SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Setiap bidang kegiatan produksi pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai
oleh perusahaan tersebut. Umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah
mendapatkan laba atau keuntungan yang besar. Setiap kegiatan produksi
membutuhkan biaya produksi karena biaya produksi ditujukan untuk memperoleh
nilai ekonomis produk yang lebih tinggi. Oleh karena itu, setiap perusahaan
membutuhkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead
pabrik.
Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik
sangat penting karena merupakan salah satu teknik untuk menerapkan kebijakan-
kebijakan dalam pembebanan oleh suatu produk. Merupakan bagian dari proses
perencanaan untuk menentukan tindakan bagi kegiatan produksi dimasa yang
akan datang. Memberikan informasi untuk menentukan tindakan bagi kegiatan
produksi. Memberikan gambaran bagi suatu perusahaan, disamping itu juga
perusahaan membutuhkan analisis selisih.
2. Rumusan Masalah
 Pengertian BOP
 Perhitungan BOP
 Dasar Perhitungan Tarif BOP
 Konsep Kapasitas
 Kasus BOP
3. Tujuan
1. Agar kita mengetahui pengertian dan jenis – jenis BOP
2. Mengetahui perhitungan BOP
3. Menentukan tarif BOP dan Konsep Kapasitas
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian BOP
Semua biaya produksi selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga
kerja langsung. Atau lebih tepatnya semua biaya produksi yang termasuk ke dalam
biaya bahan tak langsung, biaya tenaga kerja tak langsung, dan biaya-biaya produksi
lainnya yang tidak secara mudah di identifikasikan atau dibedakan langsung pada
suatu proses produksi. Sehingga BOP ini sering juga disebut sebagai biaya produksi
tidak langsung.
1) Biaya bahan penolong
2) Biaya tenaga kerja tidak langsung
3) Penyusutan dan amortisasi aktiva tetap pabrik
4) Reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap pabrik
5) Biaya listrik, air pabrik
6) Biaya asuransi pabrik
7) Biaya overhead lain-lain
Karakteristik BOP
a. Jumlahnya tidak proporsional dengan volume produksi
b. Sulit ditelusur dan diidentifikasi langsung ke produk atau pesanan
c. Jumlahnya tidak material
Tujuan Penyusunan Anggaran BOP
a. Mengetahui penggunaan biaya secara efisien
b. Menentukan harga pokok
c. Mengetahui pengalokasian biaya overhead pabrik sesuai dnegan tempat atau
departemen dimana biaya dibebankan
d. Sebagai alat pengawasan BOP
Jenis-jenis BOP
1. Biaya bahan penolong
Adalah biaya bahan yang digunakan untuk membantu penyelesaian suatu
produk yang jumlahnya relative kecil. Misalnya lem dalam perusahaan percetakan,
pernis dan paku dalam perusahaan mebel.
2. Biaya tenaga kerja tak langsung
Adalah upah yang dibayarkan kepada karyawan pabrik yang secara fisik
tidak berhubungan dengan proses pembuatan produk. Termasuk dalam kelompok ini
antara lain upah mandor, gaji pegawai administrasi pabrik dll.
3. Biaya penyusutan aktiva tetap pabrik
Adalah biaya penyusutan atas aktiva tetap yang dipergunakan di pabrik
untuk penyelesaian produk baik secara lansung maupun tidak langsung, misalnya
biaya penyusutan gedung pabrik, mesin-mesin, kendaraan pabrik
4. Biaya reperasi dan pemeliharaan aktiva tetap pabrik
Adalah biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan dan perawatan mesin,
gedung pabrik dan peralatan pabrik lainnya.
5. Biaya asuransi
Adalah biaya yang dikeluarkan untuk menanggulangi resiko yang terjadi
dalam proses produksi, biaya asuransi gedung pabrik, biaya asuransi karyawan
pabrik.
6. Biaya-biaya yang timbul karena penggunaan jasa pihak lain
Adalah biaya-biaya yang timbul karena penggunaan jasa pihak lain guna
penyelesaian dan kelancaran proses produksi, misalnya biaya listrik dan air untuk
keperluan pabrik.
7. Biaya-biaya yang terjadi di departemen pembantu
Dalam perusahaan yang memiliki departemen pembantu, misalnya
departemen bengkel atau pembangkit tenaga listrik, maka semua biaya yang terjadi di
departemen pembantu tersebut diperlakukan sebagai biaya overhead pabrik (BOP).
1. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut sifatnya
Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, biaya overhead
pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung. Biaya-biaya produksi yang termasuk dalam biaya overhead pabrik
dikelompokkan menjadi beberapa golongan berikut ini:
a) Biaya Bahan Penolong.
Bahan penolong adalah bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau
bahan yang meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi nilainya relatif kecil bila
dibandingkan dengan harga pokok produk tersebut. Dalam perusahaan percetakan
misalnya, yang termasuk dalam
bahan penolong antara lain adalah: bahan perekat, tinta koreksi dan pita mesin ketik.
b) Biaya Reparasi dan Pemeliharaan.
Biaya reparasi dan pemeliharaan berupa biaya suku cadang (spareparts), biaya
bahan habis pakai (factory supplies) dan harga perolehan jasa dari pihak luar
perusahaan untuk keperluan perbaikan atau pemeliharaan emplasemen, perumahan,
bangunan pabrik, mesin-mesin dan ekuipmen, kendaraan, perkakas laboratorium dan
aktiva tetap lain yang digunakan untuk keperluan pabrik.
c) Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung.
Tenaga kerja tak langsung adalah tenaga kerja pabrik yang upahnya tidak
dapat diperhitungkan secara langsung kepada produk atau pesanan tertentu.Biaya ini
terdiri dari upah, tunjangan dan biaya kesejahteraan yang dikeluarkan untuk tenaga
kerja tak langsung tersebut. Tenaga kerja tidak langsung terdiri dari:
• Karyawan yang bekerja dalam departemen pembantu, seperti departemen-
departemen pembangkit tenaga listrik, uap, bengkel dan departemen gudang.
• Karyawan tertentu yang bekerja dalam departemen produksi, seperti kepala
departemen produksi, karyawan administrasi pabrik dan mandor.
d) Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap.
Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya-biaya
depresiasi emplasemen pabrik, bangunan pabrik, mesin dan ekuipmen, perkakas
laboratorium, alat kerja dan aktiva tetap lain yang digunakan di pabrik.
e) Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu.
Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya-biaya
asuransi gedung dan emplasemen, asuransi mesin dan ekuipmen, asuransi kendaraan,
asuransi kecelakaan karyawan, dan biaya amortisasi kerugian trial-run.
f) Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang
tunai.
Biaya overhead yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya
reparasi yang diserahkan kepada pihak luar perusahaan, biaya listrik PLN dan
sebagainya.
2. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilakunya dalam hubungan dengan
perubahan volume produksi
Ditinjau dari perilaku unsur-unsur biaya overhead pabrik dalam hubungannya
dengan perubahan volume kegiatan, biaya overhead pabrik dapat dibagi menjadi tiga
golongan:
 Biaya Overhead Pabrik Tetap, adalah biaya overhead pabrik yang tidak
berubah dalam kisar perubahan volume kegiatan tertentu.
 Biaya Overhead Pabrik Variabel, adalah biaya overhead pabrik yang berubah
sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
 Biaya Overhead Pabrik Semivariabel, adalah biaya overhead pabrik yang
berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
Untuk keperluan penentuan tarif biaya overhead pabrik dan untuk
pengendalian biaya, biaya overhead pabrik yang bersifat semivariabel dipecah
menjadi dua unsur: biaya tetap dan biaya variabel.
3. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut hubungannya dengan departemen
Jika disamping memiliki departemen produksi, perusahaan juga memiliki
departemen pembantu (seperti misalnya departemen pembangkit tenaga listrik,
departemen bengkel dan departemen air). Ditinjau dari hubungannya dengan
departemen-departemen yang ada dalam pabrik, biaya overhead pabrik dapat
digolongkan menjadi dua kelompok:
* BOP langsung departemen adalah biaya overhead pabrik yang terjadi dalam
departemen tertentu dan manfaatnya hanya dinikmati oleh departemen tersebut.
Contoh: gaji mandor departetemen produksi, biaya depresiasi mesin dan biaya bahan
penolong.
* BOP tidak langsung departemen adalah biaya overhead pabrik yang manfaatnya
dinikmati oleh lebih dari satu departemen. Contoh: biaya depresiasi, pemeliharaan
dan asuransi gedung pabrik.
Jenis
Biaya
BOP Langsung BOP Tidak Langsung
Bagian
Persiapan &
Pembentukan
Bagian
Dekorsi
Bagian
Finishing
Bagian
Listrik
Bagian
Reparasi
Bagian
Gedung
Bahan
Penolon
g Anti Jamur
Paku, Mur
& Baut
Cat, Warna
& Tiner
Solar, Oli,
Pelumas
Suku
cadang
Office
supplies
TK
Tidak
Langsun
g
Kepala bagian
supervisor
Kepala
bagian
supervisor
Kepala
bagian
supervisor
Kepala
bagian
supervisor
Kepala
bagian
supervisor
Kepala
bagian
supervisor
Depresi
asi
Dep.Gedung
Dep.Mesin
Dep.Peralatan
Dep.Gedung
Dep.Mesin
Dep.Peralata
n
Dep.Gedun
g
Dep.Mesin
Dep.Peralat
an
Dep.Gedung
Dep.Mesin
Dep.Peralata
n
Dep.Gedun
g
Dep.Mesin
Dep.Peralat
an
Dep.Gedun
g
Dep.Mesin
Dep.Peralat
an
Lain-
Lain
Alat Tulis
Air & Listrik
Pajak
Polis.Asuransi
Alat Tulis
Air &
Listrik
Pajak
Polis.Asuran
si
Alat Tulis
Air &
Listrik
Pajak
Polis.Asura
nsi
Alat Tulis
Air &
Listrik
Pajak
Polis.Asuran
si
Alat Tulis
Air &
Listrik
Pajak
Polis.Asura
nsi
Alat Tulis
Air &
Listrik
Pajak
Polis.Asura
nsi
2. Menghitung Tarif Biaya Overhead Pabrik/ BOP (Overhead Rate)
Tarif BOP diperlukan dalam rangka penentuan harga pokok produksi. Berdasarkan
penentuan biaya BOP untuk masing-masing bagian, maka dapat dihitung tarif BOP
dengan cara membagi BOP dianggarkan dengan tingkat kegiatan di masing-masing
departemen (bagian). Penentuan tarif biaya overhead pabrik dilaksanakan melalui tiga
tahap berikut:
1. Menyusun anggaran BOP
Dalam menyusun anggaran BOP harus diperhatikan tingkat kegiatan yang akan
dipakai sebagai dasar penaksiran BOP. Ada tiga macam kapasitas yang dapat dipakai
sebagai dasar pembuatan anggaran BOP antara lain:
a. Kapasitas Praktis
Untuk menentukan besarnya kapasitas praktis dan kapasitas normal terlebih dahulu
harus ditentukan kapasitas teoritis, yakni volume produksi maksimum yang dapat
dihasilkan oleh pabrik.
Kapasitas teoritis dapat diartikan sebagai kapasitas pabrik atau suatu
departemen untuk menghasilkan produk pada kecepatan penuh tanpa berhenti selama
jangka waktu tertentu. Kapasitas praktis adalah kapasitas teoritis dikurangi dengan
kerugian-kerugian waktu yang tidak dapat dihindari karena hambatan-hambatan
intern perusahaan. Penetapan kapasitas praktis ini perlu dilakukan karena sangat tidak
mungkin suatu pabrik dijalankan pada kapasitas teoritis. Dengan demikian perlu
diperhitungkan kelonggaran-kelonggaran waktu dalam penentuan kapasitas seperti
penghentian pabrik yang tidak dapat dihindari karena kerusakan mesin.
b. Kapasitas Normal
Adalah kemampuan perusahaan untuk memproduksi dan menjual produknya dalam
jangka panjang. Jika dalam penentuan kapasitaspraktis hanya diperhitungkan
kelonggaran-kelonggaran waktu akibat faktor-faktor intern perusahaan, maka dalam
penentuan kapasitas normal diperhitungkan pula kecenderungan penjualan dalam
jangka panjang.
c. Kapasitas Sesungguhnya yang Diharapkan
Adalah kapasitas sesungguhnya yang diperkirakan akan dapat dicapai dalam tahun
yang akan datang. Jika anggaran BOP didasarkan pada kapasitas sesungguhnya yang
diharapkan, maka berarti ramalan penjualan tahun yang akan datang dipakai sebagai
dasar penentuan kapasitas, sedangkan jika anggaran tersebut didasarkan pada
kapasitas praktis dan normal, maka titik berat diletakkan pada kapasitas fisik pabrik.
Penentuan tarif BOP atas dasar kapasitas sesungguhnya yang diharapkan
merupakan pendekatan jangka pendek, dan metode ini umumnya mengakibatkan
digunakan tarif yang berbeda dari periode ke periode. Penentuan tarif BOP atas dasar
kapasitas praktis atau kapasitas normal merupakan pendekatan jangka panjang, yang
menghubungkan tingkat kegiatan perusahaan dengan kapasitas fisik pabrik dan tidak
dipengaruhi oleh perubahan-perubahan penjualan yang bersifat sementara. Dengan
pendekatan ini tarif BOP relatif konstan untuk jangka waktu yang relatif lama.
2. Memilih dasar pembebanan BOP kepada produk
Setelah anggaran BOP selesai disusun, maka langkah selanjutnya adalah
memilih dasar yang akan dipakai untuk membebankan secara adil BOP kepada
produk. Dasar pembebanan ini dikenal sebagai satuan kegiatan atau satuan
penghitung yakni satuan yang dipakai untuk mengetahui jumlah kegiatan yang telah
dilakukan oleh bagian produksi dan bagian jasa dalam rangka proses produksi. Satuan
kegiatan ini sangat diperlukan dalam penyusunan anggaran BOP karena pada
prinsipnya BOP merupakan hasil perkalian antara satuan kegiatan dengan tarif BOP.
Beberapa dasar yang dapat dipakai sebagai satuan kegiatan untuk membebankan BOP
kepada produk, antara lain:
a. Satuan produk
Metode ini merupakan metode yang paling sederhana dan langsung membebankan
BOP kepada produk. Beban BOP untuk setiap produk dihitung dengan formula
berikut:
Metode ini cocok digunakan untuk perusahaan yang hanya memproduksi satu jenis
produk. Jika perusahaan menghasilkan lebih dari macam produk yang serupa dan
berhubungan erat satu dengan yang lain, maka pembebanan dengan dasar tertimbang
atau dasar nilai.
b. Biaya bahan mentah
Jika BOP yang dominan bervariasi dengan nilai bahan mentah (misal biaya
asuransi bahan baku), maka dasar yang dipakai untuk membebankannya kepada
produk adalah biaya bahan bakuyang dipakai. Formula perhitungan tarif BOP adalah
sebagai berikut:
c. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Jika sebagian besar elemen BOP mempunyai hubungan yang erat dengan jumlah
upah TKL (contoh pajak penghasilan atas upah karyawan yang ditanggung
perusahaan), maka dasar yang dipakai untuk membebankan adalah biaya TKL.
Formula perhitungan tarif BOP adalah sebagai berikut
d. Jam Tenaga Kerja Langsung (JTKL)
Oleh karena ada keterkaitan yang sangat erat antara biaya TKL dengan jumlah jam
kerja langsung, maka BOP dibebankan atas dasar jam tenaga kerja langsung.
Formula perhitungan tarif BOP adalah sebagai berikut:
e. Jam Mesin
Apabila BOP bervariasi dengan waktu penggunaan mesin (contoh bahan bakar atau
listrik dipakai untuk menjalankan mesin), maka dasar yang dipakai untuk
membebankannya adalah jam mesin. Formula perhitungan tarif BOP adalah sebagai
berikut:
Penentuan atau pemilihan satuan kegiatan ini merupakan tanggung jawab
manajer produksi. Ia harus berhati-hati dalam hal ini. Kesalahan memilih satuan
kegiatan mengakibatkan kesalahan pembebanan biaya overhead ke setiap bagian, atau
kesalahan pembebanan biaya overhead kepada barang-barang yang disediakan. Ia
akan mengakibatkan kesalahan harga pokok produksi.
3. Menghitung tarif BOP
Metode Penentuan Tarif Biaya Overhead Pabrik
Dalam penentuan tarif biaya overhead pabrik, perusahaan perlu
memperhatikan jumlah tarif biaya overhead pabrik yang akan digunakan. Ada tiga
alternatif yang dapat digunakan yaitu:
1. Plantwide Rate / Tarif Tunggal
Perusahaan hanya menggunakan tarif biaya overhead pabrik untuk
pembebanan biaya overhead pabrik ke pesanan maupun produknya dari awal proses
sampai akhir.
2. Departemental Rate / Tarif Departementalisasi
Perusahaan menetapkan tarif biaya overhead pabrik untuk setiap tahapan atau
departemen produksi yang ada di perusahaan.Jumlah tarif biaya overhead pabrik
tergantung dari tahapan atau departemen produksi yang ada.
3. Activity Rate / Tarif Setiap Aktivitas
Perusahaan menetapkan tarif biaya overhead pabrik untuk setiap aktivitas
yang terjadi dalam pembuatan produknya.Cara ini dikenal dengan Activity Based
Costing (ABC).
Setelah anggaran BOP selesai disusun dan ditentukan besar satuan kegiatan,
maka langkah terakhir adalah menghitung tarif BOP dengan rumus sebagai berikut:
Formula:
KONSEP KAPASITAS.
a. kapasitas teoritis
yaitu output maksimum yang dapat dicapai secara mutlak dengan anggapan
semua beroperassi secara sempurna.
b. kapasitas praktis
yaitu output maksimum pada departemen yang beroperasi secara efisien .
c. kapisitas normal.
yaitu penyempurnaan kelemahan a konsep diatas. merupakan dasat yang baik
dan tepat untuk memperhitungkan besarnya BOP.
d. kapasitas yang diharapkan
yaitu merupakan rencan produksi yang penting untuk memenuhi kebutuhan
penjualan pada tahun yang akan datang.
dukung yang sangat penting bagi kegiatan produksi. aktivitasnya tidak secara
langsung memproses produk. contoh departemen jasa pada perusahaan pabrikasi
adalah departemen penangananbahan, departemen bengkel.
CONTOH SOAL
PT “NURCAHYA” menentukan tarip BOP ditentukan dimuka bulan januari 1995,
perusahaan membuat angggaran BOP dengan kapasitas normal 30.000 jam mesin
dengan data produksi sebagai berikut :
Jenis Biaya Tetap/Variabel Jumlah
Biaya bahan baku Rp 5.000.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 2.500.000
Biaya bahan penolong V Rp 1.100.000
Biaya depresiasi pabrik T Rp 500.000
Biaya bahan bakar V Rp 750.000
Biaya listrik V Rp 1.600.000
Biaya reparsi & pemeliharaan V Rp 675.000
T Rp 400.000
Biaya asuransi bangunan T Rp 800.000
Biaya promosi V Rp 1.250.000
Biaya tenaga kerja tidak langsung V Rp 1.400.000
T Rp 1.850.000
Biaya kesejahteraan karyawan T Rp 1.050.000
Data-data lain yang berkaitan dengan produksi :
Jam kerja langsung 42.000 jam
Unit produksi 60.000 unit
Pada akhir bulan BOP sesungguhnya terjadi pada kapasitas sesungguhnya 27.500 jam
Jenis Biaya Tetap/Variabel Jumlah
Biaya bahan baku Rp 5.000.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 2.500.000
Biaya bahan penolong V Rp 1.000.000
Biaya depresiasi pabrik T Rp 500.000
Biaya bahan bakar V Rp 750.000
Biaya listrik V Rp 1.400.000
Biaya reparasi & pemeliharaan V Rp 600.000
T Rp 400.000
Biaya asuransi bangunan T Rp 800.000
Biaya promosi V Rp 1.050.000
Biaya tenaga kerja tidak langsung V Rp 1.200.000
T Rp 1.850.000
Biaya kesejahteraan karyawan T Rp 1.050.000
Diminta :
1. Berapakah BOP tetap & variabel yang dianggarkan.
2. Hitung tarip BOP bulan Januari berdasarkan:
a. Jam mesin (Rp)
b. Biaya bahan baku (%)
c. Biaya tenaga kerja langsung (Rp)
d. Jam kerja langsung (Rp)
e. Unit produksi (Rp)
3. Hitunglah pada BOP sesungguhnya ;
a. Tarip BOP variabel & tetap.
b. selisih BOP.
c. Selisih anggaran |& kapasitas.
4. Buatlah jurnal yang diperlukan.
PENYELESAIAN :
1. BOP Tetap = Rp 4.600.000.
BOP Variabel = 5.525.000.
2. a.
Tarif BOP tetap =
Rp 4.600.000
= Rp 153,3 jam mesin.
30.000
Tarif BOP variabel =
Rp 5.525.000
= Rp 184,2 jam mesin.
30.000
Tarif BOP = (153,3 + 184,2) = Rp 337,5 jam mesin.
b. Biaya bahan baku :
Tarif BOP = Rp 10.125.000 x 100% = 202,5%
5.000.000
c. Biaya tenaga kerja langsung :
Tarif BOP = Rp 10.125.000 x 100% = 405%
2.500.000
d. Jam kerja langsung :
Tarif BOP = Rp 10.125.000 = Rp 241.
42.000
e. Unit produksi :
Tarif BOP = Rp 10.125.000 = Rp 168,75
60.000
3.a. BOP tetap = Rp 4.600.000 : 27.500 = 167,3
BOP variabel = 4.750.000 : 27.500 = 172.7
b. Selisih BOP :
BOP yang dibebankan (27.500 x 337,5) Rp 9.281.250.
BOP sesungguhnya 9.350.000.
Selisih BOP (R) Rp 68.750.
c. Selisih Anggaran :
BOP sesungguhnya Rp 9.350.000.
BOP dianggarkan pada kapasitas :
BOP variabel (27.500 x Rp 184,2) = Rp 5.065.500
BOP tetap Rp 4.600.000
9.665.500.
Laba 315.500.
Selisih kapasitas :
(metode 1)
BOP tetap dianggarkan Rp 4.600.000.
BOP tetap dibebankan pd produk (27.500 x Rp 153,3) 4.215.750.
Rugi Rp 384.250.
(metode 2)
Kapasitas dianggarkan 30.000 jam mesin.
Kapasitas dicapai 27.500
2.500 jam mesin.
Tarif BOP tetap : Rp 153,3
Selisih kapasitas : (Rp 153,3 x 2500) = Rp 383.250
4. Mencatat pembebanan BOP :
BDP – BOP 9.281.250 -
BOP yang dibebankan - 9.281.250
Mencatat BOP sesungguhnya :
BOP sesungguhnya 9.350.000 -
Berbagai rekening di kredit - 9.350.000
Mencatat penutupan rekening BOP dibebankan ke BOP sesungguhnya dan
mencatat
selisih :
BOP dibebankan 9.281.250 -
Selisih kurang BOP 68.750 -
BOP sesungguhnya - 9.350.000
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Semua biaya produksi selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga
kerja langsung. Atau lebih tepatnya semua biaya produksi yang termasuk ke dalam
biaya bahan tak langsung, biaya tenaga kerja tak langsung, dan biaya-biaya produksi
lainnya yang tidak secara mudah di identifikasikan atau dibedakan langsung pada
suatu proses produksi. Sehingga BOP ini sering juga disebut sebagai biaya produksi
tidak langsung.
1) Biaya bahan penolong
2) Biaya tenaga kerja tidak langsung
3) Penyusutan dan amortisasi aktiva tetap pabrik
4) Reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap pabrik
5) Biaya listrik, air pabrik
6) Biaya asuransi pabrik
7) Biaya overhead lain-lain,
Menyusun anggaran BOP
Dalam menyusun anggaran BOP harus diperhatikan tingkat kegiatan yang akan
dipakai sebagai dasar penaksiran BOP. Ada tiga macam kapasitas yang dapat dipakai
sebagai dasar pembuatan anggaran BOP antara lain:
A. Kapasitas Toritis
B. Kapasitas Praktis
C. Kapasitas Normal
D. Kapasitas Sesungguhnya
Menghitung tarif BOP :

More Related Content

What's hot

Sistem informasi akuntansi siklus pendapatan dan siklus pengeluaran
Sistem informasi akuntansi   siklus pendapatan dan siklus pengeluaranSistem informasi akuntansi   siklus pendapatan dan siklus pengeluaran
Sistem informasi akuntansi siklus pendapatan dan siklus pengeluaranUlmi_Kalsum
 
Prosedur Akuntansi Pendapatan Di SKPD
Prosedur Akuntansi Pendapatan Di SKPDProsedur Akuntansi Pendapatan Di SKPD
Prosedur Akuntansi Pendapatan Di SKPDFox Broadcasting
 
(Pert 4) bab 14 siklus penjualan dan penagihan test of control & substa...
(Pert 4) bab 14 siklus penjualan dan penagihan   test of control & substa...(Pert 4) bab 14 siklus penjualan dan penagihan   test of control & substa...
(Pert 4) bab 14 siklus penjualan dan penagihan test of control & substa...Ilham Sousuke
 
Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya
Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya
Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya Mandiri Sekuritas
 
PAP - KD 1 dokumen perusahaan manufaktur
PAP - KD 1 dokumen perusahaan manufakturPAP - KD 1 dokumen perusahaan manufaktur
PAP - KD 1 dokumen perusahaan manufakturYan Chen
 
Pratikum akuntansi perusahaan manufaktur - pabrik tempe sejahtera
Pratikum akuntansi perusahaan manufaktur - pabrik tempe sejahteraPratikum akuntansi perusahaan manufaktur - pabrik tempe sejahtera
Pratikum akuntansi perusahaan manufaktur - pabrik tempe sejahteraYan Chen
 
HARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANAN
HARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANANHARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANAN
HARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANANOwnskin
 
Kalkulasi biaya pemesanan
Kalkulasi biaya pemesananKalkulasi biaya pemesanan
Kalkulasi biaya pemesananArif Setiawan
 
AK2-Pertemuan-1-Liabilitas-Jangka-Pendek
AK2-Pertemuan-1-Liabilitas-Jangka-PendekAK2-Pertemuan-1-Liabilitas-Jangka-Pendek
AK2-Pertemuan-1-Liabilitas-Jangka-Pendekaosta julytha
 
piutang ppt.pptx
piutang ppt.pptxpiutang ppt.pptx
piutang ppt.pptxAswarAswad
 
Bab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba Rugi
Bab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba RugiBab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba Rugi
Bab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba RugiAndiErwinGhozali
 
Bab 20 pemeriksaan Subsequent Event dan pentelesaian pemeriksaan
Bab  20 pemeriksaan Subsequent Event dan pentelesaian pemeriksaanBab  20 pemeriksaan Subsequent Event dan pentelesaian pemeriksaan
Bab 20 pemeriksaan Subsequent Event dan pentelesaian pemeriksaanAndiErwinGhozali
 
16a.sapd simulasi-skpd
16a.sapd simulasi-skpd16a.sapd simulasi-skpd
16a.sapd simulasi-skpdNadia Amelia
 
Bab. 5 Giro Nasabah; Bab. 6 Tabungan; dan Bab. 7 Deposito
Bab. 5 Giro Nasabah; Bab. 6 Tabungan; dan Bab. 7 DepositoBab. 5 Giro Nasabah; Bab. 6 Tabungan; dan Bab. 7 Deposito
Bab. 5 Giro Nasabah; Bab. 6 Tabungan; dan Bab. 7 DepositoFitri Ayu Kusuma Wijayanti
 

What's hot (20)

Sistem informasi akuntansi siklus pendapatan dan siklus pengeluaran
Sistem informasi akuntansi   siklus pendapatan dan siklus pengeluaranSistem informasi akuntansi   siklus pendapatan dan siklus pengeluaran
Sistem informasi akuntansi siklus pendapatan dan siklus pengeluaran
 
Prosedur Akuntansi Pendapatan Di SKPD
Prosedur Akuntansi Pendapatan Di SKPDProsedur Akuntansi Pendapatan Di SKPD
Prosedur Akuntansi Pendapatan Di SKPD
 
Mojakoe perpajakan1
Mojakoe perpajakan1Mojakoe perpajakan1
Mojakoe perpajakan1
 
(Pert 4) bab 14 siklus penjualan dan penagihan test of control & substa...
(Pert 4) bab 14 siklus penjualan dan penagihan   test of control & substa...(Pert 4) bab 14 siklus penjualan dan penagihan   test of control & substa...
(Pert 4) bab 14 siklus penjualan dan penagihan test of control & substa...
 
Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya
Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya
Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya
 
PAP - KD 1 dokumen perusahaan manufaktur
PAP - KD 1 dokumen perusahaan manufakturPAP - KD 1 dokumen perusahaan manufaktur
PAP - KD 1 dokumen perusahaan manufaktur
 
Pratikum akuntansi perusahaan manufaktur - pabrik tempe sejahtera
Pratikum akuntansi perusahaan manufaktur - pabrik tempe sejahteraPratikum akuntansi perusahaan manufaktur - pabrik tempe sejahtera
Pratikum akuntansi perusahaan manufaktur - pabrik tempe sejahtera
 
HARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANAN
HARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANANHARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANAN
HARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANAN
 
SIA - Siklus Konversi
SIA - Siklus KonversiSIA - Siklus Konversi
SIA - Siklus Konversi
 
Analisis break-even
Analisis break-evenAnalisis break-even
Analisis break-even
 
Kalkulasi biaya pemesanan
Kalkulasi biaya pemesananKalkulasi biaya pemesanan
Kalkulasi biaya pemesanan
 
AK2-Pertemuan-1-Liabilitas-Jangka-Pendek
AK2-Pertemuan-1-Liabilitas-Jangka-PendekAK2-Pertemuan-1-Liabilitas-Jangka-Pendek
AK2-Pertemuan-1-Liabilitas-Jangka-Pendek
 
piutang ppt.pptx
piutang ppt.pptxpiutang ppt.pptx
piutang ppt.pptx
 
Bab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba Rugi
Bab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba RugiBab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba Rugi
Bab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba Rugi
 
Persediaan (Pengantar Akuntansi II)
Persediaan (Pengantar Akuntansi II)Persediaan (Pengantar Akuntansi II)
Persediaan (Pengantar Akuntansi II)
 
Dana Kas Kecil
Dana Kas KecilDana Kas Kecil
Dana Kas Kecil
 
Bab 20 pemeriksaan Subsequent Event dan pentelesaian pemeriksaan
Bab  20 pemeriksaan Subsequent Event dan pentelesaian pemeriksaanBab  20 pemeriksaan Subsequent Event dan pentelesaian pemeriksaan
Bab 20 pemeriksaan Subsequent Event dan pentelesaian pemeriksaan
 
Akuntansi kas
Akuntansi kasAkuntansi kas
Akuntansi kas
 
16a.sapd simulasi-skpd
16a.sapd simulasi-skpd16a.sapd simulasi-skpd
16a.sapd simulasi-skpd
 
Bab. 5 Giro Nasabah; Bab. 6 Tabungan; dan Bab. 7 Deposito
Bab. 5 Giro Nasabah; Bab. 6 Tabungan; dan Bab. 7 DepositoBab. 5 Giro Nasabah; Bab. 6 Tabungan; dan Bab. 7 Deposito
Bab. 5 Giro Nasabah; Bab. 6 Tabungan; dan Bab. 7 Deposito
 

Viewers also liked

FIFO,LIFO,RATA-RATA TERTIMBANG
FIFO,LIFO,RATA-RATA TERTIMBANGFIFO,LIFO,RATA-RATA TERTIMBANG
FIFO,LIFO,RATA-RATA TERTIMBANGYABES HULU
 
P3B AFRIKA SELATAN, ARAB SAUDI, AUSTRALIA, CHINA, INGGRIS, MALAYSIA, SINGAPUR...
P3B AFRIKA SELATAN, ARAB SAUDI, AUSTRALIA, CHINA, INGGRIS, MALAYSIA, SINGAPUR...P3B AFRIKA SELATAN, ARAB SAUDI, AUSTRALIA, CHINA, INGGRIS, MALAYSIA, SINGAPUR...
P3B AFRIKA SELATAN, ARAB SAUDI, AUSTRALIA, CHINA, INGGRIS, MALAYSIA, SINGAPUR...YABES HULU
 
Kas kecil PT larosa
Kas kecil PT larosaKas kecil PT larosa
Kas kecil PT larosaYABES HULU
 
Pengendalian intern
Pengendalian internPengendalian intern
Pengendalian internYABES HULU
 
Perhitungan pph badan smp rp4,8 m
Perhitungan pph badan smp rp4,8 mPerhitungan pph badan smp rp4,8 m
Perhitungan pph badan smp rp4,8 mYABES HULU
 
Soal Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
Soal Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/RugiSoal Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
Soal Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/RugiYABES HULU
 
Menyusun laporan keuangan
Menyusun laporan keuanganMenyusun laporan keuangan
Menyusun laporan keuanganYABES HULU
 
Modul rekonsiliasi-fiskal
Modul rekonsiliasi-fiskalModul rekonsiliasi-fiskal
Modul rekonsiliasi-fiskalYABES HULU
 
Kertas kerja pemeriksaan kap
Kertas kerja pemeriksaan kapKertas kerja pemeriksaan kap
Kertas kerja pemeriksaan kapYABES HULU
 
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/RugiJawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/RugiYABES HULU
 
PPh Pasal 21 + soal
PPh Pasal 21 + soalPPh Pasal 21 + soal
PPh Pasal 21 + soalYABES HULU
 
FUNGSI PRODUKSI.pengantarbisnis
FUNGSI PRODUKSI.pengantarbisnisFUNGSI PRODUKSI.pengantarbisnis
FUNGSI PRODUKSI.pengantarbisnisYABES HULU
 
Implementasi sila pertama
Implementasi sila pertamaImplementasi sila pertama
Implementasi sila pertamaYABES HULU
 
Akuntansi keuangan 2 Piutang
Akuntansi keuangan 2   PiutangAkuntansi keuangan 2   Piutang
Akuntansi keuangan 2 PiutangPoliteknik TELKOM
 
Bagaimana Penerapan Nilai pancasila yang pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa) Di...
Bagaimana Penerapan Nilai pancasila yang pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa) Di...Bagaimana Penerapan Nilai pancasila yang pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa) Di...
Bagaimana Penerapan Nilai pancasila yang pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa) Di...YABES HULU
 
Perhitungan PPh badan untuk peredaran bruto diatas Rp4,8 s/d Rp50m
Perhitungan PPh badan untuk peredaran bruto diatas Rp4,8 s/d Rp50mPerhitungan PPh badan untuk peredaran bruto diatas Rp4,8 s/d Rp50m
Perhitungan PPh badan untuk peredaran bruto diatas Rp4,8 s/d Rp50mYABES HULU
 
kas kecil sistem dana tidak tetap
kas kecil sistem dana tidak tetapkas kecil sistem dana tidak tetap
kas kecil sistem dana tidak tetapsansantika_
 

Viewers also liked (20)

FIFO,LIFO,RATA-RATA TERTIMBANG
FIFO,LIFO,RATA-RATA TERTIMBANGFIFO,LIFO,RATA-RATA TERTIMBANG
FIFO,LIFO,RATA-RATA TERTIMBANG
 
P3B AFRIKA SELATAN, ARAB SAUDI, AUSTRALIA, CHINA, INGGRIS, MALAYSIA, SINGAPUR...
P3B AFRIKA SELATAN, ARAB SAUDI, AUSTRALIA, CHINA, INGGRIS, MALAYSIA, SINGAPUR...P3B AFRIKA SELATAN, ARAB SAUDI, AUSTRALIA, CHINA, INGGRIS, MALAYSIA, SINGAPUR...
P3B AFRIKA SELATAN, ARAB SAUDI, AUSTRALIA, CHINA, INGGRIS, MALAYSIA, SINGAPUR...
 
PPh BADAN
PPh BADANPPh BADAN
PPh BADAN
 
Kas kecil PT larosa
Kas kecil PT larosaKas kecil PT larosa
Kas kecil PT larosa
 
Sejarah pajak
Sejarah pajakSejarah pajak
Sejarah pajak
 
Pengendalian intern
Pengendalian internPengendalian intern
Pengendalian intern
 
Perhitungan pph badan smp rp4,8 m
Perhitungan pph badan smp rp4,8 mPerhitungan pph badan smp rp4,8 m
Perhitungan pph badan smp rp4,8 m
 
Soal Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
Soal Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/RugiSoal Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
Soal Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
 
Menyusun laporan keuangan
Menyusun laporan keuanganMenyusun laporan keuangan
Menyusun laporan keuangan
 
Modul rekonsiliasi-fiskal
Modul rekonsiliasi-fiskalModul rekonsiliasi-fiskal
Modul rekonsiliasi-fiskal
 
Kertas kerja pemeriksaan kap
Kertas kerja pemeriksaan kapKertas kerja pemeriksaan kap
Kertas kerja pemeriksaan kap
 
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/RugiJawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
 
PPh Pasal 21 + soal
PPh Pasal 21 + soalPPh Pasal 21 + soal
PPh Pasal 21 + soal
 
Soal 8
Soal 8Soal 8
Soal 8
 
FUNGSI PRODUKSI.pengantarbisnis
FUNGSI PRODUKSI.pengantarbisnisFUNGSI PRODUKSI.pengantarbisnis
FUNGSI PRODUKSI.pengantarbisnis
 
Implementasi sila pertama
Implementasi sila pertamaImplementasi sila pertama
Implementasi sila pertama
 
Akuntansi keuangan 2 Piutang
Akuntansi keuangan 2   PiutangAkuntansi keuangan 2   Piutang
Akuntansi keuangan 2 Piutang
 
Bagaimana Penerapan Nilai pancasila yang pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa) Di...
Bagaimana Penerapan Nilai pancasila yang pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa) Di...Bagaimana Penerapan Nilai pancasila yang pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa) Di...
Bagaimana Penerapan Nilai pancasila yang pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa) Di...
 
Perhitungan PPh badan untuk peredaran bruto diatas Rp4,8 s/d Rp50m
Perhitungan PPh badan untuk peredaran bruto diatas Rp4,8 s/d Rp50mPerhitungan PPh badan untuk peredaran bruto diatas Rp4,8 s/d Rp50m
Perhitungan PPh badan untuk peredaran bruto diatas Rp4,8 s/d Rp50m
 
kas kecil sistem dana tidak tetap
kas kecil sistem dana tidak tetapkas kecil sistem dana tidak tetap
kas kecil sistem dana tidak tetap
 

Similar to BAB I PENDAHULUAN

anggaran boppppppppppppppppppp. pptx.pdf
anggaran boppppppppppppppppppp. pptx.pdfanggaran boppppppppppppppppppp. pptx.pdf
anggaran boppppppppppppppppppp. pptx.pdfAzraWinnisaZahra
 
Biaya overhead pabrik departemen
Biaya overhead pabrik departemenBiaya overhead pabrik departemen
Biaya overhead pabrik departemenFika Ratnasari
 
BAB 7 ANALISIS BIAYA PRODUKSI PROTOTIPE PRODUK BARANG DAN JASA.pdf
BAB 7 ANALISIS BIAYA PRODUKSI PROTOTIPE PRODUK BARANG DAN JASA.pdfBAB 7 ANALISIS BIAYA PRODUKSI PROTOTIPE PRODUK BARANG DAN JASA.pdf
BAB 7 ANALISIS BIAYA PRODUKSI PROTOTIPE PRODUK BARANG DAN JASA.pdfDimasTubagusRI1
 
Konsep Perilaku Biaya Akuntansi Manajemen Pendidikan
Konsep Perilaku Biaya Akuntansi Manajemen PendidikanKonsep Perilaku Biaya Akuntansi Manajemen Pendidikan
Konsep Perilaku Biaya Akuntansi Manajemen Pendidikanbbankkaka
 
PPT KELOMPOK 5_BIAYA PABRIK TAK LANGSUNG[1].pdf
PPT KELOMPOK 5_BIAYA PABRIK TAK LANGSUNG[1].pdfPPT KELOMPOK 5_BIAYA PABRIK TAK LANGSUNG[1].pdf
PPT KELOMPOK 5_BIAYA PABRIK TAK LANGSUNG[1].pdfMUHAMMADDANISHPAMBUD
 
Soal latiahan bab 2 semester 3
Soal latiahan bab 2 semester 3Soal latiahan bab 2 semester 3
Soal latiahan bab 2 semester 3Asep suryadi
 
MATERI TAMBAHAN 770 PERTEMUAN 2.docx
MATERI TAMBAHAN 770 PERTEMUAN 2.docxMATERI TAMBAHAN 770 PERTEMUAN 2.docx
MATERI TAMBAHAN 770 PERTEMUAN 2.docxHendraLesmana48
 
2 akuntansi-manufaktur
2 akuntansi-manufaktur2 akuntansi-manufaktur
2 akuntansi-manufakturNANDA MEDYA
 
Akuntansi untuk perusahaan manufaktur
Akuntansi untuk perusahaan manufakturAkuntansi untuk perusahaan manufaktur
Akuntansi untuk perusahaan manufakturYeni Setianingsih
 
Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Anggaran Biaya Overhead PabrikAnggaran Biaya Overhead Pabrik
Anggaran Biaya Overhead PabrikAii Lelasari
 
Akuntansi Biaya (Cost Accounting) - Anggaran dan Penentuan Tarif Biaya Overhe...
Akuntansi Biaya (Cost Accounting) - Anggaran dan Penentuan Tarif Biaya Overhe...Akuntansi Biaya (Cost Accounting) - Anggaran dan Penentuan Tarif Biaya Overhe...
Akuntansi Biaya (Cost Accounting) - Anggaran dan Penentuan Tarif Biaya Overhe...amrinarosada7x
 
BIAYA_PRODUKSI.pptx
BIAYA_PRODUKSI.pptxBIAYA_PRODUKSI.pptx
BIAYA_PRODUKSI.pptxwirasastuti1
 
Karakteristik perusahaan manufaktur dan struktur biaya
Karakteristik perusahaan manufaktur dan struktur biayaKarakteristik perusahaan manufaktur dan struktur biaya
Karakteristik perusahaan manufaktur dan struktur biayabudieto
 
Akuntansi biaya bab 2.pptx
Akuntansi biaya bab 2.pptxAkuntansi biaya bab 2.pptx
Akuntansi biaya bab 2.pptxMiaAdinda3
 

Similar to BAB I PENDAHULUAN (20)

anggaran boppppppppppppppppppp. pptx.pdf
anggaran boppppppppppppppppppp. pptx.pdfanggaran boppppppppppppppppppp. pptx.pdf
anggaran boppppppppppppppppppp. pptx.pdf
 
Biaya overhead pabrik departemen
Biaya overhead pabrik departemenBiaya overhead pabrik departemen
Biaya overhead pabrik departemen
 
BAB 7 ANALISIS BIAYA PRODUKSI PROTOTIPE PRODUK BARANG DAN JASA.pdf
BAB 7 ANALISIS BIAYA PRODUKSI PROTOTIPE PRODUK BARANG DAN JASA.pdfBAB 7 ANALISIS BIAYA PRODUKSI PROTOTIPE PRODUK BARANG DAN JASA.pdf
BAB 7 ANALISIS BIAYA PRODUKSI PROTOTIPE PRODUK BARANG DAN JASA.pdf
 
Akuntansi Biaya 3#5
Akuntansi Biaya 3#5Akuntansi Biaya 3#5
Akuntansi Biaya 3#5
 
Sunk cost
Sunk costSunk cost
Sunk cost
 
Konsep Perilaku Biaya Akuntansi Manajemen Pendidikan
Konsep Perilaku Biaya Akuntansi Manajemen PendidikanKonsep Perilaku Biaya Akuntansi Manajemen Pendidikan
Konsep Perilaku Biaya Akuntansi Manajemen Pendidikan
 
Materi bop
Materi bopMateri bop
Materi bop
 
PPT KELOMPOK 5_BIAYA PABRIK TAK LANGSUNG[1].pdf
PPT KELOMPOK 5_BIAYA PABRIK TAK LANGSUNG[1].pdfPPT KELOMPOK 5_BIAYA PABRIK TAK LANGSUNG[1].pdf
PPT KELOMPOK 5_BIAYA PABRIK TAK LANGSUNG[1].pdf
 
Soal latiahan bab 2 semester 3
Soal latiahan bab 2 semester 3Soal latiahan bab 2 semester 3
Soal latiahan bab 2 semester 3
 
MATERI TAMBAHAN 770 PERTEMUAN 2.docx
MATERI TAMBAHAN 770 PERTEMUAN 2.docxMATERI TAMBAHAN 770 PERTEMUAN 2.docx
MATERI TAMBAHAN 770 PERTEMUAN 2.docx
 
2 akuntansi-manufaktur
2 akuntansi-manufaktur2 akuntansi-manufaktur
2 akuntansi-manufaktur
 
Slide 10 (pe)
Slide 10 (pe)Slide 10 (pe)
Slide 10 (pe)
 
Akuntansi untuk perusahaan manufaktur
Akuntansi untuk perusahaan manufakturAkuntansi untuk perusahaan manufaktur
Akuntansi untuk perusahaan manufaktur
 
Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Anggaran Biaya Overhead PabrikAnggaran Biaya Overhead Pabrik
Anggaran Biaya Overhead Pabrik
 
Akuntansi Biaya 4#5
Akuntansi Biaya 4#5Akuntansi Biaya 4#5
Akuntansi Biaya 4#5
 
Akuntansi Biaya (Cost Accounting) - Anggaran dan Penentuan Tarif Biaya Overhe...
Akuntansi Biaya (Cost Accounting) - Anggaran dan Penentuan Tarif Biaya Overhe...Akuntansi Biaya (Cost Accounting) - Anggaran dan Penentuan Tarif Biaya Overhe...
Akuntansi Biaya (Cost Accounting) - Anggaran dan Penentuan Tarif Biaya Overhe...
 
Biaya Produksi
Biaya ProduksiBiaya Produksi
Biaya Produksi
 
BIAYA_PRODUKSI.pptx
BIAYA_PRODUKSI.pptxBIAYA_PRODUKSI.pptx
BIAYA_PRODUKSI.pptx
 
Karakteristik perusahaan manufaktur dan struktur biaya
Karakteristik perusahaan manufaktur dan struktur biayaKarakteristik perusahaan manufaktur dan struktur biaya
Karakteristik perusahaan manufaktur dan struktur biaya
 
Akuntansi biaya bab 2.pptx
Akuntansi biaya bab 2.pptxAkuntansi biaya bab 2.pptx
Akuntansi biaya bab 2.pptx
 

More from YABES HULU

Daftar Undeductible Expenses biaya fiskal
Daftar Undeductible Expenses biaya fiskalDaftar Undeductible Expenses biaya fiskal
Daftar Undeductible Expenses biaya fiskalYABES HULU
 
Perhitungan PPh badan untuk peredaran bruto diatas Rp50 M
Perhitungan PPh badan untuk peredaran bruto diatas Rp50 MPerhitungan PPh badan untuk peredaran bruto diatas Rp50 M
Perhitungan PPh badan untuk peredaran bruto diatas Rp50 MYABES HULU
 
Silmulasi pph ps.21 e-spt
Silmulasi pph ps.21 e-sptSilmulasi pph ps.21 e-spt
Silmulasi pph ps.21 e-sptYABES HULU
 
Formulir 1111 a2
Formulir 1111 a2Formulir 1111 a2
Formulir 1111 a2YABES HULU
 
SURAT TAGIHAN PAJAK
SURAT TAGIHAN PAJAKSURAT TAGIHAN PAJAK
SURAT TAGIHAN PAJAKYABES HULU
 
PPH WAJIB PAJAK BADAN
PPH WAJIB PAJAK BADANPPH WAJIB PAJAK BADAN
PPH WAJIB PAJAK BADANYABES HULU
 
Pajak penghasilan wp badan
Pajak penghasilan wp badanPajak penghasilan wp badan
Pajak penghasilan wp badanYABES HULU
 
Ppt konsep,klasifikasi biaya,arus biaya,dan laporan keuangan
Ppt konsep,klasifikasi biaya,arus biaya,dan laporan keuanganPpt konsep,klasifikasi biaya,arus biaya,dan laporan keuangan
Ppt konsep,klasifikasi biaya,arus biaya,dan laporan keuanganYABES HULU
 
Accounting, Laporan Keuangan, Jurnal Penutup, Jurnal Pembalik
Accounting, Laporan Keuangan, Jurnal Penutup, Jurnal PembalikAccounting, Laporan Keuangan, Jurnal Penutup, Jurnal Pembalik
Accounting, Laporan Keuangan, Jurnal Penutup, Jurnal PembalikYABES HULU
 
Penggalian nilai nilai pancasila di masa sebelum 1908
Penggalian nilai nilai pancasila di masa sebelum 1908Penggalian nilai nilai pancasila di masa sebelum 1908
Penggalian nilai nilai pancasila di masa sebelum 1908YABES HULU
 
Penggalian nilai nilai pancasila di masa kerajaan
Penggalian nilai nilai pancasila di masa kerajaanPenggalian nilai nilai pancasila di masa kerajaan
Penggalian nilai nilai pancasila di masa kerajaanYABES HULU
 
Nilai nilai pancasila pada masa pergerakan nasional
Nilai   nilai pancasila pada masa pergerakan nasionalNilai   nilai pancasila pada masa pergerakan nasional
Nilai nilai pancasila pada masa pergerakan nasionalYABES HULU
 

More from YABES HULU (15)

Daftar Undeductible Expenses biaya fiskal
Daftar Undeductible Expenses biaya fiskalDaftar Undeductible Expenses biaya fiskal
Daftar Undeductible Expenses biaya fiskal
 
Perhitungan PPh badan untuk peredaran bruto diatas Rp50 M
Perhitungan PPh badan untuk peredaran bruto diatas Rp50 MPerhitungan PPh badan untuk peredaran bruto diatas Rp50 M
Perhitungan PPh badan untuk peredaran bruto diatas Rp50 M
 
PPH Pasal 21
PPH Pasal 21PPH Pasal 21
PPH Pasal 21
 
Silmulasi pph ps.21 e-spt
Silmulasi pph ps.21 e-sptSilmulasi pph ps.21 e-spt
Silmulasi pph ps.21 e-spt
 
Formulir 1111 a2
Formulir 1111 a2Formulir 1111 a2
Formulir 1111 a2
 
Accounting
AccountingAccounting
Accounting
 
Accounting
AccountingAccounting
Accounting
 
SURAT TAGIHAN PAJAK
SURAT TAGIHAN PAJAKSURAT TAGIHAN PAJAK
SURAT TAGIHAN PAJAK
 
PPH WAJIB PAJAK BADAN
PPH WAJIB PAJAK BADANPPH WAJIB PAJAK BADAN
PPH WAJIB PAJAK BADAN
 
Pajak penghasilan wp badan
Pajak penghasilan wp badanPajak penghasilan wp badan
Pajak penghasilan wp badan
 
Ppt konsep,klasifikasi biaya,arus biaya,dan laporan keuangan
Ppt konsep,klasifikasi biaya,arus biaya,dan laporan keuanganPpt konsep,klasifikasi biaya,arus biaya,dan laporan keuangan
Ppt konsep,klasifikasi biaya,arus biaya,dan laporan keuangan
 
Accounting, Laporan Keuangan, Jurnal Penutup, Jurnal Pembalik
Accounting, Laporan Keuangan, Jurnal Penutup, Jurnal PembalikAccounting, Laporan Keuangan, Jurnal Penutup, Jurnal Pembalik
Accounting, Laporan Keuangan, Jurnal Penutup, Jurnal Pembalik
 
Penggalian nilai nilai pancasila di masa sebelum 1908
Penggalian nilai nilai pancasila di masa sebelum 1908Penggalian nilai nilai pancasila di masa sebelum 1908
Penggalian nilai nilai pancasila di masa sebelum 1908
 
Penggalian nilai nilai pancasila di masa kerajaan
Penggalian nilai nilai pancasila di masa kerajaanPenggalian nilai nilai pancasila di masa kerajaan
Penggalian nilai nilai pancasila di masa kerajaan
 
Nilai nilai pancasila pada masa pergerakan nasional
Nilai   nilai pancasila pada masa pergerakan nasionalNilai   nilai pancasila pada masa pergerakan nasional
Nilai nilai pancasila pada masa pergerakan nasional
 

Recently uploaded

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 

Recently uploaded (20)

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 

BAB I PENDAHULUAN

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Setiap bidang kegiatan produksi pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan tersebut. Umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah mendapatkan laba atau keuntungan yang besar. Setiap kegiatan produksi membutuhkan biaya produksi karena biaya produksi ditujukan untuk memperoleh nilai ekonomis produk yang lebih tinggi. Oleh karena itu, setiap perusahaan membutuhkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik sangat penting karena merupakan salah satu teknik untuk menerapkan kebijakan- kebijakan dalam pembebanan oleh suatu produk. Merupakan bagian dari proses perencanaan untuk menentukan tindakan bagi kegiatan produksi dimasa yang akan datang. Memberikan informasi untuk menentukan tindakan bagi kegiatan produksi. Memberikan gambaran bagi suatu perusahaan, disamping itu juga perusahaan membutuhkan analisis selisih. 2. Rumusan Masalah  Pengertian BOP  Perhitungan BOP  Dasar Perhitungan Tarif BOP  Konsep Kapasitas  Kasus BOP 3. Tujuan 1. Agar kita mengetahui pengertian dan jenis – jenis BOP 2. Mengetahui perhitungan BOP 3. Menentukan tarif BOP dan Konsep Kapasitas
  • 2. BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian BOP Semua biaya produksi selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Atau lebih tepatnya semua biaya produksi yang termasuk ke dalam biaya bahan tak langsung, biaya tenaga kerja tak langsung, dan biaya-biaya produksi lainnya yang tidak secara mudah di identifikasikan atau dibedakan langsung pada suatu proses produksi. Sehingga BOP ini sering juga disebut sebagai biaya produksi tidak langsung. 1) Biaya bahan penolong 2) Biaya tenaga kerja tidak langsung 3) Penyusutan dan amortisasi aktiva tetap pabrik 4) Reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap pabrik 5) Biaya listrik, air pabrik 6) Biaya asuransi pabrik 7) Biaya overhead lain-lain Karakteristik BOP a. Jumlahnya tidak proporsional dengan volume produksi b. Sulit ditelusur dan diidentifikasi langsung ke produk atau pesanan c. Jumlahnya tidak material Tujuan Penyusunan Anggaran BOP a. Mengetahui penggunaan biaya secara efisien b. Menentukan harga pokok c. Mengetahui pengalokasian biaya overhead pabrik sesuai dnegan tempat atau departemen dimana biaya dibebankan d. Sebagai alat pengawasan BOP
  • 3. Jenis-jenis BOP 1. Biaya bahan penolong Adalah biaya bahan yang digunakan untuk membantu penyelesaian suatu produk yang jumlahnya relative kecil. Misalnya lem dalam perusahaan percetakan, pernis dan paku dalam perusahaan mebel. 2. Biaya tenaga kerja tak langsung Adalah upah yang dibayarkan kepada karyawan pabrik yang secara fisik tidak berhubungan dengan proses pembuatan produk. Termasuk dalam kelompok ini antara lain upah mandor, gaji pegawai administrasi pabrik dll. 3. Biaya penyusutan aktiva tetap pabrik Adalah biaya penyusutan atas aktiva tetap yang dipergunakan di pabrik untuk penyelesaian produk baik secara lansung maupun tidak langsung, misalnya biaya penyusutan gedung pabrik, mesin-mesin, kendaraan pabrik 4. Biaya reperasi dan pemeliharaan aktiva tetap pabrik Adalah biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan dan perawatan mesin, gedung pabrik dan peralatan pabrik lainnya. 5. Biaya asuransi Adalah biaya yang dikeluarkan untuk menanggulangi resiko yang terjadi dalam proses produksi, biaya asuransi gedung pabrik, biaya asuransi karyawan pabrik. 6. Biaya-biaya yang timbul karena penggunaan jasa pihak lain Adalah biaya-biaya yang timbul karena penggunaan jasa pihak lain guna penyelesaian dan kelancaran proses produksi, misalnya biaya listrik dan air untuk keperluan pabrik. 7. Biaya-biaya yang terjadi di departemen pembantu Dalam perusahaan yang memiliki departemen pembantu, misalnya departemen bengkel atau pembangkit tenaga listrik, maka semua biaya yang terjadi di departemen pembantu tersebut diperlakukan sebagai biaya overhead pabrik (BOP).
  • 4. 1. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut sifatnya Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya-biaya produksi yang termasuk dalam biaya overhead pabrik dikelompokkan menjadi beberapa golongan berikut ini: a) Biaya Bahan Penolong. Bahan penolong adalah bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau bahan yang meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi nilainya relatif kecil bila dibandingkan dengan harga pokok produk tersebut. Dalam perusahaan percetakan misalnya, yang termasuk dalam bahan penolong antara lain adalah: bahan perekat, tinta koreksi dan pita mesin ketik. b) Biaya Reparasi dan Pemeliharaan. Biaya reparasi dan pemeliharaan berupa biaya suku cadang (spareparts), biaya bahan habis pakai (factory supplies) dan harga perolehan jasa dari pihak luar perusahaan untuk keperluan perbaikan atau pemeliharaan emplasemen, perumahan, bangunan pabrik, mesin-mesin dan ekuipmen, kendaraan, perkakas laboratorium dan aktiva tetap lain yang digunakan untuk keperluan pabrik. c) Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung. Tenaga kerja tak langsung adalah tenaga kerja pabrik yang upahnya tidak dapat diperhitungkan secara langsung kepada produk atau pesanan tertentu.Biaya ini terdiri dari upah, tunjangan dan biaya kesejahteraan yang dikeluarkan untuk tenaga kerja tak langsung tersebut. Tenaga kerja tidak langsung terdiri dari: • Karyawan yang bekerja dalam departemen pembantu, seperti departemen- departemen pembangkit tenaga listrik, uap, bengkel dan departemen gudang. • Karyawan tertentu yang bekerja dalam departemen produksi, seperti kepala departemen produksi, karyawan administrasi pabrik dan mandor. d) Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap. Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya-biaya depresiasi emplasemen pabrik, bangunan pabrik, mesin dan ekuipmen, perkakas laboratorium, alat kerja dan aktiva tetap lain yang digunakan di pabrik.
  • 5. e) Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu. Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya-biaya asuransi gedung dan emplasemen, asuransi mesin dan ekuipmen, asuransi kendaraan, asuransi kecelakaan karyawan, dan biaya amortisasi kerugian trial-run. f) Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai. Biaya overhead yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya reparasi yang diserahkan kepada pihak luar perusahaan, biaya listrik PLN dan sebagainya. 2. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilakunya dalam hubungan dengan perubahan volume produksi Ditinjau dari perilaku unsur-unsur biaya overhead pabrik dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya overhead pabrik dapat dibagi menjadi tiga golongan:  Biaya Overhead Pabrik Tetap, adalah biaya overhead pabrik yang tidak berubah dalam kisar perubahan volume kegiatan tertentu.  Biaya Overhead Pabrik Variabel, adalah biaya overhead pabrik yang berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.  Biaya Overhead Pabrik Semivariabel, adalah biaya overhead pabrik yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Untuk keperluan penentuan tarif biaya overhead pabrik dan untuk pengendalian biaya, biaya overhead pabrik yang bersifat semivariabel dipecah menjadi dua unsur: biaya tetap dan biaya variabel. 3. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut hubungannya dengan departemen Jika disamping memiliki departemen produksi, perusahaan juga memiliki departemen pembantu (seperti misalnya departemen pembangkit tenaga listrik, departemen bengkel dan departemen air). Ditinjau dari hubungannya dengan departemen-departemen yang ada dalam pabrik, biaya overhead pabrik dapat digolongkan menjadi dua kelompok:
  • 6. * BOP langsung departemen adalah biaya overhead pabrik yang terjadi dalam departemen tertentu dan manfaatnya hanya dinikmati oleh departemen tersebut. Contoh: gaji mandor departetemen produksi, biaya depresiasi mesin dan biaya bahan penolong. * BOP tidak langsung departemen adalah biaya overhead pabrik yang manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu departemen. Contoh: biaya depresiasi, pemeliharaan dan asuransi gedung pabrik. Jenis Biaya BOP Langsung BOP Tidak Langsung Bagian Persiapan & Pembentukan Bagian Dekorsi Bagian Finishing Bagian Listrik Bagian Reparasi Bagian Gedung Bahan Penolon g Anti Jamur Paku, Mur & Baut Cat, Warna & Tiner Solar, Oli, Pelumas Suku cadang Office supplies TK Tidak Langsun g Kepala bagian supervisor Kepala bagian supervisor Kepala bagian supervisor Kepala bagian supervisor Kepala bagian supervisor Kepala bagian supervisor Depresi asi Dep.Gedung Dep.Mesin Dep.Peralatan Dep.Gedung Dep.Mesin Dep.Peralata n Dep.Gedun g Dep.Mesin Dep.Peralat an Dep.Gedung Dep.Mesin Dep.Peralata n Dep.Gedun g Dep.Mesin Dep.Peralat an Dep.Gedun g Dep.Mesin Dep.Peralat an Lain- Lain Alat Tulis Air & Listrik Pajak Polis.Asuransi Alat Tulis Air & Listrik Pajak Polis.Asuran si Alat Tulis Air & Listrik Pajak Polis.Asura nsi Alat Tulis Air & Listrik Pajak Polis.Asuran si Alat Tulis Air & Listrik Pajak Polis.Asura nsi Alat Tulis Air & Listrik Pajak Polis.Asura nsi
  • 7. 2. Menghitung Tarif Biaya Overhead Pabrik/ BOP (Overhead Rate) Tarif BOP diperlukan dalam rangka penentuan harga pokok produksi. Berdasarkan penentuan biaya BOP untuk masing-masing bagian, maka dapat dihitung tarif BOP dengan cara membagi BOP dianggarkan dengan tingkat kegiatan di masing-masing departemen (bagian). Penentuan tarif biaya overhead pabrik dilaksanakan melalui tiga tahap berikut: 1. Menyusun anggaran BOP Dalam menyusun anggaran BOP harus diperhatikan tingkat kegiatan yang akan dipakai sebagai dasar penaksiran BOP. Ada tiga macam kapasitas yang dapat dipakai sebagai dasar pembuatan anggaran BOP antara lain: a. Kapasitas Praktis Untuk menentukan besarnya kapasitas praktis dan kapasitas normal terlebih dahulu harus ditentukan kapasitas teoritis, yakni volume produksi maksimum yang dapat dihasilkan oleh pabrik. Kapasitas teoritis dapat diartikan sebagai kapasitas pabrik atau suatu departemen untuk menghasilkan produk pada kecepatan penuh tanpa berhenti selama jangka waktu tertentu. Kapasitas praktis adalah kapasitas teoritis dikurangi dengan kerugian-kerugian waktu yang tidak dapat dihindari karena hambatan-hambatan intern perusahaan. Penetapan kapasitas praktis ini perlu dilakukan karena sangat tidak mungkin suatu pabrik dijalankan pada kapasitas teoritis. Dengan demikian perlu diperhitungkan kelonggaran-kelonggaran waktu dalam penentuan kapasitas seperti penghentian pabrik yang tidak dapat dihindari karena kerusakan mesin. b. Kapasitas Normal Adalah kemampuan perusahaan untuk memproduksi dan menjual produknya dalam jangka panjang. Jika dalam penentuan kapasitaspraktis hanya diperhitungkan kelonggaran-kelonggaran waktu akibat faktor-faktor intern perusahaan, maka dalam penentuan kapasitas normal diperhitungkan pula kecenderungan penjualan dalam jangka panjang.
  • 8. c. Kapasitas Sesungguhnya yang Diharapkan Adalah kapasitas sesungguhnya yang diperkirakan akan dapat dicapai dalam tahun yang akan datang. Jika anggaran BOP didasarkan pada kapasitas sesungguhnya yang diharapkan, maka berarti ramalan penjualan tahun yang akan datang dipakai sebagai dasar penentuan kapasitas, sedangkan jika anggaran tersebut didasarkan pada kapasitas praktis dan normal, maka titik berat diletakkan pada kapasitas fisik pabrik. Penentuan tarif BOP atas dasar kapasitas sesungguhnya yang diharapkan merupakan pendekatan jangka pendek, dan metode ini umumnya mengakibatkan digunakan tarif yang berbeda dari periode ke periode. Penentuan tarif BOP atas dasar kapasitas praktis atau kapasitas normal merupakan pendekatan jangka panjang, yang menghubungkan tingkat kegiatan perusahaan dengan kapasitas fisik pabrik dan tidak dipengaruhi oleh perubahan-perubahan penjualan yang bersifat sementara. Dengan pendekatan ini tarif BOP relatif konstan untuk jangka waktu yang relatif lama. 2. Memilih dasar pembebanan BOP kepada produk Setelah anggaran BOP selesai disusun, maka langkah selanjutnya adalah memilih dasar yang akan dipakai untuk membebankan secara adil BOP kepada produk. Dasar pembebanan ini dikenal sebagai satuan kegiatan atau satuan penghitung yakni satuan yang dipakai untuk mengetahui jumlah kegiatan yang telah dilakukan oleh bagian produksi dan bagian jasa dalam rangka proses produksi. Satuan kegiatan ini sangat diperlukan dalam penyusunan anggaran BOP karena pada prinsipnya BOP merupakan hasil perkalian antara satuan kegiatan dengan tarif BOP. Beberapa dasar yang dapat dipakai sebagai satuan kegiatan untuk membebankan BOP kepada produk, antara lain: a. Satuan produk Metode ini merupakan metode yang paling sederhana dan langsung membebankan BOP kepada produk. Beban BOP untuk setiap produk dihitung dengan formula berikut:
  • 9. Metode ini cocok digunakan untuk perusahaan yang hanya memproduksi satu jenis produk. Jika perusahaan menghasilkan lebih dari macam produk yang serupa dan berhubungan erat satu dengan yang lain, maka pembebanan dengan dasar tertimbang atau dasar nilai. b. Biaya bahan mentah Jika BOP yang dominan bervariasi dengan nilai bahan mentah (misal biaya asuransi bahan baku), maka dasar yang dipakai untuk membebankannya kepada produk adalah biaya bahan bakuyang dipakai. Formula perhitungan tarif BOP adalah sebagai berikut: c. Biaya Tenaga Kerja Langsung Jika sebagian besar elemen BOP mempunyai hubungan yang erat dengan jumlah upah TKL (contoh pajak penghasilan atas upah karyawan yang ditanggung perusahaan), maka dasar yang dipakai untuk membebankan adalah biaya TKL. Formula perhitungan tarif BOP adalah sebagai berikut d. Jam Tenaga Kerja Langsung (JTKL)
  • 10. Oleh karena ada keterkaitan yang sangat erat antara biaya TKL dengan jumlah jam kerja langsung, maka BOP dibebankan atas dasar jam tenaga kerja langsung. Formula perhitungan tarif BOP adalah sebagai berikut: e. Jam Mesin Apabila BOP bervariasi dengan waktu penggunaan mesin (contoh bahan bakar atau listrik dipakai untuk menjalankan mesin), maka dasar yang dipakai untuk membebankannya adalah jam mesin. Formula perhitungan tarif BOP adalah sebagai berikut: Penentuan atau pemilihan satuan kegiatan ini merupakan tanggung jawab manajer produksi. Ia harus berhati-hati dalam hal ini. Kesalahan memilih satuan kegiatan mengakibatkan kesalahan pembebanan biaya overhead ke setiap bagian, atau kesalahan pembebanan biaya overhead kepada barang-barang yang disediakan. Ia akan mengakibatkan kesalahan harga pokok produksi. 3. Menghitung tarif BOP Metode Penentuan Tarif Biaya Overhead Pabrik Dalam penentuan tarif biaya overhead pabrik, perusahaan perlu memperhatikan jumlah tarif biaya overhead pabrik yang akan digunakan. Ada tiga alternatif yang dapat digunakan yaitu: 1. Plantwide Rate / Tarif Tunggal
  • 11. Perusahaan hanya menggunakan tarif biaya overhead pabrik untuk pembebanan biaya overhead pabrik ke pesanan maupun produknya dari awal proses sampai akhir. 2. Departemental Rate / Tarif Departementalisasi Perusahaan menetapkan tarif biaya overhead pabrik untuk setiap tahapan atau departemen produksi yang ada di perusahaan.Jumlah tarif biaya overhead pabrik tergantung dari tahapan atau departemen produksi yang ada. 3. Activity Rate / Tarif Setiap Aktivitas Perusahaan menetapkan tarif biaya overhead pabrik untuk setiap aktivitas yang terjadi dalam pembuatan produknya.Cara ini dikenal dengan Activity Based Costing (ABC). Setelah anggaran BOP selesai disusun dan ditentukan besar satuan kegiatan, maka langkah terakhir adalah menghitung tarif BOP dengan rumus sebagai berikut: Formula: KONSEP KAPASITAS. a. kapasitas teoritis yaitu output maksimum yang dapat dicapai secara mutlak dengan anggapan semua beroperassi secara sempurna. b. kapasitas praktis yaitu output maksimum pada departemen yang beroperasi secara efisien . c. kapisitas normal.
  • 12. yaitu penyempurnaan kelemahan a konsep diatas. merupakan dasat yang baik dan tepat untuk memperhitungkan besarnya BOP. d. kapasitas yang diharapkan yaitu merupakan rencan produksi yang penting untuk memenuhi kebutuhan penjualan pada tahun yang akan datang. dukung yang sangat penting bagi kegiatan produksi. aktivitasnya tidak secara langsung memproses produk. contoh departemen jasa pada perusahaan pabrikasi adalah departemen penangananbahan, departemen bengkel. CONTOH SOAL PT “NURCAHYA” menentukan tarip BOP ditentukan dimuka bulan januari 1995, perusahaan membuat angggaran BOP dengan kapasitas normal 30.000 jam mesin dengan data produksi sebagai berikut : Jenis Biaya Tetap/Variabel Jumlah Biaya bahan baku Rp 5.000.000 Biaya tenaga kerja langsung Rp 2.500.000 Biaya bahan penolong V Rp 1.100.000 Biaya depresiasi pabrik T Rp 500.000 Biaya bahan bakar V Rp 750.000 Biaya listrik V Rp 1.600.000 Biaya reparsi & pemeliharaan V Rp 675.000 T Rp 400.000 Biaya asuransi bangunan T Rp 800.000 Biaya promosi V Rp 1.250.000 Biaya tenaga kerja tidak langsung V Rp 1.400.000 T Rp 1.850.000 Biaya kesejahteraan karyawan T Rp 1.050.000
  • 13. Data-data lain yang berkaitan dengan produksi : Jam kerja langsung 42.000 jam Unit produksi 60.000 unit Pada akhir bulan BOP sesungguhnya terjadi pada kapasitas sesungguhnya 27.500 jam Jenis Biaya Tetap/Variabel Jumlah Biaya bahan baku Rp 5.000.000 Biaya tenaga kerja langsung Rp 2.500.000 Biaya bahan penolong V Rp 1.000.000 Biaya depresiasi pabrik T Rp 500.000 Biaya bahan bakar V Rp 750.000 Biaya listrik V Rp 1.400.000 Biaya reparasi & pemeliharaan V Rp 600.000 T Rp 400.000 Biaya asuransi bangunan T Rp 800.000 Biaya promosi V Rp 1.050.000 Biaya tenaga kerja tidak langsung V Rp 1.200.000 T Rp 1.850.000 Biaya kesejahteraan karyawan T Rp 1.050.000 Diminta : 1. Berapakah BOP tetap & variabel yang dianggarkan. 2. Hitung tarip BOP bulan Januari berdasarkan: a. Jam mesin (Rp) b. Biaya bahan baku (%) c. Biaya tenaga kerja langsung (Rp) d. Jam kerja langsung (Rp)
  • 14. e. Unit produksi (Rp) 3. Hitunglah pada BOP sesungguhnya ; a. Tarip BOP variabel & tetap. b. selisih BOP. c. Selisih anggaran |& kapasitas. 4. Buatlah jurnal yang diperlukan. PENYELESAIAN : 1. BOP Tetap = Rp 4.600.000. BOP Variabel = 5.525.000. 2. a. Tarif BOP tetap = Rp 4.600.000 = Rp 153,3 jam mesin. 30.000 Tarif BOP variabel = Rp 5.525.000 = Rp 184,2 jam mesin. 30.000 Tarif BOP = (153,3 + 184,2) = Rp 337,5 jam mesin. b. Biaya bahan baku : Tarif BOP = Rp 10.125.000 x 100% = 202,5% 5.000.000 c. Biaya tenaga kerja langsung : Tarif BOP = Rp 10.125.000 x 100% = 405%
  • 15. 2.500.000 d. Jam kerja langsung : Tarif BOP = Rp 10.125.000 = Rp 241. 42.000 e. Unit produksi : Tarif BOP = Rp 10.125.000 = Rp 168,75 60.000 3.a. BOP tetap = Rp 4.600.000 : 27.500 = 167,3 BOP variabel = 4.750.000 : 27.500 = 172.7 b. Selisih BOP : BOP yang dibebankan (27.500 x 337,5) Rp 9.281.250. BOP sesungguhnya 9.350.000. Selisih BOP (R) Rp 68.750. c. Selisih Anggaran : BOP sesungguhnya Rp 9.350.000. BOP dianggarkan pada kapasitas : BOP variabel (27.500 x Rp 184,2) = Rp 5.065.500 BOP tetap Rp 4.600.000 9.665.500. Laba 315.500.
  • 16. Selisih kapasitas : (metode 1) BOP tetap dianggarkan Rp 4.600.000. BOP tetap dibebankan pd produk (27.500 x Rp 153,3) 4.215.750. Rugi Rp 384.250. (metode 2) Kapasitas dianggarkan 30.000 jam mesin. Kapasitas dicapai 27.500 2.500 jam mesin. Tarif BOP tetap : Rp 153,3 Selisih kapasitas : (Rp 153,3 x 2500) = Rp 383.250 4. Mencatat pembebanan BOP : BDP – BOP 9.281.250 - BOP yang dibebankan - 9.281.250 Mencatat BOP sesungguhnya : BOP sesungguhnya 9.350.000 - Berbagai rekening di kredit - 9.350.000 Mencatat penutupan rekening BOP dibebankan ke BOP sesungguhnya dan mencatat selisih : BOP dibebankan 9.281.250 - Selisih kurang BOP 68.750 - BOP sesungguhnya - 9.350.000
  • 17. BAB III PENUTUP 1. KESIMPULAN Semua biaya produksi selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Atau lebih tepatnya semua biaya produksi yang termasuk ke dalam biaya bahan tak langsung, biaya tenaga kerja tak langsung, dan biaya-biaya produksi lainnya yang tidak secara mudah di identifikasikan atau dibedakan langsung pada suatu proses produksi. Sehingga BOP ini sering juga disebut sebagai biaya produksi tidak langsung. 1) Biaya bahan penolong 2) Biaya tenaga kerja tidak langsung 3) Penyusutan dan amortisasi aktiva tetap pabrik 4) Reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap pabrik 5) Biaya listrik, air pabrik 6) Biaya asuransi pabrik 7) Biaya overhead lain-lain, Menyusun anggaran BOP Dalam menyusun anggaran BOP harus diperhatikan tingkat kegiatan yang akan dipakai sebagai dasar penaksiran BOP. Ada tiga macam kapasitas yang dapat dipakai sebagai dasar pembuatan anggaran BOP antara lain: A. Kapasitas Toritis B. Kapasitas Praktis C. Kapasitas Normal D. Kapasitas Sesungguhnya Menghitung tarif BOP :