3. BackgroundBackground
• Mid-1950s and mid-1960s -- application of
scientific knowledge in the field as verticalvertical
programmesprogrammes: fast results but not
sustainable in long term
• Global recessionGlobal recession made it difficult to have
integrated programmes
• 1984 WHO debate -- noted selective
programmes as entry points for integrated
programmes
• 1996 WHO Study group on integrated
health care delivery
4.
5.
6. Vertical ProgrammesVertical Programmes
vs
Horizontal/ IntegratedHorizontal/ Integrated
ProgrammesProgrammes
PROG. VERTIKALPROG. VERTIKAL
• Masing-2 penyakit
punya pedoman
klinis dan modul
pelatihan
• Masing-2 pengelola
program melakukan
pelatihan klinis
• Petugas sama
“mengintegrasikan"
semua pedoman
klinis
PROG. HORISONTALPROG. HORISONTAL
• Pedoman klinis & modul
pelatihan MTBS
• Kolaborasi program
pada pelatihan MTBS
• Tatalaksana kasus
secara terpadu
7. Program Kesehatan VertikalVertikal
KEUNTUNGAN
- Tujuan lebih jelas
& fokus
- Pelaksanaan
opersional lebih
mudah
- Monitoring lebih
mudah
KERUGIAN
–Tidak holistik
–Tidak cost-effective
–Butuh banyak
bantuan dana
untuk pelaksanaan
program
–Sulitnya koordinasi
antar program
8. Program Kesehatan
HorizontalHorizontal
KEUNTUNGAN
- Pelaksanaannya dapat
disesuaikan sesuai
kebutuhan lokal
- Merupakan refleksi konsep
kesehatan yang
multidimensi dan holistik
- Efektif untuk program
kesehatan baru & kondisi
bencana
- Lebih banyak hasil (output)
dengan sumberdaya (input)
yang terbatas
- Dapat berespon lebih baik
thd kebutuhan masyarakat
setempat
KERUGIAN
– Tujuan kurang fokus
– Banyak program yang
harus dilaksanakan
secara bersama-sama
9. MENGAPA PERLU MENGAPA PERLU
MTBS?MTBS?
• 12 juta balita per tahun meninggal di
negara berkembang
• 70% kematian balita karena
pneumonia, malaria, diare, campak,
malnutrisi atau kombinasi
• Lebih dari 75% ibu membawa balita ke
klinik dengan keluhan salah satu kondisi
di atas
• Sering ditemukan overlapping gejala,
sehingga diagnosis tunggal tidak tepat.
10. Penyebab Utama KematianPenyebab Utama Kematian
Balita, di negara anggota WHO,Balita, di negara anggota WHO,
19981998
• Seluruh kematian:10.8 juta balita setiap
tahun
• Malnutrisi menyumbang sekitar 50
% kematian anak
• Penyakit lain:
Malnutrisi 54%
ISPA 19% *
Diare* 19%
Campak* 7%
Malaria* 5%
Perinatal 18%
11.
12.
13. MTBS
Merupakan suatu pendekatan
keterpaduan dalam tatalaksana
balita sakit di fasilitas kesehatan
tingkat dasar
Bukan program vertikal
Strategi KUNCI untuk meningkatkan
kesehatan anak
14. MTBS MTBS
• Kombinasi tatalaksana kasus
(kuratif) dengan perbaikan gizi,
imunisasi dan konseling
(promotif, preventif)
• Penyakit anak yang dipilih
merupakan penyebab utama
kematian dan kesakitan anak.
22. KONTRIBUSI MTBS DALAMKONTRIBUSI MTBS DALAM
MENUJUMENUJU
INDONESIA SEHAT 2010INDONESIA SEHAT 2010
• Penghematan: biaya pelatihan, supervisi,
cetak, obat dan transport ibu.
• Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
dasar.
• Rasionalisasi pemakaian obat.
• Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
ibu/pengasuh anak dalam perawatan di rumah
pada balita sakit
• Mengoptimalkan pendayagunaan tenaga
kesehatan.
• Meningkatkan rujukan kasus tepat waktu.
• Memperbaiki perencanaan dan manajemen
kesehatan di tingkat kabupaten.
• Memenuhi HAK-HAK ANAK.
23. Strategi MTBSStrategi MTBS
• Meningkatkan ketrampilan petugas
kesehatan dalam tatalaksana
kasus
• Memperbaiki sistem kesehatan
agar penanganan penyakit-2 pada
balita lebih efektif
• Memperbaiki praktek keluarga &
masyarakat dalam home care dan care
seeking
24. TUJUAN MTBSTUJUAN MTBS
• Menurunkan secara signifikan
angka kesakitan dan kematian
yang terkait dengan penyebab
penyakit tersering pada balita.
• Kontribusi terhadap tumbuh
kembang anak sehat.
25. Pelaksana MTBSPelaksana MTBS
• Tenaga kesehatan di unit rawat
jalan tingkat dasar, yaitu:
– Paramedis (perawat, bidan).
– Dokter.
• Bukan untuk rawat inap
• Bukan untuk kader
28. Penatalaksanaan Balita
usia 2 bulan s/d 5 tahun
Memeriksa tanda bahaya umum
• Apakah anak bisa minum/ menetek?
• Apakah anak selalu memuntahkan semua
makanan?
• Apakah anak kejang?
• Apakah anak letargis/ tidak sadar?
Tanyakan keluhan utama
• Apakah anak batuk/ sukar bernafas?
• Apakah anak menderita diare?
• Apakah anak demam?
• Apakah anak mempunyai masalah telinga?
Periksa Status Gizi dan Anemia
Identifikasi/ Klasifikasi Masalah dan
Penatalaksanaan
29. Penatalaksanaan Balita
usia 1 hari s/d 2 bulan
Memeriksa tanda bahaya umum
• Apakah anak kejang?
• Apakah anak mengalami gangguan nafas?
• Apakah terdapat Hipotermi
• Apakah terdapat kemungkinan infeksi bakteri
• Apakah terdapat ikterus?
• Apakah terdapat gangguan saluran cerna?
• Apakah Bayi Diare?
• Apakah Berat Badan rendah/ ada masalah pemberian ASI?
Identifikasi/ Klasifikasi Masalah dan
Penatalaksanaan
Perlu
dirujuk
segera
Perlu dirujuk segera
tetapi tdk
memungkinkan
Tidak perlu
dirujuk
Konseling
Ibu
30.
31.
32.
33.
34. Contoh KasusContoh Kasus
• Seorang anak usia 3 tahun, BB 16 kg, tinggal
di Papua dibawa oleh ibunya ke Puskesmas
dengan keluhan panas, diare, dan batuk
sejak 3 hari yang lalu, diare + 5 x/ hari. Anak
tampak gelisah. Riwayat imunisasi lengkap.
Belum pernah mendapatkan kapsul vitamin A
sejak lahir
• Pada pemeriksaan fisik didapatkan nadi
100x/menit, RR 46x/ menit, T.ax = 38,6°C,
mata cekung, tidak ada tanda anemia, masih
dapat minum biasa (tdk tampak haus). Tidak
didapatkan stridor maupun retraksi dinding
dada. Cubitan kulit lambat kembalinya. Tidak
ada edema, uji torniquet (-).
35. Penatalaksanaan Kasus (lihat
bagan untuk balita 2 bln- 5 thn)
Memeriksa tanda bahaya umum
• Apakah anak bisa minum/ menetek?
• Apakah anak selalu memuntahkan semua
makanan?
• Apakah anak kejang?
• Apakah anak letargis/ tidak sadar?
Tanyakan keluhan utama
• Apakah anak batuk/ sukar bernafas?
• Apakah anak menderita diare?
• Apakah anak demam?
• Apakah anak mempunyai masalah telinga?
Periksa Status Gizi dan Anemia, Riwayat Imunisasi
Identifikasi/ Klasifikasi Masalah dan
Penatalaksanaan
TIDAKTIDAK
ADAADA
YAYA
YAYA
YAYA
TIDAKTIDAK
-BAIKBAIK
-Perlu tambahan
Vit. A
36. Identifikasi/ Klasifikasi Masalah dan
Penatalaksanaan
-Diare Dehidrasi Ringan/Sedang
-Pneumonia
-Malaria
-Perlu supplementasi vitamin A (hal.7)
DIARE Dehidrasi
Ringan/ Sedang
PNEUMONIA MALARI
A
-Rencana Terapi B (hal.13)
-Bila keadaan berat Rujuk
-Nasihati ibu kpn kembali
(hal.22)
-Kunjungan ulang 5 hari bila
tdk ada perbaikan
-Antibiotika yang sesuai
selama 5 hari (hal.8)
-Pereda batuk yg aman
-Nasihati ibu kpn
kembali (hal. 22)
-Kunjungan ulang 2 hari
- Antimalaria per oral
(hal.9)
- Parasetamol (hal. 9)
- Ambil sediaan darah
- Nasihati Ibu kpn
kembali
- Kunjungan ulang 2
hari jika tetap demam
- Jika demam tiap hari
selama 7 hari Rujuk
Kapsul
Vitamin A