SlideShare a Scribd company logo
Definisi analisis wacana
analisis_wacana - (norasmadi_mz)
02:15pm 09/04/2010
Menurut Michael Foucault (1972), wacana kadang kala sebagai bidang dari semua pernyataan
(statement), kadang kala sebagai sebuah individualisasi kelompok pernyataan, dan kadang kala
sebagai praktik regulatif yang dilihat dari sejumlah pernyataan.Wacana adalah kata yang sering
dipakai oleh masyarakat dewasa ini. Banyak pengertian yang merungkai kata wacana ini. Dalam
lapangan sosiologi, wacana menunjuk terutama dalam hubungan konteks sosial dari pemakaian
bahasa. Dalam pengertian linguistik, wacana adalah unit bahasa yang lebih besar daripada
kalimat. Menurut Eriyanto (Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media), Analisis Wacana
dalam pengajaran linguistik merupakan reaksi dari bentuk linguistik formal (yang lebih
memperhatikan pada unit kata, frasa, atau kalimat semata-mata tanpa melihat hubung kait di
antara unsur tersebut). Analisis wacana adalah kebalikan dari linguistik formal, kerana
memusatkan perhatian pada tahap di atas kalimat, seperti hubungan gramatikal yang terbentuk
pada tahap yang lebih besar dari kalimat.
Manakala maksud analisis wacana dalam lapangan psikologi sosial pula diertikan sebagai
pembicaraan. Wacana yang dimaksud di sini agak mirip dengan struktur dan bentuk wawancara
dan praktik dari pemakainya. Sementara dalam lapangan politik, analisis wacana adalah praktik
pemakaian subjek, dan lewat bahasa ideologi terserap di dalamnya, maka aspek inilah yang
dipelajari dalam analisis wacana.
Ada tiga pandangan mengenai bahasa dalam bahasa. Pandangan pertama diwakili kaum
positivisme-empiris. Menurut mereka, analisis wacana menggambarkan hubungan kalimat,
bahasa, dan pengertian bersama. Wacana diukur dengan pertimbangan kebenaran atau
ketidakbenaran menurut sintaksis dan semantik (titik perhatian didasarkan pada benar tidaknya
bahasa secara gramatikal) — Analisis Isi (kuantitatif)
Pandangan kedua disebut sebagai konstruktivisme. Pandangan ini menempatkan analisis wacana
sebagai suatu analisis untuk membongkar maksud-maksud dan makna-makna tertentu. Wacana
adalah suatu upaya pengungkapan maksud tersembunyi dari subjek yang mengemukakan suatu
pertanyaan. Pengungkapan dilakukan dengan menempatkan diri pada posisi pembicara dengan
penafsiran mengikuti struktur makna dari pembicara. –Analisis Framing (bingkai)
Pandangan ketiga disebut sebagai pandangan kritis. Analisis wacana dalam paradigma ini
menekankan pada konstelasi kekuatan yang terjadi pada proses produksi dan reproduksi makna.
Bahasa tidak difahami sebagai medium neutral yang terletak di luar diri pembicara. Bahasa
difahami sebagai representasi yang berperanan dalam membentuk subjek , tema-tema wacana te,
ataupun strategi-strategi di dalamnya. Oleh kerana itu analisis wacana dipakai untuk
membongkar kuasa yang ada dalam setiap proses bahasa; batasan-batasan apa yang
diperkenankan menjadi wacana, perspektif yang mesti dipakai, topik apa yang dibicarakan.
Wacana melihat bahasa selalu terlibat dalam hubungan kekuasaan. Ini kerana penggunaan
perspektif kritis, analisis wacana kategori ini disebut juga dengan analisis wacana kritis (critical
discourse analysis). Ini untuk membezakan dengan analisis wacana dalam kategori pertama
Pengertian Wacana dan Analisis Wacana
saidin_nawi
05:18pm 12/04/2010 (UTC)

Wacana merupakan satuan bahasa berdasarkan kata yang digunakan untuk berkomunikasi dalam
konteks sosial. Satuan bahasa itu merupakan deretan kata atau ujaran. Wacana dapat berbentuk
lisan atau tulis dan dapat bersifat transaksional atau interaksional. Dalam peristiwa komunikasi
secara lisan, dapat dilihat bahwa wacana sebagai proses komunikasi antara penyapa dan pesapa,
sedangkan dalam komunikasi secara tulis, wacana dapat dlihat sebagai hasil dari pengungkapan
idea/gagasan penyapa. Disiplin ilmu yang mempelajari wacana disebut dengan analisis wacana.
Analisis wacana merupakan suatu kajian yang meneliti atau menganalisis bahasa yang digunakan
secara alamiah, baik dalam bentuk tulis maupun lisan.

Bagaimana Terbentuknya Wacana
Penggunaan bahasa samada berupa rangkaian kalimat atau rangkaian ujaran (meskipun wacana
dapat berupa satu kata atau ujaran). Wacana yang berupa rangkaian kata atau ujaran harus
mempertimbangkan prinsip-prinsip tertentu, prinsip keutuhan (unity) dan kepaduan (coherent).
Wacana dikatakan utuh apabila kata-kata dalam wacana itu mendukung satu topik yang sedang
dibicarakan, sedangkan wacana dikatakan padu apabila kata-katanya disusun secara teratur dan
sistematik sehingga menunjukkan kebernasa idea yang diungkapkan.
Analisis Wacana
tananuar
05:27pm 12/04/2010 (UTC)
Analisis wacana di dalam ilmu komunikasi bersumber dari pemikiran Marxis Kritis. (Stephen W.
Littlejohn, 2002; Stanley J. Baran and Denis K. Davis, 2000). Ada tiga aliran pemikiran yang
termasuk ke dalam kategori ini, iaitu: (1). Aliran Frankfurt (Frankfurt School); (2). Pengajian
Budaya (Cultural Studies); (3). Pengajian Wanita (Feminist Study). ( Stephen W. Littlejohn,
2002).
McQuail pula, menitikberatkan perhatiannya kepada pemikiran Marxis secara keseluruhan,
mengajukan lima jenis teori yang berkembang di dalamnya iaitu: (
1). Teori Marxis Klasik (Classical Marxism);
2) Teori Ekonomi Politik Media (Political Economic Media Theory); 3) Teori Aliran Frankfurt
(Frankfurt School);
4) Teori Hegemoni (Hegemonic Theory);
5) Teori Pendekatan Sosial-Budaya (Sociocultural Approach), biasa disebut Studi budaya
(Cultural Studies). (Denis, McQuail, (1994).
Wacana di dalam kehidupan media juga memiliki pengertian yang mendalam. Menurut Norman
Fairclough (1995), wacana adalah bahasa yang digunakan untuk merepresentasikan suatu praktik
sosial, ditinjau dari sudut pandang tertentu. Fiske, wacana harus diartikan sebagai suatu
pernyataan atau ungkapan yang lebih dari satu ayat; W. O’Bar, wacana merupakan penyampaian
ide-ide dari seseorang kepada yang lainnya. (Stephen Harold Riggins, 1997); Eriyanto (2001),
wacana berkaitan erat dengan kegiatan komunikasi, yang substansinya tidak terlepas dari kata,
bahasa, atau ayat. Dalam (Sobur Alex, 2001), wacana adalah rangkaian ujar atau rangkaian
tindak tutur yang mengungkapkan suatu hal (subjek) yang disajikan secara teratur, sistematis,
dalam suatu kesatuan yang koheren, dibentuk oleh unsur segmental maupun nonsegmental
bahasa.
Jadi, wacana adalah proses komunikasi, yang menggunakan simbol-simbol, yang berkaitan
dengan interpretasi dan peristiwa-peristiwa, di dalam sistem kemasyarakatan yang luas. Melalui
pendekatan wacana ingatan komunikasi, seperti kata-kata, tulisan, gambar-gambar, dan lain-lain,
tidak bersifat neutral atau steril. Eksistensinya ditentukan oleh orang-orang yang
menggunakannya, konteks peristiwa yang berkenaan dengannya, situasi masyarakat luas yang
melatarbelakangi kewujudannya dan lain-lain. Kesemuanya itu dapat berupa nilai-nilai, ideologi,
emosi, kepentingan-kepentingan, dan lain-lain.

Wednesday, January 28, 2009
Konsep Tatabahasa Wacana
Latar Belakang Wacana Bahasa Melayu
Menurut Sanat Md. Nasir (2002: 9-12), kajian wacana bahasa Melayu masih baru. Ada pendapat
yang mengatakan Muhammad Yunus Maris (1966) merupakan perin-tis analisis wacana dalam
bahasa Melayu dengan menggunakan teknik keperihalan keadaan untuk menerangkan
penggunaan ganti nama.
Setakat yang terkumpul, Harimurti Kridalaksana (1970: 1), menulis makalah be-liau ―NYA
sebagai penanda anafora‖. Pada tahun 1978, beliau telah menulis kertas kerja yang bertajuk
―Keutuhan Wacana‖ dan diterbitkan sebagai artikel dalam Jurnal Dewan Bahasa. Artikel itu
membahaskan keutuhan wacana sebagai salah satu aspek analisis wacana. Penelitian beliau
kelihatan terpengaruh dengan aliran tagmemik dan linguistik teks. Demikianlah juga aliran
tagmemik digunakan dalam Ph.D. Aja-miseba (1978).
Kerancakan penyelidikan tentang wacana bahasa Melayu berlaku dalam tahun 1980-an, iaitu
sepuluh tahun selepas wacana sebagai satu disiplin rancak di Eropah dan di Amerika Syarikat.
Pemaparan penyelidikan itu berupa artikel, disertasi dan buku. Asmah (1980a dan 1980b) telah
menulis dua buah artikel dalam Jurnal Dewan Bahasa, yang masing-masing bertajuk ―Analisis
Wacana‖ dan ―Pengajaran Bahasa untuk Kemahiran Berkomunikasi: Pendekatan Wacana‖.
Dalam artikel yang pertama itu, beliau telah menunjukkan penggunaan tiga jenis analisis wacana,
iaitu kaedah Harris, kaedah Becker, dan kaedah Sinclair dan Coulthard. Artikel lain seperti Lufti
Abas (1982) dan Soenjono Dardjowidjojo (1985).
Selain yang berbentuk artikel, penyelidikan wacana juga telah dilakukan secara serius di
peringkat latihan ilmiah, sarjana dan kedoktoran. Daripada bibliografi la-tihan ilmiah yang
diusahakan oleh Ismail (1994) dari tempoh 1977 hingga 1994, di-dapati latihan ilmiah yang
berkaitan dengan wacana hanya muncul mulai tahun 1984. Terdapat 14 buah latihan ilmiah
tentang kajian wacana sejak tahun tersebut hinggalah tahun 1989.
Penelitian di peringkat sarjana sepanjang tempoh tahun 1980-an setakat yang terkumpul ialah
Sucipto (1987) dan Wong (1988). Sucipto melihat unsur tautan ma-nakala Wong,
kesinambungan topik.
Di peringkat disertasi kedoktoran pula, termasuklah Abdul Aziz Idris (1982), Fa-rrerty (1982),
Azhar M. Simin (1983), dan Tallei (1988). Abdul Aziz berfokus pada as-pek struktur tema dan
sistem hubungan logikal dalam teks pendedahan bahasa Me-layu dan Inggeris. Rafferty pula
melihat struktur wacana bahasa Indonesia yang dituturkan oleh orang Cina di Malang, Indonesia.
Azhar pula meneliti sintaksis wa-cana yang dalam bahasa Malaysia sedangkan Tallie, dengan
menggunakan pendeka-tan analisis wacana, cuba mengkaji keterpaduan, keruntutan, dan
keterbacaan waca-na buku pelajaran bahasa Indonesia di peringkat sekolah dasar.
Penelitian wacana sepanjang tahun 1980-an dalam bentuk buku dan sebahagian daripada buku
dapat dilihat seperti dalam Asmah (1987: 108-127) tentang teks sainti-fik, Tarigan (1987)
Pengajaran Wacana dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (1988: 334-360).
Dekad awal 1990-an diperteguh dengan kerancakan penelitian tentang wacana bahasa Melayu
seperti yang ditunjukkan oleh peneliti berikut. Sato (1991) meng-hasilkan tesis Ph.D. dengan
tajuk ―Analisis Nahu Wacana Bahasa Melayu Klasik Berdasarkan Teks Hikayat Hang Tuah‖.
Tumpuan beliau pada hubungan antara su-sunan ayat yang logikal dengan susunan maklumat.
Perhatian juga diberikan ter-hadap analisis tetenunan dalam ayat yang berkaitan dengan
hubungan tersebut.
Soeseno (1992) dalam syarahan perdana sempena pengukuhan beliau sebagai profesor telah
memilih tajuk ―Analisis Wacana dan Penerapannya‖. Dalam syarahan itu, beliau secara meluas
menyentuh topik-topik seperti analisis wacana sebagai ca-bang ilmu bahasa, perbezaan antara
wacana lisan dengan tulisan, konteks situasional, prinsip interpretasi lokal dan analogi,
implikatur, presuposisi, inferensi, referensi, pronominal, kohesi, koherensi dan pengetahuan
tentang dunia. Di hujung syarahan beliau itu, ada dimuatkan contoh-contoh analisis wacana.
Manakala peneliti lain yang menghasilkan artikel atau kertas kerja, seperti Sam-suri (1992),
Ramlan (1992), Ebah (1992), Wong (1992;1993), Sanat (1992;1994;1995a dan 1995b;1996a dan
1996b), Dede Oetomo (1993), Ismail (1993;1994) dan Zahrah (1995).
Jika ditinjau dari segi penghasilan latihan ilmiah dalam bidang ini bagi tempoh 1990 hingga
1994 di Malaysia, terdapat 17 buah, iaitu 15 buah dari Jabatan Linguistik, Universiti Kebangsaan
Malaysia, dan dua buah dari Rancangan Bahasa Melayu, Universiti Malaya. Dua buah latihan
ilmiah itu terdiri daripada Hasnah (1994), ―Analisis Tautan dalam Wacana Bahasa Melayu‖ dan
Tan (1994), ―Tautan dalam Ba-hasa Melayu‖. Kedua-dua latihan ilmiah tersebut menggunakan
kerangka Halliday dan Ruqaiya Hasan (1976).
Seperti yang telah dinyatakan di atas, wacana sebagai bidang kajian dalam pene-litian bahasa
Melayu masih baru. Hal ini berlaku kerana beberapa sebab. Antaranya, wacana sebagai satu
disiplin hanya berlaku pada tahun 1970-an di Eropah dan di Amerika Syarikat. Biasanya,
kesannya akan memakan waktu antara 5 hingga 10 tahun untuk sampai ke sini. Pada waktu yang
sama, aliran transformasi generatif yang dipelopori Chomsky masih kuat bertapak sehingga
kebanyakan ahli bahasa kita yang belajar di peringkat kedoktoran dalam tempoh itu telah
terpengaruh dengan aliran tersebut. Selain itu, kajian wacana sebagai mata kursus peringkat
sarjana muda di universiti tempatan masih belum menyeluruh. Lufti, Sanat dan Nuwairi (1985)
telah membuat tinjauan tentang pengajaran linguistik di Malaysia dari segi konsep dan aliran,
dan didapati hanya Jabatan Linguistik, Universiti Kebangsaan Malaysia yang ada menawarkan
kursus tersebut. Bahkan, kursus itu pun dianggap umum sebab sekadar menyatakan topik tentang
teori sintaksis yang boleh dilihat daripada aliran lain yang bukan wacana, seperti tranformasi
generatif.
Pada awal tahun 1990 diberitahu bahawa di IKIP Malang, Unika Atma Jaya dan di Universitas
Indonesia di Indonesia masih belum ada kursus seumpama itu di peringkat ijazah pertama.
Demikian juga di Jabatan Pengajian Melayu, National University of Singapore. Sebaliknya,
Pengajian Bahasa Malaysia, Pusat Pengajian Ilmu Kemanusiaan, Universiti Sains Malaysia
sudah menawarkan kursus ―Analisis Wacana‖ di peringkat ijazah dasar bagi sesi 1989/90. Di
Rancangan Bahasa Melayu, Jabatan Pengajian Melayu, Universiti Malaya kursus tersebut hanya
dapat dimulakan pada sesi 1993/94 dengan tajuk ―Tatabahasa Wacana Bahasa Melayu‖. Jabatan
Pengajian Melayu, Fakulti Bahasa Moden, Universiti Pertanian Malaysia belum lagi
menawarkan kursus yang seumpama itu pada sesi 1995/96.
Comments on "Konsep Tatabahasa Wacana"

More Related Content

What's hot

Pertukaran dan Pencampuran Kod dalam Kalangan Mahasiswa dan Mahasiswi Univers...
Pertukaran dan Pencampuran Kod dalam Kalangan Mahasiswa dan Mahasiswi Univers...Pertukaran dan Pencampuran Kod dalam Kalangan Mahasiswa dan Mahasiswi Univers...
Pertukaran dan Pencampuran Kod dalam Kalangan Mahasiswa dan Mahasiswi Univers...
Thanushah Soniyasee
 
Presentasi perubahan sosial
Presentasi  perubahan  sosialPresentasi  perubahan  sosial
Presentasi perubahan sosialSusi Yanti
 
Sosiolinguistik (1).ppt
Sosiolinguistik (1).pptSosiolinguistik (1).ppt
Sosiolinguistik (1).ppt
YeniSriLestari1
 
Morfologi
MorfologiMorfologi
Tugas makalah sosiologi pedesaan
Tugas makalah sosiologi pedesaanTugas makalah sosiologi pedesaan
Tugas makalah sosiologi pedesaanIrlan Vigier
 
Definisi wacana -pendapat tokoh
Definisi wacana -pendapat tokohDefinisi wacana -pendapat tokoh
Definisi wacana -pendapat tokoh
Harerra Pink
 
Spiral of Silence Theory
Spiral of Silence TheorySpiral of Silence Theory
Spiral of Silence Theorymankoma2013
 
Pelbagai jenis bahasa
Pelbagai  jenis bahasaPelbagai  jenis bahasa
Pelbagai jenis bahasa
Suedi Ahmad
 
Difusi Inovasi PPT
Difusi Inovasi PPTDifusi Inovasi PPT
Difusi Inovasi PPT
randiramlan
 
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna SemantikMemahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna SemantikYudha Fadillah
 
Peranan komunikasi dalam kehidupan manusia
Peranan komunikasi dalam kehidupan manusiaPeranan komunikasi dalam kehidupan manusia
Peranan komunikasi dalam kehidupan manusiapramithasari27
 
Model Analisis Wacana
Model Analisis WacanaModel Analisis Wacana
Model Analisis Wacana
analisis wacana
 
A.Dengan membuat rujukan kepada beberapa buah buku Semantik, bincangkan tenta...
A.Dengan membuat rujukan kepada beberapa buah buku Semantik, bincangkan tenta...A.Dengan membuat rujukan kepada beberapa buah buku Semantik, bincangkan tenta...
A.Dengan membuat rujukan kepada beberapa buah buku Semantik, bincangkan tenta...darminladiro
 
DIGLOSIA
DIGLOSIADIGLOSIA
DIGLOSIA
Lita Tania
 
Denotasi & Stilistik (Semantik dan Pragmatik)
Denotasi & Stilistik (Semantik dan Pragmatik)Denotasi & Stilistik (Semantik dan Pragmatik)
Denotasi & Stilistik (Semantik dan Pragmatik)
Thanushah Soniyasee
 
Bml 3053 morfologi bahasa melayu(perbandingan kata adjektif)
Bml 3053 morfologi bahasa melayu(perbandingan kata adjektif)Bml 3053 morfologi bahasa melayu(perbandingan kata adjektif)
Bml 3053 morfologi bahasa melayu(perbandingan kata adjektif)
maee68
 
Jelaskan tentang kesantunan verbal dan non verbal berdasarkan shar
Jelaskan tentang kesantunan verbal dan non verbal berdasarkan sharJelaskan tentang kesantunan verbal dan non verbal berdasarkan shar
Jelaskan tentang kesantunan verbal dan non verbal berdasarkan sharSharmilah Mimi
 
Teori Shannon dan Weaver
Teori Shannon dan WeaverTeori Shannon dan Weaver
Teori Shannon dan Weaver
The London School of Public Relation
 

What's hot (20)

Pertukaran dan Pencampuran Kod dalam Kalangan Mahasiswa dan Mahasiswi Univers...
Pertukaran dan Pencampuran Kod dalam Kalangan Mahasiswa dan Mahasiswi Univers...Pertukaran dan Pencampuran Kod dalam Kalangan Mahasiswa dan Mahasiswi Univers...
Pertukaran dan Pencampuran Kod dalam Kalangan Mahasiswa dan Mahasiswi Univers...
 
Presentasi perubahan sosial
Presentasi  perubahan  sosialPresentasi  perubahan  sosial
Presentasi perubahan sosial
 
Sosiolinguistik (1).ppt
Sosiolinguistik (1).pptSosiolinguistik (1).ppt
Sosiolinguistik (1).ppt
 
Morfologi
MorfologiMorfologi
Morfologi
 
Tugas makalah sosiologi pedesaan
Tugas makalah sosiologi pedesaanTugas makalah sosiologi pedesaan
Tugas makalah sosiologi pedesaan
 
Definisi wacana -pendapat tokoh
Definisi wacana -pendapat tokohDefinisi wacana -pendapat tokoh
Definisi wacana -pendapat tokoh
 
Spiral of Silence Theory
Spiral of Silence TheorySpiral of Silence Theory
Spiral of Silence Theory
 
Pelbagai jenis bahasa
Pelbagai  jenis bahasaPelbagai  jenis bahasa
Pelbagai jenis bahasa
 
Difusi Inovasi PPT
Difusi Inovasi PPTDifusi Inovasi PPT
Difusi Inovasi PPT
 
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna SemantikMemahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
 
PERUBAHAN MAKNA
PERUBAHAN MAKNAPERUBAHAN MAKNA
PERUBAHAN MAKNA
 
Morfofonemik
MorfofonemikMorfofonemik
Morfofonemik
 
Peranan komunikasi dalam kehidupan manusia
Peranan komunikasi dalam kehidupan manusiaPeranan komunikasi dalam kehidupan manusia
Peranan komunikasi dalam kehidupan manusia
 
Model Analisis Wacana
Model Analisis WacanaModel Analisis Wacana
Model Analisis Wacana
 
A.Dengan membuat rujukan kepada beberapa buah buku Semantik, bincangkan tenta...
A.Dengan membuat rujukan kepada beberapa buah buku Semantik, bincangkan tenta...A.Dengan membuat rujukan kepada beberapa buah buku Semantik, bincangkan tenta...
A.Dengan membuat rujukan kepada beberapa buah buku Semantik, bincangkan tenta...
 
DIGLOSIA
DIGLOSIADIGLOSIA
DIGLOSIA
 
Denotasi & Stilistik (Semantik dan Pragmatik)
Denotasi & Stilistik (Semantik dan Pragmatik)Denotasi & Stilistik (Semantik dan Pragmatik)
Denotasi & Stilistik (Semantik dan Pragmatik)
 
Bml 3053 morfologi bahasa melayu(perbandingan kata adjektif)
Bml 3053 morfologi bahasa melayu(perbandingan kata adjektif)Bml 3053 morfologi bahasa melayu(perbandingan kata adjektif)
Bml 3053 morfologi bahasa melayu(perbandingan kata adjektif)
 
Jelaskan tentang kesantunan verbal dan non verbal berdasarkan shar
Jelaskan tentang kesantunan verbal dan non verbal berdasarkan sharJelaskan tentang kesantunan verbal dan non verbal berdasarkan shar
Jelaskan tentang kesantunan verbal dan non verbal berdasarkan shar
 
Teori Shannon dan Weaver
Teori Shannon dan WeaverTeori Shannon dan Weaver
Teori Shannon dan Weaver
 

Viewers also liked

Analisis Wacana Kritis
Analisis Wacana KritisAnalisis Wacana Kritis
Analisis Wacana Kritis
hakim jayli
 
KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIAKONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIAar00927
 
Budaya Komunikasi yang Terungkap dalam Wacana Bahasa Indonesia
Budaya Komunikasi yang Terungkap dalam Wacana Bahasa IndonesiaBudaya Komunikasi yang Terungkap dalam Wacana Bahasa Indonesia
Budaya Komunikasi yang Terungkap dalam Wacana Bahasa Indonesia
Robiah Al Adawiyah
 
Analisis wacara kritis (pasca)
Analisis wacara kritis (pasca)Analisis wacara kritis (pasca)
Analisis wacara kritis (pasca)
Dara Azizi
 
Teori media dan teori kemasyarakatan
Teori media dan teori kemasyarakatanTeori media dan teori kemasyarakatan
Teori media dan teori kemasyarakatanReni Kurniati
 
Framing
FramingFraming
Framing
Reza Hanafi
 
Teori Media Massa
Teori Media MassaTeori Media Massa
Teori Media Massa
Dhenim Prianka
 
Komunikasi massa
Komunikasi massaKomunikasi massa
Komunikasi massaahvansa
 
Kamus tesaurus bahasa-indonesia
Kamus tesaurus bahasa-indonesiaKamus tesaurus bahasa-indonesia
Kamus tesaurus bahasa-indonesiaMarliena An
 
Teori media dan teori masyarakat
Teori media dan teori masyarakatTeori media dan teori masyarakat
Teori media dan teori masyarakat
Sirajuddin Lathif
 
Wacana, discourse dan discursus
Wacana, discourse dan discursusWacana, discourse dan discursus
Wacana, discourse dan discursusAhyaniyani
 
Pertemuan 6 kohesi dan koherensi
Pertemuan 6 kohesi dan koherensiPertemuan 6 kohesi dan koherensi
Pertemuan 6 kohesi dan koherensiAinul Fikri
 
Pengembangan Materi Ajar
Pengembangan Materi AjarPengembangan Materi Ajar
Pengembangan Materi AjarMarliena An
 
Analisis Teks Media Sosial dan Online
Analisis Teks Media Sosial dan OnlineAnalisis Teks Media Sosial dan Online
Analisis Teks Media Sosial dan Online
Ismail Fahmi
 
Pengertian wacana
Pengertian wacanaPengertian wacana
Pengertian wacanafebrino
 
KOHESI, KOHERENSI, DAN JENIS WACANA BAHASA INDONESIA
KOHESI, KOHERENSI, DAN JENIS WACANA BAHASA INDONESIAKOHESI, KOHERENSI, DAN JENIS WACANA BAHASA INDONESIA
KOHESI, KOHERENSI, DAN JENIS WACANA BAHASA INDONESIA
Eman Syukur
 
Discourse Analysis for Social Research
Discourse Analysis for Social ResearchDiscourse Analysis for Social Research
Discourse Analysis for Social Research
Dominik Lukes
 

Viewers also liked (20)

Analisis wacana
Analisis wacanaAnalisis wacana
Analisis wacana
 
Analisis Wacana Kritis
Analisis Wacana KritisAnalisis Wacana Kritis
Analisis Wacana Kritis
 
Konteks dalam analisis wacana
Konteks dalam analisis wacanaKonteks dalam analisis wacana
Konteks dalam analisis wacana
 
KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIAKONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
 
Makalah wacana
Makalah wacanaMakalah wacana
Makalah wacana
 
Budaya Komunikasi yang Terungkap dalam Wacana Bahasa Indonesia
Budaya Komunikasi yang Terungkap dalam Wacana Bahasa IndonesiaBudaya Komunikasi yang Terungkap dalam Wacana Bahasa Indonesia
Budaya Komunikasi yang Terungkap dalam Wacana Bahasa Indonesia
 
Analisis wacara kritis (pasca)
Analisis wacara kritis (pasca)Analisis wacara kritis (pasca)
Analisis wacara kritis (pasca)
 
Teori media dan teori kemasyarakatan
Teori media dan teori kemasyarakatanTeori media dan teori kemasyarakatan
Teori media dan teori kemasyarakatan
 
Framing
FramingFraming
Framing
 
Teori Media Massa
Teori Media MassaTeori Media Massa
Teori Media Massa
 
Komunikasi massa
Komunikasi massaKomunikasi massa
Komunikasi massa
 
Kamus tesaurus bahasa-indonesia
Kamus tesaurus bahasa-indonesiaKamus tesaurus bahasa-indonesia
Kamus tesaurus bahasa-indonesia
 
Teori media dan teori masyarakat
Teori media dan teori masyarakatTeori media dan teori masyarakat
Teori media dan teori masyarakat
 
Wacana, discourse dan discursus
Wacana, discourse dan discursusWacana, discourse dan discursus
Wacana, discourse dan discursus
 
Pertemuan 6 kohesi dan koherensi
Pertemuan 6 kohesi dan koherensiPertemuan 6 kohesi dan koherensi
Pertemuan 6 kohesi dan koherensi
 
Pengembangan Materi Ajar
Pengembangan Materi AjarPengembangan Materi Ajar
Pengembangan Materi Ajar
 
Analisis Teks Media Sosial dan Online
Analisis Teks Media Sosial dan OnlineAnalisis Teks Media Sosial dan Online
Analisis Teks Media Sosial dan Online
 
Pengertian wacana
Pengertian wacanaPengertian wacana
Pengertian wacana
 
KOHESI, KOHERENSI, DAN JENIS WACANA BAHASA INDONESIA
KOHESI, KOHERENSI, DAN JENIS WACANA BAHASA INDONESIAKOHESI, KOHERENSI, DAN JENIS WACANA BAHASA INDONESIA
KOHESI, KOHERENSI, DAN JENIS WACANA BAHASA INDONESIA
 
Discourse Analysis for Social Research
Discourse Analysis for Social ResearchDiscourse Analysis for Social Research
Discourse Analysis for Social Research
 

Similar to Definisi analisis wacana

Makalah Discourse analysis
 Makalah Discourse analysis Makalah Discourse analysis
Makalah Discourse analysis
Merdina Ziraluo
 
Discourse Analysis
Discourse AnalysisDiscourse Analysis
Discourse Analysisjuniato
 
Paper 1 Discourse Analysis
Paper 1 Discourse AnalysisPaper 1 Discourse Analysis
Paper 1 Discourse Analysisjuniato
 
Discourse Analysis
Discourse AnalysisDiscourse Analysis
Discourse Analysisjuniato
 
Hasan 2021 A Analisis Kritis Jurnal.docx
Hasan 2021 A Analisis Kritis Jurnal.docxHasan 2021 A Analisis Kritis Jurnal.docx
Hasan 2021 A Analisis Kritis Jurnal.docx
HasanHalabi27
 
Hasan 2021 A Analisis Kritis Jurnal.docx
Hasan 2021 A Analisis Kritis Jurnal.docxHasan 2021 A Analisis Kritis Jurnal.docx
Hasan 2021 A Analisis Kritis Jurnal.docx
HasanHalabi27
 
Makalah kritik sastra
Makalah kritik sastraMakalah kritik sastra
Makalah kritik sastraMila Wati
 
Morfologi 2 april-2019 isi
Morfologi 2 april-2019 isiMorfologi 2 april-2019 isi
Morfologi 2 april-2019 isi
0027065801
 
Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 3 - Word
Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 3 - WordPresentasi Teori Komunikasi Kelompok 3 - Word
Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 3 - Word
Kaer Bikers
 
Sejarah Perkembangan Wacana di Malaysia
Sejarah Perkembangan Wacana di MalaysiaSejarah Perkembangan Wacana di Malaysia
Sejarah Perkembangan Wacana di Malaysia
analisis wacana
 
Sejarah perkembangan wacana di Malaysia
Sejarah perkembangan wacana di MalaysiaSejarah perkembangan wacana di Malaysia
Sejarah perkembangan wacana di Malaysia
syifa atiqah
 
Analisis wacana
Analisis wacanaAnalisis wacana
Analisis wacana
rendypribadi89
 
tugas mahasiswa
tugas mahasiswatugas mahasiswa
tugas mahasiswa
Makarina
 
Makalah Tipe Makna
Makalah Tipe Makna Makalah Tipe Makna
Makalah Tipe Makna
Halmzalone
 
Linguistik baru
Linguistik baruLinguistik baru
Linguistik baru68su01niza
 
Wacana.pptx
Wacana.pptxWacana.pptx
Wacana.pptx
MusyarrafahS
 
[PGSD]-[MediaPPT]-[Modul 1 KB 1] (1).pdf
[PGSD]-[MediaPPT]-[Modul 1 KB 1] (1).pdf[PGSD]-[MediaPPT]-[Modul 1 KB 1] (1).pdf
[PGSD]-[MediaPPT]-[Modul 1 KB 1] (1).pdf
IwanSetiawan226895
 

Similar to Definisi analisis wacana (20)

Makalah Discourse analysis
 Makalah Discourse analysis Makalah Discourse analysis
Makalah Discourse analysis
 
Discourse Analysis
Discourse AnalysisDiscourse Analysis
Discourse Analysis
 
Paper 1 Discourse Analysis
Paper 1 Discourse AnalysisPaper 1 Discourse Analysis
Paper 1 Discourse Analysis
 
Discourse Analysis
Discourse AnalysisDiscourse Analysis
Discourse Analysis
 
Hasan 2021 A Analisis Kritis Jurnal.docx
Hasan 2021 A Analisis Kritis Jurnal.docxHasan 2021 A Analisis Kritis Jurnal.docx
Hasan 2021 A Analisis Kritis Jurnal.docx
 
Hasan 2021 A Analisis Kritis Jurnal.docx
Hasan 2021 A Analisis Kritis Jurnal.docxHasan 2021 A Analisis Kritis Jurnal.docx
Hasan 2021 A Analisis Kritis Jurnal.docx
 
Makalah kritik sastra
Makalah kritik sastraMakalah kritik sastra
Makalah kritik sastra
 
Morfologi 2 april-2019 isi
Morfologi 2 april-2019 isiMorfologi 2 april-2019 isi
Morfologi 2 april-2019 isi
 
Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 3 - Word
Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 3 - WordPresentasi Teori Komunikasi Kelompok 3 - Word
Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 3 - Word
 
Sejarah Perkembangan Wacana di Malaysia
Sejarah Perkembangan Wacana di MalaysiaSejarah Perkembangan Wacana di Malaysia
Sejarah Perkembangan Wacana di Malaysia
 
Sejarah perkembangan wacana di Malaysia
Sejarah perkembangan wacana di MalaysiaSejarah perkembangan wacana di Malaysia
Sejarah perkembangan wacana di Malaysia
 
Analisis wacana
Analisis wacanaAnalisis wacana
Analisis wacana
 
tugas mahasiswa
tugas mahasiswatugas mahasiswa
tugas mahasiswa
 
Semantik sem.6
Semantik sem.6Semantik sem.6
Semantik sem.6
 
Semantik sem.6
Semantik sem.6Semantik sem.6
Semantik sem.6
 
Makalah Tipe Makna
Makalah Tipe Makna Makalah Tipe Makna
Makalah Tipe Makna
 
Stalistik
StalistikStalistik
Stalistik
 
Linguistik baru
Linguistik baruLinguistik baru
Linguistik baru
 
Wacana.pptx
Wacana.pptxWacana.pptx
Wacana.pptx
 
[PGSD]-[MediaPPT]-[Modul 1 KB 1] (1).pdf
[PGSD]-[MediaPPT]-[Modul 1 KB 1] (1).pdf[PGSD]-[MediaPPT]-[Modul 1 KB 1] (1).pdf
[PGSD]-[MediaPPT]-[Modul 1 KB 1] (1).pdf
 

Definisi analisis wacana

  • 1. Definisi analisis wacana analisis_wacana - (norasmadi_mz) 02:15pm 09/04/2010 Menurut Michael Foucault (1972), wacana kadang kala sebagai bidang dari semua pernyataan (statement), kadang kala sebagai sebuah individualisasi kelompok pernyataan, dan kadang kala sebagai praktik regulatif yang dilihat dari sejumlah pernyataan.Wacana adalah kata yang sering dipakai oleh masyarakat dewasa ini. Banyak pengertian yang merungkai kata wacana ini. Dalam lapangan sosiologi, wacana menunjuk terutama dalam hubungan konteks sosial dari pemakaian bahasa. Dalam pengertian linguistik, wacana adalah unit bahasa yang lebih besar daripada kalimat. Menurut Eriyanto (Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media), Analisis Wacana dalam pengajaran linguistik merupakan reaksi dari bentuk linguistik formal (yang lebih memperhatikan pada unit kata, frasa, atau kalimat semata-mata tanpa melihat hubung kait di antara unsur tersebut). Analisis wacana adalah kebalikan dari linguistik formal, kerana memusatkan perhatian pada tahap di atas kalimat, seperti hubungan gramatikal yang terbentuk pada tahap yang lebih besar dari kalimat. Manakala maksud analisis wacana dalam lapangan psikologi sosial pula diertikan sebagai pembicaraan. Wacana yang dimaksud di sini agak mirip dengan struktur dan bentuk wawancara dan praktik dari pemakainya. Sementara dalam lapangan politik, analisis wacana adalah praktik pemakaian subjek, dan lewat bahasa ideologi terserap di dalamnya, maka aspek inilah yang dipelajari dalam analisis wacana. Ada tiga pandangan mengenai bahasa dalam bahasa. Pandangan pertama diwakili kaum positivisme-empiris. Menurut mereka, analisis wacana menggambarkan hubungan kalimat, bahasa, dan pengertian bersama. Wacana diukur dengan pertimbangan kebenaran atau ketidakbenaran menurut sintaksis dan semantik (titik perhatian didasarkan pada benar tidaknya bahasa secara gramatikal) — Analisis Isi (kuantitatif) Pandangan kedua disebut sebagai konstruktivisme. Pandangan ini menempatkan analisis wacana sebagai suatu analisis untuk membongkar maksud-maksud dan makna-makna tertentu. Wacana adalah suatu upaya pengungkapan maksud tersembunyi dari subjek yang mengemukakan suatu pertanyaan. Pengungkapan dilakukan dengan menempatkan diri pada posisi pembicara dengan penafsiran mengikuti struktur makna dari pembicara. –Analisis Framing (bingkai) Pandangan ketiga disebut sebagai pandangan kritis. Analisis wacana dalam paradigma ini menekankan pada konstelasi kekuatan yang terjadi pada proses produksi dan reproduksi makna. Bahasa tidak difahami sebagai medium neutral yang terletak di luar diri pembicara. Bahasa difahami sebagai representasi yang berperanan dalam membentuk subjek , tema-tema wacana te, ataupun strategi-strategi di dalamnya. Oleh kerana itu analisis wacana dipakai untuk membongkar kuasa yang ada dalam setiap proses bahasa; batasan-batasan apa yang diperkenankan menjadi wacana, perspektif yang mesti dipakai, topik apa yang dibicarakan. Wacana melihat bahasa selalu terlibat dalam hubungan kekuasaan. Ini kerana penggunaan perspektif kritis, analisis wacana kategori ini disebut juga dengan analisis wacana kritis (critical discourse analysis). Ini untuk membezakan dengan analisis wacana dalam kategori pertama Pengertian Wacana dan Analisis Wacana saidin_nawi
  • 2. 05:18pm 12/04/2010 (UTC) Wacana merupakan satuan bahasa berdasarkan kata yang digunakan untuk berkomunikasi dalam konteks sosial. Satuan bahasa itu merupakan deretan kata atau ujaran. Wacana dapat berbentuk lisan atau tulis dan dapat bersifat transaksional atau interaksional. Dalam peristiwa komunikasi secara lisan, dapat dilihat bahwa wacana sebagai proses komunikasi antara penyapa dan pesapa, sedangkan dalam komunikasi secara tulis, wacana dapat dlihat sebagai hasil dari pengungkapan idea/gagasan penyapa. Disiplin ilmu yang mempelajari wacana disebut dengan analisis wacana. Analisis wacana merupakan suatu kajian yang meneliti atau menganalisis bahasa yang digunakan secara alamiah, baik dalam bentuk tulis maupun lisan. Bagaimana Terbentuknya Wacana Penggunaan bahasa samada berupa rangkaian kalimat atau rangkaian ujaran (meskipun wacana dapat berupa satu kata atau ujaran). Wacana yang berupa rangkaian kata atau ujaran harus mempertimbangkan prinsip-prinsip tertentu, prinsip keutuhan (unity) dan kepaduan (coherent). Wacana dikatakan utuh apabila kata-kata dalam wacana itu mendukung satu topik yang sedang dibicarakan, sedangkan wacana dikatakan padu apabila kata-katanya disusun secara teratur dan sistematik sehingga menunjukkan kebernasa idea yang diungkapkan. Analisis Wacana tananuar 05:27pm 12/04/2010 (UTC) Analisis wacana di dalam ilmu komunikasi bersumber dari pemikiran Marxis Kritis. (Stephen W. Littlejohn, 2002; Stanley J. Baran and Denis K. Davis, 2000). Ada tiga aliran pemikiran yang termasuk ke dalam kategori ini, iaitu: (1). Aliran Frankfurt (Frankfurt School); (2). Pengajian Budaya (Cultural Studies); (3). Pengajian Wanita (Feminist Study). ( Stephen W. Littlejohn, 2002). McQuail pula, menitikberatkan perhatiannya kepada pemikiran Marxis secara keseluruhan, mengajukan lima jenis teori yang berkembang di dalamnya iaitu: ( 1). Teori Marxis Klasik (Classical Marxism); 2) Teori Ekonomi Politik Media (Political Economic Media Theory); 3) Teori Aliran Frankfurt (Frankfurt School); 4) Teori Hegemoni (Hegemonic Theory); 5) Teori Pendekatan Sosial-Budaya (Sociocultural Approach), biasa disebut Studi budaya (Cultural Studies). (Denis, McQuail, (1994). Wacana di dalam kehidupan media juga memiliki pengertian yang mendalam. Menurut Norman Fairclough (1995), wacana adalah bahasa yang digunakan untuk merepresentasikan suatu praktik sosial, ditinjau dari sudut pandang tertentu. Fiske, wacana harus diartikan sebagai suatu pernyataan atau ungkapan yang lebih dari satu ayat; W. O’Bar, wacana merupakan penyampaian
  • 3. ide-ide dari seseorang kepada yang lainnya. (Stephen Harold Riggins, 1997); Eriyanto (2001), wacana berkaitan erat dengan kegiatan komunikasi, yang substansinya tidak terlepas dari kata, bahasa, atau ayat. Dalam (Sobur Alex, 2001), wacana adalah rangkaian ujar atau rangkaian tindak tutur yang mengungkapkan suatu hal (subjek) yang disajikan secara teratur, sistematis, dalam suatu kesatuan yang koheren, dibentuk oleh unsur segmental maupun nonsegmental bahasa. Jadi, wacana adalah proses komunikasi, yang menggunakan simbol-simbol, yang berkaitan dengan interpretasi dan peristiwa-peristiwa, di dalam sistem kemasyarakatan yang luas. Melalui pendekatan wacana ingatan komunikasi, seperti kata-kata, tulisan, gambar-gambar, dan lain-lain, tidak bersifat neutral atau steril. Eksistensinya ditentukan oleh orang-orang yang menggunakannya, konteks peristiwa yang berkenaan dengannya, situasi masyarakat luas yang melatarbelakangi kewujudannya dan lain-lain. Kesemuanya itu dapat berupa nilai-nilai, ideologi, emosi, kepentingan-kepentingan, dan lain-lain. Wednesday, January 28, 2009 Konsep Tatabahasa Wacana Latar Belakang Wacana Bahasa Melayu Menurut Sanat Md. Nasir (2002: 9-12), kajian wacana bahasa Melayu masih baru. Ada pendapat yang mengatakan Muhammad Yunus Maris (1966) merupakan perin-tis analisis wacana dalam bahasa Melayu dengan menggunakan teknik keperihalan keadaan untuk menerangkan penggunaan ganti nama. Setakat yang terkumpul, Harimurti Kridalaksana (1970: 1), menulis makalah be-liau ―NYA sebagai penanda anafora‖. Pada tahun 1978, beliau telah menulis kertas kerja yang bertajuk ―Keutuhan Wacana‖ dan diterbitkan sebagai artikel dalam Jurnal Dewan Bahasa. Artikel itu membahaskan keutuhan wacana sebagai salah satu aspek analisis wacana. Penelitian beliau kelihatan terpengaruh dengan aliran tagmemik dan linguistik teks. Demikianlah juga aliran tagmemik digunakan dalam Ph.D. Aja-miseba (1978). Kerancakan penyelidikan tentang wacana bahasa Melayu berlaku dalam tahun 1980-an, iaitu sepuluh tahun selepas wacana sebagai satu disiplin rancak di Eropah dan di Amerika Syarikat. Pemaparan penyelidikan itu berupa artikel, disertasi dan buku. Asmah (1980a dan 1980b) telah menulis dua buah artikel dalam Jurnal Dewan Bahasa, yang masing-masing bertajuk ―Analisis Wacana‖ dan ―Pengajaran Bahasa untuk Kemahiran Berkomunikasi: Pendekatan Wacana‖. Dalam artikel yang pertama itu, beliau telah menunjukkan penggunaan tiga jenis analisis wacana, iaitu kaedah Harris, kaedah Becker, dan kaedah Sinclair dan Coulthard. Artikel lain seperti Lufti Abas (1982) dan Soenjono Dardjowidjojo (1985). Selain yang berbentuk artikel, penyelidikan wacana juga telah dilakukan secara serius di peringkat latihan ilmiah, sarjana dan kedoktoran. Daripada bibliografi la-tihan ilmiah yang diusahakan oleh Ismail (1994) dari tempoh 1977 hingga 1994, di-dapati latihan ilmiah yang
  • 4. berkaitan dengan wacana hanya muncul mulai tahun 1984. Terdapat 14 buah latihan ilmiah tentang kajian wacana sejak tahun tersebut hinggalah tahun 1989. Penelitian di peringkat sarjana sepanjang tempoh tahun 1980-an setakat yang terkumpul ialah Sucipto (1987) dan Wong (1988). Sucipto melihat unsur tautan ma-nakala Wong, kesinambungan topik. Di peringkat disertasi kedoktoran pula, termasuklah Abdul Aziz Idris (1982), Fa-rrerty (1982), Azhar M. Simin (1983), dan Tallei (1988). Abdul Aziz berfokus pada as-pek struktur tema dan sistem hubungan logikal dalam teks pendedahan bahasa Me-layu dan Inggeris. Rafferty pula melihat struktur wacana bahasa Indonesia yang dituturkan oleh orang Cina di Malang, Indonesia. Azhar pula meneliti sintaksis wa-cana yang dalam bahasa Malaysia sedangkan Tallie, dengan menggunakan pendeka-tan analisis wacana, cuba mengkaji keterpaduan, keruntutan, dan keterbacaan waca-na buku pelajaran bahasa Indonesia di peringkat sekolah dasar. Penelitian wacana sepanjang tahun 1980-an dalam bentuk buku dan sebahagian daripada buku dapat dilihat seperti dalam Asmah (1987: 108-127) tentang teks sainti-fik, Tarigan (1987) Pengajaran Wacana dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (1988: 334-360). Dekad awal 1990-an diperteguh dengan kerancakan penelitian tentang wacana bahasa Melayu seperti yang ditunjukkan oleh peneliti berikut. Sato (1991) meng-hasilkan tesis Ph.D. dengan tajuk ―Analisis Nahu Wacana Bahasa Melayu Klasik Berdasarkan Teks Hikayat Hang Tuah‖. Tumpuan beliau pada hubungan antara su-sunan ayat yang logikal dengan susunan maklumat. Perhatian juga diberikan ter-hadap analisis tetenunan dalam ayat yang berkaitan dengan hubungan tersebut. Soeseno (1992) dalam syarahan perdana sempena pengukuhan beliau sebagai profesor telah memilih tajuk ―Analisis Wacana dan Penerapannya‖. Dalam syarahan itu, beliau secara meluas menyentuh topik-topik seperti analisis wacana sebagai ca-bang ilmu bahasa, perbezaan antara wacana lisan dengan tulisan, konteks situasional, prinsip interpretasi lokal dan analogi, implikatur, presuposisi, inferensi, referensi, pronominal, kohesi, koherensi dan pengetahuan tentang dunia. Di hujung syarahan beliau itu, ada dimuatkan contoh-contoh analisis wacana. Manakala peneliti lain yang menghasilkan artikel atau kertas kerja, seperti Sam-suri (1992), Ramlan (1992), Ebah (1992), Wong (1992;1993), Sanat (1992;1994;1995a dan 1995b;1996a dan 1996b), Dede Oetomo (1993), Ismail (1993;1994) dan Zahrah (1995). Jika ditinjau dari segi penghasilan latihan ilmiah dalam bidang ini bagi tempoh 1990 hingga 1994 di Malaysia, terdapat 17 buah, iaitu 15 buah dari Jabatan Linguistik, Universiti Kebangsaan Malaysia, dan dua buah dari Rancangan Bahasa Melayu, Universiti Malaya. Dua buah latihan ilmiah itu terdiri daripada Hasnah (1994), ―Analisis Tautan dalam Wacana Bahasa Melayu‖ dan Tan (1994), ―Tautan dalam Ba-hasa Melayu‖. Kedua-dua latihan ilmiah tersebut menggunakan kerangka Halliday dan Ruqaiya Hasan (1976). Seperti yang telah dinyatakan di atas, wacana sebagai bidang kajian dalam pene-litian bahasa Melayu masih baru. Hal ini berlaku kerana beberapa sebab. Antaranya, wacana sebagai satu disiplin hanya berlaku pada tahun 1970-an di Eropah dan di Amerika Syarikat. Biasanya, kesannya akan memakan waktu antara 5 hingga 10 tahun untuk sampai ke sini. Pada waktu yang sama, aliran transformasi generatif yang dipelopori Chomsky masih kuat bertapak sehingga kebanyakan ahli bahasa kita yang belajar di peringkat kedoktoran dalam tempoh itu telah
  • 5. terpengaruh dengan aliran tersebut. Selain itu, kajian wacana sebagai mata kursus peringkat sarjana muda di universiti tempatan masih belum menyeluruh. Lufti, Sanat dan Nuwairi (1985) telah membuat tinjauan tentang pengajaran linguistik di Malaysia dari segi konsep dan aliran, dan didapati hanya Jabatan Linguistik, Universiti Kebangsaan Malaysia yang ada menawarkan kursus tersebut. Bahkan, kursus itu pun dianggap umum sebab sekadar menyatakan topik tentang teori sintaksis yang boleh dilihat daripada aliran lain yang bukan wacana, seperti tranformasi generatif. Pada awal tahun 1990 diberitahu bahawa di IKIP Malang, Unika Atma Jaya dan di Universitas Indonesia di Indonesia masih belum ada kursus seumpama itu di peringkat ijazah pertama. Demikian juga di Jabatan Pengajian Melayu, National University of Singapore. Sebaliknya, Pengajian Bahasa Malaysia, Pusat Pengajian Ilmu Kemanusiaan, Universiti Sains Malaysia sudah menawarkan kursus ―Analisis Wacana‖ di peringkat ijazah dasar bagi sesi 1989/90. Di Rancangan Bahasa Melayu, Jabatan Pengajian Melayu, Universiti Malaya kursus tersebut hanya dapat dimulakan pada sesi 1993/94 dengan tajuk ―Tatabahasa Wacana Bahasa Melayu‖. Jabatan Pengajian Melayu, Fakulti Bahasa Moden, Universiti Pertanian Malaysia belum lagi menawarkan kursus yang seumpama itu pada sesi 1995/96. Comments on "Konsep Tatabahasa Wacana"