Dokumen tersebut merangkum hasil penelitian tentang kecerdasan emosi pada siswa kelas unggulan. Penelitian menyimpulkan bahwa subjek memiliki kecerdasan emosi yang baik dan dipengaruhi oleh guru serta orang tua. Saran yang diajukan adalah untuk subjek memaksimalkan sikapnya, orang tua mendidik dengan memberikan wawasan, dan penelitian selanjutnya menggunakan variabel dan metode yang berbeda.
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Bab V Kecerdasan Emosi pada Remaja yang Mengikuti Kelas Unggulan di SMPN 103 Jakarta (skripsi)
1. BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan :
1. Kecerdasan Emosi Subjek
Subjek memiliki kecerdasan emosi yang cukup baik, karena pada subjek
ditemukan beberapa ciri-ciri dan komponen-komponen kecerdasan emosi :
a. Subjek dapat mengenali emosi diri dengan menyadari dan mengatakan
perasaannya saat ada temannya yang tidak mengikuti kelas unggulan lagi,
memberitahukan gurunya akan perasaan yang sedang ia hadapi karena
pekerjaan rumah yang terlalu banyak, serta meminta nasihat bila perlu.
b. Subjek dapat mengelola emosi, karena subjek dapat menangani perasaan
sehingga dapat mengungkapkannya dengan tepat, terutama saat ada guru
pengawas ujian yang membuatnya dongkol karena di banding-bandingkan
dengan kelas biasa, tetapi subjek kembali berkonsentrasi pada ujian.
c. Subjek dapat memotivasi dirinya dengan berkeinginan dan bercita cita, serta
belajar dari pengalamannya, memandang optimis ketika sedang sedih,
mencoba mencari jalan keluar dalam mengatasi masalah yang dihadapi oleh
subjek dengan mencari informasi dari orang tua, guru, buku dan internet.
Subjek berinisiatif untuk menyelesaikan masalah karena pekerjaan rumah
yang menumpuk. Subjek mencoba untuk memotivasi dirinya dengan belajar
lebih tenang dan konsentrasi.
d. Subjek dapat mengenali emosi orang lain dan menghargai pendapat orang lain
yang berbeda dengan subjek, dengan cara bertukar pikiran, tergantung dari
individunya apakah dapat diajak diskusi. Di kelas pun, subjek mengetahui
teman dalam kelompoknya yang sedang marah dan membantu meredakan
133
2. 134
amarahnya. Selain itu, subjek pernah melihat teman sekelasnya yang sedang
lesu, subjek lalu menghampiri, menanyakan dan menghiburnya.
e. Subjek dapat membina hubungan dengan orang lain yakni dengan cara
berusaha mengajak berkenalan pada saat ada orang baru, mempunyai banyak
teman, serta memiliki hubungan yang baik dengan gurunya, saudaranya dan
orang tuanya. Di sekolah, subjek tetap membina hubungan dengan temantemannya yang sudah tidak di kelas unggulan lagi.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosi
Subjek dalam penelitian ini, kecerdasan emosinya dipengaruhi oleh guru dan
orang tuanya.
Subjek dipengaruhi oleh guru BPnya, karena dengan menjadikannya sebagai
contoh, subjek menjadi lebih mudah dalam membina hubungan dengan orang lain
dan bisa menghargai pendapat orang lain di sekolahnya. Selain itu, perkataannya
kepada subjek membuat subjek jadi termotivasi dalam belajar.
Pengaruh orang tua terhadap subjek dalam kecerdasan emosinya subjek saat
berada di kelas unggulan, membuat subjek dapat :
a. Mengenali dan mengendalikan emosi dimana orang tuanya subjek meminta
subjek untuk duduk, merasakan, membayangkan dan mengikhlaskan
perasaannya saat sedang bingung karena harus belajar untuk ujian dan
mengerjakan PR.
b. Mengendalikan emosinya saat marah karena teringat kepada perkataan
ayahnya yang memintanya untuk menyadari emosi, menenangkan diri, dan
bersyukur.
c. Mengenali emosi orang lain dengan meminta subjek untuk membaca buku
dan memperhatkan film di tv.
d. Memotivasi dirinya untuk belajar, karena subjek tidak mau keluar dari kelas
unggulan dan harus mendapatkan nilai yang bagus.
3. 135
B. Saran
Dari hasil penelitian tentang, maka saran yang diajukan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk subjek
Subjek dalam pergaulan sehari-hari dapat memaksimalkan sikap yang
selama ini dipunyai oleh subjek untuk mencapai tujuannya, menjadi individu
yang disiplin yang dapat menjaga keseimbangan antara diri sendiri, orang lain
serta lingkungan sekitar. Tetap menjadi individu yang optimis, percaya diri, dan
hangat dengan orang sekitar dan tetap mempertahankan kecerdasan emosinya.
Contoh konkritnya seperti banyak beribadah, banyak beramal, bisa memberikan
masukan yang baik untuk orang lain, menyemangati atau memberi motivasi
kepada orang yang berada disekitar subjek.
2. Untuk orang tua
Para orang tua dalam mendidik remaja dengan memberikan wawasan,
kepercayaan, kebebasan pada individu untuk mengeluarkan pendapatnya, serta
mendengar dan menghargai individu. Walaupun membebaskan anak untuk
melakukan apa saja tetapi orang tua tetap membimbing dan mengarahkan anak
tentang apa yang baik apa yang buruk. Berusaha menyeimbangkan nilai-nilai
dalam masyarakat dan mengarahkan individu untuk menyesuaikan diri dengan
nilai yang dianut masyarakat sekitanya.
3. Untuk penelitian selanjutnya
Untuk peneliti yang akan mengadakan penelitian dengan topik yang sama,
hendaknya menggunakan variabel atau fokus yang berbeda selain kecerdasan
emosi seperti contohnya kecerdasan spiritual pada remaja yang mengikuti kelas
unggulan di SMPN 103 Jakarta. Selain itu, hendaknya menggunakan lebih dari
dua subjek dengan latar yang berbeda seperti gender, sekolah, agama, dan rentang
usia yang berbeda. Selain metode studi kasus, metode lain yang dapat digunakan
dalam penelitian berikutnya adalah metode kuantitatif untuk melihat populasi
sampel secara lebih luas.