Dokumen tersebut membahas berbagai jenis wacana seperti deskripsi, eksposisi, narasi, dan argumentasi. Jenis-jenis wacana ini memiliki ciri khas masing-masing dalam hal struktur dan tujuannya. Dokumen ini juga menjelaskan unsur-unsur konteks wacana seperti pembicara, pendengar, waktu, tempat, dan saluran komunikasi.
Filosofi penerjemahan (Philosophical theories of translation) terkait dengan penjabaran dari beberapa ahli yaitu: 1) Hermeneutics (the theory of interpretation of meaning), linked to the German Romantics. 2) Steiner’s hermeneutic motion, the four moves of translation. 3) Pound: the energy of language, using archaism to overturn the literary poetics of the time, an early foreignization. 3) Benjamin: the ‘pure’language of interlinear translation. 4) Derrida: deconstruction and the undermining of basic premises of linguistic translation theory.
n this era of globalization The international relationship in every sector is significant. Accordingly, the
translation works in various subject fields are strongly needed . In order to fulfill such needs, the linguists and
translators play important roles to produce good translation works as fast as possible.The question is that how fast
a translation work could be done, and how could translation work be categorized as a good one. This writing aims
to discuss some of specific problems facing the translators in the case of texts from various European languages into
English and some examples into Indonesian. These problems are of both a linguistic and non-lingistic character.The
writing is descriptive in nature and based on the library research.
Filosofi penerjemahan (Philosophical theories of translation) terkait dengan penjabaran dari beberapa ahli yaitu: 1) Hermeneutics (the theory of interpretation of meaning), linked to the German Romantics. 2) Steiner’s hermeneutic motion, the four moves of translation. 3) Pound: the energy of language, using archaism to overturn the literary poetics of the time, an early foreignization. 3) Benjamin: the ‘pure’language of interlinear translation. 4) Derrida: deconstruction and the undermining of basic premises of linguistic translation theory.
n this era of globalization The international relationship in every sector is significant. Accordingly, the
translation works in various subject fields are strongly needed . In order to fulfill such needs, the linguists and
translators play important roles to produce good translation works as fast as possible.The question is that how fast
a translation work could be done, and how could translation work be categorized as a good one. This writing aims
to discuss some of specific problems facing the translators in the case of texts from various European languages into
English and some examples into Indonesian. These problems are of both a linguistic and non-lingistic character.The
writing is descriptive in nature and based on the library research.
Menurut Larry King “orang sukses adalah pembicara yang sukses dan sebaliknya. Adakah orang sukses yang tidak dapat mengekspresikan dirinya? Jawabannya adalah nihil. Mungkin mereka tidak pandai ngobrol atau mungkin tidak dapat bicara di depan umum, tetapi mereka cukup berbicara dalam suasana sosial cukup berbeda, untuk meraih kesuksesan.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Bab vii wacana
1. WACANA
A. Pengertian Wacana
Wacana adalah kelompok kalimat yang berkaitan untuk menghubungkan proposisi
yang satu dengan yang lain sehingga membentuk kesatuan. Wacana dapat dibagi atas (1)
wacana lisan dan (2) wacana tulisan. Wacana lisan yang mementingkan isi dapat berupa
pidato, ceramah, dakwah, kuliah, dan sebagainya. Wacana tulisan yang bersifat interaksi
antara lain polemik dan surat-menyurat antara ilmuwan serta sastrawan. Wacana tulisan
yang bersifat transaksi ialah intruksi, pengumuman, iklan, surat, undangan, makalah,
cerita pendek, dan novel. Apa pun bentuknya wacana mengandaikan adanya penyapa
dam pesapa. Dalam wacana lisan penyapa ialah pembicara dan pesapa ialah pendengar.
Dalam wacana tulisan penyapa ialah penulis, sedangkan pesapa ialah pembaca.
Konteks wacana terdiri atas berbagai unsur seperti situasi, pembicara, pendengar,
waktu, tempat, adegan, topik, peristiwa, bentuk amanat, kode, dan saluran. Bentuk
amanat dapat berupa surat, esei, iklan, pengumuman, dan sebagainya. Kode ialah bahasa
yang dipakai seperti bahasa Indonesia baku. Yang dimaksud saluran ialah saluran
komunikasi yang dapat berwujud pembicaraan bersemuka, lewat telepon, surat, televisi,
dan lain-lain.
B. Jenis Wacana
Ada berbagai pola pengungkapan wacana atau paragraf berikut ini.
1. Perian (Deskripsi)
Kata deskripsi diserap dari kata bahasa Inggris description. Kata ini biasa pula
dipadankan ke dalam bahasa Indonesia menjadi perian, pemerian, uraian, dan lukisan.
Secara harfian, kata ini berarti pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata secara
jelas dan terperinci. Oleh karena itu, perian dapat diartikan sebagai karangan yang berisi
penggambaran atau pelukisan tentang suatu objek secara jelas dan terperinci. Tujuan
perian adalah menghadirkan suatu objek seperti apa adanya agar pembaca seakan-akan
dapat melihat, mendengar, mencium, mencecap, atau merasakan sendiri objek yang
diperiankan (Liang Gie dan Widyamartaya, 1983:136).
Perian dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu perian ekspositoris dan perian
impresionistis. Perian ekspositoris adalah perian yang bersisi daftar rincian suatu objek.
2. Objek dilukiskan tepat seperti apa adanya. Perian ini bersifat informatif, yaitu memberi
tahu kepada pembaca dan sangat logis. Contohnya sebagai berikut.
Museum Lourve di Perancis dikenal sebagai salah satu museum tertua di dunia.
Museum Lourve terletak di Rive Droite Seine, Paris, Perancis. Di dalamnya museum
Lourve memiliki koleksi lebih dari 380.000 buah koleksi seni berharga dari berbagai
wilayah dunia. Saat memasuki museum pengunjung akan disambut dengan sebuah
piramida kaca yang mirip dengan arsitektur bangunan museum. Pintu masuk utama
museum Lourve akan mengajak pengunjung menuju ruangan Napoleon. Museum Lourve
ini terdiri atas beberapa lantai yang memiliki kode warna tersendiri untuk memudahkan
pengunjung melihat koleksi museum. Setidaknya ada delapan departemen kuratorial
yang khusus menangani berbagai koleksi tersebut yaitu, Mesir Kuno, Purbakala Timur
Dekat, Yunani, Romawi, Lukisan, Pahatan, Cetakan, dan Seni Gambar. Karya-karya
yang menarik banyak minat pengunjung adalah karya-karya seni dari Leonardo da Vinci,
Michelangelo, Milo, Donatello, dan lain-lain.
Perian impresionistis disebut pula deskripsi sugestif atau deskripsi stimulatif.
Berbeda dengan perian ekspositoris yang biasanya agak lebih terikat pada objek yang
diperikan, perian impresionistis ini lebih menekankan kesan atau impresi penulis
terhadap objek yang diperiankan (Marahimin, 1993:35). Contohnya.
Menurut saksi mata mobil yang dipergunakan oleh perampok bank itu berwarna
hitam. Mobil tersebit berbentuk mini bus dengan seluruh bagian kaca mobil berwarna
gelap. Hal ini menyebabkan saksi mata tidak dapat memastikan berapa orang yang
berada di dalam mobil perampok tersebut. Di atas kap mobil terdapat gambar kepala
tengkorak warna putih. Dua bola mata yang terdapat dalam gambar tengkorak tersebut
berwarna merah saga.
Objek perian dapat berupa benda, tempat, keadaan, dan peristiwa. Oleh karena itu,
ada perian benda, tempat, keadaan, dan peristiwa.
2. Paparan (Eksposisi)
Paparan adalah karangan yang berisi penjelasan dan penjabaran tentang suatu
persoalan tanpa keinginan untuk memengaruhi sikap atau pendapat pembaca. Yang
dipentingkan dalam paparan adalah memperluas pandangan atau pengetahuan seseorang
yang membacanya (Keraf, 1982:3). Ada bermacam-macam pola susunan paparan. Ada
paparan yang disusun secara kronologis, susunan paparan yang dimulai dari yang
diketahui ke yang tidak diketahui, dari yang sederhana ke yang rumit, atau mulai dari hal
yang dikenal baik ke hal yang asing bagi pembaca. Selain itu, ada pula paparan yang
3. berdasarkan persamaan dan pertentangan, yang berbentuk susunan sebab-akibat atau
akibat-sebab, yang berpola umum ke khusus atau dari khusus ke umum, serta ada pula
yang berpola masalah ke pemecahan, pertanyaan ke jawaban. Contoh susunan
paparan secara kronologis sebagai beriku.
Chairil Anwar mengawali pendidikannya dengan bersekolah di Neutrale Holands
Inlandsche School (HIS) di Medan. Tamat dari HIS, ia meneruskan sekolahnya ke Meer
Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) di kota yang sama. Sayangnya, ia hanya mampu
bertahan selama satu tahun. Ia kemudian meneruskan sekolahnya di Jakarta. Di MULO
Jakarta pun, ia hanya sampai kelas dua (Rustapa, 1997:235).
Contoh susunan paparan berdasarkan persamaan dan pertentangan sebagai
berikut.
Walaupun sepak bola dan futsal digolongkan sebagai permainan bola, keduanya
memiliki perbedaan yang signifikan. Jumlah pemain sepak bola adalah 11 orang
sedangkan futsal dibatasi 5 orang. Di dalam sepak bola jumlah pemain yang dapat
diganti hanya tiga orang saja sedangkan dalam futsal tidak dibatasi. Begitupun dengan
waktu permainan, olahraga sepak bola berjalan 2x45 menit sedangkan futsal dimainkan
maksimal 2x20 menit.
Contoh susunan paparan berpola pertanyaan ke jawaban sebagai berikut.
Apakah olimpiade itu? Olimpiade adalah ajang olahraga internasional empat
tahunan yang mempertandingkan cabang-cabang olahraga musim panas dan musim
dingin. Pergelaran olimpiade ini diikuti ribuan atlet yang berasal dari berbagai wilayah
dunia. Olimpiade merupakan kompetisi olahraga terbesar dan bergengsi di dunia.
3. Kisahan (Narasi)
Kisahan adalah karangan yang berupa rangkaian peristiwa yang terjadi dalam satu
kesatuan waktu (Nursisto, 2004:67). Menulis kisahan dalam beberapa hal lebih berat
dibandingkan dengan menulis cerita, karena dalam kisahan penulis harus menyusun
bahan-bahannya secara lebih tegar dan memilihnya lebih cepat dan sebelum penyusunan
dan pemilihan itu, ada satu hal yang lebih penting lagi, yaitu konflik. Isi kisahan dapat
faktual dan dapat pula fiktif (dalam cerpen, novel, roman, dan semua karya prosa
imajinatif). Yang faktual adalah riwayat hidup seseorang dan kisah-kisah sejati,
contohnya biografi BJ Habibie, Soekarno, dan lain-lain.
4. Bahasan (Argumentasi)
4. Moeliono, sebagaimana dijelaskan Tri Mastoyo (2004:68) mengungkapkan bahwa
bahasan berarti “pemberian alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat,
pendirian, atau gagasan.” Tujuan bahasan adalah untuk memengaruhi sikap pembaca
supaya mengubah sikap dan menyesuaikan diri dengan sikap dan pendapat penulis.
Tujuan itu akan tercapai apabila penulis mampu meyakinkan, membuktikan, atau
memberikan alasan bahwa apa yang dikemukakan dalam karangannya benar (Nursito,
2000:43).
Karangan bahasan bersifat rasional dan objektif. Rasional berarti menurut pikiran
dan timbangan yang logis dan objektif berarti menurut keadaan yang sebenarnya tanpa
dipengaruhi pendapat atau pandangan pribadi. Jadi karangan bahasan disusun menurut
pikiran yang logis dan menurut keadaan yang sebenarnya.
Contoh:
Keberadaan motor sebagai alat transportasi kini menjadi hal yang lumrah di tengah
masyarakat. Sebagian masyarakat mengandalkan motor sebagai alat transportasi utama.
Berbagai manfaat dapat diperoleh dari penggunaan motor sebagai alat transportasi.
Mobilitas masyarakat kini berkembang semakin fleksibel, baik untuk alasan ekonomi,
pendidikan, sosial, bahkan kebudayaan. Akan tetapi, penggunaan motor yang massif ini
juga menimbulkan pengaruh buruk. Efek rumah kaca dan pemanasan global merupakan
dampak yang paling dirasakan. Selain itu, kondisi kesehatan manusia makin rentan
akibat polusi asap kendaraan. Ditambah lagi meningkatnya permasalahan sosial seperti
kriminalitas, kemacetan, stres, dan tingginya angka kecelakaan.
Dikutip dari buku “Metode Penulisan Ilteks” 2017.