1. Feature Artical
1
PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN
SCIENTIFIC PADA MATERI APLIKASI LUAS PERSEGI
DAN PERSEGI PANJANG
Dia Marsella, Leni Maimuna, Septy Cartika Sari
Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan pendekatan
scientific terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada materi aplikasi
luas persegi dan persegi panjang. Jenis penelitian adalah penelitian pre eksperimen dengan
pendekatan one group pretest-posttest. Sampel penelitian yaitu 38 siswa kelas VI dari
salah satu SMP Negeri di Palembang tahun ajaran 2015/2016. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kemampuan pemecahan masalah matematis siswa
pada materi aplikasi luas persegi dan persegi panjang menggunakan pendekatan scientific.
Hal ini terlihat dari hasil perhitungan secara kuantitatif antara x2 hitung dan x2 tabel
mengalami peningkatan. Nilai x2 hitung dan x2 tabel secara berturut-turut adalah 59,36 dan
53,38.
Kata kunci: pendekatan scientific, pemecahan masalah, aplikasi luas persegi.
Abstract
This study aimed to determine whether the scientific approach has the effect of
improving students Mathematical Problem Solving Skill on Application area of rectangle
and square. Type of this study used is a pre-experimental which consists of only one class
of experimental research design with one group pretest-posttest. The sample of this study
was 38 students from seventh grade junior high school in Palembang Academic Year
2015/2016. The results showed that the scientific approach is able to improve student
Mathematical Problem Solving Skill on Application area of rectangle and square. It is
proven by the value of x2 count more than x2 table. The value of x2 count and x2 table were
59,36 and 53,38.
Key words : scientific approach, mathematical problem solving, application area of
rectangle and square
2. Feature Artical
2
PENDAHULUAN
Kurikulum merupakan salah satu bagian dari pendidikan. Menurut Kemendikbud
(2012, hal. 18) pada tahun ajaran 2013/2014 pelaksanaan pendidikan menggunakan
kurikulum 2013. Pelaksanaan kurikulum tersebut sangat berkaitan dengan setiap mata
pelajaran yang ada di sekolah. Salah satu mata pelajaran yang terdapat pada kurikulum
2013 untuk jenjang sekolah menengah pertama (SMP) adalah matematika (Kemendikbud,
2012, hal. 15). Menurut Permendiknas RI No. 22 Tahun 2006 salah satu tujuan mata
pelajaran matematika yaitu memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika, menyelesaikan dan menafsirkan solusi yang
diperoleh (Rahardjo & Astuti, 2011, hal. 1).
Pembelajaran yang mengarahkan pada tujuan mata pelajaran matematika diatas
sangat berkaitan dengan materi pelajaran. Materi segiempat merupakan salah satu materi
yang sulit bagi siswa. Menurut Yezita (2012, hal. 54) untuk materi segiempat dalam
menghitung luas bangun datar segiempat serta penggunaanya dalam pemecahan masalah
merupakan materi yang masih sulit dipahami siswa. Hal ini juga didukung oleh penelitian
Setiyawati (2011, hal. 2) yang menyimpulkan masih banyak terdapat kesalahan siswa
dalam menyelesaikan soal-soal cerita pokok bahasan segiempat yaitu pemecahan masalah
yang berkaitan dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari sehingga nilai yang
diperoleh siswa tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Dimana besar
KKM suatu sekolah ditentukan oleh masing-masing sekolah. Untuk SMP Negeri 14
Palembang tempat peneliti melakukan penelitian nilai KKM-nya yaitu 76.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Abdullah (2014, hal. 191) dalam
pembelajaran bangun datar khususnya persegi panjang, biasanya guru langsung
memperkenalkan rumus luas persegi panjang, tidak memperkenalkan konsep-konsep
persegi panjang terlebih dahulu. Bahkan dalam memperkenalkan rumus juga tidak
menjelaskan konsep rumus luas persegi panjang tersebut, sehingga pengetahuan siswa
hanya sebatas pemahaman rumus saja. Selain itu, siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran umumnya tidak bersemangat, cenderung pasif, ada pula yang mengganggu
temannya dan bermain-main. Hal ini dikarenakan guru tidak melibatkan siswa dalam
menentukan rumus luas persegi panjang, sehingga siswa kurang memahami bagaimana
cara menentukan konsep rumus luas persegi panjang.
Menurut Effendi (2012, hal. 3) kenyataan dilapangan pembelajaran matematika
masih cenderung berfokus pada buku teks, sering dijumpai guru matematika pada
3. Feature Artical
3
kebiasaan mengajarnya dengan menggunakan langkah-langkah pembelajaran seperti
menyajikan materi pembelajaran, memberikan contoh-contoh soal dan meminta siswa
mengerjakan soal-soal latihan yang terdapat dalam buku teks yang mereka gunakan dalam
mengajar dan kemudian membahasnya bersama siswa
Berdasarkan paparan diatas, upaya guru dalam proses pembelajaran yang baik dan
bermakna merupakan bagian penting dari keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan mata
pelajaran matematika. Oleh karena itu, perlu pendekatan pembelajaran yang dapat
mengkonstruksi pemikiran siswa, sehingga menemukan konsep matematika tersebut.
Salah satu pendekatan yang dipandang sebagai solusi dari permasalahan di atas adalah
pendekatan scientific.
Pendekatan scientific merupakan perpaduan antara proses pembelajaran yang
semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati,
menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan (Kemendikbud, 2013). Meskipun
ada yang mengembangkan lagi menjadi mengamati, menanya, mengumpulkan data,
mengolah data, mengkomunikasikan, menginovasi dan mencipta. Namun, tujuan dari
beberapa proses pembelajaran yang harus ada dalam pembelajaran scientific yaitu
menekankan bahwa belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan
sekolah dan masyarakat. Menurut (Panhuizen, 2005: 35) guru membimbing siswa melalui
diskusi dan kegiatan belajar serta konsep pembelajaran matematika sebagai pembangun
pemahaman intuitif siswa, memberikan siswa masalah yang bermakna dari tindakan
informal menuju pemahaman simbol matematika yang lebih formal. Berdasarkan hal di
atas bahwa guru bertindak sebagai scaffolding ketika siswa mengalami kesulitan karena
guru bukan satu–satunya sumber belajar dan pendekatan scientific dapat mengarahkan
siswa dari informal ke pemahaman formal matematika siswa.
Peneliti yang sudah pernah mengembangkan pendekatan scientific yaitu Atsan dan
Gazali (2013). Hasil penelitian ini diperoleh bahwa pendekatan scientific dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa SMP sebesar 50% -
70% (Atsan & Gazali, 2013, hal. 431). Hal ini dikarenakan langkah–langkah pendekatan
scientific yang terdiri dari mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan
mengkomunikasikan dapat mengkondisikan siswa untuk selalu berusaha dalam
memecahkan masalah matematika (Kemendikbud, 2013). Oleh karena itu, dengan
menggunakan pendekatan scientific dalam proses pembelajaran diharapkan dapat
mewujudkan tujuan mata pelajaran matematika.
4. Feature Artical
4
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan pendekatan scientific
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada materi aplikasi luas
persegi dan persegi panjang.
METODE
Sampel penelitian ditentukan melalui teknik simple random sampling, yaitu memilih
satu kelas secara acak sehingga siswa kelas VII.10 SMP Negeri 14 Palembang tahun
ajaran 2015/2016 terpilih sebagai subjek penelitian yang terdiri dari 38 siswa.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitiaan pre eksperimental dengan
pendekatan one group pretest-posttest. Pada penelitian ini terdapat pretest yaitu tes awal
sebelum diberi perlakuan, setelah itu diberi posttest yaitu tes akhir untuk membandingkan
dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Perlakuan atau treatment yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pendekatan scientific. Teknik analisis data dalam penelitian ini
terlebih dulu dilakukan uji normalitas untuk mengetahui apakah data yang diperoleh
berdistribusi normal atau tidak. Kemudian selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan dengan memberikan pretest yang dilaksanakan pada Sabtu
tanggal 10 Oktober 2015 terhadap siswa kelas VII.10 SMP Negeri 14 Palembang tahun
ajaran 2015/2016 dengan jumlah 38 siswa.
Penelitian ini juga dilakukan dengan memberikan treatment yang dilaksanakan
pada tanggal 13, 17 dan 19 Oktober 2015. Pada saat dilakukan treatment dengan
pendekatan scientific, siswa secara berkelompok diarahkan dan dibimbing oleh guru untuk
mengamati permasalahan dalam LKS yang diberikan, hal ini sesuai dengan langkah
pendekatan scientific yaitu mengamati. Siswa bertanya tentang apa yang tidak diketahui
dan siswa lain yang menanggapi, dalam langkah ini ada salah satu siswa bertanya:
Siswa: “Bu, kalau kita mengukur ubin menggunakan mistar, maka menggunakan
ukuran cm atau inci ?”
Siswa lain menanggapi : “kita menggunakan cm”.
Guru : “Iya, benar menggunakan cm”. (guru membenarkan jawaban siswa
tersebut).
Langkah selanjutnya yaitu siswa berdiskusi dalam kelompok untuk dapat
menyelesaikan permasalahan yang diberikan menggunakan pengetahuan yang telah ia
5. Feature Artical
5
miliki sebelumnya, hal ini sesuai dengan langkah pendekatan scientific yaitu
mengumpulkan informasi. Siswa juga mengukur ubin, menghitung panjang ubin dan lebar
ubin ruang kelas dalam kegiatan mengumpulkan informasi yang dibutuhkan dalam
kegiatan pembelajaran. Kemudian siswa menganalisis permasalahan dalam LKS untuk
menyelesaikannya dengan memanfaatkan pengetahuan yang telah diperoleh, hal ini sesuai
dengan langkah pendekatan scientific yaitu mengasosiasi/mengolah informasi.
Selanjutnya siswa mempresentasikan hasil diskusi, hal ini sesuai dengan langkah
pendekatan scientific yaitu mengkomunikasikan. Guru juga meminta kelompok lain untuk
menanggapi atau bertanya apabila kurang jelas mengenai hasil presentasi dari kelompok
tersebut dan guru memberikan penguatan dan tanggapan terhadap siswa yang menanggapi
atau menjawab pertanyaan dari kelompok tersebut.
Hasil dari presentasi dari kelompok 2 untuk soal nomor 1 sampai nomor 5 dapat
dilihat pada gambar 1 di bawah ini.
Gambar 1. Hasil Presentasi Kelompok 2
Deskripsi hasil presentasi atau mengkomunikasikan antar siswa dan guru terhadap
jawaban kelompok 2 dari LKS sebagai berikut:
Pertanyaannya:
1. Amati ruang kelas kalian, apakah lantainya dipasangi ubin? Jika iya, berapakah
ukuran ubinnya dan apakah bentuk ubinnya
Kelompok yang presentasi menjawab:
“iya, ukurannya 40cm, dan bentuknya persegi”.
6. Feature Artical
6
Tanggapan dari siswa yang mewakili kelompoknya:
“ukurannya 40cmx40cm dan karena ukurannya sama berarti bentuknya persegi”.
Guru memberi penguatan tentang jawaban siswa:
“iya benar karena ukurannya sama bearti bentuknya persegi”.
5. Apakah bentuk lantai ruang kelas kalian dan berikan alasannya?
Kelompok yang presentasi menjawab:
“Bentuknya persegi panjang karena panjangnya 22cm dan lebarnya 17cm”.
Tanggapan dari siswa yang mewakili kelompoknya:
“Panjangnya bukan 22 cm tetapi 22 ubin dan lebarnya bukan 17 cm tetapi 17 ubin”.
Guru memberikan penguatan atas jawaban siswa:
“iya benar yang kita pakai untuk menghitung panjang dan lebar kelas berdasarkan
perhitungan banyak ubin”.
Berdasarkan deskripsi hasil presentasi atau mengkomunikasikan antar siswa dan guru
terhadap jawaban kelompok 2 dari LKS diatas adalah dengan adanya komunikasi dan
interaksi yang terjadi antarsiswa maupun dengan gurunya lebih membuat siswa berperan
lebih aktif dalam pembelajaran. Selain itu juga, dari hasil presentasi dari kelompok 2 dan
tanggapan dari kelompok lainnya, hal ini berarti siswa sudah cukup mengerti dan paham
dengan ukuran ubin seperti pada pertanyaan soal nomor 1 dan mengerti alasan dari
pertanyaan nomor 5. Presentasi dari kelompok 2 tersebut dapat dilihat pada gambar 2 di
bawah ini.
Gambar 2. Presentasi Kelompok 2
7. Feature Artical
7
Hasil dari presentasi dari kelompok 3 untuk soal nomor 6 sampai nomor 8 dapat
dilihat pada gambar 3 di bawah ini.
Gambar 3. Hasil Presentasi Kelompok 3
Deskripsi hasil presentasi atau mengkomunikasikan antarsiswa dan guru terhadap
jawaban kelompok 3 dari LKS sebagai berikut:
Pertanyaan:
8. Pak Sule akan memasang ubin di kamar anaknya Andre. Kamar Andre memiliki
panjang 6 m dan lebar 3 m. Ubin yang akan dipasang di kamar Andre berbentuk
persegi dengan ukuran sisinya 30 cm. Tentukan banyak ubin yang dibutuhkan pak Sule
untuk dipasang di kamar Andre ?
Jawaban dari kelompok 3:
“Banyak ubin =
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑟𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑢𝑏𝑖𝑛
=
6𝑚𝑥3𝑚
30𝑥30
=
18𝑚
900
=
1800𝑚
900
= 2𝑢𝑏𝑖𝑛”.
Ada kelompok lain yang menanggapi:
“Tidak mungkin kamar tersebut hanya memerlukan 2 ubin , dan memperbaiki
jawabannya menjadi:
Banyak ubin =
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑟𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑢𝑏𝑖𝑛
=
6𝑚𝑥3𝑚
30𝑥30
=
18𝑚
900𝑐𝑚
=
180 .000𝑐𝑚
900𝑐𝑚
= 200𝑢𝑏𝑖𝑛”.
Guru memberikan penguatan atas jawaban siswa:
“Iya benar ukuran panjang dan lebar kamarnya diubah dulu menjadi cm”.
Berdasarkan deskripsi hasil presentasi atau mengkomunikasikan antar siswa dan guru
terhadap jawaban kelompok 3 dari LKS diatas adalah dengan adanya komunikasi dan
8. Feature Artical
8
interaksi yang terjadi antar siswa maupun dengan gurunya lebih membuat siswa berperan
lebih aktif dalam pembelajaran. Selain itu juga, dari hasil presentasi dari kelompok 3 dan
tanggapan dari kelompok lainnya, hal ini berarti siswa sudah cukup mengerti dan paham
pertanyaan dari soal nomor 8 yaitu siswa sudah dapat menganalisis dan menalar sendiri
tentang banyaknya ubin dalam kamar Andre tersebut, setelah itu siswa itu menyadari
kesalahannya dan memperbaikinya. Presentasi dan perbaikan jawaban dari kelompok 3
tersebut dapat dilihat pada gambar 4 di bawah ini.
Gambar 4. Presentasi dan Perbaikan Kelompok 3
Setelah diberikan teatment dengan pendekatan scientific, siswa mengerjakan
latihan soal tentang pemahaman luas persegi dan persegi panjang. Kemudian diadakan
penilaian proses dengan mengerjakan soal-soal latihan tersebut. Siswa juga mengerjakan
posttest.
Berdasarkan hasil perhitungan secara kuantitatif yaitu x2 hitung sebesar 59,36 dan
x2 tabel sebesar 53,38. Oleh karena itu, x2 hitung > x2 tabel maka dinyatakan H0 ditolak
berarti H1 diterima, sehingga terdapat pengaruh pendekatan scientific terhadap
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada materi aplikasi luas persegi dan
persegi panjang.
Berdasarkan hasil postest yang diperoleh juga, dapat diinterpretasikan bahwa
penelitian ini dilaksanakan dengan sampel yang banyak yaitu dalam satu kelas terdapat 38
siswa dan waktu latihan soal hanya satu kali pertemuan. Sehingga berdasarkan
perhitungan yang telah didapatkan bahwa treatment yang kami berikan dapat
mempengaruhi nilai siswa tetapi masih banyak nilai siswa yang belum mencapai KKM.
9. Feature Artical
9
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada materi aplikasi luas persegi dan
persegi panjang menggunakan pendekatan scientific. Akan tetapi, pengaruh kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa tidak berbeda signifikan antara kemampuan awal
dan kemampuan akhir siswa. Hal ini dikarenakan sampel terlalu banyak dan kurangnya
waktu latihan soal.
Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa rekomendasi berhubungan dengan
penelitian ini, antara lain:
1. Penelitian ini hanya terbatas pada materi aplikasi luas persegi dan persegi panjang.
Diharapkan pada peneliti lainnya untuk mengembangkan pendekatan scientific pada
materi-materi pelajaran lainnya.
2. Sampel penelitian yang diambil hanya satu kelas sehingga hasil penelitian ini belum
tentu sesuai dengan sekolah atau daerah lain yang memiliki karakteristik dan psikologi
siswa yang berbeda. Diharapkan kepada peneliti lainnya agar bisa menggunakan
sampel yang lebih besar, dengan tujuan memperkecil kesalahan dan mendapatkan
generalisasi yang lebih akurat.
BIODATA PENULIS
Dia Marsella, lahir di Muara Enim pada 26 Agustus 1992. Alamat email
dia_marsella@yahoo.co.id. Septy Cartika Sari, lahir di Sekayu pada 16 September 1992.
Alamat email septy_sari@rocketmail.com. Leni Maimuna, lahir di Mangun Jaya pada 10
Juni 1983. Alamat email udol@rocketmail.com. Mereka sekarang tercatat sebagai
mahasiswa Magister Pendidikan Matematika di Universitas Sriwijaya.
DAFTAR RUJUKAN
Abdullah, I., Murdiana, I. N., & Ismaimuza, D. (2014). Peningkatan hasil belajar siswa
tentang konsep keliling dan luas persegi panjang melalui pendekatan pembelajaran
matematika realistik di kelas III SDN Luksagu. Jurnal Kreatif Tadulako (Online),
2(2), 191-204. Diakses dari http://download.portalgaruda.org/article.php
Atsnan, M. F., & Gazali, R. M. (2013). Penerapan pendekatan scientific dalam
pembelajaran matematika SMP kelas VII materi bilangan (pecahan). Dalam N.
Hadi, (Ed.), Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika
10. Feature Artical
10
FMIPA UNY (hal. 429-436). Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Yogyakarta. Diakses dari
http://eprints.uny.ac.id/10777/1/P%20-%2054.pdf.
Effendi, L. A. (2012). Pembelajaran matematika dengan metode penemuan terbimbing
untuk meningkatkan kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis
siswa SMP. Jurnal Penelitian Pendidikan, 13(2), 1-10. Diakses dari
http://undana.ac.id/jsmallfib_top/.
Kementerian Pendidikan dan Budaya. (2012). Dokumen kurikulum 2013. Diakses dari
https://docs.google.com/file/d/.
Kementerian Pendidikan dan Budaya. (2013). Pendekatan scientific (ilmiah) dalam
pembelajaran. Jakarta: Pusbangprodik.
Panhuizen, M, V, D, H. (2005). Can scientific research answer the ‘what’ question of
mathematics education?. Cambridge Journal of Education, 35(1), 35-53. Diakses
dari http://www.fi.uu.nl/publicaties/literatuur/6593.pdf.
Rahardjo, M., & Astuti, W. (2011). Pembelajaran soal cerita operasi hitung campuran di
SD. Yogyakarta: Kemendiknas dan PPPPTK. Diakses dari
http://p4tkmatematika.org/.
Setiyawati, I. (2011). Identifikasi kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita materi
pelajaran segitiga dan segiempat siswa kelas VII SMP N 5 Depok Sleman
Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011 (Tidak diterbitkan Skripsi), Universitas
Negeri Yogyakarta, Yogyakarta. Diakses dari
http://www.google.co.id/url?url=http://eprints.uny.ac.id/.
Yezita, E. (2012). Mengkonstruksi pengetahuan siswa pada materi segitiga dan segiempat
menggunakan bahan ajar interaktif matematika berbasis konstruktivisme. Jurnal
Pendidikan Matematika, 1(1), 54-59. Diakses dari
http://www.google.co.id/url?url=http://ejournal.unp.ac.id/