/2015
Negative Negative
MIKROBIOLOGI
31 DESEMBER 2015
NILAI NILAI RUJUKAN
Pemeriksaan BTA 2
- jenis bahan
- tanggal diperiksa
- hasil
Sputum
31/12/2015
Negative Negative
MIKROBIOLOGI
5 DESEMBER 2015
NILAI NILAI RUJUKAN
Pemeriksaan BTA
- jenis bahan
- tanggal diperiksa
- hasil
Sputum
5/1/2016
Negative Negative
55. • Jantung : kesan tidak membesar
• Tampak infiltrate diperihiler kanan – kiri dan pericardial
kanan - kiri serta lapangan atas paru kanan.
• Kedua hilus suram.
• Sinus kostofrenikus dan lengkung diafragma kanan –
kiri baik.
• Jaringan lunak dan tulang – tulang dinding dada baik.
• Kesan : infiltrate di perihiler kanan – kiri dan
parakardial kanan kiri serta lapangan atas paru kanan
DD pneumonia, TB paru.
57. • Jantung : kesan tidak membesar, CTR <50
• Aorta dan mediastinum superior tidak membesar
• Trakea ditengah. Kedua hilus tidak menebal.
• Tampak infitrat disuprahiler kanan, perihiler dan
parakardial bilateral
• Sinus costofrenikus lancip dan diafragma licin
• Tulang – tulang intak
• Kesan : pneumonia
58. Resume
Pasien seorang laki – laki, Tn TS 22 tahun datang
dengan keluhan sesak nafas ketika batuk sejak 1
hari SMRS. Pasien sudah diagnosis HIV (+) dan TB
(+) dalam pengobatan OAT sejak 1 minggu SMRS.
Pasien mengaku sesak nafas bertambah berat
ketika batuk – batuk. Batuk (+) berdahak
berwarna kehijauan, tidak berdarah. Pasien mulai
mengeluh batuk – batuk sejak 5 bulan SMRS.
Pasien mengaku mengeluhkan demam hilang
timbul (+) yang hilang dengan paracetamol
namun muncul kembali dan tidak kunjung
sembuh.
Satu minggu SMRS, pasien datang ke rumah sakit
MMA dengan keluhan batuk – batuk yang tidak
kunjung sembuh, keringat ketika malam hari (+),
dan pasien dirawat 1 minggu di rumah sakit
MMA.
Pasien mengaku berat badannya turun dari 53 kg
menjadi 47 kg dalam kurun waktu 3 minggu.
59. Resume
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum
pasien tampak sakit sedang, kesadaran kompos mentis,
TD = 110/70 mmHg, nadi 80x/menit, RR 24x/menit, T=
36.5oC, konjungtiva pucat (+), oral thrush pada lidah (+),
stomatitis (+), suara vesikuler (+) menurun, suara ronkhi
basah kasar (+) kedua lapang paru.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan nilai
Hb, Ht, nilai MCV, MHC, menurun. Anti HIV
screening positif, nilai CD4+ rendah.
Pada pemeriksaan BTA negative. Dari
pemeriksaan radiologi menunjukkan infiltrate
kedua paru DD TB paru, pneumonia.
60. Daftar Masalah
• HIV dengan TB paru BTA negatif DD
Pneumonia dan Candidiasis oral
• Anemia hipokromik mikrositer ec Penyakit
Kronik
61. Pengkajian
HIV dengan TB paru BTA negatif DD pneumonia
dan kandidiasis oral
Atas dasar:
Anamnesis:
- keluhan sesak nafas ketika batuk sejak 1 hari SMRS.
- Pasien sudah diagnosis HIV (+) dan TB (+) dan dalam pengobatan OAT sejak 1
minggu SMRS.
- Batuk (+) berdahak berwarna kehijauan, tidak berdarah, sejak 5 bulan SMRS.
- Pasien mengaku mengeluhkan demam hilang timbul (+) yang hilang dengan
paracetamol namun muncul kembali dan tidak kunjung sembuh.,
- Pasien mengeluhkan keringat ketika malam hari (+)
- Pasien mengaku berat badannya turun dari 53 kg menjadi 47 kg dalam kurun
waktu 3 minggu.
62. Pengkajian
Pemeriksaan fisik :
• lidah terdapat oral thrush(+),
• stomatitis (+),
• paru terdengar ronkhi basah kasar (+).
Pemeriksaan penunjang :
• rapid test = Anti HIV screening positif
• CD4+ = 45 sel/uL
• Pemeriksaan BTA 3x = negatif
• Foto xray tampak infiltrate di perihiler kanan – kiri dan
parakardial kanan kiri serta lapangan atas paru kanan
66. Pengkajian
Rencana :
• Diagnostik: cek ulang Hb, Ht, MCV, MHC,
MCHC
• Terapi: vitamin B6 3x1 tab
• Edukasi: - menganjurkan pasien memakan
makanan yang bergizi terutama yang kaya
akan zat besi, seperti: daging, sayuran hijau.
68. Tanggal 10 Januari 2015 S: demam (+) keringet dingin, sesak nafas (+), mual (-), muntah (+) 3x isi air, sakit kepala (+),
makan (+) menurun, minum (+) normal, BAK (+) normal, BAB (+) normal, sariawan (+)
O: KU: tampak sakit sedang, Kesadaran: compos mentis. TD: 125/80 mmHg, nadi : 100
xmenit/, RR: 28x/menit, T: 38oC. konjungtiva pucat +/+, lidah: oral thrush (+). Paru: auskultasi
suara vesicular (+) menurun dan ronkhi basah kasar (+).
A: 1. HIV dengan TB Paru BTA negative DD pneumonia dan Candidiasis oral
2. Anemia Hipokromik Mikrositer ec Penyakit Kronik
P :
- Nasal kanul O2 3 – 4 LPM
- Diet biasa 1900 kalori
- IVFD Nacl 0.9% 500 cc/12jam
- Cotrimoxazole 1x960 mg PO
- Ambroxol 3x1 cth
- Parasetamol 3x500 mg PO
- Vitamin C 2x1 ampul IV
- Rifampisin 1x450 mg
- Isoniazid 1x300 mg
- Etambutol 1x1000 mg
- Pirazinamid 1x100 mg
69. Tanggal 11 Januari 2016 S: demam (-) keringet dingin, sesak nafas (+), mual (-), muntah (-), sakit kepala (+), makan (+)
menurun, minum (+) menurun, BAK (+) normal, BAB (+) normal, sariawan (+), susah tidur (+)
O: KU: tampak sakit sedang, Kesadaran: compos mentis. TD: 120/80 mmHg, nadi : 100
xmenit/, RR: 28x/menit, T: 37.5oC. konjungtiva pucat +/+, lidah: oral thrush (+). Paru:
auskultasi suara vesicular (+) menurun dan ronkhi basah kasar (+).
A: 1. HIV dengan TB Paru BTA negative DD pneumonia dan Candidiasis oral
2. Anemia Hipokromik Mikrositer ec Penyakit Kronik
P :
- Nasal kanul O2 5 LPM
- Diet biasa 1900 kalori
- IVFD Nacl 0.9% 500 cc/12jam
- Cotrimoxazole 1x960 mg PO
- Ambroxol 3x1 cth
- Parasetamol 3x500 mg PO
- Vitamin C 2x1 ampul IV
- Rifampisin 1x450 mg
- Isoniazid 1x300 mg
- Etambutol 1x1000 mg
- Pirazinamid 1x100 mg
70. Tanggal 12 Desember
2016
S: demam (+) keringet dingin, sesak nafas (+), mual (-), muntah (-), sakit kepala (+), makan (+)
menurun, minum (+) menurun, BAK (+) normal, BAB (+) normal, sariawan (+), susah tidur (+)
O: KU: tampak sakit sedang, Kesadaran: compos mentis. TD: 100/60 mmHg, nadi : 120
xmenit/, RR: 35x/menit, T: 38oC. konjungtiva pucat +/+, lidah: oral thrush (+). Paru: auskultasi
suara vesicular (+) menurun dan ronkhi basah kasar (+).
A: 1. HIV dengan TB Paru BTA negative DD pneumonia dan Candidiasis oral
2. Anemia Hipokromik Mikrositer ec Penyakit Kronik
P : - evaluasi DPL, CD4,
- Nasal kanul O2 5 LPM
- Diet biasa 1900 kalori
- IVFD Nacl 0.9% 500 cc/12jam
- Cotrimoxazole 1x960 mg PO
- Ambroxol 3x1 cth
- Parasetamol 3x500 mg PO
- Vitamin C 2x1 ampul IV
- Rifampisin 1x450 mg
- Isoniazid 1x300 mg
- Etambutol 1x1000 mg
- Pirazinamid 1x100 mg
71. Prognosis
• Quo ad Vitam : ad malam
• Quo ad Functionam: ad malam
• Quo ad Sanationam: ad malam
72. Kesimpulan
• HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah
sejenis virus yang menyerang/menginfeksi sel
darah putih yang menyebabkan turunnya
kekebalan tubuh manusia.
• AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome
adalah sekumpulan gejala penyakit yang timbul
karena turunnya kekebalan tubuh yang
disebabkan infeksi oleh HIV. Akibat menurunnya
kekebalan tubuh maka orang tersebut sangat
mudah terkena berbagai penyakit infeksi (infeksi
oportunistik) yang sering berakibat fatal
73. • Tuberkulosis (TB) adalah infeksi oportunistik yang
tersering pada ODHA di Indonesia. Gejala TB
pada penderita HIV dan non HIV tidak berbeda.
• Masalah koinfeksi tuberculosis dengan HIV
merupakan masalah yang sering dihadapi di
Indonesia. Pada prinsipnya, pemberian OAT pada
odha tidak berbeda dengan HIV negative.Interaksi
antar OAT dan ARV terutama efek
hepatotoksisitasnya harus sangat diperhatikan.
74. Daftar pustaka
• Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Situasi dan Analisis HIV AIDS. Jakarta: kementerian
kesehatan RI, 2014. 1p
• UNAIDS. Briefing Book. The Joint United Nations Programme on HIV/AIDS, 2014.
• Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata MK, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 5.
Jakarta: InternaPublishing, 2009
• Kasper DL, Fauci AS, Longo DL, Hauser SL, Jameson JL, Loscalzo. Harrison’s Principles of Internal
Medicine. 19th ed. The United States of America: McGraw-Hill, 2015
• Isbaniyah F. dkk. Tuberkulosis: Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia.
Jakarta: PDPI, 2011
• Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberculosis. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI, 2014
• Malaysia Health Technology Assessment Section. Management of Tuberculosis. Malaysia. 3rded.
Malaysia: Malaysia Health Technology Assessment Section, 2012
• WHO Europe Region. Management of Tuberculosis and HIV Coinfection.
• Scientific Committee on AIDS and STI. Recommendation on The Management of Human
Immunodeficiency Virus and Tuberculosis Coinfection. Hongkong: Scientific Committee on AIDS and
STI, 2015
• WHO. WHO Policy on Collaborative TB/HIV activities Guidelines for National Programmes and
Other Stakeholders. Switzerland: WHO, 2012