1. Nama : Titin Riyanti
NIM : 06022681418022
Nama Peneliti: Sri Imelda Edo,
Judul Jurnal : Investigating Secondary School Students’ Difficulties in Modeling Problems
PISA-Model Level 5 And 6
Jurnal matematika dengan judul Investigating Secondary School Students’ Difficulties in
Modeling Problems PISA-Model Level 5 And 6 disusun oleh Sri Imelda Edo, beliau adalah Mahasiswa
Pascasarjana Universitas Sriwijaya. Dalam penyusunannya tidak terlepas dari campur tangan
pembimbingnya, yaitu Bapak Yusuf Hartono dan Ibu Ratu Ilma Indra Putri, keduanya adalah Dosen
Pascasarjana Universitas Sriwijaya. Sebjek penelitian dalam jurnal ini adalah 26 orang siswa kelas 9
SMPN 1 Palembang, 26 orang siswa kelas 9 SMPK Frater Xaverius 1 Palembang, dan 31 peserta kontes
literasi matematika di Palembang.
Penelitian yang dilakukan di berbagai tempat di kota Palembang ini, dilatar belakangi oleh grafik
perkembangan kemampuan matematika siswa Indonesia pada ajang PISA selama 4 periode PISA terakhir
menunjukkan gerakan yang tidak stabil, mahasiswa Indonesia hanya mampu menjawab pertanyaan PISA
tingkat 1, 2 dan 3, dan beberapa siswa dapat memecahkan level 4 pada pertanyaan. Latar belakang
tersebut dikuatkan oleh pendapat Ketua Kelompok Internasional Matematika untuk PISA 2012, yaitu
Kaye Staecy. Dalam jurnal ini dikatakan Kaye Stacey berpendapat bahwa konsep keaksaraan berkaitan
erat dengan beberapa konsep yang dibahas dalam pendidikan matematika. Tapi yang paling penting
adalah pemodelan, karena siklus pemodelan matematika merupakan aspek penting dari konsepsi siswa
PISA sebagai pemecah masalah yang aktif, tetapi siswa atau pemecah masalah sering tidak dilibatkan
dalam setiap tahap dari siklus pemodelan, terutama di konteks penilaian. Oleh karena itu, jurnal ini
bertujuan untuk melakukan penyelidikan terhadap kesulitan siswa sekolah menengah di pemodelan
masalah Model PISA tingkat 5 dan 6.
Jurnal ini adalah jurnal kualitatif. Adapun proses yang dilakukan peneliti Ada lima langkah,
yaitu (1) Mengidentifikasi fenomena pembelajaran, pada langkah ini didapatkan bahwa siswa kesulitan
dalam membangun model matematika dari masalah dunia nyatadalam model pertanyaan PISA; (2)
Mengidentifikasi peserta dalam penelitian, pada langkah ini peneliti mengidentifikasi semua siswa yang
akan diteliti; (3) Menggenerasi hipotesis. Hipotesis-hipotesis yang digenerasi adalah berupa pernyataan
berikut: siswa dapat melakukan dengan baik dalam merumuskan masalah dunia nyatake masalah
matematika, memproses masalah matematika, dan menafsirkansolusi matematika berdasarkan situasi
dunia nyata; (4) Pengumpulan data dan analisis data. Pada jurnal ini pengumpulan data dilakukan dengan
lembar kerja siswa, rekaman video dan wawancara. Analisis data, setelah data dikumpulkan, kemudian
data dianalisis dengan deskriptif holistik;(5) Interpretasi dan kesimpulan. Pada langkah ini, peneliti
menggunakan indikator pemodelan kompetensi,keaksaraan matematika yang mengacu pada tingkat
kemahiran pertanyaan PISA diberikan sebagai pedomanmenafsirkan dan membuat kesimpulan.
Penelitian yang dilakukan pada bulan Januari 2013 ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan
siswa sekolah menengah di pemodelan masalah Model PISA tingkat 5 dan 6. Peneliti menyediakan dua
buah permasalahan. Permasalahan pertama, konteksnya keseimbangan dengan konten perubahan dan
hubungan, serta kompetensi yang harus dicapai siswa yaitu permodellan. Permasalahan kedua,
konteksnya permen dengan konten perubahan dan hubungan, serta kompetensi yang harus dicapai siswa
yaitu permodellan. Jawaban berbagai siswa atas permasalahan tersebut, baik dari permasalahan pertama
dan permasalahan keduaberdasarkan hasil investigasi menunjukkan bahwa siswa sulit untuk; (1)
merumuskan situasimatematis, Seperti untuk menuliskan situasi matematis, menuliskan struktur
matematika (termasuk keteraturan, hubungan, dan pola) dimasalah; (2) mengevaluasi kebenaran solusi
matematika dalam konteksdari masalah dunia nyata. Para siswa tidak bisa mengetahui masalah dalam
memecahkan masalah matematikayang telah mereka dibangun. Tingkat kesukaran soal pada penelitian ini
adalah yang paling tinggi, siswa berprestasi tidak bisa memecahkan masalah karena mereka tidak
bisamerumuskan masalah secara matematis, sedangkan siswa dengan prestasi sedang bisamemecahkan
masalah dengan menggunakan cara mereka sendiri yang disebut "insting" menggunakan "trial and error",
dan "Menggunakan logika sendiri", sedangkan siswa dengan prestasi rendah tidak bisa memecahkan
duamasalah karena mereka tidak dapat menemukan rumus yang tepat untuk memecahkanmasalah, dan
pada masalah tersebut diperlukan logika tinggi.