1. ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY “T” P1A0 AKSEPTOR KB HORMONAL 3 BULAN DENGAN SPOTTING DI
PUSKESMAS MAMBA KABUPATEN MANGGARAI TIMUR
TAHUN 2023
Tanggal 01 Agustus 2023
Disusun Oleh
Nurhayana
NIM : 202206091443
PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KADIRI
2. LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan Kebidanan Pada Ny “T” P1A0 Akseptor Kb Hormonal 3 Bulan Dengan Spotting Di
Puskesmas Mamba Kabupaten Manggarai Timur " mahasiswa atas nama :
Nama : Nurhayana
NIM : 202206091443
Telah disahkan pada tanggal :
Pembimbing Institusi
Siti Aminah , SST,Bd,M.Kes
3. TINJAUAN TEORI
A. TINJAUAN UMUM
1. Keluarga berencana
a. Pengertian keluarga berencana
Keluarga Berencana adalah suatu usaha guna merencanakan dan
mengatur jarak kehamilan sehingga kehamilan dapat dikehendaki pada waktu
yang diinginkan (Saifuddin, 2003:32).
Keluarga Berencana adalah tindakan yang membantu individu atau
pemasangan suami istri untuk mendapatkan obyek tertentu, menghindari
kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan,
mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan suami istri dan
menentukan jumlah anak dalam keluarga ( WHO, 2002)
Keluarga Berencana merupakan suatu tindakan untuk menghindari atau
mendapatkan kelahiran, mengatur interval kehamilan, dan menentukan jumlah
anak dalam keluarga. KB merupakan suatu cara yang efektif untuk mencegah
angka kematian ibu dan anak karena dapat menolong pasangan suami istri
menghindari kehamilan resiko tinggi, dapat menyelamatkan jiwa dan mengurangi
angka kesakitan. Program KB nasional mempunyai arti penting dalam
pelaksanaan pembangunan dibidang kependudukan dan keluarga kecil berkualitas
yang dilaksanakan secara berkesinambungan (BKKBN, 2005).
b. Tujuan Keluarga Berencana
Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah
visinya dari mewujudkan NKKBS menjadi visi untuk mewujudkan ” Keluarga
berkualitas tahun 2015 “.. keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sehat,
maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan,
bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa. Visi
“Keluarga berkualitas 2015” dijabarkan dalam salah satu misinya kedalam
peningkatan kualitas pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.
2. Kontrasepsi
4. a. Pengertian kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata Kontra berarti mencegah atau melawan.
Sedangkan Konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang
dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari
kontrasepsi adalah menghindari / mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat
pertemuan sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut (Nardho Gunawan S,
1994).
Faktor yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi adalah efektivitas,
keamanan, frekuensi pemakaian dan efek samping, serta kemauan dan
kemampuan untuk melakukan kontrasepsi secara teratur dan benar. Selain hal
tersebut, pertimbangan kontrasepsi juga didasarkan atas biaya serta peran dari
agama dan kultur budaya mengenai kontrasepsi tersebut. Faktor lainnya adalah
frekuensi bersenggama, kemudahan untuk kembali hamil lagi, efek samping ke
laktasi, dan efek dari kontrasepsi tersebut di masa depan. Sayangnya, tidak ada
metode kontrasepsi, kecuali abstinensia (tidak berhubungan seksual), yang efektif
mencegah kehamilan 100%.
b. Cara Kerja Kontrasepsi
Cara kerja kontrasepsi bermacam macam tetapi pada umumnya :
1) Mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi
2) Melumpuhkan sperma
3) Menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma
c. Macam Metode Kontrasepsi
Metode kontrasepsi bekerja dengan dasar mencegah sperma laki-laki
mencapai dan membuahi telur wanita (fertilisasi) atau mencegah telur yang sudah
dibuahi untuk berimplantasi (melekat) dan berkembang di dalam
rahim. Kontrasepsi dapat reversible (kembali) atau permanen (tetap).
Kontrasepsi yang reversible adalah metode kontrasepsi yang dapat dihentikan
setiap saat tanpa efek lama di dalam mengembalikan kesuburan atau kemampuan
untuk punya anak lagi.Metode kontrasepsi permanen atau yang kita sebut
sterilisasi adalah metode kontrasepsi yang tidak dapat mengembalikan kesuburan
dikarenakan melibatkan tindakan operasi.
5. Kontrasepsi diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis, yaitu:
1) Metode Sederhana
Metode sederhana dibagi menjadi metode sedehana dengan alat dan metode
sederhana tanpa alat, yaitu:
a) Tanpa alat :
- KB alamiah : kalender, suhu basal, lendir serviks
- Coitus intruptus (senggama terputus)
b) Dengan alat : kondom, diafragma, kap serviks, kondom wanita,
spermisida.
2) Modern
Metode kontrasepsi modern dibagi menjadi:
a) Hormonal
Metode modern hormonal terdiri atas: kontrasepsi pil, implan, dan suntikan
b) Non hormonal
Metode modern non hormonal adalah kontrasepsi IUD
3) Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi mantap terdiri atas Tubektomi dan Vasektomi
d. Uraian Metode Kontrasepsi
a. Metode Sederhana
1) Keuntungan : aman, murah/tanpa biaya, dapat diterima oleh banyak
golongan agama, sangat berguna baik untuk merencanakan maupun
menghindari terjadinya kehamilan, tidak mempengaruhi siklus haid,
tanggung jawab berdua sehingga menambah komunikasi dan kerja sama
2) Kerugian : kurang begitu efektif dibandingkan metode-metode
kontrasepsi lain, perlu instruksi dan konseling sebelum memakai metode
ini, memerlukan catatan siklus haid yang cukup, dapat menghambat
spontanitas seksual, stress psikologis dan kesulitan-kesulitan dalam
perkawinan,
b. Kontrasepsi Modern Hormonal
Kontrasepsi ini tersedia dalam bentuk oral, suntikan, dan mekanik.
Kontrasepsi oral adalah kombinasi dari hormon estrogen dan progestin atau
6. hanya progestin-mini pil. Suntikan dan kontrasepsi implant (mekanik)
mengandung progestin saja atau kombinasi progestin dan estrogen.
1) Kontrasepsi oral kombinasi (pil)
a) Keuntungan : sangat efektif, mencegah kanker indung telur dan
kanker endometrium, menurunkan ketidakteraturan menstruasi dan
anemia yang berkaitan dengan menstruasi, menghaluskan kulit dengan
jerawat sedang.
b) Kerugian : tidak direkomendasikan untuk menyusui, tidak
melindungi dari Penyakit Menular Seksual (PMS), harus diminum
setiap hari, membutuhkan resep dokter.
c) Efek samping lokal : mual, nyeri tekan pada payudara, sakit kepala.
Efek samping : perdarahan tidak teratur (umumnya menghilang
setelah 3 bulan pemakaian), meningkatkan tekanan darah (dapat
kembali normal bila oral kombinasi dihentikan), bekuan darah pada
vena tungkai (3-4 kali pada pil KB dosis tinggi), meningkatkan faktor
risiko penyakit jantung, risiko stroke (pada wanita usia > 35 tahun).
2) Kontrasepsi oral progestin (pil)
a) Keuntungan : mula kerja cepat (24 jam setelah pemakaian pil),
menurunkan kejadian menoragia dan anemia. Dapat digunakan pada
wanita menyusui. Mencegah terjadinya kanker endometrium, tidak
memiliki efek samping yang berkaitan dengan estrogen (bekuan darah
di vena tungkai)
b) Kerugian : harus diminum di waktu yang sama setiap hari, kurang
efektif dibandingkan oral kombinasi, membutuhkan resep dokter
c) Efek samping : penambahan berat badan, jerawat, kecemasan, angka
kejadian terjadinya perdarahan tidak teratur tinggi
3) Kontrasepsi suntikan progestin
a) Keuntungan : mula kerja cepat dan sangat efektif, bekerja dalam
waktu lama, tidak mengganggu menyusui, dapat dipakai segera
setelah keguguran atau setelah masa nifas,
7. b) Kerugian : suntikan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan secara
teratur, tidak melindungi dari PMS,
c) Efek samping lokal : peningkatan berat badan, rambut rontok.
Efek samping : tulang menjadi keropos, kelainan metabolisme
lemak, ketidakteraturan menstruasi termasuk menometroragi
(umumnya beberapa bulan pertama) dan amenorea (1 tahun pertama),
jika pemakaian suntikan KB dihentikan, siklus menstruasi yang teratur
akan kembali terjadi dalam waktu 6 bulan-1 tahun
4) Kontrasepsi suntikan estrogen-progesteron
Suntikan ini diberikan secara intramuskular setiap bulan,
mengandung 25 mg depo medroxyprogesteron asetat dan 5 mg estradiol
cypionat. Mekanisme kerja, efek samping, kriteria, dan keamanan sama
seperti kontrasepsi oral kombinasi. Siklus menstruasi terjadi lebih stabil
setiap bulan.Pengembalian kesuburan tidak selama kontrasepsi suntikan
progestin.
5) Implant progestin
a) Keuntungan : sangat efektif, bekerja untuk jangka waktu lama
b) Kerugian : membutuhkan prosedur operasi kecil untuk
pemakaian dan pelepasan, tidak melindungi dari PMS
c) Efek samping lokal : sakit kepala, payudara menjadi keras,
peningkatan berat badan, kerontokan rambut, jerawat, perubahan
mood. Efek samping : gangguan metabolisme lemak, hirsutisme,
gangguan menstruasi (memanjang, tidak teratur)
c. Kontrasepsi Modern Nonhormonal (IUD)
Keuntungan memakai alat kontrasepsi IUD banyak sekali diantaranya
memerlukan hanya satu kali motivasi dan pemasangan, tidak ada efek sistemik,
dapat mencegah kehamilan dalam jangka panjang, kegagalan yang disebabkan
karena kesalahan akseptor tidak banyak, efektifitas tinggi, kesuburan dapat
pulih kembali (reversible), dan juga ekonomis (Mochtar, 1998).
Sedangkan keterbatasan IUD antara lain : diperlukan pemeriksaan dalam
dan penyaringan infeksi ginetalia sebelum pemasangan IUD, diperlukan tenaga
8. terlatih untuk pemasangan dan pencabutan IUD, klien tidak dapat
menghentikan sendiri setiap saat, pada penggunaan jangka panjang bisa terjadi
aminorhea, dapat terjadi perforasi uterus pada saat insersi (< 1/1000 kasus),
kejadian kehamilan ektropik relatif tinggi, bertambahnya risiko mendapat
penyakit radang panggul, terjadi perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan
pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan pemakaian), tidak bisa mencegah
IMS termasuk HIV/AIDS, klien harus memeriksa posisi benang IUD,
sedangkan beberapa perempuan tidak mau melakukan hal ini, dan juga mahal
(Saifuddin, dkk, 2003).
d. Kontrasepsi Mantap
1) Tubektomi
a) Keuntungan : efektivitasnya tinggi, tidak mempengaruhi proses
menyusui,tidak bergantung pada faktor senggama, tidak ada efek
samping dalam jangka panjang, tidak ada perubahan dalam fungsi
seksual.
b) Kekurangan : harus dipertimbangkan sifat permanen kontrasepsi ini,
hanya dapat dilakukan oleh dokter terlatih.
2) Vasektomi
a) Keuntungan : efektivitasnya tinggi, sangat aman, morbiditas dan
mortalitas jarang, efektif untuk jangka panjang.
b) Kekurngan : tidak efektif segera.
1. Kontrasepsi suntik Depot Medroksiprogesteron Asetat (DMPA)
a. Pengertian
Kontrasepsi suntik DMPA berisi hormon progesteron saja dan
mengandung hormone esterogen. Dosis yang diberikan 150 mg/ml depot
medroksiprogesteron asetat yang disuntikkan secara intramuscular (IM) setiap 12
minggu (Varney, 2006)
b. Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja kontrasepsi DMPA menurut Hartanto (2004):
1) Primer : Mencegah Ovulasi
9. Kadar Folikel Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing hormone (LH)
menurun serta tidak terjadi lonjakan LH. Pada pemakaian DMPA,
endometrium menjadi dangkal dan strofis dengan kelenjar-kelenjar yang tidak
aktif. Dengan pemakaian jangka lama endometrium bisa menjadi semakin
sedikit sehingga hampir tidak didapatkan jaringan bila dilakukan biopsi,
tetapi perubahan tersebut akan kembali normal dalam waktu 90 hari setelah
suntikan DMPA terakhir.
2) Sekunder
1) Lendir servik menjadi kental dan sedikit sehingga merupakan barrier
terhadap spermatozoa.
2) Membuat endometrium menjadi kurang baik untuk implantasi dan ovum
yang telah dibuahi.
3) Mungkin mempengaruhi kecepatan transportasi ovum didalam tuba
falopi.
c. Efektivitas
DMPA memiliki efektifitas yang tinggi dengan 0,3 kehamilan per 100
perempuan dalam satu tahun pemakaian (BKKBN,2003). Kegagalan yang terjadi
pada umumnya dikarenakan oleh ketidakpatuhan akseptor untuk datang pada
jadwal yang telah ditetapkan atau teknik penyuntikan yang salah, injeksi harus
benar- benar intragluteal (Baziad,2002)
d. Kelebihan
Kelebihan penggunaan suntik DMPA menurut BKKBN (2003):
1) Sangat efektif
2) Pencegahan kehamilan jangka panjang
3) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
4) Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap
penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah
5) Tidak mempengaruhi ASI
6) Sedikit efek samping
7) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
10. 8) Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun sampai
perimenopause
9) Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
10) Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara
11) Mencegah beberapa penyakit radang panggul
e. Keterbatasan
Keterbatasan penggunaan suntik DMPA menurut BKKBN (2003):
1) Sering ditemukan gangguan haid
2) Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian
pemakaian
3) Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan
4) Permasalahan berat bdana merupakan efek samping tersering
5) Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan IMS, hepatitis B dan
virus HIV
6) Pada penggunaan jangka panjang dapat terjadi perubahan lipid serum
f. Indikasi
Indikasi pada pengguna suntik DMPA menurut BKKBN (2003) :
1) Wanita usia reproduktif.
2) Wanita yang telah memiliki anak
3) Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan memiliki efektifitas tinggi
4) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
5) Setelah melahirkan dan tidak menyusui
6) Setelah abortus dan keguguran
7) Memiliki banyak anak tetapi belum menghendaki tubektomi
8) Masalah gangguan pembekuan darah
9) Menggunakan obat epilepsy dan tuberculosis.
g. Kontra Indikasi
Menurut BKKBN (2003), kontra indikasi pada pengguna suntik DMPA
yaitu :
1) Hamil atau dicurigai hamil
2) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
3) Wanita yang tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid
11. 4) Penderita kanker payudara atau ada riwayat kanker payudara
5) Penderita diabetes mellitus disertai komplikasi.
h. Waktu Mulai Menggunakan
Menurut Saifuddin (2003), waktu mulai menggunakan kontrasepsi DMPA
yaitu :
1) Setiap saat selama siklus haid, asal tidak hamil.
2) Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.
3) Pada ibu yang tidak haid atau dengan perdarahan tidak teratur, injeksi dapat
diberikan setiap saat, asal tidak hamil. Selama 7 hari setelah penyuntikan
tidak boleh melakukan hubungan seksual.
4) Ibu yang telah menggunakan kontrasepsi hormonal lain secara benar dan
tidak hamil kemudian ingin mengganti dengan kontrasepsi DMPA, suntikan
pertama dapat segera diberikan tidak perlu menunggu sampai haid
berikutnya.
5) Ibu yang menggunakan kontrasepsi nonhormonal dan ingin mengganti
dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama dapat segera diberikan, asal
ibu tidak hamil dan pemberiannya tidak perlu menunggu haid berikutnya.
Bila ibu disuntik setelah hari ke-7 haid, selama 7 hari penyuntikan tidak
boleh melakukan hubungan seksual.
i. Cara Penggunaan
Cara penggunaan kontrasepsi DMPA menurut Saifuddin (2003) :
1) Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik
intramuscular (IM) dalam daerah pantat. Apabila suntikan diberikan terlalu
dangkal penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja
segera dan efektif. Suntikan diberikan tiap 90 hari.
2) Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang dibasahi etil/
isopropyl alcohol 60-90%. Biarkan kulit kering sebelum disuntik, setelah
kering baru disuntik.
3) Kocok dengan baik dan hindarkan terjadinya gelembung-gelembung udara.
Kontrasepsi suntik tidak perlu didinginkan. Bila terjadi endapan putih pada
dasar ampul, upayakan menghilangkannya dan dengan menghangatkannya.
12. j. Efek Samping
Efek samping yang sering ditemukan menurut Baziad (2002 :
1) Mengalami gangguan haid seperti amenore, spooting, menorarghia,
2) Metrorarghia.
3) Penambahan berat badan.
4) Mual.
5) Kunang-kunang.
6) Sakit kepala.
7) Nervositas.
8) Penurunan libido.
9) Vagina kering.
13. TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY “T” P1A0 AKSEPTOR KB HORMONAL 3 BULAN DENGAN SPOTTING DI
PUSKESMAS MAMBA KABUPATEN MANGGARAI TIMUR
Tanggal pengkajian : 1 Agustus 2023 Jam : 09.00 wita
No register : 00 03 79
I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama klien : Ny. T Nama suami : Tn”F”
Umur : 25 tahun Umur : 26 tahun
Agama : Katholik Agama : Khatolik
Pendidikan : SMA Pendidikan :SMA
Pekerjaan :IRT Pekerjaan :Petani
Penghasilan :- Penghasilan :-
Alamat :Desa Sipi Alamat :Desa Sipi
2. Alasan datang
Ibu datang ingin suntik KB 3 bulan, ini merupakan kunjungan ulang.
3. Keluhan utama
Ibu mengatakan menstruasinya tidak teratur sejak menggunakan KB Suntik 3 Bulan
4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Yang Lalu : Ibu mengatakan tidak pernah mempunyai penyakit
menular seperti hiv, tbc dan hepatitis. Ibu mengatakan tidak meliliki riwayat
keturunan seperti hipertensi, asma dan DM. Ibu mengatakan tidak meliliki riwayat
penyakit kronis jantung dan tidak ada riwayat kehamilan kembar
b. Riwayat Kesehatan Sekarang : Ibu mengatakan sekarang tidak mempunyai
penyakit menular seperti hiv, tbc dan hepatitis. Ibu mengatakan tidak meliliki
riwayat keturunan seperti asma, hipertensi dan DM. Ibu mengatakan tidak meliliki
riwayat penyakit kronis jantung dan tidak ada riwayat kehamilan kembar
c. Riwayat Kesehatan Keluarga : Ibu mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak
mempunyai riwayat penyakit menular seperti Hiv, tbc dan hepatitis. Ibu
14. mengatakan tidak meliliki riwayat keturunan seperti hipertensi, asma dan DM. Ibu
mengatakan tidak meliliki riwayat penyakit kronis jantung dan tidak ada riwayat
kehamilan kembar.
d. Riwayat Obstetri
a. Riwayat menstruasi
Menarche : 12 tahun
Lama : 6 hari
Banyak : ±15 cc
Siklus : 18 hari
Teratur/tidak : Teratur
b. Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
No Tgl/Bln/Th
persalinan
Usia
Kehamilan
Tempat
persalinan
Jenis
persalinan
Penolong Penyulit
kehamilan
Anak Nifas Usia
anak
JK BB PB
1
2022
39 mgg PKM Normal
Pervaginam
Bidan TA L 3000 49 YA 1
Tahun
e. Riwayat KB
Menjadi peserta KB :
Thn 2022 s/d 2023 Jenis Kontrasepsi KB Suntik 3 Bulan keluhan tidak ada keluhan
alasan berhenti tidak ada
f. Riwayat Perkawinan
Menikah: 1 kali, lama : 1 th, usia pertama menikah : 26 th
g. Riwayat Psikososial
Pengetahuan ibu dan keluarga tentang kontrasepsi : ibu mengatakan telah
mengetahui macam – macam alat kontrasepsi , pengambilan keputusan adalah
suami
h. Riwayat Budaya
Menurut adat , kelurga mendukung ibu menggunakan KB
i. Perilaku kesehatan
Mandi 2x/hari. Gosok gigi, dan cuci tangan
15. j.Pola kebiasaan sehari-hari
Nutrisi :makan nasi, sayur lauk pauk 3x/hari
Eliminasi : BAB 1x/hari, BAK 7-8 x/hari
Istirahat : siang 1-2 Jam , malam 6-7 jam
Aktivitas : ibu melakukan kegiatan ibu rumah tangga setiap harinya
PH : mandi 2x/hari, membersihkan tangan menggunakan sabun setelah BAB
dan BAK, Gosok gigi sebelum tidur dan stelah makan
Seksual : 4x/minggu
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : baik
TTV : TD : 100 / 80 mmHg
Nadi : 82 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,7 °C
BB sekarang Tgl 1 Agustus 2023 : 55 kg
2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
Rambut : hitam, tidak rontok, tidak ada benjolan, tidak ada
ketombe
Wajah :simetris kiri dan kanan, tidak ada oedema, tidak pucat
Mata : simetris, kelopak tidak oedema kanan dan kiri, konjungtiva tidak
pucat, sclera tidak ikterus
Hidung : bersih, tidak ada polip dan simteris kiri dan kanan
Telinga : simetris, bersih kiri dan kanan
Mulut : simteris, tidak sariawan
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroyd dan pembesaran vena
jugularis
Dada : simetris, payudaran tidak ada benjolan kanan dan kiri
Abdomen : tidak ada pembesaran
Genitalia : vulva tampak bersih
16. Ekstremitas : tidak ada oedema dan varises, reflex patella +/+
b. Palpasi :
Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis
Dada : simetris, tidak ada benjolan
TFU :.tidak teraba
3. Pemeriksaan Penunjang
USG : tidak dilakukan
Inspeculo : tidak dilakukan
L aboratorium : tidak dilakukan
Papsmer : tidak dilakukan
IVA : tidak dilakukan
II. INTERPRETASI DATA
Diagnosa: P1A0 Akseptor KB Suntik 3 bulan dengan spotting
DS : Ibu mengatakan menstruasinya tidak teratur sejak mengunakan KB Suntik 3
bulan
DO : KU baik, Kesadaran Composmetis
TTV : TD : 100 / 80 mmHg
Nadi : 82 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,7 °C
III.ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
Tidak ada
IV.IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Tidak ada
V. INTERVENSI
Diagnosa : P1A0 Akseptor KB Suntik 3 bulan dengan Spottinig
Tujuan : Mencegah kehamilan dengan menjarangkan
Kriteria Hasil :
- Ibu mendapatkan suntikan KB 3 bulanan
- Ibu tidak hamil
17. - Ibu mengerti penyebab spotting
Intervensi :
1.Lakukan konseling dan Tanya jawab seputar keluhan yang dihadapi
R :untuk menggali informasi terkait masalah yang dihadapi pasien tersebut
2.Jelaskan tentang hasil pemeriksaan, memberitahu bahwa tidak terjadi kelainan, keadaan
ibu baik dan ibu bisa dilakukan penyuntikan
R : untuk mengetahui keadaan ibu apakah ada masalah atau sebaliknya
3. Jelaskan pada ibu bahwa spotting merupakan salah satu efek samping yang umum terjadi
pada kontrasepsi depoprogestin atau suntik 3 bulan. Efek samping ini biasanya timbul
terutama 1-2 suntikan kemudian akan menghilang setelah 2-3 kali suntikn
- Siklus haid memanjang/memendek
- Perdarahan banyak/sedikit
- Tidak haid sama sekali
R : agar ibu mengetahui tentang apa itu spotting dan tidak bingung lagi tentang spotting
4. Lakukan penyuntikan depoprogestin
R : untuk mencegah kehamilan
5. Beritahu ibu untuk datang kunjungan ulang pada tanggal 23 oktober 2023 untuk
penyuntikan selanjutnya
R : mengingatkan ibu untuk selalu ingat tanggal kunjungan ulangnya
6. Jelaskan bahwa spotting bisa hilang 2-3x suntikan, karena terjadi penyesuaian hormonal
maka spotting sering terjadi. Meyakinkan ibu bahwa hal ini bisa hilang dengan sendirinya
kecuali jika ada gejala lain/kelainan
R :supaya ibu tidak stress memikirkan bahwa spotting tidak berbahaya
7. Berikan terapy mycrogynon 2x2 dosis 30 mg untuk 3 hari
R : untuk mengurangi gejala spotting
8. Beritahu ibu untuk control jika dalam 3 harispotting tidak hilang yaitu tanggal 3 Agustus
2023
R : supaya ibu tau kapan kembali
18. VI.IMPLEMENTASI
Dx : P1A0 Akseptor KB Suntik 3 bulan dengan Spotting
1. Melakukan konseling dan Tanya jawab seputar keluhan yang dihadapi
2. Menjelaskan tentang hasil pemeriksaan, memberitahu bahwa tidak terjadi kelainan,
keadaan ibu baik dan ibu bisa dilakukan penyuntikan
3. Menjelaskan pada ibu bahwa spotting merupakan salah satu efek samping yang umum
terjadi pada kontrasepsi depoprogestin atau suntik 3 bulan. Efek samping ini biasanya
timbul terutama 1-2 suntikan kemudian akan menghilang setelah 2-3 kali suntikn
- Siklus haid memanjang/memendek
- Perdarahan banyak/sedikit
- Tidak haid sama sekali
4. Melakukan penyuntikan depoprogestin pada 1/3 bokong
5. Memberitahu ibu untuk datang kunjungan ulang pada tanggal 23 Oktober 2023 untuk
penyuntikan selanjutnya
6. Menjelaskan bahwa spotting bisa hilang 2-3x suntikan, karena terjadi penyesuaian
hormonal maka spotting sering terjadi. Meyakinkan ibu bahwa hal ini bisa hilang dengan
sendirinya kecuali jika ada gejala lain/kelainan
7. Memberikan terapy mycrogynon 2x2 dosis 30 mg untuk 3 hari
8. Memberitahu ibu untuk kontrol jika dalam 3 hari spotting tidak hilang yaitu tanggal 3
Agustus 2023
VII. EVALUASI
S : pasien mengerti apa yang telah dijelaskan oleh bidan perihal masalah yag dihadapi
ketika suntIk KB 3 Bulan
O : pasien sudah dilakukan tindakan KB 3 Bulan secara intramuscular pada bokong kiri
A : P1A0 Akseptor KB Suntik 3 bulan dengan Spotting
P :
1. Menginformasikan kunjungan ulang untuk penyuntikan selanjutnya tanggal 23 Oktober
2023