1. i
PROMOSI KESEHATAN
KONTRASEPSI HORMONAL (SUNTIK DAN PIL)
Dosen Pengampu : Elvine Ivana Kabuhung, SST., M.Kes
OLEH
KELOMPOK 5
NAMA MAHASISWA
1. Hema Malinie : NIM 11194862111139
2. Norhaliza : NIM 11194862111147
3.
4.
5.
Ratnawiyah
Rizqina Amalia Fatimah
Salma Mariesa
: NIM
: NIM
: NIM
11194862111153
11194862111157
11194862111158
PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
TAHUN 2022
2. ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan tepat waktu
yang berjudul “Promosi Kesehatan Kontrasepsi Hormonal Suntik Dan Pil”.
Harapan kami sebagaimana penyusun yaitu agar pembaca dapat memahami
tentang kebutuhan gizi pada bayi baru lahir. Kami ingin mengucapkan pada dosen
pengampu mata kuliah Promosi Kesehatan yaitu ibu Elvine Ivana Kabuhung, SST.,
M.Kes dan tim. Kami juga menyadari sepenuhnya dalam penyusunan makalah “Promosi
Kesehatan Kontrasepsi Hormonal Suntik Dan Pil” ini masih terdapat banyak
kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Baik dalam sistematika
penulisan maupun penggunaan bahasa. Kami berharap semoga dengan adanya makalah
ini dapat menambah ilmu wawasan kita mengenai Promosi Kesehatan Kontrasepsi
Hormonal Suntik Dan Pil. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.
Banjarmasin, 24 Februari 2022
Penyusun
3. iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Tujuan....................................................................................................................... 1
C. Manfaat..................................................................................................................... 1
BAB II KAJIAN LITERATUR............................................................ 2
A. Definisi .................................................................................................................. 2
B. Isu atau Trend yang Terjadi................................................................................... 8
C. Solusi Pemecahan Masalah Kesehatan.................................................................. 8
D. Asuhan Kebidanan dengan Pendekatan Komplementer (jika ada)........................ 9
BAB III............................................................................................... 10
A. Peserta .................................................................................................................... 10
B. Metode.................................................................................................................... 10
C. Media...................................................................................................................... 10
D. Evaluasi Kegiatan....................................................Error! Bookmark not defined.
E. Jadwal Kegiatan...................................................................................................... 10
F. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan .............................................................................. 11
BAB IV PENUTUP............................................................................. 12
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 12
B. Saran....................................................................................................................... 12
DOKUMENTASI KEGIATAN.......................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 14
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga Berencana atau KB adalah merupakan salah satu usaha untuk
mencapai kesejahteraan dengan jalan memberikan nasehat perkawinan,pengobatan
kemandulan dan penjarangan kelahiran. Keluarga Berencana adalah tindakan yang
membantu individu atau pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang
tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur
interval diantara kelahiran. Sasaran dari program KB, meliputi sasaran langsung,
yaitu pasangan usia subur yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran
dengan cara penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan, dan sasaran tidak
langsung yang terdiri dari pelaksana dan pengelola KB, dengan cara menurunkan
tingkat kelahiran melalui pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam
rangka mencapai keluarga yang berkualitas dan keluarga sejahtera.
Peran bidan dalam pelayanan KB dapat memberikan konseling agar pemilihan /
penggunaan kontrasepsi rasional efektif dan efisien. Bidan yang telah memiliki
pengetahuan dan keterampilan tentang kebidanan khususnya akan dapat berperan
sebagai konselor, salah satunya konselor KB. Dalam tugasnya sebagai konselor KB,
bidan memberikan peyuluhan pertama tentang pemanfaatan kontrasepsi kemudian
menjelsakan macam – macam alkon serta keutungan dan kerugian dari masing-
masing KB.
B. Tujuan
1. Apa definisi dari kontrasepsi ?
2. Bagaimana isu atau trend yang terjadi sekarang ?
3. Bagaimana solusi pemecahan masalah kesehatan ?
C. Manfaat
1. Untuk mengetahui dan memahami definisi dari kontrasepsi.
2. Untuk mengetahui dan memahami isu atau trend yang terjadi sekarang.
3. Untuk mengetahui dan memahami solusi pemecahan masalah kesehatan.
5. 2
BAB II
KAJIAN LITERATUR
D. Definisi
1. Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra, berarti “mencegah” atau “melawan”
dan konsepsi yang berarti pertemuan sel telur yang matang dan sel sperma yang
mengakibatkan kehamilan. Kontrasepsi adalah menghindari terjadinya kehamilan
akibat pertemuan sel telur matang dengan sel sperma. Program keluarga
berencana (KB) adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal
melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan
sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.
Kontrasepsi merupakan komponen penting dalam pelayanan Kesehatan
reproduksi sehungga dapat mengurangi risiko kematian dan kesakitan dalam
kehamilan.
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya yang
dilakukan dalam pelayanan kontrasepsi dapat bersifat sementara maupun bersifat
permanen (Kementerian Kesehatan RI, 2015). Pelayanan kontrasepsi adalah
pemberian atau pemasangan kontrasepsi maupun tindakan–tindakan lain yang
berkaitan kontrasepsi kepada calon dan peserta Keluarga Berencana yang
dilakukan dalam fasilitas pelayanan KB. Penyelenggaraan pelayanan kontrasepsi
dilakukan dengan cara yang dapat dipertanggung jawabkan dari segi agama,
norma budaya, etika, serta segi kesehatan.
2. Jenis- jenis kontrasepsi hormonal
a. Suntik Kombinasi
1) Mekanisme : Suntikan kombinasi menekan ovulasi, mengentalkan lendir
serviks sehingga penetrasi sperma terganggu, atrofi pada endometrium
sehingga implantasi terganggu, dan menghambat transportasi gamet oleh
tuba. Suntikan ini diberikan sekali tiap bulan.
6. 3
2) Efektivitas : Bila digunakan secara benar, risiko kehamilan kurang dari 1
diantara 100 ibu dalam 1 tahun.
3) Efek samping : Perubahan pola haid (haid jadi sedikit atau semakin
pendek, haid tidak teratur, haid memanjang, haid jarang, atau tidak haid),
sakit kepala, pusing, nyeri payudara, kenaikan berat badan.
4) Mengapa beberapa orang menyukainya : Tidak perlu diminum setiap
hari, ibu dapat mengguakanya tanpa diketahui siapapun, suntikan dapat
dihentikan kapan saja, baik untuk menjarangkan kehamilan.
5) Mengapa beberapa orang tidak menyukainya : Penggunaannya
tergantung kepada tenaga kesehatan.
b. Suntik Progestin
1) Mekanisme : Suntikan progestin mencegah ovulasi, mengentalkan lendir
serviks sehingga penetrasi sperma terganggu, menjadikan selaput rahim
tipis dan atrofi, dan menghambat transportasi gamet oleh tuba. Suntikan
diberikan 3 bulan sekali (DMPA)
2) Efektivitas : Bila digunakan dengan benar, risiko kehamilan kurang dari
1 di antara 100 ibu dalam 1 tahun. Kesuburan tidak langsung kembali
setelah berhenti, biasanya dalam waktu beberapa bulan.
3) Keuntungan khusus bagi kesehatan : Mengurangi risiko kanker
endometrium dan fibroid uterus. Dapat mengurangi risiko penyakit
radang paggul simptomatik dan anemia defisiensi besi. Mengurangi
gejala endometriosis dan krisis sel sabit pada ibu dengan anemia sel
sabit.
4) Risiko bagi kesehatan : Tidak ada.
5) Efek samping : Perubahan pola haid (haid tidak teratur atau memanjang
dalam 3 bulan pertama, haid jarang, tidak teratur atau tidak haid dalam 1
tahun), sakit kepala, pusing, kenaikan berat badan, perut kembung atau
tidak nyaman, perubahan suasana perasaan, dan penurunan hasrat
seksual.
6) Mengapa beberapa orang menyukainya : Tidak perlu diminum setiap
hari, tidak mengganggu hubungan seksual, ibu dapat menggunakannya
7. 4
tanpa diketahui siapapun, menghilangkan haid, dan membantu
meningkatkan berat badan.
7) Mengapa beberapa orang tidak menyukainya : Penggunaannya
tergantung kepada tenaga kesehatan (Yulizawati, Iryani, Sinta, & Insani,
2019)
c. Pil Kombinasi / Kontrasepsi Oral Kombinasi (KOK)
1) Jenis-Jenis KOK
a) Monofasik Semua pil mengandung Estrogen / Progestin (E/P) dalam
konsentrasi yang sama dalam 1 siklus
b) BIFASIK 21 Pil mengandung E/P dengan konsentrasi yang berbeda
dalam 2 periode yang berbeda (mis. 10/11) dalam 1 siklus
c) TRIFASIK 21 pil mengandung 3 kombinasi E/P dengan konsentrasi
yang berbeda dalam 3 periode berbeda (mis. 6/5/10) dalam 1 siklus
(Matahari, Utami, & Sugiharti, 2018).
2) Mekanisme : Pil kombinasi menekan ovulasi, mencegah implantasi,
mengentalkan lendir serviks sehingga sulit dilalui oleh sperma, dan
menganggu pergerakan tuba sehingga transportasi telur terganggu. Pil ini
diminum setiap hari.
3) Efektivitas : Bila diguakan secara benar, risiko kehamilan kurang dari 1
di antara 100 ibu dalam 1 tahun.
4) Efek samping : Perubahan pola haid (haid jadi sedikit atau semakin
pendek, haid tidak teratur, haid jarang, atau tidak haid), sakit kepala,
pusing, mual, nyeri payudara, perubahan berat badan, perubahaan
suasana perasaan, jerawat (dapat membaik atau memburuk, tapi biasaya
membaik), dan peningkatan tekanan darah.
5) Mengapa beberapa orang menyukainya : Pemakaiannya dikendalikan
oleh perempuan, dapat dihentikan kapannpun tanpa perlu bantuan tenaga
kesehatan, dan tidak mengganggu hubungan seksual.
6) Mengapa beberapa orang tidak menyukainya : Relatif mahal dan harus
digunakan tiap hari.
8. 5
Beberapa efek samping tidak berbahaya dan akan menghilang setelah
pemakaian beberapa bulan, misalnya haid tidak teratur (Yulizawati,
Iryani, Sinta, & Insani, 2019).
d. Pil Progestin / minipil
1) Minipil adalah pil KB yang hanya mengandung hormon progesteron
dalam dosis rendah. Minipil atau pil progestin disebut juga pil menyusui.
Dosis progestin yang digunakan 0,03-0,05 mg per tablet.
2) Jenis Mini Pil Mini pil terbagi dalam 2 jenis yaitu :
a. Mini pil dalam kemasan dengan isi 28 pil: mengandung 75 mikro
gram desogestrel.
b. Mini pil dalam kemasan dengan isi 35 pil: mengandung 300 mikro
gram levonogestrel atau 350 mikro gram noretindron.
3) Mekanisme : Minipil menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid
seks di ovarium, endometrium mengalami transformasi lebih awal
sehingga implantasi lebih sulit, mengentalkan lendir serviks sehingga
menghambat penetrasi sperma, mengubah motilitas tuba sehingga
transportasi sperma terganggu. Pil diminum setiap hari.
4) Efektivitas : Bila digunakan secara benar, risiko kehamilan kurang dari 1
di antara 100 ibu dalam 1 tahun.
5) Indikasi Penggunaan Minipil Kriteria yang boleh menggunakan pil
progestin atau minipil antara lain:
a) Wanita usia reproduksi.
b) Wanita yang telah memiliki anak maupun yang belum mempunyai
anak.
c) Pasca persalinan dan tidak menyusui.
d) Menginginkan metode kontrasepsi efektif selama masa menyusui.
e) Pasca keguguran.
f) Tekanan darah kurang dari 180/110 mmHg atau dengan masalah
pembekuan darah.
9. 6
g) Tidak boleh mengkonsumsi estrogen atau lebih senang
menggunakan progestin (Matahari, Utami, & Sugiharti, 2018).
6) Kontra Indikasi Minipil
a) Wanita usia tua dengan perdarahan yang tidak diketahui
penyebabnya.
b) Wanita yang diduga hamil atau hamil.
c) Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid.
d) Riwayat kehamilan ektopik
e) Riwayat kanker payudara atau penderita kanker payudara.
f) Wanita pelupa sehingga sering tidak minum pil.
g) Gangguan tromboemboli aktif (bekuan di tungkai, paru atau mata).
h) Ikterus, penyakit hati aktif atau tumor hati jinak maupun ganas.
i) Wanita dengan miom uterus.
j) Riwayat stroke.
k) Perempuan yang sedang mengkonsumsi obat-obat untuk tuberculosis
dan epilepsy (Matahari, Utami, & Sugiharti, 2018).
7) Keuntungan Minipil adalah sebagai berikut:
a) Cocok sebagai alat kontrasepsi untuk perempuan yang sedang
menyusu
b) Sangat efektif untuk masa laktasi
c) Dosis gestagen rendah
d) Tidak menurunkan produksi ASI
e) Tidak mengganggu hubungan seksual
f) Kesuburan cepat kembali
g) Tidak memberikan efek samping estrogen
h) Tidak ada bukti peningkatan resiko penyakit kardiovaskuler, resiko
tromboemboli vena dan resiko hipertensi
i) Cocok untuk perempuan yang tidak biasa mengkomsumsi estrogen
j) Dapat mengurangi disminorhea
10. 7
8) Kerugian Minipil Kontrasepsi pil progestin atau minipil mempunyai
kerugian, antara lain:
a) Memerlukan biaya.
b) Harus selalu tersedia.
c) Efektifitas berkurang apabila menyusui juga berkurang.
d) Penggunaan mini pil bersamaan dengan obat tuberkulosis atau
epilepsi akan mengakibatkan efektifitas menjadi rendah.
e) Mini pil harus diminum setiap hari dan pada waktu yang sama.
f) Angka kegagalan tinggi apabila penggunaan tidak benar dan
konsisten.
g) Tidak melindungi dari penyakit menular seksual termasuk HBV dan
HIV/AIDS.
h) Mini pil tidak menjamin akan melindungi dari kista ovarium bagi
wanita yang pernah mengalami kehamilan ektopik.
9) Efek samping: Perubahan pola haid (menunda haid lebih lama pada ibu
menyusui, haid tidak teratur, haid memanjang atau sering, haid jarang,
atau tidak haid), sakit kepala, pusing, perubahan suasana perasaan, nyeri
payudara, nyeri perut, dan mual.
10) Mengapa beberapa orang menyukainya: Dapat diminum saat menyusui,
pemakaiannya dikendalikan oleh perempuan, dapat dihentikan kapapun
tanpa perlu bantuan tenaga kesehatan, dan tidak mengganggu hubungan
seksual.
11) Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Harus diminum tiap hari.
(Yulizawati, Iryani, Sinta, & Insani, 2019)
e. Pil Kondar (Emergency Contraceptive Pills)
Kontrasepsi darurat digunakan dalam 5 hari pasca senggama yang
tidak terlindung dengan kontrasepsi yang tepat dan konsisten. Semakin cepat
minum pil kontrasepsi darurat, semakin efektif. Kontrasepsi darurat banyak
digunakan pada korban perkosaan dan hubungan seksual tidak terproteksi.
Penggunaan kontrasepsi darurat tidak konsisten dan tidak tepat dilakukan
pada :
11. 8
1) Kondom terlepas atau bocor
2) Pasangan yang tidak menggunakan kontrasepsi alamiah dengan tepat
(misalnya gagal abstinens, gagal menggunakan metoda lain saat masa
subur).
3) Terlanjur ejakulasi pada metoda senggama terputus.
4) Klien lupa minum 3 pil kombinasi atau lebih, atau terlambat mulai papan
pil baru 3 hari atau lebih.
5) AKDR terlepas
6) Klien terlambat 2 minggu lebih untuk suntikan progesteron 3 bulanan atau
terlambat 7 hari atau lebih untuk metoda suntikan kombinasi bulanan
(Matahari, Utami, & Sugiharti, 2018).
E. Isu atau Trend yang Terjadi
Penggunaan kontrasepsi tak sekedar membatasi angka kelahiran bayi. Lebih
dari itu, tujuannya untuk meningkatkan kesehatan ibu dan kesejahteraan keluarga.
Sayangnya, masih banyak wanita yang malas ikut program Keluarga Berencana (KB)
karena takut dengan efek samping penggunaan kontrasepsi hormonal.
Sering kali para wanita khawatir dengan efek samping penggunaan
kontrasepsi, seperti haid yang tidak teratur, kegemukan, hingga takut mengganggu
hubungan suami istri. Isu di masyarakat, terutama sugesti yang ada. Penggunaan
kontrasepsi memang disesuaikan dengan kecocokan atau kenyamanan seseorang.
Saat ini sudah banyak pilihan kontrasepsi, baik hormonal maupun non-hormonal.
Jika tidak mengikuti program KB, justru banyak risiko buruk yang dapat
terjadi. Mengedukasi masyarakat kalangan menengah ke bawah, banyak yang kurang
tahu kontrasepsi jangka pendek dan panjang, dan faktor risiko ibu kalau tidak ber-
KB.
Alasan banyak wanita tak mau mengikuti progam KB, yaitu takut badan
menjadi gemuk. "KB suntik itu katanya menambah napsu makan”. Yang seperti ini
harus diberikan edukasi dan sosialisasi yang benar. Metode kontrasepsi saat ini sudah
mengalami banyak perkembanganng. Banyak pilihan kontrasepsi jangka pendek dan
panjang yang bisa disesuaikan..
12. 9
F. Solusi Pemecahan Masalah Kesehatan
Dari beberapa isu yang beredar di masyarakat telah membuat paradigma
tersendiri. Isu tersebut memunculkan ketakutan bagi para wanita tentang penggunaan
jenis kontrasepsi, yang dapat menimbulkan efek samping tidak diinginkan.
Penyelesaian/tindakan yang dilakukan untuk pemecahan masalah adalah
mengundang/mengajak WUS dalam kegiatan promosi kesehatan dan meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan serta mengadakan pendidikan kesehatan tentang
kontrasepsi juga melakukan konseling pada WUS.
13. 10
BAB III
PERENCANAAN ATAU PELAPORAN PROMOSI KESEHATAN
A. Peserta
Wanita usia subur (WUS)
B. Metode
1. Ceramah atau konseling
2. Tanya jawab
C. Media
1. Powerpoint
2. Zoom meeting
3. Poster
D. Jadwal Kegiatan
1. Waktu
Sabtu 12 maret 2022
2. Tempat
Zoom meeting
3. Rundown Kegiatan
No. Tahapan Kegiatan Penyuluhan Waktu Kegiatan Sasaran
1. Pendahuluan
(Pembukaan)
1. Memberikan Salam
2. Memperkenalkan
diri
3. Menjelaskan tujuan
4. Kontrak waktu
3 menit 1. Menjawab
salam
2. Memperhatikan
3. Memperhatikan
4. Memperhatikan
2 Pelaksanaan
(Penyajian)
1. Menggali
pengetahuan
2. Menjelaskan
Pengertiaan
kontrasepsi
3. Menjelaskan jenis-
jenis kontrasepsi
hormonal
4. Menceritakan isu
atau trand yang
terjadi pada
kontrasepsi
hormonal
15 menit 1. Menjawab
2. Memperhatikan
3. Memperhatikan
4. Memperhatikan
14. 11
No. Tahapan Kegiatan Penyuluhan Waktu Kegiatan Sasaran
3 Evaluasi 1. Menanyakan
kepada peserta
mengenai
materi yang
telah diberikan
2. Memberikan
reinforcement
kepada peserta
yang telah
menjawab
pertanyaan
3. Membagikan
leaflet
10
Menit
1. Tanya jawab
2. Memperhatikan
4 Penutupan 1. Mengucapkan
terimakasih
atas peran serta
masyarakat
2. Mengucapkan
salam
5 Menit 1. Mendengarkan
2. Menjawab
salam
E. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan
1. Proses
a. Peserta mengikuti dan bertanya
b. Peserta mengobservasi atau mengikuti dengan seksama
2. Akhir
a. Peserta dapat mengikuti ppenyuluhan dari awal hingga akhir sebanyak 100
%.
b. Peserta mampu :
1) Menyebutkan pengertian kontrasepsi
2) Menyebutkan jenis-jenis kontrasepsi hormonal
3) Menceritakan isu atau trand yang terjadi pada kontrasepsi hormonal
15. 12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kontrasepsi KB merupakan metode yang dianjurkan pemerintah untuk
mencegah terjadinya kehamilan. Untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan
kontrasepsi yang berkualitas, agar dapat meningkatkan kesehatan reproduksi dan
kesehatan seksual penggunanya. Penggunaan kontrasepsi KB salah satunya jenis
KB hormonal. KB hormonal terbukti mampu mencegah kehamilan dengan tingkat
kegagalan 0,25% dan mudah penggunaannya. Kemudahan penggunaan kontrasepsi
hormonal juga menyebabkan diminati wanita yang tinggal di perdesaan dan daerah
terpencil. Ada beberapa faktor yang diduga memiliki kontribusi didalam
penggunaan kontrasepsi hormonal jenis implant, antara lain, umur, paritas (jumlah
anak yang dilahirkan), jarak kehamilan, pendidikan, pekerjaan, biaya, jarak ke
tempat pelayanan kesehatan, dan dukungan suami.
B. Saran
Disarankan WUS lebih baik menggunakan kontrasepsi suntik, karenan
kontrasepsi suntik selain efektif mencegah kehamilan, juga mudah pemasangannya
dan memiliki efek samping yang lebih ringan dari pada pil dan implant. Selain itu
petugas kesehatan sebaiknya memberikan informasi yang benar kepada semua
WUS menikah yang ingin menggunakan kontrasepsi hormonal, agar mereka dapat
mengetahui efektivitas kemanfaatan dan besarnya efek samping setiap jenis
kontrasepsi hormonal, berdasarkan pertimbangan umur, jumlah anak yang dimiliki,
lokasi tempat tinggal dan pekerjaan mereka.
17. 14
DAFTAR PUSTAKA
Matahari, R., Utami, F. P., & Sugiharti, S. (2018). Buku Ajar Keluarga Berencana dan
Kontrasepsi. Yogyakarta: Pustaka Ilmu.
Yulizawati, Iryani, D., Sinta, L. E., & Insani, A. A. (2019). Asuhan Kebidanan Keluarga
Berencana. Sidoarjo: Indomedia Pustaka.
Herowati, D., & Sugiharto, M. (2019). Hubungan Antara Kemampuan Reproduksi,
Kepemilikan Anak, Tempat Tinggal, Pendidikan Dan Status Bekerja Pada
Wanita Sudah Menikah Dengan Pemakaian Kontrasepsi Hormonal Di
Indonesia Tahun 2017. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 22(2), 91–98.
https://doi.org/10.22435/hsr.v22i2.1553
https://health.kompas.com/read/2016/09/28/111500623/isu.efek.samping.kontrasepsi.
bikin.wanita.malas.ikut.program.kb