Bab 16 membahas tentang sekor komposit dan seleksi. Sekor komposit merupakan gabungan dari beberapa sekor komponen, dan dapat digabung secara linier maupun nonlinier, dengan atau tanpa bobot. Bobot sekor komponen menentukan kontribusi masing-masing komponen terhadap sekor komposit. Variansi dan kovariansi sekor komponen juga mempengaruhi ciri sekor komposit khususnya peringkatnya.
Bab ini membahas nilai acuan norma yang digunakan untuk memberikan arti terhadap skor hasil pengukuran. Ada beberapa pendekatan untuk menentukan nilai acuan seperti pendekatan intuitif, ipsatif, kesempurnaan, dan ke kelompok norma. Nilai acuan dapat berupa angka, huruf, atau predikat. Kelompok norma dapat berupa populasi maupun sampel yang digunakan untuk menentukan tara perkembangan, tingkat, umur, dan peringkat
Dokumen tersebut membahas tentang:
1) Pengertian statistik pendidikan sebagai ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan metode analisis data kuantitatif terkait pendidikan
2) Pengolongan statistik menjadi statistik deskriptif yang menganalisis data untuk memberikan gambaran dan statistik inferensial untuk menarik kesimpulan umum
3) Fungsi statistik sebagai alat bantu untuk menganalisis hasil evaluasi pendidikan
Bab 16 membahas tentang sekor komposit dan seleksi. Sekor komposit merupakan gabungan dari beberapa sekor komponen, dan dapat digabung secara linier maupun nonlinier, dengan atau tanpa bobot. Bobot sekor komponen menentukan kontribusi masing-masing komponen terhadap sekor komposit. Variansi dan kovariansi sekor komponen juga mempengaruhi ciri sekor komposit khususnya peringkatnya.
Bab ini membahas nilai acuan norma yang digunakan untuk memberikan arti terhadap skor hasil pengukuran. Ada beberapa pendekatan untuk menentukan nilai acuan seperti pendekatan intuitif, ipsatif, kesempurnaan, dan ke kelompok norma. Nilai acuan dapat berupa angka, huruf, atau predikat. Kelompok norma dapat berupa populasi maupun sampel yang digunakan untuk menentukan tara perkembangan, tingkat, umur, dan peringkat
Dokumen tersebut membahas tentang:
1) Pengertian statistik pendidikan sebagai ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan metode analisis data kuantitatif terkait pendidikan
2) Pengolongan statistik menjadi statistik deskriptif yang menganalisis data untuk memberikan gambaran dan statistik inferensial untuk menarik kesimpulan umum
3) Fungsi statistik sebagai alat bantu untuk menganalisis hasil evaluasi pendidikan
Dokumen tersebut merupakan kerangka untuk menyusun proposal penelitian tindakan kelas (PTK) guna memenuhi syarat kenaikan pangkat guru. Ringkasannya adalah dokumen tersebut membahas tentang bagian-bagian yang harus dimuat dalam proposal PTK mulai dari bab pendahuluan, kajian pustaka, metodologi, hasil penelitian, kesimpulan dan saran.
The document discusses the importance of learning statistics. It explains that statistics is the science of collecting, organizing, analyzing, and interpreting data to help make more efficient decisions. It notes that in everyday life, we are surrounded by numerical problems and data, even in household finances, showing that statistics is relevant across many fields. It also discusses that fully collecting data from entire populations is almost impossible, so samples are taken instead to represent populations.
WRPLOT adalah perangkat lunak untuk menganalisis dan menyajikan data statistik, terutama data angin. Aplikasi ini digunakan untuk membuat windrose plot. Penggunaan WRPLOT melibatkan pengunduhan, instalasi, penyiapan data dalam format tertentu seperti Lakes atau Samson, lalu memuat data ke perangkat lunak untuk menghasilkan plot.
Program tahunan SMA Muhammadiyah Purworejo tahun pelajaran 2013/2014 mencakup standar kompetensi dan kompetensi dasar statistika dan peluang semesters 1 serta komposisi fungsi, limit, dan turunan fungsi pada semester 2 dengan alokasi waktu masing-masing 84 dan 96 jam.
Dokumen tersebut membahas tentang model dan contoh program pengembangan diri untuk sekolah menengah pertama. Dokumen ini memberikan panduan struktur program pengembangan diri melalui pelayanan konseling dan kegiatan ekstrakurikuler serta contoh-contoh program dan laporan terkait."
Pengujian klasifikasi dua arah tanpa reaksi adalah pengujian hipotesis beda rata-rata dengan dua faktor tanpa mempertimbangkan interaksinya. Langkah-langkahnya meliputi formulasi hipotesis, menentukan taraf nyata dan F tabel, membuat ANOVA, dan menyimpulkan.
The document discusses structural analysis and solving frame structures using matrix methods. It provides examples of determining the unknown forces in a frame by setting up equilibrium equations, constructing the static matrix [A], taking its inverse [A]-1, and multiplying by the load matrix [P] to determine the force matrix [F]. Forces are calculated for sample frames under different loading conditions. Matrix methods allow the static determinacy and forces in complex frames to be efficiently analyzed.
Modul kuliah membahas pelengkung tiga sendi dan cara penyelesaiannya. Struktur pelengkung tiga sendi dapat memikul beban titik tunggal atau kombinasi beban titik vertikal dan horizontal. Langkah penyelesaiannya meliputi menghapus sendi tengah dan mengganti tumpuan dengan rol, menentukan reaksi tumpuan, lalu mengembalikan struktur semula untuk menentukan gaya pelengkung.
Rencana pelaksanaan pembelajaran ini membahas tentang membuat jaring-jaring kubus dan balok untuk siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Rantau Panjang. Pembelajaran akan dilakukan secara kooperatif STAD selama 2 jam pelajaran dan diakhiri dengan penilaian berupa tes tertulis berupa soal uraian singkat.
Modul 7-bangunan portal , statika dan mekanika dasar MOSES HADUN
The document discusses portal structures, which are commonly used in warehouse, hangar, and bridge construction. It covers symmetric and asymmetric portal structures that carry various load combinations, including centered vertical loads, horizontal loads, and distributed loads. Methods for calculating the reactions, shear forces, bending moments, and normal stresses in the structural elements are presented. Free body diagrams are used to illustrate the distribution of internal forces.
Jurnal guru semester genap mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII/2 tahun ajaran 2022-2023 berisi uraian kegiatan pembelajaran selama 4 minggu di semester genap yang mencakup materi puisi rakyat, fabel, dan surat. Kegiatan pembelajaran meliputi dekonstruksi, prakonstruksi, dan konstruksi teks serta penilaian harian.
Bab ini membahas tentang ketidakwajaran skor yang terjadi karena ketidakcocokan antara kemampuan responden dengan skor yang diperoleh. Dijelaskan beberapa metode untuk mengukur ketidakwajaran skor seperti metode Ghiselli, Jacob, dan Donlon-Fisher yang memanfaatkan tingkat kesulitan butir dan frekuensi jawaban yang benar.
Dokumen tersebut merupakan kerangka untuk menyusun proposal penelitian tindakan kelas (PTK) guna memenuhi syarat kenaikan pangkat guru. Ringkasannya adalah dokumen tersebut membahas tentang bagian-bagian yang harus dimuat dalam proposal PTK mulai dari bab pendahuluan, kajian pustaka, metodologi, hasil penelitian, kesimpulan dan saran.
The document discusses the importance of learning statistics. It explains that statistics is the science of collecting, organizing, analyzing, and interpreting data to help make more efficient decisions. It notes that in everyday life, we are surrounded by numerical problems and data, even in household finances, showing that statistics is relevant across many fields. It also discusses that fully collecting data from entire populations is almost impossible, so samples are taken instead to represent populations.
WRPLOT adalah perangkat lunak untuk menganalisis dan menyajikan data statistik, terutama data angin. Aplikasi ini digunakan untuk membuat windrose plot. Penggunaan WRPLOT melibatkan pengunduhan, instalasi, penyiapan data dalam format tertentu seperti Lakes atau Samson, lalu memuat data ke perangkat lunak untuk menghasilkan plot.
Program tahunan SMA Muhammadiyah Purworejo tahun pelajaran 2013/2014 mencakup standar kompetensi dan kompetensi dasar statistika dan peluang semesters 1 serta komposisi fungsi, limit, dan turunan fungsi pada semester 2 dengan alokasi waktu masing-masing 84 dan 96 jam.
Dokumen tersebut membahas tentang model dan contoh program pengembangan diri untuk sekolah menengah pertama. Dokumen ini memberikan panduan struktur program pengembangan diri melalui pelayanan konseling dan kegiatan ekstrakurikuler serta contoh-contoh program dan laporan terkait."
Pengujian klasifikasi dua arah tanpa reaksi adalah pengujian hipotesis beda rata-rata dengan dua faktor tanpa mempertimbangkan interaksinya. Langkah-langkahnya meliputi formulasi hipotesis, menentukan taraf nyata dan F tabel, membuat ANOVA, dan menyimpulkan.
The document discusses structural analysis and solving frame structures using matrix methods. It provides examples of determining the unknown forces in a frame by setting up equilibrium equations, constructing the static matrix [A], taking its inverse [A]-1, and multiplying by the load matrix [P] to determine the force matrix [F]. Forces are calculated for sample frames under different loading conditions. Matrix methods allow the static determinacy and forces in complex frames to be efficiently analyzed.
Modul kuliah membahas pelengkung tiga sendi dan cara penyelesaiannya. Struktur pelengkung tiga sendi dapat memikul beban titik tunggal atau kombinasi beban titik vertikal dan horizontal. Langkah penyelesaiannya meliputi menghapus sendi tengah dan mengganti tumpuan dengan rol, menentukan reaksi tumpuan, lalu mengembalikan struktur semula untuk menentukan gaya pelengkung.
Rencana pelaksanaan pembelajaran ini membahas tentang membuat jaring-jaring kubus dan balok untuk siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Rantau Panjang. Pembelajaran akan dilakukan secara kooperatif STAD selama 2 jam pelajaran dan diakhiri dengan penilaian berupa tes tertulis berupa soal uraian singkat.
Modul 7-bangunan portal , statika dan mekanika dasar MOSES HADUN
The document discusses portal structures, which are commonly used in warehouse, hangar, and bridge construction. It covers symmetric and asymmetric portal structures that carry various load combinations, including centered vertical loads, horizontal loads, and distributed loads. Methods for calculating the reactions, shear forces, bending moments, and normal stresses in the structural elements are presented. Free body diagrams are used to illustrate the distribution of internal forces.
Jurnal guru semester genap mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII/2 tahun ajaran 2022-2023 berisi uraian kegiatan pembelajaran selama 4 minggu di semester genap yang mencakup materi puisi rakyat, fabel, dan surat. Kegiatan pembelajaran meliputi dekonstruksi, prakonstruksi, dan konstruksi teks serta penilaian harian.
Bab ini membahas tentang ketidakwajaran skor yang terjadi karena ketidakcocokan antara kemampuan responden dengan skor yang diperoleh. Dijelaskan beberapa metode untuk mengukur ketidakwajaran skor seperti metode Ghiselli, Jacob, dan Donlon-Fisher yang memanfaatkan tingkat kesulitan butir dan frekuensi jawaban yang benar.
Bab 4 membahas alat ukur yang digunakan dalam pengukuran. Jenis alat ukur mencakup alat ukur fisik, alat ukur ujian, dan alat ukur survei. Alat ukur ujian dan survei dibuat melalui proses konstruksi atau pemilihan alat ukur jadi, dan perlu memenuhi persyaratan tertentu seperti format, bahasa, dan isi.
Dokumen tersebut membahas tentang estimasi parameter secara serentak pada model logistik satu parameter (L1P). Terdapat beberapa langkah yang dijelaskan seperti mengeluarkan responden dan butir dengan jawaban semua benar atau salah, menghitung logit sukses dan gagal, serta mengestimasi parameter kemampuan responden dan kesukaran butir menggunakan prosedur PROX.
Bab 19 membahas karakteristik model butir ojaif normal berdasarkan distribusi probabilitas normal. Model ini mengasumsikan bahwa variabel acak memiliki distribusi normal dan probabilitas jawaban benar berbentuk kumulatif atau ojaif normal. Fungsi distribusi normal baku digunakan untuk menghitung nilai probabilitas pada model ini.
Bab 8 membahas nilai acuan kriteria yang digunakan untuk menentukan apakah siswa sudah menguasai suatu kemampuan. Terdapat penjelasan tentang wilayah kriteria, format butir alat ukur, contoh butir, standar batas penguasaan, dan prosedur penilaian untuk menghasilkan nilai acuan kriteria berupa sudah menguasai atau belum menguasai. Juga diberikan contoh-contoh penyusunan alat ukur berdas
Bab 2 membahas sasaran ukur yang mencakup hakikat, komponen, bentuk, dimensi, keterukuran, dan jenis atribut yang dapat diukur. Atribut dapat berupa konstanta atau variabel, unidimensi atau multidimensi, manifes atau laten, dan jenisnya meliputi fisik, status, kemampuan, keberhasilan, dan kepribadian. Pengukuran dilakukan dengan alat ukur untuk menghasilkan data kuantitatif tentang ob
Bab 1 Pendahuluan membahas konsep-konsep dasar pengukuran psikologi seperti evaluasi, asesmen, metode pengukuran, teori pengukuran, sasaran ukur, skala ukur, alat ukur, cara pengukuran, matriks sekor, pensekoran, reliabilitas, validitas, dan karakteristik butir. Bab ini juga menjelaskan proses penyediaan alat ukur mulai dari pembuatan, uji coba, dan perbaikan.
Bab 3 membahas tentang skala ukur, yang merupakan aturan untuk mengaitkan atribut dengan bilangan. Terdapat beberapa jenis skala ukur seperti nominal, ordinal, interval, dan rasio, yang masing-masing memiliki tingkat informasi yang berbeda. Bab ini juga menjelaskan ciri-ciri skala ukur seperti nilai, sifat, dan level skalanya, yang mempengaruhi pengolahan data hasil pengukuran.
Dokumen ini membahas tentang korelasi dan teknik analisis korelasi Pearson product moment. Korelasi menyatakan derajat hubungan linier antara dua variabel atau lebih. Teknik Pearson product moment digunakan untuk variabel skala interval atau rasio untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dan besarnya sumbangan satu variabel terhadap yang lain. Hasil korelasi akan diuji signifikasinya.
Tiga alasan pentingnya kuliah di era globalisasi adalah (1) pendidikan sarjana menjadi standar minimum, (2) peluang kerja lebih besar dengan pendidikan tinggi, dan (3) keterampilan manusia dapat dikalahkan robot jika tidak terus belajar.
Bab 17 membahas estimasi melalui pensampelan matriks. Terdapat beberapa metode pensampelan seperti pensampelan responden, butir, dan matriks. Pensampelan matriks melibatkan penarikan sampel responden dan butir secara acak. Rancangan pensampelan matriks mempertimbangkan ukuran sampel, pengembalian, dan kelengkapan butir/responden. Metode ini digunakan untuk memperkirakan atribut responden, butir, dan program secara umum
Bab 18 membahas karakteristik butir dalam pengukuran. Butir merupakan komponen dasar dalam alat ukur dan pengukuran. Alat ukur dibentuk melalui perakitan butir-butir berdasarkan tata cara tertentu. Setiap butir memiliki parameter seperti taraf kesukaran dan daya beda yang menunjukkan kemampuannya untuk membedakan responden.
Analisis jalur digunakan untuk menguji hubungan antar variabel penelitian. Variabel penelitian meliputi kepemimpinan kepala sekolah, profesionalisme guru, kerajinan belajar murid, dan prestasi belajar. Hasil analisis menunjukkan profesionalisme guru dan kerajinan belajar berpengaruh langsung terhadap prestasi belajar, sedangkan kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh tidak langsung melalui variabel lain.
Terdapat tiga tes statistik yang dijelaskan dalam dokumen tersebut, yaitu Tes "t", Tes Kai Kuadrat, dan Uji Z. Tes "t" digunakan untuk menguji hipotesis nihil mengenai perbedaan rata-rata dua sampel. Contoh penggunaan Tes "t" untuk menguji apakah terdapat perbedaan prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah diterapkannya metode baru mengajar. Hasilnya menunjukkan adanya perbedaan
Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan uji kai kuadrat untuk menguji perbedaan frekuensi antara data yang diamati dengan yang diharapkan secara teoritis. Metode kai kuadrat digunakan untuk menganalisis beberapa contoh, termasuk pendapat staf pengajar tentang sistem kredit semester dan sikap pegawai terhadap pemotongan gaji. Dokumen ini menyimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan prestasi belajar yang signifikan
Dokumen ini membahas tentang uji Z, yaitu salah satu uji statistika yang menggunakan distribusi normal. Uji Z digunakan untuk menguji hipotesis dengan sampel besar dan varians yang diketahui. Dokumen ini menjelaskan pengertian, kriteria penggunaan, rumus, dan contoh soal uji Z dua pihak dan satu pihak beserta analisisnya.
Dokumen tersebut membahas tentang uji persyaratan data untuk analisis varian, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Secara khusus membahas tentang pengertian dan teknik uji normalitas dengan menggunakan teknik Shapiro-Wilk beserta contoh penyelesaiannya, serta pengertian dan teknik uji homogenitas menggunakan uji Fisher.
Teks tersebut membahas tentang landasan sosiologi pendidikan di Indonesia. Secara garis besar, teks tersebut menjelaskan bahwa pendidikan di Indonesia didasarkan pada pendekatan integralistik dimana setiap anggota masyarakat saling terkait dan berhubungan erat untuk mencapai tujuan bersama. Teks tersebut juga membahas ruang lingkup kajian sosiologi pendidikan yaitu hubungan antara sistem pendidikan dengan aspek masyarak
1. Dokumen tersebut membahas tentang aliran pendidikan progresivisme, yang muncul pada abad ke-19 di Amerika Serikat. Aliran ini menekankan pendidikan berpusat pada peserta didik dan pengalaman belajar mereka.
2. Prinsip-prinsip progresivisme antara lain melihat pendidikan sebagai bagian dari kehidupan, berkaitan dengan minat peserta didik, dan belajar melalui pemecahan masalah. Kurikulum progresivisme
Dokumen tersebut membahas tentang analisis varian satu arah (ANAVA) yang digunakan untuk menganalisis perbedaan antar kelompok data dengan satu variabel bebas. Dokumen ini menjelaskan pengertian, asumsi, langkah-langkah, dan contoh soal uji ANAVA satu arah beserta uji normalitas data.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdfDenysErlanders
Buku non teks yang bermutu dapat memperkaya pengalaman
belajar siswa. Buku-buku ini menawarkan konten yang inspiratif,
inovatif, dan mendorong pengembangan karakter siswa.
Pemanfaatan buku non teks bermutu membutuhkan peran aktif
guru untuk memilih dan
mengintegrasikannya ke dalam pembelajaran
2. -----------------------------------------------------------------------
Sekor Responden
-----------------------------------------------------------------------
BAB 6
SEKOR RESPONDEN
A. Sekor pada Responden
1. Jenis sekor
• Sekor-Satuan
Sekor-satuan adalah sekor pada satu butir
dari satu responden, misalnya, butir ke-i
dari responden ke-g: Xgi
• Sekor Responden
Seluruh sekor-satuan dari satu responden
dalam berbagai bentuk penyajiannya
• Kelompok Sekor Responden
Sekor dari semua responden pada suatu
kelompok responden dalam berbagai
bentuk penyajiannya
4. -----------------------------------------------------------------------
Sekor Resppnden
-----------------------------------------------------------------------
3. Bentuk Penyajian Sekor Responden
a. Bentuk Penyajian
Sekor satuan dari satu responden, misalnya
responden ke-g, dapat disajikan dalam
berbagai bentuk, termasuk bentuk statistik,
mencakup
• Sekor satuan
• Jumlah sekor satuan
• Rerata dan variansi sekor satuan
• Median dan jarak interkuartil sekor satuan
• Modus sekor satuan
• Frekuensi komponen sekor satuan
• Proporsi komponen sekor satuan
• Persentase komponen sekor satuan
5. -----------------------------------------------------------------------
Sekor Responden
-----------------------------------------------------------------------
b. Sekor Dikotomi
Pada responden ke-g
• Sekor-satuan
Res
pon
den
Butir
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
g 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1
• Jumlah : Ag = 7
• Rerata : πg = 0,7
• Variansi : πg(1-πg) = 0,21
• Median : Mg = 0,786
• Modus : Mog = 1
0 1
• Frekuensi : f 3 7
• Proporsi : π 0,3 0,7
• Persentase : 30% 70%
6. -----------------------------------------------------------------------
Sekor Responden
-----------------------------------------------------------------------
c. Sekor Politomi
Pada responden ke-g
• Pada responden ke-g
Res
pon
den
Butir
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
g 3 4 3 2 5 1 2 2 4 3
• Jumlah : Ag = 29
• Rerata : mg = 2,9
• Variansi : σg
2 = 1,29
• Median : Mg = 2,89
• Modus : Mog = 2,5
1 2 3 4 5
• Frekuensi : 1 3 3 2 1
• Proporsi : 0,1 0,3 0,3 0,2 0,1
• Persentase : 10% 30% 30% 20% 10%
15. ----------------------------------------------------------------------
-
Sekor Responden
----------------------------------------------------------------------
C. Sekor Jumlah -
1. Jumlah semua sekor-satuan
• Untuk responden ke-g
N
å=
A =
X
g gi i
1
• Sekor responden jumlah sekor satuan ini
banyak digunakan terutama pada ujian namun
digunakan juga pada survei
• Sekor ini bergantung kepada banyaknya butir
di dalam pengukuran, makin banyak butir
makin besar sekor maksimumnya
21. -----------------------------------------------------------------------
Sekor Responden
-----------------------------------------------------------------------
2. Jumlah Sekor-satuan pada Skala Thurstone
Untuk responden ke-g
N
å=
A =
X
g gi i
1
dengan Xgi sebagai butir yang dipilih (diconteng)
oleh responden
Sekor satuan adalah nilai butir pada skala
Thurston
Contoh 17
Butir 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nilai 6,4 2,8 9,1 4,6 7,3 5,5 10,0 1,9 8,2 3,7
Resp
A = 6,4 + 2,8 + 4,6 + 5,5 + 1,9 = 21,2
24. -----------------------------------------------------------------------
Sekor Responden
-----------------------------------------------------------------------
3. Jumlah Sekor-satuan pada Subsekor
Ada kalanya kita hanya ingin memperoleh sekor
responden dari sebagian sekor-satuan. Jumlah
sekor responden ini dikenal sebagai subsekor
responden
Subsekor responden yang banyak digunakan
adalah
• Subsekor dari butir dengan nomor urut ganjil,
sebutkan saja subsekor ganjil
• Subsekor dari butir dengan nomor urut genap,
sebutkan saja subsekor genap
Secara umum, kita dapat menentukan berbagai
macam subsekor
28. -----------------------------------------------------------------------
Sekor Responden
-----------------------------------------------------------------------
D. Sekor Responden pada Jawaban Terkaan
1. Sekor Dengan Penalti
a. Dasar Penalti
Pada ujian jawaban pilihan ganda (termasuk
jawaban betul salah), mungkin saja responden
menjawabnya melalui terkaan.
Terkaan responden ini diberi penalti dengan
mengurangi sekor. Indikator terkaan adalah
jawaban salah sehingga jawaban salah dikenakan
penalti
Jawaban pada butir (sekor satuan)
• Betul sekor 1
• Tidak menjawab sekor 0
• Salah sekor penalti
29. -----------------------------------------------------------------------
Sekor Responden
-----------------------------------------------------------------------
b. Besarnya Penalti
Jika jawaban semua butir hanya terkaan,
maka sekor responden seharusnya 0
A = 0
Jika banyaknya pilihan pada jawaban
pilihan ganda adalah n, sedangkan
seluruhnya terdapat N butir, maka
probabilitas menjawab butir melalui
terkaan adalah
N
betul : n
butir
N - N
salah : butir
n
- 1
Dengan penalti sebesar untuk tiap
x
butir salah, maka seluruh penalti adalah
N N
x
ö çè
÷ø
- æ -
n
1
30. ----------------------------------------------------------------------
-
Sekor Responden
----------------------------------------------------------------------
-
Karena jawaban betul – jawaban salah = 0,
maka
N N
1 0
- æ -
ö n
çè
N
n x
Nx = Nn -
N dan
x n
= -
Penalti menjadi
c. Sekor Responden
1
= ÷ø
1
1
-
-
n
sehingga
å å
X
A X s
g b
n -
1
= -
dengan Xb = jawaban betul, Xs = jawaban salah
n = banyak pilihan jawaban
31. -----------------------------------------------------------------------
Sekor Responden
-----------------------------------------------------------------------
Contoh 22
Pada jawaban pilihan ganda dengan n = 5
pilihan
Res Jawaban pada butir
1 11111–011100–0–0011100010
2 111000-0011-1-0011-1-1110
3 001-1—111000-11111-000000
4 11111111-010100010-001101
9 10,75
12 1
12 1
10 1
13 1
5 1
11 7,25
5 1
8 10
5 1
10 9,5
5 1
A
1
A
2
A
3
4
· =
-
= -
· =
-
= -
· =
-
= -
· =
-
= -
A
33. -----------------------------------------------------------------------
Sekor Responden
-----------------------------------------------------------------------
c. Usul E.B. Little
E.B. Little mengusulkan agar penalti diperingan
menjadi separuhnya, karena
• Sekor responden menjadi terlalu rendah bagi
mereka yang tidak terbiasa dengan bahan
ujian
• Sekor responden menjadi terlalu tinggi bagi
mereka yang sudah terbiasa dengan bahan
ujian
Menurut E.B. Little, sekor responden pada penalti
menjadi
1
å å -
A X
= - g b s X
n
2( 1)
Xb = jawaban betul, Xs = jawaban salah
n = banyaknya pilihan jawaban
34. -----------------------------------------------------------------------
Sekor Responden
-----------------------------------------------------------------------
2. Sekor Dengan Kompensasi
a. Dasar Kompensasi
• Responden yang menjawab dengan
terkaan memiliki peluang untuk menjawab
betul
• Responden yang tidak menerka akan tidak
memberi jawaban
• Untuk menyamakan dengan mereka yang
menerka, responden yang tidak menerka
dapat diberi kompensasi sehingga
memperoleh sekor yang sama
35. -----------------------------------------------------------------------
Sekor Responden
-----------------------------------------------------------------------
b. Besarnya kompensasi
• Jika responden menerka semua butir, maka
peluang jawaban betul menghasilkan sekor
A N g =
n
• Mereka yang tidak menerka, tidak menjawab
sebanyak N butir, diberi kompensasi
sehingga sekor menjadi sama. Ini berarti
bahwa butir yang tidak dijawab diberi
kompensasi sebesar x
Nx =
N
n
x
sehingga
n
= 1
36. -----------------------------------------------------------------------
Sekor Responden
-----------------------------------------------------------------------
• c. Sekor responden
A X Xt
g b
=å +å
n
dengan Xb = jawaban betul, Xt = tidak dijawab
n = banyaknya pilihan jawaban
Contoh 23
Pada jawaban pilihan ganda dengan n = 5 pilihan
Res Jawaban pada butir
1 11111–011100–0–0011100010
12 3 1 A = + = ,
12 6
5
38. ----------------------------------------------------------------------
-
Sekor Responden
----------------------------------------------------------------------
-
E. Sekor Rerata dan Variansi
1. Pada Skala Dikotomi
• Pada skala dikotomi, rerata sama dengan proporsi.
Pada sekor responden, proporsi biasanya
dinyatakan dengan p.
• Untuk responden ke-g,
X
= =
g g
A
Xgi = sekor-satuan ke-i pada responden ke-g
N = banyaknya sekor satuan (butir)
Ag = sekor (jumlah) responden ke-g
• Variansi untuk sekor dikotomi pada responden ke-g
s2
g = pg(1–pg)
Variansi maksimum
s2
g maks = 0,25
g
N
i
gi
g
A N
N
N
p
p
=
å=
1
44. -----------------------------------------------------------------------
Sekor Responden
-----------------------------------------------------------------------
2. Pada Skala Politomi
• Rerata untuk responden ke-g,
N
å=
= i
=
m
g
A N
X
N
1
m
=
g g
A
g
gi
N
• Variansi untuk responden ke-g,
æ
-
çè
å
ö N gi
å =
N
X
N
X
N
i
s i
=
2
gi
2
g
2
1
1
÷ø
=
Xgi = sekor satuan ke-i pada responden ke-g
N = banyaknya sekor-satuan (butir)
Ag = sekor responden (jumlah)
Untuk skala dari 1 sampai k
Variansi maksimum s2
maks = 0,25 (k - 1)2
• Sebaiknya dihitung dengan kalkulator elektronik
54. -----------------------------------------------------------------------
Sekor Responden
-----------------------------------------------------------------------
F. Kelompok Sekor Responden
1. Letak Kelompok Sekor
• Kelompok sekor responden adalah semua
sekor responden yang ada di dalam kelompok
responden
• Sekor responden yang dibicarakan di sini
adalah sekor responden berbentuk jumlah
sekor-satuan pada responden itu
• Letak kelompok sekor responden pada
matriks sekor adalah pada lajur Ag
• Kita dapat menyajikan kelompok sekor
responden ini dalam bentuk statistik
56. ------------------------------------------------------------------------------
Sekor Responden
------------------------------------------------------------------------------
2. Distribusi Kelompok Sekor Responden
Distribusi sekor responden adalah penyebaran
sekor berdasarkan frekuensi atau proporsi
Bergantung kepada komposisi ada berbagai
macam bentuk distribusi
Bentuk distribusi ditentukan oleh hubungan di
antara kemampuan responden dengan kesuakran
butir
Butir: terlalu sukar, terlalu mudah
Butir: dapat atau kurang dapat membedakan
kemampuan responden
Responden: kurang mampu, sangat mampu
Respenden: dari kelompok kemampuan berbeda
65. ----------------------------------------------------------------------
-
Sekor Responden
----------------------------------------------------------------------
-
3. Rerata dan Variansi Kelompok Sekor
Responden
• Rerata
m = 1
A
• Variansi
å=
A
M
M
g
g
æ
-
ç çè
å
M g
å g
=
M
A
1
M
A
M
g
2
g
s 2
=
A
2
1
ö
÷ ÷ø
=
Ag = Sekor responden (Jumlah)
M = Banyaknya responden
• Gunakan kalkulator elektronik
68. -----------------------------------------------------------------------
Sekor Responden
-----------------------------------------------------------------------
G. Keterampilan Statistika
1. Nilai Simpangan dan Nilai Baku
Nilai simpangan x
• Simpangan sekor terhadap rerata kelompoknya mX
• Sekor di bawah rerata memiliki simpangan negatif
• Sekor sama dengan rerata memiliki simpangan nol
• Sekor di atas rerata memiliki simpangan posotif
x = X – mX
Nilai Baku Linier zX
• Nilai baku adalah nilai simpangan dinyatakan
dengan satuan simpangan baku (sX)
z x X
= = -
X
X z
s
X X X
X
X
X
s m
m
s
= +
69. -----------------------------------------------------------------------
Sekor Responden
-----------------------------------------------------------------------
Contoh 37
Data Frek Nilai simp Nilai baku
X f x zX
3 1 – 3,24 – 2,3247
4 2 – 2,24 – 1,6072
5 4 – 1,24 – 0,8897
6 6 – 0,24 – 0,1722
7 8 0,76 0,5453
8 3 1,76 1,2628
9 1 2,76 1,9803
25
Rerata mX = 6,24
Simpangan baku sX = 1,3937
76. -----------------------------------------------------------------------
Sekor Responden
-----------------------------------------------------------------------
2. Tranfsormasi Baku
Ciri Transformasi Baku
• Mengubah bentuk dari bentuk pada sistem X ke
bentuk pada sistem Y, atau sebaliknya
• Hakikat tidak berubah, sehingga hakikatny pada
sistem X adalah sama dengan hakikatnya pada
sistem Y
• Pada transformasi baku, hakikatnya adalah nilai
baku, sehingga nilai bakunya pada sistem X adalah
sama dengan nilai bakunya pada sistem Y
Dalam bentuk rumus
zX = zy, atau
- = -
m
( )
X Y
X m
Y
s
Y
X
Y
Y
X
X
Y X
m m
s
s
s
= - +