SlideShare a Scribd company logo
Bab 7 Rangkaian Orde Dua


                                             BAB 7
                                 RANGKAIAN ORDE DUA


Setelah mempelajari Bab 7 Rangkaian Orde Dua, Anda diharapkan:


   1. Memahami definisi rangkaian dinamik orde dua.
                                                                 •   →→   →
   2. Mampu menulis state equation rangkaian linier x = A x + u ( t ) dan konversinya ke
      persamaan diferensial orde dua.
   3. Memahami step-response (tanggapan undak) dan impulse response (tanggapan
           ht


      impuls) rangkaian orde dua.
              tp


   4. Memahami zero-state response (tanggapan tanpa kondisi awal) dan zero-input
      response (tanggapan tanpa masukan) rangkaian orde dua.
                ://


   5. Memahami definisi transient response (tanggapan peralihan) dan steady-state
                   ru


      response (tanggapan tunak) pada rangkaian orde dua.
                                 m


   6. Memahami definisi solusi homogen/ umum dan solusi khusus persamaan diferensial
                                  ah


      orde dua.
                                    -b


                                                             •       →→
   7. Memahami perilaku kualitatif state equation x = A x , yakni perilaku zero-input
                                      el


      response rangkaian orde dua dan mampu menggambar bentuk umum state
                                         aj


      trajectory untuk enam perilaku kualitatif, yakni stable node, unstable node, saddle
                                            a


      point, center, stable focus, dan unstable focus.
                                                                 r.o


   8. Mampu menulis state equation rangkaian non linier.
                                                                          rg


   9. Memahami metode aproksimasi terlinierisasi state equation non linier ke state-
      equation     linier   di   sekitar   titik   operasi   menggunakan      matrisk   Jacobian
           ∂f1    ∂f1 
       →   ∂x     ∂x 2 
       J = 1           
           ∂f 2   ∂f 2 
           ∂x 1
                  ∂x 2 
                        
   10. Memahami definisi titik keseimbangan (equilibrium point).
   11. Memahami kesamaan antara titik keseimbangan pada rangkaian dinamik dan titik
      operasi pada rangkaian resistifnya.
   12. Mampu menjelaskan paradoks titik operasi.

Diktat Pendukung Teori Rangkaian                                                          145
Bab 7 Rangkaian Orde Dua


      1. a. Tuliskan state equation untuk rangkaian yang ditunjukkan pada P7.1a.
         b. Tulis sebuah persamaan diferensial orde dua untuk rangkaian tersebut,
         identifikasi α dan ωo pada persamaan tersebut.
                              2



                             10Ω                                                        1                 10Ω           g2


                                                                                            i c1                                i c2
  5Ω                                               +                5Ω                                                             +
                      +                                                                        +
                                   5v c1    3F     vc2   2Ω                                                     5v c1    3F           vc2     2Ω
            2F        v c1                                                        2F               v c1
                      −                            −                                           −                                  −

10V                                                            10V



                                   P7.1a                                                                    P7.1b
                 ht


         Solusi
                    tp


      a. Rangkaian pada P7.1a digambar kembali seperti pad P7.1b.
                      ://


                                            10 − v c1         v − v c2
                         ru


         KCL di titik1 :                              = i c1 + c1                       ...(1)
                                               5                  10
                                           m


                                       •                                 •              3        1
                                            ah


         Substitusi i c1 = 2 v c1 ke (1) menghasilkan v c1 = −                            v c1 +    v c 2 + 1 ...(2)
                                                                                       20        20
                                              -b


                                                              v c 2 − v c1                  v
         KCL pada permukaan Gauss g2:                                      + 5v c1 + i c 2 + c 2 = 0                         ...(3)
                                                el


                                                                   10                        2
                                                   aj


                                       •                                 •             49       1
         Substitusi i c 2 = 3 v c 2 ke (3) menghasilkan v c 2 = −                         v c1 − v c 2                   ....(4)
                                                      a


                                                                                       30       5
                                                                                       r.o


         Dari persamaan (3) dan (4) dapat ditulis
                                                                                                      rg


          • 
           v c1  = − 20             v c 1  1 
                        3            1

                                       +
                                     20
                                                                             ...(5)
           •  − 30   49
                                   −   v c 2  0 
                                       1
                                                  
           v c2                     5




                                 •   a 11                   a 12   x 1   u 1 ( t ) 
      b. Matriks state equation  x 1  =                                   +              dapat diubah ke bentuk
                                                               a 22   x 2  u 2 ( t )
                                  •
                                 x 2  a 21
                                                                                    
                                                               ••             •
         persamaan diferensial skalar orde dua x 1 − T x 1 + ∆x 1 = u a ( t ) bila a 12 ≠ 0 ...(6)
                 ••          •
         atau x 2 − T x 2 + ∆x 2 = u b ( t ) bila a 21 ≠ 0 ...(7) .



Diktat Pendukung Teori Rangkaian                                                                                                            146
Bab 7 Rangkaian Orde Dua

           Persamaan skalar orde dua pada persamaan (6) atau (7) juga dapat ditulis dalam
                      ••            •
           bentuk x + 2α x + ωo x = u ( t ) ...(8).
                              2




           di mana hubungan antar variabel adalah

           T = (a 11 + a 22 ) = −2α dan ∆ = a 11a 22 − a 12 a 21 = ωo
                                                                    2



                                                           •                                                                   •
           u a ( t ) = −a 22 u 1 ( t ) + a 12 u 2 ( t ) + u 1 ( t ) dan u b ( t ) = a 21 u 1 ( t ) − a 11 u 2 ( t ) + u 2 ( t )

           Dari persamaan konversi variabel dan persamaan (5) di atas diperoleh

                      3  1     7       1    7
           T=−         + −  = − ; α = − T =
                ht


                     20  5     20      2    40
                   tp


                     3  1  1  49  67
           ∆=−          −  − −  =       = ωo
                                               2
                     ://


                     20  5  20  30  600
                        ru


                      1    1         1
           u a ( t ) = .1 + .0 + 0 =
                                               m


                      5    20        5
                                                ah


                           49       3            49
           u b (t) = −        .1 −  − .0 + 0 = −
                                                  -b


                           30       20           30
                                                    el


           Dari persamaan (6) dan (7) (atau persamaan (8)) Anda akan memperoleh
                                                       aj


                     7         67         1                             7        67           49
                                                          a


           v c1 +       v c1 +     v c1 =              dan v c 2 +         vc2 +     vc 2 = −
                     20        600        5                             20       600          30
                                                                                          r.o
                                                                                                  rg


      2. Ulangi pertanyaan 1 untuk rangkaian pada P7.2a dan P7.2b.

                                                                                                                is ( t)



                                                                   G = 2S                               1F                         4H
                                                                                                                     iL
                                        1: 2
                2Ω                                    4Ω                           i L2               + vc −
                             +
2 sin ωt             2F      v c1                5A                                 5H       1Ω                           1Ω              1Ω

                             −




                                    P7.2a                                                                      P7.2b



Diktat Pendukung Teori Rangkaian                                                                                                        147
Bab 7 Rangkaian Orde Dua


       Solusi

       Rangkaian pada P7.2a

      • 
       v c1  = − 4            v c1  5 + 1 sin ωt 
                     3        1

                                        +
                              8                2
   a. •
         20   
                   1         1 
                          − 80  i L 2  0            
                                                        
      i L 2 

       Rangkaian pada P7.2b

       • 
        v c  = − 2
                    1     1
                               v c  − 1 
                                            2
                                      + − 3 i s ( t )
                          2
       •   − 1 8
                           3 
                         − 8 i L   8 
       i L 
            ht


   b. Persamaan diferensial orde dua, α dan ωo rangkaian pada P7.2a
                                             2
               tp
                 ://


            3  1     61      1     61
       T = − + −  = − ; α = − T =
                    ru


            4  80    80      2    160
                                      m
                                       ah


            3  1  1 1      1
       ∆ = − −  −   =         = ωo
                                     2

            4  80  20  8  320
                                         -b
                                           el


                    1     1        1      1
       u a (t) =       5 + sin ωt  − (0) + ω cos ωt
                                              aj


                   80     2        8      2
                                                 a           r.o


                   1      1        3
       u b (t) =       5 + sin ωt  + (0) + 0
                                                                 rg


                   20     20       4



       ••        61 •       1          1   1         1
       v c1 +       v c1 +     v c1 =    +   sin ωt + ω cos ωt
                 80        320        16 160         2


       ••        61 •       1         1 1
        i L2 +      i L2 +     i L 2 = + sin ωt
                 80        320        4 40




Diktat Pendukung Teori Rangkaian                                      148
Bab 7 Rangkaian Orde Dua


         Persamaan diferensial orde dua, α dan ωo rangkaian pada P7.2b
                                                2




              1  3     7       1     7
         T = − + −  = − ; α = − T =
              2  8     8       2    16


              1  3   1  1  1      2
         ∆ = − . −  −  −   = = ωo
              2  8   8  2  4


                  3 1          1 3           1•
         u a (t) =  − i s (t)  +  − i s (t)  − i s (t)
                  8 2          2 8           2
              ht


                    1 1          1 3           3•
         u b (t) = −  − i s (t)  +  − i s (t)  − i s (t)
                    8 2          2 8           8
                 tp
                   ://


         ••     7• 1           3         1•
                      ru


         vc +     v c + v c = − i s (t) − i s (t)
                8      4       8         2
                                          m


         ••   7• 1          1         3•
         i L + i L + i L = − i s (t) − i s (t)
                                           ah


              8     4       8         8
                                             -b


     3. a. Tulis state equation untuk rangkaian yang ditunjukkan pada P7.3a dan
        P7.3b. Asumsikan model op amp ideal dan op amp beroperasi pada daerah
                                               el


        linier.
                                                  aj


        b. Untuk rangkaian tersebut, nyatakan vo sebagai fungsi state variable dan
        masukan.
                                                     a           r.o


                                              2Ω
                                                                                         1Ω
                                                                        rg


                                              1F
                                                                                             1
                                                                                               F
                                                                                             2
                                      +       vc   −
                             iL
                                                                                    +    vc        −
                                              3H                  1H        iL
                        1
                                  −                                                −
                                          ∞                                              ∞
                  1Ω                                                               +                         +
                                  +                    +
                                                            vc
vs (t)                                                 vo                                                vo


                                                       −                                                     −

                                                                 v s ( t)


                            P7.3a                                                P7.3b

Diktat Pendukung Teori Rangkaian                                                                       149
Bab 7 Rangkaian Orde Dua


      Solusi

   a. Untuk rangkaian pada P7.3a.

      Pilih vc dan iL sebagai state variable (tentunya, Anda juga bisa memilih qc dan φL
      sebagai state variable untuk kapasitor dan induktor linear time-invariant).

                                 v s (t)            v                        •      vC
      Dari KCL di titik1 :               = iL + iC + C    ⇔ v s (t) = i L + v C +      ...(1)
                                    1                2                               2
                                                            •       vC
      Persamaan (1) dapat ditulis kembali menjadi v C = −              − i L + v s (t)        ...(2)
                                                                     2

                                                    •           •   vC vC
      Dari P7.3a juga tampak v C = v L = L i L           ⇔ iL =       =              ...(3)
                                                                    L   3
           ht
              tp


      Persamaan (2) dan (3) dapat ditulis dalam bentuk matriks
                ://


        •  − 1       − 1  v C   v s ( t )
       v C  =  1 2
                   ru


                                    +
                         0  i L   0 
         •
        iL   3
                                          
                                   m
                                    ah


      Dengan cara yang sama, Anda akan mendapatkan state equation untuk rangkaian
      P7.3b sebagai berikut
                                      -b


        •  − 2 − 1  v   0 
       v C  = 
                                        el


                          C
         •             i  + − v ( t )
        iL   1
        
                  0  L   s 
                                           aj
                                              a


   b. Dari P7.3a juga tampak vo = -vc               ..(4). Persamaan (4) dapat disusun dalam
                                                                    r.o


      bentuk matriks
                                                                        rg


                    v 
       v o = [− 1 0] C  + [0]
                     iL 


      Untuk rangkaian P7.3b

                    v 
       v o = [− 1 0] C  + [0]
                     iL 




Diktat Pendukung Teori Rangkaian                                                                  150
Bab 7 Rangkaian Orde Dua


   4. Ulangi pertanyaan 3 untuk rangkaian pada P7.4a.

                                                                    R

                    QR


                    C
                                                             R0                        +   v c2
                +   v c1
                                        R0

                                                        −                     R
                                                             ∞          +                  −
                                                        +                                         ∞
                                                                        vo                 +
           ht
              tp
                ://


           R1                                      R2                             R3
                   ru
                                 m
                                  ah


           vs (t)
                                    -b
                                      el


                                                            P7.4a
                                         aj


      Solusi
                                            a


   a. Persamaan state equation
                                                                  r.o



                                1                   1      
                                                                             rg


                     1
        •  −             −        v C1         R 1C    
        v C1  =  QRC
         •
                                RC
                                           +               v (t)
       v C2   1                                1       Ro  s
                              0   v C2          −
                   RC
                                  
                                               R 3 C RR 2 C 
                                                             

      Persamaan untuk keluaran

                  v   R 
       v o = [1 0] C1  + − o  v s ( t )
                  v C2   R 2 




Diktat Pendukung Teori Rangkaian                                                           151
Bab 7 Rangkaian Orde Dua


   5. Perhatikan rangkaian op amp yang ditunjukkan pada P7.5a. Asumsikan ketiga
      op amp adalah ideal dan beroperasi pada daerah linier.
      a. Tulis sebuah persamaan diferensial dalam variabel vo.
      b. Misalkan R = 2 kΩ, Q = 10, dan C = 0,01 µF. Hitung tanggapan impuls
                                                                   ds( t )
         (impulse response). Petunjuk: Gunakan persamaan h ( t ) =         .
                                                                    dt

                                      QR
                                                                          R



                                                                      C                         R
                                      C
               R
                                                         R
                                                                                       R
                                                                  −
                                                                       ∞                    −
                                                                  +                             ∞
       vs                                                                                                                 +
                                                                                            +
            ht


                                                                                                                          vo
               tp
                 ://


                                                                      P7.5a
                    ru


      Solusi
                                                    m


   a. Rangkaian pada P7.5a digambar kembali seperti pada P7.5b.
                                                     ah


      Untuk op amp di daerah linier, vd =0, sehingga e1 = e 3 = e 5 = 0
                                                       -b


                                                                              vs         •       0 − e2 0 − vo
                                                         el


      KCL di titik 1:                 i1 = i 2 + i 3 + i o        ⇔              = C(0 − e 2 ) +       +       ..(1)
                                                                              R                   QR      R
                                                            aj


                                                             e2          •
      KCL di titik 3:                 i4 = i5        ⇔          = C( 0 − e 4 )                                                 ...(2)
                                                               a


                                                             R
                                                                                           r.o


                                                             e4 0 − vo
      KCL di titik 5:                 i6 = i7        ⇔          =                                                              ...(3)
                                                             R      R
                                                                                                rg


                                           io

                                                QR
                                 i3                                                R


                                      i2
                                                                                   C                                  R
                                                                              i5                             i7
                                                C
                   R    i1
                                                              R
                                                                       i4
                             1                                                              R
                                                                              −                     i6
                                                     2                    3        ∞                              −
                                                                              +        4                 5            ∞
       vs                                                                                                                               +
                                                                                                                  +
                                                                                                                                        vo




                                                                            P7.5b


Diktat Pendukung Teori Rangkaian                                                                                                   152
Bab 7 Rangkaian Orde Dua

      Turunan pertama persamaan (3) terhadap waktu menghasilkan

                              •         •
       e 4 = −v o      ⇒ e4 = − vo                  ...(4)

                                                                                             •
      Substitusi persamaan (4) ke (2) menghasilkan e 2 = − RC v o                                                   ...(5)

      Substitusi persamaan (5) dan turunan pertamanya ke persamaan (1) menghasilkan

       ••      1 •     1          1
       vo +       vo + 2 2 vo = − 2 2 vs
              RCQ     R C        R C

   b. Cari terlebih dahulu step response rangkaian, yakni zero-state response rangkaian
      terhadap masukan fungsi step. Selanjutnya, ambil turunan pertama terhadap waktu
            ht


      dari step response untuk mendapatkan impulse response h(t).
               tp


      Untuk R = 1 kΩ, Q = 10, dan C = 0,01µF (dan vs = 1, yakni fungsi step) diperoleh
                 ://
                    ru


       ••   1      •    1             1
       v o + .10 4 v o + .1010 v o = − .1010                                                                        ...(6)
            2           4             4
                                       m
                                        ah


      Solusi persamaan diferensial di atas terdiri dari solusi homogen/ umum dan solusi
      khusus yang dapat dicari dengan cara berikut
                                          -b


      •     Mencari solusi homogen/ umum voH (nolkan sisi kanan dari persamaan (6)),
                                            el


      Persamaan karakteristik (6) adalah
                                               aj
                                                  a


        2 1 4      1 10                        1 4                 1 4
        s + .10 s + .10  v o = 0 ⇔ s1 , s 2 = − .10 ± j49937,46 ≈ − .10 ± j5.10
                                                                                  4
                                                                                 r.o


           2       4                           4                   4
                                                                                  1
                                                                                 − .10 4 t
                                                                                                 (              )
                                                                                             rg


      Jadi persamaan solusi homogen adalah v oH ( t ) = ke                        4
                                                                                             cos 5.10 4 t − θ

      •     Mencari solusi khusus voK

                           1
                          − .1010
       v oK ( t ) =        4                                  = −1
                         1 4    1
                    s 2 + 10 s + .1010
                         2      4                    s =0


      Solusi total = solusi homogen + solusi khusus

                                                   1
       v o ( t ) = v oH ( t ) + v oK ( t ) = ke
                                                  − .10 4 t
                                                   4
                                                                 (           )
                                                              cos 5.10 4 t − θ − 1                                  ...(7)


Diktat Pendukung Teori Rangkaian                                                                                        153
Bab 7 Rangkaian Orde Dua


      Nilai konstanta k dan θ dapat dicari dengan menggunakan persyaratan kondisi awal
                                                •
      rangkaian, yakni v o (0) dan v o (0) .

      Ambil kondisi awal kapasitor adalah nol, yakni vc(0) = 0 (Mengapa kita harus
      mengasumsikan nilai tegangan awal semua kapasitor adalah nol? Lihat kembali
      definisi step response di atas atau definisi impulse response pada solusi pertanyaan
      6 Bab 6).

      Dari P7.5b tampak e3 = 0. Karena vc(0) = 0 maka e4(0) = e3(0) – vc(0) = 0 sehingga
      dari persamaan (3) diperoleh vo(0) = -e4(0) = 0.

      Dari P7.5b juga tampak e1 = 0. Karena vc(0) = 0 maka e2(0) = e1(0) – vc(0) = 0
                                                             •
      sehingga dari persamaan (5) diperoleh v o (0) = 0 .
            ht


      Karena rangkaian berada dalam keadaan tanpa kondisi awal (zero state) , dapatkah
               tp


                                                                               •
      Anda menyimpulkan secara langsung bahwa nilai v o (0) = 0 dan v o (0) = 0 tanpa
                 ://


      melakukan perhitungan seperti di atas?
                    ru


      Substitusi kondisi awal ini ke persamaan (7) akan menghasilkan k = 1 dan θ = 2,86°
                                          m


      sehingga persamaan (7) menjadi
                                           ah


                       1
       v o (t ) = e
                      − .10 4 t
                       4
                                     (               )
                                  cos 5.10 4 t − 2,86° − 1                            ...(8)
                                             -b
                                               el


      Karena persamaan (8) diperoleh dengan persyaratan tanpa kondisi awal, solusi yang
      Anda peroleh adalah sebuah zero-state response. Dan karena masukannya adalah
                                                  aj


      fungsi step maka persamaan (8) adalah step response untuk rangkaian P7.5a.
                                                     a


      Impulse response dapat diperoleh dari turunan pertama step response tersebut
                                                                     r.o


      terhadap waktu, yakni
                                                                      rg


                                     1
       h(t) =
              ds( t ) dv o ( t )
               dt
                     =
                        dt
                                    − .10 4  1
                                                                 (    )    (               )
                                 = e 4 − .10 4 cos 5.10 4 t − 2,86° − sin 5.10 4 t − 2,86° 
                                             4                                             


   6. Rangkaian pada P7.6a terdiri dari elemen-elemen linier tak berubah waktu
      (linear time-invariant). Tegangan vs merupakan masukan dan vc adalah
      tanggapan.
      a. Tulis sebuah persamaan orde dua dalam variabel vc.
      b. Hitung tanggapan impuls (impulse response).
      c. Hitung tanggapan lengkap/ total (complete response) untuk masukan
          vs = 1(t) dan kondisi awal iL(0) = 2 A dan vc(0) = 1 V.



Diktat Pendukung Teori Rangkaian                                                          154
Bab 7 Rangkaian Orde Dua

                                                                     2Ω


                         iL         1H                                               3Ω
                                                                     1
                                                                       F
                                                                     4

                 vs
                                                          +                −
                                                                     vc



                                                              P7.6a

      Solusi

                                                     ••          •
           ht


      a. Persamaan diferensial orde dua v c + 5 v c + 10 v c = 4v s           ...(1)
      b. Cari terlebih dahulu step response (yakni zero-state response untuk masukan
              tp


      berupa fungsi step)
                ://


      Anda akan memperoleh hasil sebagai berikut
                   ru


                                     v cH ( t ) = e −2,5 t (k 1 cos1,94t + k 2 sin 1,94t )
                                     m


      Solusi homogen
                                      ah


      Solusi khusus                 vcK(t) = 0,4
                                        -b


      Jadi v c ( t ) = v cH ( t ) + v cK ( t ) = e −2,5 t (k 1 cos1,94 t + k 2 sin 1,94 t ) + 0,4   ...(2)
                                          el


                                                          •
                                             aj


      Dengan kondisi awal v c (0) = 0 dan v c (0) = 0 (mengapa?) Anda akan mendapatkan
                                                a


       v c ( t ) = 0,4 − e −2,5 t (0,4 cos1,94 t + 0,52 sin 1,94t )
                                                                               r.o
                                                                                   rg


                ds( t ) dv c ( t )
       h(t) =          =           = 2,07e − 2,5 t sin 1,94 t
                 dt       dt

   c. Pendekatan pertama: Tanggapan lengkap merupakan penjumlahan tanggapan tanpa
      kondisi awal (zero-state response vc,ZSR) dan tanggapan tanpa masukan (zero-input
      response vc,ZIR).

      Perhatikan bahwa solusi vc(t) yang Anda peroleh pada bagian (b) adalah zero-state
      response (karena diperoleh dengan mengasumsikan bahwa kondisi awal rangkaian
      adalah nol).

      Jadi v c , ZSR ( t ) = 0,4 − e −2,5 t (0,4 cos1,94 t + 0,52 sin 1,94 t )



Diktat Pendukung Teori Rangkaian                                                                        155
Bab 7 Rangkaian Orde Dua

      Jadi, tugas Anda sekarang adalah mencari tanggapan tanpa masukan vc,ZIR, yakni
      tanggapan untuk vs = 0.

                                                                   ••   •
      Bila vs = 0 maka persamaan (1) menjadi v c + 5 v c + 10 v c = 0                                        ...(3).
      Solusi persamaan diferensial (3) adalah

       v c , ZIR ( t ) = e −2,5 t (k 1 cos1,94 t + k 2 sin 1,94 t )                                          ...(4)

      Apakah persamaan (3) memiliki solusi khusus? Kesimpulan apakah yang dapat
      Anda tarik mengenai hubungan solusi homogen/ umum dan zero-input response?

      Dengan menggunakan kondisi awal vc(0) = 1V dan iL(0)                                       = 2A Anda akan
                                     •
      memperoleh nilai v c (0) = 6V . Substitusi nilai-nilai ini ke persamaan (4)
            ht


      menghasilkan
               tp


       v c , ZIR ( t ) = e −2,5 t (cos1,94 t + 4,38 sin 1,94 t )
                 ://
                    ru


      Jadi v c ,TOTAL ( t ) = v c ,ZIR ( t ) + v c , ZSR ( t ) = 0,4 + e −2,5 t (0,6 cos1,94 t + 3,86 sin 1,94 t )
                                         m


      Pendekatan kedua: Anda juga dapat menghitung tanggapan lengkap (complete
                                          ah


      response) secara langsung dengan menyelesaikan persamaan diferensial (1), yakni
      (lihat persamaan (2)).
                                            -b


       v c ,TOTAL ( t ) = v cH ( t ) + v cK ( t ) = e −2,5 t (k 1 cos1,94 t + k 2 sin 1,94 t ) + 0,4
                                              el
                                                 aj


                                                                        •
      Dengan subtitusi kondisi awal v c (0) = 1V dan v c (0) = 6V Anda akan memperoleh
                                                    a                       r.o


       v c ,TOTAL ( t ) = 0,4 + e −2,5 t (0,6 cos1,94 t + 3,86 sin 1,94 t )
                                                                                     rg


      Dari solusi pertanyaan ini, apakah Anda bisa membedakan definisi antara solusi
      khusus dengan zero-state response? Apakah solusi homogen/ umum identik dengan
      solusi tanpa input (zero-input response)?

   7. Untuk rangkaian yang ditunjukkan pada P7.7a.
      a. Tulis state equation rangkaian.
      b. Tentukan nilai-nilai eigen (eigenvalues) dan vektor-vektor eigen
         (eigenvectors).
      c. Bila vc(0) = 2 V dan iL(0) = 1 A, tentukan tanggapan tanpa masukan (zero-
         input response) untuk vc(t) dan iL(t).
      d. Plot state trajectory pada bidang vc-iL.




Diktat Pendukung Teori Rangkaian                                                                                     156
Bab 7 Rangkaian Orde Dua

                  1Ω            1H           iL                                    2       1Ω               1H        iL 1
                                                                                                  +         vL        −
                                            +                                                                         +       ic

vs (t)                                      vc       2F         1Ω      v s (t )                                   vc              2F       1Ω
                                             −                                                                        −



                                                                                                                          0
                               P7.7a                                                                      P7.7b

            Solusi

         a. Rangkaian pada P7.7a digambar kembali seperti pada P7.7b.

                                                          vc                           •          •      1     1
            Dari KCL di titik 1: i L = i c +                    ⇔ iL = 2 vc + vc                ⇔ v c = − v c + i L ...(1)
                 ht


                                                          1                                              2     2
                    tp


            KVL untuk loop 2-1-0-2:
                      ://


                                                                    •                                 •
            1.i L + v L + v c − v s = 0 ⇔ i L + 1. i L + v c − v s = 0 ⇔ i L = v s − v c − i L ...(2)
                         ru
                                             m


            Persamaan (1) dan (2) dapat ditulis dalam bentuk matriks
                                              ah


             •   →→        →  •  − 1 1   v 
            x = A x + u(t) ⇔ v c  =  2 2   C  +  0                                                                         ...(3)
                                                -b


                              i L   − 1 − 1  i L  u s 
                               •
                                                         
                              
                                                  el


                                        →
                                                     aj


         b. Dari definisi, bila A adalah sebuah matriks n x n, maka sebuah vektor tak-nol
                                    →                                                            →               →→
                                                        a


            (nonzero vector) η pada Rn disebut vektor eigen dari A jika A η adalah sebuah
                                                                                           r.o


                                            →                  →→        →
            perkalian skalar dari η , yakni A η = λ η untuk beberapa nilai λ. Skalar λ disebut
                                                                                                 rg


                                →                →
            nilai eigen dari A , dan η disebut vektor eigen dari A untuk nilai λ.

                                                                            →                                     →→               →
            Untuk mencari nilai eigen dari matriks A n x n, tulis kembali A η = λ η sebagai
            →→      →→
                                             → →→ →
            A η = λ I η atau identik dengan  λ I − A  η = 0                                                                      ...(4)
                                                     
                       →
            di mana I adalah matriks identitas n x n.
            Agar λ adalah sebuah nilai eigen, harus terdapat sebuah solusi tak-nol (nonzero
                                                                              →
            solution) dari persamaan (4). Karena η adalah sebuah vektor tak-nol, maka
                                                                          → → →
            persamaan (4) memiliki solusi tak-nol jika dan hanya jika det λ I − A  = 0 .
                                                                                  


Diktat Pendukung Teori Rangkaian                                                                                                        157
Bab 7 Rangkaian Orde Dua


                                                                         → → →
      Dari definisi di atas, nilai eigen λ diperoleh dari persamaan det λ I − A  = 0
                                                                                
                                
           1 1                  
            − 2 2  λ 0    1                        1              3     7
      det           −  0 λ   =  − − λ (− 1 − λ ) +   ⇔ λ 1, 2 = − ±        j
           − 1 − 1            2                    2              4    4
          
          
                     →
                     B
                                 
                                 

                                      η                                       →→    →
      Dari definisi, vektor eigen η =  k1  , k = 1,2 diperoleh dari persamaan B η = 0
                                      η k 2 
      (lihat persamaan (4)) atau

       − 1 − λ    1
                          η k1  0 
           ht


          2
        −1
                   2
                                   =                               ...(5)
               − 1 − λ   η k 2  0 
                           
              tp
                ://


                     3     7
                   ru


      Untuk λ1 = − +          j , maka persamaan (5) menjadi
                     4 4
                                m


                                                1     7     1
                                                 −        
                                                 4 4 jη11 + 2 η12 = 0 ...(6)
                                 ah


       1 − 47 j      1     η11  0                   
                             =   ⇔
        4             2
      
      
         −1     − 1 − 47 j η12  0
                                                        1   7 
                                   -b


                   4
                                                − η11 +  − −    
                                                         4 4 jη12 = 0 ...(7)
                                                                
                                     el
                                        aj


      Perhatikan, persamaan (6) dan (7) adalah bergantung linier sehingga kita akan
      mendapatkan solusi non-trivial (tak terhingga banyaknya solusi). Misalkan
                                           a


      η11 = 1 + j (Anda bebas memilih nilai η1 yang lain) maka diperoleh
                                                                r.o
                                                                          rg


              1   7          7 1
       η12 =  − −  
              2 2 +        j      
                               2 − 2
                                  

            η            1+ j                 1           1 
                      (
       η1 =  11  =  1
            η12   − 2 − 2 + j
                            7
                                ) (   2
                                       7
                                             )
                                             2 
                                                 =
                                           − 1  − 1 −
                                                    2
                                                           7
                                                          2 
                                                              + j 7 − 1 
                                                                   2 2
                                                     ηr              ηi



                                                                            →   →*
      Untuk nilai eigen yang bernilai kompleks, berlaku η 2 = η1 sehingga untuk
             3  7
       λ2 = − −   j diperoleh vektor eigen
             4 4


Diktat Pendukung Teori Rangkaian                                                         158
Bab 7 Rangkaian Orde Dua


              η   η*            1− j                      1                 1 
       η 2 =  21  =  11  =  1
                        *
                                       (
             η 22  η12   − 2 − 2 − j
                                     7
                                                ) (   2
                                                       7     =1
                                                               2 2)
                                                           −  − 1 −       2
                                                                             7    − j 7 − 1 
                                                                                   2 2
                                                                       ηr                ηi



   c. Solusi zero-input response untuk state equation (3) adalah (perhatikan bahwa untuk
                                                           →
       zero-input response, vektor masukan u ( t ) =0 )

                                         1                                 1 
 v c ( t )         3
                    − t  7                           3
                                                        − t   7               
i ( t )  = 2 k 1 e cos   t + ∠k 1        − 2 k 1 e sin    t + ∠k 1                            ...(8)
                     4                                   4
                                     −1− 7                  4           7 − 1
L                      4                                                
                                        2                                  2 

       Konstanta |k1| dan ∠k 1 dapat ditentukan dari kondisi awal vc(0) = 2V dan
           ht


       iL(0) = 1A. Persamaan (7) dapat diuraikan dalam bentuk
              tp
                ://


                            3
                           − t       7                     3
                                                            − t     7          
       v c (t) = 2 k 1 e    4       
                                 cos             − 2 k 1 e 4 sin 
                                        t + ∠k 1                      t + ∠k 1 
                                                                    4          
                                     4
                   ru


                                                                              
                                       m


       v c (0) = 2 = 2 k 1 cos(∠k 1 ) − 2 k 1 sin(∠k 1 )                                          ...(9)
                                        ah


                        −1 − 7  −4t
                                   3
                                       7                   7 −1 −3t  7             
                       
       i L (t) = 2 k 1         e cos             − 2 k1 
                                          t + ∠k 1               e 4 sin    t + ∠k 1 
                                          -b


                                                           2            4          
                           2         4                                           
                                            el


                            −1− 7                      7 −1
                                               aj


                                    cos(∠k 1 ) − 2 k 1 
       i L (0) = 1 = 2 k 1                              2  sin (∠k 1 )
                                                                                                 ...(10)
                              2   
                                                  a


                                                           
                                                                       r.o


       Dari persamaan (9) dan (10) diperoleh:
                                                                                   rg


       sin ∠k 1 2 + 7                                2+ 7 
               =                     ⇔ ∠k 1 = tan −1        
                                                      2 − 7  = −82,0877° ≈ −82,1°
       cos ∠k 1 2 − 7                                       

       Substitusi nilai ∠k 1 ke persamaan (9) menghasilkan


                       1                 1                             22   11
       k1 =                       =           =                           =
              cos ∠k 1 − sin ∠k 1   2− 7 2+ 7                          28   14
                                         −
                                      22   22

       Substitusi nilai konstanta |k1| dan ∠k 1 ke persamaan (8), Anda memperoleh


Diktat Pendukung Teori Rangkaian                                                                      159
Bab 7 Rangkaian Orde Dua


                                                   1                               1 
        v c ( t )      3
                    44 − 4 t  7                        44 − 4 t  7
                                                                3
                                                                                         
       i ( t )  =    e cos                                                   
                              4 t − 82,1°   − 1 − 7  − 14 e sin  4 t − 82,1°   7 − 1
       L          14                                                              
                                              2                                    2 

   d. Gambar state trajectory vc(t) dan iL(t) pada bidang vc-iL tampak pada P7.7c.
                iL                                                  iL
          1.5                                          1.5

            1                                            1                 t→∞                          t =0
          0.5                                          0.5

            0                                  t         0                                        vc
          ht


         -0.5                                          -0.5
             tp


           -1                                           -1
               ://


                0           5             10              -1        0           1          2
             vc
                  ru


            2                                             Anda dapat memplot terlebih dahulu
                                m


          1.5                                             iL(t) dan vc(t), dan kemudian plot
                                 ah


            1                                             vc-iL. Perhatikan bahwa pada plot
                                   -b


          0.5                                             trayektori vc-iL seolah-olah variabel t
                                                          menjadi   “hilang”.       Trayektori    ini
                                     el


            0                                      t
                                                          merupakan jenis stable focus. Grafik
                                        aj


         -0.5
                0           5             10              ini diplot menggunakan program
                                           a                   r.o


                             P7.7a                        MATLAB versi 6.0.
                                                                    rg


   8. Perhatikan rangkaian pada P7.8a. Data yang tersedia dari hasil pengukuran
      pada rangkaian hanyalah turunan waktu dari state vector pada dua keadaan
      (state), yakni

       • − 15           2    •   3          − 1            i 
       x=     pada x =   dan x =   pada x =  , di mana x =  L 
          10           1          − 5       1              v c 

      a. Tentukan nilai dari elemen R, L, dan C.
                                                    3
      b. Hitung turunan dari state vector pada x =  
                                                   0 
                                                                   3
      c. Hitung kemiringan dvc/diL dari state trajectory pada x =  
                                                                  0 


Diktat Pendukung Teori Rangkaian                                                            160
Bab 7 Rangkaian Orde Dua

                                                           vc       −
                               L               R      +
                         iL

                                                           C




                                      P7.8a

        Solusi

               1               1
   a. C =        F, R = 2Ω, L = H
               5               3
               ht
                  tp


      •   − 18
   b. x =     
           15 
                    ://
                       ru


        dv c    5
   c.        =−
                               m


        di L    6
                                ah


   9. Perhatikan rangkaian LC yang ditunjukkan pada P7.9a. Sebelum t = 0 saklar
      berada dalam posisi terbuka, dan tegangan pada kapasitor adalah vc1 = 1V dan
                                  -b


      vc2 = 4V. Saklar ditutup pada saat t = 0 dan berada dalam kondisi tersebut
      selama selang waktu 2π detik. Saklar dibuka pada saat t = 2π detik dan
                                    el


      selanjutnya terus terbuka. Berapakah nilai vc1 dan vc2 untuk t > 2π detik?
                                       aj


      Sketsa state-trajectory pada bidang iL-vc (vc = vc1 + vc2). Bagaimana dengan
      energi yang tersimpan pada rangkaian sebelum waktu t = 0 dan setelah waktu
                                          a


      t = 2π detik?
                                                      r.o
                                                                   rg


                 iL     2H                                                1
                                                                                     iL

                                                               −                      +
         −                                    +
        v c1                                   v c2       vc                    2H        vL
                  4F                 4F
                                                           +        C eq = 2F
         +                                    −                                           −
                                                               ic


                       P7.9a                                            P7.9b




Diktat Pendukung Teori Rangkaian                                                               161
Bab 7 Rangkaian Orde Dua


      Solusi

      Status saklar S1 dirangkum pada tabel berikut

          Waktu (detik)              Posisi saklar S1            Kondisi kapasitor
             (-∞,0-]                    Terbuka               vc1(0-) = 1V, vc2(0-) = 4V
            [0+,2π-]                    Tertutup
            [2π+,∞)                     Terbuka                           ?

      •    Nilai v c1 dan v c 2 untuk t > 2π detik

      Pendekatan pertama: Pendekatan pertama ini akan menggunakan differential
      equation. Pada pendekatan kedua, kita akan menggunakan bentuk state equation.
      Untuk mencari nilai v c1 ( t ) dan v c 2 ( t ) untuk t > 2π detik diperlukan informasi
           ht


       v c1 ( t ) dan v c 2 ( t ) untuk t = 2π (syarat kontinuitas tegangan kapasitor).
              tp
                ://


      Untuk 0 + < t < 2π − . Dari P7.9a diperoleh
                   ru


                                              •
       v c1 + v L + v c 2 = 0 ⇔ v c1 + 2 i L + v c 2 = 0                                   ...(1)
                                   m
                                    ah


                                                                      t
                                                              1
      Substitusi persamaan kapasitor v c ( t ) = v c ( t 0 ) + ∫ i(ξ )dξ ke persamaan (1)
                                                              C t0
                                      -b


                                          t                       t
                             1                          1                 •
      menghasilkan v c1 (0) + ∫ i L (ξ )dξ + v c 2 (0) + ∫ i L (ξ )dξ + 2 i L = 0          ...(2)
                                        el


                             40                         40               vL
                                           aj


                                   v c1                    vc 2
                                              a


                                                  d             
                                                       t
                                                                      r.o


      Dengan menggunakan teorema                      ∫ f (ξ )dξ = f ( t ) , turunan persamaan (2)
                                                  dt  a         
                                                                          rg


                                     iL iL    ••             ••   1
      terhadap waktu menghasilkan      + + 2 i L = 0 ⇔ i L + iL = 0                        ...(3)
                                      4 4                         4
      Persamaan karakteristik untuk persamaan diferensial pada (3) adalah

             1                                              1
       (s 2 + )i L = 0 ⇔ akar − akar karakteristik s1, 2 = ± j
             4                                              2

      Solusi persamaan diferensial pada persamaan (3) dapat ditulis dalam bentuk

                         1
       i L ( t ) = k cos( t − θ)                                                           ...(4)
                         2

      (Anda juga dapat memisalkan solusi persamaan (3) dalam bentuk

Diktat Pendukung Teori Rangkaian                                                               162
Bab 7 Rangkaian Orde Dua


                          t           t
       i L ( t ) = k 1 cos  + k 2 sin   atau bahkan dalam bentuk persamaan eksponensial
                          2           2
                       1            1
                         jt        − jt
      i L ( t ) = k 3 e + k 4 e . Cari nilai k1, k2, k3, dan k4 untuk dua persamaan tersebut,
                       2            2

      dan buktikan bahwa hasilnya akan sama seperti persamaan (5) berikut).

                                                                                                 •
      Konstanta k dan θ ditentukan oleh kondisi awal i L (0) dan i L (0)

      Sifat kontinuitas arus pada induktor mensyaratkan i L (0) = i L (0 + ) = i L (0 − ) .

      Untuk t < 0, saklar S1 terbuka sehingga i L (0 − ) = 0 , jadi i L (0) = 0 .

      Hukum KVL pada P7.9a untuk t > 0 menghasilkan v c1 (0 + ) + v L (0 + ) + v c 2 (0 + ) = 0
            ht


      atau v L (0 + ) = − v c1 (0 + ) − v c 2 (0 + ) = −1 − 4 = −5 V sehingga
               tp
                 ://


       •              v L (0 + )    5
       i L (0 + ) =              = − A / det ik
                    ru


                          L         2
                                          m


      Dari persamaan (4) diperoleh
                                           ah


                                     
      i L (0) = 0 = k cos(− θ), k ≠ 0
                                             -b


                                     
      •            1      1       
      i L ( t ) = − k sin  t − θ   diperoleh θ = 90° dan k = −5
                                               el


                   2      2       
                                                  aj


      •            5      1          
      i L (0) = − = − k sin (− θ) 
                                                     a


                   2      2          
                                                                             r.o


                         1                 1
       i L ( t ) = −5 cos t − 90°  = −5 sin t                   untuk 0 < t < 2π                           ...(5)
                                                                                             rg


                         2                 2

      Sifat kontinuitas tegangan kapasitor mensyaratkan v c (2π − ) = v c (2π + )

                                                     2 π−                         2 π−
                                                                                                     ξ
           ( ) = v (2π )
       v c1 2π   +
                         c1
                               −            +
                                   = v c1 (0 ) +
                                                 1
                                                 4     ∫     i L (ξ )dξ = 1 +
                                                                              1
                                                                              4
                                                                                         
                                                                                   ∫  − 5 sin 2 dξ = −4V ...(6)
                                                       0+                         0+            

                                                       2π−                          2π−
                                                                                                     ξ
           ( ) = v (2π )
       v c 2 2π   +
                          c2
                               −                +
                                    = v c 2 (0 ) +
                                                   1
                                                   4    ∫     i L (ξ )dξ = 4 +
                                                                               1
                                                                               4
                                                                                             
                                                                                       ∫  − 5 sin 2 dξ = −1V ...(7)
                                                        0+                           0+             




Diktat Pendukung Teori Rangkaian                                                                                 163
Bab 7 Rangkaian Orde Dua


      Untuk t > 2π detik, saklar S1 terbuka sehingga

       v c1 ( t ) = v c1 (2π + ) = −4V dan v c 2 ( t ) = v c 2 (2π + ) = −1V untuk t > 2π detik

      Pendekatan kedua: Pada pendekatan ini, kita akan menggunakan bentuk state
      equation untuk menyelesaikan pertanyaan ini.

      Karena kita menginginkan vc = vc1 + vc2 sebagai salah satu state variable, serikan
      kedua kapasitor untuk mendapatkan kapasitor pengganti Ceq = 2F. Rangkaian pada
      P7.9a digambar kembali seperti pada P7.9b. Dari P7.9b tampak

                                                              •               •       iL
      KCL di titik 1:                iL = ic    ⇔ i L = C eq v c       ⇔ vc =                     ...(8)
                                                                                       2
                                                                   •              •        vc
           ht


      Hukum KVL:                     v c = −v L   ⇔ v c = −L i L        ⇔ iL = −                  ...(9)
                                                                                           2
              tp


      Persamaan (8) dan (9) dapat ditulis dalam bentuk matriks berikut
                ://
                   ru


       •   0         1
                          v c 
       v c  =  1     2

                        0  i L 
         •
                                     m


        i L  − 2
                        
                                      ah


                    A

                                                                 1
      Matriks A memiliki dua buah nilai eigen, yakni λ 1, 2 = ±    j (buktikan). Apakah
                                        -b


                                                                 2
      Anda melihat hubungan antara nilai eigen dan akar karakteristik persamaan (3)?
                                          el


                                     1                                          1 1                     0 
                                             aj


      Untuk nilai eigen λ 1 =          j kita akan memperoleh vektor eigen η1 =   =   +                j 
                                     2                                           j 0                    1
                                                a


                                                                                                  ηr         ηi
                                                                       r.o


      (buktikan).
                                                                                  rg


      Untuk bentuk state equation, solusi vc dan iL dapat ditulis dalam bentuk

       v c            1            1          1               0 
        i  = 2 k 1 cos 2 t + ∠k 1  0 − 2 k 1  sin 2 t + ∠k 1  1                         ...(10)
        L                                                     
                                           ηr                            ηi



      Persamaan (10) dapat diuraikan menjadi

                            1         
       v c ( t ) = 2 k 1 cos t + ∠k 1                                                           ...(11)
                            2         




Diktat Pendukung Teori Rangkaian                                                                       164
Bab 7 Rangkaian Orde Dua


                              1         
       i L ( t ) = −2 k 1 sin  t + ∠k 1                                                 ...(12)
                              2         

      Substitusi kondisi awal vc(0) = 5V dan iL(0) = 0A ke persamaan (11) dan (12)
      menghasilkan

       v c (0) = 5 = 2 k 1 cos(∠k 1 )                                                     ...(13)

       i L (0) = 0 = −2 k 1 sin (∠k 1 )                                                   ...(14)

      Dari persamaan (14) diperoleh ∠k1 = 0° atau ∠k1 = 360° (mengapa kita tidak
      memilih sudut ∠k1 = 180°?). Substitusi nilai ∠k1 = 0° ke persamaan (13)
                         5
      menghasilkan k 1 = . Substitusi nilai-nilai kontanta ini ke persamaan (13) dan
            ht


                         2
               tp


      (14) menghasilkan
                 ://


                         1 
       v c ( t ) = 5 cos t      ...(15)
                    ru


                         2 
                          1 
                                   m


       i L ( t ) = −5 sin  t    ...(16)
                          2 
                                    ah


      Untuk mencari vc1(2π) dan vc2(2π), gunakan persamaan (6) dan (7).
                                      -b


      •    Gambar trayektori pada bidang vc-iL, dengan v c = v c1 + v c 2
                                        el


                                                        •
      Dari persamaan (1) diperoleh v c1 + v c 2 = −2 i L .
                                           aj


                                                             •        5 1 
                                              a


      Turunan terhadap waktu dari persamaan (5) menghasilkan i L = − cos t 
                                                               r.o


                                                                      2 2 
                        •
                                   1 
      sehingga v c = −2 i L = 5 cos t                       ...(17)
                                                                      rg


                                   2 

      Persamaan (5) dan (17) (atau persamaan (15 dan (16)) dapat ditulis dalam bentuk

                            1              1             1            1 
       v c + i 2 = 25 cos 2  t  + 25 sin 2  t  = 25cos 2  t  + sin 2  t  = 25
         2
               L                                                                          ...(18)
                            2              2             2            2 

      Perhatikan bahwa persamaan (18) adalah persamaan lingkaran dengan jari-jari 5.
      State-trajectory tampak pada P7.9c. Mengapa state trajectory tersebut hanya berupa
      setengah lingkaran?




Diktat Pendukung Teori Rangkaian                                                              165
Bab 7 Rangkaian Orde Dua



                     iL                                                                         iL
                                                                                      t=2π
                                                                                                                    t=0
                    2                                                       2
                                                                        t                                           vc
                    0                                                       0
                    -2                                                      -2
                    -4                                                      -4
                                                                            -6
                     vc         2        4         6        8                    -5            0                5
            ht


                     6                                                      Bila arah arus iL dibalik (berbalik
                     4                                                      arah pada P7.9b) dan polaritas
               tp


                     2                                                      tegangan kapasitor dijaga tetap
                 ://


                                                                            sama, bagaimana pengaruhnya
                     0                                              t
                                                                            pada arah pergerakan state
                    ru


                    -2                                                      trajectory?.    Bagaimana      bila
                                       m


                    -4                                                      polaritas    tegangan      induktor
                                                                            dibalik (arah arus tetap seperti
                    -6
                                        ah


                      0         2        4         6        8               pada P7.9b) dan polaritas
                                                                            tegangan kapasitor tetap? Apakah
                                          -b


                                      P7.9c                                 arah pergerakan state trajectory
                                                                            berubah?
                                            el
                                               aj


      •    Energi yang tersimpan pada rangkaian sebelum t = 0 (t = 0-).
                                                  a                         r.o


                                                           1                 1                  1
       E s (0 − ) = ε c1 (0 − ) + ε c 2 (0 − ) + ε L (0 − ) =C1 v c1 (0 − ) + C 2 v c 2 (0 − ) + L1i 2 (0 − )
                                                                  2                 2
                                                                                                     L
                                                           2                 2                  2
                                                                                      rg


                                                         1           1         1
                                                        = .4.12 + .4.4 2 + .2.0 = 34J
                                                         2           2         2

      Energi yang tersimpan pada rangkaian setelah t = 2π (t = 2π+)

                                                                 1                   1                   1
       E s (2π + ) = ε c1 (2π + ) + ε c 2 (2π + ) + ε L (2π + ) =   C1 v c1 (2π + ) + C 2 v c 2 (2π + ) + L1i 2 (2π + )
                                                                         2                  2
                                                                                                              L
                                                                 2                   2                   2
                                                         1              1              1
                                                        = .4.(− 4) + .4.(− 1) + .2.0 = 34J
                                                                   2               2

                                                         2              2              2

      Tampak bahwa energi sistem adalah kekal. Perhatikan pula bahwa kapasitor C1 dan
      C2 “bertukar” jumlah energi mereka sebelum t = 0 dan setelah t = 2π detik.

Diktat Pendukung Teori Rangkaian                                                                            166
Bab 7 Rangkaian Orde Dua

                                                                                      •
   10. Sketsa kumpulan trayektori (trajectory family) untuk state equation x = Ax
       untuk matriks-matriks A berikut. Nyatakan kedua nilai eigen bila mereka
       bernilai nyata, bila tidak nyatakan ηr dan ηi. Identifikasi perilaku kualitatif
       untuk tiap kasus.

              1 − 2                       2 1                    − 1 1 
      a. A =                       b. A =                 c. A =        
             − 2 1 
                                          1 2 
                                                                   − 1 − 1
                                                                            

      Solusi
                                                                   1 − 2
   a. Cari terlebih dahulu nilai-nilai eigen matriks A =                   , Anda akan
                                                                  − 2 1 
                                                                          
      mendapatkan nilai λ1 = -1 dan λ2 = 3 (buktikan).
           ht


                                                             1
              tp


      Untuk nilai eigen λ1 = -1 diperoleh vektor eigen η1 =   (buktikan)
                                                             1
                                                             
                ://


                                                            1
      Untuk nilai eigen λ2 = 3 diperoleh vektor eigen η 2 =   (buktikan)
                   ru


                                                            − 1
                                                             
                                  m


      Perilaku trayektori dapat ditulis dalam bentuk persamaan
                                   ah


                                                            −t
                      1 + k e 3t  1  ⇔ x 1 ( t ) = k 1e + k 2 e
                                                                        3t
                                                                                  ...(1)
                                     -b


                   −t
       x ( t ) = k 1e
                      1
                      
                             2
                                   − 1
                                         x 2 ( t ) = k 1e − t − k 2 e 3t        ...(2)
                                       el


      Beberapa langkah khusus untuk menggambar trayektori
                                          aj


      • Ambil nilai k2 = 0 maka dari persamaan (1) dan (2) diperoleh x1 = x2
                                             a


      • Ambil nilai k1 = 0 maka dari persamaan (1) dan (2) diperoleh x1 = -x2
                                                                   r.o


      • Saat t → ∞, suku k1e-t → 0 dan k2e3t → ∞ sehingga suku k2e3t akan
                                          1
                                                                             rg


         mendominasi ( x ( t ) ≈ k 2 e 3t   ). Jadi untuk t → ∞ seluruh trayektori menuju
                                          − 1
                                           
         tak berhingga dan sejajar dengan dengan vektor eigen η 2
      • Saat t → -∞, suku k2e3t → 0 dan k1e-t → ∞ sehingga suku k1e-t akan
                                          1
         mendominasi ( x ( t ) ≈ k 1e − t   ). Jadi untuk t → -∞ seluruh trayektori menuju
                                          1
                                          
         tak berhingga dan sejajar dengan dengan vektor eigen η1

      Trayektori matriks A tampak pada P9.10a untuk kombinasi nilai k1 = [-2,-1,0,1,2]
      dan k2 = [-2,-1,0,1,2] untuk waktu dari -3 detik hingga 1 detik. Kumpulan
      trayektori-trayektori disebut phase portrait.



Diktat Pendukung Teori Rangkaian                                                           167
Bab 7 Rangkaian Orde Dua

      Grafik ini digambar menggunakan program MATLAB versi 6.0.

                                                       x2

                        15



                        10
                                                              η1

                         5



                         0                                                             x1

                         -5
            ht


                        -10
                                                            η2
               tp


                        -15
                          -15      -10       -5         0          5       10     15
                 ://
                    ru


                                             P9.10a
                                    m


                                                         2 1 
   b. Cari terlebih dahulu nilai-nilai eigen matriks A =        , Anda akan mendapatkan
                                     ah


                                                         1 2 
                                                               
      nilai λ1 = 1 dan λ2 = 3 (buktikan).
                                       -b


                                                            1
      Untuk nilai eigen λ1 = 1 diperoleh vektor eigen η1 =   (buktikan)
                                         el


                                                            − 1
                                                             
                                            aj


                                                            1
      Untuk nilai eigen λ2 = 3 diperoleh vektor eigen η 2 =   (buktikan)
                                               a


                                                            1
                                                            
                                                                        r.o


      Perilaku trayektori dapat ditulis dalam bentuk persamaan
                                                                                  rg


                                                 x 1 ( t ) = k 1e t + k 2 e 3 t             ...(3)
       x ( t ) = k 1e t  1  + k 2 e 3 t 1 ⇔
                        − 1
                                        1
                                              x 2 ( t ) = − k 1e t + k 2 e 3t              ...(4)

      Beberapa langkah khusus untuk menggambar trayektori
      • Ambil nilai k2 = 0 maka dari persamaan (3) dan (4) diperoleh x1 = -x2
      • Ambil nilai k1 = 0 maka dari persamaan (3) dan (4) diperoleh x1 = x2
      • Saat t → ∞, suku k1et → ∞ maupun k2e3t → ∞ namun suku k2e3t akan lebih
         mendominasi (misalnya, ambil t = 50, Anda akan mendapatkan
                                                                                   1
         et = e50 = 5,18.1021 dan e3t = e150 = 1,39.1065!, jadi x ( t ) ≈ k 2 e 3t   ) . Jadi untuk
                                                                                   1
                                                                                   


Diktat Pendukung Teori Rangkaian                                                                      168
Bab 7 Rangkaian Orde Dua


          t → ∞ seluruh trayektori menuju tak berhingga dan sejajar dengan dengan
          vektor eigen η 2

      •   Saat t → -∞, suku k1et → 0 maupun k2e3t → 0 namun suku k1et akan lebih
          mendominasi (misalnya, ambil t = -50, Anda akan mendapatkan
                                                                              1
          et = e-50 = 1,93.10-22 dan e3t = 7,18.10-66!, jadi x ( t ) ≈ k 1e t   ). Jadi untuk
                                                                              − 1
                                                                               
          t → -∞ seluruh trayektori akan menuju nol dan menyinggung vektor eigen η1 .

      Trayektori matriks A tampak pada P9.10b untuk kombinasi nilai k1 = [-2,-1,0,1,2]
      dan k2 = [-2,-1,0,1,2] untuk waktu dari –5 hingga 2 detik.
          ht


                                                  x2
             tp


                        15
               ://


                        10
                  ru
                                m


                         5
                                                                                         η2
                                 ah


                         0                                                     x1
                                   -b


                         -5
                                     el


                        -10                             η1
                                        aj
                                           a


                        -15
                          -15    -10      -5       0         5    10      15
                                                             r.o


                                               P7.10b
                                                                  rg


                                                                   − 1 1 
   c. Cari terlebih dahulu nilai-nilai eigen matriks A =                   , Anda akan
                                                                   − 1 − 1
                                                                          
      mendapatkan nilai eigen λ1,2 = -1 ± j (buktikan).
                                                                1 1 0
      Untuk nilai eigen λ1 = -1 + j diperoleh vektor eigen η1 =   =   + j  (buktikan)
                                                                 j 0 1
                                                                    
                                                                         ηr         ηi

                                                                      1
      Untuk nilai eigen λ2 = -1 - j diperoleh vektor eigen η 2 = η1 =   (buktikan)
                                                                  *

                                                                      − j
                                                                       



Diktat Pendukung Teori Rangkaian                                                              169
Bab 7 Rangkaian Orde Dua

      Perilaku trayektori dapat ditulis dalam bentuk persamaan

                                                                           
                       
                                           1                        0  
                                                                            
       x ( t ) = e − t 2 k x cos(t + ∠k x )  − 2 k x sin (t + ∠k x )                                 ...(5)
                                           0 
                                                                     1  
                                                                        
                       
                                            ηr                         ηi 

      Di sini kita akan menunjukkan bahwa bentuk persamaan (5) dapat diturunkan dari
      persamaan eksponensial seperti pada persamaan (1),(2), (3), dan (4). Perilaku
      trayektori dapat ditulis juga dalam bentuk persamaan

                                                             x 1 ( t ) = k 1e (−1+ j)t + k 2 e (−1+ j)t      ...(6)
       x ( t ) = k 1e (−1+ j)t 1 + k 2 e (−1− j)t  1  ⇔
                                j
                                                  − j
                                                          x 2 ( t ) = jk 1e (−1+ j)t − jk 2 e (−1− j)t       ...(7)
            ht


      Berbeda dengan kasus pertama dan kedua yang hanya berisi bilangan nyata, pada
               tp


      kasus ketiga ini Anda menemukan bilangan kompleks (bilangan kompleks
                 ://


      mengindikasikan adanya gejala osilasi). Bagaimana Anda menggambarkan
      trayektorinya?
                    ru
                                      m


      Berdasarkan hukum Euler e jθ = cos θ + j sin θ maka persamaan trayektori pada
      persamaan (6) dan (7) dapat diuraikan menjadi
                                       ah


                                                                                                      
                                         -b


            (−1+ j)t
            1              e − t (cos t + j sin t )         e − t cos t 
                                                                                       e − t sin t  
                                                                                                       
       k 1  e       = k1                            = k 1                +     j             
                                           el


            j
                          je (cos t + j sin t )
                           
                                −t
                                                             − e − t sin t 
                                                                                      e cos t  
                                                                                       
                                                                                          −t
                                                                                                     
                                              aj


                                                                                                      
                                                                      Br                      Bi      
                                                 a                          r.o


                                                                                                 
           1                    e (cos t − j sin t ) 
                                      −t                          e − t cos t   e − t sin t  
                                                                                                 
       k 2   e (−1− j)t   = k2                         = k 2                − j         
                                                                                     rg


           − j
                               − je (cos t − j sin t )
                                                                − e − t sin t  e − t cos t  
                                      −t
                                                                                            
                                                                                                 
                                                                         Br              Bi      

      Dari pelajaran aljabar linier kita mengetahui bahwa Br dan Bi adalah basis pada Rn.
      sehingga persamaan trayektori dapat ditulis kembali menjadi

               e − t cos t         e − t sin t    x 1 ( t ) = e − t (k 3 cos t + k 4 sin t )           ...(8)
       x = k3                + k4               ⇔
              − e − t sin t 
                                  e − t cos t 
                                                    x 2 ( t ) = e − t (k 4 cos t − k 3 sin t )           ...(9)

      Dengan menggunakan koordinat polar r 2 = x 1 + x 2 dan tan θ = x 2 / x 1 maka
                                                       2
                                                          2
      persamaan (8) dan (9) dapat disusun kembali menjadi


Diktat Pendukung Teori Rangkaian                                                                                170
Bab 7 Rangkaian Orde Dua


                  (
       r 2 = e −2 t k 3 + k 2
                      2
                            4   )     ⇔ r = coeθ           di mana c o = k 3 + k 2 dan θ = − t
                                                                           2
                                                                                 4               ...(10)

      Persamaan (10) merupakan persamaan sebuah lingkaran dengan jari-jari r = coe-t.
      Karena t bergerak dari 0 menuju ∞, maka jari-jari lingkaran akan berubah dari co
      menuju nol.

      Dapatkah Anda menemukan hubungan antara variabel-variabel k3, k4, |kx|, dan ∠kx
      pada persamaan (5) dan (10) ? (Petunjuk: susun kembali persamaan (5) menjadi
                                          2
      x 1 ( t ) + x 2 ( t ) = e −2 t 4 k x ).
        2
                    2



      Trayektori matriks A tampak pada P9.10c untuk kombinasi nilai k1 = [-2,-1,0,1,2]
      dan k2 = [-2,-1,0,1,2] untuk waktu dari -5 detik hingga 2 detik..
                                                               x2
            ht
               tp


                                    15
                 ://


                                    10
                    ru


                                     5
                                            m


                                                ηi
                                     0
                                                                                          x1
                                             ah


                                     -5
                                                                               ηr
                                               -b


                                    -10
                                                 el


                                    -15
                                                    aj


                                      -15      -10    -5        0      5      10     15
                                                       a


                                                            P7.10c
                                                                           r.o


      Persamaan x ( t ) jarang sekali dapat ditulis dalam bentuk yang kompak seperti pada
                                                                                   rg


      kasus ini. Karena itu, pada proses penggambaran state trajectory ini, Anda tidak
      diharapkan untuk mampu menggambar secara rinci bentuk dari state trajectory.
      Namun demikian, Anda harus tetap mampu untuk menggambarkan bentuk umum
      yang “cukup representatif” dari perilaku kualitatif rangkaian. Umumnya, state
      trajectory digambar menggunakan bantuan komputer. Untuk rangkaian pada kuliah
      ini, hanya ada enam bentuk umum state trajectory (lihat juga tiga bentuk lainnya
      pada solusi pertanyaan 11 berikut).

   11. Ulangi pertanyaan 10 untuk dua matriks A berikut

               0 1                                1 1                   − 2 1 
       a. A =                             b. A =                 c. A =       
               − 1 0
                                                 − 1 1
                                                                           1 − 2
                                                                                  


Diktat Pendukung Teori Rangkaian                                                                     171
Bab 7 rangkaian orde dua
Bab 7 rangkaian orde dua
Bab 7 rangkaian orde dua
Bab 7 rangkaian orde dua
Bab 7 rangkaian orde dua
Bab 7 rangkaian orde dua
Bab 7 rangkaian orde dua
Bab 7 rangkaian orde dua
Bab 7 rangkaian orde dua
Bab 7 rangkaian orde dua
Bab 7 rangkaian orde dua
Bab 7 rangkaian orde dua
Bab 7 rangkaian orde dua
Bab 7 rangkaian orde dua
Bab 7 rangkaian orde dua
Bab 7 rangkaian orde dua
Bab 7 rangkaian orde dua

More Related Content

What's hot

Bab iii transformasi z
Bab iii   transformasi zBab iii   transformasi z
Bab iii transformasi zRumah Belajar
 
Penguat daya push pull & complementer
Penguat daya push pull & complementerPenguat daya push pull & complementer
Penguat daya push pull & complementer
Aiden Fiqhi Strife
 
Fungsi alih sistem kontrol
Fungsi alih sistem kontrolFungsi alih sistem kontrol
Fungsi alih sistem kontrol
arie eric
 
6 faktor daya
6  faktor daya6  faktor daya
6 faktor daya
Simon Patabang
 
Buku e analisis-rangkaian-listrik-jilid-2 (1)
Buku e analisis-rangkaian-listrik-jilid-2 (1)Buku e analisis-rangkaian-listrik-jilid-2 (1)
Buku e analisis-rangkaian-listrik-jilid-2 (1)
kiplaywibley
 
Rangkaian Listrik Resonansi
Rangkaian Listrik ResonansiRangkaian Listrik Resonansi
Rangkaian Listrik ResonansiFauzi Nugroho
 
Laporan praktikum Penyearah Gelombang
Laporan praktikum Penyearah GelombangLaporan praktikum Penyearah Gelombang
Laporan praktikum Penyearah Gelombang
ayu purwati
 
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskritPengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
Beny Nugraha
 
Rangkaian kutub empat by muhammad kennedy
Rangkaian kutub empat by muhammad kennedyRangkaian kutub empat by muhammad kennedy
Rangkaian kutub empat by muhammad kennedy
Muhammad Kennedy Ginting
 
sharing belajar OP Am elektronika dasar
sharing belajar OP Am elektronika dasarsharing belajar OP Am elektronika dasar
sharing belajar OP Am elektronika dasarRinanda S
 
Buku ast(yusreni warmi)
Buku ast(yusreni warmi)Buku ast(yusreni warmi)
Buku ast(yusreni warmi)
Kevin Adit
 
Mt3 #3 laplace
Mt3 #3 laplaceMt3 #3 laplace
Mt3 #3 laplace
Devina R. Kusuma
 
konsep dasar sinyal dan sistem
konsep dasar sinyal dan sistemkonsep dasar sinyal dan sistem
konsep dasar sinyal dan sistem
rajareski ekaputra
 
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
Albara I Arizona
 
9 jembatan arus searah
9 jembatan arus searah9 jembatan arus searah
9 jembatan arus searah
Simon Patabang
 
Dasar sistem kontrol
Dasar sistem kontrolDasar sistem kontrol
Dasar sistem kontrol
Aira Selamanya
 
Model Matematis untuk Rangkaian Elektrik
Model Matematis untuk Rangkaian ElektrikModel Matematis untuk Rangkaian Elektrik
Model Matematis untuk Rangkaian ElektrikRumah Belajar
 
RL - Thevenin and Norton Theorems
RL - Thevenin and Norton TheoremsRL - Thevenin and Norton Theorems
RL - Thevenin and Norton TheoremsMuhammad Dany
 
Deret Fourier Waktu Kontinyu
Deret Fourier Waktu KontinyuDeret Fourier Waktu Kontinyu
Deret Fourier Waktu Kontinyu
yusufbf
 

What's hot (20)

Bab iii transformasi z
Bab iii   transformasi zBab iii   transformasi z
Bab iii transformasi z
 
Penguat daya push pull & complementer
Penguat daya push pull & complementerPenguat daya push pull & complementer
Penguat daya push pull & complementer
 
Fungsi alih sistem kontrol
Fungsi alih sistem kontrolFungsi alih sistem kontrol
Fungsi alih sistem kontrol
 
6 faktor daya
6  faktor daya6  faktor daya
6 faktor daya
 
Buku e analisis-rangkaian-listrik-jilid-2 (1)
Buku e analisis-rangkaian-listrik-jilid-2 (1)Buku e analisis-rangkaian-listrik-jilid-2 (1)
Buku e analisis-rangkaian-listrik-jilid-2 (1)
 
routh hurwitz
routh hurwitzrouth hurwitz
routh hurwitz
 
Rangkaian Listrik Resonansi
Rangkaian Listrik ResonansiRangkaian Listrik Resonansi
Rangkaian Listrik Resonansi
 
Laporan praktikum Penyearah Gelombang
Laporan praktikum Penyearah GelombangLaporan praktikum Penyearah Gelombang
Laporan praktikum Penyearah Gelombang
 
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskritPengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
 
Rangkaian kutub empat by muhammad kennedy
Rangkaian kutub empat by muhammad kennedyRangkaian kutub empat by muhammad kennedy
Rangkaian kutub empat by muhammad kennedy
 
sharing belajar OP Am elektronika dasar
sharing belajar OP Am elektronika dasarsharing belajar OP Am elektronika dasar
sharing belajar OP Am elektronika dasar
 
Buku ast(yusreni warmi)
Buku ast(yusreni warmi)Buku ast(yusreni warmi)
Buku ast(yusreni warmi)
 
Mt3 #3 laplace
Mt3 #3 laplaceMt3 #3 laplace
Mt3 #3 laplace
 
konsep dasar sinyal dan sistem
konsep dasar sinyal dan sistemkonsep dasar sinyal dan sistem
konsep dasar sinyal dan sistem
 
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
 
9 jembatan arus searah
9 jembatan arus searah9 jembatan arus searah
9 jembatan arus searah
 
Dasar sistem kontrol
Dasar sistem kontrolDasar sistem kontrol
Dasar sistem kontrol
 
Model Matematis untuk Rangkaian Elektrik
Model Matematis untuk Rangkaian ElektrikModel Matematis untuk Rangkaian Elektrik
Model Matematis untuk Rangkaian Elektrik
 
RL - Thevenin and Norton Theorems
RL - Thevenin and Norton TheoremsRL - Thevenin and Norton Theorems
RL - Thevenin and Norton Theorems
 
Deret Fourier Waktu Kontinyu
Deret Fourier Waktu KontinyuDeret Fourier Waktu Kontinyu
Deret Fourier Waktu Kontinyu
 

Similar to Bab 7 rangkaian orde dua

Bab 5 rangkaian resistif umum
Bab 5 rangkaian resistif umumBab 5 rangkaian resistif umum
Bab 5 rangkaian resistif umum
Rumah Belajar
 
Bab4 kapasitor dan-dielektrika
Bab4 kapasitor dan-dielektrikaBab4 kapasitor dan-dielektrika
Bab4 kapasitor dan-dielektrika
pankoer
 
Solusi u kem dan uk bab 4
Solusi u kem dan uk bab 4Solusi u kem dan uk bab 4
Solusi u kem dan uk bab 4Al Frilantika
 
Gaya gerak listrik
Gaya gerak listrikGaya gerak listrik
Gaya gerak listrik
Andhryn Celica
 
Elektronika analog 1_ch2_latihan
Elektronika analog 1_ch2_latihanElektronika analog 1_ch2_latihan
Elektronika analog 1_ch2_latihan
Ygrex Thebygdanns
 
Bab 9 analisis keadaan tunak sinusoidal
Bab 9 analisis keadaan tunak sinusoidalBab 9 analisis keadaan tunak sinusoidal
Bab 9 analisis keadaan tunak sinusoidal
Rumah Belajar
 
Bab5 multivibrator
Bab5 multivibratorBab5 multivibrator
Bab5 multivibrator123run
 
Multivibrator
MultivibratorMultivibrator
Multivibrator
PT.goLom na
 
10 arus & rangkaian copy
10 arus & rangkaian   copy10 arus & rangkaian   copy
10 arus & rangkaian copy
いせす えすぬらた
 
GAYA GERAK LISTRIK
GAYA GERAK LISTRIKGAYA GERAK LISTRIK
GAYA GERAK LISTRIK
Simson Exan
 
Kumpulan rumus skl un fisika sma
Kumpulan rumus skl un fisika smaKumpulan rumus skl un fisika sma
Kumpulan rumus skl un fisika smaFitri Immawati
 
Tgs medan listrik
Tgs medan listrikTgs medan listrik
Tgs medan listrik
pak ari
 
Bab5 multivibrator
Bab5 multivibratorBab5 multivibrator
Bab5 multivibrator
Mukhammad Fauzi
 
Tgs medan listrik 9e
Tgs medan listrik 9eTgs medan listrik 9e
Tgs medan listrik 9eari sudibjo
 
Rangkaian Arus Searah
Rangkaian Arus SearahRangkaian Arus Searah
Rangkaian Arus Searah
Syihab Ikbal
 
Rekabentuk Berbantu Komputer DEE2213/DAE21503 - TEKNIK ANALISIS
Rekabentuk Berbantu Komputer DEE2213/DAE21503 - TEKNIK ANALISISRekabentuk Berbantu Komputer DEE2213/DAE21503 - TEKNIK ANALISIS
Rekabentuk Berbantu Komputer DEE2213/DAE21503 - TEKNIK ANALISIS
mkazree
 
Prediksi 3-mat-2012 c
Prediksi 3-mat-2012 cPrediksi 3-mat-2012 c
Prediksi 3-mat-2012 c
Universitas Diponegoro
 
06rangkaiandioda
06rangkaiandioda06rangkaiandioda
06rangkaiandioda
Varin Pasaribu
 

Similar to Bab 7 rangkaian orde dua (20)

Bab 5 rangkaian resistif umum
Bab 5 rangkaian resistif umumBab 5 rangkaian resistif umum
Bab 5 rangkaian resistif umum
 
Bab4 kapasitor dan-dielektrika
Bab4 kapasitor dan-dielektrikaBab4 kapasitor dan-dielektrika
Bab4 kapasitor dan-dielektrika
 
Solusi u kem dan uk bab 4
Solusi u kem dan uk bab 4Solusi u kem dan uk bab 4
Solusi u kem dan uk bab 4
 
Gaya gerak listrik
Gaya gerak listrikGaya gerak listrik
Gaya gerak listrik
 
Elektronika analog 1_ch2_latihan
Elektronika analog 1_ch2_latihanElektronika analog 1_ch2_latihan
Elektronika analog 1_ch2_latihan
 
Bab 9 analisis keadaan tunak sinusoidal
Bab 9 analisis keadaan tunak sinusoidalBab 9 analisis keadaan tunak sinusoidal
Bab 9 analisis keadaan tunak sinusoidal
 
Bab5 multivibrator
Bab5 multivibratorBab5 multivibrator
Bab5 multivibrator
 
Multivibrator
MultivibratorMultivibrator
Multivibrator
 
10 arus & rangkaian copy
10 arus & rangkaian   copy10 arus & rangkaian   copy
10 arus & rangkaian copy
 
GAYA GERAK LISTRIK
GAYA GERAK LISTRIKGAYA GERAK LISTRIK
GAYA GERAK LISTRIK
 
Kumpulan rumus skl un fisika sma
Kumpulan rumus skl un fisika smaKumpulan rumus skl un fisika sma
Kumpulan rumus skl un fisika sma
 
arus terus dan ulang alik
arus terus dan ulang alikarus terus dan ulang alik
arus terus dan ulang alik
 
Tgs medan listrik
Tgs medan listrikTgs medan listrik
Tgs medan listrik
 
Bab5 multivibrator
Bab5 multivibratorBab5 multivibrator
Bab5 multivibrator
 
Tgs medan listrik 9e
Tgs medan listrik 9eTgs medan listrik 9e
Tgs medan listrik 9e
 
Rangkaian Arus Searah
Rangkaian Arus SearahRangkaian Arus Searah
Rangkaian Arus Searah
 
Rekabentuk Berbantu Komputer DEE2213/DAE21503 - TEKNIK ANALISIS
Rekabentuk Berbantu Komputer DEE2213/DAE21503 - TEKNIK ANALISISRekabentuk Berbantu Komputer DEE2213/DAE21503 - TEKNIK ANALISIS
Rekabentuk Berbantu Komputer DEE2213/DAE21503 - TEKNIK ANALISIS
 
Prediksi 3-mat-2012 c
Prediksi 3-mat-2012 cPrediksi 3-mat-2012 c
Prediksi 3-mat-2012 c
 
06rangkaiandioda
06rangkaiandioda06rangkaiandioda
06rangkaiandioda
 
UNAS Latihan
UNAS LatihanUNAS Latihan
UNAS Latihan
 

More from Rumah Belajar

Image segmentation 2
Image segmentation 2 Image segmentation 2
Image segmentation 2
Rumah Belajar
 
Image segmentation 3 morphology
Image segmentation 3 morphologyImage segmentation 3 morphology
Image segmentation 3 morphology
Rumah Belajar
 
point processing
point processingpoint processing
point processing
Rumah Belajar
 
03 image transform
03 image transform03 image transform
03 image transform
Rumah Belajar
 
02 2d systems matrix
02 2d systems matrix02 2d systems matrix
02 2d systems matrix
Rumah Belajar
 
01 introduction image processing analysis
01 introduction image processing analysis01 introduction image processing analysis
01 introduction image processing analysis
Rumah Belajar
 
04 image enhancement edge detection
04 image enhancement edge detection04 image enhancement edge detection
04 image enhancement edge detection
Rumah Belajar
 
06 object measurement
06 object measurement06 object measurement
06 object measurement
Rumah Belajar
 
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasan
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasanBab 11 bantalan dan sistem pelumasan
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasan
Rumah Belajar
 
Bab 10 spring arif hary
Bab 10 spring  arif hary Bab 10 spring  arif hary
Bab 10 spring arif hary
Rumah Belajar
 
Bab 06 kriteria kegagalan lelah
Bab 06 kriteria kegagalan lelahBab 06 kriteria kegagalan lelah
Bab 06 kriteria kegagalan lelah
Rumah Belajar
 
Bab 09 kekuatan sambungan las
Bab 09 kekuatan sambungan lasBab 09 kekuatan sambungan las
Bab 09 kekuatan sambungan lasRumah Belajar
 
Bab 08 screws, fasteners and connection syarif
Bab 08 screws, fasteners and connection  syarif Bab 08 screws, fasteners and connection  syarif
Bab 08 screws, fasteners and connection syarif
Rumah Belajar
 
Bab 07 poros dan aksesoriny
Bab 07 poros dan aksesorinyBab 07 poros dan aksesoriny
Bab 07 poros dan aksesoriny
Rumah Belajar
 
Bab 05 kriteria kegagalan 1
Bab 05 kriteria kegagalan 1Bab 05 kriteria kegagalan 1
Bab 05 kriteria kegagalan 1
Rumah Belajar
 
Bab 04 tegangan regangan defleksi
Bab 04 tegangan regangan defleksiBab 04 tegangan regangan defleksi
Bab 04 tegangan regangan defleksi
Rumah Belajar
 
Bab 03 load analysis
Bab 03 load analysisBab 03 load analysis
Bab 03 load analysis
Rumah Belajar
 
Bab 02 material dan proses
Bab 02 material dan prosesBab 02 material dan proses
Bab 02 material dan proses
Rumah Belajar
 
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasan
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasanBab 11 bantalan dan sistem pelumasan
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasan
Rumah Belajar
 
Mikrokontroler pertemuan 8
Mikrokontroler pertemuan 8Mikrokontroler pertemuan 8
Mikrokontroler pertemuan 8
Rumah Belajar
 

More from Rumah Belajar (20)

Image segmentation 2
Image segmentation 2 Image segmentation 2
Image segmentation 2
 
Image segmentation 3 morphology
Image segmentation 3 morphologyImage segmentation 3 morphology
Image segmentation 3 morphology
 
point processing
point processingpoint processing
point processing
 
03 image transform
03 image transform03 image transform
03 image transform
 
02 2d systems matrix
02 2d systems matrix02 2d systems matrix
02 2d systems matrix
 
01 introduction image processing analysis
01 introduction image processing analysis01 introduction image processing analysis
01 introduction image processing analysis
 
04 image enhancement edge detection
04 image enhancement edge detection04 image enhancement edge detection
04 image enhancement edge detection
 
06 object measurement
06 object measurement06 object measurement
06 object measurement
 
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasan
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasanBab 11 bantalan dan sistem pelumasan
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasan
 
Bab 10 spring arif hary
Bab 10 spring  arif hary Bab 10 spring  arif hary
Bab 10 spring arif hary
 
Bab 06 kriteria kegagalan lelah
Bab 06 kriteria kegagalan lelahBab 06 kriteria kegagalan lelah
Bab 06 kriteria kegagalan lelah
 
Bab 09 kekuatan sambungan las
Bab 09 kekuatan sambungan lasBab 09 kekuatan sambungan las
Bab 09 kekuatan sambungan las
 
Bab 08 screws, fasteners and connection syarif
Bab 08 screws, fasteners and connection  syarif Bab 08 screws, fasteners and connection  syarif
Bab 08 screws, fasteners and connection syarif
 
Bab 07 poros dan aksesoriny
Bab 07 poros dan aksesorinyBab 07 poros dan aksesoriny
Bab 07 poros dan aksesoriny
 
Bab 05 kriteria kegagalan 1
Bab 05 kriteria kegagalan 1Bab 05 kriteria kegagalan 1
Bab 05 kriteria kegagalan 1
 
Bab 04 tegangan regangan defleksi
Bab 04 tegangan regangan defleksiBab 04 tegangan regangan defleksi
Bab 04 tegangan regangan defleksi
 
Bab 03 load analysis
Bab 03 load analysisBab 03 load analysis
Bab 03 load analysis
 
Bab 02 material dan proses
Bab 02 material dan prosesBab 02 material dan proses
Bab 02 material dan proses
 
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasan
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasanBab 11 bantalan dan sistem pelumasan
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasan
 
Mikrokontroler pertemuan 8
Mikrokontroler pertemuan 8Mikrokontroler pertemuan 8
Mikrokontroler pertemuan 8
 

Recently uploaded

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
mukminbdk
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
maulatamah
 
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawanpelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
EvaMirzaSyafitri
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
MashudiMashudi12
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
fildiausmayusuf1
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
Annisa Syahfitri
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
 
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawanpelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 

Bab 7 rangkaian orde dua

  • 1. Bab 7 Rangkaian Orde Dua BAB 7 RANGKAIAN ORDE DUA Setelah mempelajari Bab 7 Rangkaian Orde Dua, Anda diharapkan: 1. Memahami definisi rangkaian dinamik orde dua. • →→ → 2. Mampu menulis state equation rangkaian linier x = A x + u ( t ) dan konversinya ke persamaan diferensial orde dua. 3. Memahami step-response (tanggapan undak) dan impulse response (tanggapan ht impuls) rangkaian orde dua. tp 4. Memahami zero-state response (tanggapan tanpa kondisi awal) dan zero-input response (tanggapan tanpa masukan) rangkaian orde dua. :// 5. Memahami definisi transient response (tanggapan peralihan) dan steady-state ru response (tanggapan tunak) pada rangkaian orde dua. m 6. Memahami definisi solusi homogen/ umum dan solusi khusus persamaan diferensial ah orde dua. -b • →→ 7. Memahami perilaku kualitatif state equation x = A x , yakni perilaku zero-input el response rangkaian orde dua dan mampu menggambar bentuk umum state aj trajectory untuk enam perilaku kualitatif, yakni stable node, unstable node, saddle a point, center, stable focus, dan unstable focus. r.o 8. Mampu menulis state equation rangkaian non linier. rg 9. Memahami metode aproksimasi terlinierisasi state equation non linier ke state- equation linier di sekitar titik operasi menggunakan matrisk Jacobian  ∂f1 ∂f1  →  ∂x ∂x 2  J = 1   ∂f 2 ∂f 2   ∂x 1  ∂x 2   10. Memahami definisi titik keseimbangan (equilibrium point). 11. Memahami kesamaan antara titik keseimbangan pada rangkaian dinamik dan titik operasi pada rangkaian resistifnya. 12. Mampu menjelaskan paradoks titik operasi. Diktat Pendukung Teori Rangkaian 145
  • 2. Bab 7 Rangkaian Orde Dua 1. a. Tuliskan state equation untuk rangkaian yang ditunjukkan pada P7.1a. b. Tulis sebuah persamaan diferensial orde dua untuk rangkaian tersebut, identifikasi α dan ωo pada persamaan tersebut. 2 10Ω 1 10Ω g2 i c1 i c2 5Ω + 5Ω + + + 5v c1 3F vc2 2Ω 5v c1 3F vc2 2Ω 2F v c1 2F v c1 − − − − 10V 10V P7.1a P7.1b ht Solusi tp a. Rangkaian pada P7.1a digambar kembali seperti pad P7.1b. :// 10 − v c1 v − v c2 ru KCL di titik1 : = i c1 + c1 ...(1) 5 10 m • • 3 1 ah Substitusi i c1 = 2 v c1 ke (1) menghasilkan v c1 = − v c1 + v c 2 + 1 ...(2) 20 20 -b v c 2 − v c1 v KCL pada permukaan Gauss g2: + 5v c1 + i c 2 + c 2 = 0 ...(3) el 10 2 aj • • 49 1 Substitusi i c 2 = 3 v c 2 ke (3) menghasilkan v c 2 = − v c1 − v c 2 ....(4) a 30 5 r.o Dari persamaan (3) dan (4) dapat ditulis rg •   v c1  = − 20   v c 1  1  3 1   + 20 ...(5)  •  − 30 49 −   v c 2  0  1    v c2   5  •   a 11 a 12   x 1   u 1 ( t )  b. Matriks state equation  x 1  =  + dapat diubah ke bentuk a 22   x 2  u 2 ( t ) •  x 2  a 21       •• • persamaan diferensial skalar orde dua x 1 − T x 1 + ∆x 1 = u a ( t ) bila a 12 ≠ 0 ...(6) •• • atau x 2 − T x 2 + ∆x 2 = u b ( t ) bila a 21 ≠ 0 ...(7) . Diktat Pendukung Teori Rangkaian 146
  • 3. Bab 7 Rangkaian Orde Dua Persamaan skalar orde dua pada persamaan (6) atau (7) juga dapat ditulis dalam •• • bentuk x + 2α x + ωo x = u ( t ) ...(8). 2 di mana hubungan antar variabel adalah T = (a 11 + a 22 ) = −2α dan ∆ = a 11a 22 − a 12 a 21 = ωo 2 • • u a ( t ) = −a 22 u 1 ( t ) + a 12 u 2 ( t ) + u 1 ( t ) dan u b ( t ) = a 21 u 1 ( t ) − a 11 u 2 ( t ) + u 2 ( t ) Dari persamaan konversi variabel dan persamaan (5) di atas diperoleh 3  1 7 1 7 T=− + −  = − ; α = − T = ht 20  5  20 2 40 tp 3  1  1  49  67 ∆=− −  − −  = = ωo 2 :// 20  5  20  30  600 ru 1 1 1 u a ( t ) = .1 + .0 + 0 = m 5 20 5 ah 49  3  49 u b (t) = − .1 −  − .0 + 0 = − -b 30  20  30 el Dari persamaan (6) dan (7) (atau persamaan (8)) Anda akan memperoleh aj 7 67 1 7 67 49 a v c1 + v c1 + v c1 = dan v c 2 + vc2 + vc 2 = − 20 600 5 20 600 30 r.o rg 2. Ulangi pertanyaan 1 untuk rangkaian pada P7.2a dan P7.2b. is ( t) G = 2S 1F 4H iL 1: 2 2Ω 4Ω i L2 + vc − + 2 sin ωt 2F v c1 5A 5H 1Ω 1Ω 1Ω − P7.2a P7.2b Diktat Pendukung Teori Rangkaian 147
  • 4. Bab 7 Rangkaian Orde Dua Solusi Rangkaian pada P7.2a •   v c1  = − 4   v c1  5 + 1 sin ωt  3 1 + 8 2 a. •    20  1 1  − 80  i L 2  0   i L 2  Rangkaian pada P7.2b •   v c  = − 2 1 1   v c  − 1  2  + − 3 i s ( t ) 2 •   − 1 8 3  − 8 i L   8  i L  ht b. Persamaan diferensial orde dua, α dan ωo rangkaian pada P7.2a 2 tp :// 3  1 61 1 61 T = − + −  = − ; α = − T = ru 4  80  80 2 160 m ah 3  1  1 1 1 ∆ = − −  −   = = ωo 2 4  80  20  8  320 -b el 1  1  1 1 u a (t) =  5 + sin ωt  − (0) + ω cos ωt aj 80  2  8 2 a r.o 1  1  3 u b (t) =  5 + sin ωt  + (0) + 0 rg 20  20  4 •• 61 • 1 1 1 1 v c1 + v c1 + v c1 = + sin ωt + ω cos ωt 80 320 16 160 2 •• 61 • 1 1 1 i L2 + i L2 + i L 2 = + sin ωt 80 320 4 40 Diktat Pendukung Teori Rangkaian 148
  • 5. Bab 7 Rangkaian Orde Dua Persamaan diferensial orde dua, α dan ωo rangkaian pada P7.2b 2 1  3 7 1 7 T = − + −  = − ; α = − T = 2  8 8 2 16 1  3   1  1  1 2 ∆ = − . −  −  −   = = ωo 2  8   8  2  4 3 1  1 3  1• u a (t) =  − i s (t)  +  − i s (t)  − i s (t) 8 2  2 8  2 ht 1 1  1 3  3• u b (t) = −  − i s (t)  +  − i s (t)  − i s (t) 8 2  2 8  8 tp :// •• 7• 1 3 1• ru vc + v c + v c = − i s (t) − i s (t) 8 4 8 2 m •• 7• 1 1 3• i L + i L + i L = − i s (t) − i s (t) ah 8 4 8 8 -b 3. a. Tulis state equation untuk rangkaian yang ditunjukkan pada P7.3a dan P7.3b. Asumsikan model op amp ideal dan op amp beroperasi pada daerah el linier. aj b. Untuk rangkaian tersebut, nyatakan vo sebagai fungsi state variable dan masukan. a r.o 2Ω 1Ω rg 1F 1 F 2 + vc − iL + vc − 3H 1H iL 1 − − ∞ ∞ 1Ω + + + + vc vs (t) vo vo − − v s ( t) P7.3a P7.3b Diktat Pendukung Teori Rangkaian 149
  • 6. Bab 7 Rangkaian Orde Dua Solusi a. Untuk rangkaian pada P7.3a. Pilih vc dan iL sebagai state variable (tentunya, Anda juga bisa memilih qc dan φL sebagai state variable untuk kapasitor dan induktor linear time-invariant). v s (t) v • vC Dari KCL di titik1 : = iL + iC + C ⇔ v s (t) = i L + v C + ...(1) 1 2 2 • vC Persamaan (1) dapat ditulis kembali menjadi v C = − − i L + v s (t) ...(2) 2 • • vC vC Dari P7.3a juga tampak v C = v L = L i L ⇔ iL = = ...(3) L 3 ht tp Persamaan (2) dan (3) dapat ditulis dalam bentuk matriks ://  •  − 1 − 1  v C   v s ( t ) v C  =  1 2 ru + 0  i L   0  •  iL   3       m ah Dengan cara yang sama, Anda akan mendapatkan state equation untuk rangkaian P7.3b sebagai berikut -b  •  − 2 − 1  v   0  v C  =  el C •   i  + − v ( t )  iL   1   0  L   s  aj a b. Dari P7.3a juga tampak vo = -vc ..(4). Persamaan (4) dapat disusun dalam r.o bentuk matriks rg v  v o = [− 1 0] C  + [0]  iL  Untuk rangkaian P7.3b v  v o = [− 1 0] C  + [0]  iL  Diktat Pendukung Teori Rangkaian 150
  • 7. Bab 7 Rangkaian Orde Dua 4. Ulangi pertanyaan 3 untuk rangkaian pada P7.4a. R QR C R0 + v c2 + v c1 R0 − R ∞ + − + ∞ vo + ht tp :// R1 R2 R3 ru m ah vs (t) -b el P7.4a aj Solusi a a. Persamaan state equation r.o  1   1  rg 1  •  − −   v C1   R 1C   v C1  =  QRC • RC   +  v (t) v C2   1 1 Ro  s   0  v C2   −  RC     R 3 C RR 2 C    Persamaan untuk keluaran v   R  v o = [1 0] C1  + − o  v s ( t ) v C2   R 2  Diktat Pendukung Teori Rangkaian 151
  • 8. Bab 7 Rangkaian Orde Dua 5. Perhatikan rangkaian op amp yang ditunjukkan pada P7.5a. Asumsikan ketiga op amp adalah ideal dan beroperasi pada daerah linier. a. Tulis sebuah persamaan diferensial dalam variabel vo. b. Misalkan R = 2 kΩ, Q = 10, dan C = 0,01 µF. Hitung tanggapan impuls ds( t ) (impulse response). Petunjuk: Gunakan persamaan h ( t ) = . dt QR R C R C R R R − ∞ − + ∞ vs + + ht vo tp :// P7.5a ru Solusi m a. Rangkaian pada P7.5a digambar kembali seperti pada P7.5b. ah Untuk op amp di daerah linier, vd =0, sehingga e1 = e 3 = e 5 = 0 -b vs • 0 − e2 0 − vo el KCL di titik 1: i1 = i 2 + i 3 + i o ⇔ = C(0 − e 2 ) + + ..(1) R QR R aj e2 • KCL di titik 3: i4 = i5 ⇔ = C( 0 − e 4 ) ...(2) a R r.o e4 0 − vo KCL di titik 5: i6 = i7 ⇔ = ...(3) R R rg io QR i3 R i2 C R i5 i7 C R i1 R i4 1 R − i6 2 3 ∞ − + 4 5 ∞ vs + + vo P7.5b Diktat Pendukung Teori Rangkaian 152
  • 9. Bab 7 Rangkaian Orde Dua Turunan pertama persamaan (3) terhadap waktu menghasilkan • • e 4 = −v o ⇒ e4 = − vo ...(4) • Substitusi persamaan (4) ke (2) menghasilkan e 2 = − RC v o ...(5) Substitusi persamaan (5) dan turunan pertamanya ke persamaan (1) menghasilkan •• 1 • 1 1 vo + vo + 2 2 vo = − 2 2 vs RCQ R C R C b. Cari terlebih dahulu step response rangkaian, yakni zero-state response rangkaian terhadap masukan fungsi step. Selanjutnya, ambil turunan pertama terhadap waktu ht dari step response untuk mendapatkan impulse response h(t). tp Untuk R = 1 kΩ, Q = 10, dan C = 0,01µF (dan vs = 1, yakni fungsi step) diperoleh :// ru •• 1 • 1 1 v o + .10 4 v o + .1010 v o = − .1010 ...(6) 2 4 4 m ah Solusi persamaan diferensial di atas terdiri dari solusi homogen/ umum dan solusi khusus yang dapat dicari dengan cara berikut -b • Mencari solusi homogen/ umum voH (nolkan sisi kanan dari persamaan (6)), el Persamaan karakteristik (6) adalah aj a  2 1 4 1 10  1 4 1 4  s + .10 s + .10  v o = 0 ⇔ s1 , s 2 = − .10 ± j49937,46 ≈ − .10 ± j5.10 4 r.o  2 4  4 4 1 − .10 4 t ( ) rg Jadi persamaan solusi homogen adalah v oH ( t ) = ke 4 cos 5.10 4 t − θ • Mencari solusi khusus voK 1 − .1010 v oK ( t ) = 4 = −1 1 4 1 s 2 + 10 s + .1010 2 4 s =0 Solusi total = solusi homogen + solusi khusus 1 v o ( t ) = v oH ( t ) + v oK ( t ) = ke − .10 4 t 4 ( ) cos 5.10 4 t − θ − 1 ...(7) Diktat Pendukung Teori Rangkaian 153
  • 10. Bab 7 Rangkaian Orde Dua Nilai konstanta k dan θ dapat dicari dengan menggunakan persyaratan kondisi awal • rangkaian, yakni v o (0) dan v o (0) . Ambil kondisi awal kapasitor adalah nol, yakni vc(0) = 0 (Mengapa kita harus mengasumsikan nilai tegangan awal semua kapasitor adalah nol? Lihat kembali definisi step response di atas atau definisi impulse response pada solusi pertanyaan 6 Bab 6). Dari P7.5b tampak e3 = 0. Karena vc(0) = 0 maka e4(0) = e3(0) – vc(0) = 0 sehingga dari persamaan (3) diperoleh vo(0) = -e4(0) = 0. Dari P7.5b juga tampak e1 = 0. Karena vc(0) = 0 maka e2(0) = e1(0) – vc(0) = 0 • sehingga dari persamaan (5) diperoleh v o (0) = 0 . ht Karena rangkaian berada dalam keadaan tanpa kondisi awal (zero state) , dapatkah tp • Anda menyimpulkan secara langsung bahwa nilai v o (0) = 0 dan v o (0) = 0 tanpa :// melakukan perhitungan seperti di atas? ru Substitusi kondisi awal ini ke persamaan (7) akan menghasilkan k = 1 dan θ = 2,86° m sehingga persamaan (7) menjadi ah 1 v o (t ) = e − .10 4 t 4 ( ) cos 5.10 4 t − 2,86° − 1 ...(8) -b el Karena persamaan (8) diperoleh dengan persyaratan tanpa kondisi awal, solusi yang Anda peroleh adalah sebuah zero-state response. Dan karena masukannya adalah aj fungsi step maka persamaan (8) adalah step response untuk rangkaian P7.5a. a Impulse response dapat diperoleh dari turunan pertama step response tersebut r.o terhadap waktu, yakni rg 1 h(t) = ds( t ) dv o ( t ) dt = dt − .10 4  1 ( ) ( ) = e 4 − .10 4 cos 5.10 4 t − 2,86° − sin 5.10 4 t − 2,86°   4  6. Rangkaian pada P7.6a terdiri dari elemen-elemen linier tak berubah waktu (linear time-invariant). Tegangan vs merupakan masukan dan vc adalah tanggapan. a. Tulis sebuah persamaan orde dua dalam variabel vc. b. Hitung tanggapan impuls (impulse response). c. Hitung tanggapan lengkap/ total (complete response) untuk masukan vs = 1(t) dan kondisi awal iL(0) = 2 A dan vc(0) = 1 V. Diktat Pendukung Teori Rangkaian 154
  • 11. Bab 7 Rangkaian Orde Dua 2Ω iL 1H 3Ω 1 F 4 vs + − vc P7.6a Solusi •• • ht a. Persamaan diferensial orde dua v c + 5 v c + 10 v c = 4v s ...(1) b. Cari terlebih dahulu step response (yakni zero-state response untuk masukan tp berupa fungsi step) :// Anda akan memperoleh hasil sebagai berikut ru v cH ( t ) = e −2,5 t (k 1 cos1,94t + k 2 sin 1,94t ) m Solusi homogen ah Solusi khusus vcK(t) = 0,4 -b Jadi v c ( t ) = v cH ( t ) + v cK ( t ) = e −2,5 t (k 1 cos1,94 t + k 2 sin 1,94 t ) + 0,4 ...(2) el • aj Dengan kondisi awal v c (0) = 0 dan v c (0) = 0 (mengapa?) Anda akan mendapatkan a v c ( t ) = 0,4 − e −2,5 t (0,4 cos1,94 t + 0,52 sin 1,94t ) r.o rg ds( t ) dv c ( t ) h(t) = = = 2,07e − 2,5 t sin 1,94 t dt dt c. Pendekatan pertama: Tanggapan lengkap merupakan penjumlahan tanggapan tanpa kondisi awal (zero-state response vc,ZSR) dan tanggapan tanpa masukan (zero-input response vc,ZIR). Perhatikan bahwa solusi vc(t) yang Anda peroleh pada bagian (b) adalah zero-state response (karena diperoleh dengan mengasumsikan bahwa kondisi awal rangkaian adalah nol). Jadi v c , ZSR ( t ) = 0,4 − e −2,5 t (0,4 cos1,94 t + 0,52 sin 1,94 t ) Diktat Pendukung Teori Rangkaian 155
  • 12. Bab 7 Rangkaian Orde Dua Jadi, tugas Anda sekarang adalah mencari tanggapan tanpa masukan vc,ZIR, yakni tanggapan untuk vs = 0. •• • Bila vs = 0 maka persamaan (1) menjadi v c + 5 v c + 10 v c = 0 ...(3). Solusi persamaan diferensial (3) adalah v c , ZIR ( t ) = e −2,5 t (k 1 cos1,94 t + k 2 sin 1,94 t ) ...(4) Apakah persamaan (3) memiliki solusi khusus? Kesimpulan apakah yang dapat Anda tarik mengenai hubungan solusi homogen/ umum dan zero-input response? Dengan menggunakan kondisi awal vc(0) = 1V dan iL(0) = 2A Anda akan • memperoleh nilai v c (0) = 6V . Substitusi nilai-nilai ini ke persamaan (4) ht menghasilkan tp v c , ZIR ( t ) = e −2,5 t (cos1,94 t + 4,38 sin 1,94 t ) :// ru Jadi v c ,TOTAL ( t ) = v c ,ZIR ( t ) + v c , ZSR ( t ) = 0,4 + e −2,5 t (0,6 cos1,94 t + 3,86 sin 1,94 t ) m Pendekatan kedua: Anda juga dapat menghitung tanggapan lengkap (complete ah response) secara langsung dengan menyelesaikan persamaan diferensial (1), yakni (lihat persamaan (2)). -b v c ,TOTAL ( t ) = v cH ( t ) + v cK ( t ) = e −2,5 t (k 1 cos1,94 t + k 2 sin 1,94 t ) + 0,4 el aj • Dengan subtitusi kondisi awal v c (0) = 1V dan v c (0) = 6V Anda akan memperoleh a r.o v c ,TOTAL ( t ) = 0,4 + e −2,5 t (0,6 cos1,94 t + 3,86 sin 1,94 t ) rg Dari solusi pertanyaan ini, apakah Anda bisa membedakan definisi antara solusi khusus dengan zero-state response? Apakah solusi homogen/ umum identik dengan solusi tanpa input (zero-input response)? 7. Untuk rangkaian yang ditunjukkan pada P7.7a. a. Tulis state equation rangkaian. b. Tentukan nilai-nilai eigen (eigenvalues) dan vektor-vektor eigen (eigenvectors). c. Bila vc(0) = 2 V dan iL(0) = 1 A, tentukan tanggapan tanpa masukan (zero- input response) untuk vc(t) dan iL(t). d. Plot state trajectory pada bidang vc-iL. Diktat Pendukung Teori Rangkaian 156
  • 13. Bab 7 Rangkaian Orde Dua 1Ω 1H iL 2 1Ω 1H iL 1 + vL − + + ic vs (t) vc 2F 1Ω v s (t ) vc 2F 1Ω − − 0 P7.7a P7.7b Solusi a. Rangkaian pada P7.7a digambar kembali seperti pada P7.7b. vc • • 1 1 Dari KCL di titik 1: i L = i c + ⇔ iL = 2 vc + vc ⇔ v c = − v c + i L ...(1) ht 1 2 2 tp KVL untuk loop 2-1-0-2: :// • • 1.i L + v L + v c − v s = 0 ⇔ i L + 1. i L + v c − v s = 0 ⇔ i L = v s − v c − i L ...(2) ru m Persamaan (1) dan (2) dapat ditulis dalam bentuk matriks ah • →→ →  •  − 1 1   v  x = A x + u(t) ⇔ v c  =  2 2   C  +  0  ...(3) -b  i L   − 1 − 1  i L  u s  •     el → aj b. Dari definisi, bila A adalah sebuah matriks n x n, maka sebuah vektor tak-nol → → →→ a (nonzero vector) η pada Rn disebut vektor eigen dari A jika A η adalah sebuah r.o → →→ → perkalian skalar dari η , yakni A η = λ η untuk beberapa nilai λ. Skalar λ disebut rg → → nilai eigen dari A , dan η disebut vektor eigen dari A untuk nilai λ. → →→ → Untuk mencari nilai eigen dari matriks A n x n, tulis kembali A η = λ η sebagai →→ →→  → →→ → A η = λ I η atau identik dengan  λ I − A  η = 0 ...(4)   → di mana I adalah matriks identitas n x n. Agar λ adalah sebuah nilai eigen, harus terdapat sebuah solusi tak-nol (nonzero → solution) dari persamaan (4). Karena η adalah sebuah vektor tak-nol, maka  → → → persamaan (4) memiliki solusi tak-nol jika dan hanya jika det λ I − A  = 0 .   Diktat Pendukung Teori Rangkaian 157
  • 14. Bab 7 Rangkaian Orde Dua  → → → Dari definisi di atas, nilai eigen λ diperoleh dari persamaan det λ I − A  = 0      1 1    − 2 2  λ 0    1  1 3 7 det   −  0 λ   =  − − λ (− 1 − λ ) + ⇔ λ 1, 2 = − ± j  − 1 − 1    2  2 4 4   → B   η  →→ → Dari definisi, vektor eigen η =  k1  , k = 1,2 diperoleh dari persamaan B η = 0 η k 2  (lihat persamaan (4)) atau − 1 − λ 1   η k1  0  ht 2  −1 2 = ...(5)  − 1 − λ   η k 2  0      tp :// 3 7 ru Untuk λ1 = − + j , maka persamaan (5) menjadi 4 4 m 1 7  1  −   4 4 jη11 + 2 η12 = 0 ...(6) ah  1 − 47 j 1  η11  0     =   ⇔ 4 2    −1 − 1 − 47 j η12  0   1 7  -b 4 − η11 +  − −   4 4 jη12 = 0 ...(7)   el aj Perhatikan, persamaan (6) dan (7) adalah bergantung linier sehingga kita akan mendapatkan solusi non-trivial (tak terhingga banyaknya solusi). Misalkan a η11 = 1 + j (Anda bebas memilih nilai η1 yang lain) maka diperoleh r.o rg  1 7  7 1 η12 =  − −   2 2 + j   2 − 2     η   1+ j   1   1  ( η1 =  11  =  1 η12   − 2 − 2 + j 7 ) ( 2 7 ) 2  = − 1  − 1 −  2 7 2   + j 7 − 1   2 2 ηr ηi → →* Untuk nilai eigen yang bernilai kompleks, berlaku η 2 = η1 sehingga untuk 3 7 λ2 = − − j diperoleh vektor eigen 4 4 Diktat Pendukung Teori Rangkaian 158
  • 15. Bab 7 Rangkaian Orde Dua  η   η*   1− j   1   1  η 2 =  21  =  11  =  1 * ( η 22  η12   − 2 − 2 − j 7 ) ( 2 7 =1 2 2) −  − 1 − 2 7  − j 7 − 1    2 2 ηr ηi c. Solusi zero-input response untuk state equation (3) adalah (perhatikan bahwa untuk → zero-input response, vektor masukan u ( t ) =0 )  1   1   v c ( t ) 3 − t  7   3 − t  7   i ( t )  = 2 k 1 e cos t + ∠k 1    − 2 k 1 e sin  t + ∠k 1   ...(8) 4 4   −1− 7  4  7 − 1 L   4       2   2  Konstanta |k1| dan ∠k 1 dapat ditentukan dari kondisi awal vc(0) = 2V dan ht iL(0) = 1A. Persamaan (7) dapat diuraikan dalam bentuk tp :// 3 − t  7  3 − t  7  v c (t) = 2 k 1 e 4  cos  − 2 k 1 e 4 sin  t + ∠k 1  t + ∠k 1   4   4 ru    m v c (0) = 2 = 2 k 1 cos(∠k 1 ) − 2 k 1 sin(∠k 1 ) ...(9) ah  −1 − 7  −4t 3  7   7 −1 −3t  7   i L (t) = 2 k 1  e cos  − 2 k1  t + ∠k 1  e 4 sin  t + ∠k 1  -b    2   4   2   4      el  −1− 7   7 −1 aj  cos(∠k 1 ) − 2 k 1  i L (0) = 1 = 2 k 1   2  sin (∠k 1 )  ...(10)  2  a     r.o Dari persamaan (9) dan (10) diperoleh: rg sin ∠k 1 2 + 7 2+ 7  = ⇔ ∠k 1 = tan −1    2 − 7  = −82,0877° ≈ −82,1° cos ∠k 1 2 − 7   Substitusi nilai ∠k 1 ke persamaan (9) menghasilkan 1 1 22 11 k1 = = = = cos ∠k 1 − sin ∠k 1 2− 7 2+ 7 28 14 − 22 22 Substitusi nilai konstanta |k1| dan ∠k 1 ke persamaan (8), Anda memperoleh Diktat Pendukung Teori Rangkaian 159
  • 16. Bab 7 Rangkaian Orde Dua  1   1   v c ( t ) 3 44 − 4 t  7   44 − 4 t  7 3   i ( t )  = e cos     4 t − 82,1°   − 1 − 7  − 14 e sin  4 t − 82,1°   7 − 1 L  14        2   2  d. Gambar state trajectory vc(t) dan iL(t) pada bidang vc-iL tampak pada P7.7c. iL iL 1.5 1.5 1 1 t→∞ t =0 0.5 0.5 0 t 0 vc ht -0.5 -0.5 tp -1 -1 :// 0 5 10 -1 0 1 2 vc ru 2 Anda dapat memplot terlebih dahulu m 1.5 iL(t) dan vc(t), dan kemudian plot ah 1 vc-iL. Perhatikan bahwa pada plot -b 0.5 trayektori vc-iL seolah-olah variabel t menjadi “hilang”. Trayektori ini el 0 t merupakan jenis stable focus. Grafik aj -0.5 0 5 10 ini diplot menggunakan program a r.o P7.7a MATLAB versi 6.0. rg 8. Perhatikan rangkaian pada P7.8a. Data yang tersedia dari hasil pengukuran pada rangkaian hanyalah turunan waktu dari state vector pada dua keadaan (state), yakni • − 15  2 • 3 − 1 i  x=  pada x =   dan x =   pada x =  , di mana x =  L   10  1   − 5 1 v c  a. Tentukan nilai dari elemen R, L, dan C.  3 b. Hitung turunan dari state vector pada x =   0   3 c. Hitung kemiringan dvc/diL dari state trajectory pada x =   0  Diktat Pendukung Teori Rangkaian 160
  • 17. Bab 7 Rangkaian Orde Dua vc − L R + iL C P7.8a Solusi 1 1 a. C = F, R = 2Ω, L = H 5 3 ht tp • − 18 b. x =    15  :// ru dv c 5 c. =− m di L 6 ah 9. Perhatikan rangkaian LC yang ditunjukkan pada P7.9a. Sebelum t = 0 saklar berada dalam posisi terbuka, dan tegangan pada kapasitor adalah vc1 = 1V dan -b vc2 = 4V. Saklar ditutup pada saat t = 0 dan berada dalam kondisi tersebut selama selang waktu 2π detik. Saklar dibuka pada saat t = 2π detik dan el selanjutnya terus terbuka. Berapakah nilai vc1 dan vc2 untuk t > 2π detik? aj Sketsa state-trajectory pada bidang iL-vc (vc = vc1 + vc2). Bagaimana dengan energi yang tersimpan pada rangkaian sebelum waktu t = 0 dan setelah waktu a t = 2π detik? r.o rg iL 2H 1 iL − + − + v c1 v c2 vc 2H vL 4F 4F + C eq = 2F + − − ic P7.9a P7.9b Diktat Pendukung Teori Rangkaian 161
  • 18. Bab 7 Rangkaian Orde Dua Solusi Status saklar S1 dirangkum pada tabel berikut Waktu (detik) Posisi saklar S1 Kondisi kapasitor (-∞,0-] Terbuka vc1(0-) = 1V, vc2(0-) = 4V [0+,2π-] Tertutup [2π+,∞) Terbuka ? • Nilai v c1 dan v c 2 untuk t > 2π detik Pendekatan pertama: Pendekatan pertama ini akan menggunakan differential equation. Pada pendekatan kedua, kita akan menggunakan bentuk state equation. Untuk mencari nilai v c1 ( t ) dan v c 2 ( t ) untuk t > 2π detik diperlukan informasi ht v c1 ( t ) dan v c 2 ( t ) untuk t = 2π (syarat kontinuitas tegangan kapasitor). tp :// Untuk 0 + < t < 2π − . Dari P7.9a diperoleh ru • v c1 + v L + v c 2 = 0 ⇔ v c1 + 2 i L + v c 2 = 0 ...(1) m ah t 1 Substitusi persamaan kapasitor v c ( t ) = v c ( t 0 ) + ∫ i(ξ )dξ ke persamaan (1) C t0 -b t t 1 1 • menghasilkan v c1 (0) + ∫ i L (ξ )dξ + v c 2 (0) + ∫ i L (ξ )dξ + 2 i L = 0 ...(2) el 40 40 vL aj v c1 vc 2 a d   t r.o Dengan menggunakan teorema  ∫ f (ξ )dξ = f ( t ) , turunan persamaan (2) dt  a  rg iL iL •• •• 1 terhadap waktu menghasilkan + + 2 i L = 0 ⇔ i L + iL = 0 ...(3) 4 4 4 Persamaan karakteristik untuk persamaan diferensial pada (3) adalah 1 1 (s 2 + )i L = 0 ⇔ akar − akar karakteristik s1, 2 = ± j 4 2 Solusi persamaan diferensial pada persamaan (3) dapat ditulis dalam bentuk 1 i L ( t ) = k cos( t − θ) ...(4) 2 (Anda juga dapat memisalkan solusi persamaan (3) dalam bentuk Diktat Pendukung Teori Rangkaian 162
  • 19. Bab 7 Rangkaian Orde Dua t t i L ( t ) = k 1 cos  + k 2 sin   atau bahkan dalam bentuk persamaan eksponensial 2 2 1 1 jt − jt i L ( t ) = k 3 e + k 4 e . Cari nilai k1, k2, k3, dan k4 untuk dua persamaan tersebut, 2 2 dan buktikan bahwa hasilnya akan sama seperti persamaan (5) berikut). • Konstanta k dan θ ditentukan oleh kondisi awal i L (0) dan i L (0) Sifat kontinuitas arus pada induktor mensyaratkan i L (0) = i L (0 + ) = i L (0 − ) . Untuk t < 0, saklar S1 terbuka sehingga i L (0 − ) = 0 , jadi i L (0) = 0 . Hukum KVL pada P7.9a untuk t > 0 menghasilkan v c1 (0 + ) + v L (0 + ) + v c 2 (0 + ) = 0 ht atau v L (0 + ) = − v c1 (0 + ) − v c 2 (0 + ) = −1 − 4 = −5 V sehingga tp :// • v L (0 + ) 5 i L (0 + ) = = − A / det ik ru L 2 m Dari persamaan (4) diperoleh ah  i L (0) = 0 = k cos(− θ), k ≠ 0 -b  • 1 1   i L ( t ) = − k sin  t − θ   diperoleh θ = 90° dan k = −5 el 2 2   aj • 5 1  i L (0) = − = − k sin (− θ)  a 2 2  r.o 1  1 i L ( t ) = −5 cos t − 90°  = −5 sin t untuk 0 < t < 2π ...(5) rg 2  2 Sifat kontinuitas tegangan kapasitor mensyaratkan v c (2π − ) = v c (2π + ) 2 π− 2 π− ξ ( ) = v (2π ) v c1 2π + c1 − + = v c1 (0 ) + 1 4 ∫ i L (ξ )dξ = 1 + 1 4  ∫  − 5 sin 2 dξ = −4V ...(6) 0+ 0+   2π− 2π− ξ ( ) = v (2π ) v c 2 2π + c2 − + = v c 2 (0 ) + 1 4 ∫ i L (ξ )dξ = 4 + 1 4  ∫  − 5 sin 2 dξ = −1V ...(7) 0+ 0+   Diktat Pendukung Teori Rangkaian 163
  • 20. Bab 7 Rangkaian Orde Dua Untuk t > 2π detik, saklar S1 terbuka sehingga v c1 ( t ) = v c1 (2π + ) = −4V dan v c 2 ( t ) = v c 2 (2π + ) = −1V untuk t > 2π detik Pendekatan kedua: Pada pendekatan ini, kita akan menggunakan bentuk state equation untuk menyelesaikan pertanyaan ini. Karena kita menginginkan vc = vc1 + vc2 sebagai salah satu state variable, serikan kedua kapasitor untuk mendapatkan kapasitor pengganti Ceq = 2F. Rangkaian pada P7.9a digambar kembali seperti pada P7.9b. Dari P7.9b tampak • • iL KCL di titik 1: iL = ic ⇔ i L = C eq v c ⇔ vc = ...(8) 2 • • vc ht Hukum KVL: v c = −v L ⇔ v c = −L i L ⇔ iL = − ...(9) 2 tp Persamaan (8) dan (9) dapat ditulis dalam bentuk matriks berikut :// ru •   0 1  v c  v c  =  1 2 0  i L  • m  i L  − 2     ah A 1 Matriks A memiliki dua buah nilai eigen, yakni λ 1, 2 = ± j (buktikan). Apakah -b 2 Anda melihat hubungan antara nilai eigen dan akar karakteristik persamaan (3)? el 1 1 1 0  aj Untuk nilai eigen λ 1 = j kita akan memperoleh vektor eigen η1 =   =   + j  2  j 0 1 a ηr ηi r.o (buktikan). rg Untuk bentuk state equation, solusi vc dan iL dapat ditulis dalam bentuk v c  1  1   1  0   i  = 2 k 1 cos 2 t + ∠k 1  0 − 2 k 1  sin 2 t + ∠k 1  1 ...(10)  L       ηr ηi Persamaan (10) dapat diuraikan menjadi 1  v c ( t ) = 2 k 1 cos t + ∠k 1  ...(11) 2  Diktat Pendukung Teori Rangkaian 164
  • 21. Bab 7 Rangkaian Orde Dua 1  i L ( t ) = −2 k 1 sin  t + ∠k 1  ...(12) 2  Substitusi kondisi awal vc(0) = 5V dan iL(0) = 0A ke persamaan (11) dan (12) menghasilkan v c (0) = 5 = 2 k 1 cos(∠k 1 ) ...(13) i L (0) = 0 = −2 k 1 sin (∠k 1 ) ...(14) Dari persamaan (14) diperoleh ∠k1 = 0° atau ∠k1 = 360° (mengapa kita tidak memilih sudut ∠k1 = 180°?). Substitusi nilai ∠k1 = 0° ke persamaan (13) 5 menghasilkan k 1 = . Substitusi nilai-nilai kontanta ini ke persamaan (13) dan ht 2 tp (14) menghasilkan :// 1  v c ( t ) = 5 cos t  ...(15) ru 2  1  m i L ( t ) = −5 sin  t  ...(16) 2  ah Untuk mencari vc1(2π) dan vc2(2π), gunakan persamaan (6) dan (7). -b • Gambar trayektori pada bidang vc-iL, dengan v c = v c1 + v c 2 el • Dari persamaan (1) diperoleh v c1 + v c 2 = −2 i L . aj • 5 1  a Turunan terhadap waktu dari persamaan (5) menghasilkan i L = − cos t  r.o 2 2  • 1  sehingga v c = −2 i L = 5 cos t  ...(17) rg 2  Persamaan (5) dan (17) (atau persamaan (15 dan (16)) dapat ditulis dalam bentuk 1  1   1   1  v c + i 2 = 25 cos 2  t  + 25 sin 2  t  = 25cos 2  t  + sin 2  t  = 25 2 L ...(18) 2  2   2   2  Perhatikan bahwa persamaan (18) adalah persamaan lingkaran dengan jari-jari 5. State-trajectory tampak pada P7.9c. Mengapa state trajectory tersebut hanya berupa setengah lingkaran? Diktat Pendukung Teori Rangkaian 165
  • 22. Bab 7 Rangkaian Orde Dua iL iL t=2π t=0 2 2 t vc 0 0 -2 -2 -4 -4 -6 vc 2 4 6 8 -5 0 5 ht 6 Bila arah arus iL dibalik (berbalik 4 arah pada P7.9b) dan polaritas tp 2 tegangan kapasitor dijaga tetap :// sama, bagaimana pengaruhnya 0 t pada arah pergerakan state ru -2 trajectory?. Bagaimana bila m -4 polaritas tegangan induktor dibalik (arah arus tetap seperti -6 ah 0 2 4 6 8 pada P7.9b) dan polaritas tegangan kapasitor tetap? Apakah -b P7.9c arah pergerakan state trajectory berubah? el aj • Energi yang tersimpan pada rangkaian sebelum t = 0 (t = 0-). a r.o 1 1 1 E s (0 − ) = ε c1 (0 − ) + ε c 2 (0 − ) + ε L (0 − ) =C1 v c1 (0 − ) + C 2 v c 2 (0 − ) + L1i 2 (0 − ) 2 2 L 2 2 2 rg 1 1 1 = .4.12 + .4.4 2 + .2.0 = 34J 2 2 2 Energi yang tersimpan pada rangkaian setelah t = 2π (t = 2π+) 1 1 1 E s (2π + ) = ε c1 (2π + ) + ε c 2 (2π + ) + ε L (2π + ) = C1 v c1 (2π + ) + C 2 v c 2 (2π + ) + L1i 2 (2π + ) 2 2 L 2 2 2 1 1 1 = .4.(− 4) + .4.(− 1) + .2.0 = 34J 2 2 2 2 2 Tampak bahwa energi sistem adalah kekal. Perhatikan pula bahwa kapasitor C1 dan C2 “bertukar” jumlah energi mereka sebelum t = 0 dan setelah t = 2π detik. Diktat Pendukung Teori Rangkaian 166
  • 23. Bab 7 Rangkaian Orde Dua • 10. Sketsa kumpulan trayektori (trajectory family) untuk state equation x = Ax untuk matriks-matriks A berikut. Nyatakan kedua nilai eigen bila mereka bernilai nyata, bila tidak nyatakan ηr dan ηi. Identifikasi perilaku kualitatif untuk tiap kasus.  1 − 2 2 1 − 1 1  a. A =   b. A =   c. A =   − 2 1    1 2    − 1 − 1   Solusi  1 − 2 a. Cari terlebih dahulu nilai-nilai eigen matriks A =   , Anda akan − 2 1    mendapatkan nilai λ1 = -1 dan λ2 = 3 (buktikan). ht 1 tp Untuk nilai eigen λ1 = -1 diperoleh vektor eigen η1 =   (buktikan) 1  :// 1 Untuk nilai eigen λ2 = 3 diperoleh vektor eigen η 2 =   (buktikan) ru − 1   m Perilaku trayektori dapat ditulis dalam bentuk persamaan ah −t 1 + k e 3t  1  ⇔ x 1 ( t ) = k 1e + k 2 e 3t ...(1) -b −t x ( t ) = k 1e 1  2 − 1   x 2 ( t ) = k 1e − t − k 2 e 3t ...(2) el Beberapa langkah khusus untuk menggambar trayektori aj • Ambil nilai k2 = 0 maka dari persamaan (1) dan (2) diperoleh x1 = x2 a • Ambil nilai k1 = 0 maka dari persamaan (1) dan (2) diperoleh x1 = -x2 r.o • Saat t → ∞, suku k1e-t → 0 dan k2e3t → ∞ sehingga suku k2e3t akan 1 rg mendominasi ( x ( t ) ≈ k 2 e 3t   ). Jadi untuk t → ∞ seluruh trayektori menuju − 1   tak berhingga dan sejajar dengan dengan vektor eigen η 2 • Saat t → -∞, suku k2e3t → 0 dan k1e-t → ∞ sehingga suku k1e-t akan 1 mendominasi ( x ( t ) ≈ k 1e − t   ). Jadi untuk t → -∞ seluruh trayektori menuju 1  tak berhingga dan sejajar dengan dengan vektor eigen η1 Trayektori matriks A tampak pada P9.10a untuk kombinasi nilai k1 = [-2,-1,0,1,2] dan k2 = [-2,-1,0,1,2] untuk waktu dari -3 detik hingga 1 detik. Kumpulan trayektori-trayektori disebut phase portrait. Diktat Pendukung Teori Rangkaian 167
  • 24. Bab 7 Rangkaian Orde Dua Grafik ini digambar menggunakan program MATLAB versi 6.0. x2 15 10 η1 5 0 x1 -5 ht -10 η2 tp -15 -15 -10 -5 0 5 10 15 :// ru P9.10a m 2 1  b. Cari terlebih dahulu nilai-nilai eigen matriks A =   , Anda akan mendapatkan ah 1 2    nilai λ1 = 1 dan λ2 = 3 (buktikan). -b 1 Untuk nilai eigen λ1 = 1 diperoleh vektor eigen η1 =   (buktikan) el − 1   aj 1 Untuk nilai eigen λ2 = 3 diperoleh vektor eigen η 2 =   (buktikan) a 1  r.o Perilaku trayektori dapat ditulis dalam bentuk persamaan rg x 1 ( t ) = k 1e t + k 2 e 3 t ...(3) x ( t ) = k 1e t  1  + k 2 e 3 t 1 ⇔ − 1   1  x 2 ( t ) = − k 1e t + k 2 e 3t ...(4) Beberapa langkah khusus untuk menggambar trayektori • Ambil nilai k2 = 0 maka dari persamaan (3) dan (4) diperoleh x1 = -x2 • Ambil nilai k1 = 0 maka dari persamaan (3) dan (4) diperoleh x1 = x2 • Saat t → ∞, suku k1et → ∞ maupun k2e3t → ∞ namun suku k2e3t akan lebih mendominasi (misalnya, ambil t = 50, Anda akan mendapatkan 1 et = e50 = 5,18.1021 dan e3t = e150 = 1,39.1065!, jadi x ( t ) ≈ k 2 e 3t   ) . Jadi untuk 1  Diktat Pendukung Teori Rangkaian 168
  • 25. Bab 7 Rangkaian Orde Dua t → ∞ seluruh trayektori menuju tak berhingga dan sejajar dengan dengan vektor eigen η 2 • Saat t → -∞, suku k1et → 0 maupun k2e3t → 0 namun suku k1et akan lebih mendominasi (misalnya, ambil t = -50, Anda akan mendapatkan 1 et = e-50 = 1,93.10-22 dan e3t = 7,18.10-66!, jadi x ( t ) ≈ k 1e t   ). Jadi untuk − 1   t → -∞ seluruh trayektori akan menuju nol dan menyinggung vektor eigen η1 . Trayektori matriks A tampak pada P9.10b untuk kombinasi nilai k1 = [-2,-1,0,1,2] dan k2 = [-2,-1,0,1,2] untuk waktu dari –5 hingga 2 detik. ht x2 tp 15 :// 10 ru m 5 η2 ah 0 x1 -b -5 el -10 η1 aj a -15 -15 -10 -5 0 5 10 15 r.o P7.10b rg − 1 1  c. Cari terlebih dahulu nilai-nilai eigen matriks A =   , Anda akan − 1 − 1   mendapatkan nilai eigen λ1,2 = -1 ± j (buktikan). 1 1 0 Untuk nilai eigen λ1 = -1 + j diperoleh vektor eigen η1 =   =   + j  (buktikan)  j 0 1      ηr ηi 1 Untuk nilai eigen λ2 = -1 - j diperoleh vektor eigen η 2 = η1 =   (buktikan) * − j   Diktat Pendukung Teori Rangkaian 169
  • 26. Bab 7 Rangkaian Orde Dua Perilaku trayektori dapat ditulis dalam bentuk persamaan     1 0    x ( t ) = e − t 2 k x cos(t + ∠k x )  − 2 k x sin (t + ∠k x )   ...(5)  0    1       ηr ηi  Di sini kita akan menunjukkan bahwa bentuk persamaan (5) dapat diturunkan dari persamaan eksponensial seperti pada persamaan (1),(2), (3), dan (4). Perilaku trayektori dapat ditulis juga dalam bentuk persamaan x 1 ( t ) = k 1e (−1+ j)t + k 2 e (−1+ j)t ...(6) x ( t ) = k 1e (−1+ j)t 1 + k 2 e (−1− j)t  1  ⇔  j  − j   x 2 ( t ) = jk 1e (−1+ j)t − jk 2 e (−1− j)t ...(7) ht Berbeda dengan kasus pertama dan kedua yang hanya berisi bilangan nyata, pada tp kasus ketiga ini Anda menemukan bilangan kompleks (bilangan kompleks :// mengindikasikan adanya gejala osilasi). Bagaimana Anda menggambarkan trayektorinya? ru m Berdasarkan hukum Euler e jθ = cos θ + j sin θ maka persamaan trayektori pada persamaan (6) dan (7) dapat diuraikan menjadi ah   -b  (−1+ j)t 1  e − t (cos t + j sin t )   e − t cos t    e − t sin t    k 1  e = k1   = k 1  + j  el  j   je (cos t + j sin t )  −t  − e − t sin t   e cos t    −t  aj    Br Bi  a r.o   1  e (cos t − j sin t )  −t  e − t cos t   e − t sin t     k 2   e (−1− j)t = k2   = k 2   − j  rg − j   − je (cos t − j sin t )  − e − t sin t  e − t cos t   −t         Br Bi  Dari pelajaran aljabar linier kita mengetahui bahwa Br dan Bi adalah basis pada Rn. sehingga persamaan trayektori dapat ditulis kembali menjadi  e − t cos t   e − t sin t  x 1 ( t ) = e − t (k 3 cos t + k 4 sin t ) ...(8) x = k3   + k4   ⇔ − e − t sin t    e − t cos t    x 2 ( t ) = e − t (k 4 cos t − k 3 sin t ) ...(9) Dengan menggunakan koordinat polar r 2 = x 1 + x 2 dan tan θ = x 2 / x 1 maka 2 2 persamaan (8) dan (9) dapat disusun kembali menjadi Diktat Pendukung Teori Rangkaian 170
  • 27. Bab 7 Rangkaian Orde Dua ( r 2 = e −2 t k 3 + k 2 2 4 ) ⇔ r = coeθ di mana c o = k 3 + k 2 dan θ = − t 2 4 ...(10) Persamaan (10) merupakan persamaan sebuah lingkaran dengan jari-jari r = coe-t. Karena t bergerak dari 0 menuju ∞, maka jari-jari lingkaran akan berubah dari co menuju nol. Dapatkah Anda menemukan hubungan antara variabel-variabel k3, k4, |kx|, dan ∠kx pada persamaan (5) dan (10) ? (Petunjuk: susun kembali persamaan (5) menjadi 2 x 1 ( t ) + x 2 ( t ) = e −2 t 4 k x ). 2 2 Trayektori matriks A tampak pada P9.10c untuk kombinasi nilai k1 = [-2,-1,0,1,2] dan k2 = [-2,-1,0,1,2] untuk waktu dari -5 detik hingga 2 detik.. x2 ht tp 15 :// 10 ru 5 m ηi 0 x1 ah -5 ηr -b -10 el -15 aj -15 -10 -5 0 5 10 15 a P7.10c r.o Persamaan x ( t ) jarang sekali dapat ditulis dalam bentuk yang kompak seperti pada rg kasus ini. Karena itu, pada proses penggambaran state trajectory ini, Anda tidak diharapkan untuk mampu menggambar secara rinci bentuk dari state trajectory. Namun demikian, Anda harus tetap mampu untuk menggambarkan bentuk umum yang “cukup representatif” dari perilaku kualitatif rangkaian. Umumnya, state trajectory digambar menggunakan bantuan komputer. Untuk rangkaian pada kuliah ini, hanya ada enam bentuk umum state trajectory (lihat juga tiga bentuk lainnya pada solusi pertanyaan 11 berikut). 11. Ulangi pertanyaan 10 untuk dua matriks A berikut  0 1  1 1 − 2 1  a. A =   b. A =   c. A =    − 1 0   − 1 1    1 − 2   Diktat Pendukung Teori Rangkaian 171